60443854 laporan kasus mata kalazion

11
PENDAHULUAN Kalazion merupakan peradangan lipogranuloma pada kelenjar Meibom atau kelenjar Zeis yang tersumbat. 1 Penyebabnya tidak diketahui dan mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit pada kelopak.Dapat mengenai satu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara perlahan-lahan sampai beberapa minggu. 2,3 Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis. Kelenjar Zeis pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus. kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata dengan infeksi ringan dan mengakibatkan peradangan kronis pada kelenjar tersebut. Kalazion dapat mengenai semua umur. 1,4 Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya 1,5 Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Nodul terdiri dari 1

Upload: dani-yustiardi

Post on 25-Jul-2015

434 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 60443854 Laporan Kasus Mata Kalazion

PENDAHULUAN

Kalazion merupakan peradangan lipogranuloma pada kelenjar Meibom

atau kelenjar Zeis yang tersumbat.1 Penyebabnya tidak diketahui dan

mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit pada kelopak.Dapat mengenai

satu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara perlahan-lahan sampai beberapa

minggu.2,3 Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis.

Kelenjar Zeis pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus. kelenjar

Meibom adalah kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang membentuk

permukaan selaput air mata dengan infeksi ringan dan mengakibatkan peradangan

kronis pada kelenjar tersebut. Kalazion dapat mengenai semua umur.1,4 Biasanya

kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut

lainnya1,5

Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,

kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan

mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara

kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang

menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum,

begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak

keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Nodul terdiri dari limfosit,

magrofag, neutrofil, sel plasma dan sel raksasa. Eversi palpebra mungkin

menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.1,6

Kalazion awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip

Hordeolum, yang membedakannya yaitu tidak ada tanda-tanda peradangan

akut.7Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak

hiperemi, tidak ada nyeri tekan, adanya pseudoptosis, dan kalau palpebra dibalik,

konjungtiva pada tempat kalazion menonjol merah. Pada ujung kelenjar Meibom

terdapat masa kuning dari sekresi yang tertahan. Kelenjar preaurikuler tidak

membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat

tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.2 Kadang-kadang

Kalazion dapatsembuh atau hilang dengan sendirinya akibat absorpsi.5

1

Page 2: 60443854 Laporan Kasus Mata Kalazion

Pengobatan Kalazion yaitu dengan memberikan kompres hangat selama

10-20 menit 4 kali sehari dengan pijatan ringan diatas lesi. Berikan antibiotika

topikal dan steroid disertai kompres hangat. Jika kalazion tidak bisa sembuh

setelah 3-4 minggu melalui terapi medis yang tepat dan pasien ingin kalazion

dihilangkan maka dilakukan insisi dan kuretase.Kalazion dapat hilang beberapa

bulan atau diserap setelah beberapa tahun. Bila kecil dapatdisuntik steroid dan

yang besar dilakukan pengeluaran isi. Dan bila terdapat sisa dapat diberikan

kompres hangat.2,8

Penyulit pada Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmant dan bila

terjadi Kalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan

histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosa dengan kemungkinan

adanya karsinoma sel sebasea.2,5

Prognosis biasanya baik. Jika lesi baru sering terjadi, drainage yang

kurang adekuat mungkin mengikatkan lokal rekurensi ini. Kalazion yang tidak

diobati kadang-kadang terdrainase secara spontan, namun biasanya lebih sering

persisten menjadi inflamasi akut intermitten. 6

2

Page 3: 60443854 Laporan Kasus Mata Kalazion

LAPORAN KASUS

Seorang penderita perempuan, umur 18 tahun, pekerjaan siswa SMA,

alamat remboken, agama kristen protestan, suku minahasa, datang ke poliklinik

mata RSUD Prof.Dr.R.D Kandou pada tanggal 21 Juni 2011 dengan keluhan

utama benjolan dimata kanan.

Anamnesis

Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dialami penderita sejak 4 bulan yang

lalu. Sebelumnya penderita merasa tidak nyaman pada kelopak mata kanan bawah, terasa

mengganjal, seperti ada benjolan. Pada awalnya benjolan tersebut kecil kemudian

membesar, disertai gatal dan rasa sakit.

Sekarang benjolan tesebut tidak sakit, tidak gatal, pada perabaan keras,

tidak ada nyeri pada penekanan, dan tidak ada penurunan ketajaman penglihatan.

Penderita mengaku tidak memiliki riwayat alergi dan riwayat penyakit yang sama

pada keluarga disangkal.

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 74 x/menit, pernapasan 22x/menit,

suhu badan 36.4 °C. Jantung dan paru tidak dievaluasi, perut

datar dan lemas, nyeri tekan tidak ada, hati dan lien tidak

dievaluasi, ekstremitas tidak ada kelainan.

Status Psikiatri : Sikap penderita koperatif, ekspresi wajar dan respon baik.

Status Neurologi : Kekuatan otot normal, refleks fisiologis normal, refleks

patologis tidak ada.

