64566496-makalah-jahe

30
KANDUNGAN OBAT YANG TERDAPAT PADA TUMBUHAN JAHE (ZINGIBERACEAE) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Morsistum Disusun oleh : YOSSI FEBRIANI NIM 31110052 Farmasi 1A PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2011

Upload: yulis-adriana

Post on 21-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KANDUNGAN OBAT YANG TERDAPAT PADA TUMBUHAN JAHE (ZINGIBERACEAE)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Morsistum

Disusun oleh :

YOSSI FEBRIANI

NIM 31110052 Farmasi 1A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA 2011

ABSTRAK

Zingiberaceae (jahe-jahean) merupakan salah satu kelompok

tumbuhan yang telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak

hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan sumber panghasil

minyak esensial dan bahan bumbu. Selain yang sudah

dibudidayakan, di hutan-hutan Sumatera Barat masih ditemukan

jenis liar Zingiberaceae. Dari studi keanekaragaman yang telah

dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis Zingiberaceae

di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat yakni:

Alpinia malaccensis, Amomum gracile, Amomum lappaceum,

Amomum testaceum, Amomum sp., Boesenbergia sp., Etlingera

megalocheilos, Etlingera sp., Geocharis rubra, Globba aurantiaca,

Globba flavibracteata, Globba paniculata, Hedychium

longicornutum, Hornstedtia conica, Hornstedtia rubra, Hornstedtia

tomentosa dan Zingiber sp. Geocharis rubra merupakan temuan

distribusi baru (”new record”) untuk Sumatra. Sedangkan Etlingera

sp. diperkirakan jenis baru (”new species”), namun masih

diperlukan kajian yang lebih rinci untuk menjelaskan status

taksonominya.

Kata kunci : Zingiberacae liar, keanekaragaman, Sumatra, “new

record”, “new species”.

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada waktunya.

Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Morsistum STIKEs Bhakti

Tunas Husada.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan

keritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang

akan datang. Penyusun juga menyadari bahwa dalam menyusun

laporan ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari

berbagai pihak, baik bantuan berupa moril maupun materil. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah

SWT. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi yang berkepentingan pada

umumnya.

Tasikmalaya, Juni 2011

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ............................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................... 1

B. Tujuan ................................................................... 2

C. Manfaat ................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman ................................................ 3

B. Sentra Penanaman ................................................. 5

C. Lingkungan Tumbuh .............................................. 6

D. Syarat Penanaman ................................................. 6

E. Budidaya Tanaman ................................................ 7

F. Panen .................................................................... 13

G. Khasiat Jahe .......................................................... 15

H. Kadungan Kimia .................................................... 22

I. Perkembangan Penelitian ....................................... 23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................ 25

B. Saran ..................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika kita melihat perkembangan tanaman obat herbal

Indonesia bisa di katakan sangat jauh dibandingkan dengan

Negara–negara lain, padahal Indonesia kaya akan herbal yang

berlimpah. Namun kenyataannya Indonesia hanya berada di

urutan ke-34 pengekspor herbal di dunia, kalah jauh dengan

singapura yang berada di urutan ke-4 padahal Indonesia lebih

kaya tanaman obatnya dibandingkan Singapura.

Begitu juga dari segi popularitas, herbal Indonesia masih

kalah jauh dari Cina dan India. Cina terkenal

dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) dan India terkenal

dengan Ayurvedic yang sudah terkenal di seluruh dunia. Lalu

kemanakah herbal Indonesia?

Manfaat terapi herbal akan semakin terasa untuk

penyakit – penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan

karena faktor usia dan kemunduran fungsi organ. Salah satu

jenis penyakit degeneratif tersebut adalah kanker. Pengobatan

barat umumnya dalam menghadapi penyakit kanker hanya ada

2 pilihan yaitu operasi yang di lanjutkan dengan kemoterapi

atau kemoterapi saja karena kankernya telah masuk stadium

lanjut. Tujuannya hanya memperlambat dan memperpanjang

usia. Apakah pasiennya sembuh? tentu saja tidak. Disinilah

peran herbal sebagai pelengkap pengobatan medis yang telah di

lakukan. Hasil yang di dapat akan menjadi lebih sempurna.

