5.pratikum hidrolika saluran terbuka

55
PERCOBAAN I “SLUICE GATE” PERCOBAAN A : PENURUNAN ENERGI SPESIFIK DAN KEDALAMAN KRITIS 1. Teori Dasar Secara umum, persamaan yang menyatakan energi spesifik dalam suatu aliran terbuka adalah : E = ...(A.1) ………………………………………………………… Dimana : E = energi spesifik (m) y = kedalaman air (m) u = kecepatan aliran (m/dt) g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt 2 ) Pada kondisi aliran tidak seragam (non uniform flow ) nilai E dapat bertambah atau berkurang. Dalam hal ini kecepatan rerata u = Q/A, dimana Q = debit aliran (m 3 /dt) dan A = luas penampang basah (m 2 ). Sehingga untuk nilai E pada setiap penampang dapat dinyatakan dengan : E = .. …………………………………………………… (A.2) Untuk saluran dengan penampang segi empat dengan lebar dasar b, maka A = b.y dan debit parsatuan lebar q = Q/b, sehingga persamaan (A.2) menjadi : E = ………………………………… (A.3) Pada kondisi kedalaman kritis yc (critical depth ) nilai E adalah minimum (dE/dY = 0), sehingga persamaan (A.3) menjadi :

Upload: priskaramadhanti

Post on 26-Dec-2015

140 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Hidrolika

TRANSCRIPT

Page 1: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PERCOBAAN I

“SLUICE GATE”

PERCOBAAN A : PENURUNAN ENERGI SPESIFIK DAN KEDALAMAN

KRITIS

1. Teori Dasar

Secara umum, persamaan yang menyatakan energi spesifik dalam suatu aliran

terbuka adalah :

E = …………………………………………………………...(A.1)

Dimana :

E = energi spesifik (m)

y = kedalaman air (m)

u = kecepatan aliran (m/dt)

g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)

Pada kondisi aliran tidak seragam (non uniform flow) nilai E dapat bertambah

atau berkurang. Dalam hal ini kecepatan rerata u = Q/A, dimana Q = debit aliran

(m3/dt) dan A = luas penampang basah (m2). Sehingga untuk nilai E pada setiap

penampang dapat dinyatakan dengan :

E = ……………………………………………………..…(A.2)

Untuk saluran dengan penampang segi empat dengan lebar dasar b, maka A =

b.y dan debit parsatuan lebar q = Q/b, sehingga persamaan (A.2) menjadi :

E = ……………………………………(A.3)

Pada kondisi kedalaman kritis yc (critical depth) nilai E adalah minimum

(dE/dY = 0), sehingga persamaan (A.3) menjadi :

atau dapat dinyatakan

g2 = g.y..…………………………………………………..(A.4)

Page 2: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Dari persamaan (A.3) dan (A.4), diperoleh :

E min = …………………………...(A.5)

Pada kondisi kedalaman kritis (yc) dan kecepatan kritis (uc), maka :

q = uc . yc . 1 = uc . yc……………………………….…….(A.6)

Dari persamaan (A.4) dan (A.6), diperoleh :

y3 = ……………………………………..…..(A.7)

Atau dapat dinyatakan dengan :

………………………..………………………(A.8)

Persamaan (A.8) merupakan pernyataan dari bilangan Froude (F), yang mana nilai

F=1 merupakan kondisi E min atau kedalaman aliran adalah ”kritis”.

Kriteria untuk menentukan kondisi aliran adalah sebagai berikut :

F = 1 aliran kritis

F > 1 aliran super kritis

F < 1 aliran sub kritis

2. Peralatan yang digunakan

Y0

V0

H0 atau E0

Yg

Garis Head Total

H1 atau E1

Y1

g2

v0

Q g2

V 21

Permukaan air

Page 3: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

a. Saluran terbuka

b. Meteran taraf

c. Tabung pitot

d. Pintu tegak (Sluice Gate)

3. Cara Kerja

a) Menyiapkan peralatan dan pastikan posisi saluran terbuka horizontal dan posisi

pintu tegak lurus dasar saluran.

b) Mengatur tinggi bukaan pintu (Yg) = 11 mm dari dasar saluran sebagai tinggi

bukaan awal percobaan.

c) Menyalakan motor listrik dan kemudian membuka katub pemasukan agar air

mengalir dalam saluran.

d) Mengatur tinggi muka air dihulu pintu (Y0) = 105 mm, dan pastikan dalam

keadaan konstan.

e) Pada ketinggian Y0 dalam butir (d), ukur dan catat Q, Y1, dan E1.

f) Menaikan tinggi bukaan pintu (Yg) sampai mencapai ketinggian maksimum = 26

mm dengan setiap interval kenaikan = 5 mm. Dalam hal ini ketinggian Y

nilainya dipertahankan seperti dalam butir (d)

g) Setiap kali mengadakan perubahan tinggi bukaan pintu (Yg), ukur dan catat

Q,Y1, dan E1.

