75178947-makalah-propolis

25
MAKALAH TEKNOLOGI SERAT, KARET, GUM DAN RESIN PROPOLIS (RESIN DARI LEBAH) Disusun Oleh : Golongan A Kelompok 6 1. Renny Puspitasari F34080018 2. Hazirur Rohman F34080024 3. Eko Sawirvi F34080032 2011 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Upload: rynaldiandriansya

Post on 26-Jul-2015

211 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 75178947-MAKALAH-propolis

MAKALAH

TEKNOLOGI SERAT, KARET, GUM DAN RESIN

PROPOLIS

(RESIN DARI LEBAH)

Disusun Oleh :

Golongan A

Kelompok 6

1. Renny Puspitasari F34080018

2. Hazirur Rohman F34080024

3. Eko Sawirvi F34080032

2011

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: 75178947-MAKALAH-propolis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................

B. Tujuan .............................................................................................................

C. Output .............................................................................................................

BAB II. BAHAN BAKU

A. Sentra Produksi ..............................................................................................

B. Harga ..............................................................................................................

C. Standar Mutu ..................................................................................................

D. Tingkat Produksi ............................................................................................

BAB III. PRODUK

A. Pohon Industri ................................................................................................

B. Propolis ...........................................................................................................

C. Manfaat ...........................................................................................................

D. Standar Mutu ..................................................................................................

BAB IV. TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI

A. Teknologi Proses Produksi .............................................................................

B. Limbah dan Pengolahan Limbah ....................................................................

C. Prakiraan Biaya Produksi ...............................................................................

BAB V. PEMASARAN

A. Permintaan dan Penawaran ............................................................................

B. Ekspor dan Impor Indonesia...........................................................................

C. Pangsa Pasar ...................................................................................................

D. Prospek ...........................................................................................................

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................

B. Rekomendasi ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

Page 3: 75178947-MAKALAH-propolis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Propolis adalah resin yang merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh lebah

madu, dan merupakan salah satu komponen pembangun struktur lebah madu.

Propolis yang merupakan resin pembangun struktur sarang lebah madu, diperoleh

lebah dari resin kuncup bunga dari flora-flora disekita lingkungan hidupnya.

Dalam struktur lebah, komponen propolis berperan sebagai penambal bagian

sarang yang retak, penutup celah sarang, pelindung telur dari ancaman serangan

bakteri atau kebusukan, dan juga mensterilkan makanan.

Propolis dewasa ini mendapat perhatian penggunaannya.pemanfaatan

propolis sarang lebah madu secara umum, adalah dikaitkan dengan aktivitas

antibakteri. Banyak penemuan yag telah mengungkapkan sifat propolis, yakni

sebagai bahan antibakteri, antivirus, dan antifungi dan pengobatan untuk berbagai

jenis penyakit yang lain. Propolis dinyatakan memiliki sifat desinfektan yang

berperan membunuh semua kuman yang masuk ke sarang lebah, dan melindungi

semua yang ada di dalam sarang tersebut, misalnya ratu lebah, bayi lebah dan

madu, dari serbuan kuman, virus, atau bakteri.

Mengingat kemanfaatan propolis yang banyak, propolis berpotensi untuk

dijadikan sebagai antimikroba alami maupun sebagai suplemen vitamin dan

mineral tertentu yang mengkatalisis metabolisme. Propolis diduga berperan

memelihara kesehatan, memperbaiki metabolisme dalam tubuh dan memacu

pertumbuahn. Untuk itu diperlukan usaha-usaha penanganan yang tepat pasca

pengumpulan sarang lebah, ekstraksi propolis, perlakuan tertentu terhadap

propolis dan kemasan atau sediaan propolis sebagai produk akhir bahan aditif.

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui teknologi pengolahan

ekstrak propolis yang di dapatkan dari sarang lebah, pemanfaaan propolis, pola

pembiayaannya, peluang usahanya serta penanganan limbah yang dilakukan.

Page 4: 75178947-MAKALAH-propolis

C. Output/ Luaran

Luaran yang diharapkan dari makalah ini adalah semua pihak dapat

mengetahui pengolahan propolis dan penggunaanya serta mampu

mengaplikasikannya dalam kegiatan industri. Selain itu dapat memberikan

wawasan lebih luas mengenai pemanfaatan sarang lebah yang lain terutama

menjadi ekstrak propolis.

Page 5: 75178947-MAKALAH-propolis

BAB II

BAHAN BAKU

A. Sentra Produksi

Lebah madu Trigona spp. merupakan salah satu serangga sosial yang hidup

berkelompok membentuk koloni. Satu koloni lebah ini berjumlah 300-80000

lebah. Trigona spp. banyak ditemukan hidup di daerah tropis dan sub tropis,

ditemukan di Amerika Selatan dan Asia selatan (Free, 1982). Diklasifikasikan

sebagai berikut

Divisi : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Super famili : Apoidea

Famili : Apidae

Sub Famili : Apinae

Genus : Trigona

Species : Trigona spp

Trigona spp. (gala-gala, lebah lilin) dalam bahasa daerah disebut klanceng

(Jawa), atau teuweul (sunda) (Perum Perhutani, 1986). Jumlah madu yang

dihasilkan lebih sedikit dan lebih sulit di ekstrak, namun jumlah propolis yang

dihasilkan lebih banyak dibandingkan lebah jenis lain (Sing, 1962).

