61961886 liken simpleks kronik
TRANSCRIPT
LIKEN SIMPLEKS KRONIK
Likenifikasi adalah respon kulit terhadap garukan atau gesekan yang berulang.
Karakteristik likenifikasi secara histologi adalah adanya hiperkeratosis dan akantolisis, dan
secara klinis adalah penebalan dari permukaan kulit dengan garis kulit yang tampak jelas
menyerupai batang pohon.1
Patch yang gatal, terlikenifikasi dan sirkumskripta yang dapat muncul di berbagai tempat
dari tubuh merupakan karakteristik dari liken simpleks kronik, yang juga dikenal sebagai
neurodermatitis sirkumskripta. Penyakit ini memiliki predileksi di punggung, leher, dan
ekstremitas terutama pergelangan tangan dan lutut. Gambaran dermatologis dari liken simpleks
kronis ini kadang-kadang berupa papul, yang menyeruapi liken planus, pada kesempatan lain,
dapat berupa patch ang terdapat ekskoriasi, sedikit bersisik atau basah, dan noduler.2
Etiologi
Liken simpleks kronik diakibatkan oleh gesekan dan garukan yang awalnya berasal dari
gatal. Ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada liken simplek kronis,
tetapi tidak semuanya dimengerti dengan benar. Faktor penyebab dari liken simplek kronik dapat
dibagi menjadi dua yaitu: faktor eksterna dan faktor interna.
1. Faktor Eksterna
a. Faktor lingkungan1,4
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dalam
menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi memudahakn
pasien untuk berkeringat sehingga dapat mencetus terjadinya gatal. Hal ini biasanya
menyebabkan LSK anogenital. Menurut penelitian Ising H, et al, anak yang terekspos
terhadap hasil pembuangan kendaraan bermotor dalam jangka waktu yang lama, dapat
mengakibatkan berbagai penyakit kulit, yang salah satunya adalah LSK.
b. Gigitan serangga1,3
Gigitan serangga dapat menyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang mengakibatkan
rasa gatal.
2. Faktor interna
a. Dermatitis Atopik1,5
Asosiasi antara liken simplek kronik dan gangguan atopik telah banyak dilaporkan.
Sekitar 26% hingga 75% pasien dengan dermatitis atopik terkena liken simplek kronik.
b. Faktor psikologis1,2,5
Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi yang tinggi mengakibatkan LKS.
Neurodermatitis adalah istilah lain dari LSK, yang menunjukan peran dari anxietas atau
obsesi sebagai bagian dari proses patologis dari lesi yang berkembang. Dalam sebuah
studi pasien didapatkan bahwa skor depresi pada pasien dengan LSK adalah tinggi.
Kemungkinan apakah faktor emosional ini merupakan akibat sekunder terhadap penyakit
dermatologis awalnya, atau apakah apakah penyakit psikologis ini merupakan sebab
utama dari terubahnya persepsi gatal, masih belum jelas. Telah dirumuskan bahwa
neurotransmiter yang mempengaruhi perasaan, seperti dopamin, serotonin, atau peptida
opioid, memodulasikan persepsi gatal melalui jalur spinal yang menurun. Gangguan
obsesif kompulsif telah dihubungkan dengan perilaku menarik pada gangguan ini.
c. Litium5
Litium telah dihubungkan dengan liken simplek kronik pada satu kasus yang dilaporkan.
LSK terjadi akibat administrasi dari litium dengan bukti dari observasi dimana LSK
membaik setelah penghentian pengobatan dan kambuh ketika pengobatan dimulai lagi.
d. Dermatitis Kontak5
Sebuah studi sederhana mengenai hubungan antara LSK dengan penggunaan gel rambut
yang mengandung PPD (paraphenylenediamine)memperlihatkan perbaikan dari gejala
LSK setelah penggunaan dari gel rambut. Hal ini membuktikan adanya peran dari
dermatitis kontak dan sensitisasi pada etiologi LSKA small study looking at lichen
simplex chronicus and the use of PPD-containing hair dye showed clinically relevant
improvement in symptoms after discontinuation of PPD exposure, thus providing a basis
for the role of sensitization and contact dermatitis in the etiology of lichen simplex
chronicus.
Gerritsen MJ, Gruintjes FW, Andreissen MA, van der Valk PG, van de Kerkhof PC. Lichen simplex chronicus as a complication of herpes zoster. Br J Dermatol. May 1998;138(5):921-2. [Medline].
Burkhart CG, Burkhart CN. Acne keloidalis is lichen simplex chronicus with fibrotic keloidal scarring. J Am Acad Dermatol. Oct 1998;39(4 Pt 1):661. [Medline].
Woodruff PW, Higgins EM, du Vivier AW, Wessely S. Psychiatric illness in patients referred to a dermatology-psychiatry clinic. Gen Hosp Psychiatry. Jan 1997;19(1):29-35. [Medline].
Shukla S, Mukherjee S. Lichen simplex chronicus during lithium treatment. Am J Psychiatry. Jul 1984;141(7):909-10. [Medline].
Chey WY, Kim KL, Yoo TY, Lee AY. Allergic contact dermatitis from hair dye and development of lichen simplex chronicus. Contact Dermatitis. Jul 2004;51(1):5-8. [Medline].
Ising H, Lange-Asschenfeldt H, Lieber GF, Weinhold H, Eilts M. [Effects of long-term exposure to street traffic exhaust on the development of skin and respiratory tract diseases in children]. Schriftenr Ver Wasser Boden Lufthyg. 2003;81-99. [Medline].
Faktor lingkungan telah terimplikasi dalam menginduksi gatal, seperti panas, keringat,
dan iritasi yang berkaitan dnegan LSK anogenital. Adanya faktor emosional dan psikologis pada
pasien dengan prurigo nodularis dan LSK telah disinggung pada literatur. Sebuah studi pasien
prurigo nodularis menemukan bahwa kira-kira satu setengah dari 46 pesian mempunyai riwayat
depresi, ansietas, atau gangguan psikologis yang dapat diobati lainnya. Pasien LSK juga
mempunyai skor depresi yang lebih tinggi pada sebuah studi. Kemungkinan apakah faktor
emosional ini merupakan akibat sekunder terhadap penyakit dermatologis awalnya, atau apakah
apakah penyakit psikologis ini merupakan sebab utama dari terubahnya persepsi gatal, masih
belum jelas. Telah dirumuskan bahwa neurotransmiter yang mempengaruhi perasaan, seperti
dopamin, serotonin, atau peptida opioid, memodulasikan persepsi gatal melalui jalur spinal yang
menurun. Gangguan obsesif kompulsif telah dihubungkan dengan perilaku menarik pada
gangguan ini.
Pada tingkat mikroskopik, jumlah sel Merkel yang meningkat juga terlihat pada saraf
kulit dan sel mast pada prurigo nodularis. Diperkirakan bahwa kompleks ini dapat memediasi
secara abnormal meninggikan persepsi sentuhan dan gatal pada pasien ini. Faktor pertumbuhan
saraf diekspresikan berlebihan pada lesi prurigo nodularis dan telah diimplikasikan pada
patogenesis dari hiperplasia saraf kutaneus khas yang terlihat. Faktor pertumbuhan saraf
dihasilkan dan dilepaskan oleh sel mast, yang ditingkatkan dalam jumlah dan ukuran pada
potongan histologis. Faktor pertumbuhan ini meregulasi naik ekspresi neuropeptida, seperti
peptida kalsitonin yang berkaitan dengan gen dan substansia P. Hal inilah yang diperkirakan
memediasi inflamasi dan gatal.