4. Tabulasi Data dan Hasil Hitungan :

No Yg Y0 Y1 Q E0 E1

a. Hitung nilai E0 untuk setiap nilai Q.

b. Gambar grafik antara E0 dengan y0 dan y1 untuk memperoleh bentuk kurva pada

kedua sisi energi minimum.

c. Pada grafik butir (b) tambahkan nilai Emin yang dihitung dengan Persamaan (A.5)

untuk nilai Q yang telah diukur.

5. Arahan Pembahasan dan Kesimpulan

Page 4: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

a. Pada nilai Q berapa kedalaman kritis diperoleh ?

b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pertambahan ktinggian aliran pada

energi spesifik (E)?

PENGOLAHAN DATA

Page 5: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Data Percobaan A

NoYg Yo Y1(m) (m) (m)

1 0,014 0,105 0,0082 0,018 0,105 0,01153 0,022 0,105 0,00164 0,026 0,105 0,0017

Tabel Perhitungan Debit

h k Q

(m)   (m^3/dt)

0,05 1,433 0,00080

0,056 1,425 0,00106

0,06 1,420 0,00125

0,066 1,415 0,00158

Dengan :

h = Tinggi air diatas thompson

k = Koefisien Debit (cm1/2/dt)

=

Q = Debit air pada alat ukur Thomson (m3/dt)

Tabel Tinggi Air Pada Tabung Pitot

No

ho h1

(m) (m)

Bawah Atas Bawah Atas1 0,002 0,001 0,078 0,0922 0,001 0,001 0,107 0,104

3 0,002 0,001 0,091 0,0964 0,003 0,002 0,094 0,092

Tabel Kecepatan Pada Tabung Pitot

NoVo V1

Ao A1(m/dt) (m/dt)

1 0.21448 1.4582996 0.00819 0.000622 0.28573 1.2327099 0.00819 0.00078

3 0.26977 1.1314325 0.00819 0.000944 0.21448 1.0477452 0.00819 0.00125

Page 6: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Kondisi Aliran Y0

NoQ b q Yc Yo Vo F Kondisi

(m3/dt) (m) (m2/dt) (m) (m) (m) Aliran[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

1 0.00059 0.078 0.0075 0.00351 0.1050 0.2145 0.2113 Sub kritis2 0.00101 0.078 0.0130 0.00606 0.1050 0.2857 0.2815 Sub kritis3 0.00125 0.078 0.0161 0.00750 0.1050 0.2698 0.2658 Sub kritis4 0.00152 0.078 0.0196 0.00913 0.1050 0.2145 0.2113 Sub kritis

Q : Debit yang melalui saluran (data)b : Lebar saluran (data)q : Q/b

Yc : (q2/g)1/3

Yo : Tinggi muka air di hulu pintu (data)Vo : dataF : Vo/(g x Yo)0,5

Kondisi Aliran

Kondisi Aliran Y1

NoQ b q Yc Y1 V1 F Kondisi

(m3/dt) (m) (m2/dt) (m) (m) (m) Aliran[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

1 0.00059 0.078 0.0075 0.00351 0.0080 1.4583 5.2056 Super kritis2 0.00101 0.078 0.0130 0.00606 0.0100 1.2327 3.9357 Super kritis3 0.00125 0.078 0.0161 0.00750 0.0120 1.1314 3.2976 Super kritis4 0.00152 0.078 0.0196 0.00913 0.0160 1.0477 2.6446 Super kritis

Q : Debit yang melalui saluran (data)b : Lebar saluran (data)q : Q/b

Yc : (q2/g)1/3

Y1 : Tinggi muka air di hilir pintu (data)Vo : dataF : Vo/(g x Yo)0,5

Kondisi Aliran

Page 7: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

NoYg Yo Y1 b Q Vo V1 Vo2/2g V1

2/2g Eo E1

(m) (m) (m) (m) (m3/dt) (m/dt) (m/dt) (m) (m) (m) (m)[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]

