72 bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. penelitian …repository.iainkudus.ac.id/348/7/file 7...
TRANSCRIPT
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Obyek Penelitian
Penelitian yang peneliti laksanakan disini sebagai obyek
penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP se-Kecamatan Dawe dan
sekaligus SMP se-Kecamatan Dawe adalah sebagai tempat penelitian. Di
Kecamatan Dawe terdapat 3 SMP Negeri yaitu SMP 1 Dawe , SMP 2 Dawe
dan SMP 3 Dawe yang kesemuanya terletak di pinggiran kota Kudus
tepatnya dilereng gunung Muria berada di arah utara kota Kudus. Sekolah
Menengah Pertama / MTs yang terdapat di kecamatan Dawe berjumlah 24
dengan dengan rincian 3 SMP Negeri, 1 SMP LB (Luar Biasa) dan 20 MTs
swasta. SMP LB tidak dimasukkan dalam populasi karena siswanya
termasuk dalam siswa yang berkebutuhan khusus, karena yang peneliti
jadikan populasi dalam penelitian adalah siswa yang normal.
a. Identitas Populasi dan Sampel Penelitian.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII di SMP se-Kecamatan Dawe, dimana dalam pengambilan sampel
menggunakan proporsional random sampling, pengambilan dari jumlah
populasi masing – masing sekolah yang menjadi obyek penelitian, yaitu
dari SMP 1 Dawe jumlah populasi 153 siswa yang terdiri dari siswa laki-
laki 68 dan perempuan 85 siswa, yang diambil sebagai sampel secara
random 20% yaitu 30 siswa dengan rincian laki-laki 12 siswa dan
perempuan 18 siswa. SMP 2 Dawe jumlah populasi 204 siswa yang
terdiri dari siswa laki-laki 114 dan perempuan 90 siswa, diambil sebagai
sampel secara random 20% yang berjumlah 41 siswa dengan rincian laki-
laki 7 dan perempuan 34 siswa. SMP 3 Dawe jumlah populasi 29 siswa
dengan rincian jumlah siswa laki-laki 10 dan perempuan 19 siswa,
72
73
keseluruhan diambil sebagai sampel, karena jumlah populasi kurang
dari 100. Jadi populasinya berjumlah 386 siswa, diambil sebagai sampel
penelitian 100 siswa. Untuk lebih jelasnya berikut penulis sajikan tabel
jumlah populasi dan sampel penelitian.
Tabel 4.1
Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
NO NAMA
SEKOLAH
Jml Populasi Jml Sampel Sampel
(%) L P Jml L P Jml
1 SMP 1 Dawe 68 85 153 12 18 30 20 %
2 SMP 2 Dawe 114 90 204 7 34 41 20%
3 SMP 3 Dawe 10 19 29 10 19 29 100%
Jumlah 192 194 386 29 71 100
b. Identitas Guru
Penelitian ini berjudul Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru,
Kompetensi Profesional Guru dann Efikasi Diri Siswa terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP se-Kecamatan Dawe.
Maka guru PAI kelas VIII adalah sebagai obyek figur yang sangat
penting dihadapan siswa, oleh karena itu maka perlu peneliti jelaskan
identitas masing-masing guru di sekolah yang menjadi obyek penelitian,
yang bersumber dari data guru di sekolah yang menjadi tempat
penelitian, yaitu data guru dari SMP 1 Dawe, data guru dari SMP 2 Dawe
dan data guru dari SMP 3 Dawe.
Di SMP 1 Dawe guru mata pelajaran PAI Kelas VIII bernama
Dra. Munari, status kepegawaian PNS (Pegawai Negeri Sipil) masa kerja
26 tahun dan sudah bersertifikasi, SMP 2 Dawe guru mata pelajaran PAI
kelas VIII bernama Dra. Nihlatun Noor dengan status kepegawaian PNS
(Pegawai Negeri Sipil), masa kerja 24 tahun dan sudah bersertifikasi, dan
di SMP 3 Dawe sebagai guru mata pelajaran PAI kelas VIII adalah Sri
Noor Riwayati S.PdI dengan status kepegawaian guru tidak tetap (GTT),
74
masa pengabdian 6 tahun dan belum bersertifikasi. Berikut tabel identitas
guru mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-Kecamatan Dawe.
Tabel 4.2
Identitas Guru Mata pelajaran PAI Kelas VIII
NO NAMA
SEKOLAH NAMA GURU
Status Kpg/
Masa kerja Ket.
