73527176-gangguan-proses-berpikir

13
GANGGUAN PROSES BERPIKIR Adapun proses berpikir itu meliputi proses pertimbangan (“judgement”), pemahaman (“comprehension”), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berpikir yang normal mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan. Berbagai macam faktor mempengaruhi proses berpikir itu, umpamanya faktor somatic (gangguan otak, kelelahan), faktor psikologik (gangguan emosi, psikosa) dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial yang lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi si individu. Kita dapat membedakan tiga aspek proses berpikir, yaitu: bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikiran, ditambah dengan pertimbangan. Gangguan bentuk pikiran: dalam kategori ini termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan terarah kepada tujuan. 1. Dereisme atau pikiran dereistik titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan pengalamannya yang sedang berjalan. Proses mentalya tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman. Umpamanya seorang kepala

Upload: tiwi-tiwull-mandja

Post on 12-Feb-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gfgh

TRANSCRIPT

Page 1: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

GANGGUAN PROSES BERPIKIR

Adapun proses berpikir itu meliputi proses pertimbangan (“judgement”), pemahaman

(“comprehension”), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berpikir yang normal

mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang

dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu

penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan.

Berbagai macam faktor mempengaruhi proses berpikir itu, umpamanya faktor

somatic (gangguan otak, kelelahan), faktor psikologik (gangguan emosi, psikosa) dan

faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial yang lain) yang sangat mempengaruhi

perhatian atau konsentrasi si individu.

Kita dapat membedakan tiga aspek proses berpikir, yaitu: bentuk pikiran, arus pikiran

dan isi pikiran, ditambah dengan pertimbangan.

Gangguan bentuk pikiran: dalam kategori ini termasuk semua penyimpangan dari

pemikiran rasional, logik dan terarah kepada tujuan.

1. Dereisme atau pikiran dereistik titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi

antara proses mental individu dan pengalamannya yang sedang berjalan. Proses

mentalya tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti kenyataan, logika atau

pengalaman. Umpamanya seorang kepala kantor pemerintah pernah mengatakan:

“Seorang pegawai negeri dan warga negara yang baik harus kebal korupsi,

biarpun gajinya tidak cukup, biarpun keluarganya menderita; bila tidak tahan,

silahkan keluar…” atau seorang lain lagi : “ Kita harus memberantas perjudian

dan pelacuran, karena hal-hal itu merupakan “exploitation de I’homme par

I’homme” adalah “homo homini lupus” adalah “machiavellisme”, karena itu kita

harus mengikis habis segala bentuknya, tanpa kecuali….”

2. Pikiran otistik : menandakan bahwa penyebab distorsi arus asosiasi ialah dari

dalam pasien itu sendiri dalam bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi.

Cara berpikir seperti ini hanya akan memuaskan keinginannya yang tak terpenuhi

tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya; hidup dalam alam pikirannya sendiri.

Kadang-kadang istilah ini dipakai juga untuk pikiran dereistik.

Page 2: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

3. Bentuk pikiran yang non-realistik: bentuk pikiran yang sama sekali tidak

berdasarkan kenyataan, umpamanya: menyelidiki sesuatu yang spektakuler/

revaolusioner bila ditemui; mengambil kesimpulan yang aneh serta tidak masuk

akal. (Merupakan gejala yang menonjol pada skizofermia hebefrenik di samping

tingkah-laku kekanak-kanakan). Dibedakan dari pikiran dereistik dan otistik,

tetapi kadang-kadang ketiga gangguan bentuk pikiran ini dijadikan satu dengan

salah satu istilah itu.

Gangguan arus pikiran: yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam

pemikiran, yang timbul dalam berbagai jenis:

1. Perseverasi : berulang-ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara

berlebihan. Penulis pernah mendengar seorang pasien berkata: “Nanti besok saya

pulang, ya saya sudah kangen rumah, besok saya sudah berada di rumah sudah

makan enak di rumah sendiri, ya pak dokter, satu hari lagi saya nanti sudah bisa

tidur di rumah, besok ayah akan datang mengambil saya pulang…..”

