68421302-askep-istirahat-tidur

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup. Kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas (potter dan perry, 2005 : 1470). Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat dan tidur, maka perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang mempengaruhi, dan kebiasaan tidur klien. Klien membutuhkan suatu pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi mereka dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka. Intervensi keperawatan dapat menjadi efektif dalam mengatasi gangguan tidur jangka pendek dan jangka panjang (potter dan perry, 2005 : 1470). Satu teori fungsi tidur adalah berhubungan dengan penyembuhan. Memperoleh kualitas tidur terbaik adalah

Upload: isnindiah-triana-dewi

Post on 13-Aug-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 68421302-askep-istirahat-tidur

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang

baik dengan nutrisi yang baik dan olah raga yang cukup. Tiap individu

membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik

dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup. Kemampuan untuk

berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian

akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas (potter dan perry, 2005 : 1470).

Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan

penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat

dan tidur, maka perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang

mempengaruhi, dan kebiasaan tidur klien. Klien membutuhkan suatu

pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi mereka dan pola

tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka. Intervensi

keperawatan dapat menjadi efektif dalam mengatasi gangguan tidur jangka

pendek dan jangka panjang (potter dan perry, 2005 : 1470).

Satu teori fungsi tidur adalah berhubungan dengan penyembuhan.

Memperoleh kualitas tidur terbaik adalah penting untuk peningkatan

kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang sakit. Perawat

memperhatikan klien yang seringkali mengalami gangguan tidur yang ada

sebelumnya dan klien yang mengalami masalah tidur karena penyakit atau

hospitalisasi. Kadang-kadang, klien mencari pelayanan kesehatan karena

mereka mempunyai masalah tidur yang mungkin telah hilang tanpa disadari

untuk beberapa tahun. Klien yang sakit seringkali membutuhkan lebih banyak

tidur dan istirahat dari pada klien yang sehat. Akan tetapi sifat alamiah dari

penyakit yang mencegah klien untuk mendapatkan istirahat dan tidur yang

cukup. Lingkungan institusi, rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka

panjang dan aktivitas petugas pelayanan kesehatan dapat menyebabkan

sulittidur (potter danpery, 2005 : 1470).

Page 2: 68421302-askep-istirahat-tidur

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Untuk mendapat penambahan pengetahuan tentang asuhan keperawatan

pada kebutuhan istirahat dan tidur

2. Tujuan khusus

Setelah presentasi tentang asuhan keperawatan dan menyusun makalah

ini, Maka penulis mampu:

a. Membandingkan karakteristik istirahat dan tidur

b. Menguraikan tahap-tahap siklus tidur yang normal

c. Menjelaskan fungsi tidur

d. Mengidentifikasi faktor-faktor secara normal meningkatkan dan  

mengganggu tidur mengidentifikasi diagnosis keperawatan sesuai untuk  

klien yang mengalami perubahan tidur

e. Mengidentifikasi intervensi keperawatan yang dirancang untuk  

meningkatkan siklus tidur normal untuk klien semua usia

f. Menguraikan cara-cara mengevaluasi terapi tidur

C. Sistematika penulisan

Agar hasil penulisan dapat dengan mudah dipahami dan di mengerti maka

pokok masalah yang terdapat dalam makalah ini dibagi menjadi dalam

beberapa bab yang sistematiknya adalah sebagai berikut:

BAB I :

Pendahuluan

A. Latar belakang,

B. Tujuan penulisan,

1. Tujuan umum

2. Tujuan khusus

C. Sistematika penulisan

BAB II :

Tinjauan pustaka

A. Pengertian tidur,

Page 3: 68421302-askep-istirahat-tidur

B.Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur,

C. Gangguan tidur,

D. Indikasi dan kontraindikasi dari tidur,

E. Persiapan alat, pasien, lingkungan,

F. Pelaksanaan, dan

G. Evaluasi.

BAB III : Asuhan keperawatan

A. Pengkajian,

B.Diagnosa keperawatan,

C. Perencanaan,

D. Implementasi dan

E. Evaluasi

BAB IV :

Penutup

A. Kesimpulan dan

B. Saran.

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

Page 4: 68421302-askep-istirahat-tidur

A. Pengertian

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi

oleh semua orang.Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat

berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang

berbeda pada setiap individu. Secara umum,is tira ha t berartisuatu keadaan

tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.

Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.

Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk

istirahat (perry & potter,2006).

Sedangkantidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan

reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan

dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,

perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap

stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk

tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat

memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,

mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan

dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari (perry &

potter, 2006).

B. Fisiologi tidur

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,

yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region

(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang

dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus

visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir.

Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur

terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto, Wartonah, 2003).

C. Jenis-jenisTidur

Berdasarkan proses tidur terdapat duajenis tidur, yaitu:

Page 5: 68421302-askep-istirahat-tidur

1. Tidur NREM

Jenis tidur yang disebabkan menurunnya kegiatan di dalam sistem

pengaktivasi retikularis atau disebut dengan tidur gelombang lambat

karena gelombang otaknya sangat lambat atau disebut tidur NREM.

a) Tidur gelombang lambat (Slow wave sleep)

Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam.Isrirahat penuh,

dengan gelombang otak yang lebih lambat, tidur nyenyak.Ciri-ciri tidur

nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan

gelombang delta.Ciri lainnya berada dalam keadaan istirahat penuh,

tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola

mata melambat, mimpi berkurang, metabolisme turun.

Perubahan selama proses NREM tampak melalui

elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada

pada setiap tahap tidur NREM, yaitu:

Jenis-jenis gelombang:

1) Gelombang Alfa

Mata tertutup dan relaks, gelombang Alfa akan muncul, dan akan

menghilang sesaat kita membuka mata

2) Gelombang Beta

Merupakan gelombang dominan pada keadaan jaga terutama bila

mata terbuka. Pada keadaan tidur REM juga muncul gelombang

Beta.

3) GelombangTeta,

Pada keadaan normal orang dewasa gelombang teta muncul pada

keadaan tidur (stadium 1, 2, 3, 4).

4) Gelombang Delta,

Pada keadaan normal orang dewasa gelombangDelta muncul pada

keadaan tidur (stadium 2, 3, 4)

Tahapan tidur jenis NREM

1) Tahap I

Page 6: 68421302-askep-istirahat-tidur

Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur

dengan ciri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan

lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari

samping ke samping, frekuensi Nadi dan napas sedikit

menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung

selama 5 menit.

2) Tahap II

Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh

terus menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada

umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas

menurun. Temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun,

berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit

3) Tahap III

Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan

frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan

adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sulit untuk bangun.

4) Tahap IV

Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri

kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, dan

sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung

menurun, dan tonus otot menurun.

2. Tidur paradoks /tidur REM (rapid eyemovement)

Page 7: 68421302-askep-istirahat-tidur

Jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormra

dari dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara

disebut dengan jenis tidur paradoks atau tidur REM (rapid eyemoverment).

Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama

5- 20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi 80- 100

menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah maka awal tidur

sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.

Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:

a) Biasanya disertai dengan mimpi aktif.

b) Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak

c) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi

kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.

d) Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur

e) Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.

f) Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak teratur, tekanan

darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan

metabolisme meningkat. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental,

emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi

D. Siklus sirkadian

Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada

manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor

lingkungan (misalnya; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus

elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian

yang melengkapi siklus selama 24 jam.Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung,

tekanan darah, temperature, sekresi hormone, metabolisme dan penampilan

serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah

salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian

terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya,

individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif

Page 8: 68421302-askep-istirahat-tidur

dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor, Lemone,

1989).

Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur

yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang

biasanya melalui emapt hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus

tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap

NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV

selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap II dan III

selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama

10 menit. (Nanda,2003).

Kebutuhan tidur pada manusia tergantung pada tingkat perkembangan,

Kebutuhan Tidur Manusia.

