6. trend corruption report periode agustus 2013 – januari 2014

16
TREND CORRUPTION REPORT Periode Agustus 2013 - Januari 2014 Pusat Kajian Anti Korupsi Fakultas Hukum UGM “Awas, Korupsi di Tahun Politik”

Upload: doandang

Post on 12-Jan-2017

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

TREND CORRUPTION REPORTPeriode Agustus 2013 - Januari 2014

Pusat Kajian Anti Korupsi Fakultas Hukum UGM

“Awas, Korupsi di Tahun Politik”

Page 2: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

PUSAT KAJIAN ANTI KORUPSIFakultas Hukum UGM

Jl Trengguli Blok E No.12 Bulaksumur, Yogyakarta

Telp. 0274 746 7008 email [email protected]

Page 3: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

pada pemilukada Gunung Mas dan Lebak.

Institusi pengawal konstitusi yang selama

ini dianggap bersih, runtuh seketika

wibawa dan martabatnya. Perkara suap

pilkada di MK menyeret banyak tersangka

lain, meliputi anggota DPR, pengusaha,

kepala daerah, sampai advokat.

Sebagai pengembangan kasus suap MK,

KPK telah menetapkan Tubagus Chaeri

Wardana sebagai tersangka. Menyusul

kemudian sang kakak yakni Gubernur

Banten, Ratu Atut Chosiyah juga

ditetapkan sebagai tersangka. Tidak

berhenti pada kasus suap pilkada, KPK

menyasar kasus lain. Akhirnya Wawan dan

Atut juga ditetapkan sebagai tersangka

dalam kasus pengadaan alat kesehatan di

Banten. Inilah yang banyak disebut

berbagai pihak sebagai tanda-tanda

runtuhnya dinasti Banten yang selama ini

menggurita.

Halaman 1

PENDAHULUAN

Sejauh ini upaya pemberantasan korupsi di

Indonesia belum memperlihatkan hasil

signifikan. Bahkan tantangan kedepan

akan semakin berat melihat semakin

mengguritanya perilaku ini. Hampir semua

lini jabatan publik, birokrasi, dan swasta

tercatat pernah menjadi pelaku baik yang

sedang maupun telah diproses secara

hukum berkaitan dengan tindak pidana

korupsi. Lebih memprihatinkan lagi adalah

aparat penegak hukum yang seharusnya

m e n j a d i a k t o r t e r d e p a n d a l a m

pemberantasan korupsi banyak yang

menjadi pelaku. Bagaimana membersihkan

lantai republik dari korupsi jika sapunya

masih lekat dengan perilaku kotor.

Tengah tahun kedua 2013 tercatat korupsi

menyebar mulai dari pemerintah pusat

sampai pemerintah daerah. Paling

mengejutkan adalah ditangkapnya Ketua

Mahkamah Konstutusi Akil Mochtar karena

diduga menerima suap berkaitan dengan

Page 4: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Halaman 2

A. Pendekatan dan Sumber Data

Trend Corruption Report Tengah Tahun

Kedua 2013 yang disusun Pusat Kajian Anti

(PUKAT) Korupsi Fakultas Hukum UGM

adalah laporan yang mencermati

kecenderungan tindak pidana korupsi

pada bulan Agustus 2013 sampai dengan

awal Januari 2014.

Pendekatan yang digunakan adalah

kualitatif-representatif. Adapun yang

menjadi sumber data adalah pemberitaan

media massa. Namun, tidak semua

pemberitaan media massa mengenai kasus

korupsi dipantau dalam laporan ini.

Pemantauan hanya dilakukan pada kasus-

kasus korupsi yang dianggap mewakili

atau merepresentasikan pemberitaan

media massa.

Sumber data yang digunakan untuk

menyusun laporan ini adalah berita kasus

korupsi yang dimuat oleh media massa

cetak nasional seperti Harian Koran

Tempo, Kompas, Jawa Pos, Republika,

Media Indonesia, Seputar Indonesia, Suara

Pembaruan, Suara Merdeka, dan beberapa

media cetak yang berada di daerah. Selain

itu berita kasus korupsi yang dimuat oleh

media online seperti tempo.co, detik.com,

k o m p a s . c o m , o k e z o n e . c o m ,

be r i t a sa tu . com, t r ibunnews . com,

sindonews.com, tvonenews.tv, dan media

online lainnya juga menjadi sumber data

dalam laporan ini.

Cara menyusun Trend Corruption Report

Tengah Tahun Kedua 2013 ini diawali

dengan mencari dan mengumpulkan

berita kasus korupsi di media massa.

Kemudian berita korupsi tersebut

diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal

meliputi pelaku korupsi, sektor korupsi,

modus korupsi, kerugian negara, dan

lembaga yang menangani kasus korupsi.

Setelah dilakukan pengolahan data

kemudian dilakukan analisa secara

kualitatif.

B. Periode Pemantauan

1 Agustus 2013-10 Januari 2014

TREND KORUPSI TENGAH TAHUN

KEDUA 2013

A. Pelaku Korupsi

Berdasar pemberitaan kasus korupsi yang

dimuat oleh media massa yang dipantau

oleh PUKAT Korupsi FH UGM, terdapat 67

pelaku korupsi dari Agustus 2013 sampai

dengan 10 Januari 2014. Swasta

menduduki urutan teratas (22 orang).

