(725178746) kelompok 4 (satellite laser ranging)
DESCRIPTION
ntapTRANSCRIPT
-
MAKALAH
SATELLITE LASER RANGING(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geodesi Satelit)
Disusun oleh :
Kelompok IV-B
1. Anang Ikhwandito NIM 21110113130066
2. Raka Angga Prawira NIM 21110113190068
3. Aziz Anjar Santoso NIM 21110113140070
4. Fadhilla Shara Denafiar NIM 21110113130073
5. Naufal Farras NIM 21110113130095
6. Restu Fadilla NIM 21110113130101
7. Ika Nurdianasari NIM 21110113130103
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang Semarang, Telp. (024) 76480785, 76480788
e-mail : [email protected]
2015
-
SATELLITE LASER RANGING
A. Karakteristik Umum
Satelit Laser Ranging atau SLR merupakan teknik yang digunakan secara
luas untuk menentukan orbit suatu objek yang beredar di luar angkasa dengan
tingkat akurasi yang tinggi. SLR berbasiskan pada pengukuran jarak dengan laser
ke satelit yang dilengkapi dengan Retro-reflectro Laser. Sistem ini mulai
dikembangkan oleh NASA pada tahun 1964 dengan diluncurkannya satelit
Beacon Explorer B. SLR juga merupakan teknik yang paling akurat dalam
menentukan posisi geosentrik dari sebuah satelit bumi, mampu mengkalibrasi
presisi dari altimeter radar dan memisahkan pergeseran instrumentasi jangka
panjang dari perubahan sekuler dalam topografi samudera. Kemampuan SLR
untuk mengukur variasi temporal dalam bidang gravitasi bumi, memonitor
pergerakan jaringan stasiun terhadap pusat bumi, serta kemampuannya untuk
memonitor pergerakan vertikal dalam sebuah sistem absolute yang paling teliti
pada saat ini, membuat SLR memiliki keunikan untuk membuat model dan
mengevaluasi perubahan musim jangka panjang.
-
Pada dasarnya suatu sistem SLR terdiri dari stasiun pengamat SLR dan satelit-
satelit SLR.
Contoh Bentuk Stasiun Pengamat SLR
Komponen utama dari pengamat di bumi (Ground Station) merupakan :
1. Pembangkit dan pemancar pulsa laser; yang terdiri dari suatu sistem optik.
2. Detektor dan analyzer pulsa yang kembali; yang terdiri dari teleskop
penerima.
3. Unit pengukur waktu tempuh sinyal.
Laser pulsa pendek (Short Laser Pulse) dibangkitkan di stasiun bumi dan
dikirim melalui sistem optik menuju sistem satelit. Sebagian dari pulsa laser yang
dikirimkan digunakan untuk menghidupkan alat penghitung selang waktu
elektronik. Satelit target membawa recto-reflector yang sesuai/memadai. Pulsa
yang direfleksikan diterima oleh stasiun bumi, dideteksi, diperkuat, dianalisa dan
digunakan untuk menghentikan alat penghitung elektronik. Waktu yang
dibutuhkan oleh sinyal untuk pulang-pergi diperoleh dari dua pembacaan alat
penghitung waktu yang digunakan, dan direduksi ke dalam jarak (d) dengan
kecepatan perambatan sinyal (c). Pengoperasian sisem laser dikelompokkan
sebagai berikut :
A.1. Generasi Pertama : Panjang pulsa 10-40 ns, dengan ketelitian
berkisar 1-6 meter, biasanya menggunakan ruby laser dengan saklar -Q
(Q-switch).
A.2. Generasi Kedua : Panjang pulsa 2-5 n, dengan ketelitian 30-100
cm, pada umumnya digunakan untuk Metode analisis pulsa.
-
A.3. Generasi Ketiga : Panjang pulsa 0,1 - 0,2 ns, dengan ketelitian 1-3
cm, berkemampuan untuk mendeteksi foton tunggal (Single Photon).