Berdasarkan Umur

1. 0 - 1 bulan Tingkat Perkembangan, Bayi baru lahir Jumlah Kebutuhan

tidur 14 – 18 jam/hr.

2. 1 bulan - 18 bulan Masa bayi 12 - 14 jam/ hari.

3. 18bulan - 3 tahun Masa anak 11 - 12 jam/hari.

4. 3 tahun - 6 tahun Masa prasckolah 11 jam/hari.

5. 6 tahun - 12 tahun Masa sekolah 10 jam/ hari.

6. 12 tahun - 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari.

7. 18 - 40 tahun Masa dewasa 7 - 8 jam/hari.

8. 40 tahun - 60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari.

9. 60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari.

E. Fungsi dan tujuan tidur

Fungsi dan tujuan masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian,

tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,

dan kesehatan. Selain itu, stres pada paru, sistem kardiovaskuler, endokrin,

dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya.Energi yang tersimpan selama

dari tidur diarahkan untuk fungsi- fungsi seluler yang penting.

Secaraum um terdapat dua efek fisiologis tidur, yaitu:

1. Efek pada sistem saraf

Page 9: 68421302-askep-istirahat-tidur

Efek pada system saraf yang dipeerkirakan dapat memulihkan kepekaan

normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf.

2. Efek pada struktur tubuh

Efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ

dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ¬organ tubuh

tersebut selama tidur.

F. Faktor yangmempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di

antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress

emosional, stimulan dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi.

1. Penyakit

Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat

menyebabkan gangguan tidur.Individu yang sakit membutuhkan waktu

tidur yang lebih banyak daripada biasanya.di samping itu, siklus bangun-

tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur.

Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat

menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman

atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan

tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh

dengan kondisi tersebut.

3. Kelelahan

Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.

Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang

dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali

memanjang.

Page 10: 68421302-askep-istirahat-tidur

4. Gaya hidup

Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar

bisa tidur pada waktu yang tepat.

5. Stress emosional

Page 11: 68421302-askep-istirahat-tidur

Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi

ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi

system saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus

tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.

6. Stimulant dan alcohol

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang

SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi

alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika

pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk.

7. Diet

Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan

seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan

dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di

malam hari.

8. Merokok

Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.

Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun

di malam hari.

9. Medikasi

Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.

Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM,metabloker dapat

menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (misalnya;

meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur REM

dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.

10.Motivasi

Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah

seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk

terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.

Page 12: 68421302-askep-istirahat-tidur

G. Gangguan tidur yangum um terjadi

1. Insomnia

Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik

secara kualitas maupun kuantitas.Gangguan tidur ini umumnya ditemui

pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau

karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis

insomnia:

a).Insomnia inisial. Kesulitan untuk memulai tidur.

b).Insomnia intermiten. Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya

terjaga.

c).Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia

antara lain dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif

melalui olahraga rutin, menghindari ransangan tidur di sore hari,

melakukan relaksasi sebelum tidur (misalnya; membaca,

mendengarkan musik), dan tidur jika benar-benar mengantuk.

2. Parasomnia

Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul

saat seseorang tidur.Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak.

Beberapa turunan parasomnia antara lain sering terjaga (misalnya; tidur

berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya;

mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya; mimpi

buruk), dan lainnya (misalnya; bruksisme).

3. Hipersomnia

Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang

berkelebihan terutama pada siang hari.Gangguan ini dapat disebabkan

oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada

hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya;

hipertiroidisme).Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan

sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada

siang hari.

Page 13: 68421302-askep-istirahat-tidur

4. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul

secara tiba-tiba pada siang hari.Gangguan ini disebut juga sebagai

serangan tidur atau sleep attack. Penyebab pastinya belum

diketahui.Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat yang

menyebabkan tidak terkendali. lainnya periode tidur REM. Alternatife

pencegahannya adalah dengan obat- obatan, seperti; amfetamin atau

metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin

hidroklorida.