Disusul pemerintah daerah (18 orang)

pada posisi kedua. Dan pada posisi ketiga

adalah BUMN (10 orang).

Apabila dibandingkan dengan periode

sebelumnya, telah terjadi perubahan yang

signifikan pada aktor korupsi. Swasta

menempati urutan pertama pelaku korupsi

(33 %) pada tengah tahun kedua 2013.

Periode sebelumnya urutan pertama selalu

diduduki oleh pemerintah daerah.

Banyaknya swasta yang menjadi pelaku

Page 5: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Halaman 3

tindak pidana korupsi oleh PUKAR Korupsi

FH UGM dilihat sebagai munculnya gejala

pseudostate. Aktor swasta berselingkuh

dengan para pejabat negara maupun

birokrat membeli produk kebijakan negara

demi memperoleh keuntungan baik

langsung maupun tidak langsung.

Aktor swasta ini banyak menjadi pelaku

suap dan dalam pengadaan barang dan

jasa. Contohnya adalah Cornelis Nalau

seorang pengusaha yang menjadi pelaku

suap dalam pilkada Gunung Mas kepada

Akil Mochtar. Selain itu juga terdapat nama

Tubagus Chaeri Wardana yang menjadi

pelaku suap pilkada Lebak. TCW alias

Wawan juga ditetapkan sebagai tersangka

dalam pengadaan alat kesehatan Provinsi

Banten. Kasus lain dengan pelaku suap

oleh swasta adalah Lusita Anie Razak yang

disangka menyuap Kepala Kejaksaan

Negeri Praya atas perkara yang sedang

ditangani.

Swasta sebagai pelaku pada pengadaan

barang dan jasa misalnya korupsi

pengadaan benih Kementan. Terdapat

nama Kaharuddin Dirut PT SHS beserta tiga

orang lainnya dari PT SHS yang ditetapkan

sebagai tersangka dalam korupsi benih.

Keterlibatan swasta dalam korupsi juga

terjadi di daerah, yaitu di Kebumen dalam

kasus korupsi proyek peningkatan jalan

yang menyeret Alwanudin Nawawi,

Direktur PT Surya Buana Indah dan Heru

Setiadi, Direktur PT Mega Sarana sebagai

tersangka.

Jumlah

Kasus Presentase

Jumlah

Kasus Presentase

Jumlah

Kasus Presentase

1 Pemerintah Pusat 16 11,19% 0 0,00% 16 8,00%

2 Pemerintah Daerah 39 27,27% 18 27,00% 57 27,00%

3 Legislatif Pusat 3 2,10% 1 1,00% 4 2,00%

4 Legislatif Daerah 16 11,19% 2 3,00% 18 9,00%

5 BUMN 2 1,40% 10 15,00% 12 6,00%

7 Swasta 36 25,17% 22 33,00% 58 28,00%

8 Kepala Daerah 8 5,59% 6 9,00% 14 7,00%

9 Pegawai Sekolah 2 1,40% 0 0,00% 2 1,00%

10 Penegak Hukum 5 3,50% 3 4,00% 8 4,00%

11 Pegawai Universitas 10 6,99% 1 1,00% 11 5,00%

12 Menteri 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%

13 KPUD 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%

14 Duta Besar 1 0,71% 0 0,00% 1 0,00%

15 Partai Politik 2 1,40% 0 0,00% 2 1,00%

16 Pejabat Negara 3 2,10% 4 6,00% 7 3,00%

Total 143 100,00% 67 67,16% 210 100,00%

NO Pelaku Korupsi

Januari - Juli 2013 Agust 2013 - Jan 2014 1 Tahun Terakhir

Tabel 1. Pelaku Korupsi

Page 6: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

2Halaman 4

Urutan kedua pelaku korupsi adalah

pemerintah daerah. Aktor pemerintah

daerah tersebar di berbagai daerah. Aktor

pemerintah daerah banyak terjerat korupsi

pengadaan barang dan jasa seperti Ketut

Mantara Gandhi, Kepala UPT Taman

Budaya bersama Ketut Suastika, Kadisbud

Bali yang disangka melakukan korupsi

dalam pengadaan sound system, lighting,

dan CCTV di Art Center. Selain itu juga

terdapat kasus korupsi di lingkungan DKI

yang menyeret Yuswil Iswantara, Kasudin

Kominfo Jakarta Selatan dan Ridha Bahar,

Kasudin Kominfo Jakarta Pusat sebagai

tersangka dalam pengadaan CCTV di

Monas. Aktor pemerintah daerah juga

banyak yang terlibat dalam kasus korupsi

dana hibah seperti yang terjadi di

Kalimantan Selatan yang menyeret Muchlis

Gafuri, mantan Sekda Kalsel beserta tiga

orang lainnya sebagai tersangka bantuan

sosial Kalsel.

Contoh kasus korupsi pada sektor

penerimaan negara/daerah yaitu kasus

suap izin lokasi tanah pemakaman bukan

umum di Tanjung Sari, Bogor, ke anggota

DPRD Kabupaten Bogor sekitar Rp 900

juta. Iyus Djuher, Ketua DPRD Bogor

merupakan salah satu pelaku yang

menerima uang suap tersebut. Pelaku

lainnya yakni Usep Jumenio, pegawai

Pemkab Bogor, Listo Welly Sabu, pegawai

honorer Pemkab Bogor, Nana Supriatna,

swasta, dan Sentot Susilo, Dirut PT Garindo

Perkasa.

