6958-9501-1-pb

10
e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189 180 PEMBELAJARAN LANGSUNG DITUNJANG MEDIA VIDEO PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR BADAN ATAS TEKNIK DRAPING DI KELAS X BUSANA BUTIK 2 SMKN 6 SURABAYA Nila Oktapiani Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Sri Achir Dosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi hubungan antara guru dengan siswa. Dalam peristiwa tersebut terjadi proses stimulus dari guru mendapat respon siswa. Dalam pembelajaran langsung guru melakukan demonstrasi ditunjang dengan media, siswa berlatih secara terbimbing dalam usaha menyerap materi untuk mencapai kompetensi tertentu. Membuat pola dengan teknik draping harus dilakukan tahap demi tahap, agar siswa dapat lebih memahami dan dapat sesuai dengan teknik kinerja yang sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa, hasil belajar, dan respon siswa pada kompetensi membuat pola dasar dengan teknik draping. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas X Busana Butik 2 di SMKN 6 Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes, dan quesioner (angket). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosentase. Hasil penelitian pembelajaran langsung ditunjang dengan media video pada kompetensi membuat pola dasar badan atas teknik draping adalah sebagai berikut: Aktivitas guru secara total mendapatkan kriteria “sangat baik” (96,77%). Rincian prosentase kegiatan awal (97,90%), kegiatan inti (96,67%), kegiatan akhir (100%), pengelolaan pembelajaran (93,75%), dan suasana kelas (95,85%). Aktivitas siswa dalam pembelajaran mendapat kriteria “sangat baik” dengan prosentase (98,4%). Hasil belajar siswa dicapai dengan kriteria “tuntas belajar” (92,6%) dan (7,40%) siswa yang belum “tuntas” belajar, Sedangkan hasil respon siswa merespon “sangat baik” pada pembelajaran langsung ditunjang media video dengan hasil (99,2%), ini berarti bahwa pembelajaran langsung yang ditunjang dengan media video dapat meningkatkan pemahaman dan kinerja siswa sesuai dengan proses belajar mengajar yang tersirat didalam instrumen angket respon. Kata kunci: pembelajaran langsung, media video, pola teknik draping. Abstract Learning is essentially an interaction relationship between teachers and students. In the event of the stimulus process occurs from teacher gets student response. Direct instruction in a teacher do demonstration supported by media, students practice in misguided social interactions in an attempt to absorb the material to reach certain competencies. Make a pattern with draping techniques should be made gradually, so that students can better understand and be in accordance with a systematic performance techniques. This study aims to describe the activities of teachers and students, learning outcomes, and student response on the competences make the basic pattern with draping techniques. Type of this research is descriptive research. The subjects in the study are grade the X boutique fashion 2 at SMKN 6 Surabaya. Data collection is done by the method of observation, tests, and quesioner. Data analysis techniques used in this research is the percentage. Research results direct instruction supported by media video on the competence making basic pattern draping technique of the upper body was as follows: the activity of the teacher in total get “very good” criteria (96,77%). The details of the percentage of initial activities (97,90%), core activity (96,67%), activities of the late (100%), learning management (93,75%), and the classroom cindition (95,85%). The activity of the students in the study got “very good” criteria with percentage (98.4%). Student learning outcomes achieved with criteria ”Mastery Learning” (92,6%) and (7.40%) of students who have learning “has been completed”, whereas the response of the students responded “very good” on the direct instruction supported video media with results (99,2%), this means that direct instruction supported by media video can enhance understanding and performance of students in accordance with the teaching and learning process is implied in the question form response instruments. Keywords: direct instruction, video media, the pattern draping techniques.

Upload: pratamaoktaricky

Post on 10-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

6958-9501-1-PB

TRANSCRIPT

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

180

PEMBELAJARAN LANGSUNG DITUNJANG MEDIA VIDEO PADA KOMPETENSIMEMBUAT POLA DASAR BADAN ATAS TEKNIK DRAPING DI KELAS X BUSANA BUTIK 2

SMKN 6 SURABAYA

Nila OktapianiMahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

Sri AchirDosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

AbstrakPembelajaran pada dasarnya adalah interaksi hubungan antara guru dengan siswa. Dalam peristiwa tersebut

terjadi proses stimulus dari guru mendapat respon siswa. Dalam pembelajaran langsung guru melakukan demonstrasiditunjang dengan media, siswa berlatih secara terbimbing dalam usaha menyerap materi untuk mencapai kompetensitertentu. Membuat pola dengan teknik draping harus dilakukan tahap demi tahap, agar siswa dapat lebih memahami dandapat sesuai dengan teknik kinerja yang sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dansiswa, hasil belajar, dan respon siswa pada kompetensi membuat pola dasar dengan teknik draping.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas X Busana Butik 2 diSMKN 6 Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes, dan quesioner (angket). Teknik analisisdata yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosentase.

Hasil penelitian pembelajaran langsung ditunjang dengan media video pada kompetensi membuat pola dasarbadan atas teknik draping adalah sebagai berikut: Aktivitas guru secara total mendapatkan kriteria “sangat baik”(96,77%). Rincian prosentase kegiatan awal (97,90%), kegiatan inti (96,67%), kegiatan akhir (100%), pengelolaanpembelajaran (93,75%), dan suasana kelas (95,85%). Aktivitas siswa dalam pembelajaran mendapat kriteria “sangatbaik” dengan prosentase (98,4%). Hasil belajar siswa dicapai dengan kriteria “tuntas belajar” (92,6%) dan (7,40%)siswa yang belum “tuntas” belajar, Sedangkan hasil respon siswa merespon “sangat baik” pada pembelajaran langsungditunjang media video dengan hasil (99,2%), ini berarti bahwa pembelajaran langsung yang ditunjang dengan mediavideo dapat meningkatkan pemahaman dan kinerja siswa sesuai dengan proses belajar mengajar yang tersirat didalaminstrumen angket respon.

Kata kunci: pembelajaran langsung, media video, pola teknik draping.

AbstractLearning is essentially an interaction relationship between teachers and students. In the event of the stimulus

process occurs from teacher gets student response. Direct instruction in a teacher do demonstration supported by media,students practice in misguided social interactions in an attempt to absorb the material to reach certain competencies.Make a pattern with draping techniques should be made gradually, so that students can better understand and be inaccordance with a systematic performance techniques. This study aims to describe the activities of teachers andstudents, learning outcomes, and student response on the competences make the basic pattern with draping techniques.