Trigona spp. merupakan salah satu lebah tanpa sengat. Mereka tidak

memiliki sengat yang dapat digunakan untuk pertahanan diri. Namun beberapa

spesies Trigona spp. mempertahankan dirinya dengan gigitan. Lebah ini akan

menggigit musuhnya atau membakar kulit musuhnya dengan larutan basa (Free,

1982).

Trigona spp. lebih banyak mencari makan pada pagi hari dibandingkan

dengan sore hari. Hal ini dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Ukuran

tubuh juga mempengaruhi jarak terbang lebah mencari makanan. Makin besar

tubuh lebah, maka makin jauh jarak terbangnya. Trigona spp. Dengan ukuran 5

mm mempunyai jarak terbang sekitar 600 m (Amano et al , 2000).

Page 6: 75178947-MAKALAH-propolis

Trigona spp. Atau klanceng membuat sarang di dalam lubang-lubang pohon,

celah-celah dinding atau lubang bambu di dalam rumah, tidak suka berpindah

rumah karena lebah ratunya sangat gemuk dan tidak pandai terbang (Perum

Perhutani, 1986). Klanceng dipelihara masyarakat secara terbatas dengan

menyiapkan batang-batang bambu yang dibelah lalu diikat kembali dengan tali

(Suwanda, 1986).

Sarang Trigona dibangun dari lilin dan resin. Didalam sarang terdapat sel-sel

tetasan yang dilindungi oleh selubung yang lembut yang disebut involucrum dan

sel-sel ini dikelilingi tempat penyimpanan makanan. Madu dan polen disimpan

didalam pot-pot yang terpisah. Trigona yang primitif, membangun sarang yang

lebih sederhana. Pot-pot sfreikal untuk menyimpan madu dan pipa-pipa yang kaya

lilin untuk menyimpan polen. Kadang-kadang madu dan polen disimpan dalam

pot yang sama (Free, 1982).

Salah satu sifat lebah madu yang memungkinkannya bertahan hidup pada

kondisi lingkungan yang berbeda-beda adalah kemampunannya mengatur

temperatur di dalam sarang. Oleh karena itu, lebah membuat sarang yang

terlindung, volume ruang yang cukup, arah pintu, dan pemanfaatan ruang yang

baik. Koloni lebah lebih suka memilih ruangan dengan pintu masuk mengarah ke

selatan, lubang kurang lebih 60 cm dan terletak di dasar ruangan.lubang-lubang

kecil pada sarang akan ditutup dengan propolis (Sihombing, 1997).

Sentra produksi lebah Trigona spp. Banyak ditemukan di daerah tropis dan

subtropis seperti Australia, Afrika, Asia Tenggara dan sebagian Meksiko dan

Brazil. Lebah Trigona spp. di daerah tropis selalu aktif sepanjang tahun, tetapi

menjadi tidak aktif di musim dingin.

Di Indonesia sentra perlebahan masih ada di sekitar Jawa meliputi daerah

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dengan jumlah produksi sekitar 2000–2500

ton untuk lebah budidaya. Kalimantan dan Sumbawa merupakan sentra untuk

madu dari perburuan lebah di hutan. Sedang untuk sentra perlebahan dunia ada di

CIS (Negara Pecahan Soviet), Jerman, Australia, Jepang dan Italia.

Di Jawa terutama Jawa Tengah merupakan salah satu sentra budidaya lebah.

Salah satu kabupaten yang terdapat peternak lebah cukup besar di Jawa Tengah

adalah kabupaten Pati. Salah satu yang menjadi alasan banyaknya peternak lebah

Page 7: 75178947-MAKALAH-propolis

yaitu adanya alam yang mendukung (terdapat daerah pegunungan) selain itu juga

terdapat banyak hutan dan kebun yang ditanami pohon atau tanaman tahunan

yang cocok dan disukai sebagai pakan lebah yang mengandung nektar dan polen

yang bagus seperti pohon kapuk randu, kelapa, rambutan, duren dan sebagianya.

Para peternak lebah disana telah membentuk suatu komunitas atau lembaga

meskipun secara manajemen organisasi masih sangat sederhana, secara umum

para peternak lebah dalam budidaya dan teknologi masih tradisional, permodalan

terbatas, selain itu mereka juga masih kesulitan untuk memasarkan produksi

karena tidak sesuainya dengan permintaan pasar.

B. Harga

Karakteristik lebah Trigona berbeda dengan lebah lainnya. Secara anatomi,

ukuran lebah Trigona lebih kecil dibanding jenis lebah lainnya. Bahkan ,

dibanding lalat sekalipun. Harga lebah Trigona spp. mencapai Rp. 150000 per

kotak.

Sebagian besar peternak Trigona di berbagai daerah baru sebatas

memanfaatkan madu. Di kalangan konsumen, madu Trigona dianggap lebih bagus

sehingga harganya pun lebih mahal ketimbang madu dari lebah jenis lain, madu

Trigona dapat mencapai Rp70.000/ 650 ml, sedangkan madu apis hanya

Rp30.000 - Rp50.000 per 650 ml.

Sedangkan propolis belum dimanfaatkan secara optimal. Bahkan banyak

peternak yang belum mengetahui manfaat propolis. Padahal, pasar propolis di

Indonesia tumbuh mencengangkan. Harga sebuah botol propolis bervolume 10 cc

dapat mencapai Rp44.000. atau harga satu botol propolis dengan volume 6 ml

dapat mencapai Rp. 100.000,-

C. Standar Mutu

Setiap jenis lebah memiliki sumber resin tertentu yang ada di daerahnya

sehingga komposisi propolis pada lebah sangat bervariasi. Tingginya variasi atau

perbedaan standar mutu propolis pada lebah tergantung pada jenis pohon, suhu

wilayah, bahkan hari (saat) ketika propolis disimpulkan. Misalnya propolis yang

Page 8: 75178947-MAKALAH-propolis

diambil dari pohon populus mempunyai flavanoid yang tinggi, sedangkan yang

diambil dari pohon aspen memiliki lebih banyak asam aromatik (Suranto, 2007).