B. Sektor Korupsi

PUKAT Korupsi FH UGM mencatat

setidaknya terdapat 6 sektor korupsi.

sektor tertinggi adalah pengadaan barang

dan jasa sebanyak 19 kasus. Urutan kedua

adalah sektor kesejahteraan sosial

sebanyak 4 kasus. Urutan ketiga adalah

sektor penerimaan negara sebanyak 3

kasus.

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

Kasus Presentase

1 Penerimaan Negara 10 11,36% 3 10,00% 13 11,00%

2 Pemilukada 1 1,14% 0 0,00% 1 1,00%

3 Pertanian / Kehutanan / perkebunan / perikanan 10 11,36% 0 0,00% 10 8,00%

4 Pekerjaan Umum 8 9,09% 0 0,00% 8 7,00%

5 Keolahragaan, Pendidikan dan Keagamaan 17 19,32% 0 0,00% 17 14,00%

6 Penegak Hukum 2 2,27% 1 3,00% 3 3,00%

7 Kesejahteaan Sosial 3 3,41% 4 13,00% 7 6,00%

8 BUMN / BUMD 1 1,14% 2 6,00% 3 3,00%

9 Energi dan SDM 4 4,55% 2 6,00% 6 5,00%

10 Departemen Luar Negeri 1 1,14% 0 0,00% 1 1,00%

11 Komunikasi dan Informatika 1 1,14% 0 0,00% 1 1,00%

12 Kesehatan 6 6,82% 0 0,00% 6 5,00%

13 Proyek Pengadaan Barang dan Jasa 12 13,64% 19 61,00% 31 26,00%

14 Legislatif 4 4,55% 0 0,00% 4 3,00%

15 Perdagangan & Perindustrian 2 2,27% 0 0,00% 2 2,00%

16 Keuangan / Perbankan 5 5,69% 0 0,00% 5 4,00%

17 Keagamaan 1 1,14% 0 0,00% 1 1,00%

Total 88 100,00% 31 100,00% 119 100,00%

Agust 2013 - Jan 2014 1 Tahun Terakhir

Tabel 2. Sektor dan Jumlah Kasus Korupsi

No. Sektor

Januari - Juli 2013

Page 7: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Halaman 5

Sektor pengadaan barang dan jasa

mendominasi kasus korupsi yaitu 61%.

Proyek pengadaan genset RSUD Karawang

telah menjadi kasus korupsi dengan

ditetapkannya Ida Lisnurida, Wakil Direktur

RSUD Karawang sebagai tersangka beserta

tiga orang lainnya. Pengadaan benih di

Kementan menjadi kasus korupsi dengan

ditetapkannya Kaharuddin, Dirut PT SHS

sebagai tersangka beserta tiga orang

lainnya.

Kasus korupsi sektor kesejahteraan sosial

sebanyak 13%. Contoh kasus korupsi

sektor kesejahteraan sosial adalah kasus

dana hibah Yayasan Harapan Bangsa

Sejahtera yang diduga dilakukan Kadar

Slamet, anggota DPRD Kota Bandung.

Kasus korupsi sektor penerimaan negara

10%. Contoh kasus korupsi sektor

penerimaan negara adalah korupsi

anggaran satpol PP yang diduga dilakukan

oleh Anggiat Hutagalung, staf ahli

Gubernur Sumut.

C. Modus Korupsi

Selama tengah tahun kedua 2013 modus

korupsi tercatat dalam rupa merugikan

k e u a n g a n n e g a r a d a n / a t a u

menyalahgunakan wewenang sebanyak 25

kasus dan yang kedua dalam bentuk suap-

menyuap 6 kasus.

Modus merugikan keuangan negara

dan/atau menyalahgunakan wewenang

(pasal 2 dan pasal 3 UU Tipikor) menempati

urutan teratas sebanyak 80,65%. Pasal 2

dan pasal 3 UU Tipikor memang paling

banyak digunakan oleh penegak hukum

untuk menjerat para pelaku tindak pidana

korupsi. Pada pertengahan kedua tahun

2013 modus ini menempati urutan teratas

yang terjadi pada banyak kasus pengadaan

barang dan jasa.

Contoh kasusnya kasus korupsi pengadaan

tas dan alat tulis KPU Bone yang diduga

dilakukan mantan komisioner Muhiyyin.

Kasus ini terbilang sederhana yaitu

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

Kasus Presentase

1 Merugikan Keuangan Negara

dan / atau Menyalahgunakan

Wewenang

70 79,55% 25 80,65% 95 79,83%

2 Suap Menyuap 12 13,64% 6 19,35% 18 15,13%

3 Penggelapan Dalam Jabatan 2 2,27% 0 0,00% 2 1,68%

4 Gratifikasi 2 2,27% 0 0,00% 2 1,68%

5 Perbuatan Pemerasan 2 2,27% 0 0,00% 2 1,68%

Total 88 100,00% 31 100,00% 119 100,00%

Tabel 3. Modus Korupsi

No. Sektor

Januari - Juli 2013 Agust 2013 - Jan 2014 1 Tahun Terakhir

Page 8: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

2Halaman 6

p e n g g e l e m b u n g a n h a r g a p a d a

pengadaan tas dan alat tulis. Kasus yang

lebih rumit misalnya kasus pengadaan alat

kesehatan di Banten yang diduga

dilakukan oleh Tubagus Chaeri Wardana

bersama dengan Ratu Atut Chosiyah.