Type of this research is descriptive research. The subjects in the study are grade the X boutique fashion 2 atSMKN 6 Surabaya. Data collection is done by the method of observation, tests, and quesioner. Data analysis techniquesused in this research is the percentage.

Research results direct instruction supported by media video on the competence making basic pattern drapingtechnique of the upper body was as follows: the activity of the teacher in total get “very good” criteria (96,77%). Thedetails of the percentage of initial activities (97,90%), core activity (96,67%), activities of the late (100%), learningmanagement (93,75%), and the classroom cindition (95,85%). The activity of the students in the study got “very good”criteria with percentage (98.4%). Student learning outcomes achieved with criteria ”Mastery Learning” (92,6%) and(7.40%) of students who have learning “has been completed”, whereas the response of the students responded “verygood” on the direct instruction supported video media with results (99,2%), this means that direct instruction supportedby media video can enhance understanding and performance of students in accordance with the teaching and learningprocess is implied in the question form response instruments.

Keywords: direct instruction, video media, the pattern draping techniques.

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

181

PENDAHULUANTujuan dari pendidikan adalah mewujudkan

manusia yang berakhlak mulia, cerdas, memilikipengetahuan dan keterampilan serta mempunyaikeinginan untuk memajukan kehidupan bangsa dannegara. Mengacu pada tujuan pendidikan nasional,maka pemerintah menetapkan bahwa sistempendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui tigajalur yaitu formal, non-formal, dan informal. Jalurpendidikan formal merupakan jalur pendidikan yangterstruktur dan berjenjang terdiri atas pendidikandasar, pendidikan lanjutan, pendidikan menengah, danpendidikan tinggi. Pendidikan menengah dibedakanatas dua jalur yaitu pendidikan menengah umum danpendidikan menengah kejuruan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)merupakan salah satu lembaga pendidikan formalpada jenjang Pendidikan Menengah. Mengacu padatujuan SMK, memiliki beberapa kelompok bidangstudi keahlian salah satunya adalah sekolah kelompokpariwisata yang memiliki 4 program studi keahlian didalamnya yakni jurusan Akomodasi Perhotelan, JasaBoga, Tata Kecantikan, dan Tata Busana.

Kompetensi Keahlian Tata Busana adalahkompetensi keahlian yang mempersiapkan pesertadidik dan membekali keterampilan, pengetahuan dibidang busana serta sikap agar menjadi manusiaproduktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowonganpekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri;menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir,ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja; membekali peserta didik denganilmu pengetahuan teknologi dan seni agar mampumengembangkan diri baik secara mandiri maupunmelalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sehubungan dengan tujuan tersebut maka, padaTahun Ajaran 2013/2014 pemerintah telahmenetapkan adanya pemberlakuan kurikulum 2013,yang menganut pandangan dasar bahwa pengetahuantidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepeserta didik. Peserta didik adalah subjek yangmemiliki kemampuan untuk secara aktif mencari,mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakanpengetahuan. Berdasar pada sumber DispendikSurabaya persiapan guru akan hadirnya kurikulumbaru ini dilakukan atas 4 tahap, pada tahap pertamayakni tentang materi perubahan pola pikir (mindset),dalam tahap itu guru mendapatkan wawasan lebih luastentang tugas mengajar atau paradigma pengajaran;tahap kedua ialah pemberian materi tentang strategipengajaran di dalam kelas, dalam tahap ini guruberlatih metode pengajaran baru; tahap tiga yaitupelatihan kompetensi dalam teknologi multimedia,penguasaan guru terhadap perangkat multimedia akanmembuat siswa semakin tertarik untuk mengikutisemua materi pengajaran; tahap terakhir yaknipelatihan menulis, dalam tahap ini guru dilatih untukmenyusun beragam karya tulis. (Jawa Pos, 29 April2013).

Metode dan model belajar memiliki banyakragam yang diterapkan oleh guru dalam proses belajarmengajar dikelas, salah satunya ialah modelpembelajaran langsung yaitu proses belajar dan

mengajar yang dilakukan secara deklaratif danprosedural sesuai dengan sintaks atau fase-fase dalampengelolaan pembelajaran. Proses belajar mengajarpada hakekatnya merupakan proses komunikasi yaituproses penyampaian pesan dari sumber pesan melaluisaluran atau media tertentu kepada penerima pesan.Komunikasi memerlukan media dalam prosesnya,dengan ditunjang media maka proses komunikasi akanterjalin dengan baik dan efektif.

Hadirnya sebuah media pembelajaranmemberikan harapan dapat menunjang keberhasilanbelajar siswa. Media sebagai sumber belajar bertujuanuntuk menyamakan konsep yang diterima oleh siswa,memunculkan motivasi siswa dalam belajar, dan dapatmelibatkan siswa dalam pengalaman belajar. Sesuaifungsi dan kegunaannya, media pembelajaran tidakhanya digunakan sebagai alat bantu mengajar baiksebagai alat peraga maupun alat bantuvisual/audiovisual media mengajar juga merupakanbagian integral yang tidak dapat dipisahkan dalamproses pembelajaran. Media video pembelajaranadalah media atau alat bantu mengajar yang berisipesan-pesan pembelajaran. Video sebagai media audiovisual dan mempunyai unsur gerak akan mampumenarik perhatian dan motivasi siswa dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dalam tahap observasi di SMKN 6 Surabaya,dalam kegiatan pembelajaran khususnya kompetensikejuruan seorang guru harus mengawasi dan mengertitingkat kemampuan masing-masing siswanya, seorangguru memberikan metode pembelajaran secarademonstrasi dengan cara prosedural terhadap siswadan diharapkan secara individu siswa memahamimateri yang diajarkan diharapkan setiap siswa dituntutmampu menyelesaikan tugasnya dengan baik sehinggadapat menghasilkan output (hasil praktek) yang baikpula. Fakta pembelajaran yang ada pada kompetensimembuat pola dasar dengan teknik draping adalahdalam prakteknya SMKN 6 Surabaya telahmenyediakan fasilitas dengan baik untuk prosesbelajar mengajar, tugas guru adalah memanfaatkandengan sebaik-baiknya fasilitas tersebut, dalampembelajaran yang sudah berjalan pada mata pelajarandraping ini guru menggunakan media powerpointuntuk menampilkan gambar yang perlu diketahuisiswa dengan menggunakan metode demonstrasi, caramengajar seperti ini dirasa sudah cukup baik hanyasaja dalam penerapannya media pembelajaran masihbelum dilengkapi dengan teknologi multimedia yangdapat menarik minat belajar siswa karena padakemajuan teknologi dan berkembangnya kurikulumpembelajaran saat ini siswa juga dituntut lebih aktifdari peran aktif guru dan siswa diwajibkan pandaimengelola dan memanfaatkan, maupun menerapkanpenggunaan media pembelajaran berbasis multimediasecara mandiri.