1 0.011 0.105 0.0080 0.078 0.00059 0.2145 1.4583 0.00234 0.108 0.1073 0.11642 0.016 0.105 0.0100 0.078 0.00101 0.2857 1.2327 0.00416 0.077 0.1092 0.08753 0.021 0.105 0.0120 0.078 0.00125 0.2698 1.1314 0.00371 0.065 0.1087 0.07724 0.026 0.105 0.0160 0.078 0.00152 0.2145 1.0477 0.00234 0.056 0.1073 0.0720

Perhitungan Energi Spesifik dan Kedalaman Kritis dengan Y0 tetap

Yg = Tinggi bukaan pintu (data)

Y0 = Tinggi muka air di hulu pintu (data)

Y1 = Tinggi muka air di hilir pintu (data)

Q = Debit yang melalui saluran

B = Lebar saluran (data)

V0 = Kecepatan di titik 0 (data)

V1 = Kecepatan di titik 1 (data)

E0 = Energi spesifik di titik 0

E1 = Energi spesifik di titik 1

Grafik antara Eo dan Yo

Eo Yo

Page 8: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

0.1073 0.1050.1092 0.1050.1087 0.1050.1073 0.105

Grafik Hubungan antara Yo dan Eo

0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

0.1070 0.1075 0.1080 0.1085 0.1090 0.1095

Eo

Yo

Hubungan Antara Yo danEo

Page 9: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Grafik antara E1 dan Y1

E1 Y10.1164 0.00800.0875 0.01000.0772 0.01200.0720 0.0160

Hubungan Antara Y1 dan E1

0.0000

0.0200

0.0400

0.0600

0.0800

0.1000

0.1200

0.1400

0.0000 0.0050 0.0100 0.0150 0.0200

E1

Y1

Hubungan Antara Y1 danE1

Tabel Perhitungan Emin

No.

Q b g q Yc Emin

(m3/dt) (m) (m/dt2) (m2/dt) (m) (m)[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1 0.0006 0.078 9.81 0.0075 0.01793 0.02692 0.0010 0.078 9.81 0.0130 0.02579 0.03873 0.0013 0.078 9.81 0.0161 0.02973 0.04464 0.0015 0.078 9.81 0.0196 0.03390 0.0509

Q = Debit yang melalui saluran

b = Lebar saluran (data)

q = Debit persatuan lebar

Yc = kedalaman kritis

Emin = Energi Spesifik minimum

Page 10: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Tabel Energi Spesifik Untuk Q1 = 586.4949 cm3/dt

No Y (cm) A (cm2) Q2 (cm3/dt) V2 (cm/dt) v2/2g E (cm)

1 1.0 7.8 343976.32 5653.79 2.88 3.882 1.5 11.7 343976.32 2512.79 1.28 2.783 2.0 15.6 343976.32 1413.45 0.72 2.724 2.5 19.5 343976.32 904.61 0.46 2.965 3.0 23.4 343976.32 628.20 0.32 3.326 3.5 27.3 343976.32 461.53 0.24 3.747 4.0 31.2 343976.32 353.36 0.18 4.188 4.5 35.1 343976.32 279.20 0.14 4.649 5.0 39.0 343976.32 226.15 0.12 5.12

10 5.5 42.9 343976.32 186.90 0.10 5.6011 6.0 46.8 343976.32 157.05 0.08 6.0812 6.5 50.7 343976.32 133.82 0.07 6.5713 7.0 54.6 343976.32 115.38 0.06 7.0614 7.5 58.5 343976.32 100.51 0.05 7.5515 8.0 62.4 343976.32 88.34 0.05 8.0516 8.5 66.3 343976.32 78.25 0.04 8.5417 9.0 70.2 343976.32 69.80 0.04 9.0418 9.5 74.1 343976.32 62.65 0.03 9.5319 10.0 78.0 343976.32 56.54 0.03 10.0320 10.5 81.9 343976.32 51.28 0.03 10.53

Page 11: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Tabel Energi Spesifik Untuk Q2 = 1011.7955 cm3/dt