Komposisi kimia propolis sarang lebah serta aktivitas biologisnya dapat

berbeda antar daerah, tempat propolis sarang lebah itu diperoleh. Hal ini sebagai

adanya perbedaan jenis atau ekosistem tumbuhan (flora) sebagai sumber utama

propolis. Menurut Bankova et al (2000), sifat fisik dan komposisi kimia propolis

pada sarang lebah dan khasiat propolis sangat bergantung pada botani lebah

tempat memperoleh resin, serta musim dan kondisi geografis daerah atau tempat

dimana propolis ditemukan. Pada daerah yang beriklim sedang seperti Eropa,

Asia, dan Amerika Utara, propolis yang diperoleh dari daerah ini mempunyai

komposisi kimia yang mirip dengan bahan utama fenolik (flavanoid, asam

aromatik dan esternya). Propolis dari daerah tropis khususnya Brazil,

menunjukkan beberapa komponen kimia serta aktivitas biologisnya.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa propolis mengandung beberapa

komponen kimia seperti polifenol ( flavanoid, asam fenolat dan esternya).

Terpenoid, streoid, dan asam amino. Komposisi propolis pada lebah bergantung

pada tumbuh-tumbuhan di sekitar tempat pengambilannya. Perbedaan geografis di

Eropa, Amerika Selatan dan Asia menghasilkan komposisi kimia propolis yang

berbeda. Berikut standar mutu atau komponen propolis pada sarang lebag

berdasarkan daerah asal.

Tabel. Standar mutu komponen propolis pada sarang lebah berdasarkan daerah

asal

Daerah asal Tumbuhan sumber resin Komponen utama

Eropa, Asia,

Amerika Utara

Populus spp (poplar) Pinocembrin, pinobanksin,

pinobanksin-3-O-acetate, chrysin,

galangin, caffeats (benzyl

phenylethyl, prenyl)

Rusia Utara Betula verrucosa (birch) Acacetin, apigenin. Ermanin,

rhamnocitrin, kaemfrid, alfa

acetoxybetulenol

Brazil Bacahris spp. Arraucaria

spp.

Prenylated p-coumaric acids,

prenylated acetophenones,

diterpenic acids.

Kepulauan

Canary

- Furoruran lignans

Page 9: 75178947-MAKALAH-propolis

D. Tingkat Produktivitas

Lebah Trigona memang tidak sepopuler Apis mellifera. Popularitas ini

mengacu pada kemampuannya memproduksi madu. Produksi madu Trigona kalah

jauh dibanding Apis mellifera. Namun Trigona dalam memproduksi propolis lebih

tinggi dibanding Apis mellifera.

Fenomena ini terjadi secara alamiah. Trigona merupakan lebah berukuran

mini dan tidak dilengkapi sengat. Dengan anatomi seperti itu, Trigona adalah

lebah yang lemah. Oleh karena itu, sebagai bentuk pertahanan diri beserta

koloninya, Trigona dianugerahi kemampuan memproduksi propolis. Propolis ini

akan melindunginya dari ancaman predator dan hama lainnya. Jika Apis mellifera

atau Apis lainnya disebut lebah madu. Maka , Trigona disebut lebah propolis.

Propolis pada sarang lebah dapat dipisahkan dengan ekstraksi dengan pelarut.

pelarut yang biasa digunakan adalah etanol. Rendemen propolis dapat diperoleh

sekitar 7,2% (b/b) dari keseluruhan sarang lebah Trigona yang di maserasi.

Page 10: 75178947-MAKALAH-propolis

BAB III

PRODUK

A. Pohon Industri

Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia.

Lebah menghasilkan produk yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu

berupa madu yang sebagai produk utama, royal jelly, pollen (tepung sari), malam

(lilin lebah) serta propolis (resin lebah). Vitamin dan kandungan lainnya yang

terdapat dalam sarang lebah dapat menjadi imunitas yang sangat alami.

Gambar 1. Pohon Industri Lebah

B. Propolis

Propolis merupakan nama generik dari resin sarang lebah madu. Kata

propolis berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu pro (sebelum

atau pertahanan), dan polis (kota atau sarang lebah). Jadi, kata propolis dapat

diterjemahkan sebagai sistem pertahanan pada sarang lebah. Pada struktur sarang

lebah, propolis merupakan resin berbentuk pasta yang lengket, sehingga disebut

sebagai bee-glue (Melia Propolis, 2006).

Menurut Gojmerac (1983), propolis adalah bahan perekat atau dempul yang

bersifat resin yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dari kuncup, kulit tumbuha

atau bagian-bagian lain dari tanaman. Resin-resin yang diperoleh dari bermacam-

macam tumbuhan ini dicampur dengan saliva dan enzim lebah sehingga berbeda

dari resin asalnya.

lebah

Madu

Sarang lebah

Propolis

Pollen

Royal Jelly

Lilin lebah

(malam)

Madu

Page 11: 75178947-MAKALAH-propolis

Propolis berwarna kuning sampai cokelat tua, bahkan ada yang transparan.