Dengan demikian, sebagai upaya meningkatkanminat belajar pada siswa dan kualitas pembelajaranpada kompetensi dasar membuat pola dasar denganteknik draping maka penulis melakukan penelitianpada pembelajaran langsung yang ditunjang denganvideo pada kompetensi membuat pola dasar denganteknik draping. Dengan harapan ditunjangnya media

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

182

video dalam pembelajaran dapat memberikan variasiyang berbeda dalam proses belajar mengajar, siswamerasa nyaman dan lebih tertarik dalam prosespembelajaran dan siswa diharapkan aktif untukmencoba sendiri dan mengulang langkah-langkahpembuatan pola dengan teknik draping secara mandiri.

Dengan penerapan teknologi multimedia sertadidukung oleh perangkat pembelajaran dan metodeyang sesuai media pembelajaran disini akan memilikibanyak kelebihan yang pertama yaitu, media berupavideo dapat menampilkan gambar/objek gerak sertapengajaran secara tutorial/demonstrasi langsungkepada siswa sehingga siswa dapat lebih fokus dantergugah minat belajarnya. Dan yang kedua, siswabisa lebih memahami dan mengetahui dengan jelastentang cara proses pembuatan pola dengan teknikdraping tersebut secara tahap demi tahap, siswa dapatmengulang-ulang materi yang belum dimengertisecara mandiri. Pembelajaran dengan pemanfaatanvideo tutorial ini menuntut guru untuk lebih kreatifdan inovatif dalam menyajikan sebuah materi dalambentuk demonstrasi langsung dengan caramenampilkan langkah-langkah pembuatan pola dasardengan teknik draping secara sistematis dan mudahdipahami. Penggunaan media video tutorial dapatdilakukan untuk membuat sajian materi pembelajaranmenjadi lebih menarik dan mudah diingat oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitimenyadari pentingnya mengadakan penelitian denganjudul “Pembelajaran Langsung Ditunjang MediaVideo Pada Kompetensi Membuat Pola Dasar BadanAtas Teknik Draping Di Kelas X Busana Butik 2Smkn 6 Surabaya”.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuanpenelitian ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui aktivitas guru pada

pembelajaran langsung dengan ditunjang mediavideo materi membuat pola dasar dengan teknikdraping pada siswa kelas X Busana Butik 2 diSMKN 6 Surabaya?

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa padapembelajaran langsung dengan ditunjang mediavideo materi membuat pola dasar dengan teknikdraping pada siswa kelas X Busana Butik 2 diSMKN 6 Surabaya?

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa padapembelajaran langsung dengan ditunjang mediavideo materi membuat pola dasar dengan teknikdraping pada siswa kelas X Busana Butik 2 diSMKN 6 Surabaya?

4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap padapembelajaran langsung dengan ditunjang mediavideo materi membuat pola dasar dengan teknikdraping pada siswa kelas X Busana Butik 2 diSMKN 6 Surabaya?

METODE PENELITIANJenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, makapenelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptifuntuk memperoleh kesimpulan. Bersifat deskriptif

karena subyek yang akan diteliti mendeskripsikanproses belajar mengajar yang menyangkut tentangaktivitas guru dan aktivitas siswa pada pembelajaranlangsung yang ditunjang dengan media video materimembuat pola dasar dengan teknik draping.Tempat dan Waktu Penelitian1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 6 Surabaya,Jalan Raya Margorejo Surabaya.

2. Waktu PenelitianWaktu penelitian selama 5 bulan mulai dariSeptember 2013 s.d Januari 2014.Waktu dariPenetapan judul sampai pelaporan hasil penelitiantersebut pada semester gasal Tahun Pelajaran2013/2014

Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

X Busana Butik 2 semester 2 Tahun ajaran 2013 /2014di SMK Negeri 6 Surabaya yang berjumlah 27 siswa.Definisi Operasional1. Model pembelajaran langsung adalah suatu model

pembelajaran yang dirancang secara khusus untukmengembangkan belajar siswa tentangpengetahuan prosedural dan pengetahuandeklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapatdipelajari selangkah demi selangkah.

2. Media video adalah media pembelajarandalambentuk video dengan materi membuat pola dasarbadan atas yang digunakan dalam proses belajarmengajar sebagai alat atau penyalur pesan antaraguru (sumber pesan/ pengirim pesan) kepada siswa(penerima pesan) untuk menyalurkan pesan ataubahan pembelajaran yang berupa mediaaudio/visual yang pemakaiannya melibatkanteknologi.

3. Kompetensi membuat pola dasar teknik drapingadalah salah satu materi dalam kompetensi dasarpada mata diklat dasar pola. Dalam materipembelajaran membuat pola dengan teknik drapingdiberikan tata cara membuat pola dasar badan atasbagian muka dan bagian belakang.

Prosedur PenelitianBerdasarkan rancangan penelitian dan data

yang diperoleh dalam penelitian, maka prosedurpenelitian terdiri atas 3 tahap, yaitu:

Tahap PersiapanTahap ini peneliti merencanakan dan

menyusun perangkat pembelajaran denganmembuat video tutorial melalui pengajaranlangsung. Pada tahap persiapan langkah yangdilakukan adalah:a) menentukan tujuan pembelajaranb) analisi materi pembelajaranc) mengidentifikasi lingkungan belajar dan

strategi penyampaian dalam pembelajarand) mengidentifikasi produk yang sesuai dengan

sasaran peserta didike) perancangan dan penyusunan model

pembelajaran;f) penyusunan perangkat bahan ajar berupa RPPg) perancangan dan pembuatan Hand Out materi

membuat pola sistem draping

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

183

h) perancangan dan pembuatan instrumenpenelitian seperti tes tertulis, angket, danlembar observasi

i) validasai instrumen penelitianj) perancangan story board dan pembuatan media

video pembelajarank) revisi instrumen penelitianl) persiapan surat perijinan penelitian

Tahap PelaksanaanTahapan ini merupakan tahap penerapan

(implementation) pembelajaran langsung yangditunjang oleh media, pada tahap ini peneliti dibantuoleh guru yang bersangkutan dan teman sejawatsebagai observer untuk mengamati prosespembelajaran yang berlangsung. Pada tahappelaksanaan terbagi menjadi beberapa langkah yaitu:

Tabel 1. Tahap pelaksanaan MPL

Sintaks MPL Pelaksanaan MPLFase 1Menyampaikantujuanpembelajaran danmempersiapkansiswa

Menyampaikan topik materiyang akan dipelajari denganmembuat rasa ingin tahu siswadan siswa siap menerima topikmateri pelajaran tentangmembuat pola teknik draping.