Contoh beberapa tanaman obat Indonesia yang sangat ampuh

terhadap kanker adalah mahkota dewa, keladi tikus, temu

putih, kulit manggis dan mengkudu.

2

Sebagai kesimpulan, marilah jadikan herbal Indonesia

sebagai pelengkap pengobatan medis, bukan lagi sebagai

alternatif dan jadikan herbal Indonesia sebagai tuan rumah di

negeri sendiri dengan menjadikannya sebagai bagian terapi

alami kita. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

B. Tujuan

Mengetahui kandungan obat yang terdapat pada

tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

C. Manfaat

Memberitahu pada pembaca tentang kandungan obat

yang terdapat pada tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman

Nama latin : Zingiber officinale

Nama Daerah : Jahe

Habitat : Jahe tumbuh subur di

ketinggian 0 hingga 1500

meter di atas permukaan

laut, kecuali jenis jahe gajah

di ketinggian 500 hingga

950 meter.

Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang

Kandungan Kimia : Zingerone, shogaols dan

gingerols , minyak volatile

yang membentuk 1-3 persen

dari berat jahe segar.

Khasiat : Analgesik, sedatif ,

antipiretik dan antibakteri.

Nama Simplesia : Zingiberis Rhizoma;

Rimpang Jahe.

Klasifikasi :

Kerajaan : Plantae

(tidak termasuk) : Monocots

(tidak termasuk) : Commelinids

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Z. officinale

4

Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu

kelompok tumbuhan yang kita tahu telah banyak

dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman

obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial,

tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis diantaranya

sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni

Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan

Elatteria cardamomum (gardamunggu atau kapulaga).

Masyarakat Sumatera Barat terutama suku Minangkabau

sudah terkenal dengan masakan yang kaya bumbu. Dengan

julukan "nasi padang" pada umumnya orang berfikir akan

masakan yang pedas, bersantan dan kaya bumbu. Bumbu

dasar pada banyak masakan Padang adalah dari kelompok

Zingiberaceae. Rendang adalah salah satu contoh masakan

padang yang cukup terkenal. Bumbu dasar pada masakan

rendang, tiga jenis diantaranya adalah anggota dari family

Zingiberaceae yakni kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber

officinale) dan lengkuas (Alpinia galanga). Sampai saat ini jahe-

jahean yang telah dimanfaatkan merupakan tumbuhan yang

telah dibudidayakan. Keadaan ini menyebabkan jenis jahe-

jahean liar tidak dikenali, padahal jenis liar tersebut masih

banyak dijumpai di hutan-hutan Sumatera Barat.

Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial

yang tumbuh di hutan tropis, terdapat pada dataran rendah di

hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian 200-500 m

dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempat-

tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan

sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan

kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya

matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada

hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang

mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan

5

beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan

habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998).

Cagar Alam Rimbo Panti, merupakan salah satu kawasan

konservasi di Sumatera Barat yang masih mempunyai hutan

cukup baik. Kawasan ini mempunyai dua tipe ekosistem hutan

yang unik yakni hutan pebukitan dan hutan rawa, termasuk

rawa air panas. (Sub Balai KSDA, 1999). Keunikan ekosistem

tersebut, membuat kawasan ini juga mempunyai keunikan dan

kekayaan pada floranya. Karena itu penting sekali mengetahui

keanekaragaman tumbuhan di lokasi ini, terutama untuk

keperluan pendidikan, informasi wisata dan konservasi.

