75663738-refrat-oksigen-terapi

63
TUGAS ILMIAH TERAPI OKSIGEN Pembimbing Dr. Rizal Zainal, Sp.An Oleh : Evi Lusiana 54061001011 Indah Nur Maya Sari Daulay 04104705278 Sangeeta M. Gopalan 54071001124 1

Upload: vannyanoy

Post on 03-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 75663738-refrat-oksigen-terapi

TUGAS ILMIAH TERAPI OKSIGEN

Pembimbing

Dr. Rizal Zainal, Sp.An

Oleh :

Evi Lusiana 54061001011

Indah Nur Maya Sari Daulay 04104705278

Sangeeta M. Gopalan 54071001124

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI RSMH FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG 2011

1

Page 2: 75663738-refrat-oksigen-terapi

ABSTRAK

Terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan

parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2 (Orthobarik ), dan

meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik), tujuan dari terapi oksigen ini

adalah untuk meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga

masuk ke jaringan untuk memfasilitasi metabolisme aerob, dan

mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 %. Indikasi pemberian

terapi oksigen ini adalah pasien hipoksia, oksigenasi kurang sedangkan

paru normal, oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal, oksigenasi

cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal, pasien yang

membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi, dan pada pasien

dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah. Tekhnik

pemberian terapi oksigen ini bisa dengan sistem aliran rendah seperti,

kateter nasal, kanul nasal / kanul binasal / nasal prong, sungkup muka

sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing, dan sungkup

muka dengan kantong non rebreathing. Bisa juga dengan tekhnik aliran

tinggi seperti, sungkup muka dengan venturi / Masker Venturi (High flow

low concentration), Bag and Mask / resuscitator manual, dan Collar

trakeostomi. Pemberian terapi oksigen dapat mengakibatkan kebakaran,

iritasi saluran pernapasan, keracunan oksigen, kejang bahkan sampai

koma.

Kata kunci : terapi oksigen, tujuan, indikasi, tekhnik dan risiko

2

Page 3: 75663738-refrat-oksigen-terapi

ABSTRACT

Oxygen therapy is an action to increase the partial pressure of

oxygen at inspiration, which can be done by increasing oxygen levels

inspiration / FiO2 (Orthobarik), and increase the pressure of oxygen

(Hyperbaric), the purpose of oxygen therapy is to increase the

concentration of O2 in arterial blood so entrance to the network to

facilitate aerobic metabolism, and maintain PaO2> 60 mmHg or SaO2>

90%. Indication of oxygen therapy was patient hypoxia, oxygenation less

while the normal lung, while pulmonary oxygenation is not normal,

adequate oxygenation, normal lung, while the circulation is not normal,

patients who require high concentration oxygen delivery, and in patients

with partial pressure of carbon dioxide (PaCO2 ) Is low. Technical

administration of oxygen therapy can be with such a low flow system,

nasal catheter, nasal cannula / cannula binasal / Nasal Prong, simple face

shield, face shield with a rebreathing bag, and the lid face with non-

rebreathing bag. It could also be high flow techniques such as, face shield

with venturi / Venturi mask (High flow low concentration), Bag and Mask

/ manual resuscitator, and a tracheostomy collar. Giving oxygen therapy

may result in fire, respiratory tract irritation, oxygen poisoning, seizures

and even coma.

Keywords: oxygen therapy, objectives, indications, techniques and risks

3

Page 4: 75663738-refrat-oksigen-terapi

DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................................1

ABSTRAK..............................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................4

BAB I

Pendahuluan................................................................................................5

BAB II TERAPI OKSIGEN

Definisi......................................................................................................12

Tujuan........................................................................................................12

Indikasi......................................................................................................13

Kontra Indikasi..........................................................................................18

Alat-Alat....................................................................................................18

Syarat-Syarat .............................................................................................19

Prosedur......................................................................................................19

Keamanan...................................................................................................34

Hal Yang Harus Dilaporkan.......................................................................35

Resiko.........................................................................................................35

BAB III

Kesimpulan................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38

4

Page 5: 75663738-refrat-oksigen-terapi

BAB I

PENDAHULUAN

Anggapan bahwa oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan

bagi kehidupan manusia agaknya memang benar. Tidak makan atau tidak

minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang

hingga sampai kepada keadaan fatal, tetapi sebentar saja manusia tak

mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak hanya untuk

bernafas dan memepertahankan kehidupan, oksigen juga sangat

dibutuhkan untuk metaboloisme tubuh. Oksigen malah bisa menjadis arana

untuk mengatasi berbagai macam penyakit.1

Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph Prietsley di Bristol

Inggris tahun 1775 dan dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas

Beddoes sejak awal tahun 1800. alvan Barach tahun 1920 mengenalkan

terapi oksigen pasien hipoksemia dan terapi oksigen jangka panjang pasien

penyakit paru obstruktif kronik. Chemiack tahun 1967 melaporkan

pemberian oksigen melalui kanula hidung dengan aliran lambat pasien

hiperkapnia dan memberikan hasil yang baik tanpa retensi CO2.2

Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital

dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup

seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini iperoleh dengan cara

menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke

jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler

dan keadaan hematologis.

Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam

proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat

mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan

kompetensi sebagai dokter dalam mengenal keadaan hipoksemia dengan

segera untuk mengatasi masalah.

5

Page 6: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Sebelum membahas tentang terapi oksigen, kita seharusnya harus

mengetahui terlebih dahulu anatomi dan fisiologi sistem pernapasan.

A. Anatomi Sistem Respirasi

- Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:

1. Saluran Nafas Bagian Atas

a. Hidung

Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama.

Ketika proses pernafasan berlangsung, udara yang

diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses

yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.

Hidung terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut:

b. Faring

Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak

sampai

persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang

rawan krikoid.

- Nasofaring(terdapat pharyngeal tonsildan Tuba

Eustachius).

Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di

bawah basis crania dan di depan vertebrae cervicalis I dan

II. Nasofaring membuka bagian depan ke dalam cavum

nasi dan ke bawah ke dalam orofaring. Tuba eusthacius

membuka ke dalam didnding lateralnya pada setiap sisi.