Keduanya diduga secara bersama-sama

melakukan tindak pidana korupsi dalam

pengadaan alat kesehatan di Banten. Ratu

Atut Chosiyah diduga menyalahgunakan

wewenangnya sebagai Gubernur Banten

dalam pengadaan alat kesehatan.

Modus kedua dalam bentuk suap-

menyuap sebanyak 19,35%. Modus ini

menempati urutan kedua karena

terungkapnya suap di MK mengenai hasil

pilkada Gunung Mas dan Lebak. Selain itu

terdapat satu perkara suap lain yaitu

Kepala Kejaksaan Negeri Praya, M Subri.

D. Kerugian Negara

Kerugian negara paling banyak dalam

rentang 1-10 miliar yaitu 10 kasus, diikuti

jumlah kerugian negara di bawah satu

milyar sebanyak 3 kasus dan terakhir

masing-masing satu kasus pada rentang

kerugian keuangan negara 10-50 miliar

dan diatas 100 miliar.

Kasus korupsi pada tengah tahun kedua

2013 tidak semuanya terdapat kerugian

negara karena terdapat banyak kasus di

dalamnya. Kerugian keuangan negara

paling banyak didominasi rentang 1-10

miliar sebanyak 10 kasus atau 66,67%.

Contoh kasusnya adalah kasus pengadaan

CCTV di Monas yang merugikan keuangan

negara 1,7 miliar.

Kerugian negara di bawah 1 miliar terdapat

3 kasus korupsi, yaitu kasus pengadaan

g e n s e t R S U D K a r a w a n g y a n g

mengakibatkan kerugian negara 400 juta.

Kasus kedua adalah korupsi tukar guling

lahan di Tanjungpinang yang diduga

dilakukan mantan walikota Pangkalpinang

Zulkarnain Karim. Jumlah kerugian negara

sebesar Rp.957.798.000. Kasus ketiga

adalah pengadaan tas dan alat tulis KPU

Bone yang diduga dilakukan oleh

Muhiyyin, mantan komisioner KPU Bone.

Jumlah kerugian negaranya sebesar 100

juta rupiah.

Kasus korupsi dengan jumlah kerugian

negara 10-50 miliar yaitu kasus bantuan

subsidi perumahan di Karanganyar yang

diduga dilakukan oleh mantan Bupati Rina

Iriani.

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

Kasus Presentase

1 Dibawah 1 M 24 27,27% 3 20,00% 27 26,21%

2 1 - 10 M 20 22,73% 10 66,67% 30 29,13%

3 10 -50 M 15 17,04% 1 6,67% 16 15,53%

4 50 - 100 M 6 6,82% 0 0,00% 6 5,83%

5 Diatas 100 M 5 5,68% 1 6,67% 6 5,83%

6 Belum Diketahui 8 9,10% 0 0,00% 8 7,77%

7 Tidak Ada Kerugian

Negara

10 11,36% 0 0,00% 10 9,71%

Total 88 100,00% 15 100,00% 103 100,00%

Tabel 4. Kerugian Negara

No. Kerugian Negara

Januari - Juli 2013 Agust 2013 - Jan 2014 1 Tahun Terakhir

Page 9: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Halaman 7

Kasus ini jumlah kerugian negaranya

ditaksir 18,4 miliar. Rina Iriani diduga

melakukan korupsi menyalahgunakan

bantuan subsidi perumahan Griya Lawu

Asri dari Kementerian Perumahan Rakyat

pada KSU Sejahtera tahun 2007-2008.

Sebelumnya dua mantan ketua KSU

Sejahtera yaitu Fransiska Riyana Sari dan

Handoko Mulyono telah dijatuhi pidana

dalam perkara ini.

Kasus dengan jumlah kerugian negara di

atas 100 miliar adalah kasus pengadaan

b e n i h d i K e m e n t a n . K a s u s i n i

mengakibatkan kerugian negara sekitar

112 miliar rupiah. Para personil PT SHS

telah ditetapkan empat orang sebagai

tersangka. Kasus ini berkaitan dengan

pengadaan ben ih kede la i f i k t i f ,

penggelembungan volume dan harga

kedelai.

Total kerugian negara yang tercatat selama

a k h i r t a h u n 2 0 1 3 s e b e s a r R p .

275.160.906.552. Jumlah ini adalah total

kerugian negara yang dipantau oleh

PUKAT Korupsi FH UGM dari 61 kasus.

Jumlah keseluruhan TCR ini memantau 67

kasus.Terdapat 6 kasus suap, sehingga

untuk mengetahui jumlah kerugian negara

kasus suap tidak diikutsertakan. Seperti

diketahui kasus suap menyuap tidak

mengakibatkan kerugian keungan negara

secara langsung. Jumlah kerugian negara

sekitar 275 miliar bukan jumlah yang kecil,

terlebih ini hanya dari 61 kasus. Total

kerugian negara akibat korupsi pada

periode kedua 2013 di seluruh Indonesia

tentu jauh lebih besar berkali lipat dari

angka tersebut.

E. Lembaga yang Menangani

Pada tengah tahun kedua 2013 lembaga

yang menangani kasus korupsi urutan

pertamanya adalah kejaksaan negeri

sebesar 29,03%. Pada urutan kedua yaitu

KPK sebesar 25,81%. Urutan ketiga adalah

kepolisian daerah sebesar 16,13%.