2. Asosiasi Longgar : mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama

lain umpamanya “Saya mau makan. Semua orang dapat berjalan”. Bila extrim,

maka akan terjadi inkoherensi.

Asosiasi yang sangat longgar dapat dilihat dari ucapan seorang penderita seperti

berikut ini: “…. Saya yang menjalankan mobil kita harus membikin tenaga nuklir

dan harus minum es krim…”

3. Inkoherensi : gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah

sukar ditangkap atau diikuti maksudnya. Suatu waham yang aneh mungkin

diterangkan secara incoherent. Inkoherensi itu boleh dikatakan merupakan

asosiasi yang longgar secara extrim. Penulis pernah menerima surat yang isinya

antara lain sebagai berikut: “saya minta di janji, tidur, lahir dengan pakaian

lengkap untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan Allah dengan suami

jodohnya yang menyinggung segala percobaan…”

4. Kecepatan bicara : untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali atau

sangat cepat.

Page 3: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

5. Benturan (blocking): jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah

sebuah kalimat. Pasien tidak dapat menerangkan kenapa ia berhenti.

6. Logorea: banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol,

mungkin coherent ataupun incoherent.

7. Pikiran melayang (“flight of ideas”): perubahan yang mendadak lagi cepat dalam

pembicaraan sehingga suatu idea yang belum selesai diceritakan sudah disusul

lagi oleh ide yang lain. Umpamanya seorang pasien pernah bercerita sebagai

berikut: “Waktu saya datang ke rumah sakit Kakak saya baru mendapat rebewes,

lalu untuk saya pakai kemeja biru, hingga pak dokter menanyakan bila sudah

makan… “

8. Asosiasi bunyi (clang association): mengucapkan perkataan yang mempunyai

persamaan bunyi, umpamanya pernah didengar: “Saya mau makan di Tarakan,

seakan-akan berantakan”.

9. Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum,

misalnya: “saya radiltu, semua partimun”.

10. Irelevansi: isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan

pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan.

11. Pikiran berputar-putar (circumstantiality): menuju secara tidak langsung kepada

ide pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang

menjemukan dan yang tidak relevan.

12. Main-main dengan kata-kata: menyajak (membuat sajak) secara tidak wajar.

Umpamanya pernah penulis menerima sajak yang antara lain berbunyi:

Wahai jagoku yang tersembunyi

Meskipun kau jago

Tanpa kau hatiku sunyi

Tanpa kau hatiku mewangi.

13. Afasi : mungkin sensorik (tidak atau sukar mengerti bicara orang lain) atau

motorik (tidak dapat atau sukar berbicara), sering kedua-duanya sekaligus dan

terjadi karena kerusakan otak.

Page 4: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

Gangguan isi pikiran: dapat terjadi baik pada isi pikiran non-verbal, maupun pada isi

pikiran yang diceriterakan, misalnya:

1. Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi (ecstasy) dapat timbul secara

mengambang pada orang yang normal selama fase permulaan narkosa (anestesia

umum). Boleh juga disebabkan oleh Narkotika (feeling high atau fligh sebagai

logat para narkotik) atau kadang-kadang timbul sepintas lalu pada skizofrenia.

Semua mengatakan bahwa isi pikiran mereka itu tidak dapat diceriterakan.

2. Fantasi : ialah isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan

atau diinginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata. Fantasi yang kreatif

menyiapkan si individu untuk bertindak sesudahnya; fantasi dalam lamunan

merupakan pelarian bagi keinginan yang tidak dapat dipenuhi. Pada psedologia

fantastika (pseudologia fantastica) orang itu percaya akan kebenaran fantasinya

secara intermittent dan selama jangka waktu yang cukup lama untuk bertindak

sesuai dengan itu.