Fase 2Mendemonstrasikan pengetahuandan keterampilan

Guru memutar video tutorialuntuk mendemonstrasikansecara per tahap tentanglangkah-langkah pembuatanpola dasar badan atas denganteknik draping.

Fase 3Memberi latihanterbimbing

Guru membimbing siswa dalammelakukan pekerjaaan praktekmembuat pola dasar teknikdraping dengan melihattampilan video tutorial.

Fase 4Mengecekpemahaman danmemberikanumpan balik

Guru mengecek pemahamansiswa dan memberikan umpanbalik dengan bertanya kepadasiswa.

Fase 5Memberikankesempatan untukpelatihan lanjutandan penerapan

Siswa diberikan kesempatanuntuk melakukan latihanpraktek sendiri secara mandiritanpa didampingi guru denganmenerapkan media videopembelajaran, sebelumdilakukan tes terhadap hasilbelajar siswa.

Analisis DataPenelitian ini menggunakan analisis deskriptif,

analisis deskriptif digunakan untuk menghitungprosentase efektifitas pembelajaran yang ditunjangdengan media video pada kompetensi membuat poladasar badan atas dengan teknik draping.Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkahyang paling strategis dalam penelitian, karena tujuanutama dari penelitian adalah mendapatkan data.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiridari 3 macam, yaitu:

1. Metode ObservasiObservasi dilakukan untuk mengetahui

aktivitas siswa dan aktivitas guru selama prosespembelajaran langsung yang ditunjang denganmedia video pada kompetensi membuat pola dasarbadan atas dengan teknik draping berjalan.Observer untuk aktivitas guru dalam mengelolaproses pembelajaran dilakukan oleh 3 pengamatyakni guru bidang studi yang berjumlah 2 orangdan 1 pengamat adalah mahasiswa tata busana.Begitupula observer untuk aktivitas siswa ialah 1mahasiswa yang merupakan rekan sejawat penelitidan guru bidang studi kompetensi tersebutberjumlah 2 orang.

2. Metode tesUntuk memperoleh data hasil belajar, siswa

diberikan tes pengetahuan dan tes keterampilanyang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manaketuntasan hasil belajar siswa secara individualdan secara klasikal.

3. Metode Quesioner (Angket)Angket yang dimaksud adalah alat

pengumpul data dari responden. Angket diberikankepada siswa untuk mengetahui tentang responsiswa terhadap penerapan kegiatan pembelajaranlangsung yang ditunjang dengan media video padakompetensi membuat pola dasar badan atas denganteknik draping.

Instrumen PenelitianDalam penelitian ini pengujian validasi

instrumen menggunakan validitas konstruksi.Instrumen mempunyai validitas konstruksi jikainstrumen tersebut sesuai dengan materi yangdiberikan. Setelah instrumen dikonstruksi tentangaspek-aspek yang dinilai, maka selanjutnyadikonsultasikan dengan ahli dan dinyatakan layakdigunakan. Untuk itu dalam pengumpulan datapeneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:Lembar Pengamatan (Observasi)

Lembar observasi merupakan lembarpengamatan yang diisi oleh pengamat (observer) yangberisi penilaian kegiatan atau aktivitas guru dan siswaselama proses pembelajaran yang ditunjang mediavideo pada kompetensi membuat pola dasar denganteknik draping. Lembar observasi tersebut terdiri dari:1. Lembar Observasi Aktivitas Guru2. Lembar Observasi Aktivitas SiswaTes Hasil Belajar

Tes hasil belajar siswa digunakan untukmendapatkan data tentang ketuntasan hasil belajarsiswa. Tes hasil belajar ini disusun oleh penelitidengan pertimbangan dari dosen pembimbing danguru bidang study.1. Tes tertulis

Siswa diamati sesudah proses pembelajarantersampaikan, untuk mengetahui peningkatan hasilbelajar siswa dengan indikator sebagai berikut:a. Prestasi yang telah diperoleh siswa setelah

menerima materi pembelajaran yang berupapenguasaan.

b. Hasil tes berupa nilai atau angka yangdiberikan guru.

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

184

2. Tes kinerjaTes kinerja diamati saat siswa melakukan

praktik membuat pola dasar badan atasmenggunakan teknik draping dengan indikatorsebagai berikut:a. Siswa terampil membuat pola dasar badan atas

dengan teknik draping sesuai dengan indikatordalam pengamatan keterampilan siswa.

b. Hasil tes berupa nilai atau angka yangdiberikan guru.

Angket Respon SiswaAngket adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dariresponden dalam arti tentang pribadinya, atau hal-halyang ia ketahui (Arikunto, 1998 : 128).Metode Analisis Data

Metode analisis data dilakukan setelah semuadata terkumpul. Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptifyang bertujuan mengetahui rata-rata dan prosentaseterhadap observasi aktivitas guru dan siswa, tes hasilbelajar siswa, dan data angket respon siswa.Analisis Data Hasil Observasi1. Data hasil observasi aktivitas guru

Skala kategori penilaian hasil pengamatanaktivitas guru dibuat berdasarkan skala Likert darisetiap aspek yang diamati.

Tabel 2. Kriteria penilaian aktivitas guru

(adaptasi Riduwan, 2007)

Aktivitas guru selama proses pembelajaran darirata-rata tiap tahap kegiatan pembelajaran dihitungdengan rumus:

(Sudjana, 2007: 129)

Keterangan:P : Prosentase aktivitas guruF : Rata-rata skor yang diberikan masing-masing observerN: Jumlah indikator dalam angket

2. Data hasil observasi aktivitas siswa

Tabel 3. Kriteria penilaian aktivitas siswa

Jawaban SkorYa 1

Tidak 0

Untuk mendapatkan hasil prosentase padalembar observasi aktivitas siswa maka dapatdihitung dengan rumus sebagai berikut:

x 100% (Sudjana, 2007: 129)

Keterangan:P : Prosentase aktivitas siswaF : rata-rata nilai yang diberikan observerN : Jumlah indikator dalam angket

Analisis Data Hasil TesData tes hasil belajar menunjukkan ketuntasan

belajar siswa yang ditunjang dengan media video.Untuk menghitung nilai tes tulis soal multiple choicedapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Skor = BN-1