Pharyngeal tonsil (tonsil nasofaring) adalah bantalan

jaringan limfe pada dinding posteriosuperior nasofaring.

– Orofaring

Merupakan pertemuan rongga mulut dengan

faring,terdapat pangkal lidah). Orofaring adalah gabungan

6

Page 7: 75663738-refrat-oksigen-terapi

sistem respirasi dan pencernaan , makanan masuk dari

mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru.

– Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan

aliran makanan)

Laringofaring merupakan bagian dari faring yang

terletak tepat di belakang laring, dan dengan ujung atas

esofagus.

c. Laring (tenggorok)

Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada

bagian pangkal ditutup oleh sebuanh empang tenggorok

yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulanng

rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan

menutup laring.

Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah

dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila,

dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.

2. Saluran Nafas Bagian Bawah

a.Trachea atau Batang tenggorok

Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm

dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago

cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang

manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut

manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira

ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini

bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).

Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang

berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh

jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah

belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan

otot.

7

Page 8: 75663738-refrat-oksigen-terapi

b. Bronchus

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada

ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai

struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel

yang sama.

Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke

arah tampuk paru.

Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih

vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri

pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat

di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri

lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan

berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah

menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan

bawah. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang

lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi

lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi

bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya

menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil

yang tidak mengandung alveoli (kantong udara).

Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I

mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang

rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga

ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah

sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran

penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai

penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. yaitu

alveolus.

B. Fisiologi Respirasi

Proses pernafasan terdiri dari 2 bagian, yaitu sebagai

berikut :

8

Page 9: 75663738-refrat-oksigen-terapi

– Ventilasi pulmonal yaitu masuk dan keluarnya aliran udara

antara atmosfir dan alveoli paru yang terjadi melalui proses

bernafas (inspirasi dan ekspirasi) sehingga terjadi disfusi gas

(oksigen dan karbondioksida) antara alveoli dan kapiler

pulmonal serta ransport O2 & CO2 melalui darah ke dan dari

sel jaringan.

– Mekanik pernafasan

Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru

dimungkinkan olen peristiwa mekanik pernafasan yaitu

inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi (inhalasi) adalah masuknya

O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.

Dalam inspirasi pernafasan perut, otot difragma akan

berkontraksi dan kubah difragma turun ( posisi diafragma datar

), selanjutnya ruang otot intercostalis externa menarik dinding

dada agak keluar, sehingga volume paru-paru membesar,

tekanan dalam paru-paru akan menurun dan lebih rendah dari

lingkungan luar sehingga udara dari luar akan masuk ke dalam

paru-paru. Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru

ke atmosfir

melalui jalan nafas. Apabila terjadi pernafasan perut, otot

difragma naik kembali ke posisi semula ( melengkung ) dan

muskulus intercotalis interna relaksasi. Akibatnya tekanan dan

ruang didalam dada mengecil sehingga dinding dada masuk ke

dalam udara keluar dari paru-paru karena tekanan paru-paru

meningkat.

• Transportasi gas pernafasan

a. Ventilasi

Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli.

Selama ekspirasi sebaliknya yaitu udara keluar dari paru-

paru. Udara yg masuk ke dalam alveoli mempunyai suhu dan

9

Page 10: 75663738-refrat-oksigen-terapi

kelembaban atmosfir. Udara yg dihembuskan jenuh dengan

uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh.

b. Difusi

Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada

pertemuan udara dengan darah. Tempat difusi yg ideal yaitu

di membran alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan

tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara

difusi. Tekanan parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih

tinggi dari pada dalam darah O2 dari alveolus ke dalam

darah.

Sebaliknya (PaCO2) darah > (PaCO2) alveolus sehingga

perpindahan gas tergantung pada luas permukaan dan

ketebalan dinding alveolus. Transportasi gas dalam darah O2

perlu ditrasport dari paru-paru ke jaringan dan CO2 harus

ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru. Beberapa

faktor yg mempengaruhi dari paru ke jaringan , yaitu:

Cardiac out put.

Jumlah eritrosit.

Exercise

Hematokrot darah, akan meningkatkan vikositas

darahmengurangi transport O2 menurunkan CO.

a. Perfusi pulmonal

Merupakan aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal

dimana O2 diangkut dalam darah membentuk ikatan (oksi

Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%) sedangkan dalam eritrosit

bergabung dgn Hb

dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%). CO2

dalam darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat, alam

10

Page 11: 75663738-refrat-oksigen-terapi

eritosit sebagai natrium bikarbonat, dalam plasma sebagai

kalium bikarbonat , dalam larutan

bergabung dengan Hb dan protein plasma. C02 larut

dalam plasma sebesar 5 – 7 % , HbNHCO3 Carbamoni Hb

(carbamate) sebesar 15 – 20 % , Hb + CO2 HbC0

bikarbonat sebesar 60 – 80% .

• Pengukuran volume paru

Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut

volume paru dan

kapasitas paru. Volume paru dibagi menjadi :

○ Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang dihirup dan

dihembuskan setiap kali bernafas.

○ Volume cadangan inspirasi (IRV) , yaitu volume udara

maksimal yang dapat dihirup setelah inhalasi normal.

○ Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara

maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah

exhalasi normal.

○ Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam

paru-paru setelah ekhalasi maksimal.

• Kapasitas Paru

○ Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin

inspirasi maksimal.

○ Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg

dihirup setelah ekspirasi normal.

○ Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang

tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi normal.

○ Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru

setelah inspirasi maksimal.

• Pengaturan pernafasan

Sistem kendali memiliki 2 mekanismne saraf yang terpisah yang

mengatur pernafasan. Satu system berperan mengatur

11

Page 12: 75663738-refrat-oksigen-terapi

pernafasan volunter dan system yang lain berperan mengatur

pernafasan otomatis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Terapi Oksigen

11.1. Definisi

Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar

ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat

sesuai kebutuhan. (Standar Pelayanan Keperawatan di ICU,

Dep.Kes. RI, 2005)

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi

yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir

lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam

ruangan adalah 21 %, (Brunner & Suddarth,2001)

Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, 2007, Terapi

oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan

parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan

cara:

a. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2 (Orthobarik )

b. Meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik)

II.2. Tujuan/ kegunaan

a. Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga

masuk ke jaringan untuk memfasilitasi metabolisme aerob

b. Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 % untuk :

- Mencegah dan mengatasi hipoksemia / hipoksia serta

mmempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.