1 SMP 1 Dawe Dra. Munari PNS / 27 Th Sudah
Sertifikasi
2 SMP 2 Dawe Dra. Nihlatun Noor PNS / 25 Th Sudah
Sertifikasi
3 SMP 3 Dawe Sri Noor Riwayati,
S.PdI
GTT / 6 Th Belum
Sertifikasi
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui kecenderungan
umum karakteristik responden pada setiap variabel penelitian. Dimana
untuk mengetahui kecenderungan umum masing-masing variabel, terlebih
dahulu dilakukan penghitungan mean (rerata) dan interval.untuk mengetahui
apakah variabel bebas maupun terikat termasuk dalam ketegori, sangat
kurang, kurang, cukup, baik atau amat baik. Berikut disajikan deskripsi data
pada masing-masing variabel penelitian, yaitu : kompetensi pedagogik guru
(X1), kompetensi profesional guru (X2), efikasi diri siswa (X3), dan prestasi
belajar mata pelajaran PAI kelas VIII (Y).
a. Data kompetensi pedagogik guru PAI (X1)
Mengenai variabel kompetensi pedagogik guru (X1) yang terdiri dari
35 butir pernyataan, diperoleh data (lampiran IV), yang kemudian
dihitung menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh data di dalam tabel
berikut:
75
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel X1
Variabel N Mean Median Min Max Range
Kompetensi
pedagogik guru PAI
(X1)
100 145,98 145 103 175 72
Untuk mengetahui kecenderungan responden dari variabel
kompetensi pedagogik guru PAI (X1), akan masuk dalam kategori yang
mana, maka harus menetapkan interval skor/nilai perolehan dari angket
dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut :
K
Ri
Keterangan :
i : Interval kelas
R : Range
K : Jumlah kelas
Untuk menperoleh nilai interval maka sebagai berikut :
i = K
R=
5
72= 14,4
Dari hasil interval di atas dapat diperoleh nilai 14,4, maka untuk
mengkategorikan kompetensi pedagogik guru PAI (X1) dapat diperoleh
interval sebagai berikut :
76
Tabel 4.4
Analisis Persentase Kompetensi pedagogik
guru PAI (X1)
No Interval Frekuensi/F F %
1 175 – 160,7 16 16
2 160,6 – 146,3 31 31
3 146,2 – 131,9 39 39
4 131,8– 117,5 11 11
5 117,4– 103 3 3
No 100 Kategori
Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik
guru (X1), sebagian besar adalah berada pada kategori cukup dengan
jumlah frekuensi 39% , namun masih ada yang berada pada kategori
sangat kurang yaitu berjumlah 3 % dan pada kategori kurang masih ada
11 %, sedangkan pada kategori amat baik berjumlah 16 % dan dalam
kategori bqik berjumlah 31 %.
Dengan demikian variabel kompetensi pedagogik guru (X1) yang
akan dianalisa dalam uji analisis adalah termasuk dalam kategori cukup.
b. Data Kompetensi profesional guru PAI (X2)
Mengenai variabel kompetensi profesional guru (X2) yang terdiri
dari 10 butir pernyataan, diperoleh data (lampiran V), yang kemudian
dihitung menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh data di dalam tabel
sebagai berikut:
77
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Variabel X2
Variabel N Mean Median Min Max Range
Kompetensi
profesional guru PAI
(X2)
100 40,87 41 29 50 21
Untuk mengetahui kecenderungan responden dari variabel
kompetensi profesional guru PAI (X2), akan masuk dalam kategori yang
mana, maka harus menetapkan interval skor/nilai dari angket dengan cara
atau langkah-langkah sebagai berikut :
K
Ri
Keterangan :
i : Interval kelas
R : Range
K : Jumlah kelas
Untuk menperoleh nilai interval maka sebagai berikut :
i = K
R=
5
21= 4,2
Dari hasil interval di atas dapat diperoleh nilai 4,2 , maka untuk
mengkategorikan Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
PAI (X2) dapat diperoleh interval sebagai berikut :
78
Tabel 4.6
Analisis Persentase Kompetensi profesional guru PAI (X2)
No Interval F f %
1 50 – 45,9 9 9
2 45,8 – 41,7 35 35
3 41,6 – 37,5 42 42
4 37,4– 33,3 12 12
5 33,2–29 2 2
Jumlah 100 100
Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa kompetensi profesional
guru (X2), sebagian besar adalah pada kategori cukup dengan jumlah 42
% , namun masih ada pada kategori sangat kurang berjumlah 2 % dan
pada kategori kurang ditunjukkan 12 %, sedangkan pada kategori amat
baik berjumlah 9 % dan dalam kategori baik berjumlah 35 %.
