75829764 laporan pendahuluan klien dengan anemia

29
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001) Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm 3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997) 2. Klasifikasi Anemia Secara patofisiologi anemia terdiri dari : a. Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik. b. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik. Secara umum anemia dikelompokan menjadi : a. Anemia Mikrositik Hipokrom Anemia Defisiensi Besi Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini

Upload: aan-pohan

Post on 09-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit

lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan

Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif

Mansjoer,dkk. 2001)

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin

dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red

cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997)

2. Klasifikasi Anemia

Secara patofisiologi anemia terdiri dari :

a. Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik.

b. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik.

Secara umum anemia dikelompokan menjadi :

a. Anemia Mikrositik Hipokrom

Anemia Defisiensi Besi

Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe

sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe

dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35

mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan

kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang

(ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak

disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat pula disebabkan karena :

Diet yang tidak mencukupi

Absorpsi yang menurun

Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui

Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah

Hemoglobinuria

Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

Page 2: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Anemia Penyakit Kronik

Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with

reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan

berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (abses, empiema, dll).

b. Anemia Makrositik

Anemia Pernisiosa / Defisiensi Vitamin B12

Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with

reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan

berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (abses, empiema, dll).

Defisiansi Asam Folat

Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan

absorpsi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh

saluran cerna. Asam folat terdapat dalam daging, susu, dan daun – daun

yang hijau.

c. Anemia Karena Perdarahan

Perdarahan akut

Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan

penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.

Perdarahan kronik

Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui

pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi,

perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.

d. Anemia Hemolitik

Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120

hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena

kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun,

infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien ikterus dan

splenomegali.

e. Anemia Aplastik

Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel

darah. Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin,

dll.

Page 3: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

3. Epidemiologi

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok penderita anemia. Angka

anemia ibu hamil tetap saja masih tinggi meskipun sudah dilakukan pemeriksaan

kehamilan dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan

2001, anemia pada ibu hamil sempat mengalami penurunan dari 50,9% menjadi

40,1% (Amiruddin, 2007).

Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan

penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan.

Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa cakupan

pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008),

namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03%

(tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008) (Depkes, 2008).

4. Etiologi

Penyebab umum dari anemia disebabkan oleh perdarahan hebat antara

lain sebagai berikut. Akut (mendadak), kecelakaan pembedahan, persalinan, pecah

pembuluh darah, kronik (menahun), perdarahan hidung, wasir (homoroid), ulkus

peptikum, kanker atau polip di saluran pencernaan, tumor ginjal atau kandung

kemih, dan perdarahan menstruasi yang sangat banyak. Berkurangnya

pembentukan sel darah merah bisa juga disebabkan karena kekurangan nutrisi

seperti zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan

vitamin C (Barbara C. Long, 1996). Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses

paru, bronkiektasis, empiema, dll.

Selain itu, Meningkatnya penghancuran sel darah merah antara lain pembesaran

limpa, kerusakan mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap sel

darah merah, hemoglobinuria nokturnal paroksismal, sferositosis herediter,

elliptositosis herediter, kekurangan G6PD, penyakit sel sabit, penyakit

hemoglobin C, penyakit hemoglobin S-C, penyakit hemoglobin E dan Thalasemia.

5. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang

atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum

Page 4: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau

kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang

melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,

masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel

darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang

menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik

atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil

samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk

dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera

direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1

mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya

kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah

membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang,

maka asupan oksigen   pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-

organ penting (Sjaifoellah, 1998). Penurunan aktivitas organ dapat terjadi dan bisa

menimbulkan gangguan dalam pemenuhan nutrisi. Dapat juga menimbulkan

gangguan dalam eleminasi defekasi karena penurunan motilitas traktus

gastrointestinal. Dalam kondisi tersebut dapat menyebabkan kelemahan umum,

kelelahan dan intoleransi terhadap aktifitas. Hb yang berfungsi sebagai proteksi

sekunder tubuh jika menurun dapat meningkatkan risiko mudahnya terjangkit

infeksi. Jika saturasi O2 yang ada dalam tubuh < 40% tubuh akan mengkonpensasi

dengan meningkatkan pernapasan sehingga memungkinkan timbulnya

Hiperventilasi.

6. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain :

pucat, lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara

C. Long, 1996). Takipnea (saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada

anemia defisiensi Fe). Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai pada pasien

anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001).