Kejaksaan negeri menempati urutan

per tama sebaga i l embaga yang

menangani kasus korupsi. Tentu dapat

dipahami karena kejaksaan negeri

terdapat hampir di semua kabupaten dan

kota seluruh Indonesia. Banyak kasus

korupsi di daerah diungkap kejaksaan

negeri, misalnya kasus pengadaan genset

RSUD Karawang, kasus korupsi PNPM di

Malili, dan proyek pengerasan jalan di

kebun PTPN II distrik Sawit Sebrang.

Kasus yang ditangani KPK pada tengah

tahun kedua 2013 diantaranya adalah suap

SKK Migas. Kasus ini telah menyeret Ketua

SKK Migas, Rudi Rubiandini sebagai

tersangka bersama Simon Gunawan selaku

manajer operasional PT Kernel Oil dan

Deviardi seorang swasta. PT Kernel Oil

selalu dimenangkan dalam tender yang

dilakukan SKK Migas dengan memberikan

suap kepada Rudi Rubiandini. Berdasar

pengembangan penyidikan akhirnya

Sekjem Kementerian ESDM, Waryono

Karyo juga ditetapkan sebagai tersangka.

KPK masih mengembangkan kasus ini

karena diduga melibatkan aktor yang

Page 10: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

2Halaman 8

sangat banyak mulai dari para bisnisman

dunia perminyakan sampai politisi di DPR.

Kasus ini harus menjadi momentum

pengusutan mafia minyak yang selama ini

bermain kotor.

Kasus yang ditangani oleh kepolisian

daerah diantaranya adalah kasus korupsi

peningkatan jalan Kebumen yang

ditangani Polda Jateng.

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

KasusPresentase

Jumlah

Kasus Presentase

1 KPK 13 14,78% 8 25,81% 21 17,65%

2 Polisi Resor 0 0,00% 1 3,23% 1 0,84%

3 Polisi Daerah 2 2,27% 5 16,13% 7 5,88%

4

Markas Besar

Polisi Republik

Indonesia

0 0,00% 1 3,23% 1 0,84%

5 Kejaksaan Negeri 13 14,78% 9 29,03% 22 18,49%

6 Kejaksaan Tinggi 11 12,50% 4 12,90% 15 12,61%

7 Kejaksaan Agung 9 10,22% 2 6,45% 11 9,24%

8Pengadilan

TIPIKOR40 45,45% 1 3,23% 41 34,45%

Total 88 100,00% 31 100,00% 119 100,00%

Tabel 5. Lembaga yang Menangani Kasus Korupsi

No. Lembaga

Januari - Juli 2013 Agust 2013 - Jan 2014 1 Tahun Terakhir

Kasus ini melibatkan Kepala Dinas PU

Kebumen, Dwiyono bersama dua orang

swasta Alwanudin Nawawi, Direktur PT

Surya Buana Indah dan Heru Setiadi,

Direktur PT Mega Sarana. Kasus lain adalah

korupsi dana hibah Yayasan Harapan

Bangsa Sejahtera yang diduga dilakukan

Kadar Slamet, anggota DPRD Kota

Bandung.

Hambit Bintih-Bupati Gunung Mas,

Cornelis Nalau-pengusaha, Tubagus

Chaeri Wardana-pengusaha, Susi Tur

Andayani-advokat, dan terakhir Ratu Atut

Chosiyah-Gubernur Banten.

Sebenarnya publik tidak benar-benar

terkejut mendengar berita ditangkapnya

Akil Mochtar oleh KPK. Semenjak Refly

Harun menyampaikan dugaan suap di

Mahkamah Konstitusi pada tahun 2010

publik banyak bertanya-tanya mengenai

integritas Mahkamah Konstitusi. Mencari

KASUS - KASUS STRATEGIS

A. Suap Mahkamah Konstitusi

Kamis 3 Oktober 2013 Indonesia terhenyak

mendengar kabar ditangkapnya Akil

Mochtar, Ketua Mahkamah Konstitusi oleh

KPK. Akil diduga menerima suap berkaitan

dengan pilkada Gunung Mas dan Lebak

yang ditangani Mahkamah Konstitusi. Akil

ditetapkan menjadi tersangka beserta

beberapa orang lainnya diantaranya

Cherun Nisa-anggota DPR RI Fraksi Golkar,

Page 11: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Halaman 9

titik terang dugaan suap di tubuh

M a h k a m a h K o n s t i t u s i a k h i r n y a

dibentuklah tim investigasi. Sayangnya

hasil kerja tim investigasi belum berhasil

membuka tabir perilaku kotor dalam

lembaga anak kandung reformasi itu.

Mahkamah Konstitusi selama masa

reformasi menjadi tumpuan bagi para

pencari keadilan yang merasa hak

konst i tus ionalnya t idak ter jamin.

Kepercayaan rakyat kepada Mahkamah

Konstitusi awalnya sangat tinggi, karena

integritas para hakim konstitusi dipandang

sangat tinggi. Selain itu kinerja lembaga

pengawal konstitusi ini dinilai luar biasa

dengan seringnya mengeluarkan putusan

yang bersifat terobosan demi terwujudnya

keadilan substantif.