Pada kawasan ini sebelumnya sudah pernah dilakukan

beberapa penelitian mengenai keanekaragaman tumbuhan

tetapi hanya terbatas pada pada taksa tertentu saja. Beberapa

penelitian yang pernah dilakukan diantaranya Herbarium

Universitas Andalas. (1995); Widjaja (1999); Nurainas, (2000)

dan Nurainas (2004). Kajian keanekaragaman pada kelompok

Jahe-jahean (Zingiberaceae) ini akan melengkapi data

keanekaragaman flora Cagar Alam Rimbo Panti khususnya dan

Sumatera Barat pada umumnya.

B. Sentra Penanaman

Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di

Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia,

Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari

Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India

merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50

% dari total produksi jahe dunia.

6

C. Lingkungan Tumbuh

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di

atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500

hingga 950 meter.

Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan

2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah

lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah

yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

D. Syarat Penanaman

1. Iklim

a. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi,

yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.

b. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe

memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain

penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka

sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.

c. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe

antara 20-35 derajat C.

2. Media Tanam

a. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang

subur, gembur dan banyak mengandung humus.

b. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat

berpasir dan tanah laterik.

c. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH)

sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum

untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.

3. Ketinggian Tempat

Jahe tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan

ketinggian 0-2.000 m dpl. Tetapi pada umumnya di

Indonesia ditanam pada ketinggian 200-600 m dpl.

7

E. Budidaya Tanaman

1. Pembibitan

a. Persyaratan Bibit

Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi

syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh

yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan

mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.

Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:

1) Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari

pasar).

2) Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua

(berumur 9-10 bulan).

3) Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit

rimpang tidak terluka atau lecet.

b. Teknik Penyemaian Bibit

Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau

seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya

terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat

dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.

1) Penyemaian pada peti kayu

Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur

sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan

sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut

dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5

mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya

potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam

karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam

larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1

menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan

kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan

peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu

8

diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya

diberi abu gosok atau sekam padi, demikian

seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu

gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu

lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.

2) Penyemaian pada bedengan

Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10

x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe

gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian

tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami

setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada

bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya

diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian

seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis

rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan

bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan

penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan

fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah

bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak

terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu

dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan

memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.

c. Penyiapan Bibit

Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari

ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut

dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam

larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur

2-4 jam, barulah ditanam.

2. Pengolahan Media Tanam

a. Persiapan

Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal

harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang

9

dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang

ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang

dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau

dikurangi keasaman dengan kapur.

b. Pembukaan Lahan

Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam

kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk

mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah

dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu

tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun

menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati

terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah

pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat

dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3

minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk

kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.

c. Pembentukan Bedeng

Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya

jelek dan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan

air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan

dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm,

sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi

lahan.

d. Pengapuran

Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar

unsur-unsur hara didalamnya, terutama fosfor (p) dan

calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit

diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi

media perkembangan beberapa cendawan penyebab

penyakit fusarium sp dan pythium sp.

Pengapuran juga berfungsi menambah unsur

kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk

10

mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang

embentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel

buah dan merangsang pembentukan biji.

1) Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan

dolomit > 10 ton/ha.

2) Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5

ton/ha.

3) Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit

0.8 ton/ha.

3. Teknik Penanaman

a. Penentuan Pola Tanam

Pembudidayaan jahe secara monokultur pada

suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional,

karena mampu memberikan produksi dan produksi

tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe

secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu

menimbulkan kerugian.

Penanaman jahe secara tumpangsari dengan

tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan

sebagai berikut:

1) Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya

harga.

2) Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja

pemeliharaan tanaman.

3) Meningkatkan produktivitas lahan.

4) Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat

rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman

pengganggu).

Praktek di lapangan, ada Jahe yang

ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti

ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain.

Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti

11

jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan

lainnya.

b. Pembuatan Lubang Tanah

Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek,

karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya

tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya

buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm

untuk menanam bibit.

c. Cara Penanaman

Cara penanaman dilakukan dengan cara

melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang

tanam atau alur yang sudah disiapkan. Penanaman jahe

sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar

bulan September dan Oktober.

d. Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya

diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila

demikian harus segera dilaksanakan penyulaman agar

pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal

dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit

rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar.