Keterangan:B : Banyak butir soal yang dijawab benarN : Jumlah butir soal

Untuk mengetahui nilai hasil akhir belajar tiapsiswa adalah dengan rumus:

Keterangan:Na : Nilai akhirnk : Nilai Kognitifnp : Nilai Psikomotor

Adapun data ketuntasan hasil belajar siswasecara klasikal dianalisis dengan menggunakan rumussebagai berikut:

Prosentase (%) =

(Usman, 2001: 31)

Tes hasil belajar kognitif siswa berdasarkanketuntasan belajarnya dengan standar nilai yang sudahditentukan untuk nilai kejuruan yakni siswadinyatakan tuntas dengan Kriteria KetuntasanMinimum (KKM) secara individu 75 dan jikaminimal 85% dari seluruh siswa dikelas mencapaiskor 75 maka ketuntasan secara klasikal padapembelajaran langsung yang ditunjang dengan mediavideo tutorial telah berhasil dicapai. Sedangkan untuktes kinerja siswa dinyatakan tuntas dengan kriteriaketuntasan individu 75 dan jika minimal 85% dariseluruh siswa di kelas mencapai skor 75 makaketuntasan klasikal telah tercapai.Analisis Angket Respon Siswa

Angket merupakan sejumlah pertanyaantertulis yang digunakan untuk memperoleh datatentang respon siswa terhadap cara pembelajaran.Analisis respon siswa dianalisis secara deskriptifdengan prosentase berdasarkan skala Likert pada tabelberikut:

Tabel 4. Penilaian angket respon siswa

Presentase Kategori 40% Kurang baik

41-60% Cukup baik61-80% Baik

81-100% Sangat baik

Jawaban SkorYa 1

Tidak 0

X 100%

Jumlah siswa yang tuntasJumlah siswa seluruhnya

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

185

Untuk mendapatkan hasil prosentase padaangket respon siswa maka dapat dihitung denganrumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2007: 64)Keterangan:K : ProsentaseF : Jumlah jawaban respondenN : Jumlah seluruh responden

Sedangkan untuk menghitung secarakeseluruhan dari seluruh jumlah responden,menggunakan rumus:

(Riduwan, 2007)Keterangan:P : ProsentaseK : Jumlah seluruh jawaban respondenF : Jumlah indikator dalam angket

Hasil analisis lembar angket respon siswadigunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilanpenggunaan media video tutorial denganmenggunakan perhitungan prosentase dari angketsiswa yang diinterpretasi kedalam kriteria seperti padatabel berikut:

Tabel 5. Kriteria prosentase respon

Berdasarkan kriteria tersebut, media videotutorial ini dikatakan efektif apabila persentase ≥61%(Riduwan, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Analisis Penelitian1. Tahap Persiapan (Validasi Kelayakan Media

Video)Sebelum proses pengambilan data dilakukan

dalam tahap persiapan, media yang akandigunakan untuk penelitian dilakukan validasiterlebih dahulu untuk mengetahui media yang akandigunakan layak atau tidak untuk digunakan dalampenelitian dan pengambilan data. Dalam penelitianini media yang digunakan adalah media videotutorial dengan materi membuat pola dasar badanatas dengan teknik draping yang kemudian mediatersebut divalidasi oleh 5 validator dari ahli materi,ahli bidang media, dan bidang pendidikan. Mediaini dikatakan layak digunakan jika keseluruhanskor mencapai 61%. Berikut adalah gambardiagram hasil validasi media oleh validator:

96,00%97,00%98,00%99,00%

100,00% 97,50%100% 100%98,75% 100%

Gambar 1. Diagram prosentase skor rata-rata hasilvalidasi media masing-masing validator

Berdasarkan gambar diagram diatas dapatdilihat bahwa hasil validasi terhadap media videooleh validator 1 memberikan skor (97,50%) yangberarti “sangat layak”, validator 2,3 dan validator 5memberikan skor dengan prosentase (100%) yangberarti “sangat layak”, dan validator 4 memberikanskor (98,75%) yang artinya “sangat layak”.Selanjutnya jika dilihat dari total skor rata-ratayang diberikan oleh kelima validator untukpenilaian media video didapatkan skor sebesar(99,25%) yang menurut skala Linkert berartibahwa media yang sudah divalidasi “sangat layak”digunakan untuk penelitian.

2. Analisis Hasil Aktivitas GuruHasil analisis kegiatan pembelajaran pada

masing-masing aspek terdiri dari tahap kegiatanawal, kegiatan inti, kegiatan penutup, pengelolaanpembelajaran, dan suasana kelas, yangdigambarkan dalam gambar diagram dibawah ini:

90.00%92.00%94.00%96.00%98.00%100.00%97,90%96,67%100% 93,75%95,85%

Gambar 2. Diagram prosentase skor rata-ratapenilaian tahap kegiatan pembelajaran

Berdasarkan pada gambar diagram diatasmemperlihatkan bahwa hasil pengelolaanpembelajaran, diketahui bahwa rata-rata pada tiap-tiap tahap yakni:

Pada tahap Kegiatan Awal total skor rata-ratadiperoleh dengan prosentase (97,90%) dengankategori “sangat baik”, dalam hal ini guru(peneliti) sudah menyampaikan kegiatan padatahap awal dengan sangat baik. Pada tahapKegiatan Inti total skor rata-rata adalah (96,67%)yang artinya pengelolaan pembelajaran padakegiatan inti terlaksana dengan “sangat baik”,karena pada tahap ini guru (peneliti) sudahmenyajikan dan menjelaskan dengan baik materipembelajaran, dan pada tahap ini guru sudahmembimbing siswa dalam mengerjakan latihanpraktek (psikomotor). Pada tahap Kegiatan Akhirtotal skor rata-rata diperoleh dengan (100%) yangartinya pengelolaan pada kegiatan akhir terlaksanadengan “sangat baik”, karena pada tahap ini guru(peneliti) dinilai mampu untuk mengevaluasipemahaman siswa, merefeleksi kegiatan

Presentase Kategori0-20% Sangat kurang baik

21-40% Kurang baik41-60% Cukup baik61-80% Baik

81-100% Sangat baik

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

186

pembelajaran, mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran, danmemberikan tes tertulis. Pada tahap PengelolaanPembelajaran total skor rata-rata diperoleh(93,75%) dengan kategori “sangat baik”, karenapada tahap ini guru (peneliti) mampumengalokasikan waktu secara efektif, dapatmemanfaatkan sumber dan media belajar secaraoptimal, dapat mengorganisasi siswa dengan baik,dan keterlaksanaan proses belajar mengajar sesuaidengan RPP. Dan pada Suasana Kelas total skorrata-rata diperoleh dengan (95,85%) yang artinyaterlaksana dengan “sangat baik”, karena padaproses pembelajarannya guru sangat antusiasdalam memberikan materi kepada siswa dan siswamenanggapi secara aktif.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapatdisimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dariaktivitas guru telah berjalan dan terlaksana dengan“sangat baik” dengan perolehan prosentase nilairata-rata (96,77%).

