6. e-journal manuscript

18
HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN KEBUGARAN JASMANI PADA KELOMPOK LANSIA BINAAN I Gede Ariguna Wijaya 1 Maskito A. Soerjoasmoro 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Alamat korespondensi: 1 Jalan Tomang Utara No. 8 Grogol, Jakarta Barat. Telp: 08123835791, Email: [email protected] 2 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa, Jakarta Barat, Email: [email protected] ABSTRAK LATAR BELAKANG: Indonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lanjut usia yang disebabkan meningkatnya umur harapan hidup dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah populasi lansia memerlukan perhatian agar mereka tidak hanya berumur panjang tetapi dapat menjadi tua dengan tetap sehat. Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan yaitu dengan melakukan aktifitas fisik secara rutin. Untuk mengetahui hubungan antara hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaan. METODE: 1

Upload: ade-laksono

Post on 15-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

journal

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN KEBUGARAN JASMANIPADA KELOMPOK LANSIA BINAANI Gede Ariguna Wijaya1Maskito A. Soerjoasmoro21Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas TrisaktiAlamat korespondensi:1Jalan Tomang Utara No. 8 Grogol, Jakarta Barat. Telp: 08123835791, Email: [email protected] Kedokteran Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa, Jakarta Barat, Email: [email protected] BELAKANG: Indonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lanjut usia yang disebabkan meningkatnya umur harapan hidup dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah populasi lansia memerlukan perhatian agar mereka tidak hanya berumur panjang tetapi dapat menjadi tua dengan tetap sehat. Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan yaitu dengan melakukan aktifitas fisik secara rutin. Untuk mengetahui hubungan antara hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaan. METODE: Penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan desain potong lintang, mengikutsertakan 94 lansia yang tergabung didalam kelompok lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah. Data diperoleh dari wawancara sesuai dengan kuesioner, pemeriksaan darah, dan pengecekan tekanan darah. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan uji korelasi Pearson. Analisis data menggunakan SPSS 17.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05.HASIL: Analisis bivariat menunjukkan terdapatnya hubungan antara aktifitas fisik dengan tingkat kebugaran jasmani pada lansia (r = 0,272). Terdapat hubungan positif antara faktor-faktor komorbid meliputi hipertensi (r = 0,235) dan diabetes mellitus (r = 0,336) dengan aktifitas fisik senam lansia, namun dari hasil analisis diketahui tidak terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan asam urat (r = 0,036) dan hiperkolesterol (r = -0,010). KESIMPULAN: Penelitian ini menunjukkan terdapatnya hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada lansia. Aktifitas fisik dapat mengurangi faktor-faktor komorbid seperti hipertensi dan diabetes, namun tidak terlihat hubungan yang signifikan dengan asam urat dan hiperkolesterol.Kata kunci: Kebugaran jasmani, senam lansia, komorbid, lansia binaanABSTRACTBACKGROUND: Increasing number of elderly population requires more attention in order to make sure that theyre not only live longer but also healthy. An effort to the health status is by doing physical activity regularly. To determine the relationship between those two aspects, its necessary to conduct a research to determine the relationship between physical activity and physical fitness in elderly. METHODS: This research is using observational analytic study with cross-sectional design, involving 94 elders who are members of the target group in Palmerah subdistrict health center. Data obtained by interviews according to the questionnaire, blood tests, and blood pressure checks. Data were analyzed using Chi-square test, and Pearson correlation test. Data analysis using SPSS 17.0 with significancy level of 0,05. RESULTS: Bivariate analysis showed the presence of the relationship between physical activity and physical fitness in elderly (r = 0,272). Therere also a positive relationship between some comorbid factors including hypertension (r = 0,272) and diabetes melitus (r = 0,336) with physical activity exercise, but the result of analysis showed that therere no relationship between physical activity exercise with uric acid (r = 0,036) and hypercholesterolemia (r = -0,010 ). CONCLUSION: This study shows that there is a positive relationship between physical activity and physical fitness level in elderly. Physical activity can reduce comorbid factors such as hypertension and diabetes on elderly, but no visible significant association seen with gout and hypercholesterolemia.Keywords: physical fitness, comorbid, asisted elderly

PENDAHULUANIndonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lansia karena jumlah penduduk kelompok usia lanjut di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.1 Perubahan struktur usia di Indonesia berkaitan erat dengan peningkatan usia harapan hidup manusia Indonesia yang makin meningkat dari tahun ke tahun.2 Adanya peningkatan jumlah populasi lansia menyebabkan perlunya perhatian pada lansia, agar mereka tidak hanya berumur panjang, tetapi dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia dan tetap sehat (healthy aging).3,4Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada kehidupan lansia, karena menua atau menjadi tua merupakan suatu proses yang akan dialami oleh semua orang dan tidak seorangpun dapat menghindari.4 Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan ialah dengan melakukan aktifitas fisik secara rutin. Selain berfungsi untuk meningkatkan kebugaran jasmani, aktifitas fisik juga memberti penguatan terhadap keselarasan antara mental, emosional dan sosial pada lansia guna meningkatkan derajat kebermaknaan hidup dalam kehidupan hari tua.5,6 Beberapa penelitian meta-analysis telah membuktikan adanya efek positif dilakukannya aktifitas fisik secara teratur terhadap perbaikan kondisi hipertensi pada usia lanjut.7 Suatu studi terhadap kelompok wanita usia lanjut berusia 65 tahun keatas mendapatkan hasil bahwa terjadi penurunan risiko osteoporosis dan instabilitas yang cukup signifikan pada kelompok lansia yang melakukan program aktifitas fisik secara rutin.5 Penelitian ini dirasa perlu dilakukan untuk melihat sisi positif dan negarif serta efektifitas program senam yang dilakukan bersama-sama dalam kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah terhadap kebugaran jasmani pada lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dengan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaan, dalam upaya meningkatkan kebugaran jasmani lansia melali program senam lansia yang dilakukan bersama-sama didalam kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah dan sekitarnya.

METODE PENELITIANPenelitian menggunakan studi observasional analitik dengan menggunakan pendekatan potong silang. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jl. Palmerah Barat No. 120 Jakarta dan dilakukan pada bulan September 2013 Januari 2014. Populasi terjangkau penelitian ini adalah lansia yang tergabung didalam kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah, sedangkan sampel dari penelitian adalah sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi yang antara lainnya: 1) merupakan pria atau wanita berusia 60 tahun dan tergabung didalam kelompok lansia binaan; 2) dapat beraktifitas secara mandiri atau ketergantungan minimal; 3) Mampu berkomunikasi, bisa membaca dan menulis; 4) Bersedia ikut serta dalam penelitian. Kriteria eksklusi penelitian meliputi: 1) lansia yang memilii gangguan jiwa; 2) memiliki gangguan dalam berkomunikasi; 3) memiliki ketergantungan berat dan atau dalam suatu keadaan terminal. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive non-random sampling. Berdasarkan hasil perhitungan, sample yang dibutuhkan penelitian ini adalah 110 orang. Data diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang memuat identitas responden, intensitas senam, dan kuesioner WHO QOL-BREF domain 1: Physical Health. Selain itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan darah meliputi kadar gula darah sewaktu, asam urat, dan kolesterol darah untuk melengkapi data penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan tingkat kemaknaan yang digunakan sebesar 0,05. Untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian digunakan uji statistik Chi-square dan uji korelasi Pearson untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas dan tergantung, dan untuk melihat significancy dari hubungan tersebut.

HASILSeluruh responden pada penelitian ini adalah lansia, yaitu seseorang yang berusia diatas 60 tahun (100%). Usia rata rata responden penelitian adalah 62,25 tahun. Seluruh responden lansia pada penelitian ini berjenis kelamin wanita dan tergabung didalam kelompok lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah. Tabel 5.1. Status pendidikan lansia yang tergabung dalam kelompok lansia binaan. Frekuensi

PendidikanJumlah (n)Persentase (%)

Tidak sekolah2829.8

SD2728.7

SMP1313.8

SMA1617.0

Diploma dan S11010.6

Total94100.0

Dari hasil perhitungan data didapatkan status pendidikan lansia yang paling banyak ialah tidak sekolah sebanyak 28 orang (29.8%), berikutnya lulusan SD sejumlah 27 orang (28.7%), lulusan SMA sebanyak 16 orang (17.0%), lulusan SMP sebanyak 13 orang (13.8%), dan lulusan Diploma dan S1 sebanyak 10 orang (10.6%).Tabel 5.2. Distribusi lansia yang mengikuti senam lansia Frekuensi

Senam LansiaJumlah (n)Persentase (%)

Tidak senam1920.2

Tidak teratur2021.3

2x seminggu5558.5

Total94100.0

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan 55 orang (58.5%) dari 94 lansia mengikuti senam lansia secara teratur 2x dalam seminggu, 20 orang (21.3%) tidak teratur, dan 19 orang (20.2%) tidak mengikuti kegiatan senam. Faktor komorbid yang diperiksa meliputi tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan kadar asam urat. Dilaporkan sebagai berikut: Tabel 5.3. Distribusi faktor komorbid pada responden penelitian Frekuensi

Faktor KomorbidJumlah (n)Persentase (%)