Hal ini dipengaruhi oleh temperaturnya. Pada temperatur dibawah 15oC , propolis

keras dan rapuh tapi kembali lebih lengket pada temperatur yang lebih tinggi (24 -

45oC). Propolis umumnya meleleh pada temperatur 60-69

oC dan beberapa sampel

mempunyai titik leleh diatas 100oC ( Woo, 2004).

Propolis mengandung bahan campuran kompleks malam, resin, balsam,

minyak dari sedikit polen. Juga mengandung zat aromatik, zat wangi dan berbgaia

mineral (Gojmerac, 1983, diacu dalam Angraini, 2006). Secara kimia, komponen-

komponen kimiawi propolis sangat kompleks dan kaya akan senyawa terpena,

asam benzoat, asam kafeat, asam sinamat, dan asam fenolat. Propolis juga

mengandung flavonoid yang tinggi, sehingga banyak peneliti yang menjajarkan

propolis dengan flavonoid (Chinthapally, 1993).

Tabel 1. Komponen kimia Propolis

Kelas Senyawa Golongan Senyawa Jumlah

Resin Flavonoid, asam aromatik

dan esternya

50%

Lilin Asam lemak dan esternya 30%

Minyak Essensial Volatil 10%

Polen Protein dan asam amino

bebas

5%

Senyawa organik dan

mineral

Mineral, keton, lakton,

quinon, steroid, vitamin

dan gula

5%

(Sumber: Khismatullina, 2005)

Propolis di pasaran dapat berupa propolis mentah berupa bongkahan, beku

atau bubuk, kapsul dan tablet. Propolis juga tersedia dalam bentuk cair dengan

menambah pelarut, seperti air dan alkohol. Meskipin propolis relatif stabil

terhadap suhu, tetapi sifat dan komposisinya masih belum diketahui sepenuhnya

sehingga pemakaian propolis disarankan yang asli dan belum diproses (Suranto,

Page 12: 75178947-MAKALAH-propolis

2007). Propolis mentah (raw propolis) mudah terserang jamur, agar tahan lama

raw propolis dapat disimpan di dalam freezer. Untuk memperpanjang masa

simpan biasanya propolis dibuat dalam bentuk sediaan seperti serbuk

(mikrokapsul), kapsul, maupun tablet.

C. Manfaat Propolis

Karakteristik propolis adalah sebagai daya antimikroba yang telah

dimanfaatkan sejak dahulu oleh bangsa Yunani dan Romawi. Propolis mempunyai

aktivitas antibakteri, antifungi, antivirus dan aktivitas biologi lain: antiinflamasi,

anestesi lokal, hepatoprotektif, antitumor dan imunostimulasi (Bankova et al.,

2000). Sifat unik dari propolis merangsang para peneliti untuk mempelajari sejak

akhir tahun 1960an. Selama 40 tahun terakhir ini banyak penelitian yang telah

dipublikasikan mengenai komposisi kimia, aktivitas biologi, farmakologi dan

terapi penggunaan propolis.

Propolis memiliki aktivitas bakteriostatik terhadap berbagai bakteri dan dapat

digunakan sebagai bakterisidal dalam konsentrasi tinggi (Drago et al., 2000). Lem

lebah ini berinteraksi dengan membran sitoplasma dan menghambat pergerakan

serta aktivitas-aktivitas enzim-enzim dalam bakteri. Tiga komponen utama

(golongan triterpenoid dan isoflavon) tersebut mempunyai aktivitas antimikroba

(Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans) dan dua

komponen utama (golongan benzopenon terprenilasi) mempunyai aktivitas

antioksidan (Trusheva et al., 2006).

Bagi manusia, propolis berguna sebagai suplementasi dan bahan pengobatan

alami. Sebagai suplementasi karena propolis mengandung zat-zat yang

dibutuhkan untuk membangun kekebalan tubuh dan mengaktifkan kelenjar

thymus. Zat-zat tersebut adalah semua vitamin (kecuali vitamin K), semua mineral

yang dibutuhkan oleh tubuh kecuali sulfur, 16 rantai asam amino essensial yang

dibutuhkan untuk regenerasi sel dan bioflavonoid. Kandungan bioflafonoid pada

satu tetes propolis menurut para ahli, setara dengan bioflavonoid yang dihasilkan

oleh 500 buah jeruk. Propolis juga digunakan sebagai bahan pengobatan alami

karena mengandung zat aktif yang berfungsi sebagai obat untuk berbagai macam

penyakit.

Page 13: 75178947-MAKALAH-propolis

Dalam dunia pengobatan, propolis digunakan untuk mengobati saluran

pernapasan dan paru-paru karena mempunyai sifat anti bakteri. Selain itu, dalam

dunia industri dapat dipakai untuk bahan plester dan lak. (Sarwono, 2001).

Kemampuan propolis sebagai obat telah lama dikenal. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa senyawa-senayawa aktif dalam propolis dapat memberikan

efek anti bakteri. Dengan sifat tersebut diharapkan bahwa propolis dapat

digunakan sebagai antibiotik alami. Kelebihan propolis sebagai antibiotik alami

dibandingkan dengan bahan sintetik adalah lebih aman serta dengan efek samping

yang relatif kecil. Satu-satunya efek samping yang terjadi, yaitu timbulnya reaksi

alergi. Selain itu, propolis sebagai antibiotik mempunyai selektivitas yang tinggi.

Propolis hanya membunuh bakteri penyebab penyakit, sedangkan mikrob yang

berguna seperti flora usus tidak terganggu (Winingsih, 2004).