3. Analisis Hasil Aktivitas Siswa

0,90% 1,80% 1,48%

99,10% 98,20% 98,52%

"TIDAK" "YA"

Gambar 3. Diagram prosentase skor rata-ratapenilaian aktivitas siswa pada tahap kegiatan

pembelajaran

Berdasarkan pada gambar diagram diatasmemperlihatkan bahwa aktivitas belajar siswapada kompetensi membuat pola dasar badan atasdengan teknik draping sangat efektif dan siswatermotivasi dalam kegiatan prosespembelajarannya serta media penunjangpembelajaran tersebut dapat menarik minat belajarsiswa sehingga dapat mempengaruhi tingkatkeaktifan siswa dalam belajar. Dapat terlihat padakegiatan awal sejumlah siswa yang melakukanaktivitas adalah (99,10%) dan (0,90%) aktivitasyang kurang mendapat perhatian dari siswa; padatahap kegiatan inti sejumlah (98,20%) aktivitasyang dilakukan oleh seluruh siswa, sedangkan(1,80%) dari aspek lembar observasi aktivitas yangkurang mendapat perhatian dari siswa; kemudianpada tahap kegiatan akhir aktivitas siswa yangdilakukan dengan baik adalah sejumlah (98,52%)dan aktivitas yang tidak dikerjakan siswa dariseluruh jumlah siswa adalah sebanyak (1,48%).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapatdisimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajarantelah berjalan dengan “sangat baik”. Hal ini dapatdilihat dari perolehan total skor prosentase sebesar(98,4%) untuk jawaban “Ya” atau jumlah siswayang melakukan aktivitas sesuai pada lembarobservasi, sedangkan untuk perolehan prosentasesiswa yang mendapat jawaban “Tidak” atau jumlahsiswa yang tidak melakukan aktivitas yang sesuaipada lembar observasi adalah sebesar (1,6%).

4. Analisis Hasil Belajar SiswaTujuan dari penilaian ini adalah untuk

mengetahui seberapa ketercapaian dankeberhasilan siswa setelah diberikan perlakuandalam proses pembelajaran yang ditunjang denganmedia video. Untuk memperoleh data hasil belajardiperlukan 2 nilai dari proses kegiatan belajarsiswa, yakni dari nilai kinerja pada saat siswamelakukan kerja praktek membuat pola dasarbadan atas dengan teknik draping, dan pada nilaitest tulis/kognitif yang diberikan setelah seluruhmateri sudah tersampaikan pada siswa.

Untuk menjawab rumusan masalah tentanghasil belajar siswa berikut ini akan dipaparkandalam tabel rekapitulasi nilai hasil belajar siswa.Sesuai dengan hasil belajar siswa pada 2 ranahmaka siswa akan mendapat nilai total yang sesuaidengan bobot penilaian yang menjadi standar diSMKN6 Surabaya, penilaian bobot untuk tes ranahkognitif adalah sebesar 30% dan penilaian bobotpsikomotor adalah 70%. Dan nilai tersebut akanmenjadi acuan dalam proses ketuntasan belajarpada kompetensi membuat pola dasar denganteknik draping.

Tabel 6. Rekapitulasi nilai hasil belajar

Sehingga dapat dilihat ketuntasan hasilbelajar siswa dalam diagram berikut ini:

No.Absen NilaiKognitif

NilaiPsikomotor

NilaiAkhir

Ketuntasan

1. 24,9 56 80,9 Tuntas2. 24,3 61,6 85,9 Tuntas3. 30 63 93 Tuntas4. 23,1 52,5 75,6 Tuntas5 25,5 65,8 91,3 Tuntas6 21,3 52,5 73,8 Tidak

Tuntas7 23,7 52,5 76,2 Tuntas8 23,7 54,6 78,3 Tuntas9 28,5 59,5 88 Tuntas

10 27,9 68,6 96,5 Tuntas11 28,8 67,2 96 Tuntas12 26,7 59,5 86,2 Tuntas13 30 60,9 90,9 Tuntas14 23,4 58,8 82,2 Tuntas15 25,8 55,3 81,1 Tuntas16 27,6 67,2 94,8 Tuntas17 21,9 52,5 74,4 Tidak

Tuntas18 26,1 53,2 79,3 Tuntas19 25,2 61,6 86,8 Tuntas20 29,1 67,2 96,3 Tuntas21 25,2 52,5 77,7 Tuntas22 27,6 61,6 89,2 Tuntas23 28,5 64,4 92,9 Tuntas24 29,4 61,6 91 Tuntas25 27,3 65,8 93,1 Tuntas26 25,5 57,4 82,9 Tuntas27 24,6 61,6 86,2 Tuntas

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

187

92,60%

7,40%

TUNTAS

TIDAK TUNTAS

Gambar 4. Diagram prosentasehasil belajar siswa

Dalam gambar diagram diatas perolehan nilaiakhir ketuntasan hasil belajar siswa diketahui(92,60%) siswa dinyatakan tuntas dan sebesar(7,40%) siswa yang dinyatakan belum tuntasbelajar. Terdapat 2 siswa yang tidak tuntas belajardengan hasil nilai 73,8 dan 74,4; dan 25 siswasudah tuntas belajar dengan rentang nilai terendah75,6 dan nilai tertinggi 96,5.

5. Analisis Hasil Angket Respon SiswaHasil prosentase rata-rata respon siswa

terhadap pembelajaran langsung yang ditunjangdengan media video tutorial dapat dilihat padagambar diagram berikut:

99,2%

0,8%

RESPON "YA"

RESPON "TIDAK"

Gambar 5. Diagram prosentase rata-ratarespon siswa

Berdasarkan gambar diagram diatas dapatdiketahui bahwa sebanyak (99,2%) respondenmenjawab “ya” dan sebesar (0,8%) respondenmenyatakan “tidak”, artinya secara keseluruhanresponden merespon sangat baik terhadappembelajaran langsung yang ditunjang denganmedia video ini.