Terungkapnya kasus suap Akil Mochtar

menjadi pil pahit bagi Mahkamah

Konstitusi. Namun, pil pahit tersebut bisa

saja menyehatkan Mahkamah Konstitusi

dari kebobrokan internal. Suap di

Mahkamah Konstitusi berkaitan dengan

sengketa hasil pemilihan umum, terlebih

setelah pemilihan kepala daerah menjadi

rezim pemilihan umum yang diikuti

pemindahan yurisdiksi mengadili sengketa

hasil pemilukada dari Mahkamah Agung

kepada Mahkamah Konstitusi.

Terungkapnya kasus Akil Mochtar pada

dasarnya adalah peristiwa hukum biasa.

Namun, ada dampak yang sangat besar

karena Akil Mochtar adalah ketua

Mahkamah Konstitusi. Mahkamah ini

memiliki tugas dan kewenangan yang

sangat besar khususnya sebagai

mahkamah politik. Modus suap yang

terjadi pada kasus Akil harus menjadi

perhatian. Perselisihan hasil pemilihan

umum kepala daerah bisa diputus atas

pengaruh suap yang dilakukan oleh aktor-

aktor partai politik. Pemilu sebagai upaya

memilih pemimpin secara demokratis

menjadi rusak akibat putusan pesanan di

MK. Tentu sangat berbahaya bagi

demokrasi.

B. Korupsi Dinasti Banten

Tubagus Chaeri Wardana seorang

pengusaha yang juga adik Gubernur

Banten Ratu Atut Chosiyah ditetapkan

sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus

suap pi lkada Lebak. Berdasarkan

pengembangan penyidikan KPK juga

menetapkan Ratu Atut Chosiyah sebagai

tersangka dalam kasus suap ini. Tidak

berhenti pada suap pilkada Lebak, KPK

terus mengusut dugaan keterlibatan

Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan dan

Ratu Atut dalam kasus yang lain. Akhirnya

KPK menetapkan Wawan dan Atut sebagai

tersangka pengadaan alat kesehatan

Banten. Lebih lanjut KPK juga menetapkan

Wawan sebagai tersangka dalam Tindak

Pidana Pencucian Uang setelah melakukan

penelusuran berkoordinasi dengan PPATK.

Wawan sebagai Komisaris Utama PT Bali

Pacific Pragama dan Atut sebagai

Gubernur Banten menjadi tersangka dalam

kasus pengadaan alat kesehatan Provinsi

Banten tahun anggaran 2011-2013. Atut

dikenai pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 2 UU

Tipikor sedangkan Wawan dikenai pasal 2

Page 12: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

2Halaman 10

ayat 1 dan atau pasal 3 UU Tipikor. Modus

yang dipakai adalah keduanya secara

bersama-sama melakukan perbuatan

melawan hukum dan atau penyalahgunaan

kewenangan yang mengakibatkan

kerugian negara. Keduanya diduga secara

b e r s a m a - s a m a m e l a k u k a n

penggelembungan harga atau mark up

pengadaan alat kesehatan Provinsi Banten

pada tahun 2011-2013.

Laporan masyarakat tentang korupsi di

Banten sudah banyak disampaikan kepada

penegak hukum. Bahkan ketua KPK

Abraham Samad pernah menyatakan

bahwa korupsi di Banten adalah kejahatan

k e l u a r g a . L e b i h l a n j u t S a m a d

mengutarakan bahwa korupsi di Banten

tidak hanya pada pengadaan alat

kesehatan saja, tetapi juga pada proyek-

proyek infrastruktur dan bantuan sosial.

Kuatnya dinasti Atut di Banten yang

menguasai banyak jabatan publik disinyalir

memudahkan ter jad inya korups i .

Pengawasan baik internal pemerintahan

maupun pengawasan eksternal seakan

tidak berjalan. Keluarga Atut banyak

memiliki unit usaha yang mengerjakan

proyek-proyek daerah. Salah satu proyek

tersebut adalah pengadaan alat kesehatan

yang disidik KPK.

Mencermati korupsi di Banten, Pusat Kajian

Anti (PUKAT) Korupsi FH UGM melihat

bahwa aparat penegak hukum perlu untuk

menyelidiki kemungkinan dinasti lain baik

di tingkat nasional maupun di daerah yang

melakukan kejahatan korupsi dengan pola

serupa.

Dinasti politik baik di tingkat nasional dan

daerah potensial memicu terjadinya

korupsi yang massif karena berkumpulnya

kekuasaan pada segelintir orang. Korupsi

cenderung berbahaya dan semakin

mematikan apabila dilakukan oleh sebuah

dinast i . PUKAT Korupsi FH UGM

mencermati berbagai kasus korupsi yang

dilakukan dinasiti politik. Korupsi oleh

dinasti jauh lebih berbahaya karena

dilakukan dalam beberapa pola:

1. Pengisian jabatan pemerintahan.

Awalnya untuk suatu jabatan, pengisian

dilakukan tidak berdasarkan kapasitas dan

kebutuhan, tetapi jabatan diberikan

kepada orang-orang yang memiliki

hubungan keluarga atau berasal dari

kelompoknya sendiri. Walaupun hal ini

belum tentu korupsi , tetapi bisa

merupakan nepotisme. Lebih berbahaya

lagi adalah dikemudian hari kekuasaan

dalam jabatan tersebut bisa digunakan

untuk kepentingan pemberi karena hutang

budi. Contoh yang banyak terjadi adalah

pengisian jabatan kepada dinas oleh

kepala daerah.