D. Standar Mutu

Untuk mengetahui standar muru pada propolis dapat dilakukan uji secara

fisik, uji aktivitas antibakteri maupun secara fitokimia. Uji fisik dilakukan dengan

mengamati bentuk fisik dari propolis. Warna propolis adalah dari transparan,

kuning sampai coklat tua. Sedangkan uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui

golongan senyawa apa saja yang terkandung dalam ekstrak propolis. Berikut

adalah hasil uji fitokimia ekstrak etanol propolis:

Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Propolis

Golongan Senyawa Hasil Uji Keterangan

Flavonoid +++ Kuning

Alkaloid -

Saponin -

Tanin +++ Hijau keunguan

Steroid -

Terpenoid -

Page 14: 75178947-MAKALAH-propolis

BAB IV

TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI

A. Teknologi Proses Produksi

Propolis tidak dapat digunakan dalam bentuk mentah (raw propolis),

melainkan harus dimurnikan terlebih dahulu dengan ekstraksi menggunakan

pelarut (Pietta et al., 2002). Ekstraksi dilakukan dengan menghilangkan lilin lebah

yang tercampur dengan propolis ketika digunakan lebah dalam sarangnya dan

menghilangkan komponen tidak aktif lain seperti senyawa balsam-resin (Mizrahi

dan Lensky, 1997). Sebagian besar propolis diekstraksi secara maserasi

menggunakan etanol. Perbedaan teknik ekstraksi biasanya berupa konsentrasi

etanol yang digunakan, lama maserasi dan perbandingan raw propolis-pelarut

seperti yang ditunjukkan dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2. Berbagai Cara Ekstraksi Propolis

Pelarut Waktu dan

suhu

Perbandingan

pelarut-RP0

Referensi

Etanol 70%

24 jam, Tro

30 g ~ 100 ml Bankova et al. ( 2000)

24 jam, Tro

1 : 10 Trusheva et al. ( 2006)

7 jam, Tro

30 g ~ 100 ml Orsi et al. (2005)

½ jam , 700C 2 g ~ 25 ml Park et al. (1998)

Etanol 80% 2 hari, Tro

1 : 10 Yaghoubi, et al.(2007)

3 hari , 500C 7 g ~ 100 ml Silici et al.( 2005)

Etanol 95% 5 hari, Tro 1 kg- 5 l Sabir (2005)

Absolut 24 jam, Tro 30 g – 100 ml Ayres et al. (2007)

30% - 100% 20 hari, Tro 30 g – 100 ml Muli dan Maingi (2007)

Tidak disebutkan 7 hari, Tro 30 g – 100 ml Miorin et al. (2003)

12 jam, Tro 30 g – 100 ml Kumuzawa et al. (2006)

Pemilihan pelarut dalam ekstraksi propolis dapat dipertimbangkan

berdasarkan kepentingan dan biaya. Alkohol paling banyak digunakan untuk

ekstraksi maupun pelarutan propolis. Ekstraksi menggunakan propilen glikol

Page 15: 75178947-MAKALAH-propolis

mirip dengan penggunaan alkohol, tetapi karena propilen glikol lebih kental, maka

kemampuan untuk melarutkannya lebih rendah. Propilen glikol hanya melarutkan

10% (b/b) propolis, sedangkan alkohol dapat melarutkan 50% (b/b) propolis.

Kelemahan lain dari penggunaan propilen glikol adalah lebih sulitnya pemisahan

dan membutuhkan suhu tinggi untuk menguapkannya. Propolis untuk kosmetik

sering dilarutkan dalam propilen glikol karena lebih mudah untuk pembuatan

lotion dan krim. Meskipun demikian, propilen glikol tidak dianjurkan untuk

penggunaan internal, karena propilen glikol yang berlebih dapat mengganggu

kesehatan hati.

Ekstraksi air propolis dapat diperoleh dengan merendam propolis

menggunakan air panas. Proses ini hanya akan mendapatkan senyawa larut air,

yang oleh para peneliti dinyatakan pengaruh bioaktivitasnya tidak berpotensi

seperti ekstrak etanol.

Etanol merupakan pelarut terbaik untuk ekstraksi propolis, sedangkan untuk

identifikasi propolis dapat digunakan pelarut lain seperti etil ester, air, metanol

dan kloroform (Marcucci et al., 1998). Berikut adalah diagram alir pembuatan

ekstraksi propolis hingga di dapat ekstrak pekat propolis:

Gambar 1. Diagram Alir Ekstraksi Propolis

Residu

Diulang 14 X

Sarang lebah Trigona spp

Maserasi dengan pelarut

etanol 70%

penyaringan

Filtrat

Evaporasi

Ekstrak Pekat Propolis

Page 16: 75178947-MAKALAH-propolis

Propolis diekstraksi dengan metode Harborn (1987) dan Matienzo dan

Lamorena (2004). Sarang lebah sebanyak 200 gram di maserasi menggunakan

etanol 70%. Ekstraksi ini dilakukan dengan merendam 200 gram sarang lebah

menggunakan 650 ml etanol 70% selama 7 hari, dengan penggojokan 24 jam.

setelah perendaman tujuh hari, filtrat didekantasi, residu yang tersisa diekstrak

kembali dengan 50 ml etanol 70% dikocok 24 jam dengan kecepatan 120 rpm,

dan filtrat didekantasi. Ekstraksi residu diulang sampai tujuh hari, sehingga total

pelarut yang digunakan 1000 ml, dan total waktu maserasi 14 hari. Filtrat

dikumpulkan dalam wadah, filtrat dipekatkan dengan menggunakan rotary

evaporator, terbentuk ekstrak pasta yang siap digunakan untuk pengujian

selanjutnya (EEP : ekstrak etanol propolis).