- Menurunkan kerja nafas dan miokard.

- Menilai fungsi pertukaran gas

12

Page 13: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Alat Aliran (L/menit)Fi O2 (fraksi oksigen

inspirasi)

Kanula

nasal

1

2

3

4

5

6

0,24

0,28

0,32

0,36

0,40

0,44

Masker

oksigen

5-6

6-7

7-8

0,40

0,50

0,60

Masker

dengan

kantong

reservoir

6

7

8

9

10

0,60

0,70

0,80

≥0,80

≥0,80

II.3. Indikasi

a. Pasien hipoksia

Hipoksia hipoksik merupakan masalah pada individu normal

pada daerah ketinggian serta merupakan penyulit pada

pneumonia dan berbagai penyakit sistim pernafasan lainnya.

Gejala dan tanda hipoksia hipoksik:

1. Pengaruh penurunan tekanan barometer

Penurunan PCO2 darah arteri yang terjadi akan

menimbulkan alkalosis respiratorik.

2. Gejala hipoksia saat bernafas oksigen

Di ketinggian 19.200 m, tekanan barometer adalah 47

mmHg, dan pada atau lebih rendah dari tekanan ini

cairan tubuh akan mendidih pada suhu tubuh. Setiap

orang yang terpajan pada tekanan yang rendah akan lebih

13

Page 14: 75663738-refrat-oksigen-terapi

dahulu meninggal saat hipoksia, sebelum gelembung uap

air panas dari dalam tubuh menimbulkankematian.

3. Gejala hipoksia saat bernafas udara biasa

Gejala mental seperti irritabilitas, muncul pada

ketinggian sekitar 3700 m. Pada ketinggian 5500 m,

gejala hipoksia berat, dan diatas 6100 m, umumnya

seseorang hilang kesadaran.

4. Efek lambat akibat ketinggian

Keadaan ini ditandai dengan sakit kepala, iritabilias,

insomnia, sesak nafas, serta mual dan muntah.

5. Aklimatisasi

Respon awal pernafasan terhadap ketinggian relatif

ringan, karena alkalosis cenderung melawanefek

perangsangan oleh hipoksia. Timbulnya asidosis laktat

dalam otak akan menyebabkan penurunan pH LCSdan

meningkatkan respon terhadap hipoksia.

Penyakit yang menyebabkan Hipoksia Hipoksik

Penyakit penyebabnya secara kasar dibagi atas penyakit

dengan kegagalan organ pertukaran gas, penyakit seperti

kelainan jantung kongenital dengan sebagian besar darah

dipindah dari sirkulasi vena kesisi arterial, serta penyakit

dengan kegagalan pompa pernafasan. Kegagalan paru

terjadi bilakeadan seperti fibrosis pulmonal menyebabkan

blok alveoli – kapiler atau terjadi ketidak seimbangan

ventilasi – perfusi. Kegagalan pompa dapat disebabkan oleh

kelelahan otot-otot pernafasan pada keadaan dengan

peningkatan beban kerja pernafasan atau oleh berbagai

gangguan mekanik seperti pneumothoraks atau obstruksi

bronkhialyang membatasi ventilasi. Kegagalan dapat pula

disebabkan oleh abnormalitas pada mekanisme persarafan

yang mengendalikan ventilasi, seperti depresi neuron

14

Page 15: 75663738-refrat-oksigen-terapi

respirasi di medula oblongata oleh morfin dan obat-obat

lain.

Hipoksia Anemik

Sewaktu istirahat,hipoksia akibat anemia tidaklah berat,

karena terdapat peningkatan kadar 2,3-DPG didalam sel

darah merah,kecuali apabila defisiensi hemoglobin sangat

besar. Meskipun demikian, penderita anemia mungkin

mengalami kesulitan cukup besar sewaktu melakukan

latihan fisik karena adanya keterbatasan kemampuan

meningkatkan pengangkutan O2 kejaringan aktif.

Hipoksia Stagnan

Hipoksia akibat sirkulasi lambat merupakan masalah bagi

organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi syok. Hati dan

mungkin jaringan otak mengalami kerusakan akibat

hipoksia stagnan pada gagal jantung kongestif. Pada

keadaan normal, aliran darah ke paru-paru sangat besar, dan

dibutuhkan hipotensi jangka waktu lama untuk

menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, syok paru

dapat terjadi pada kolaps sirkulasi berkepanjangan,terutama

didaerah paru yang letaknya lebih tinggi dari jantung.

Hipoksia Histotoksik

Hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi

jaringan paling sering diakibatkan oleh keracunan sianida.

Sianida menghambat sitokrom oksidasi serta mungkin

beberapa enzim lainnya. Biru metilen atau nitrit digunakan

untuk mengobati keracunan sianida. Zat-zat tersebut bekerja

dengan sianida, menghasilkan sianmethemoglobin, suatu

senyawa non toksik. Kemampuan pengobatan

menggunakansenyawa ini tentu saja terbatas pada jumlah

methemoglobin yang dapat dibentuk dengan aman.

15

Page 16: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Pemberian terapi oksigen hiperbarik mungkin juga

bermanfaat.

b. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal

c. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal

d. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak

normal.

e. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi

tinggi.

f. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 )

rendah.

Contoh :

- Pasien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil AGD

- Pasien dengan peningkatan kerja napas dimana tubuh

terjadi hipoksemia ditandai dengan PaO2 dan SpO2

menurun. Pasien yang teridentifikasi hipoksemia

contohnya syok dan keracunan CO

Hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan

konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi

O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal (nilai normal PaO285-

100 mmHg), SaO2 95%. Hipoksemia dibedakan

menjadiringan sedang dan berat berdasarkan nilai PaO2 dan

SaO2. hipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan PaO2 60-

79 mmHg dan SaO2 90-94%, hipoksemia sedang PaO2 40-

60 mmHg, SaO2 75%-89% dan hipoksemia berat bila

PaO2kurang dari 40 mmHg dan SaO2kurang dari 75%.