2) Penyiangan

Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman

jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6

minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman

pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe

berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan

penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut

rimpangnya mulai besar.

12

3) Pembubunan

Tanaman jahe memerlukan tanah yang

peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik,

maka tanah harus digemburkan. Disamping itu

tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe

yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan

tanah.

Apabila tanaman jahe masih muda, cukup

tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan

jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya

dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali

pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus

terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk

menyalurkan kelebihan air.

Pertama kali dilakukan pembumbunan pada

waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri

atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan

dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe.

Namun tergantung kepada kondisi tanah dan

banyaknya hujan.

4) Pemupukan

Selain pupuk dasar (pada awal penanaman),

tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada

saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang

digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha.

Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang

dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10

gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112

kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan.

Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen

(60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha).

Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K

13

diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya

(2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2

bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan

ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau

dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.

5) Pengairan dan Penyiraman

Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang

terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi

pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada

awal musim hujan sekitar bulan September;

6) Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan

mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai

dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida

pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan

pupuk organik cair atau vitamin-vitamin yang

mendorong pertumbuhan Jahe.

F. Panen

1. Panen

a. Ciri dan Umur Panen

Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe

itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap

masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada

umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan

sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.

Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen

setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa

dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun

berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua

mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering

14

pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari

atau lebih.

b. Cara Panen

Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati

menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan

jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah

dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang

dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe

dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama

1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak

lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi

melainkan agak disebar.

c. Prakiraan Produksi

Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar

antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe

emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.

2. Pascapanen

a. Penyortiran dan Penggolongan

Rimpang kemudian dipilih (sortasi) berdasarkan

ukuran panjang, lebar, besar dan kecil untuk

memisahkan bahan yang berkualitas rendah (rusak)

dengan yang baik (seragam). Sortasi pada kunyit

dilakukan melalui dua tahap, yaitu sortasi basah dan

kering. Sortasi basah dilakukan pada bahan segar untuk

memisahkan bahan-bahan dari kotoran berupa tanah,

sisa tanaman, dan gulma yang dimungkinkan mencemari

bahan hasil panen. Sortasi kering dilakukan pada bahan

yang telah mengalami pengeringan guna memisahkan

bahan-bahan dari benda-benda asing, seperti kerikil,

tanah dan kotoran-kotoran lain. Setelah bersih, rimpang

dikumpulkan dalam wadah berupa karung untuk

15

memudahkan pengangkutan dan mempertahankan

kebersihan rimpang hasil panen selama pengangkutan.

b. Penyimpanan

Rimpang disimpan dalam gudang yang memiliki

ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari

kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas

bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang

cukup, serta bersih dan terbebas dari hama gudang.

Untuk mencegah timbul hama gudang seperti rayap,

dilakukan dengan mengoleskan oli bekas pada lantai

gudang. Setelah oli itu kering baru dipasang bantalan

dari kayu, untuk meletakkan jahe yang telah

dimasukkan dalam karung. Upaya yang dilakukan untuk

menghindari serangan hama/cendawan yaitu dengan

melakukan penyemprotan insektisida/fumigasi sebelum

gudang digunakan.

G. Khasiat Jahe

1. Jahe Dan Kesehatan

Sudah saatnya kita membebaskan diri dari zat-zat

kimia yang dibawa oleh makanan-makanan import, dan

sudah saatnya pula kita merubah filosofi makan kita. Kita

kembalikan lagi ke tujuan awal bahwa kita makan intinya

adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran.