Hasil maserasi sarang lebah adalah filtrat berwarna merah tua (merah

kecoklatan). Banyaknya rendemen yang diperoleh berkaitan erat dengan intensitas

warna larutan ekstrak. Woo (2004) dan Anggraini (2006), mengemukakan bahwa

larutan ekstrak propolis dengan warna yang lebih gelap, menandakan

diperolehnya rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan warna yang lebih

cerah. Gelapnya warna ini dikarenakan tingginya kandungan flavonoid yang

dikandungnya. Menurut Fearnley (2005), ekstraksi propolis dapat dimaksimalkan

dengan merendam raw propolis dalam etanol selama dua atau tiga minggu, agar

semua senyawa aktif bisa terekstrak. Perendaman dalam waktu lebih lama lagi

tidak akan meningkatkan jumlah ekstrak yang diperoleh. Penghilangan pelarut

menggunakan pengering beku dilakukan untuk meminimalkan pemanas.

Penguapan pelarut menggunakan penguap vakum, masih memerlukan pemanasan

dengan suhu sekitar 500C. penghilangan pelarut menggunakan pengering semprot

juga masih memerlukan pemanasan. Panas diusahakan seminimal mungkin dalam

ekstraksi propolis, karena dapat mengubah atau merusak struktur bioaktif utama

propolis yaitu bioflavonoid.

Page 17: 75178947-MAKALAH-propolis

B. Limbah dan Pengolahan Limbah

Metode ekstraksi yang digunakan adalah untuk mengekstraksi propolis

dilakukan dengan menggunakan pelarut. Limbah yang dihasilkan dari ekstraksi

propolis dari sarang lebah tergolong sangat sedikit. Limbah yang dihasilkan dari

ekstraksi ini diantaranya residu sarang lebah setelah dilakukan penyaringan.

Namun residu ini masih dapat di maserasi kembali atau dilakukan pengulangan

maserasi pada residu sehingga propolis pada sarang lebah benar-benar habis.

Pengulangan maserasi residu ini dapat dilakukan 14 kali. Setelah maserasi ulang,

residu yang dihasilkan menjadi sangat sedikit dan residu ini tidak terlalu bahaya

untuk dibuang ke lingkungan.

C. Prakiraan Biaya Produksi

Page 18: 75178947-MAKALAH-propolis

BAB V

PEMASARAN

A. Permintaan dan Penawaran

B. Ekspor dan Impor Indonesia

C. Pangsa Pasar

D. Prospek

Page 19: 75178947-MAKALAH-propolis

BAB VI

PEMBAHASAN

Karakteristik lebah Trigona berbeda dengan lebah lainnya. Secara anatomi,

ukuran lebah Trigona lebih kecil dibanding jenis lebah lainnya. Bahkan, dibanding

lalat sekalipun. Budidaya lebah Trigona tidak sama dengan budidaya lebah Apis

mellifera atau Apis cerana yang membutuhkan perhatian khusus dari pemiliknya.

Apalagi, lebah Apis mellifera yang membutuhkan penanganan ekstra. Dalam

membudidayakan Trigona, hanya menyediakan tempat berteduhnya, yaitu berupa

sarang sederhana. Sarang bisa berupa satu ruas bambu yang dibelah dua, kotak kayu

sederhana, atau silinder yang terbuat dari pohon aren. Sarang ini disebut bendala.

Berbeda dengan Apis mellifera, Trigona tidak perlu dipelihara, karena pada

dasarnya Trigona adalah lebah liar yang biasa hidup bebas di alam dan bisa

mengurus seluruh kebutuhan hidupnya. Lebah ternak , misalnya Apis mellifera

membutuhkan sumber nektar dan polen yang melimpah sebagai pakan. Jika

ketersediaan pakan ini tidak lagi memadai, peternak lebah akan memindahkan ke

daerah lain yang jaraknya ratusan kilometer.

Hal sebaliknya justru terjadi pada Trigona. Karena Trigona bukan lebah

penghasil utama madu maka kebutuhan nectar dan polen tidak terlalu besar. Dengan

sumber pakan yang terbatas, ia masih bisa bertahan hidup. Berbeda dengan Apis

mellifera, Trigona lebih banyak menghasilkan propolis. Namun , ada hal yang harus

perhatikan, yaitu ketersediaan pohon penghasil getah. Trigona lebih banyak

menghasilkan propolis dibanding madu. Oleh karena itu, lebah ini membutuhkan

pepohonan yang menghasilkan getah.

Untuk membudidayakan Apis mellifera, dibutuhkan sejumlah peralatan,

misalnya masker, alat pengasap, pisau, sikat lebah, pengungkit, kotak eram, kotak

kawin, kotak starter, polen trap, tempat air, cadangan makanan (feeder frame), serta

ekstraktor. Namun, untuk Trigona, semua peralatan tersebut tidak diperlukan.

Trigona adalah lebah berukuran sangat kecil dan tidak memiliki sengat.

Ketika membuka bendala untuk mengecek atau memanen propolis, tidak

membutuhkan masker sebagai pelindung dan alat pengasapan untuk mengusirnya.

Jika Trigona merasa terganggu, ia akan menggigit, tetapi gigitannya tidak

Page 20: 75178947-MAKALAH-propolis

menyakitkan. Trigona juga punya kebiasaan mengerumuni rambut di kepala

seseorang yang dianggapnya mengancam keberadaan koloni. Saat itulah, Trigona

mengeluarkan propolis yang lengket.