Adapun manifestasi khusus pada anemia :

Page 5: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis,

ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.

b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10

gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi,

murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain atau

aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah,

pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir,

farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar

bising sistolik yang fungsional. Perubahan kulit dan mukosa yang progresif

seperti lidah yang halus dan keilosis (pada defisiensi Fe). Terjadi kelainan

neurologis, biasanya dimulai dengan parestesia, lalu gangguan keseimbangan,

dan pada kasus yang berat terjadi perubahan fungsi cerebral, demensia, dan

perubahan neuropsikiatrik lainnya (pada defisiensi vitamin B12 dan asam

folat).

c. Anemia pada penyakit kronik : berkurangnya

sideroblas dalam sumsum tulang, sedangkan deposit besi dalam system

retikuloendotelial (RES) normal atau bertambah.

7. Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,

penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu,

atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,

karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,

jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan

berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga

mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).

8. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan rektal - seorang dokter dapat melakukan pemeriksaan rektum

untuk menentukan apakah sesuatu di saluran pencernaan dapat menyebabkan

perdarahan. Ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan semacam ini. Jika

kelainan yang terdeteksi Dokter maka akan dokter umum akan merujuk pasien

ke spesialis (pencernaan).

Page 6: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Pemeriksaan panggul - Jika menstruasi berat dapat menyebabkan anemia ia

dapat melaksanakan pemeriksaan panggul. Jika pasien tidak menanggapi

pengobatan suplemen zat besi dan memiliki periode berat Dokter Umum bisa

merujuk ke ginekolog.

9. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

c. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )

d. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )

e. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

f. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

g. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia

aplastik )

10. Penatalaksanaan Medis / Penunjang

a. Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander

atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja.

b. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari.

Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.

c. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan

infeksi sekunder, makanan dan istirahat.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Page 7: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

A. Pengkajian

Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;

penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan

untuk tidur dan istirahat lebih banyak.

Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,

menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot,

dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur

lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.

2) Sirkulasi

Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,

menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat

endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi

melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST

dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur

sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa

(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam,

pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik,

AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).

Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi

kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).

Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

3) Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya

penolakan transfusi darah.

Tanda : depresi.

4) Eleminasi

Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).

Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan

haluaran urine.

Page 8: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Tanda : distensi abdomen.

5) Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan

produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada

faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.

Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat,

tanah liat, dan sebagainya (DB).

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin

B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak

kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir :

selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).

6) Neurosensori

Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan

berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.

Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;

klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.

Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak

mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik,

AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi,

ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

7) Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8) Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9) Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia. Riwayat terpajan pada

radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker.

Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan

penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.

Ptekie dan ekimosis (aplastik).

10) Seksualitas

Page 9: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB).

Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.

Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan prioritas :

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan

peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan.

2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan

konsentrasi Hb darah ditandai dengan perubahan karaksteristik kulit (rambut,

kuku, kelembaban), akral dingin, sianosis perifer.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan

karena factor biologi ditandai dengan berat badan di bawah ideal lebih dari

20%, melaporkan intake makanan yang kurang dari kebutuhan tubuh, mudah

merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan.

4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal

ditandai dengan penurunan frekuensi defekasi, perubahan karakteristik dan

jumlah feses, distensi abdomen.

5. Risiko Infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat (Hb

menurun).

6. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan O2 ditandai dengan laporan verbal lelelahan dan kelemahan,

responterhadap aktivitas menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal

C. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Diagnosa : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai

dengan peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola

napas efektif dengan criteria hasil :

a. Menunjukkan status pernapasan : Ventilasi tidak terganggu, ditandai dengan

indicator gangguan sebagai berikut ( dengan ketentuan 1-5 : ekstrem, kuat,

sedang, ringan, tidak)

Kedalaman inspirasi

Page 10: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Ekspansi dada simetris

Tidak ada penggunaan otot bantu

Napas pendek tidak ada

b. Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal

c. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal untuk pasien

Intervensi

a. Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi

Rasional : evaluasi awal dalam menentukan intervensi selanjutnya

b. Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu

pernapasan

Rasional : evaluasi awal dalam menentukan intervensi selanjutna

c. Catat perubahan pada SaO2, dan nilai gas darah arteri dengan tepat.