Pembahasan1. Keterlaksanaan Aktivitas Guru

Berdasarkan pada analisis data hasil penelitiandapat diuraikan bahwa penilaian aktivitas guruterhadap pengelolaan pembelajarandiklasifikasikan ke dalam 5 fase/ tahapanpembelajaran, yaitu:

Pada tahap kegiatan awal proses pembelajaranyang berlangsung terlaksana dengan “sangat baik”,hal ini dikarenakan pelaksanaan aspek-aspek padatahap kegiatan awal dilakukan secara sistematisdan guru (peneliti) sudah menyampaikan kegiatandengan sangat baik. Pada tahap kegiatan inti prosesbelajar mengajar juga terlaksana dengan “sangatbaik”, dalam hal ini ditunjukkan karena pada tahaptersebut guru (peneliti) sudah menyajikan danmenjelaskan dengan baik materi pembelajarantentang membuat pola dasar dan pada tahap iniguru sudah membimbing siswa dalam

mengerjakan latihan praktek (psikomotor) secaraper tahap. Pada tahap kegiatan akhirketerlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan“sangat baik”, karena pada tahap ini guru (peneliti)dinilai mampu untuk mengevaluasi pemahamansiswa, merefeleksi kegiatan pembelajaran. Padapengelolaan pembelajaran dilakukan guru(peneliti) dengan ”sangat baik”, karena pada tahapini guru (peneliti) mampu mengalokasikan waktusecara efektif, dapat memanfaatkan sumber danmedia belajar secara optimal, dan dapatmengorganisasi siswa dengan baik. Dan padaaspek suasana kelas yang terjadi pada saat prosespembelajaran dilakukan dengan “sangat baik”,karena pada proses pembelajarannya guru sangatantusias dalam memberikan materi kepada siswadan siswa menanggapi secara aktif.

Dan secara keseluruhan aktivitas guru terhadappengelolaan pembelajaran dilakukan dengan“sangat baik” karena guru mampu mengelolasituasi didalam lingkungan belajar dan mampumenerapkan aspek-aspek didalam tahapan prosesbelajar mengajar dengan kondusif. Dalam hal inipembelajaran langsung adalah metode belajar yangprosesnya melalui sintaks-sintaks dalam tahappembelajaran yaitu pada fase1 menyampaikantujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa,fase 2 tahap mendemonstrasikan pengetahuan danketerampilan, fase 3 tahap memberi latihanterbimbing, fase 4 mengecek pemahaman danmemberikan umpan balik, dan pada fase 5 adalahtahap memberikan kesempatan untuk pelatihanlanjutan dan penerapan, yang bila disesuaikandengan pendapat Kardi & Nur (2007: 5) bahwadalam penyampaian setiap sintaks telah dilakukandengan efektif, model pembelajaran yangdirancang secara khusus untuk mengembangkanbelajar siswa tentang pengetahuan prosedural danpengetahuan deklaratif yang terstruktur denganbaik dan dapat dipelajari selangkah demiselangkah. Hal tersebut sesuai juga denganpendapat Uzer Usman (2001) yakni “Guru sebagaipengelola kelas, artinya guru mampu mengelolakeadaan di dalam kelas sebagai lingkungan belajarserta merupakan aspek dari lingkungan sekolahyang perlu diorganisasi. Guru yang kompeten akanlebih mampu menciptakan lingkungan belajar yangefektif dan akan lebih mampu mengolah kelassehingga hasil belajar siswa berada pada tingkatoptimal”.

2. Aktivitas Belajar SiswaBerdasarkan hasil penelitian memperlihatkan

bahwa aktivitas belajar siswa pada kompetensimembuat pola dasar badan dengan teknik drapingsangat efektif dan siswa termotivasi dalamkegiatan pembelajarannya serta media penunjangtersebut dapat menarik minat belajar siswasehingga dapat mempengaruhi tingkat keaktifansiswa dalam belajar. Diketahui bahwa padakegiatan awal siswa menunjukkan aktivitas yang“sangat baik”, hal ini dikarenakan siswamemperhatikan dan melakukan proses belajardengan baik. Pada tahap kegiatan inti juga

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

188

dilakukan siswa dengan “sangat baik”, karenasiswa dapat bereksperimen/menunjukkankemampuannya masing-masing dalam membuatpola dengan teknik draping, dan karena pada saatpraktek tersebut siswa ditunjukkan media videotutorial dalam membuat pola dasar teknik drapingsehingga siswa lebih bersemangat dan termotivasidalam melakukan kegiatan prakteknya. Dan padatahap kegiatan akhir kegiatan siswa juga terlaksanadengan “sangat baik” karena pada proses ini siswamelakukan refleksi dengan sedikit hiburan dariguru dan siswa secara bergantian dapatmengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialamiselama kegiatan pembelajaran, bersama denganguru siswa menarik kesimpulan bersama, agarpada kegiatan terakhir siswa tidak merasakanjenuh untuk melakukan post tes.

Dan secara utuh kegiatan belajar siswaterhadap proses belajar mengajar dilakukan dengan“sangat baik” oleh siswa, dikarenakan siswa lebihaktif, lebih termotivasi dan besar minatbealajarnya, dan mampu melaksanakan aspek-aspek didalam tahapan proses belajar mengajardengan sangat baik. Dalam hal ini sesuai denganpendapat (Sabri 2005: 20 dalam Musfiqon 2012: 3)aktivitas siswa adalah ”proses perubahan perilakuberkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuankegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baikyang menyangkut pengetahuan, keterampilan,sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi”.

3. Hasil Belajar SiswaPada penelitian hasil belajar siswa data yang

diperoleh merupakan akumulasi dari hasil belajarsiswa pada hasil kinerja dan kognitif kemudiandiperoleh nilai akhir sebagai pencapaian hasilbelajar siswa. Dengan kriteria ketuntasan pada teshasil belajar kognitif siswa berdasarkan standarnilai yang sudah ditentukan untuk nilai kejuruanyakni siswa dinyatakan tuntas dengan KriteriaKetuntasan Minimum (KKM) secara individu 75dan jika minimal 85% dari seluruh siswa dikelasmencapai skor 75 maka ketuntasan belajar secaraklasikal pada pembelajaran yang ditunjang denganmedia video telah berhasil dicapai. Sedangkanuntuk tes kinerja siswa dinyatakan tuntas dengankriteria ketuntasan individu 75 dan jika minimal85% dari seluruh siswa di kelas mencapai skor 75 maka ketuntasan klasikal telah tercapai.