Dengan demikian variabel kompetensi profesional guru (X2) yang
akan dianalisa adalah termasuk dalam kategori cukup.
c. Data Effikasi diri siswa (X3)
Mengenai variabel efikasi diri siswa (X3) yang terdiri dari 34 butir
pertanyaan/pernyataan, diperoleh data (lampiran VI), yang kemudian
dihitung menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh data di dalam tabel
berikut:
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Variabel X3
Variabel N Mean Median Min Max Range
Effikasi diri siswa
(X3) 100 93,96 94 73 110 37
79
Untuk mengetahui kecenderungan responden dari variabel Efikasi
Diri (X3) maka harus menetapkan interval skor/nilai dari angket dengan
cara atau langkah-langkah sebagai berikut:
K
Ri
Keterangan :
i : Interval kelas
R : Range
K : Jumlah kelas
Untuk menperoleh nilai interval maka sebagai berikut :
i = K
R=
5
37= 7,4 dibulatkan menjadi 7
Dari hasil interval di atas dapat diperoleh nilai 7, maka untuk
mengkategorikan Effikasi diri siswa (X3) dapat diperoleh interval sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Analisis Persentase Effikasi diri siswa (X3)
No Interval F f %
1 110 – 102,7 15 15
2 102,6 – 95,3 30 30
3 95,2 – 87,9 33 33
4 87,8– 80,5 17 17
5 80,4–73 5 5
Jumlah 100 100
Hasil yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan bahwa efikasi
diri siswa (X3), sebagian besar adalah pada kategori cukup dengan
jumlah 33 % , namun masih ada pada kategori sangat kurang berjumlah 5
% dan pada kategori kurang ditunjukkan 17 %, sedangkan pada kategori
amat baik berjumlah 15 % dan dalam kategori baik berjumlah 30 %.
80
Dengan demikian variabel efikasi diri siswa (X3) yang akan dianalisa
adalah termasuk dalam kategori cukup.
d. Data Nilai prestasi belajar mata pelajaran PAI (Y)
Mengenai variabel prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) siswa kelas VIII (Y) yang diperoleh dari nilai Ulangan
Tengah Semester (UTS) genap tahun pelajaran 2015/2016, diperoleh data
(lampiran VII), yang kemudian dihitung dan dipersentase (%) dengan 2
kategori yaitu : 1) lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal ( ≥ KKM ), 2) kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( ˂
KKM ). Adapun KKM mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-
Kecamatan Dawe adalah 75.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagaimana dalam
tabel berikut :
Tabel 4.9
Analisis Persentase Nilai Prestasi Belajar PAI (Y)
Variabel ≥ KKM ˂ KKM
Jumlah
Nilai prestasi belajar
PAI (Y)
N % N %
71 71 29 29 100
Dengan melihat tabel analisis persentase variabel nilai prestasi
belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut
menunjukkan bahwa 71 % berada pada kategori lebih dari atau
sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( ≥ KKM ), sedangkan yang
berada padakategori kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( ˂ KKM )
adalah 29 %.
Dengan demikian variabel nilai prestasi belajar mata pelajaran PAI
yang akan dianalisa, adalah baik.
81
3. Analisa Regresi
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis statistik dengan regresi
linier ganda. Hasil analisis regresi tersebut dapat dilakukan apabila data
tersebut memenuhi syarat yaitu: data berdistribusi normal, homogenitas
varian, dan model regresi antara variabel linier. Adapun hasil data penelitian
masing masing variabel terlampir ( lampiran VIII ).
a. Uji Asumsi Klasik/Uji Prasyarat
1). Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data berdistribusi
normal atau tidak normal dapat dilakukan berdasarkan olah data
SPSS dalam tabel test of normality “Shapiro-Wilk”, dengan kriteria
sebagai berikut:
a). Jika angka signifikansi (SIG) > 0,05, maka data berdistribusi
normal
b). Jika angka signifikansi (SIG) < 0,05, maka data berdistribusi
tidak normal.1
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Simirnov)
Variabel Nilai Sig. Keterangan
Kompetensi pedagogik guru PAI
(X1) 0,078 Normal
kompetensi profesional guru PAI
(X2) 0,292 Normal
Effikasi Diri siswa (X3) 0,257 Normal
Nilai Prestasi Belajar PAI (Y) 0,158 Normal
Sumber: data diolah 2016
1 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Op. Cit.,
hlm. 47.
82
Dari tabel tersebut tampak bahwa data pada semua variabel
penelitian menunjukkan distribusi normal. Hasil perhitungan
Kolmogorof-Smirnov untuk data variabel kompetensi pedagogik
guru PAI (X1) skor Sig sebesar 0,078>0,00; kemudian data variabel
kompetensi profesional guru PAI (X2) sekor Sig. sebesar
0,292>0,00, data variabel Effikasi Diri siswa (X3) diperoleh skor Sig.
sebesar 0,257>0,00 dan data variabel Nilai Prestasi Belajar PAI (Y)
diperoleh skor Sig. sebesar 0,158>0,00. Oleh karena seluruh skor
hasil berhitungan tersebut berada di atas skor probabilitas (sig) 0,00,
maka dapat dinyatakan bahwa data pada masing-masing variabel
penelitian ini berdistribusi normal.
2). Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah regresi
diketemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik tentu tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.2 Dalam menguji multikolinieritas data, menggunakan
olah data SPSS dengan menmperoleh hasil besaran korelasi antar
variabel independen dan hasil perhitungan nilai VIF (Variance
Inflation Faktor) sebagaimana berikut ini:
Tabel 4.11
Korelasi antar Variabel Independen
Variabel
kompetensi
pedagogik guru
PAI (X1)
kompetensi
profesional guru
PAI (X2)
Effikasi
Diri siswa
(X3)
Kompetensi pedagogik
guru PAI (X1) 1,000 -0,352 -0,234
Kompetensi profesional
guru PAI (X2) -0,352 1,000 -0,042
Effikasi Diri siswa (X3) -0,234 -0,042 1,000
2Imam Ghozali,Op. Cit., hlm. 5.
83
Berdasarkan dari hasil pengujian yang dilakukan SPSS seperti
disajikan pada tabel 4.11, tampak bahwa hanya variabel kompetensi
pedagogik guru (X1) yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan
variabel kompetensi Profesional guru (X2) dengan tingkat korelasi
sebesar -0,352 atau sebesar 35,2 %. Oleh karena korelasinya masih di
bawah 90 %, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikorelasi.
Tabel 4.12
Nilai VIF (Variance Inflation Faktor)
Variabel Nilai VIF Nilai
Tolerance Keterangan
Kompetensi
pedagogik guru
PAI (X1)
1,228 0,814 Tidak ada
multikolonieritas
Kompetensi
profesional guru
PAI (X2)
1,163 0,860 Tidak ada
multikolonieritas
Effikasi Diri siswa
(X3) 1,078 0,928
Tidak ada
multikolonieritas
Sumber: data diolah 2016
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar varibel bebas yang nilainya lebih dari
95%. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan tidak ada satu
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Secara
rinci dapat dijelaskan bahwa variabel kompetensi pedagogik guru
(X1) memperoleh skor sebesar 1,228<10; variabel kompetensi
profesional guru PAI (X2) sebesar 1,163<10; dan variabel Effikasi
Diri siswa (X3) sebesar 1,078<10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam
model regresi, sehingga model regresi layak digunakan.
84
3). Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).3 Pada
uji autokorelasi, digunakan program SPSS dalam tabel uji Durbin-
Watson. Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho: tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha: ada autokorelasi (r≠0)
Dengan kriteria:
Tabel 4.13
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No desicison
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi
negative
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi
negative
No desicison
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negatif
Tidak ditolak
du < d < 4 – du
Pada uji autokorelasi, digunakan program SPSS dalam tabel uji
Durbin-Watson, yaitu sebagai berikut:
3Ibid, hlm. 110.
85
Tabel 4.14
Uji Autokelasi
Durbin-Watson du dengan N=100,
k=3 Keterangan
1,873 1,736 Tidak terdapat
autokorelasi
Sumber: data diolah 2016
Berdasarkan dari hasil pengujian yang dilakukan SPSS seperti
disajikan pada tabel 4.14, dapat ditafsirkan bahwa nilai d = 1,873
lebih besar dari batas atas (du) = 1,736, maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima, jadi tidak terdapat autokorelasi positif atau
negatif.
4). Uji Linieritas
Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara variable
dependen dengan variable independent bersifat linier (garis lurus)
dalam range variable independent tertentu. Kriterianya adalah
sebagai berikut :
a). Jika pada grafik mengarah ke kanan atas, maka data termasuk
dalam kategori linier.
b). Jika pada grafik tidak mengarah ke kanan atas, maka data
termasuk dalam kategori tidak linier.
Untuk mengetahui hasil uji linieritas data dapat diperoleh
dengan bantuan SPSS menggunakan scatter plot dengan hasil
sebagai berikut:
86
Gambar 4.15
Scatter Plot (X1) dan (Y)
Gambar 4.16
Scatter Plot (X2) dan (Y)
87
Gambar 4.17
Scatter Plot (X3) dan (Y)
Terlihat pada garis regresi pada grafik kompetensi pedagogik
guru PAI (X1) dengan nilai hasil prestasi belajar mata pelajaran PAI
(Y) diatas tidak mengarah ke kanan atas, ini membuktikan tidak
adanya linieritas. Sedangkan pada kompetensi profesional guru PAI
(X2) dengan nilai hasil prestasi belajar mata pelajaran PAI (Y)
mengarah ke kanan atas, yang membuktikan bahwa adanya linieritas
juga. Dan Effikasi Diri siswa (X3) dengan nilai hasil prestasi belajar
mata pelajaran PAI (Y) tidak mengarah ke kanan atas, ini
membuktikan tidak adanya linieritas.
5). Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
88
Dasar pengambilan keputusan dalam uji Heteroskedastisitas
dengan grafik scatter plot:
1) Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatter plot SPSS, seperti
titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang,
menyebar kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi Heteroskedastisitas.
2) Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar, maka indikasinya adalah tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan menggunakan grafik
scatter plot. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Gambar 4.18
Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas
89
Berdasarkan output scatter plot diatas, terlihat bahwa titik-titik
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
b. Uji Hipotesis
Dalam uji hipotesis Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru (X1),
Kompetensi Profesional Guru (X2) Dan Efikasi Diri Siswa (X3) Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI (Y), rumusan hipotesis sebagai
berikut:
a). Hipotesis 1
Ho : Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap
Prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se
Kecamatan Dawe.
Ha : Terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap
prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-
Kecamatan Dawe
b). Hipotesis 2
Ho : Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap
prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-
Kecamatan Dawe.
Ha : Terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap
prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-
Kecamatan Dawe
c). Hipotesis 3
Ho : Tidak ada pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar mata
pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-Kecamatan Dawe.
Ha : Terdapat pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar mata
pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-Kecamatan Dawe
d). Hipotesis 4
Ho : Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru kompetensi
profesional guru dan efikasi diri siswa terhadap prestasi belajar
mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-Kecamatan Dawe.
90
Ha : Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru, kompetensi
profesional guru dan efikasi diri siswa terhadap prestasi belajar
mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-Kecamatan Dawe.
Kriteria pengujian :Ho ditolak jika Thitung > Ttabel dan Ha
diterima.
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan
perhitungan SPSS. Adapun hasil analisis pengaruh variabel
kompetensi pedagogik guru (X1), variabel kompetensi profesional
guru (X2) dan variabel efikasi diri siswa (X3) terhadap variabel
prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Y) di
sajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.19
Hasil Uji Persamaan Regresi X1, X2 Dan X3Terhadap Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.600 8.186 .684 .496
X1 .154 .041 .309 3.746 .000
X2 .667 .152 .352 4.385 .000
X3 .255 .066 .297 3.838 .000
Dari ketiga variabel independen yang dimasukkan dalam model
variabel kompetensi pedagogik guru PAI (X1 kompetensi profesional
guru PAI (X2) dan Effikasi diri siswa (X3) signifikan pada 0,05. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa Nilai prestasi belajar PAI (Y)
dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru PAI (X1), kompetensi
profesional guru PAI (X2) dan Effikasi diri siswa (X3) dengan
persamaan matematis:
Y = Y=5,600 + 0,154 (X1) + 0,667 (X2) + 0,255 (X3)
91
Berdasarkan persamaan diatas, dapat dijelaskan bahwa:
a) Konstanta sebesar 5,600 menyatakan bahwa jika variabel
independen dianggap konstan, maka nilai prestasi belajar PAI (Y)
sebesar 5,600.
b) Koefisien regresi kompetensi pedagogik guru PAI (X1) sebesar
0,154 menyatakan bahwa setiap kenaikan kompetensi pedagosik
guru PAI 1% akan meningkatkan nilai prestasi belajar mata
pelajaran PAI 0,154%.
c) Koefisien regresi kompetensi profesional guru PAI (X2) sebesar
0,667 menyatakan bahwa setiap kenaikan kompetensi profesional
guru PAI 1% akan meningkatkan nilai prestasi belajar PAI 0,667%.
d) Koefisien regresi Effikasi diri siswa (X3) sebesar 0,255 menyatakan
bahwa setiap kenaikan Effikasi diri siswa 1% akan menurunkan
nilai prestasi belajar PAI 0,255%.
Dari tabel coefficient tersebut diatas, secara parsial pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1). Pengaruh variabel kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi
belajar mata pelajaran PAI ditunjukkan dengan Thitung = 3,746
>Ttabel = 1.98 dengan taraf signifikan 0,05 Ho pada hipotesis 1
yang berbunyi: “tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru
terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP 2
Dawe”di tolak. Dengan demikian Ha yang berbunyi “terdapat
pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar
mata pelajaran PAI di SMP se-Kecamatan Dawe”diterima.
2). Pengaruh variabel kompetensi profesional guru terhadap prestasi
belajar mata pelajaran PAI ditunjukkan dengan Thitung = 3,385 >
Ttabel = 1.98 dengan taraf signifikan 0,05 Ho pada hipotesis 2 yang
berbunyi “tidak ada pengaruh kompetensi profesional guru
terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP 2
Dawe” di tolak. Dengan demikian Ha yang berbunyi “terdapat
92
Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar
mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-Kecamatan
Dawe”diterima.
3). Pengaruh variabel efikasi diri siswa terhadap prestasi belajar mata
pelajaran PAI ditunjukkan dengan Thitung = 3,838 >Ttabel = 1.98
dengan taraf signifikan 0,05 Ho pada hipotesis 1 yang berbunyi
‘tidak ada pengaruh efikasi diri siswa terhadap prestasi belajar
mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP 2 Dawe’ di tolak. Dengan
demikian Ha yang berbunyi “terdapat pengaruh efikasi diri siswa
terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI di SMP se-
Kecamatan Dawe”diterima.
Selanjutnya hasil analisis ANOVA yang digunakan untuk
menganalisis data pengaruh variabel kompetensi pedagogik guru (X1),
variabel kompetensi profesional guru (X2) dan variabel effikasi diri
siswa (X3) terhadap nilai prestasi belajar mata pelajaran PAI (Y)
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.20
Pengaruh Variabel X1, X2,X3 terhadap Y
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 2209.371 3 736.457 28.006 .000a
Residual 2524.419 96 26.296
Total 4733.790 99
Hasil perhitungan ANOVA tersebut diperoleh informasi tentang
hasil perhitungan Fhitung = 28,006 > Ttabel = 1.98 dan probabilitas (Sig.)
0,00 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi
0,05, sehingga dapat diambil keputusan bahwa Ho yang berbunyi
“tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru, kompetensi
93
profesional guru dan efikasi diri siswa secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP 2 dawe” di
tolak, sedang Ha “ ada pengaruh kompetensi pedagogik guru,
kompetensi profesional guru dan efikasi diri siswa secara bersama-
sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP
se-Kecamatan Dawe” diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa variabel kompetensi pedagogik guru PAI (X1), kompetensi
profesional guru PAI (X2), dan effikasi diri siswa (X3) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap nilai prestasi belajar mata
pelajaran PAI (Y).
Selanjutnya hasil analisis korelasi untuk mengetahui kontribusi
pengaruh variabel kompetensi pedagogik guru PAI (X1), kompetensi
profesional guru PAI (X2), dan effikasi diri siswa (X3) terhadap nilai
prestasi belajar PAI (Y) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.21
Hasil Analisis Kontribusi Variabel X1, X2,X3 dengan Y
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .683a .467 .450 5.128
Hasil perhitungan korelasi yang tersaji dalam tabel tersebut
ditunjukkan hasil R2 yang disesuaikan sebesar 0,450. Ini berarti
besaran pengaruh variabel kompetensi pedagogik guru PAI (X1),
kompetensi profesional guru PAI (X2), dan effikasi diri siswa (X3)
terhadap nilai prestasi belajar PAI (Y) adalah sebesar 45,00% (lihat
lampiran XI), sedangkan sisanya sebesar 55,00% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak tercakup di dalam penelitian ini.
94
B. Pembahasan
1. Pengaruh kompetensi pedagogik guru PAI (X1) dengan nilai prestasi
belajar mata pelajaran PAI (Y)
Prestasi belajat siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern, yang termasuk dalam faktor ekstern antara lain
adalah guru, maka guru harus memiliki kompetensi, kaitannya dengan
kompetensi guru pemerintah telah menjelaskan dalam Kebijakan Pendidikan
Nasional bahwa Kompetensi Guru ada empat, yang tersebut tercantum
dalam PP No 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan, yaitu: 4
1) Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, 3) Kompetensi Sosial
dan 4) Kompetensi Profesional.
Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa koefisien regresi
menunjukkan nilai positif sebesar 1,54 sedangkan signifikansi
menunjukkan bahwa nilai T persamaan regresi variabel menggunakan uji T
menunjukkan bahwa nilai Thitung >Ttabel (3,746 > 1,98) dan nilai signifikan
sebesar 0,000 ˂ 0,05. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi
pedagogik guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di
SMP se-Kecamatan Dawe tahun pelajaran 2015/2016. Sedagkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi pedagogik guru berada
pada kategori cukup yaitu 39 % sedangkan pada kategori baik 31 % dan
variabel Prestasi Belajar berada pada kategori baik yaitu 71 %.
Dalam Undang-Undang No 14 Th 2005 tantang guru dan dosen,
dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik uang merliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagainpotensi
yang dimiliki”. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan
program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau
mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.
4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standart Nasional Pendidikan
95
Misalnya sebelum mengajar guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran terlebih dahulu yang didalamnya mencakup bagagaimana
proses belajar mengajar nantinya akan dilaksanakan sehingga guru tidak
akan bingung dalam mengelola kelas dan memberikan penilaian.
Kompetensi Pedagogik tersebut harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
oleh guru, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dalam kegiatan belajar mengajar, dapat berjalan dengan maksimal untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII di
SMP se-Kecamatan Dawe.
Penelitian tersebut sudah banyak diteliti oleh para peneliti, antara
lain : Eka Indriyawati dengan judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA”,
berdasarkan analisis data pengujian hipotesis serta pembahasan hasil
penelitian, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
berdasarkan hasil uji hipotesis mennjukkan bahwa Thitung = 4,621 > Ttabel =
1.701 yang menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat
pengaruh signifikan kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi kelas IX SMA N 1 Sungai Raya Kabupaten
Kubu Raya.
2. Pengaruh kompetensi profesional guru PAI (X2) terhadap prestasi
belajar mata pelajaran PAI (Y)
Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa koefisien regresi
menunjukkan nilai positif sebesar 6,67 sedangkan signifikansi
menunjukkan bahwa nilai T persamaan regresi variabel menggunakan uji T
menunjukkan bahwa nilai Thitung >Ttabel (4,385 > 1,98) dan nilai signifikan
sebesar 0,000 ˂ 0,05. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi
profesional guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di
SMP se-Kecamatan Dawe tahun pelajaran 2015/2016. Sedagkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi profesional guru berada
96
pada kategori cukup yaitu 42 % sedangkan pada kategori baik 35 % dan
variabel Prestasi Belajar berada pada kategori baik yaitu 71 %.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. .Kompetensi profesional meliputi
kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang
harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya
dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Misalnya Guru
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta
mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar
siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam
perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
Kompetensi Profesional tersebut harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai oleh guru, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar, dapat berjalan dengan maksimal
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
VIII di SMP se-Kecamatan Dawe.
Penelitian tersebut sudah banyak diteliti oleh para peneliti, antara
lain : Illya Silfana. 2008. Pengaruh Kompetensi Profesional Dan
Produktivitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK di Kota Semarang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional berada
pada kategori baik dengan persentase skor 47,50%, sedangkan produktivitas
guru berada pada kategori baik dengan persentase 45,00%. Ada pengaruh
positif signifikan antara kompetensi profesional dan produktivitas guru
terhadap prestasi belajar siswa baik secara parsial maupun simultan. Hal ini
ditunjukkan dengan uji F atau uji secara simultan bahwa kompetensi
profesional dan produktivitas memiliki nilai Fhitung sebesar 71,533 dengan
signifikansi 0,000 < 0,05 dengan besar pengaruh sebesar 79,5%. Uji t atau
uji secara parsial untuk kompetensi profesional guru memiliki pengaruh
sebesar 37,45% dengan thitung 4,712 dan nilai signifikansi 0,000 < level of
97
signifikan (0,05). Uji t atau uji secara parsial untuk produktivitas guru
memiliki pengaruh sebesar 29,48% dengan thitung 3,935 dan nilai
signifikansi 0,000 < level of signifikan (0,05). Kesimpulannya kom
3. Pengaruh effikasi diri siswa (X3) dengan nilai prestasi belajar PAI (Y)
Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajat siswa adalah faktor
intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain efikasi diri
siswa. 5
Efikasi diri siswa akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar,
karena efikasi diri menurut Albert Bandura Perceived self efficacy is defined
as people’s beliefs abaut their capabilities to produce designated levels of
performance that axercise influence over events affect their lives. Self
efficacy beliefs determine how people feel, think, motivate themself and
behave.6 Artinya : “Efikasi diri adalah keyakinan seseorang akan
kemampuannya untuk menghasilkan tingkat kinerja yang berpengaruh
terhadap kehidupan mereka Efikasi diri menentukan bagaimana seorang
merasa, berfikir, memotivasi dirinya dan berperilaku”. Dapat dikatakan
bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya mempunyai
kemampuan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai keberhasilan.
Dengan demikian bagi siswa yang memiliki efikasi diri tinggi maka prestasi
belajarnya juga tinggi.
Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa koefisien regresi
menunjukkan nilai positif sebesar 2,55 sedangkan signifikansi
menunjukkan bahwa nilai T persamaan regresi variabel menggunakan uji T
menunjukkan bahwa nilai Thitung >Ttabel (3,838 > 1,98) dan nilai signifikan
sebesar 0,000 ˂ 0,05. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi
profesional guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di
SMP se-Kecamatan Dawe tahun pelajaran 2015/2016. Sedagkan hasil
5 Op Cit, Djamarah Syaiful Bahri, Drs, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm 141-174 6 Bandura,A. (1994 ), Self Efficacy. In V.S. Ramachaudran (Ed), Encyclopedia of human
behavior (Vol.4,pp71-81). New York. Academic Press. (Reprinted in H. Friedman (Ed) Encyclopedia of mental health, San Diego: Academic Press, 1998), hlm 1
98
penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi profesional guru berada
pada kategori cukup yaitu 33 % sedangkan pada kategori baik 30 % dan
variabel Prestasi Belajar berada pada kategori baik yaitu 71 %.
Bekti Susilo Apsari, Wahyu Adi dan Dini Oktoria, telah mengadakan
penelitian dengan judul “ Pengaruh Efikasi Diri, Pemanfaatan Gaya Belajar
Dan lingkungan teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Di
SMK Negeri 1 Surakarta”, dengan hasil uji hipoteses bahwa Efikasi diri
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa
kompetensi keahlian akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran
2013/2014.
4. Pengaruh Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru PAI (X1),
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru PAI (X2), effikasi
diri siswa (X3) terhadap nilai prestasi belajar PAI (Y)
Prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
diperoleh harus meliputi standart yang telah ditetapkan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat 6 Standart Kompetensi, yaitu :
71) Al Qur’an dan Al Hadits, 2) Aqidah/Akhlak, 3) Ibadah, 4) Fiqh/Hukum
Islam dan 5) Tarikh/Sejarah Islam.
Untuk bisa menguasai 6 standart kurikulum tersebut diperoleh
melalui kegiatan belajar mengajar, yang kemudian diadakan evaluasi/tes
hasil belajar. Evaluasi / tes hasil belajar fungsi untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik / siswa secara
berkesinambungan. 8 Evaluasi/tes hasil belajar dilaksanakan secara urut
terdiri dari Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) dan
Ulangan Akhir Semester (UAS) atau Ulangan Kenaikan Kelas (UKK).
Sedangkan siswa dikatakan tuntas artinya mendapat prestasi yang aman
tidak mengulang tes lagi jika telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan.
7 SMP 2 Dawe, KTSP SMP 2 Dawe Kudu,s Tahun 2015/2016, hlm 35 8 Departemen Agama RI, Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab XVI Psl 58 ayat 1, hlm 16
99
Untuk memperoleh prestasi belajar yang tuntas tentu ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya, Menurut Bekti Susilo Apsari, Wahyu Adi
dan Dini Octoria, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa berasal dari faktor internal dan eksternal. 9 Adapun faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu berupa : intelegensi,
motivasi, sikap atau gaya belajar, self-efficacy, minat dan kondisi fisik.
Sedangkan Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
individu berupa guru, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan teman sebaya.
Dalam penelitian ini, peneliti membahas 3 variabel yang
mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran PAI yaitu kompetensi
pedagogik guru (X1), kompetensi profesional guru (X2) dan efikasi diri
siswa (X3), secara bersama sama dalam mempengaruhi prestasi belajar mata
pelajaran PAI siswa kelas VIII di SMP se-Kecamatan Dawe (Y).
Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik berada pada kategori baik
dengan skor 31,00 %, kompetensi profesional berada pada kategori baik
dengan persentase skor 35,00 %, , efikasi diri siswa berada pada kategori
baik dengan persentase 30 %, sedangkan nilai prestasi belajar mata
pelajaran PAI berada pada kategori baik ( lebih dari atau sama dengan
Kriterian Ketuntasan Minimal ) 71 %. Ada pengaruh positif signifikan
antara kompetensi pedagogik guru, kompetensi profesional dan efikasi diri
siswa secara bersama sama terhadap prestasi belajar siswa baik secara
simultan. Hal ini ditunjukkan dengan uji F atau uji secara simultan bahwa
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan efikasi diri nilai Fhitung
sebesar 28,006 % dengan signifikansi 0,000 < 0,05 dengan besar pengaruh
yang ditunjukkan dalam Adjusted R Square sebesar 45,00 %. Dengan
9 Bekti Susilo Apsari, Wahyu Adi dan Dini Octoria, Pengaruh Efikasi diri,
Pemanfaatan Gaya Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya terhadap prestasi belajar Akuntansi, (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Surakarta) Jupe UNS, Vol 3, No. 1, hlm 91-102
100
demikian prestasi belajar mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP se-
Kecamatan Dawe 55 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.