Umur juga mempengaruhi nilai PaO2 dimana setiap

penambahan umur satu tahun usia diatas 60 tahun dan

PaO2 80 mmHg maka terjadi penurunan PaO2 sebesar 1

mmHg. Hipoksemia dapat disebabkan oleh gangguan

ventilasi, perfusi, hipoventilasi, pirau, gangguan difusi dan

berada ditempat yang tinggi.

16

Page 17: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Keadaan hipoksemia menyebabkan beberapa perubahan

fisiologi yan gbertujuan untuk mempertahankan supaya

oksigenasi ke jaringan memadai. Bila tekanan oksigen

arteriol (PaO2) dibawah 55 mmHg.kendali nafas akan

meningkat, sehingga tekanan oksigen arteriol (PaO2) yang

meningkat dan sebaliknyatekanan karbondioksida arteri

(PaCO2) menurun.jaringan Vaskuler yang mensuplai darah

di jaringan hipoksia mengalami vasodilatasi, juga terjadi

takikardi kompensasi yang akan meningkatkan volume

sekuncup jantung sehingga oksigenasi jaringan dapat

diperbaiki. Hipoksia alveolar menyebabkan kontraksi

pembuluh pulmoner sebagai respon untuk memperbaiki

rasio ventilasi perfusi di area paru terganggu, kemudian

akan terjadi peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga

mengakibatkan eritrositosis dan terjadi peningkatan sekresi

eritropoitin ginjal sehingga mengakibatkan eritrositosis

danterjadi peningkatan kapasiti transfer oksigen. Kontraksi

pembuluh darah pulmoner, eritrositosis dan peningkatan

volume sekuncup jantung akan menyebabkan hipertensi

pulmoner. Gagal jan tung kanan bahkan dapat

menyebabkan kematian.

- Pasien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung

berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui

peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

- Beberapa trauma

Terapi ini diberikan dengan orang yang mempunyai gejala :

- Sianosis - Keracunan

- Hipovolemi - Asidosis

- Perdarahan - Selama dan sesudah

pembedahan

17

Page 18: 75663738-refrat-oksigen-terapi

- Anemia berat - Klien dengan keadaan tidak

sadar

Kriteria pemberian terapi oksigen tersebut dapat dilakukan

dengan beberapa cara dibawah ini.

1. Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus

menerus), Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada

saat istirahat, didapat nilai:

PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari

88%.

PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai

kor pulmonale, polisitemia (hematokrit >56%).

2. Pemberian secara berselang

Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan

didapat nilai:

Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%

Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88%

disertai komplikasi seperti hipertensi

pulmoner.somnolen dan aritmia.

Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat

terapi oksigen perlu dievaluasi gas darah (AGD) serta terapi

untuk menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka

panjang.

II.4. Kontra indikasi

Tidak ada kontra indikasi absolut :

a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada

obstruksi nasal.

b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar

tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi

nasal.

18

Page 19: 75663738-refrat-oksigen-terapi

c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien

dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar

PaCO2 nya lagi.

II.5. Alat – alat yang diperlukan

a. Kateter nasal.

b. Kanul nasal/binasal/nasal prong

c. Sungkup muka sederhana.

d. Sungkup muka rebreathing dengan kantong oksigen.

e. Sungkup muka non rebreathing dengan kantong oksigen.

f. Sungkup muka Venturi

g. Jelly.

h. Plester.

i. Gunting.

j. Sumber oksigen.

k. Humidifier.

l. Flow meter.

m. Aqua steril.

n. Selang oksigen.

o. Tanda dilarang merokok

II.6. Syarat-syarat Pemberian Oksigen Meliputi :

1. Dapat mengontrol konsentrasi oksigen udara inspirasi,

2. Tahanan jalan nafas yang rendah,

3. Tidak terjadi penumpukan CO2,

4. Efisien,

5. Nyaman untuk pasien.

II.7. Protokol prosedur

19

Page 20: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Dapat dibagi menjadi 2 tehnik, yaitu :

1. Sistem Aliran Rendah

Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah

konsentrasi udara ruangan, bekerja dengan memberikan

oksigen pada frekuensi aliran kurang dari volume inspirasi

pasien, sisa volume ditarik dari udara ruangan. Karena

oksigen ini bercampur dengan udara ruangan, maka FiO2

aktual yang diberikan pada pasien tidak diketahui,

menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe

pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Alat

oksigen aliran rendah cocok untuk pasien stabil dengan

pola nafas, frekuensi dan volume ventilasi normal,

misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan

kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.

Contoh sistem aliran rendah adalah :

Low flow low concentration :

a. Kateter nasal

b. Kanul nasal / kanul binasal / nasal prong.

Low flow high concentration

a. Sungkup muka sederhana.

b. Sungkup muka dengan kantong rebreathing

c. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing.

a. Kateter Nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan

oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan

konsentrasi 24% - 44%. Prosedur pemasangan kateter ini

meliputi insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai naso

faring. Persentase oksigen yang mencapai paru-paru beragam

sesuai kedalaman dan frekuensi pernafasan, terutama jika

mukosa nasal membengkak.

20

Page 21: 75663738-refrat-oksigen-terapi

a. Keuntungan Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak,

makan dan berbicara, dan membersihkan mulut, murah dan

nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.

Dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

b. Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang

lebih dari 44%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit

dari pada kanula nasal, nyeri saat kateter melewati

nasofaring, dan mukosa nasal akan mengalami trauma, fiksasi

kateter akan memberi tekanan pada nostril, maka kateter

harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam nostril lain,

dapat terjadi distensi lambung, terjadi iritasi selaput lendir

nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat

menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung,

serta kateter mudah tersumbat dan tertekuk.