Perkembangan yang dilakukan pada generasi sistem laser yang baru
menghasilkan kemampuan ketelitian jarak sampai 3 mm. Laser Ranging hanya
mungkin dilakukan bagi satelit-satelit yang diperlengkapi dengan reflektor yang
sesuai. Sinar laser yang datang pada satelit harus benar-benar dikirimkan kembali
pada arah yang sama pada saat datangnya sinar tersebut. Jenis reflektor yang
seperti itu disebut juga recto-reflector; reflektor-reflektor ini pada umumnnya
dibuat dari prisma kaca. Reflektor merupakan alat yang pasif dan dapat dipasang
dengan cukup mudah pada satelit, inilah sebabnya mengapa sejumlah besar
kendaraan ruang angkasa membawa susunan Reflektor Laser. Dalam banyak hal
teknik SLR digunakan untuk menyediakan informasi orbit secara presisi untuk
misi peluncuran satelit (contoh satelit altimeter). Beberapa satelit yang
diluncurkan hanya digunakan sebagai target yang presisi pada orbitnya.
Kendaraan-kendaraan ruang angkasa ini desain dan parameter orbitnya telah
dioptimasikan dengan baik. Satelit-satelit laser yang telah dihasilkan dari jenis ini
diantaranya STARLETTE, LAGEOS, AJISAI, dan ETALON, yang dirancang dan
diluncurkan dengan tujuan sebagai target yang teliti pada orbitnya. Ada dua
macam/jenis Ground Station SLR, yaitu:
1. Ground Station yang tidak bergerak (fixed)
2. Ground Station yang dapat dipindahkan (transportable)
Komponen yang paling penting dari sistem Laser Ranging merupakan
Osilator Laser. Dalam Geodesi Satelit dua jenis pembangkit pulsa laser padat
telah secara luas digunakan, yaitu ruby laser dan neodinium-YAG laser.
Komponen-komponen lainnya sebagai berikut:
a. Telescope Mount
b. Elemen-Elemen Receiver dan Paket Pendeteksi
c. Analisis Impulse (Impulse Analysis)
d. Basis Waktu (Time Base)
-
e. Sistem Komputer
-
B. Parameter yang Diketahui
Dari proses korelasi ini didapat parameter-parameter yaitu parameter yang
memang diketahui dan parameter yang akan ditentukan. Parameter-parameter
tersebut yaitu :
1. Parameter yang telah diketahui
a. Panjang gelombang laser
b. Lintang dan ketinggian dari stasiun pengamat (H)
c. Koreksi eksentrisitas tanah dan satelit
d. Koordinat relative stasiun pengamat
2. Parameter yang akan ditentukan
a. Frekuensi laser (f())
b. Tekanan udara
c. Temperature udara
d. Tekanan uap air
e. Elevasi sebenarnya dari satelit
C. Besaran yang Diukur
Sistem SLR berbasiskan pada pengukuran jarak dengan menggunakan pulsa
laser yang ditembakkan. Jarak tersebut diukur dari waktu tempuh bolak-balik
yang diperlukan oleh sinar laser dari Bumi ke Satelit. Pengukuran jarak ke satelit
dilakukan pada saat-saat satelit melintas di atas stasiun pengamat. Dengan
menggunakan data-data pengukuran jarak ini serta informasi orbit satelit, maka
selanjutnya koordinat dari stasiun di bumi dapat ditentukan.
-
D. Cara Mendapatkan Posisi Titik dari Parameter dan Besaran
Pada pengukuran ini, diamati waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke
satelit. Pulsa laser ditransmisikan dari stasiun Bumi melalui sistem optis ke satelit.
Sebagian dari laser yang dipancarkan digunakan untuk menyalakan alat
penghitung interval waktu elektronik. Satelit target dilengkapi dengan retro-
reflektor. Pulsa yang dipantulkan diterima oleh stasiun Bumi, dideteksi, diperkuat,
dipecah, dan digunakan untuk mematikan alat penghitung elektronik. Jelas sekali
bahwa metode yang digunakan dalam sistem SLR adalah metode two-way
ranging.
Dengan ini, jarak ke satelit (d) dapat ditentukan dengan persamaan:
d = c.t / 2
-
di mana t adalah waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke satelit dan
kembali lagi ke stasiun Bumi, dan c adalah kecepatan cahaya.
E. Contoh Pemakaian (Aplikasi) SLR
Pada saat ini sistem SLR telah banyak diaplikasikan untuk berbagai aplikasi
geodesi, yaitu antara lain:
1. Kontribusi-kontribusi SLR dalam Ilmu Bumi
Selama tiga dekade terakhir, jaringan SLR global telah menjadi
sumber data yang bermanafaat untuk studi Bumi daratan, samudera, dan
sistem atmosfernya. Dengan kata lain, SLR menyediakan determinasi orbit
yang teliti untuk misi pemetaan permukaan samudera yang digunakan
untuk membuat model sirkulasi samudera global. Untuk pemetaan
perubahan volume pada daratan es atau topografi daratan.