Dari pengolahan data diketahui tingkatketuntasan pada hasil belajar siswa adalah(92,60%) siswa dinyatakan “tuntas belajar”.Dengan hasil yang dicapai siswa dapatdisimpulkan bahwa hampir seluruh siswa sudahmenguasai dan memahami materi, dan nilai siswasudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar sesuaidengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yangberlaku d SMKN 6 Surabaya. Pernyataan tersebutsesuai dengan Menurut Mulyasa (2007: 254)menyebutkan bahwa bedasarkan teori belajartuntas, maka seseorang peserta didik dipandangtuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan,menguasai kompetensi atau mencapai tujuan

pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuanpembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelasdilihat dari jumlah peserta didik yang mampumenyelesaikan atau mencapai minimal 65%,sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didikyang ada dikelas tersebut.

4. Respon SiswaRespon siswa akan muncul setelah diberikan

suatu rangsangan. Dalam penelitian ini rangsanganyaitu berupa suatu tindakan pada pembelajaranyang ditunjang dengan media video pada materimembuat pola dasar badan atas dengan teknikdraping. Berdasarkan dari pengolahan data angketrespon siswa bahwa hampir sebagian besar siswakelas X Busana Butik 2 memberikan respon yangpositif terhadap penggunaan media video dikelas.Terbukti dari 14 pertanyaan yang diberikan kepadaresponden terdapat 2 pertanyaan dari indikatormengetahui ketepatan penyajian media yangkurang mendapat respon dari siswa yaitu sebanyak3 responden yang menjawab “Tidak”. Secarakeseluruhan hasil respon yang diberikan oleh siswamenunjukkan pada kriteria “Sangat Baik”.Pernyataan ini sesuai dengan pendapat OemarHamalik dalam Arsyad (2006: 15) yangmengemukakan bahwa pemakaian mediapembelajaran dalam proses belajar mengajar dapatmembangkitkan keinginan dan minat yang baru,membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatanbelajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruhpsikologis terhadap siswa.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasandata penelitian mengenai Pembelajaran LangsungDitunjang Media Video Pada Kompetensi MembuatPola Dasar Badan Atas Teknik Draping Di Kelas XBusana Butik 2 SMKN 6 Surabaya, maka diperolehkesimpulan sebagai berikut:1. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran

dirincikan yakni, pada tahap kegiatan awalterlaksana dengan “sangat baik”, tahap kegiataninti terlaksana dengan “sangat baik’, tahapkegiatan akhir dicapai dengan hasil “sangat baik”,pada pengelolaan pembelajaran dan suasana kelasjuga terlaksana dengan “sangat baik”. Sehinggasecara keseluruhan aktivitas guru dalam mengelolapembelajaran terhadap pada materi membuat poladasar teknik draping yang ditunjang dengan mediavideo terlaksana dengan “sangat baik”. Hal inidapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan prosespengelolaan pembelajaran yang dilakukan olehguru (peneliti) dinyatakan berhasil danmendapatkan hasil yang sangat baik.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran terhadapproses belajar mengajar pada tahap kegiatan awalterlaksana dengan “sangat baik”, pada tahapkegiatan inti terlaksana dengan “sangat baik”, danpada tahap kegiatan akhir aktivitas siswa terhadapproses pembelajaran dilakukan dengan “sangatbaik”. Sehingga secara keseluruhan aktivitas siswa

e-Journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal 180-189

189

dalam proses pembelajaran pada materi membuatpola dasar teknik draping yang ditunjang denganmedia video terlaksana dengan “sangat baik”. Halini dikarenakan siswa lebih aktif, lebih termotivasidan besar keinginan belajarnya, dan mampumelaksanakan aspek-aspek didalam tahapan prosesbelajar mengajar dengan sangat baik .

3. Hasil belajar siswa pada materi membuat poladasar badan atas dengan teknik draping melaluipembelajaran langsung yang ditunjang denganmedia video dikatakan “Tuntas” belajar dan sudahmenguasai materi dengan sangat baik.

4. Respon terhadap pembelajaran langsung yangditunjang dengan media video yang diberikan olehsiswa mendapatkan respon “sangat baik”. Hal inidapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajarlebih efektif dengan hadirnya sebuah mediapembelajaran yang modern dan inovatif karenadapat menarik minat dan motivasi belajar siswadikarenakan siswa merasa lebih nyaman dan lebihmengikuti kemajuan teknologi sehingga siswaselalu ingin termotivasi terus.

SaranBerdasarkan hasil penelitian dan juga

pembahasan diatas maka peneliti memberikan saranantara lain:1. Media pembelajaran berupa video dapat dijadikan

sebagai salah satu media yang dapat membantuguru dalam proses belajar mengajar agar prosespembelajaran dapat lebih menarik dan inovatif,dan agar penyampaian pesan dalam pembelajarandapat lebih jelas.

2. Penerapan model pembelajaran menggunakanmedia video dapat digunakan sebagai alternatifdalam pembelajaran dalam rangka menuntaskanhasil belajar siswa, sehingga pendekatan ini dapatditerapkan pada mata diklat lain yang sesuai.

3. Media pembelajaran video sangat memiliki banyakfungsi, salah satunya adalah fleksibilitas karenamedia video ini dapat digunakan kapanpun dandimanapun bahkan dengan berkembangnyateknologi saat ini video dapat diputar tanpa melaluimedia proyeksi, untuk itu disarankan bagi guruuntuk dapat menggunakan dan menerapkan mediayang serupa yaitu bentuk video dalam kegiatanbelajar mengajar dikelas.

4. Menyarankan kepada lembaga pendidik, guru,maupun peneliti agar dapat menerapkan mediapembelajaran yang serupa yaitu media video padakompetensi lain yang sesuai. Dan meningkatkankualitas dari media video agar menjadi lebih baikyang sesuai dengan perkembangan teknologi yangsemakin maju.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.Cet 13.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

E, Mulyasa, 2007. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Jawa pos. 29 April, 2013. “Dispendik Siapkan GuruSurabaya”, hal. 28

Kardi. S, Nur. M. 2007. Pengajaran Langsung.Surabaya: University Press

Musfiqon,HM. 2012. Pengembangan Media danSumber Pembelajaran. Jakarta: PT. PrestasiPustakarya

Riduwan, Dr, M.B.A,. 2007. Skala PengukuranVariabel-variabel Penelitian. Bandung:Alfabeta

Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasil BelajarMenagjar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Usman, Moh.Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya