6. bab iv

5
BAB IV PEMBAHASAN Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui prevalensi pigmentasi mukosa bibir pada perokok. Pigmentasi yang di maksud adalah perubahan warna mukosa bibir menjadi kehitaman yang disebabkan oleh karena kandungan rokok yaitu nikotin dan tar. Pada filter rokok yang dihisap mencapai suhu sekitar 30 0 C di permukaan mukosa bibir saat dibakar. Adapun karaktarisrik pigmentasi dinilai berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari, derajat perokok berdasarkan indeks brinkman, cara menghisap rokok dan gambaran pigmentasi mukosa bibir pada perokok. Penelitian ini didapatkan jumlah sampel 92 orang perokok berjenis kelamin laki-laki. Sampel ini diambil berdasarkan karakteristik (purporsif sampling). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebutkan bahwa jumlah perokok Indonesia terbanyak ketiga di seluruh dunia. Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Cina dan

Upload: hastin-as

Post on 11-Feb-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 6. BAB IV

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui prevalensi pigmentasi mukosa bibir

pada perokok. Pigmentasi yang di maksud adalah perubahan warna mukosa bibir menjadi

kehitaman yang disebabkan oleh karena kandungan rokok yaitu nikotin dan tar. Pada filter

rokok yang dihisap mencapai suhu sekitar 300C di permukaan mukosa bibir saat dibakar.

Adapun karaktarisrik pigmentasi dinilai berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari,

derajat perokok berdasarkan indeks brinkman, cara menghisap rokok dan gambaran

pigmentasi mukosa bibir pada perokok.

Penelitian ini didapatkan jumlah sampel 92 orang perokok berjenis kelamin laki-laki.

Sampel ini diambil berdasarkan karakteristik (purporsif sampling). Menurut Organisasi

Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebutkan bahwa jumlah perokok

Indonesia terbanyak ketiga di seluruh dunia. Indonesia berada di peringkat ketiga setelah

Cina dan India, bahwa 4,8 persen dari 1,3 milyar perokok di dunia berasal dari Indonesia.16

Jumlah perokok di Indonesia, juga diperkirakan terus meningkat karena konsumsi

rokok remaja laki-laki yang tahun 1995 hanya 13,7 persen naik menjadi 37,3 persen tahun

2007.16

Pada penelitian tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 92 responden berdasarkan jumlah

rokok yang dihisap terdapat 21 orang atau 22.8% perokok ringan, perokok sedang 55 orang

atau 59.7% dan perokok berat 16 atau 17.3%. Hal ini disebabkan bahwa tingginya konsumsi

rokok di indonesia dan lama merokok dapat menyebabkan pigmentasi pada mukosa bibir. Ini

didukung oleh (World Health Organization/WHO).

Page 2: 6. BAB IV

Pada tabel 5.2 menunjukkan responden terbesar berdasarkan indeks brinkman yaitu

perokok sedang 49 atau 53% dan respoden terkecil adalah perokok berat 15 atau 16.3% dari

92 responden. Kemungkinan disebabkan karena banyaknya informasi mengenai rokok

misalnya iklan di televisi, radio, poster sehingga menyebabkan masyarakat sulit untuk

berhenti merokok. Didukung oleh Global Adult Tobacco Survey (GATS). 21,15.

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 92 responden, responden tertinggi

berdasarkan cara menghisap rokok adalah cara hisapan yang dalam atau sampai faring yaitu

sebesar 47 atau 51.0%. Hal ini dapat menyebabkan rongga mulut dan faring dipenuhi oleh

asap sehingga menyebabkan pigmentasi dan gangguan fungsi sel-sel dalam tubuh.18

Berdasarkan hasil data tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 29

orang atau 31.6% perokok mukosa bibirnya terjadi pigmentasi ringan dan 50 orang atau

58.7% perokok mukosa bibirnya terjadi pigmentasi sedang dan 9 orang atau 9.7% perokok

mukosa bibirnya terjadi pigmentasi berat. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh banyaknya

jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan

berhubungan dengan dalamnya hisapan rokok yang dilakukan. Artinya, makin banyak rokok

yang dihisap, makin lama kebiasaan merokok, makin tinggi kadar tar dan nikotin yang

dihisap, makin dalam seseorang menghisap rokoknya, maka semakin tinggi efek perusakan

yang akan diterima pada mukosa bibir dan tubuh pada perokok..17,18

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok

dan bersifat karisinogenik. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke rongga mulut sebagai uap

padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat.17.

Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan

ketergantunagn psikis. Nikotin merupakan alkaloid yang berbentuk cairan, tidak berwarna,

Page 3: 6. BAB IV

dan mudah menguap. Zat ini dapat berubah warna menjadi coklat dan berbau seperti

tembakau jika bersentuhan dengan udara.17

Seorang perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di

dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi

gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati

bakteri-bakteri penyerang tubuh sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap

perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi.18

Merokok juga menyebabkan penurunan antibodi dalam saliva yang berguna untuk

menetralisir dalam rongga mulut, sehingga terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh.

Hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan jumlah bakteri anaerob menyebabkan rongga

mulut rentang terserang infeksi.17

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa pada perokok banyak mengalami pigmentasi

pada mukosa bibirnya. Hal tersebut ditunjang oleh referensi yang mengatakan telah diketahui

bahwa pada rokok terdapat komponen toksik yang dapat mengiritasi mukosa mulut,

memperlambat penyembuhan luka memperlemah kemampuan fogositosis, serta dapat

mengurangi asupan aliran darah ke gingiva, karena pada rongga mulut terjadi penyerapan zat

hasil pembakaran rokok.17,18

Perawatan yang dilakukan adalah menyuruh pasien untuk berhenti merokok karena

alasan kesehatan. Berhenti merokok biasanya menunjukkan hilangnya melanosis selama

beberapa periode sampai beberapa tahun. Program berhenti merokok dengan konsultasi

kepada dokter maupun dokter gigi dan dibantu oleh lingkungan keluarga akan memberikan

keuntungan.18