5. Apnea saat tidur

Abnea saat tidur atau sleep abnea adalah kondisi terhentinya nafas

secara periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang

yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia,

mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari,

iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau

aritmia jantung

BAB III

ASUHAN KEPERAWATANKEBUTUHAN ISTIRAHAT DANTIDUR

A. Pengkajian

Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat tidur, catatan tidur,

pemeriksaan fisik, dan tinjauan pemeriksaan diagnostik.

Kriteria pengkajian focus

1. Data subjektif

a). Kaji batasan karakteristik

1). Pola tidur (sekarang,masa lalu)

Page 14: 68421302-askep-istirahat-tidur

Rentangkan tidur pada skala 1-10 (10= dapat

istirahat,  segar kembali)

Waktu tidur dan bangun yang biasanya

Kesulitan untuk tertidur, tetap tertidur, bangun.

2). Kebutuhan tidur

Untuk menentukan jumlah tidur yang dibutuhkan individu, biarkan ia

tidur sampai pagi hari (tanpa alarm jam). Ini harus dilakukan untuk

beberapa hari dan jumlah total jam tidur di kalkulasi-dengan

dikurangi 20- 30 menit yang merupakan waktu yang paling

dibutuhkan individu untuk tertidur pada umumnya.

3). Adanya riwayat gejala

Keluhan-keluhan

Kurang tidur

Ansietas

Depresi

Peka rangsang takut (mimpi buruk,, situasimaturasional)  

Awitan dan durasi, Lokasi

Deskripsi

Dicetuskan oleh ?

Berkurang oleh ?

Diperberat oleh ?

b). Kaji faKtor-faktor yang berhubungan

1). Interupsi

Kebisingan

Jadwal perjalanan

Kebutuhan untuk berkemih

2). Penggunaaan alat bantu atau ritual tidur

Page 15: 68421302-askep-istirahat-tidur

Mandi air hangat

Minum atau makan (susu, anggur)

Bantal

Posisi

Mainan, buku obat-obatan

3). Tidur siang (frekuensi, lamanya)

2. Data objektif

Kaji batasan karakteristik

Karakteristik fisik

1). Gambaran penampilan (pucat, gelap disekitar lingkaran mata, mata  

cekung)

2). Menguap

3). Mengantuk sepanjang hari

4). Penurunan lapang perhatian

5). Peka rangsang

B. Riwayat tidur

Pengkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien

memasuki faislitas perawatan. Ini memungkinkan perawat menggabungkan

kebutuhan klien dan hal-hal yang ia sukai ke dalam rencana perawatan.

Riwayat tidur inimeliputi:

1. Pola tidur yang biasa.

2. Ritual sebelum tidur.

3. Penggunaan obatbtidur atau obat-obatan lainnya.

4. Lingkungan tidur.

5. Perubahan terkini pada pola tidur.

Page 16: 68421302-askep-istirahat-tidur

Selain itu, riwayat ini juga harus mencakup berbagai masalah yang ditemui

pada pola tidur, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul,

frekuensinya, pengaruh terahdap keseharian klien,dan bagaimana klien

berkoping

dengan masalah tersebut.

C. Catatan tidur

Catatan tidur sangatlah bermanfaat khusus untuk klien yang memiliki

masalah tidur sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola

tidur klien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari

informasi berikut:

1. Jumlah jam tidur total per hari.

2. Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan waktu).

3. Ritual sebelum tidur (mis; minum air, obat tidur).

4. Waktu

  a). pergi tidur,

  b). mencoba tidur,

  c). tertidur,

  d). terjaga di malam hari dan durasinya, serta

e). bangun tidur di pagi hari.

5. Adanya masalah yang klien yakini dapat memengaruhi tidurnya.

6.Factor yang klien yakini member pengaruh positif atau negatif pada    

tidurnya.

Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan

atau grafik yang berguna untuk mengidentifikasi masalah tidur yang klien

alami.

D. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat

energy klien. Penampilan yang menandakan klien mengalami masalah tidur

antara lain adanya lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan,

kelopak mata bengkak, dll. Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi

Page 17: 68421302-askep-istirahat-tidur

iritabilitas, gelisah, tidak perhatian, bicara lambat, menguap, dll.Di samping

itu, klien yang mengalami masalah tidur juga dapat terlihat lemah, letargi,

atau lelah akibat kekurangan energy.