Berbagai jenis minuman nusantara yang dapat

digolongkan sebagai pangan fungsional antara lain wedang

jahe, wedang secang, wedang jeruk, beras kencur, kunyit

asam, bir temulawak, bir plethok, ronde, sekoteng, bandrek,

serbat dan dadih. Khasiat minuman tradisional antara lain,

dapat menghangatkan tubuh, mencegah masuk angin,

16

batuk, influenza, reumatik, meningkatkan stamina tubuh,

melancarkan pencernaan dan anti diare.

Namun dalam hal ini saya akan menitik beratkan

pada Jahe, Kenapa Jahe? Karena Pada Jahe banyak sekali

khasiat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Adapun

Khasiat Jahe antara lain:

a. Mampu meredakan nyeri lambung dan memulihkan

radang sendi.

b. Jahe terbukti berkhasiat sebagai karminativum atau

dapat merangsang keluarnya gas dari perut sehingga

mampu mengobati masuk angin.

c. Sifatnya yang menghangatkan tubuh juga dipercaya

mengurangi rasa mual, batuk dan gejala flu ringan.

d. Penelitian lain menyebutkan, kandungan enzim protease

dan lipase yang terkandung dalam jahe berfungsi

memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang

membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga

meningkatkan napsu makan.

e. Jahe juga melindungi sistem pencernaan dengan

menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton dan

methanol pada jahe juga mampu menghambat terjadinya

iritasi pada saluran pencernaan. Manfaatnya, nyeri

lambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi jahe.

Peradangan pada arthritis/radang sendi juga bisa

ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe karena

jahe menghambat produksi prostaglandin, hormon dalam

tubuh yang dapat memicu peradangan.

f. Merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat

memperlebar pembuluh darah sehingga tubuh menjadi

hangat, darah mengalir lebih lancar dan tekanan darah

menurun.

17

g. Jahe Juga mengandung senyawa cineole dan arginine

yang mampu mengatasi ejakulasi dini. Senyawa ini juga

merangsang ereksi, mencegah kemandulan dan

memperkuat daya tahan sperma. Tak salah jika orang

pun menjulukinya sebagai aphrodisiac food atau

makanan pendongkrak gairah seksual, istimewa bukan?

h. Pengobatan kanker indung telur, Jahe merupakan salah

satu senjata yang efektif dalam pengobatan kanker

indung telur.

i. Mencegah kanker kolon, Karena jahe juga bisa

memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal.

j. Penyembuhan mual akibat hamil, Hasil review dari

beberapa studi menunjukkan, jahe juga sama efektifnya

dengan vitamin B6 dalam mengatasi mual yang dipicu

oleh kehamilan.

k. Meredakan migraine, Penelitian menemukan, jahe bisa

meredakan rasa sakit migrain dengan cara menghentikan

kerja prostaglandin, penyebab rasa sakit dan peradangan

si pembuluh darah.

l. Meredakan kram, Dalam sistem pengobatan China, jahe

juga digunakan untuk mengatasi kram akibat

menstruasi.

m. Mencegah rasa sakit akibat diabetes, Sebuah studi yang

dilakukan pada tikus penderita diabetes menemukan,

tikus yang diberikan jahe mengalami penurunan kejadian

rasa sakit akibat diabetes.

2. Jahe dan SEKS

Kamasutra, buku pedoman seks yang terkenal juga

mengungkapkan peran jahe dalam meningkatkan dorongan

seks. Jahe, merupakan stimulan yang kuat yang mampu

18

untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki ereksi, dan

mencegah ejakulasi dini.

Jika dihubungkan dengan dorongan seks perempuan,

jahe dapat membantu meningkatkan libido dan

meningkatkan sensasi.

Pada pria, jahe mampu meningkatkan hormon

testosteron. Kita ketahui, hormon testosteron merupakan

hormon yang membantu menjaga libido dan dorongan seks

seorang pria.

Panas dari jahe, bisa meniru panas tubuh yang

diproduksi selama rangsangan seksual. Keadaan seperti ini

membantu memicu semacam efek plasebo pada tubuh, yang

membuat orang untuk mengalami rangsangan seksual.