Tahap kerja:

a. Atur posisi pasien senyaman mungkin ( memudahkan

dalam melakukan tindakan

b. Jaga privacy pasien (menjaga kesopanan perawat dan

kepercayaan pasien).

c. Dekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau

memudahkan dan melancarkan pelaksanaan tindakan).

d. Membebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi (syarat

utama pemasangan nasal kateter adalah jalan nafas harus

bebas untuk memudahkan memasukkan kateter).

e. Atur posisi pasien dengan kepala ekstensi (jalan nafas lebih

terbuka , pasien lebih nyaman, kateter lebih mudah

dimasukkan).

f. Untuk memperkirakan dalam kateter, ukur antara lubang

hidung sampai keujung telinga (untuk memastikan

ketepatan kedalaman kateter).

21

Page 22: 75663738-refrat-oksigen-terapi

g. Bila ujung kateter terlihat di belakang ovula, tarik kateter

sehingga ujung kateter tidak terlihat lagi.( untuk

memastikan ketepatan kedalaman kateter).

h. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen

sesuai kebutuhan (Mencegah kekeringan pada membran

mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi

jalan nafas).

i. Mengatur volume oksigen sesuai kebutuhan (menjamin

ketepatan dosis dan mencegah terjadinya efek samping).

j. Beri pelicin atau jelly pada ujung nasal kateter

(memudahkan dan mencegah iritasi dalam pemasangan

kateter).

k. Gunakan plester untuk fiksasi kateter antara bibir atas dan

lubang hidung (mencegah kateter terlepas dan menjamin

ketepatan posisi kateter).

l. Observasi tanda iritasi lubang, pengeringan mukosa hidung,

epistaksis, dan kemungkinan distensi lambung. (terapi

oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering, epistaksis

dan distensi lambung. Deteksi dini mengurangi risiko efek

samping).

m. Kateter diganti tiap 8 jam dan dimasukkan ke lubang

hidung yang lain jika mungkin (mengurangi iritasi

mukosa hidung,menjamin kepatenan kateter).

b. Kanul Nasal/ Binasa/ Nasal Prong

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan

oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan

konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal yaitu 24 % - 44

%. Persentase O2 pasti tergantung ventilasi per menit pasien.

Pada pemberian oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus

22

Page 23: 75663738-refrat-oksigen-terapi

paten, dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut.

FiO2 estimation :

Flows FiO2

• 1 Liter /min : 24 %

• 2 Liter /min : 28 %

• 3 Liter /min : 32 %

• 4 Liter /min : 36 %

• 5 Liter /min : 40 %

• 6 Liter /min : 44 %

Formula : ( Flows x 4 ) + 20 % / 21 %

a. Keuntungan

Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju

pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan

kateter nasal, murah, disposibel, klien bebas makan, minum,

bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa

nyaman. Dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan

mulut, bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan

udara masuk pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek

venturi pada bagian belakang faring sehingga menyebabkan

oksigen yang diberikan melalui kanula hidung terhirup

melalui hidung.

b. Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%,

suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut,

mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak

dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasal.

Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang digunakan,

sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan

menambah FiO2, bahkan hanya pemborosan oksigen dan

menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput lendir.

Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di

23

Page 24: 75663738-refrat-oksigen-terapi

hidung akibat pemasangan yang terlalu ketat. Cara

pemasangan :

a. Letakkan ujung kanul ke dalam lubang hidung dan atur

lubang kanul yang elastis sampai kanul benar-benar pas

menempati hidung dan nyaman bagi klien.(Membuat

aliran oksigen langsung masuk ke dalam saluran nafas

bagian atas. Klien akan tetap menjaga kanul pada

tempatnya apabila kanul tersebut pas kenyamanannya).

b. Hubungkan kanul ke sumber oksigen dan atur kecepatan

aliran sesuai yang diprogramkan (1–6 L/mnt.)

(Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan

membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas).

c. Pertahankan selang oksigen cukup kendur dan

sambungkan ke pakaian pasien (Memungkinkan pasien

untuk menengokkan kepala tanpa kanul tercabut dan

mengurangi tekanan ujung kanul pada hidung).

d. Periksa letak ujung kanul tiap 8 jam dan pertahankan

humidifier terisi aqua steril setiap waktu. (Memastikan

kepatenan kanul dan aliran oksigen, mencegah inhalasi

oksigen tanpa dilembabkan).

e. Observasi hidung, pengeringan mukosa hidung, nyeri

sinus,epistaksis dan permukaan superior kedua telinga

klien untuk melihat adanya kerusakan kulit. (terapi

oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering, nyeri

sinus dan epistaksis. Tekanan pada telinga akibat selang

kanul atau selang elastis menyebabkan iritasi kulit).

f. Inspeksi klien untuk melihat apakah gejala yang

berhubungan dengan hipoksia telah hilang

(Mengindikasikan telah ditangani atau telah

berkurangnya hipoksia)

c. Sungkup Muka Sederhana

24

Page 25: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah sampai sedang.

Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu

atau selang seling. Aliran 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi

oksigen 40 – 60%. Masker ini kontra indikasi pada pasien

dengan retensi karbondioksida karena akan memperburuk

retensi. Aliran O2 tidak boleh kurang dari 5 liter/menit untuk

mendorong CO2 keluar dari masker.

FiO2 estimation :

Flows FiO2

• 5-6 Liter/min : 40 %

• 6-7 Liter/min : 50 %

• 7-8 Liter/min : 60 %

a. Keuntungan

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter

atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan

melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan

dalam pemberian terapi aerosol.

b. Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari

40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran

rendah. Menyekap, tidak memungkinkan untuk makan dan

batuk.Bisa terjadi aspirasi bila pasien mntah. Perlu pengikat

wajah, dan apabila terlalu ketat menekan kulit dapat

menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita elastik yang

dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan dan

kenyamanan.

a. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi

bila perlu (syarat terapi oksigen adalah jalan nafas

harus bebas, jalan nafas yang bebas menjamin aliran

oksigen lancar).