E. Pemeriksaan diagnostic

Tidur dapat diukur secaran objektif dengan menggunakan alat yang disebut

Polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG),

elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus.Dengan alat

ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien

lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien

terjaga di malam hari.

F. Penetapan diagnosis

Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk

klien dengan masalah tidur adalahgangguanpola tidur.Eitologi untuk label

diagnosis ini dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-masing individu. Hal

ini meliputi ketidaknyamanan fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur

yang sering, serta perubahan lingkungan tidur atau ritual sebelum tidur.

Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi

untuk diagnosis yang lain, seperti Risiko Cedera, kelelahan, Ketidakefektifan

Koping, Asietas, Intoleransi Aktivitas,dll.

Gangguanpola tidur

1. Definisi

Gangguan pola tidur : suatu keadaan dimana individu mengalami atau

mempunyai risiko mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitas yang

menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang

diinginkan.

2. Batasan karakteristik

a). Dewasa

1). Mayor (harus terdapat)

2). Kesulitan jatuh atau tertidur

3). Minor (mungkin terdapat)

Page 18: 68421302-askep-istirahat-tidur

4). Lelah pada saat bangun atau sepanjang hari

5). Agitasi

6). Perubahan alam perasaan

7). Mengantuk sepanjang hari

b). Anak-anak

Gangguan tidur pada anak biasanya berhubungan dengan rasa takut,

enurasis, atau respon yang tidak konsisten dari orangtua terhadap

permintaan perubahan peraturan tidur seperti permintaan untuk lambat

pergi tidur.

3. Faktor-faktor yang berhubungan

Banyak factor dalam kehidupan seseorang dapat menyebabkan gangguan

pola tidur. Beberapa factor adalah sebagai berikut :

a) Patofisiologis

Berhubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap :

1). kerusakan transport oksigen

Angina

gangguan pernafasan

Arteriosklererosis perifer

gangguan sirkulasi

2). kerusakan eliminasi : defekasi atau berkemih

Diare

Retensi

Konstipasi

Disuria

Page 19: 68421302-askep-istirahat-tidur

Inkontinensia

Frekuensi

3). gangguan metabolisme)

Hipertiodisme

ulkul gastric

Gangguan hati

b) Tindakan yang berhubungan

Berhubungan dengan kesulitan menerima posisi yang biasa

sekunder terhadap (uraian):

Berhubungan dengan memerlukan waktu yang berlebihan sekunder

terhadap obat-obatan:

Sedative

Soporifics

Obat tidur

Inhibitor MAO

Hipnotis

Barbiturate

Antidepresi

Kortikosteoid

Antihipertensi

Amfetamin

c) Situasional (personal, lingkungan)

1). Berhubungan dengan hiperaktif yang berlebihan sekunder

terhadap :

Gangguan bipolar

Ansietas panic

Kelainan kurang-perhatian

2). Berhubungan dengan waktu tidur siang berlebihan

3). Berhubungan dengan depresi

Page 20: 68421302-askep-istirahat-tidur

4). Berhubungan dengan tidak adekuatnya aktifitas siang hari

5). Berhubungan dengan nyeri

6). Berhubungan dengan respons ansietas

7). Berhubungan dengan ketidaknyaman sekunder terhadap kehamilan

8). Berhubungan dengan terganggunya gaya hidup

Pekerjaan

Emosi

Social

Seksual

Pendapatan

9). Berhubungan dengan perubahan lingkungan (uraikan)

Hospitalisasi (kebisingan,takut,teman sekamar menggangu)

Perjalan

10). Berhubungan dengan rasa takut

11). Berhubungan dengan perubahan irama sirkadian

d). Maturasional

1). Pada anak-anak berhubungan dengan takut gelap

2). Pada wanita dewasa berhubungan dengan perubahan hormonal

G. Perencanaan dan implementasi

Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan tidur adalah

untuk mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang memberikan energi

yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Sedangkan tujuan lainnya

dapat terkait dengan upaya miningkatkan perasaan sejahtera klien atau

meningkatkan kualitas tidurnya.