Dengan manfaat jahe seperti di atas, tidak berlebihan

bukan bila di saat malam hari dengan cuaca dingin

konsumsi jahe dengan aneka olahannya sungguh banyak

dimintati! Selain dapat menghangatkan suhu tubuh,

kemampuannya yang membuat seseorang menjadi "greng"

ini rupanya yang membuat jahe senantiasa dicari oleh

banyak orang! Tidak aneh bila jahe menjadi empon-empon

yang harganya relatif lebih mahal dibanding dengan empon-

empon lain !!!

3. Jahe Penghilang Mual dan Kembung

Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai

salah satu rempah. Hampir semua wilayah di tanah air

umumnya memanfaatkan jahe sebagai salah satu bahan

masakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiber

officinale) termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi

Angiospermae, klas Monocotyledonae, ordo Zingiberales,

famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber. Jahe dalam

19

bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalam

bahasa Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina,

zenzero dalam bahasa Italia, dan jengibre dalam bahasa

Spanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal

dengan sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae (Jawa,

sasak), jhai (Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), dan

pese (Bugis). Menurut data dari Bagian Riset dan

Pengembangan PT Sido Muncul, jahe mengandung satu

sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi

minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi

tanaman berasal.

Kandungan utamanya yaitu zingiberene,

arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene. Secara

tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat

batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan

pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan

kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk

udara, atau mabuk laut) bahkan pada beberapa buku teks

pengobatan menganjurkan wanita hamil agar mengonsumsi

jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama

kehamilan. Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris

yang menunjukkan jahe efektif mengurangi mual bahkan

mual yang timbul setelah operasi.

4. Jahe sebagai Obat dan Bumbu Masakan

Jahe yang berasal dari Asia Tenggara, biasa ditanam

di daerah beriklim tropis dan terkenal dengan umbi akarnya

yang memiliki rasa pedas dan beraroma tajam. Tanaman ini

menghasilkan gerombolan kuncup bunga yang bewarna

putih dan merah yang akan merekah pada musim dingin.

Karena keindahan dan kemampuannya beradaptasi dengan

iklim panas, tanaman ini sering digunakan untuk

20

pertamanan. Batangnya yang berada di bawah permukaan

tanah, membentuk gerombolan, tebal, dan bewarna seperti

tanah. Sedangkan yang di atas tanah, tumbuh sekitar 12

inci dipermukaan, daunnya hijau dan bertulang tipis,

bunganya bewarna putih atau hijau kekuningan. Jahe

merangsang keluarnya ludah. Minyak volatile dan campuran

aroma phenol (seperti pada gingerols dan

shogaols)merupakan komponen penting yang ada pada akar

jahe. Penelitian di bidang pengobatan menunjukkan bahwa

akar jahe efektif untuk mual-mual selama dalam perjalanan.

Karena mengandung banyak antioksidan, maka akarnya

dikeringkan dan dibuat menjadi pil. Gingerale dan bir jahe

telah lama digunakan sebagai pereda sakit perut. Air jahe

digunakan pada banyak negara sebagai pencegah kejang

karena cuaca yang sangat panas. Bubuk jahe yang masih

segar biasanya digunakan untuk pilek, gejala flu, sakit

tenggorokan, dan sakit kepala.

Menurut beberapa peneliti, jahe dapat menurunkan

kolesterol dan mencegah pembekuan darah, sehingga dapat

terhindar dari struk dan serangan jantung. Karena itulah

jahe harus menjadi makanan sehari-hari. Bicara mengenai

kegunaannya pada masakan, jahe merupakan bahan

penting setiap masakan. Jahe dapat digunakan sebagai

penambah rasa dan pemanis daging sehingga mudah untuk

dicerna. Jahe dapat dipakai dalam keadaan segar atau

kering, diparut atau dicampur gula, dan sebagai sirup atau

cuka. Di samping sebagai penguat rasa pada kari dan

hidangan vegetarian, jahe seringkali digunakan sebagai

campuran teh oleh orang-orang Asia.

Di negara-negara seperti China dan Jepang, jahe

digunakan untuk bumbu sup atau saus. Sangat

mengejutkan karena penggunaan jahe pada hidangan-

21

hidangan Eropa menurun sejak abad ke 18. Namun untuk

minuman, sajian mentah dengan tahu atau mie, roti, kue,

dan biskuit, jahe masih tetap digunakan.

5. Jahe Meredakan Nyeri Lambung sampai Radang Sendi

Jahe (Zingiber officinale) bukan hanya populer sebagai

bumbu masakan, tetapi juga tanaman obat yang telah

dimanfaatkan manusia selama ribuan tahun. Sampai

sekarang jahe masih digunakan secara luas sebagai obat

tradisional untuk mengatasi mual dan gangguan

pencernaan, Karena jahe mengandung sejumlah zat gizi

seperti vitamin A, B1, C, Asam-asam amino, dan sebagainya.

Unsur-unsur berkhasiat obat yang juga memberikan rasa

tajam/kuat pada jahe adalah minyak - minyak asiri,

gingerol, dan shogaol.

Manfaat jahe dapat melindungi sistem pencernaan

dengan menurunkan keasaman lambung (menaikkan pH-

nya), menururnkan sekresi asam lambung tetapi

meningkatkan aktivitas enzim pencernaan. Jahe dapat

mengurangi peradangan pada artritis dengan cara

menghambat produksi prostaglandin (hormon dalam tubuh

yang memicu peradangan), juga membantu melancarkan

pembuangan ampas makanan karena gingeol dalam jahe

dapat mempengaruhi peningkatan sekresi cairan empedu

yang akan mengaktifkan gerak peristaltik usus, juga

mengurangi risiko aterosklerosis dengan cara menghambat

proses penggumpalan darah. Selain itu juga jahe untuk

mengatasi mabuk kendaraan, pusing dan mual, mengurangi

kembung dan nyeri kronis atau rematoid artritis 1-2 gr

tepung jahe segar, atau 1,25 cm irisan jahe segar, atau 250

mg suplemen jahe empat kali sehari. Jahe dapat diseduh

22

dan diminum seperti teh, tiga kali sehari atau jika

diperlukan setiap empat jam sekali.

Teh jahe juga baik untuk meredakan reaksi tak

nyaman akibatnya batuk atau flu. Jika memakai suplemen

jahe pastikan tertulis mengandung gingerol dan shogaol.

Dan untuk mengurangi rasa nyeri dada akibat batuk atau

flu, kunyah sedikit jahe segar, minum teh jahe, atau minum

satu sendok teh madu yang diberi sedikit air perasa jahe.

H. Kadungan Kimia

Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer

sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya

berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah.

Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama

zingeron. Selain zingeron, juga ada senyawa oleoresin (gingerol,

shogaol), senyawa paradol yang turut menyumbang rasa pedas

ini.

Zingeron (4-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-butanon)

Zingeron memiliki berat molekul 194,22 g/mol, titik leleh 40-

410C dan titik didih 187-1880C pada 14 mmHg. Berat

molekulnya yang besar dan gugus karbonil yang polar pada

rantainya membuat molekul zingeron saling tarik menarik

secara kuat. Hasilnya, zingeron tidak mudah menguap. Bau

zingeron pada jahe tidak kuat namun ekor hidrokarbonnya

memberikan rasa pada jahe ketika ini kontak dengan

reseptornya.

Zingeron digunakan sebagai perasa buatan Zingeron

ialah suatu pemblok β-adrenoseptor sehingga dapat

menghambat oksidasi lipid. Ini menyebabkan zingeron memiliki

efek kardioprotektif sehingga dapat digunakan sebagai obat

berbagai penyakitt kardiovaskular. Zingeron juga memiliki

23

aktivitas sebagai antioksidan yang berguna bagi kehidupan

manusia.

Jahe merupakan rimpang dari tanaman bernama ilmiah

Zingiber Officinale Roscoe. Tanaman jahe berasal dari Asia

Pasifik dan tersebar dari India sampai Cina. Di dunia

perdagangan, penanaman jahe berdasarkan daerah asalnya,

misalkan jahe Afrika, jahe Chochin atau jahe Jamika. Sejak

250 tahun yang lalu, di Cina Jahe sudah digunakan sebagai

bumbu dapur dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan Indonesia

jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di

Eropa pada abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma

pada bir.

Jahe sering kita temui sehari-hari. Banyak manfaat yang

kita dapat dari penggunaan jahe. Diantaranya sebagai bumbu

masak, pemberi aroma, dan rasa pada roti, kue, biscuit,

kembang gula, serta berbagai minuman (bandrek, sekoteng,

dan sirup). Jahe juga dapat digunakan pada obat tradisional

sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin,untuk

mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia,

diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat antimual dan

mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut),

kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, neuropati, sebagai

penawar racun ular dan sebagai obat luar untuk mengobati

gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar.

I. Perkembangan Penelitian

Pada 2 Maret 2011 Industri Jahe R & D Levy peraturan

yang diajukan di parlemen. Peraturan memperkenalkan dari 1

April 2011 sebuah undang-undang baru R & D retribusi jahe

dibayarkan kepada Research Industri Pedesaan dan

Development Corporation. Retribusi telah dilaksanakan di

24

bawah Industri Primer (Cukai) Retribusi Undang-Undang 1999

dan Industri Primer Retribusi dan Biaya Koleksi UU 1991

The ad valorem tarif retribusi petani jahe adalah setengah

dari satu persen (0,5%) pada penjualan jahe segar, jahe biji,

jahe dan jahe organik untuk pengolahan, akan dikumpulkan

pada titik domestik pertama penjualan. Pengecualian berlaku

untuk jahe segar yang dijual di pasar ekspor, jahe dijual

langsung kepada publik melalui pasar petani dan warung

pinggir jalan dan jahe benih yang digunakan oleh produsen

benih untuk tumbuh jahe mereka sendiri. Retribusi akan

menarik pembayaran Pemerintah Australia yang cocok untuk

memenuhi syarat R & D pengeluaran.

Sebuah RIS disiapkan oleh Departemen Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan dan disetujui oleh OBPR tersebut.

25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu

kelompok tumbuhan yang kita tahu telah banyak

dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman

obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial,

tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis diantaranya

sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni

Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan

Elatteria cardamomum (gardamunggu atau kapulaga).

Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial

yang tumbuh di hutan tropis, terdapat pada dataran rendah di

hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian 200-500 m

dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempat-

tempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan

sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan

kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya

matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada

hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang

mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan

beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan

habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998).

B. Saran

Disarankan, pada orang yang mempunyai penyakit

hendaknya diobati dengan cara tradisional, dengan cara

meramu tanaman-tanaman yang ada khasiatnya. Karena obat

tradisional efek kimianya tidak terlalu berlebihan dan tidak

akan menimbulkan over dosis.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unand.ac.id/4021/1/Nuraini_Artikel.pdf

http://obat-obatherbal.com/indonesia-kaya-akan-tanaman-obat-

obat- herbal/

http://id.shvoong.com/f/tags/jahe/page-2/

http://ris.finance.gov.au/2011/05/17/ginger-industry-research-

and- development-rd-levy-regulation-impact-statement-

%E2%80%93-department-of-agriculture-fisheries-and-

forestry/

http://id.wikipedia.org/wiki/Jahe

http://logku.blogspot.com/2011/02/khasiat-kandungan-bahan-

kimia- di-dalam.html

http://www.blogster.com/stinky/nada-sambung