25

Page 26: 75663738-refrat-oksigen-terapi

b. Atur posisi pasien (meningkatkan kenyamanan dan

memudahkan pemasangan).

c. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen

sesuai dengan kebutuhan 5-8 liter/menit (Mencegah

kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran

mukosa oral serta sekresi jalan nafas, menjamin

ketepatan dosis, dan mencegah penumpukan CO2 ).

d. Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan nyaman

jika perlu dengan kain kasa pada daerah yang tertekan (

mencegah kebocoran sungkup, mencegah iritasi kulit

akibat tekanan).

e. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan

sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.

d. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing

Rebreathing mask

Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi

yaitu 35 – 60% dengan aliran 6 – 15 liter/mnt , serta dapat

meningkatkan nilai PaCO2. Udara ekspirasi sebagian

tercampur dengan udara inspirasi, sesuai dengan aliran O2,

kantong akan terisi saat ekspirasi dan hampir menguncup

waktu inspirasi. Sebelum dipasang ke pasien isi O2 ke dalam

kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan

sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Memasang

kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali

pengikat untuk mencegah iritasi kulit.

FiO2 estimation :

Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )

26

Page 27: 75663738-refrat-oksigen-terapi

• 6 : 35 %

• 8 : 40 – 50 %

• 10 – 15 : 60 %

a. Keuntungan

Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka

sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.

b. Kerugian

Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah,

kantong oksigen bisa terlipat atau terputar atau mengempes,

apabila ini terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan

pasien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida.

Pasien tidak memungkinkan makan minum atau batuk dan

menyekap, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta

perlu segel pengikat.

Caranya :

a. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi

b. Atur posisi pasien

c. Menghubungkan selang oksigen pada humidifier

d. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen

sesuai dengan kebutuhan.

e. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan.

f. Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang

antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian

kantong reservoir. Sesuai dengan aliran O2 kantong

akan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu

inspirasi (mencegah kantong terlipat, menjaga

kepatenan sungkup, mencegah penumpukan CO2 yang

terlalu banyak).

27

Page 28: 75663738-refrat-oksigen-terapi

g. Mengikat tali masker O2 dibelakang kepala melewati

bagian atas telinga.(menjaga kepatenan sungkup,

mencegah iritasi mata)

h. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan

sungkup dan tali pengikat (untuk mencegah iritasi

kulit).

i. Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam.(observasi terhadap

iritasi,muntah,aspirasi akibat terapi, dan menjaga

kenyamanan pasien).

j. Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam (menjaga

kepatenan alat, mencegah infeksi, meningkatkan

kenyamanan).

e. Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing

Non rebreathing mask

Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang

tinggi mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt. Pada

prinsipnya udara inspirasi tidak bercampur dengan udara

ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer

melalui satu atau lebih katup, sehingga dalam kantong

konsentrasi oksigen menjadi tinggi. Sebelum dipasang ke

pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang

antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong

reservoir. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan

sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.

Kantong tidak akan pernah kempes dengan total. Perawat

harus menjaga agar semua diafragma karet harus pada

tempatnya dan tanpa tongkat.

FiO2 estimation :

Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )

• 6 : 55 – 60

• 8 : 60 – 80

28

Page 29: 75663738-refrat-oksigen-terapi

• 10 : 80 – 90

• 12 – 15 : 90

a. Keuntungan :

Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90%,

tidak mengeringkan selaput lendir.

b. Kerugian :

Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah.

Kantong oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu

segel pengikat, dan tidak memungkinkan makan, minum

atau batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama

pada pasien tidak sadar dan anak-anak. Cara memasang :

a. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi

(k/p).

b. Atur posisi pasien

c. Membuka regulator untuk menentukan tekanan

oksigen sesuai dengan kebutuhan.(menjaga

kelembaban udara, mencegah iritasi mukosa jalan

nafas dan mulut).

d. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan , terapi

oksigen dengan sungkup non rebreathing mempunyai

efektifitas aliran 6-7 liter/menit dengan konsentrasi

O2 (FiO2) 55-90 % (menjaga kepatenan sungkup,

menjamin ketepatan dosis).

e. Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang

antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian

kantong reservoir. (mencegah kantong terlipat,

terputar).

29

Page 30: 75663738-refrat-oksigen-terapi

f. Mengikat tali non rebreathing mask dibelakang kepala

melewati bagian atas telinga. (mencegah kebocoran

sungkup).

g. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan

sungkup dan tali pengikat (untuk mencegah iritasi

kulit).

h. Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam. (observasi

terhadap iritasi,muntah,aspirasi akibat terapi, dan

menjaga kenyamanan pasien).

i. Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam (menjaga

kepatenan alat, mencegah infeksi, meningkatkan

kenyamanan).

2. Sistem Aliran Tinggi

Memberikan aliran dengan frekuensi cukup tinggi

untuk memberikan 2 atau 3 kali volume inspirasi pasien.

Alat ini cocok untuk pasien dengan pola nafas pendek dan

pasien dengan PPOK yang mengalami hipoksia karena

ventilator. Suatu teknik pemberian oksigen dimana FiO2

lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan,

sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan

konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur.

Contoh sistem aliran tinggi :

a. Sungkup muka dengan venturi / Masker Venturi

(High flow low concentration).

Merupakan metode yang paling akurat dan dapat

diandalkan untuk konsentrasi yang tepat melalui cara

30

Page 31: 75663738-refrat-oksigen-terapi

non invasif. Masker dibuat sedemikian rupa sehingga

memungkinkan aliran udara ruangan bercampur

dengan aliran oksigen yang telah ditetapkan. Masker

venturi menerapkan prinsip entrainmen udara

(menjebak udara seperti vakum), yang memberikan

aliran udara yang tinggi dengan pengayaan oksigen

terkontrol. Kelebihan gas keluar masker melalui cuff

perforasi, membawa gas tersebut bersama

karbondioksida yang dihembuskan. Metode ini

memungkinkan konsentrasi oksigen yang konstan

untuk dihirup yang tidak tergantung pada kedalaman

dan kecepatan pernafasan.Diberikan pada pasien

hyperkarbia kronik ( CO2 yang tinggi ) seperti PPOK

yang terutama tergantung pada kendali hipoksia untuk

bernafas, dan pada pasien hypoksemia sedang sampai

berat.

FiO2 estimation

Menurut Standar Keperawatan ICU Dep.Kes RI.

tahun 2005, estimasi FiO2 venturi mask merk Hudson

Warna dan flows ( liter/menit ) FiO2 ( % )

• Biru : 2 : 24

• Putih : 4 : 28

• Orange : 6 : 31

• Kuning : 8 : 35

• Merah : 10 : 40

• Hijau : 15 : 60

a. Keuntungan

• Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan /

tepat sesuai dengan petunjuk pada alat.