Rasional : penurunan SaO2 yang berlanjut dapat meningkatkan hiperventilasi

d. Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress pernapasan

Rasional : napas dalam membantu mengatur pola napas dan keefektifan

pernapasan klien

e. Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan. Head up atau

semifowler.

Rasional : Head up atau semifowler dapat membantu dalam pernapasan yang

lebih baik

2. Diagnosa :Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan

konsentrasi Hb darah ditandai dengan perubahan karaksteristik kulit (rambut,

kuku, kelembaban), akral dingin, sianosis perifer.

Tujuan : Stelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan

perfusi jaringan perifer optimal dengan criteria hasil :

a. Nadi perifer teraba kuat

b. Warna kulit dalam batas normal

c. Capillary refill ≤ 2 detik

d. Tingkat sensasi kulit normal

e. Temperatur ekstremitas hangat

Intervensi

a. Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komprehensif (cek nadi perifer,

edema, capillary refill, warna dan temperatur ekstremitas)

Page 11: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Rasional : Evaluasi awal, mengetahui fungsi perfusi perifer klien dan

menentukan intervensi selanjutnya

b. Evaluasi nadi perifer

Rasional : nadi perifer dapat melemah atau hilang sama sekali karena

penurunan jumlah sel darah untuk perfusi ke perifer.

c. Turunkan ekstremitas untuk meningkatkan sirkulasi arterial

Rasional : posisi tubuh yang sejajar memperlancar jalannya sirkulasi darah

karena kesejajaran dengan letak jantung.

d. Pertahankan hidrasi yg adekuat untuk menjaga kekentalan darah

Rasional : darah yang kental akibat hidrasi yang tidak adekuat memperlambat

laju sirkulasi dan perfusi jaringan

Manajemen Syok

e. Anjurkan klien bed rest dan batasi aktivitas

Rasional :aktivitas yang banyak memerlukan O2 yang banyak sehingga dapat

memperburuk kondisi klien karena ketidak mampuan tubuh dalam menyuplai

O2 yang dibutuhkan

f. Catat adanya takikardi, penurunan BP, penurunan capillary refill, dan

diaporesis

Rasional : merupakan gejala awal kemungkinan terjadinya syok yang dapat

memperburuk kondisi klien

g. Monitor status cairan meliputi intake dan output

Rasional : status cairan membantu dalam hidrasi tubuh yang adekuat

h. Pertahankan kepatenan akses IV

Rasional : membantu dalam meningkatkan status cairan dan hidrasi

i. Monitor hal-hal yang berhubungan dengan penghantaran oksigen ke jaringan

Rasional : Evaluasi awal dalam menentukan respon klien terhadap intervensi

yang telah diberikan dan menentukan dalam penetapan intervensi selanjutnya

3. Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan

karena factor biologi ditandai dengan berat badan di bawah ideal lebih dari 20%,

melaporkan intake makanan yang kurang dari kebutuhan tubuh, mudah merasa

kenyang sesaat setelah mengunyah makanan.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

status nutrisi membaik dengan criteria hasil :

Page 12: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

a. Intake nutrisi adekuat

b. Indeks massa tubuh dalam batas normal

c. Makanan habis 1 porsi

d. Klien mengatakan memiliki cukup energi untuk beraktivitas

Intervensi

a. Tanyakan apakah klien memiliki alergi makanan

Rasional : menghindari factor penyebab alergi yang dapat memperburuk

kondisi klien

b. Anjurkan meningkatkan intake makanan yang mengandung zat besi

Rasional : zat besi berfungsi dalam pembentukan sel-sel darah

c. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake protein dan vitamin C

Rasional : membantu dalam meningkatkan energy dan sel darah tubuh

d. Tanyakan makanan kesukaan klien

Rasional : sebagai pemancing nafsu makan

e. Berikan snack di sela-sela waktu makan

Rasional : Membantu meningkatkan status nutrisi

f. Sediakan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara

memenuhinya

Rasional : meningkatkan pengetahuan klien dalam memenuhi kebutuhan

nutrisi yang diperlukannya

g. Atur diet yang berhubungan dengan gaya hidup klien

Rasional : gaya hidup mempengaruhi makanan yang dapat dimakan klien,

penyesuaian terhadap gaya hidup dapat membantu merangsang keinginan

untuk makan

h. Timbang BB klien secara periodic

Rasional : evaluasi awal, respon klien terhadap intervensi yang telah

diberikan dan menentukan intervensi selanjutnya

i. Ajarkan klien tentang makanan yang aman untuk kesehatan dan cara menjaga

keamanan makanan

Rasioanal : makanan yang tepat dapat membantu pemenuhan nutrisi klien

j. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien

yg dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

Rasional : ahli gizi bertugas dalam meningkatkan status gizi klien, dan

mengenal gizi yang diperlukan klien

Page 13: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

4. Diagnosa : Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus

gastrointestinal ditandai dengan penurunan frekuensi defekasi, perubahan

karakteristik dan jumlah feses, distensi abdomen.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