Tekanan darah

Hipertensi derajat 21516.0

Hipertensi derajat 12324.5

Normotensi5659.6

Total94100.0

Gula darah sewaktu

Diabetes88.5

Normal8691.5

Total94100.0

Kolesterol total

Hiperkolesterol3335.1

Normal6164.9

Total94100.0

Asam urat

Meningkat2425.5

Normal7074.5

Total94100.0

Didapatkan dari hasil pemeriksaan tekanan darah, 56 lansia (59.6%) memiliki tekanan darah dalam batas normal, 23 orang (24.5%) memiliki hipertensi derajat 1, dan 15 orang (16%) lansia memiliki Hipertensi derajat 2. Pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan 8 orang (8.5%) menderita penyakit gula darah, dan 86 orang (91.5%) lainnya didapatkan gula darah sewaktu dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan kolesterol total didapatkan 33 orang (35.1%) memiliki kadar kolesterol total darah diatas batas normal, dan 61 orang (64.9%) sisanya dalam batas normal. Pemeriksaan asam urat dalam darah mendapatkan hasil 24 orang (25.5%) lansia terdapat peningkatan kadar asam urat diatas batas normal (6,5 untuk wanita), dan 70 orang (74.5%) sisanya didapatkan kadar asam urat darah di dalam batas normal.Kebugaran Jasmani responden penelitian didapatkan dengan kuesioner WHO-QOL BREF domain Physical Health (domain 1). Skala penilaian menggunakan skala likert. Skala yang digunakan terdiri dari 7 item dengan penyekoran tiap item adalah 1 sampai 5. Maka didapatkan statistik hipotetik berikut: Skor minimal:7 x 1 = 7 Skor maksimal:7 x 5 = 35 Rerata:(35 + 7)/2 = 21 Range:35 7 = 28Tabel 5.4. Skala penilaian kebugaran jasmani dengan skala penilaian likertKategori (Kebugaran Jasmani)AcuanKategorisasi

RendahX < - 1.X < 14

Sedang - 1. X < - 1.14 X 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan / terdapat hubungan negatif antara aktivitas senam dengan kadar asam urat pada lansia. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.364 > 0.05 yang artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara aktifitas senam lansia dengan kadar asam urat darah pada lansia.Tabel 5.10. Demografi hubungan aktivitas senam dengan kolesterol total respondenKolesterol total darahP value

HiperkolesterolNormalTotalChi-squarePearson

n%n%n%

Senam LansiaTidak senam842.101157.901920.21.267.462

Tidak teratur420.01680.02021.27

Teratur2131.183468.825558.51

Hasil analisis menunjukkan 11 responden memiliki kadar kolesterol total darah normal, dan 8 responden memengalami hiperkolesterolemia dari total 19 responden yang sama sekali tidak mengikuti senam lansia. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan nilai probabilitas (sig.) 0.267 > 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan / terdapat hubungan negatif antara aktivitas senam dengan kadar kolesterol total darah pada lansia. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.462 > 0.05 yang artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara aktifitas senam lansia dengan kadar kolesterol total darah lansia.

PEMBAHASANBerdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa total responden penelitian ini berjumlah 94 orang yang seluruhnya merupakan lansia, didapatkan usia rata-rata responden adalah 62,25 tahun. Berdasarkan pada UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang menyebutkan bahwa lansia ialah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.8 Seluruh lansia yang menjadi responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan, dan tergabung didalam kelompok lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah. Pendidikan lansia yang menjadi responden penelitian ini paling banyak tidak sekolah (28 orang), para lansia yang tidak bersekolah tersebut mengaku bahwa pada saat mereka masih usia sekolah, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa bersekolah. Selain itu, didapatkan lansia lulusan SD terbanyak kedua sejumlah 27 orang, lulusan SMA sebanyak 16 orang, lulusan SMP sebanyak 13 orang, dan lulusan diploma/S1 sebanyak 10 orang. Pada penelitian kami di Puskesmas Kecamatan Palmerah, sebagian besar lansia (55 orang) yang tergabung didalam kelompok lansia binaan secara teratur mengikuti senam lansia yang diadakan dua kali seminggu oleh Puskesmas tersebut. Namun dengan berbagai alasan, 20 orang lansia tidak teratur dalam mengikuti kegiatan senam tersebut, dan 19 orang tidak mengikuti kegiatan senam.Kebugaran Jasmani Lansia yang tergabung dalam kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan PalmerahTingkat kebugaran jasmani 94 responden pada penelitian ini didapatkan dengan pengisian kuesioner WHO-QOL BREF domain Physical Health (domain 1) oleh para lansia dibantu para bidan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Palmerah pada saat itu. Skala penilaian tingkat kebugaran jasmani lansia menggunakan skala likert, yang mendapatkan statistik hipotetik penilaian berdasarkan dari 7 poin pertanyaan mengenai kebugaran jasmani dengan penyekoran tiap poin adalah 1 sampai 5. Dari hasil perhitungan data didapatkan 52 orang (55.3%) dari 94 orang responden memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang, 39 orang (41.5%) memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 3 orang (3.2%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah.Hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaanDari hasil perhitungan data didapatkan 52 orang (55.3%) dari 94 orang responden memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang, 39 orang (41.5%) memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 3 orang (3.2%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah. Dari hasil uji korelasi pearson didapatkan nilai (r) = 0,272 yang artinya terdapat korelasi positif kuat antara kebugaran jasmani dan aktifitas senam. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.004 < 0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, terbukti adanya hubungan positif yang signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan kebugaran jasmani lansia.KESIMPULANDari hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Lansia yang menjadi responden penelitian seluruhnya berjenis kelamin perempuan dengan usia rata-rata responden 62,25 tahun; 2) Didapatkan hubungan antara aktifitas senam lansia yang dilakukan secara rutin dilakukan lansia dua kali seminggu dengan tingkat kebugaran jasmani; 3) Terdapat hubungan antara faktor komorbid Hipertensi dengan aktifitas fisik senam lansia; 4) Terdapat hubungan antara faktor komorbid DM dengan aktifitas fisik senam lansia; 5) Tidak terdapat hubungan antara faktor komorbid Asam urat dengan aktifitas fisik senam lansia; 6) Tidak terdapat hubungan antara faktor komorbid Hiperkolesterol dengan aktifitas fisik senam lansia. Berdasarkan keterbatasan peneliti yang dimiliki dalam penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Bagi institusi kesehatan diharapkan dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kebugaran jasmani lansia dengan melakukan senam lansia secara rutin dua kali seminggu. Berupaya meningkatkan pengetahuan lansia-lansia yang berada dibawah ruang lingkup Puskesmas Kecamatan Palmerah mengenai pentingnya mempertahankan kebugaran jasmani di usia tua dengan mengadakan kegiatan penyuluhan maupun promosi kesehatan. Menambah jumlah personil petugas kesehatan yang khusus mengatur maupun mengurus para lansia agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi para lansia itu sendiri dan diharapkan hal tersebut dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia; 2) Bagi masyarakat khususnya para lansia diharapkan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya dengan pola hidup sehat dan tetap berpartisipasi aktif pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dengan upaya meningkatkan kesehatan lansia. Diharapkan dukungan keluarga dari para lansia dalam upaya peningkatan kebugaran jasmani lansia di usia tua; 3) Kami berharap bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga lebih bermakna bagi lansia itu sendiri maupun bagi ilmu pengetahuan.

UCAPAN TERIMA KASIHTerutama ditujukan kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan dana dan dukungan antara lain dukungan dari bagian dan lembaga, para professional yang memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah, dan untuk penguji I maupun penguji II sidang proporsal yang lalu. Karya tulis ini disusun dengan segenap usaha dan tenaga, namun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan karya tulis ini, oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila ada kritik dan saran. Akhir kata semoga penelitian ini berguna baik bagi penyusun sendiri, rekan-rekan kami di tingkat klinik, bagi para pembaca, bagi Puskesmas Kecamatan Palmerah, maupun semua pihak yang membutuhkan.DAFTAR PUSTAKA1. Depkes. Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007 2011. Available at http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Data%20Penduduk%20Sasaran%20Program.pdf Accessed at 27 June 2013.2. Menkokesra. Jumlah Lansia Indonesia. Available at http://www.menkokesra.go.id/content/jumlah-lansia-indonesia-lima-besar-terbanyak-di-dunia Accessed at 28 June 2013.3. Depsos. Penduduk lanjut usia di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. Available at http://www.depsos.go.id Accessed at 28 Juni 2013.4. Munandar AS. Menuju kehidupan lansia yang sejahtera. Farmacia 2003; 3:2-45. Kemmler W, Stengel S,Engelke K. Exercise effects on Bone Mineral Density, Falls, Coronary Risk Factors, and Health Care Costs in Older Women. Arch Intern Med. 2010;170(2):179-185.6. Junaidi S. Pembinaan fisik lansia melalui aktifitas olahraga jalan kaki. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 2011;1(1).7. Cornelissen VA, Fagard RH. Effects of endurance training on blood pressure: a meta analysis of randomized controlled trials. Hypertension. 2005;46(4):667-675.8. Watson, Roger. Perawatan Lansia. Edisi ke-3. Jakarta: ECG 2003