2. Matinya fungsi checks and balances.

Apabila jabatan-jabatan yang saling terkait

diduduki oleh orang yang memiliki

hubungan darah atau semenda, tentu bisa

timbul kemungkinan lemahnya fungsi

checks and balances. Misalnya adalah

suami sebagai ketua DPRD sedangkan

isterinya seorang bupati.

3. Penentuan penerima pekerjaan

pengadaan barang dan jasa.

Page 13: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Halaman 11

Pola korupsi oleh sebuah dinasti banyak

dilakukan dengan memberikan pekerjaan

barang dan jasa kepada unit usaha yang

dimiliki oleh keluarga. Kasus korupsi alat

kesehatan di Banten dicurigai termasuk

dalam pola ini.

4. Membentuk lembaga fiktif yang akan

menerima dana publik. Dana hibah dan

dana bantuan sosial termasuk yang sering

digunakan oleh para kepala daerah untuk

kepentingannya sendiri. Ada yang berupa

korupsi kebijakan, maksudnya adalah

penyalurannya benar tetapi diberikan

hanya kepada kelompoknya sendiri untuk

tujuan politik. Selain itu juga sering

ditemukan dibentuknya lembaga fiktif

untuk menerima dana tersebut.

5. Menerima dana publik melalui lembaga

resmi tetapi dengan cara melawan hukum.

Model lain dari upaya memperoleh dana

publik adalah dibentuk lembaga resmi

yang tujuannya tidak lebih dari menerima

dana publik sedangkan prosedur

penyalurannya banyak yang melawan

hukum.

C. Dana Hibah Persiba Bantul

Kasus korupsi dana hibah Persiba Bantul

diduga merugikan keuangan negara

sebesar Rp 12,5 miliar. Kasus ini telah

menyeret Idham Samawi mantan Bupati

Bantul dan Edi Bowo Nurcahyo mantan

Kepala Kantor Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Bantul sebagai tersangka sejak

Juli 2013. Kerja penegakan hukum oleh

Kejaksaan Tinggi DIY ini menjadi penting

dalam upaya pemberantasan korupsi

khususnya di Yogyakarta.

Sejauh ini belum pernah ada kasus korupsi

yang jumlah kerugiannya besar maupun

pelakunya berasal dari pejabat maupun

tokoh penting diproses oleh penegak

hukum di DIY. Kasus ini menjadi bukti

bahwa penegakan hukum t idak

memandang kedudukan maupun asal usul

orang yang disangka menjadi pelaku.

Kejaksaan Tinggi DIY terus melakukan

p e m e r i k s a a n s a k s i - s a k s i d a n

mengumpulkan alat bukti. Kerja penyidik

tentu harus didukung selama profesional

sesuai aturan. Melihat keterangan

Kejaksaan Tinggi DIY dalam berbagai

kesempatan di media massa, terlihat

Kejaksaan Tinggi DIY telah mendapatkan

cukup alat bukti. Minimal dari dua hal saja

yaitu keterangan para saksi dalam

pemeriksaan dan surat-surat yang

berkaitan dengan dana hibah persiba, yang

sejauh ini sudah diperoleh penyidik

nantinya dapat menjadi alat bukti di depan

pengadilan sesuai KUHAP. Jadi tidak ada

alasan untuk tidak segera menuntaskan

kasus dana hibah Persiba.

Melihat perkembangan kasus ini PUKAT

Korupsi FH UGM mendesak Kejaksaan

Tinggi DIY untuk segera menuntaskan dan

melimpahkannya kepada pengadilan.

Kejaksaan Tinggi DIY harus menjadikan

kasus ini sebagai prioritas, karena kasus ini

menimbulkan kerugian negara yang besar

dan telah menjadi perhatian masyarakat

luas. Profesionalitas dan integritas

Page 14: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

2Halaman 12

Kejaksaan Tinggi DIY akan dilihat dari

penuntasan kasus dana hibah Persiba ini.

PREDIKSI TREND KORUPSI TAHUN 2014

Tahun 2014 adalah tahun politik.

Berdasarkan pengalaman kasus Akil

Mochtar, maka harus tetap diwaspadai

adanya pemanfaatan MK sebagai

pengadilan politik. Demokrasi terancam

apabila mahkamah ini tidak terjaga

integritasnya. Secara tata kelola tentu

kualitas MK patut diapresiasi, tetapi

integritas hakim konstitusi harus

senantiasa dijaga. Selain mengadili

perselisihan hasil pemilihan umum MK

masih memiliki kewenangan lain, yaitu

menguji undang-undang terhadap

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, memutus sengketa

kewenangan lembaga negara yang

kewenangannya diberikan oleh UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

memutus pembubaran partai politik.

Selain itu MK juga memiliki kewajiban

untuk memutus pendapat DPR dalam

pemberhentian Presiden dan/atau Wakil

Presiden. Lembaga yang memiliki

kewenangan dan kewajiban sangat besar

ini harus dikawal integritasnya oleh publik.

Tahun 2014 akan diselenggarakan

pemilihan umum untuk memilih anggota

DPR, DPD, dan DPRD. Selain itu juga akan

dilaksanakan pemilihan umum presiden.

Terdapat diantara anggota legislatif yang

kembali mencalonkan diri.