No Y (cm) A (cm2) Q2 (cm3/dt) V2 (cm/dt) v2/2g E (cm)             1 1.0 7.8 1023730.07 16826.60 8.58 9.582 1.5 11.7 1023730.07 7478.49 3.81 5.313 2.0 15.6 1023730.07 4206.65 2.14 4.144 2.5 19.5 1023730.07 2692.26 1.37 3.875 3.0 23.4 1023730.07 1869.62 0.95 3.956 3.5 27.3 1023730.07 1373.60 0.70 4.207 4.0 31.2 1023730.07 1051.66 0.54 4.548 4.5 35.1 1023730.07 830.94 0.42 4.929 5.0 39.0 1023730.07 673.06 0.34 5.34

10 5.5 42.9 1023730.07 556.25 0.28 5.7811 6.0 46.8 1023730.07 467.41 0.24 6.2412 6.5 50.7 1023730.07 398.26 0.20 6.7013 7.0 54.6 1023730.07 343.40 0.18 7.1814 7.5 58.5 1023730.07 299.14 0.15 7.6515 8.0 62.4 1023730.07 262.92 0.13 8.1316 8.5 66.3 1023730.07 232.89 0.12 8.6217 9.0 70.2 1023730.07 207.74 0.11 9.1118 9.5 74.1 1023730.07 186.44 0.10 9.6019 10.0 78.0 1023730.07 168.27 0.09 10.0920 10.5 81.9 1023730.07 152.62 0.08 10.58

Tabel Energi Spesifik Untuk Q3 = 1252.5542 cm3/dt

Page 12: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

No Y (cm) A (cm2) Q2 (cm3/dt) V2 (cm/dt) v2/2g E (cm)

1 1.0 7.8 1568892.02 25787.18 13.14 14.142 1.5 11.7 1568892.02 11460.97 5.84 7.343 2.0 15.6 1568892.02 6446.79 3.29 5.294 2.5 19.5 1568892.02 4125.95 2.10 4.605 3.0 23.4 1568892.02 2865.24 1.46 4.466 3.5 27.3 1568892.02 2105.08 1.07 4.577 4.0 31.2 1568892.02 1611.70 0.82 4.828 4.5 35.1 1568892.02 1273.44 0.65 5.159 5.0 39.0 1568892.02 1031.49 0.53 5.53

10 5.5 42.9 1568892.02 852.47 0.43 5.9311 6.0 46.8 1568892.02 716.31 0.37 6.3712 6.5 50.7 1568892.02 610.35 0.31 6.8113 7.0 54.6 1568892.02 526.27 0.27 7.2714 7.5 58.5 1568892.02 458.44 0.23 7.7315 8.0 62.4 1568892.02 402.92 0.21 8.2116 8.5 66.3 1568892.02 356.92 0.18 8.6817 9.0 70.2 1568892.02 318.36 0.16 9.1618 9.5 74.1 1568892.02 285.73 0.15 9.6519 10.0 78.0 1568892.02 257.87 0.13 10.1320 10.5 81.9 1568892.02 233.90 0.12 10.62

Tabel Energi Spesifik Untuk Q4 = 1524.9251 cm3/dt

No Y (cm) A (cm2) Q2 (cm3/dt) V2 (cm/dt) v2/2g E (cm)

Page 13: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

1 1.0 7.8 2325396.45 38221.51 19.48 20.482 1.5 11.7 2325396.45 16987.34 8.66 10.163 2.0 15.6 2325396.45 9555.38 4.87 6.874 2.5 19.5 2325396.45 6115.44 3.12 5.625 3.0 23.4 2325396.45 4246.83 2.16 5.166 3.5 27.3 2325396.45 3120.12 1.59 5.097 4.0 31.2 2325396.45 2388.84 1.22 5.228 4.5 35.1 2325396.45 1887.48 0.96 5.469 5.0 39.0 2325396.45 1528.86 0.78 5.78

10 5.5 42.9 2325396.45 1263.52 0.64 6.1411 6.0 46.8 2325396.45 1061.71 0.54 6.5412 6.5 50.7 2325396.45 904.65 0.46 6.9613 7.0 54.6 2325396.45 780.03 0.40 7.4014 7.5 58.5 2325396.45 679.49 0.35 7.8515 8.0 62.4 2325396.45 597.21 0.30 8.3016 8.5 66.3 2325396.45 529.02 0.27 8.7717 9.0 70.2 2325396.45 471.87 0.24 9.2418 9.5 74.1 2325396.45 423.51 0.22 9.7219 10.0 78.0 2325396.45 382.22 0.19 10.1920 10.5 81.9 2325396.45 346.68 0.18 10.68

