7 bab iii - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · jumlah...

11
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain rancangan pra-eksperimen one group pretest posttest yaitu rancangan tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program) dalam Notoatmodjo (2018). Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut: Pretest Perlakuan Posttest Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Keterangan : X : Intervensi batuk efektif dan aromaterapi peppermint 01 : Pengamatan terhadap pasien sebelum diberikan batuk efektif dan aromaterapi peppermint 02 : Pengamatan terhadap pasien setelah diberikan batuk dan aromaterapi peppermint. B. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Ruang Mawar dan Ruang Kutilang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019. 01 X 02

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain rancangan pra-eksperimen one

group pretest posttest yaitu rancangan tidak ada kelompok pembanding

(kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest)

yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah

adanya eksperimen (program) dalam Notoatmodjo (2018). Bentuk

rancangan ini adalah sebagai berikut:

Pretest Perlakuan Posttest

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

X : Intervensi batuk efektif dan aromaterapi peppermint

01 : Pengamatan terhadap pasien sebelum diberikan batuk

efektif dan aromaterapi peppermint

02 : Pengamatan terhadap pasien setelah diberikan batuk dan

aromaterapi peppermint.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Ruang Mawar dan Ruang

Kutilang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Waktu

penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019.

01 X 02

Page 2: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

36

C. Subyek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2014).

Populasi adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan

diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel

penelitian (Fathoni, 2011). Jumlah populasi pasien dengan general anestesi

di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung berjumlah 410 orang pada bulan Oktober-Desember 2018..

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post operasi dengan

pembedahan elektif dengan general anestesi di Ruang Rawat Inap Bedah

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian survey (Arikunto, 2014). Sampel dari

penelitian ini adalah pasien post operasi hari pertama.

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria inklusi dan

eksklusi penelitian ini, antara lain:

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Pasien dalam keadaan sadar penuh

2) Umur 18-60 tahun

3) Hari pertama post operasi

4) Pasien dengan anestesi umum

5) Pasien dapat bernapas dengan spontan

6) Pasien dengan pembedahan abdomen dan dada

Page 3: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

37

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Pasien yang alergi dengan aromaterapi peppermint

2) Pasien dengan pembedahan kepala dan mata

3) Pasien dengan obstruksi saluran empedu, inflamasi

kandung empedu dan kerusakan hati parah.

4) Pasien dengan post operasi laringektomi dan tracheostomi

5) Pasien dengan bersihan jalan napas tidak efektif

1. Besar Sampel

Penentuan besar kecilnya sampel merupakan langkah penting

dalam pengambilan sampel. Secara statistik penentuan besarnya sampel ini

akan tergantung pada jenis dan besarnya populasi (Notoatmodjo, 2018).

Untuk menentukan besar sampel ditentukan dengan rumus:

n =�. ��

���� � (1 − �)

�� − 1�. �� + �����

� � (1 − �)

Keterangan:

n = Besar sampel

N = Populasi (410 orang)

����� = Nilai Z pada derajat kemaknaan (1,96)

P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak

diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan (0,05)

n =410. 1,96�. 0,5 (1 − 0,5)

�410 − 1�. 0,05� + 1,96�. 0,5 (1 − 0,5)

n = 198,57

Page 4: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

38

n = ���,��� �����

n = 66,18 → 66 orang

Maka dibulatkan besar sampel adalah 66 sampel. Dalam penelitian

ini sampel yang dapat dijadikan responden hanya 63 pasien,

disebabkan oleh jadwal pembedahan elektif yang ditunda karena

cuti lebaran selama satu minggu dan waktu pengambilan data yang

hanya tiga minggu dalam satu bulan izin penelitian.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non random

sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas

kemungkinan yang dapat diperhitungkan. Penelitian ini menggunakan

purposive sampling, didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang

dibuat peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2018).

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan mengandung pengertian ukuran atau ciri yang

dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang

dimiliki kelompok lain (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini variabel

yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat.

1. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah batuk efektif dan aroma terapi peppermint.

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian

ini adalah bersihan jalan napas.

Page 5: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

39

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini akan peneliti rumuskan sebagai berikut:

Ha : ada pengaruh batuk efektif dan aromaterapi peppermint terhadap bersihan jalan napas post operasi pasca general anastesi di ruang rawat inap bedah RSUD Abdoel Moeoloek Provinsi Lampung

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional diperlukan agar variabel dapat diukur dengan

menggunakan instrument atau alat ukur, maka variabel harus diberi

batasan atau definsi yang operasional (Notoatmodjo, 2018). Definisi

operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

operasional

Alat ukur

Cara ukur

Hasil ukur

Skala ukur

1 Variabel terikat: Bersihan jalan napas

Kondisi dimana jalan napas dari hidung hingga bronkiolus dalam kondisi bersih dan terbebas dari sekret atau sumbatan lainnya.