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Objektif:

Pemeriksaan Inspeksi:

- Pada okulus dekstra didapatkan adanya benjolan pada palpebra superior

bagian lateral, tidak ada hiperemis , injeksi konjungtiva tidak ada, sklera

normal, kalau palpebra dibalik pada ujung kelenjar Meibom terdapat masa

3

Page 4: 60443854 Laporan Kasus Mata Kalazion

yang kuning, kornea jernih, bilik mata depan normal, iris normal, pupil

bulat, refleks cahaya positif, lensa jernih.

- Pada okulus sinistra benjolan tidak ada, hiperemi palpebra tidak ada,

injeksi konjungtiva tidak ada, sklera normal, kornea jernih, bilik mata

depan normal, iris normal, pupil bulat, refleks cahaya positif, lensa jernih.

Pemeriksaan Palpasi:

- Pada okulus dekstra ada benjolan yang menonjol pada tarsus, tidak nyer

pada penekanan dan keras.

- Pada okulus sinistra tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

Pemeriksaan Subjektif

Dengan Snellen Card didapatkan visus oculus dekstra 6/6 dan oculus sinistra

6/6, PD 63/61 mm.

Resume Masuk

Seorang penderita perempuan, umur 18 tahun datang ke poli klinik mata RSUD

Prof. Dr. R. D Kandou pada tanggal 21 Juni 2011 dengan keluhan utama benjolan

dimata kanan. Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dialami penderita sejak

4 bulan yang lalu. Benjolan tesebut tidak sakit, tidak gatal, pada perabaan keras,

tidak ada nyeri pada penekanan, dan tidak ada penurunan penglihatan.

Pemeriksaan fisik : Status Oftalmologis OD: Benjolan di palperbra inferior bagian

medial, benjolannya keras, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit, tidak

hiperemis, nyeri tekan (-), dan pada ujung kelenjar meibom terdapat masa kuning

dari sekresi yang tertahan.

Diagnosis : Kalazion Palpebra Inferior Oculus Dextra.

Terapi : Kompres Air hangat 10-20 menit 4x sehari

Linkomisin 500mg 3 x 1 kapsul

Gentamisin Zalf 2 x 1

Anjuran : Menjaga kebersihan mata

Kontrol di poliklinik mata jika tidak ada perbaikan.

4

Page 5: 60443854 Laporan Kasus Mata Kalazion

DDISKUSIISKUSI

Diagnosis pada pasien ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

oftalmologis. Dari anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan pada

kelopak bawah mata kanan bagian medial, benjolannya keras, tidak nyeri pada

penekanan, dan tidak hiperemis, Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang

menyatakan bahwa Kalazion berupa benjolan yang tanpa keluhan, rabaan keras,

tidak hiperemis, tida ada nyeri tekan, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari

kulit. Terjadinya perlahan-lahan sampai beberapa minggu.

Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan benjolan yang tidak nyeri pada

palpebra inferior okulus dextra, tidak hiperemis. Benjolan yang melekat pada

tarsus akan tetapi lepas dari kulit, pada ujung kelenjar meibom terdapat masa

kuning dari sekresi yang tertahan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa

Kalazion merupakan paradangan pada kelenjar Meibom atau kelenjar Zeis yang

tersumbat.

Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat selama 10-20 menit

4x sehari, antibiotik topikal dan steroid. Maksud pengompresan akan melunakkan

minyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliran

serta penyembuhan. Sedangkan pemberian antibiotika topikal adalah untuk

mengobati infeksi dan pemberian steroid untuk mengobati peradangan. Kalazion

dapat hilang dalam beberap bulan atau diserap setelah beberapa tahun. Bila kecil

dapat disuntik steroid dan yang besar dilakukan insisi dan kuretase.

Prognosis pada penderita yang memperoleh perawatan biasanya

memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi

pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak

memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi

peradangan akut intermiten.

5

Page 6: 60443854 Laporan Kasus Mata Kalazion

PENUTUP

Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis Kalazion

palpebra inferior okulus dextra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan

oftalmologis, penanganan dan prognosisnya.

.

6

Page 7: 60443854 Laporan Kasus Mata Kalazion

DAFTAR PUSTAKA

1. External Disease and Cornea. America Academic of Ophtalmology.

Singapura.2008-2009. Hal 87-88

2. Ilyas Sidarta H: Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.2009. Hal 28-29.

3. Wijaya Nana: Ilmu Penyakit Mata Cetakan ke 5. Abadi Tegal. Jakarta. 1993.

Hal 20-21.

4. Kalazion. Available from: http://KALAZION/disease.asp.htm

5. Ilyas Sidarta H: Ilmu Penyakit Mata Edisi ke 3. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.2010. Hal 94-95

6. Wessels IF. Chalazion. Taken from : www.emedicine.com. Last Updated : 23

September 2002. http://KALAZION/medika-online.blogspot.com/2005/11/

hordeolum-dan-kalazion.html

7. Vaughan DG, dkk: Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika. Jakarta.

1996.

8. Ehlers P Justis dan Shah P Chirag: The Wills Eye Manual Office and

Emergency Room Diagnosis and Treatment of Eye Disease.Wolter

Kluwer.Philadelphia.2005

7