Trigona merupakan lebah berukuran mini dan tidak dilengkapi sengat.

Dengan anatomi seperti itu, boleh dikatakan Trigona adalah lebah yang lemah. Oleh

karena itu, sebagai bentuk pertahanan diri beserta koloninya, Trigona dianugerahi

kemampuan memproduksi propolis. Propolis ini akan melindunginya dari ancaman

predator dan hama lainnya. Jika Apis mellifera atau Apis lainnya disebut lebah madu.

Maka, Trigona disebut lebah propolis.

Propolis adalah zat yang di ekstrak dari resin yang dikumpulkan oleh lebah

pekerja khusus yang tugasnya mencari resin dari daun yang baru tumbuh dan bagian

kulit batang pohon tertentu. Oleh lebah pekerja di sarang resin tersebut dicampur

sedikit dengan lilin lebah, Madu dan enzim sebelum akhirnya menjadi propolis.

Propolis berguna untuk menambal sarang lebah yang bocor dan memperkuat sarang.

Selain dari pada itu fungsi Propolis yang tidak kalah pentingnya bagi lebah adalah

untuk membungkus (memumikkan) bangkai binatang yang masuk kesarang lebah

agar tidak menyebarkan penyakit. Jadi Propolis dipakai oleh lebah untuk

mensaterilkan sarang, menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, virus dan

jamur.

Resin digunakan lebah untuk melapisi sarang bagian dalam, memperbaiki

sisiran yang rusak, menambal lubang-lubang, dan memperkecil ukuran jalan masuk

sel untuk menghindari dingin. Jika ada binatang yang mati didalam sarang dan terlalu

berat untuk dibuang, lebah akan membungkusnya dengan propolis. Yang juga

penting, propolis digunakan sebagai campuran malam untuk menutup sel berisi larva

sehingga terlindungi dari serangan penyakit.

Propolis adalah sejenis resin yang dikumpulkan lebah dari berbagai

tumbuhan, kemudian bercampur dengan saliva dari berbagai enzim dalam lebah,

sehingga menghasilkan resin baru yang berbeda dengan resin asalnya dan digunakan

untuk membangun sarang. Sumber utama propolis adalah kuncup bunga. Di dalam

proses pembuatan sarangnya, lebah mengumpulkan resin dari berbagai kuncup bunga

tumbuhan, kemudian bercampur dengan saliva dan berbagai enzim dalam lebah,

sehingga menghasilkan resin baru. Resin baru yang terbentuk dalam sarang dan

Page 21: 75178947-MAKALAH-propolis

merupakan suatu komponen pembentuk sarang lebah ini, berbeda dengan resin

awalnya. Resin baru yang terbentuk (propolis) berwarna kuning, coklat tua, merah

atau bahkan transparan, yang dipengaruhi oleh kandungan flavonoidnya (Bankova et

al., 2000).

Propolis mengandung ratusan bahan kimia dan para ilmuwan baru berhasil

mengidentifikasi dan memberi nama sekitar 30-an dari bahan-bahan tersebut.

Komposisi Propolis yang baru dipanen dari sarang lebah umumnya terdiri dari

kurang lebih 50% resin, 30 % lilin lebah, 10 % essential oils, 5 % Pollen dan 5 %

sisa-sisa tanaman. Karena komposisinya yang demikian tidak seluruh bagian

Propolis bisa dimakan sebagai obat atau makanan suplemen.

Setelah dipanen dari sarangnya Propolis harus di ekstraksi dengan air atau

minyak makan untuk mengambil bahan-bahan yang bisa dimakan tersebut. Di negeri

barat ekstraksi juga dilakukan menggunakan ethanol atau alkohol, namun hal ini

tidak halal untuk konsumsi kaum muslimin jadi ekstraksi menggunakan alkohol tidak

boleh dilakukan. Penggunaan etanol 70% dilakukan untuk ekstraksi etanol,

penggunaan etanol 70% ini dikarenakan etanol merupakan senyawa yang memiliki

sifat polar sehingga komponen aktif yang terdapat di dalam sarang lebah yang

memiliki tingkat kepolaran yang beragam dapat dipaksa melarut dengan baik

didalam etanol guna memudahkan proses ekstraksi. Karena lebah pekerja mengambil

resin dari tanaman-tanaman sekitar tempat sarangnya, maka komposisi propolis

sangat bervariasi tergantung daerahnya.

Propolis terdiri dari sekitar 150 bahan kimia yang berbeda yang masih terus

ditemukan setiap tahun. Komponen utamanya adalah flavanoid dan asam fenolat

termasuk caffeic acid phenetyl ester (CAPE) yang kandungannya mencapai 50% dari

seluruh komposisi. Diantara 150 bahan kimia tersebut ditemukan zat antivirus

(fenolik, ester caffeic, asam ferulat, luteolins, quercentin). Anti peradangan (asam

caffeic, ester fenil, galangin, kaempferol, dan kaempferid), mengurangi nyeri

(alkohol, campuran ester caffeta), anti tumor (asam caffeic, ester fenetil) , dan anti

mikroba (flavanoid, galangin, pinocembrin). (Suranto, 2007).

Flavanoid terdapat hampir di semua spesies bunga. Jenis flavanoid yang

terpenting dalam propolis adalah pinocembrin dan galangin. Kandungan kimianya

sedikit berbeda dengan flavanoid dari bunga karena adanya pemrosesan dari lebah.