2. SLR Menunjang Study Tentang Sistem Atmosfer-Hidrosfer-
Cryosperesolid Bumi
Dari perubahan berkala bidang gravitasi, SLR mengukur efek
redistribusi massa di dalam sistem bumi secara keseluruhan.
3. SLR menunjang Penginderaan Langsung Ketinggian Permukaan
SLR menyediakan hasil ukuran secara langsung dan tidak
membingungkan dari tinggi satelit altimeter dan membolehkan pemisahan
efektif dari hanyutan sistem altimeter dari perubahan topografi samudera
yang lama periodenya dalam tingkat sub-cm. Kalibrasi ini sangat tepat
untuk pengukuran perubahan tinggi laut rata-rata secara global dalam
beberapa mm/tahun dan dalam pemetaan topografi dataran es digunakan
untuk memperkirakan perubahan volume es. Satelit altimeter juga
digunakan untuk menghitung peta cotidal dari bulan utama M2 pada waktu
pasang. Dengan memahami alam tentang pasang surut dan pergeseran
dasar samudera membutuhkan ilmu pengetahun yang lebih detil tentang
pasang surutnya samudera. Model pasang yang lebih baik juga dibutuhkan
dalam mendukung model pengisian naiknya pasang untuk menganalisa
ketelitian gravimetri.
4. Kontribusi SLR Dalam Memonitor Ketinggian Laut Dan Es
-
Kontribusi SLR dalam memonitor perubahan ketinggian laut ada dua
cara. Pertama, dengan menyediakan data untuk penentuan orbit. SLR
menjamin orbit radial yang bagus dari satelit altimetri. Kedua, dengan
meningkatkan pengetahuan perubahan sekuler tingkat mm/tahun. Variasi
dalam tinggi permukaan laut rata-rata dari TOPEX/ Poseidon mengukur
temperatur pertemuan permukaan air laut yang mengindikasikan el-nino.
The topography (and its changes) of the Earths ice sheets are mapped
using satellite altimeters and precision orbits based on SLR and SLR-
based force models.
5. SLR Mengukur Dinamika Jangka Panjang Bumi, Samudera, dan
Atmosfernya.
SLR menentukan rotasi bumi dan perubahan orientasi dalam distribusi
masa dan pergantian momentum sudut dalam sistem bumi keseluruhan.
SLR menentukan perubahan tinggi geosentrik dari sepasang stasiun
dengan menentukan pergerakan tiap jaringan stasiun terhadap geosenter
pada bebarapa tingkatan mm. Munculnya perubahan pada komponen X
dan Y dari geosenter dapat di lihat pada tingkatan milimeter ini.
6. SLR Menunjang Studi Pergerakan Tektonik.
SLR menyediakan keakuratan penentuan mm/yr pergerakan stasiun
pada skala global dalam lingkup referensi geosentrik. Dikombinasikan
dengan model gravitasi dan perubahan puluhan tahun dalam rotasi bumi.
7. Penentuan posisi absolut titik secara teliti, baik untuk keperluan realisasi
system referensi koordinat maupun untuk studi geodinamika dan
deformasi.
8. Penentuan orbit satelit yang dilengkapi reflektor laser.
9. Penentuan parameter orientasi bumi, yaitu presesi, nutasi, pergerakan
kutub, dan rotasi bumi,
10. Studi medan gaya berat bumi.
11. Studi respon kerak bumi terhadap fenomena pasut lautan dan atmosfer,
12. Studi variasi pusat bumi (geocenter), dan
13. Penentuan nilai koefisien gravitasi GM.
-
Daftar Pustaka
Abidin, Hasanuddin Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta: Pradnya Paramita
Nn. 2010. Satellite Laser Ranging and Earth Science. USA: NASA
Nn. 2014. Satellite Laser Ranging. http://www.ga.gov.au/earth-
monitoring/geodesy/geodetic-techniques/satellite-laser-ranging-slr.html. Diakses
pada tanggal 13 Desember 2015.