3. Fobi : rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak

dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu

irasional adanya. Fobi itu dapat mengakibatkan kompulsi, umpamanya fobi kotor

atau fobi kuman menimbulkan kompulsi cuci-cuci tangan. Ini perlu dibedakan

dari kecemasan yang mengambang (free-floating anxiety) atau kecemasan

terhadap keadaan umum, misalnya takut akan jatuh sakit, takut gagal dalam

usahanya. Adapun fobi itu bermacam-macam, diantaranya

1) Agorafobi : terhadap ruang yang luas

2) Ailurofobi : terhadap kucing

3) Akrofobi : terhadap tempat yang tinggi

4) Algofobi : terhadap perasaan nyeri

5) Astrafobi : terhadap badai, Guntur, kilat

6) Bakteriofobi : terhadap kuman

7) Eritrofobi : terhadap mukanya akan menjadi merah

8) Hematofobi : terhadap darah

9) Kankerofobi : terhadap penyakit kanker (cancerophobia)

Page 5: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

10) Klaustrofobi : terhadap ruangan yang tertutup

11) Misofobi : terhadap kotoran dan kuman

12) Monofobi : terhadap keadaan sendirian

13) Niktofobi : terhadap kegelapan

14) Okholofobi : terhadap keadaan ramai dengan banyak orang

15) Panfobi : terhadap segala sesuatu

16) Patofobi : terhadap penyakit

17) Pirofobi : terhadap api

18) Sifilofobi : terhadap penyakit sifilis

19) Xenofobi : terhadap o rang asing

20) Zoofobi : terhadap binatang

4. Obsesi : isi pikiran yang kukuh (persistent) timbul, biarpun tidak dikehendakinya,

dan diketahuinya bahwa hal itu tidak wajar atau tidak mungkin, umpamanya:

bahwa anaknya sedang sakit keras atau bahwa seorang wanita menjadi hamil

karena perbuatannya. Obsesi itu dapat mengakibatkan kompulsi, umpamanya

obsesi barangnya hilang menyebabkan kompulsi membuka-buka lemari untuk

melihat kalau berangnya masih ada di dalamnya.

5. Preokupasi: pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang biasanya

berhubungan dengan keadaan yang bernada emosional yang kuat. Ini belum

merupakan, tetapi dapat menjadi obsesi. Umpamanya preokupasi dengan ujian,

anak yang sakit, atau perjalanan yang akan dilakukan.

6. Pikiran yang tak memadai (inadequate) : pikiran yang eksentrik, tidak cocok

dengan banyak hal, terutama dalam pergaulan dan pekerjaan seseorang.

7. Pikiran bunuh diri (suicidal thoughts/ideation): mulai dari kadang-kadang

memikirkan hal bunuh diri sampai terus menerus memikir akan cara bagaimana ia

dapat membunuh dirinya.

8. Pikiran bubungan (ideas of reference): pembicaraan orang lain, benda-benda atau

sesuatu kejadian dihubungkannya dengan dirinya, umpamanya burung bersiul

dianggapnya sebagai sebuah berita baginya, atau temannya memakai kemeja yang

Page 6: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

berwarna merah diartikannya bahwa teman itu sedang marah kepadanya. (pasien

mungkin sadar, bahwa pikirannya itu tidak masuk akal).

9. Rasa terasing (alienasi): perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda,

asing, umpamanya heran siapakah dia itu sebenarnya; rasanya ia berbeda sekali

dari orang lain; heran kenapa orang lain sudah berbeda, menjadi asing, aneh. Ini

dibedakan dari pikiran isolasi sosial dan dari amnesia.

10. Pikiran isolasi sosial (social isolation): rasa terisolasi, tersekat, terkunci, terpencil

dari masyarakat; rasa ditolak, tidak disukai oleh orang lain; rasa tidak enak bila

berkumpul dengan orang lain; lebih suka menyendiri. Ini dibedakan dari “menarik

diri” yang menunjukkan tingkah laku dan dari “isolasi” sebagai mekanisme

pembelaan psikologik.