Page 22: 75178947-MAKALAH-propolis

Kandungan flavanoid dalam propolis bervariasi 10-20%. Kandungan ini merupakan

yang terbanyak dibandingkan kandungan flavanoid dalam produk lebah lainnya.

Didalam dunia pengobatan, propolis dimanfaatkan dalam penyembuhan

berbagai penyakit. Manfaat propolis yang bermacam-macam ini dapat dimungkinkan

karena kandungan kimianya yang beragam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan

bahwa propolis efektif sebagai antikanker, antivirus, antifungi, antibakteri,

antioksidan, antiinflamasi, meningkatkan imunitas tubuh, memperkuat dan

mempercepat regenerasi sel, dan lain-lain. Beberapa penilitian menyatakan bahwa

propolis bersifat bakterisida, bakteristatik, dan memiliki sifat antibiotik,. Ada juga

yang melaporkan ekstrak propolis ampuh untuk menyembuhkan luka, penyakit

mulut, dan kuku pada sapi, membunuh virus influenza dan membantu penyembuhan

kulit.

Kelebihan propolis sebagai antibiotik alami dibandingkan bahan sintetik

adalah lebih aman serta efek samping yang kecil. Satu-satunya efek samping yang

terjadi dan itupun jarang yaitu timbulnya alergi yang digunakan secara peroral tidak

menimbulkan resistensi. Selain itu propolis sebagai antibiotik memiliki selektivitas

tinggi. Propolis hanya membunuh penyebab penyakit sedangkan mikroba yang

berguna seperti flora usus tidak terganggu.

BELUM ADA PEMBAHASAN TENTANG BIAYA DAN PEMASARAN

Page 23: 75178947-MAKALAH-propolis

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi

Melihat prospek dan kegunaan dari propolis ini sangat beragam, maka

alangkah lebih baiknya bila mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut

mengenai propolis agar bisa lebih bermanfaat lagi dan meningkatkan nilai

tambahnya.

Notes:

Ni rekomendasinya q ngasal jd klo mw bikin lagi aja atw

tmbah2in ya....

Pohon industrinya q bgg nyari gda jd q bkin sndiri dah kya

gtu mnrt kalian bener ga?????

Page 24: 75178947-MAKALAH-propolis

DAFTAR PUSTAKA

Amano K, T Nemoto, TA Heard. 2000. Stingless bees as crop pollinators. Japan

agrics. Res. Q. Japan International Research Center for Agricultural Sciences.

Anggraini AD. 2006. Potensi Propolis Lebah madu Trigona spp sebagai bahan anti

bakteri., [skripsi]. Bogor. Program studi Biokimia, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

B, Sarwono. 2001. Lebah Madu. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Bankova VS, Castro SL dan Marcucci MC. 2000. Propolis : recent advances in

chemistry and plant origin. Apidologie 31 : 3-15.

Drago L., Mombelli B, Vecchi ED, Fassina MC, Tocalli L., dan Gismondo MR.

2000. In vitro antimicrobial activity of propolis dry extract. J Chemother 12:

390-395.

Fearnley J. 2005. Bee Propolis : Natural Healing From the Hive. Souvenkir Press

Ltd., London.

Free JB. 1982. Bees and Mankind. London : George Allen and Unkwin

Gojmerac WL. 1983. Bee, Beekeeping, Honey and Pollination. Westport: AVI.

Kumuzawa S, Hitomi G, Tomoko H, Syuichi F, Takunori F, dan Tsutomu N. 2006.

A New prenylated falvonoid from propolis collected in Okinawa, Japan. Biosci

Biotechnol Biochem 68(1):260-262.

Marcucci MC, rodriguez J, Ferrerez F, Bankova V, Grotor and Popov S. 1998.

Chemical Composition of Brazilian propolis. Curr Topics Phytochem 2: 115-

123.

Muli EM dan Maingi JM. 2007. Antibacterial Activity of Apis Mellifera L., propolis

collected in three regions of Kenya. J Venom Anim Toxins incl Trop Dis

13(3):655-663.

Orsi RO, Sforcin JM, Rall VLM, Funari SRC, Barbosa I dan fernandes JrA. 2005.

Suspectibility profile of Salmonella againts the antibacterial activity of

propolis produced in two regions of Brazil. J. Venom Anim Toxins Incl Trop

Dis 11 (2): 109-116.

Perum Perhutani. 1986. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pelebahan.

Didalam : pembudidayaan lebah madu untuk peningkatan kesejahteraan

Page 25: 75178947-MAKALAH-propolis

masyarakat. Prosiding lokakarya : Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta : perum

perhutani.halaman 293-302.

Sabir A. 2005. Aktivitas antibakteri flavonoid propolis Trigona sp. Terhadap bakteri

Streptococcus mutans (invitro). Majalah Kedokteran Gigi (Dent J)38(3):135-

141.

Silici S, Nedret AK, demet A, dan Soner C. 2005. Antifungal activities of propolis

collected by different races of honeybees againts yeasts isolated from patients

withsuperficial mycoses. J Pharmacol Sci 99: 39-44.

Sing. 1962. Beekeping in India. New delhi : Indian Council of Agricultural research.

Suranto. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya.

Trusheva B, Popova L., Bankova V, Simova S, Marcucci MC, Miorin PL., Pasin FR,

dan Tsvetkova I. 2006. Bioactive constituent of Brazilian red propolis. eCAM

3(2):249-254.

Winingsih W. 2004. Kediaman Lebah Sebagai Antibiotik dan Antikanker.

http://wwww.pikiranrakyat.com/cetak/0904/16/cakrawala/lainnya.htm. [20

November 2011].