Stetoskop

Lembar peng-

kajian dan lembar

checklist

Peme-riksaan IPPA

saluran per-

napasan

0 = jalan napas tidak bersih bila tidak me-menuhi kriteria mayor 1 = jalan napas bersih, bila me-menuhi kriteria mayor

Ordinal

2 Variabel bebas: Batuk efektif dan Aroma-

Suatu tindakan pemberian aromaterapi peppermint dan batuk efektif

-

- - -

Page 6: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

40

terapi Peppermint

yang diberikan kepada responden untuk mengeluarkan sekret agar tercapai bersihan jalan napas yang paten.

G. Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data yang dapat berupa kuisioner, formulir observasi,

formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2018). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu lembar pengkajian IPPA dan lembar observasi bersihan

jalan napas. Lembar pengkajian IPPA terdiri dari pemeriksaan secara

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Dan lembar checklist bersihan

jalan napas diisi dengan tanda yang muncul kriteria mayor dan minor pada

pasien dan nama pasien, tanggal lahir, rekam medik, pekerjaan,

pendidikan terakhir, diagnosa medis, jenis operasi, jenis anestesi, obat

anestesi, waktu pelaksanaan operasi sampai dengan selesai dan keluhan

operasi.

2. Alat dan Bahan Penelitian

a. Alat dan Bahan Pengumpulan Data

1) Lembar pengkajian IPPA

2) Rekam medis pasien

b. Alat dan bahan untuk aromaterapi peppermint dan batuk efektif

1) Minyak peppermint

2) Diffuser/ pemanas elektrik

3) Pot sputum

4) Tissue

5) Bantal

Page 7: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

41

c. Alat dan bahan untuk pengukuran bersihan jalan napas

1) Stetoskop

2) Lembar observasi bersihan jalan napas

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengambilan data, peneliti menentukan responden

dan membuat informed consent sebelum dilakukan operasi. Setelah

disetujui, kemudian peneliti mengajarkan batuk efektif kepada pasien dan

menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan menghirup aromaterapi

peppermint sebelum melakukan batuk efektif setelah operasi. Ketika shift

pertama pasien keluar dari ruang pemulihan, peneliti melakukan

pemeriksaan jalan napas pasien. Data diambil menggunakan lembar

observasi IPPA yang diisi berdasarkan pemeriksaan bersihan jalan napas

pasien. Bila jalan napas tidak bersih, kemudian peneliti memberikan

aromaterapi peppermint untuk dihirup oleh responden dan mengobservasi

perilaku batuk efektif oleh pasien. Setelah dilakukan penghirupan

aromaterapi peppermint dan batuk efektif, peneliti melakukan pemeriksaan

jalan napas pasien dan didokumentasikan ke dalam lembar observasi

bersihan jalan napas.

H. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan penelitian

a. Mempersiapkan rencana penelitian dengan mengajukan proposal

penelitian

b. Mengonsultasikan proposal dan alat ukur penelitian

c. Menentukan waktu dan lokasi penelitian

2. Pelaksanaan penelitian

a. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian dari institusi ke

pihak penanggung jawab lokasi penelitian

b. Setelah mendapatkan surat izin penelitian bisa diketahui ketika

peneliti diizinkan untuk melakukan penelitian

Page 8: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

42

c. Peneliti menemui kepala ruangan Ruang Mawar dan Kutilang

untuk memberikan surat izin penelitian dan untuk memohon

kerjasama saat penelitian.

d. Peneliti melakukan identifikasi pasien mengenai nama, tanggal

lahir, rekam medik, pekerjaan, pendidikan terakhir, diagnosa

medis, jenis operasi, jenis anestesi, obat anestesi, waktu

pelaksanaan operasi sampai dengan selesai dan keluhan operasi

e. Peneliti melakukan informed consent tentang batuk efektif dan

aromaterapi peppermint setelah operasi kepada responden sebelum

dilakukan operasi

f. Peneliti menjelaskan cara batuk efektif dan prosedur yang

dilakukan sebelum melakukan batuk efektif dengan menghirup

aromaterapi peppermint

g. Peneliti memeriksa bersihan jalan napas pasien sebelum dilakukan

intervensi pada saat shift pertama setelah keluar dari ruang

pemulihan

h. Bila jalan napas responden tidak bersih, maka peneliti melakukan

pemberian aromaterapi peppermint terlebih dahulu

i. Kemudian peneliti mengobservasi perilaku batuk efektif setelah

diberikan aromaterapi peppermint

j. Setelah dilakukan aromaterapi peppermint dan batuk efektif,

peneliti melakukan pemeriksaan jalan napas pasien

k. Dokumentasikan pemeriksaan jalan napas pasien pada lembar

dokumentasi IPPA yang telah disediakan

l. Peneliti memeriksa bersihan jalan napas pasien dan dicatat pada

lembar checklist sebelum dilakukan eksperimen.

m. Setelah lembar pengkajian IPPA dan lembar checklist terisi dan

terkumpul, peneliti memeriksa lagi kelengkapan lembar diatas

untuk melengkapi data-data yang diperlukan

n. Peneliti melakukan pengolahan data.

Page 9: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

43

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan etika

penelitian sebagai berikut:

1. Informed consent

Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subjek

penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitain. Pada

penelitian ini, pasien dan keluarga akan mendapatkan informed

consent yang berisi penjelasan mengenai tujuan, manfaat dan prosedur

penelitian tentang pengaruh batuk efektif dan aromaterapi peppermint

untuk mencapai bersihan jalan napas yang paten pasca operasi.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Tanggungjawab peneliti untuk melindungin semua informasi

ataupun data yang dikumpulkan selama dilakukannya penelitian.

Infromasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti dan pembimbing

atas persetujuan responden, dan hanya kelompok data tertentu saja

yang akan disajikan sebagai penelitian.

3. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan ini menyatakan bahwa mereka yang sederajat

harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat harus

diperlakukan tidak sedejarat sesuai kebutuhan mereka. Pada penelitian

ini, peneliti berlaku adil dan tidak membedakan responden berdasarkan

derajat pekerjaan, status sosial, dan kaya ataupun miskin kepada

kelompok eksperimen.

4. Non Maleficence

Peneliti meminimalisir dampak yang merugikan bagi subjek.

Pemberian batuk efektif dan aromaterapi peppermint tidak

membahayakan responden. Terapi ini diberikan untuk mencapai

bersihan jalan napas yang paten pasca operasi. Namun apabila

responden tidak nyaman saat dilakukan terapi, maka responden berhak

menghentikan terapi.

Page 10: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

44

5. Kejujuran (Veracity)

Prinsip kejujuran berarti penuh dengan kebenaran. Prinsip ini

berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan

kebenaran. Peneliti akan memberikan informasi yang sebenar-

benarnya tentang batuk efektif dan aromaterapi peppermint pasca

operasi, sehingga peneliti dan responden saling percaya dan penelitian

dapat berjalan dengan lancar.

6. Beneficience

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

dalam batuk efektif dan aromaterapi peppermint secara inhalasi guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi subyek penelitian dan dapat

digeneralisasikan di tingkat populasi (Hidayat, 2014).

J. Pengolahan Data

1. Tahap Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Editing

Hasil pemeriksaan yang diperoleh melalui lembar pengkajian dan

checklist dilakukan editing. Peneliti melakukan pengecekan dalam

pengisian kuisioner yang telah dikumpulkan oleh responden.

b. Coding

Pada proses coding, peneliti mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Entry

Peneliti memasukkan data-data hasil dari penelitian pada program

komputerisasi, data-data hasil penelitian yang dibuat dalam bentuk

pengelompokan data

Page 11: 7 BAB III - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/483/4/3.pdf · Jumlah populasi pasien dengan general anestesi di Ruang Mawar dan Kutilang RSUD Dr. H. Abdul

45

d. Cleaning

Peneliti melakukan pengecekan ulang data yang telah dimasukkan

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan

(Notoatmodjo, 2018).

2. Analisa Data

Menurut Notoatmodjo (2018), analisis data ada dua jenis yaitu

univariat dan bivariat, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Analisis univariat

Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2018). Analisis

univariat dalam penelitian ini adalah bersihan jalan napas pasien sebelum

dan sesudah dilakukan batuk efektif dan pemberian aromaterapi

peppermint, kemudian dihitung nilai mean, median dan standar deviasi.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah kelanjutan analisis univariat. Analisis bivariat

yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berpengaruh. Analisis

bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh

batuk efektif dan aroma terapi peppermint terhadap bersihan jalan napas.

Dalam penelitian ini untuk menguji validitas item dan komparatif antar

variabel digunakan t-dependent.

1) Probabilitas (pvalue) < α (0,05) artinya ada pengaruh bersihan jalan

napas sebelum dan sesudah diberikan edukasi batuk efektif dan

aromaterapi peppermint.

2) Probabilitas (pvalue) > α (0,05) artinya tidak ada pengaruh bersihan

jalan napas sebelum dan sesudah diberikan edukasi batuk efektif

dan aromaterapi peppermint.