11. Pikiran rendah diri: merendahkan, menghinakan dirinya sendiri, menyalahkan

dirinya tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukannya

12. Merasa dirugikan oleh orang lain: mengira atau menyangka ada orang lain yang

telah merugikannya, sedang mengambil keuntungan dari dirinya atau sedang

mencelakakannya

13. Merasa dingin dalam bidang sexual: acuh-tak-acuh tentang hal sexual;

kegairahan sexual berkurang secara umum (hiposexualitas). Ini dibedakan dari

gangguan potensi sexual dan dari impotensia dan frigiditas

14. Rasa salah: sering mengatakan bahwa ia telah bersalah. Ini bukanlah waham

dosa.

15. Pesimisme: mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam

hidupnya.

16. Sering curiga: mengutarakan ketidakpercayaannya kepada orang lain. Ini bukan

waham curiga.

17. Waham: keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan

kenyataannya atau tidak scocok dengan intelegensi dan latar belakang

kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu. Waham itu banyak

jenisnya, diantaraya:

Page 7: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

1) Waham kejaran: umpamanya pasien yakin bahwa ada orang atau komplotan

yang sedang mengganggunya atau bahwa ia sedang ditipu, dimatai-matai atau

kejelekannya sedang dibicarakan orang banyak.

2) Waham somatic atau hipokhondrik: keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya

yang tidak mungkin benar, umpamanya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya

sudah cair, ada seekor kuda di dalam perutnya.

3) Waham kebesaran: yakni bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan,

kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, umpamanya bahwa dialah Ratu

Adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan atau mobil.

4) Waham keagamaan: waham dengan tema keagamaan

5) Waham dosa: keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang

besar, yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu

kejadian yang tidak baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya

yang tidak baik.

6) Waham pengaruh: yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi

atau dipengaruhi oleh orang lain atau suatu kekuasaan yang aneh.

7) Waham nihilistic: yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri

dan/atau orang lain sudah mati.

8) Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham: karena waham, maka ia berbuat

atau bertingkah laku demikian.

(Ada juga waham kelompok, seperti pada “folie a deux”, yaitu kelompok 2 orang

berwaham yang sama; “folie a trios”, 3 orang dan sebagainya).

18. Kekuatiran yang tidak wajar tentang kesehatan fisiknya: takut kalau-kalau

kesehatan fisiknya tidak sesuai lagi dengan keadaan badannya yang sebenarnya.

Termasuk baik prihatin tentang sebuah organ, maupun tentang beberapa organ

tubuhnya (seperti pada nerosa hipokhondrik).

Gangguan pertimbangan: ada hubungannya dengan keadaan mental yang

menghindari kenyataan yang menyakitkan. Pertimbangan ialah kemampuan

Page 8: 73527176-GANGGUAN-PROSES-BERPIKIR

mengevaluasi keadaan serta langkah yang dapat diambil, alternatif yang dapat dipilih,

atau kemampuan menarik kesimpulan yang wajar berdasarkan pengalaman.

Bila langkah atau kesimpulan yang diambil itu sesuai dengan kenyataan seperti yang

dinilai dengan ukuran orang dewasa yang matang, maka pertimbangan itu utuh, baik

atau bermoral adanya. Sebaliknya jika langkah atau kesimpulan itu tidak cocok

dengan kenyataan, maka pertimbangan itu terganggu, kurang baik atau abnormal

adanya. Dalam pemilihan alternatif mungkin juga orang itu sering keliru, bimbang

atau tidak puas dengan pilihannya.

Gangguan ini dapat timbul dalam keadaan sebagai berikut:

1. Dalam hubungan keluarga; dalam keluarga inti atau keluarga luas, umpamanya

tidak insaf bahwa tingkah-lakunya mengganggu keluarganya

2. Dalam hubungan sosial lain: umpamanya merasa dirinya dirugikan atau dialang-

alangi secara terus menerus

3. Dalam pekerjaan: misalnya harapan yang tidak realistic mengenai pekerjaannya.

4. Dalam rancangan untuk hari kemudiannnya: pasien tidak mempunyai rancangan

apapun (atau bagaimanakah pertimbangannya tentang rancangan yang ada

padanya).