• FiO2 tidak dipengaruhi oleh pola ventilasi, serta

dapat diukur dengan O2 analiser.

31

Page 32: 75663738-refrat-oksigen-terapi

• Temperatur dan kelembaban gas dapat dikontrol.

• Tidak terjadi penumpukan CO2.

b. Kerugian

• Harus diikat dengan kencang untuk mencegah

oksigen mengalir kedalam mata.

• Tidak memungkinkan makan atau batuk, masker

harus dilepaskan bila pasien makan, minum,

atau minum obat.

• Bila humidifikasi ditambahkan gunakan udara

tekan sehingga tidak mengganggu konsentrasi

O2.

Caranya :

a. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap

sekresi.

b. Atur posisi pasien

c. Membuka aliran regulator untuk menentukan

tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan.

d. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan,

terapi O2 dengan masker venturi mempunyai

efektifitas aliran 2-15 liter/menit dengan konsentrasi

O2 24- 60 % (Metode ini memungkinkan

konsentrasi oksigen yang konstan untuk dihirup

yang tidak tergantung pada kedalaman dan

kecepatan pernafasan).

e. Memasang venturi mask pada daerah lubang hidung

dan mulut.

f. Mengikat tali venturi mask dibelakang kepala

melewati bagian atas telinga.

g. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan

sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi

kulit.

32

Page 33: 75663738-refrat-oksigen-terapi

b. Bag and Mask / resuscitator manual

Digunakan pada pasien :

• Cardiac arrest

• Respiratory failure

• Sebelum, selama dan sesudah suction Gas flows 12

– 15 liter, selama resusitasi buatan, hiperinflasi /

bagging, kantong resusitasi dengan reservoir harus

digunakan untuk memberikan konsentrasi oksigen

74 % - 100 %. Dianjurkan selang yang bengkok

tidak digunakan sebagai reservoir untuk kantong

ventilasi. Kantong 2.5 liter dengan kecepatan 15

liter/menit telah ditunjukkan untuk pemberian

oksigen yang konsisten dengan konsentrasi 95 % -

100 %. Penggunaan kantong reservoar 2.5 liter

juga memberikan jaminan visual bahwa aliran

oksigen utuh dan kantong menerima oksigen

tambahan. Pengetahuan tentang kantong dan

keterampilan penggunaan adalah vital :

• Kekuatan pemijatan menentukan volume tidal

( VT ).

• Jumlah pijatan permenit menentukan frekuensi

• Kekuatan dan frekuensi menentukan aliran

puncak.

Hal – hal yang harus diperhatikan :

• Observasi dada pasien untuk menentukan

kantong bekerja dengan baik dan apakah

terjadi distensi abdomen.

• Kemudahan / tahanan saat pemompaan

mengindikasikan komplain paru.

33

Page 34: 75663738-refrat-oksigen-terapi

• Risiko terjadinya peningkatan sekresi,

pneumothorak, hemothorak, atau spasme

bronkus yang memburuk.

Syarat – syarat Resusitator manual :

• Kemampuan kantong untuk memberikan

oksigen 100 % pada kondisi akut.

• Masker bila dibutuhkan harus transparan untuk

memudahkan observasi terhadap muntah /

darah yang dapat mengakibatkan aspirasi.

• Sistem katup yang berfungsi tanpa gangguan

pada kondisi akut.

• Pembersihan dan pendauran ketahanan kantong.

Large Volume Aerosol Sistem.

a. Selang T / T piece / Briggs adaptor

Oksigen dialirkan ke humidifier, aliran harus cukup

tinggi untuk menutup ventilasi pasien per menit.

Dengan Oksigen T- piece memungkinkan

pelembaban untuk selang ETT ( Endo Trakeal

Tube ) atau trakeostomi.Tidak akan menimbulkan

kondensasi dalam selang. Pada pemakaiannya, kabut

harus terlihat pada ekshalasi akhir. Flow rate yang

direkomendasikan adalah 10 liter/menit dengan

nebuliser set untuk menjaga inspired oxygen

concentration (FiO2)

b. Sungkup terbuka / Face tent

Sama dengan selang T, digunakan untuk

memberikan pelembaban pada pasien di ruang

pemulihan atau setelah ekstubasi. Bila pasien

merasakan masker terlalu menyekap, maka masker

34

Page 35: 75663738-refrat-oksigen-terapi

wajah harus ditambahkan. Konsentrasi 40% dengan

aliran 10-15 L/mnt (Hudak & Gallo,1997), 8-12

liter/menit : 28%-100%.

a. Keuntungan

Lebih nyaman untuk anak, dapat digunakan

sebagai alternatif pemberian aerosol, dapat

memberikan kelembaban yang tinggi.

b. Kerugian

Posisi face tent sulit dipertahankan, FiO2 sulit

dikontrol.

c. Collar trakeostomi

a. Keuntungan :

• Sama dengan selang T, Memberikan

pelembaban untuk pasien dengan trakeostomi.

• Gelang – gelang adaptor mencegah bunyi

gemuruh selang trakeostomi.

• Bagian depan memungkinkan penghisapan

tanpa melepas masker.

• Kondensasi dalam collar dapat dialirkan ke

dalam selang pasien.

b. Kerugian :

• Sekresi dan lapisan kulit sekitar stoma dapat

menyebabkan iritasi dan infeksi.

II.8. Keamanan

Untuk pasien :

- Memastikan bahwa selangnya benar-benar masuk ke dalam

saluran pernapasan.

35

Page 36: 75663738-refrat-oksigen-terapi

- Selang atau kateter yang masuk ke dalam saluran napas harus

steril.

- Tabung oksigennya dijauhkan dari jangkauan api.

II.9. Hal yang harus dilaporkan dan didokumentasikan

a. Observasi dan catat terhadap penurunan kecemasan,

peningkatan pengetahuan, penurunan kelemahan, penurunan

frekuensi nafas, perubahan warna kulit, peningkatan saturasi

oksigen.

b. Monitor dan dokumentasikan hasil analisa gas darah dan

pulse oksimetri untuk menilai keefektifan terapi oksigen.