Akhir 2013 sudah mulai tahapan pemilihan

umum. Kinerja legislasi tidak lagi bisa

diharapkan baik, karena fokus mereka

adalah upaya pemenangan dalam

pemilihan umum mendatang. Tidak hanya

anggota legislatif, dalam jajaran eksekutif

juga sudah terlihat aktif bergerilya

menyambut pemenangan pemilu. Tentu

keadaan ini praktis mengganggu jalannya

roda pemerintahan. Para pemimpin tidak

lagi bekerja memperhatikan rakyatnya,

tetapi memperjuangkan kelompok dan

partainya sendiri.

Salah satu yang perlu diperhatikan

menjelang pemilihan umum adalah

pendanaan partai politik yang berasal dari

sumber tidak sah, khususnya korupsi.

Selain itu juga sangat mungkin akan

banyak fasilitas negara yang digunakan

dalam upaya pemenangan pemilu oleh

para pejabat negara. Sebagai perhatian,

selama ini ditengarai BUMN banyak

dijadikan sebagai sapi perahan partai

politik maupun pejabat negara. Pasal 40

ayat (3) huruf (d) UU Partai Politik melarang

partai politik meminta atau menerima dana

dari badan usaha milik negara, badan

usaha milik daerah, dan badan usaha milik

desa atau sebutan lainnya. Namun, dari

kasus Hambalang bisa menjadi pelajaran

model korupsi politik menggunakan

BUMN. Mulai dari yang paling sederhana

adalah BUMN dimintai sejumlah uang

tertentu oleh para politisi atas pekerjaan

yang berjalan atas bantuan pengaturan

politisi tersebut.

Page 15: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Halaman 13

Menjelang pemilihan umum perlu

diwaspadai pendanaan politik yang tidak

sah berasal dari korupsi berbagai sektor.

Pendanaan politik dari sumber tidak sah

biasanya juga akan dibelanjakan pada pos

pembiayaan tidak sah seperti politik uang.

Beberapa sektor yang rawan mulai dari

korupsi perbankan, pengadaan barang dan

jasa, penerimaan dan belanja negara,

BUMN, pekerjaan umum, pajak, dan cukai.

Saat ini sedang berlangsung upaya untuk

menjadikan BUMN kekayaan negara yang

dipisahkan, salah satunya melalui judicial

review UU Keuangan Negara dan UU

Perbendaharaan Negara. Apabila upaya ini

berhasil tentu perampokan BUMN tidak

lagi menjadi rezim korupsi. Sektor lain yang

sering disinyalir sebagai pundi-pundi

pendanaan pol i t ik adalah sektor

perbankan. Menjelang pemilu 2004 dan

pemilu 2009 selalu terjadi korupsi di sektor

ini sehingga perlu diwaspadai.

Beberapa kasus besar yang belum selesai

pada 2014 bisa menjadi komoditas politik.

Kasus Century, Hambalang, dan kasus

Migas harus menjadi prioritas agar bisa

diselesaikan segera. Semakin lama kasus-

kasus ini tidak tuntas, maka akan terus

menjadi hutang para penegak hukum.

Orang yang bermasalah hukum banyak

yang akan maju lagi menjadi anggota

legislatif. Bagi yang diduga terlibat,

penyelesaian kasus akan memberikan

kejelasan dan kepastian. Bagi publik,

penuntasan kasus akan membuat jelas

siapa saja yang memiliki masalah hukum

dan masih akan maju dalam pemilihan

umum mendatang. Bisa dibayangkan

apabila orang yang memiliki masalah

hukum belum tuntas setelah terpilih

menjadi anggota legislatif kemudian

divonis bersalah. Meskipun bisa dilakukan

mekanisme penggantian antar waktu,

tentu publik akan dirugikan karena sudah

memilih. Oleh karena itulah penting bagi

penegak hukum untuk menjadikan kasus-

kasus ini sebagai prioritas untuk

diselesaikan.

Page 16: 6. Trend Corruption Report Periode Agustus 2013 – Januari 2014

2Halaman 14

PENUTUP

Pada tengah tahun kedua 2013 aktor

korupsi didominasi swasta, pemerintah

daerah, dan BUMN. Sedangkan sektor

pengadaan barang dan jasa menduduki

tempat teratas. Modus merugikan

keungan negera disusul suap menyuap

menempati urutan teratas pada periode

ini. Adapun jumlah kerugian negara

terbanyak antara 1-10 miliar disusul jumlah

dibawah 1 miliar. Lembaga yang

menangani terbanyak adalah kejaksaan

disusul KPK dan kepolisian.

Terlihat jelas betapa mengguritanya tindak

pidana korupsi. Upaya pemberantasan

korupsi harus dilakukan secara luar biasa,

terencana, dan terintegrasi. Tidak kalah

penting adalah pemberantasan korupsi

harus menjadi gerakan seluruh elemen

bangsa mengingat korupsi bukan masalah

hukum semata. Keterlibatan masyarakat

luas menjadi salah satu kunci keberhasilan

pemberantasan korupsi.Yogyakarta, 23

Januari 2014

Salam antikorupsi,

Pusat Kajian Anti (PUKAT) Korupsi Fakultas

Hukum UGM

Zainal Arifin Mochtar

Hasrul Halili

Totok Dwi Diantoro

Oce Madril

Hifdzil Alim

Zaenur Rohman (081802662584)

Fariz Fachriyan