kemampuan saluran gastrointestinal untuk membentuk dan mengeluarkan feses

efektif dengan criteria hasil :

a. Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan

b. Feses lembut dan berbentuk

c. Mengeluarkan feses tanpa bantuan

d. Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan

Intervensi

a. Identifikasi factor (misalnya pengobatan, tirah baring, dan diet) yang dapat

berkontribusi terhadap konstipasi

Rasional : agar dapat menghindari factor yang dapat memperparah konstipasi

dan mempercepat kesembuhan

b. Ajarkan kepada klien tentang efek diet (misalnya cairan dan serat) pada

eliminasi

Rasional : diet yang tepat dapat memudahkan tubuh dalam mencerna

makanan dan menurunkan timbulnya konstipasi

c. Tekankan penghindaran mengejan selama defekasi untuk mencegah

perubahan pada tanda vital, sakit kepala atau perdarahan.

Rasional : sakit kepala dapat menurunkan konsentrasi saat defekasi.

Perdarahan dapat memperberat anemia yang akan berdampak pada semakin

motilitasnya otot-otot pencernaan

d. Berikan privasi dan keamanan untuk klien selama eleminasi defekasi

Rasional : gangguan dari lingkungan dapat memecah konsentrasi saat

defekasi dan menimbulkan keengganan untuk defekasi

e. Kolaborasi dalam pemberian diet tinggi serat, pelembut feses, enema dan

laksatif

Rasional : membantu dalam memperlancar defekasi

5. Diagnosa : Risiko Infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak

adekuat (Hb menurun).

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

infeksi tidak terjadi dengan criteria hasil :

Page 14: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

a. Terbebas dari tanda atau gejala infeksi

b. Klien menunjukkan higien pribadi yang adekuat

c. Klien mampu menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan

d. Klien mampu menggambarkan factor yang menunjang penularan infeksi

e. Klien mengetahui tanda dan gejala infeksi

Intervensi

a. Pantau tanda dan gejala infeksi

Rasional : evaluasi awal, menentukan intervensi selanjutnya

b. Kaji factor yang meningkatkan serangan infeksi (usia lanjut, tanggap imun

rendah, malnutrisi)

Rasional : menghindari pajanan terhadap factor factor yang dapat

meningkatkan serangan infeksi

c. Instruksikan untuk menjaga hygiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap

infeksi

Rasional : hygiene yang adekuat dapat meningkatkan proteksi primer tubuh

terhadap serangan infeksi

d. Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar

Rasional : menurunkan resiko terkena infeksi

e. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan

meningalkan ruangan pasien

Rasional : menurunkan terjadinya penyebaran infeksi nosokomial

f. Ajarkan kepada klien dan keluarga klien tanda dan gejala infeksi dan kapan

harus melaporkannya ke pusat kesehatan

Rasional : meningkatkan pengetahuan klien tentang infeksi sehingga dapat

menanggulanginya lebih dini

6. Diagnosa : Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan O2 ditandai dengan laporan verbal lelelahan dan kelemahan,

responterhadap aktivitas menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

klien akan toleran terhadap aktivitas dengan criteria hasil :

a. Dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan

b. Saturasi oksigen dalam batas normal dalam berespon terhadap aktivitas

c. TTV dalam batas normal berespon terhadap aktivitas

Page 15: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Intervensi

a. Tentukan keterbatasan fisik klien

Rasioanal : evaluasi awal, menentukan intervensi selanjutnya

b. Anjurkan klien mengungkapkan perasaan tentang keterbatasan tersebut

Rasional : mengetahui kemampuan klien terhadap aktifitas dapat membantu

dalam menentukan intervensi yang diperlukan

c. Monitor intake nutrisi untuk memastikan sumber energi yang adekuat

Rasional : intake nutrisi yang adekuat dapat membantu memenuhi energy yang

diperlukan klien dalam melakukan aktivitas

d. Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas

Rasional : perubahan respon kardiorespirasi dapat terjadi terhadap aktivitas

yang memberatkan tubuh. Aktivitas yang terlalu menim juga dapat

mempengaruhi respon kardiorespirasi

e. Monitor dan catat pola tidur dan jumlah jam tidur klien

Rasional : istirahat tidur yang cukup berfungsi dalam menyimpan energy dan

menyegarkan tubuh.