Therapy Oksigen berhasil jika : Nilai PaO2 dan PaCO2 yang

diharapkan tercapai : PaO2 = ( 4 – 5 ) x FiO2.

c. Monitor dan dokumentasikan kulit disekitar telinga, hidung ,

mukosa hidung terhadap iritasi.

d. Monitor dan dokumentasikan terjadinya efek samping /

bahaya terapi oksigen yang lain.

e. Observasi dan catat posisi alat (kanula/masker, dll) yang tepat

pada pasien .

f. Catat metode yang digunakan, berapa liter/ menit alirannya

atau berapa FiO2 yang diberikan.

II.10. Resiko Terapi Oksigen

Salah satu resiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal

ini dapat terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari

50% terus-menerus selama 1-2 hari. Kerusakan jaringan paru

terjadi akibat terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang

sel PMN dan H2O2 melepaskan enzim proteolotikdan enzim

lisosom yang dapat merusak alveoli. Sedangkan resiko yang lain

seperti retensi gas karbondioksida dan atelektasis.

36

Page 37: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Oksigen 100% menimbulkan efek toksik, tidak saja pada hewan,

namun juga pada bakteri, jamur, biakan sel hewam dan tanaman.

Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8 jam

atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan

distres substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan

batuk. Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan kerusakan

jaringan paru.

Sejumlah bayi dengan sindroma gawat nafas yang diterapi

dengan O2, selanjutnya mengalami gangguan menahun yang

ditandai dengan kista dan pemadatan jaringan paru (displasia

bronkopulmonal). Komplikasi lain pada bayi-bayi ini adalah

retinopti prematuritas (fibroplkasia retrolental), yaitu

pembentukan jaringan vaskuler opak pada matayang dapat

mengakibatkan kelainan penglihatan berat. Pemberian O2 100%

pada tekanan yang lebih tinggi berakibat tidak hanya iritasi

trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering dalam

telinga, rasa pening, kejang dan koma. Pajanan terhadap O2

tekanan tinggi (oksigenasi hiperbarik) dapat menghasilkan

peningkatan jumlah O2 terlarut dalam darah. Oksigen bukan zat

pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh

karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus

menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area

sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa

“Ground”.

BAB III

KESIMPULAN

37

Page 38: 75663738-refrat-oksigen-terapi

Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru

melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Tujuan

terapi oksigen ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri

sehingga masuk ke jaringan untuk memfasilitasi metabolisme aerob,

mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 %. Indikasi terapi oksigen ini

adalah untuk pasien hipoksia, oksigenasi kurang sedangkan paru normal,

oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal, oksigenasi cukup, paru normal,

sedangkan sirkulasi tidak normal, pasien yang membutuhkan pemberian oksigen

konsentrasi tinggi, pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 )

rendah. Kontra indikasi pemakaian terapi oksigen ini adalah pemakaian kanul

nasal/kateter binasal/nasal prong : jika ada obstruksi nasal, pemakaian kateter

nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar tengkorak kepala, trauma

maksilofasial, dan obstruksi nasal, pemakaian sungkup muka dengan kantong

rebreathing : pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar

PaCO2 nya lagi. Komplikasi pemakaian terapi oksigen yang terlalu lama dapat

mengakibatkan keracunan oksigen, kerusakan jaringan paru terjadi akibat

terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN dan H2O2 melepaskan

enzim proteolotikdan enzim lisosom yang dapat merusak alveoli. Sedangkan

resiko yang lain seperti retensi gas karbondioksida dan atelektasis. Apabila O2 80-

100% diberikan kepada manusia selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan

teriritasi, menimbulkan distres substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan

batuk. Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan kerusakan jaringan paru.

Pemberian O2 100% pada tekanan yang lebih tinggi berakibat tidak hanya iritasi

trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering dalam telinga, rasa

pening, kejang dan koma.

DAFTAR PUSTAKA

38

Page 39: 75663738-refrat-oksigen-terapi

1. Anonymous. Meditasi Dzikir. 2005. Stress and Health Solution.

Web .12 Desember 2005. www.MedDzik.org

2. Astowo. Pudjo. 2005. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian

Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. FKUI. Jakarta.

3. Blogspot. 2009. The Human Respiratory System. Blog Spot.Com.

(http://anatomi-tubuh-manusiadanhewan.blogspot.com/2009/05/sistem

-pernapasan-pada-manusia.html).

4. Ikawati, Z. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan. PDF.

Rohsiswatmo, R. 2010. Terapi Oksigen Pada Neonatus. Divisi

Perinatologi Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCMk FKUI – RSCM.

Jakarta.

5. Akhmad, I. 2004. Terapi Oksigen Dalam Asuhan Keperawatan.

Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU Medan. Sumatera Utara.

6. Rogayah, R. 2009. The Principle Of Oxigen Therapy. Departemen

Pulmonologi Dan Respiratori FK UI. Jakarta.

7. Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi bahasa

Indonesia, vol. 8. EGC. Jakarta.

8. Potter & Perry. 2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :

Konsep, Proses, dan Praktik. Volume 2. Edisi 4. EGC. Jakarta.

9. Nursing Begin. 2011. Terapi Oksigen (http://nursingbegin.com/terapi-

oksigen/ ).

10.  Anonymous. 2005. Meditasi Dzikir. Stress and Health Solution.

( www.MedDzik.org)

11. Astowo. Pudjo. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian

Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. FKUI. Jakarta. 2005

39

Page 40: 75663738-refrat-oksigen-terapi

12. Ganong, F. William. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 20. EGC.

Jakarta.

13. Latief, A. Said. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian

Anestesiologi dan Terapi Intesif. Jakarta.

14.  Anonymous. 2004. Hiperbari Terapi Oksigen Murni Tekanan Tinggi.

(www.pikiranrakyat.com).

15.  Anonymous. 2006. Sehat dan Bugar dengan Terapi Oksigen.

( www.fajar.co.id).

16. Widiastuti, N. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Respirasi. 2010. Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiramedika

PPNI. Bali.

40