1. Gangguan pola tidur.

Yang berhubungan dengan:

 a). Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat (gangguan transport

oksigen, gangguan eliminasi, gangguan metabolisme).

Page 21: 68421302-askep-istirahat-tidur

b). Tidur berlebihan di siang hari, sekunder akibat medikasi (misalnya;

sedatif, hipnotik, antidepresan, amfetamin, barbiturate, dll).

c). Depresi.

d). Nyeri.

e). Aktivitas siang hari yang tidak adekuat.

f). Perubahan lingkungan.

g). Perubahan ritme sirkadian

h). Takut.

2. Kriteri hasil

Individu akan melaporkan keseimbangan yang optimal antara istirahat dan

aktivitas.

3. Indikator

a). Menjelaskan faktor yang mencegah atau menghambat tidur.

b). Mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur

4. Intervensi umum

a). Identifikasi faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut,

stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing,

temperature, aktivitas yang tidak adekuat).

b). Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungandan gangguan tidur.

1). Bising

Tutup pintu kamar.

Cabut kabel telepon.

Nyalakan bunyi-bunyi yang lembut (misalnya; kipas angin,  

music yang tenang, suara hujan, angin).

Pasang lampu tidur.

Turunkan volume alarm dan TV.

2). Gangguan

Hindari prosedur yang tidak perlu selama periode tidur.

Page 22: 68421302-askep-istirahat-tidur

Batasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal

(misalnya; setelah makan).

Apabila berkemih malam hari dapat mengganggu tidur, minta

klien untuk membatasi asupan cairan pada malam hari dan

berkemih sebelum tidur.

3). Tingkatkan aktivitas di siang hari, sesuai indikasi.

Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari bersama klien

(jalan kaki, terapi fisik).

Jangan tidur siang lebih dari 90 menit

Anjurkan klien untuk pagi hari

Anjurkan orang lain untuk berkomunikasi dengan klien

rangsang ia  untuk tetap terjaga.

4). Bantu upaya tidur

Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga atau

orang tua-jam, praktik hygiene, ritual (membaca, bermain)-dan

patuhi semaksimal mungkin

Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (misalnya;

hygiene personal, linen dan baju tidur yang bersih).

Gunakan alat bantu tidur (misalnya; air hangat untuk mandi,  

bahan bacaan, pijatan di punggung, susu, music yang lembut,

dll).

Pastikan klien tidur tnpa gangguan selama sedikitnya 4

atau 5

periode, masing-masing 90 menit, setiap 24 jam.

Catat lamanya tidur tanpa gangguan untuk setiap sif

5). Ajarkan rutinitas tidur di rumah (Miller, 1999):

Pertahankan jadwal harian yang konsisten untuk bangun, tidur,

dan istirahat (hari biasa, akhir pekan).

Bangunlah di waktu yang biasa, bahkan jika tidur anda tidak

nyenyak, hindari berada di tempat tidur setelah terjaga.

Gunakan tempat tidur hanya untuk aktivitas yang terkait dengan

tidur.

Page 23: 68421302-askep-istirahat-tidur

Apabila anda terjaga dan tidak dapat tidur kembali, beranjaklah

dari tempat tidur dan membacalah di ruangan lain selama 30  

menit.

Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein  

(coklat,  the, kopi) saat siang dan petang hari.

Hindari minuman yang beralkohol.

Upayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan  

(misalnya; susu, kacang) menjelang tidur.

6). Jelaskan pentingnya olah raga secara teratur (jalan kaki, lari,  

senam aerobic dan latihan) fisik selama sedikitnya satu setengah  

jam tiga kali seminggu (jika tidak dikoordinasikan) untuk  

menurunkan stress dan memudahkan tidur.

7). Jelaskan bahwa obat-obat hipnotik tidak boleh digunakan untuk  

waktu yang lama karena berisiko menyebabkan toleransi dan  

mengganggu fungsi pada siang hari.

