6.hubungan dokter dan pasien

26
dr. David Santoso T. SpKJ, MARS

Upload: itha-miftah-tatuhey

Post on 19-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

dr. David Santoso T. SpKJ, MARS

Page 2: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien
Page 3: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Dalam menjalankan profesi dokter tidak jarang kita mendengar pendapat bahwa pengetahuan tentang psikiatrik hanyalah diperlukan apabila kita berhadapan dengan penderita gangguan jiwa, dan hanya penderita gangguan jiwa yang memerlukan dokter yang berpengetahuan tentang psikiatri.

Namun demikian para dokter umum maupun ahli, hampir semua telah menyadari bahwa kasus yang bukan kasus psikiatri pun sering kali mempunyai faktor psikologik yang memainkan peran dalam terjadinya penyakit, walaupun mereka tetap memandang sebagai primer adalah penyakit organ tubuh.

Page 4: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Dengan pesatnya kemajuan teknologi khususnya dalam bidang ilmu kedokteran serta penemuan-penemuan obat modern yang ampuh untuk melawan penyakit, disertai perkembangan ketrampilan yang diperlukan, namun hubungan antara pasien dengan sang pengobat atau dokter adalah hal yang khusus.Hubungan antara dokter dengan pasien berbeda dengan hubungan antara mesin dan ahli teknik atau pasien dengan komputer.Sebagai pasien tetap merupakan manusia yang holistik yang mempunyai hidup perasaan misalnya perasaan khawatir dan cemas, mempunyai harapan cinta kasih sedang dipihak lain juga dokter yang juga mempunyai emosi.

Page 5: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Hubungan dokter dan pasien.Dalam psikiatri modern manusia dipandang

sebagai satu kesatuan yang majemuk, karena padanya mempunyai demikian banyak aspek.Pasien yang kita hadapi adalah manusia dengan aspek organobiologik, psikologik dan sosiobudaya secara sekaligus yang sering dikatakan bahwa manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Pendekatan menyeluruh inilah yang menjadi corak utama dari psikiatri modern yang dalam kepustakaan kita sering jumpai istilah “holistic” yang menyatakan hal ini.

Page 6: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Demikianlah untuk tujuan terapeutik setiap waktu kita harus memperhatikan keseluruhan atau unsur-unsur tadi sekaligus. Bila timbul suatu gangguan atau penyakit pada seorang manusia, bukan hanya jiwanya yang terganggu, bukan badannya saja yang sakit, akan tetapi seluruh manusia itulah yang menderita dan memerlukan atau mencari pertolongan kepada siapapun yang menurut anggapannya dapat menolongnya, sementara ia tetap berinteraksi dengan lingkungannya.

Page 7: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Tujuan pengobatan kedokteran ialah menghilangkan penderitaan pasien/masyarakat dan bila mungkin mengembalikannya ke keadaan sehat. Seringkali adanya pandangan bahwa sesungguhnya yang dipandang sebagai materi ilmu kedokteran yang serius dan fundamental adalah struktur fungsi-fungsi organ, perihal penyakit, serta terapi yang spesifik untuk penyakit itu. Dan dalam hal ini dapat ditunjukkan kemajuan-kemajuan yang menakjubkan serta penemuan-penemuan pengobatan yang ampuh untuk melawan penyakit.

Page 8: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Kemudian menimbulkan bahwa penyembuhan terutama adalah sebagai hasil obat-obatan, operasi atau tindakan-tindakan super modern terhadap organ tubuh pasien dan melupakan segi mental dan emosional.

Dasar pengertian dan keterampilan dalam hubungan dokter-pasien menurut Lubis adalah “prinsip-prinsip psiko terapi”. Perbedaan antara “prinsip psikoterapi” dan “hubungan sosial yang baik” diandaikan sebagai “asepsis” dan “kebersihan atau kerapihan biasa”. Khususnya dalam tindakan operasi, pasien dapat menjadi lebih sakit atau meninggal sekalipun pemberian obat telah dilakukan secara tepat dan bersih, tapi tanpa pemantapan konsep asepsis.

Page 9: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Jadi justru usaha atau tindakan, misalnya pembersihan luka (mencuci suatu luka dengan tujuan kebersihan) terjadi suatu kontaminasi yang merupakan sebab kegagalan daripada pengobatan. Demikian pula kekurangan ketrampilan dalam pengelolaan hubungan dokter-pasien berdasarkan “prinsip-prinsip psikoterapi” mengandung resiko, hingga dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien dan bahkan dapat berpengaruh negatif pada efek pengobatan.

Tidak jarang ditemukan penderita “penyakit iatrogenik” khususnya iatrogenik mental atau psikiatrogenik ialah penyakit yang disebabkan oleh dokter.

Page 10: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Mungkin dokter tersebut kurang atau tanpa menyadari mengkontaminasi usaha-usaha pengobatannya karena ia kurang tepat mengelola hubungan dokter-pasien.Jadi tanpa disengaja dokter yang jujur dan dengan kesungguhan hati beritikad baik untuk mengamalkan ilmunya, merugikan pasien. Oleh karena itu pendapat bahwa terapi lebih efektif dan lebih komprehensif jika penanganan tidak terbatas pada organ tapi juga meliputi pribadi pasien itu ada benarnya.

Page 11: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Hubungan antara dokter dan pasien, sejak dahulu kala merupakan hubungan yang khas. Yang penting ialah terciptanya suasana terapi yang diciptakan bersama antara dokter dan pasien. Setidak-tidaknya suasana ini tidak dikontaminasi atau diperhadapkan dengan hubungan dokter-pasien yang kontra terapeutik. Hingga saat ini masih merupakan faktor yang penting dalam suasana terapi adalah keyakinan dan kepercayaan pada dokternya dan faktor sugesti serta persuasi.

Page 12: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Untuk menciptakan suasana terapi perlu diperhatikan a.l. : Sikap : Dokter harus berusaha mengembangkan hubungan dokter-pasien yang baik, untuk itu ia harus mempunyai kemampuan bersikap empati ialah menghayati dengan penuh pengertian pada emosi dan perilaku penderita yang dihadapi, yang mana sidokter dapat mengekspresikan pada gerak serta ucapan-ucapannya. Jadi dokter harus menunjukan suatu perasaan simpati yang netral, tanpa perasaan yang sentimentil atau simpati yang berlebihan, oleh karena hal

Page 13: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

ini dapat mengacau terapi ataupun suasana rumah tangga dokter itu sendiri.

Sikap dokter yang acuh tak acuh, tidak sabar, menyalahkan atau menakuti-nakuti, atau melakukan pemeriksaan tambahan yang

berlebihan atau berulang-ulang, kurang memberi keterangan pada pasien dan

mungkin melakukan pemeriksaan laboratorium yang berkali-kali, radiologik dsb, dapat memperberat atau

menimbulkan kecemasan, depresi atau gangguan psikosomatik.

Page 14: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Transference : Tidak jarang pula pasien melakukan transferensi pada dokter ialah memindahkan perasaan atau sikapnya secara unconscious sebagaimana ia memperlakukan seseorang yang berarti baginya.

Hal ini sangat berbeda pada tiap penderita dan tergantung pada kepribadian dan gangguannya. Apabila emosi atau sikap yang tidak enak dipindahkan misalnya rasa benci, curiga, dsb.

Page 15: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

Maka hal ini disebut”transference negative”, sedang apabila rasa kagum, cinta kasih dan sikap bergantung yang nampak disebut “transference positive”.Pada setiap transference dokter harus waspada agar jangan menimbulkan “counter transference” atau pemindahan balasan, karena hal ini akan menghambat atau mengacaukan suasana terapi. Misalnya dokter dengan mudah

Page 16: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

timbul counter transference, si dokter menjadi tidak sabar dan ikut marah bila pasiennya sinis atau pasien marah-marah dan mengatakan tidak percaya padanya, akibatnya pasien tidak dapat ditolongnya dengan baik atau pasien tidak mau datang lagi, dan pasien akan tetap tegang dan cemas. Dengan demikian suasana terapi rusak akibat counter transference negative. Demikian pula halnya dengan counter transference

Page 17: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

positive, si dokter akan terbawa-bawa oleh perasaan terharu , membalas cinta kasih, timbul simpati yang berlebihan, atau terbawa perasaan sehingga dokter ikut menceriterakan segala hal pribadinya sendiri yang telah dialami atau yang sedang dihadapinya. Akibatnya dokter sukar mempertahankan objektifitasnya. Dan akibatnya pada pasien, mula-mula mungkin pasien merasa baik karena dapat saling menukar perasaan atau

Page 18: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

saling merayu, tetapi kemudian pasien mengharapkan lebih banyak dan lebih lanjut, dan akan menjadi kecewa, tegang, cemas atau depresi kembali bila harapannya tidak dapat terpenuhi oleh dokter atau sebaliknya pasien akan merasa bersalah karena perbuatannya.Objektif : Sebaiknya dokter selalu berusaha untuk menilai keadaan pasien secara objektif. Kewaspadaan akan dinamika hubungan dokter-

Page 19: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

pasien merupakan faktor yang sangat penting bagi dokter, agar tetap menilai secara objektif dan mempunyai batasan diri, namun ia tetap menunjukkan sikap empati, sehingga tidak mudah hanyut dalam perasaan terhadap pasiennya. Dengan demikian dokter akan tetap sabar, toleran dan bebas daripada rasa cemas pribadi untuk menghadapi pasiennya. Dan lebih konkrit lagi dokter tidak akan tertipu oleh

Page 20: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

seduksi atau bujukan, rasa bersalah atau benci terhadap pasiennya sehingga ia tidak hanyut dalam counter transference.

Tidak kalah pentingnya mendapat perhatian dokter ialah faktor sosio-budaya yang dapat mempengaruhi suasana terapi.

Hal lain yang dapat menyukarkan suasana terapi ialah suatu “tahanan” atau hambatan pada pasien untuk mengungkapkan isi hati yang

Page 21: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

tidak enak, biasanya merupakan peristiwa atau hal-hal yang telah menimbulkan stres baginya. Dalam keadaan ini dokter harus bijaksana agar pasien bersedia membuka isi hatinya, yang kemudian dapat memberikan perasaan lega pada pasiennya, dan dapat memungkinkan timbulnya pengertian yang lebih baik mengenai masalah itu.Akan lebih membantu suasana terapi apabila

Page 22: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

kita dapat mengadakan pendekatan pada pasien dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pasien.Perilaku dapat ditimbulkan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya :- riwayat persepsi pasien sejak kecil mengenai penderitaan - pengalaman tentang rasa nyeri dan sakit- keadaan hidupnya saat itu- harapan-harapan serta keinginan masa depannya

Page 23: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

- asal genetik orang itu.R i n g k a s a n- Telah dibicarakan secara singkat mengenai hubungan

dokter-pasien.- Hubungan dokter-pasien tidak merupakan hubungan

sosial sehari-hari tapi merupakan hubungan yang khusus dengan berdasarkan pada “prinsip-prinsip psikoterapi”.

- Agar suasana terapi berlangsung dengan baik dokter harus mempunyai sikap dan perasaan empati, serta

Page 24: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

bijaksana terhadap pasien, sadar akan adanya transferensi dan tetap mempertahankan objektifitasnya.

Page 25: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien
Page 26: 6.Hubungan Dokter Dan Pasien

TERIMA KASIH