f. Batasi stimulus lingkungan misal: cahaya dan keributan untuk meningkatkan

relaksasi

Rasional :Relaksasi dapat membantu meningkatkan energy dibanding

pengeluaran energy yang terjadi akibat adanya stressor

g. Batasi jumlah pengunjung, jika memungkinkan

Rasional : mengoptimalkan waktu istirahat klien dalam menyegarkan tubuh

h. Tingkatkan bedrest atau pembatasan aktivitas

Rasional : membantu dalam penyimpanan energy untuk pemulihan klien

i. Atur jadwal beraktivitas dan istirahat

Rasional : keseimbangan antara aktivitas dan istirahat membantu dalam

mempercepat proses kesembuhan klien

j. Ajarkan klien untuk mengenali tanda dan gejala fatigue yang memerlukan

pengurangan aktivitas

Rasional : meningkatkan pengetahuan klien dalam mengenal dan

menanggulangi kelelahan secara mandiri

D. Evaluasi

Page 16: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Evaluasi dapat dilakukan dalam dua tahap. Yang pertama evaluasi dilakukan segera

setelah tindakan diberikan kepada klien, berupa respon klien terhadap intervensi yang

telah diberikan. Yang kedua evaluasi keseluruhan berdasarkan kriterian hasil yang

telah ditetapkan dan dilakukan pada waktu yang telah ditentukan pada tujuan.

Evaluasi dibuat dalam bentuk SOAP (Subjective, Objective, Assessment, dan

Planniang).

1. Evaluasi Pola napas tidak efektif

a. Status pernapasan klien: Ventilasi tidak terganggu,

Kedalaman inspirasi dalam batas normal

Ekspansi dada simetris

Tidak ada penggunaan otot bantu

Napas pendek tidak ada

b. Kecepatan dan irama respirasi klian dalam batas normal (RR 16-20x/mnt,

eupnea)

c. Fungsi paru klien dalam batas normal.

2. Evaluasi Perfusi jaringan perifer tidak efektif

a. Nadi perifer klien teraba kuat

b. Warna kulit klien dalam batas normal

c. Capillary refill ≤ 2 detik

d. Tingkat sensasi kulit normal

e. Temperatur ekstremitas hangat

3. Evaluasi Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a. Intake nutrisi klien adekuat

b. Indeks massa tubuh klien dalam batas normal

c. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makanan

d. Klien mengatakan memiliki cukup energi untuk beraktivitas

4. Evaluasi Konstipasi

a. Pola eliminasi klien dalam rentang yang diharapkan

b. Feses klien lembut dan berbentuk

c. Klien mampu mengeluarkan feses tanpa bantuan

d. Klien melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan

5. Evaluasi Risiko Infeksi

a. Klien terbebas dari tanda atau gejala infeksi

b. Klien menunjukkan higien pribadi yang adekuat

Page 17: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

c. Klien mampu menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan

d. Klien mampu menggambarkan factor yang menunjang penularan infeksi

e. Klien mengetahui tanda dan gejala infeksi

6. Evaluasi Intoleransi aktifitas

a. Klien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan

b. Saturasi oksigen klien dalam batas normal dalam berespon terhadap aktivitas

c. TTV dalam batas normal berespon terhadap aktivitas

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: 75829764 Laporan Pendahuluan Klien Dengan Anemia

Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Harlatt, Petit. 1997. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta : EGC

Joanne McCloskey Dochterman; Gloria N. Bulecheck. 2002. Nursing Interventions

Classification (NIC), Fourth Edition. US : Mosby Elsevier

Long, Barbara C.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan).

Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung.

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aesculapius

Moorhead,Sue ; Johnson,Marion ; Mass,Meridean L. ; Swanson,Elizabeth. 2008. Nursing

Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition.US : Mosby Elsevier

NANDA. 2006. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006. Jakarta : Prima

Medika

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

NOC. Jakarta : EGC