8). Jelaskan pada klien dan orang terdekat klien mengenai penyebab  

gangguan tidur/istirahat berikut cara-cara yang mungkin dilakukan  

untuk menghindari atau meminimalkan penyebab tersebut.

5. Rasional

a). Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi. Lingkungan rumah sakit yang

asing dapat menghambat relaksasi.

b). Agar merasa segar, individu biasanya harus menyelesaikan

keseluruhan siklus tidur (70-100 menit) sebanyak 4 atau 5 kali semalam

(Cohen & Meritt, 1992; Thelan et al, 1998).

c). Keefektifan obat-obatan sdatif dan hipnotik mulai berkurang setelah satu

minggu penggunaan. Kondisi ini menuntut pemberian dosis yang tinggi

dan berisiko menyebabkan ketergantungan.

d). Ritual/kebiasaan tidur yang biasa dilakukan dapat meningkatkan

relaksasi dan membantu tidur (Cohen & Meritt, 1992).

e). Susu hangat yang mengandung L-triptofan merupakan penginduksi  

tidur (hammer, 1991).

Page 24: 68421302-askep-istirahat-tidur

f). Kafein dan nikotin adalah stimulan SSP yang dapat memperpanjang  

masa laten dan meningkatkan frekuensi terjaga di malam hari (Miller,  

1999).

g). Alkohol dapat menginduksi kantuk, tetapi menekan tidurREM dan

meningkatkan frekuensi terjaga (Miller, 1999).

h). Tidur saat dini hari menghasilkan lebih banyak tidurR EM dibandingkan

tidur pada siang hari. Tidur siang lebih dari 90 menit mengurangi  

stimulus untuk siklus tidur yang lebih panjang, yang di dalamnya  

terdapat tidurR EM (Thelan et al, 1998).

i). Para peneliti menyebutkan, penghalang utama tidur pada klien yang

menjalani perawatan kritis adalah aktivitas, kebisingan, nyeri, kondisi

fisik, prosedur keperawatan, cahaya, dan hipotermia.

j). Kebisingan lingkungan yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dapt

ditutupi dengan bunyi-bunyi yang lembut (misalnya; kipas angin, musik

yang lembut, suara rekaman(hujan, ombak pantai )) (Miller, 1999).

k). Pola tidur yang tidak teratur dapat mengganggu irama sirkardian  

normal;kemungkinan menyebabkan sulit tidur.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Istirahat merupakan suatu keadaan yang mana kegiatan jasmaniah menurun

berakibat badan menjadi segar, atau suatu keadaan yang mana seseorang

merasa relaks mental bebas dari kecemasan dan tenang secara fisik,

sedangkan tidur merupakan suatu keadaan relative tanpa sadar penuh

ketenangan tanpa kegiatan merupakan urutan siklus yang berulang masing-

masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda, atau

juga tidur merupakan suatu keadaan yang berulang- ulang perubahan status

kesadaran yang terjadi selama periode tertentu (potter dan perry, 2005 :

1470). Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah

tujuan penting bagi seorang perawat. Untuk membantu klien mendapatkan

Page 25: 68421302-askep-istirahat-tidur

kebutuhan istirahat dan tidur, maka perawat harus memahami sifat alamiah

dari tidur, faktor yang mempengaruhi, dan kebiasaan tidur klien.

B. SARAN

Semoga mahasiswa yang berprofesi sebagai perawat dapat mengaplikasikan

kebutuhan istirahat dan tidur pada klien.

DAFTARPUSTAKA

Perry dan potter, (2005),Fundamentals of Nursing (Konsep, Proses,dan Praktik),

Jakarta:EG C jurnal

Carpenito,Lynda juall, (1998), Nursing Diagnosis (Application to Clinical Practice),

Jakarta: EGC jurnal

Nanda, (2003),Diagnose Keperawatan,Jakarta:EG C jurnal

Ruslan Muchtar (2009). Konsep dan Tidur.h ttp:/ / www.box .n et/s h ar ed/ 626tl x

qkt5.T an ggal

31.jam: 21.00