Page 14: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Grafik Energi Spesifik Q1, Q2, Q3, dan Q4

Grafik Energi spesifik

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

E(cm)

Y(c

m)

Q1 Q2 Q3 Q4 E=Y

Page 15: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

PERCOBAAN A

Energi pada setiap penampang merupakan total energi pada penampang itu yang

dihitung dengan menggunakan rumus:

E = H +

Diagram energi spesifik diperoleh dari hubungan E dan H. Kedalaman aliran

dimana energi spesifik mencapai harga minimum untuk debit yang ditentukan disebut

dengan kedalaman kritis.

Berdasarkan grafik hubungan energi spesifik, dapat diketahui bahwa setiap debit

memiliki kedalaman kritis yang berbeda, dan kedalaman kritisnya bertambah sebanding

dengan pertambahan debit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bertambahnya ketinggian aliran pada energi

spesifik adalah:

Tinggi muka air

Kecepatan aliran

Dalam satu energi spesifik terdapat dua kedalaman yang berbeda, biasanya

disebut dengan kedalaman alternatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari

dua jenis aliran yang berbeda. Kedalaman yang pertama terjadi pada jenis aliran sub

kritis. Dan kedalaman yang kedua terjadi pada jenis aliran super kritis.

Aliran berupa sub kritis pada saat kedalamannya lebih besar, dan aliran berupa

super kritis pada saat kedalamannya lebih kecil.

Berdasarkan grafik hubungan Eo dengan Yo dapat dilihat bahwa nilai Eo

bergantung pada besar bukaan pintu (Yg dan Yo). Sedangkan nilai Yo sendiri

dipengaruhi oleh Yg dan Q. jika nilai Yg kecil, maka nilai Yo besar, Q bernilai kecil,

sedangkan nilai Eo semakin bertambah besar. Hal ini menunjukkan bahwa Yo

berbanding lurus dengan Eo.

Berdasarkan grafik hubungan E1 dan Y1 dapat dilihat bahwa jika Y1 bernilai

rendah maka energi yang menahan lajunya semakin besar, sehingga mengakibatkan

bertambah besarnya nilai E1 dan semakin kecilnya nilai Q. Besarnya nilai E1 ini

dipengaruhi oleh adanya gaya yang bertolakan dengan arah aliran air pada saluran.

Semakin bertambah besar tinggi bukaan pintu, maka Y1 semakin besar, sehingga energi

yang menahan aliran air semakin kecil yang mengakibatkan nilai E1 kecil dan Q

Page 16: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

bertambah besar. Bila tinggi bukaan pintu hampir setinggi muka air normal, maka akan

terjadi E minimum.

Pada percobaan kali ini perhitungan dilakukan dengan menggunakan dua

perhitungan. Perhitungan yang pertama menggunakan parameter debit sedangkan yang

kedua menggunakan peremeter kecepatan yang diukur dengan tabung pitot. Hal ini

terjadi karena dalam pengambilan data dengan menggunakan parameter debit terdapat

kesalahan dari mahasiswa, sehingga perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan

tabung pitot. Tetapi sebenarnya perhitungan dengan tabung pitot hanya digunakan

sebagai pengontrol saja.

Berdasarkan tabel perbandingan Y1 amatan dengan Y1 hitungan baik yang

dilakukan dengan perhitungan debit maupun perhitungan kecepatan dengan tabung

pitot, ternyata terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Hal ini terjadi karena adanya

kesalahan pada saat pengambilan data. Seharusnya Y1 amatan dengan Y1 hitungan

tidak akan berbeda jauh jika pengambilan data dilakukan dengan baik dan benar,

meskipun perhitungannya dilakukan dengan menggunakan dua cara.

Berdasarkan tabel kondisi aliran pada Yo dapat dilihat bahwa baik perhitungan

berdasarkan debit maupun berdasarkan tabung pitot diperoleh kondisi aliran yang sama

yaitu sub kritis. Sedangkan pada tabel kondisi aliran pada Y1 terdapat perbedaan yang

sangat mencolok. Pada perhitungan dengan menggunakan parameter debit hanya pada

debit yang pertama aliran berupa super kritis sedangkan untuk debit-debit selanjutnya

aliran berupa sub kritis. Sehingga hal ini berpengaruh pada grafik hubungan E1 dengan

Y1, dimana gambar grafik tidak lagi berupa garis lurus tetapi, berupa garis turun naik.

Sedang pada perhitungan dengan menggunakan tabung pitot kondisi alirannya adalah

sama untuk semua debit yaitu super kritis. Kondisi inilah yang sebenarnya sesuai

dengan teori yang ada.

Pada perhitungan kedalaman kritis dengan menggunakan tabung pitot terdapat

kesalahan. Hal ini terjadi karena adanya salah pembacaan pada tabung pitot sehingga

menyebabkan nilai kedalaman kritis berdasarkan perhitungan sangat besar dan melebihi

tinggi air yang sebenarnya.

Pada grafik energi spesifik hanya dibuat satu perhitungan saja yaitu dengan

menggunakan perhitungan debit karena untuk perhitungan dengan menggunakan tabung

pitot mengalami kesulitan pada penentuan energinya.

Page 17: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PERCOBAAN B : DEBIT ALIRAN YANG MELALUI “SLUICE GATE”

1. Teori Dasar

Pengaliran air dibawah “Sluice Gate” mempunyai dua kondisi, yaitu

pengaliran bebas (free flow) dan pengaliran tenggelam (submerged flow). Kondisi

pengaliran bebas dicapai bila aliran didepan pintu adalah subkritis dan dibelakang

pintu adalah super kritis. Untuk kondisi pengaliran tenggelam akan dicapai apabila

kedalam air dibelakang pintu Y1 > Cc . Yg , dalam hal ini Cc = koefisien kontraksi dan

Yg = tinggi bukaan pintu.

a. Pengaliran bebas :

Q = Cd . b . Yg ……………………………………(B.1)

dengan :

Q = debit yang melalui pintu (m3/dt)

Cd = koefisien debit

b = percepatan gravitasi (m/dt)

Yg = tinggi bukaan pintu (m)

Y0 = tinggi muka air dihulu (m)

Cc = koefisien kontraksi = 0,61

b. Pengaliran Tenggelam :

Q = Cd . b . Yg ……………..…………………………(B.2)

Dalam hal ini Y1 adalah kedalam air di hilir pintu.

Menurut Henry H.R, keragaman nilai Cd dengan Yg/Y0 adalah sebagai berikut :

Yg/Yo 0,000 0,105 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700

Cd 0,610 0,600 0,600 0,605 0,605 0,607 0,620 0,640 0,660

Keragaman nilai Cc dengan Yg/Yo menurut T.Brooke Benjamin adalah sebagai

berikut :

Yg/Yo 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500

Cc 0,611 0,606 0,602 0,600 0,598 0,598

Page 18: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

2. Peralatan Yang digunakan

a. Saluran terbuka

b. Meteran taraf

c. Tabung pilot

d. pintu tegak (Sluice Gate)

3. Cara Kerja

a. Siapkan peralatan dan pastikan posisi saluran terbuka horizontal dan posisi pintu

tegak lurus dasar saluran.

b. Aturlah tinggi bukaan pitu (Yg)= …..mm dari dasar saluran sebagai tinggi

bukaan awal percobaan.

c. Nyalakan motor listrik dan kemudian buka katub pemasukan agar air mengalir

dalam saluran.

d. Aturlah tinggi muka air di hulu pintu (Yo)= ……..mm, dan pastikan dalam

keadaan konstan.

e. Pada ketinggian Yo dalam butir (d), ukur dan catat Q,Y1 dan Ho.

f. Naikkan tinggi bukaan pintu (Yg) sampai mencapai ketinggian maksimum =

…..mm dengan setiap interval kenaikan = ……… mm. Dalam hal ini

ketinggian Y nilainya dipertahankan seperti dalam butir (d).

g. Setiap kali menngadakan perubahan tinggi bukaan pintu (Yg), ukur dan catat Q,

Y1, dan Ho.

h. Ulangi prosedur diatas dengan aliran yang konstan, tetapi dengan Yo bervariasi (

minimum 3 variasi

Y0

V0

H0 atau E0

Yg

Garis Head Total

H1 atau E1

Y1

Q

Page 19: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

4. Tabulasi Data dan Hasil Hitungan

No Yg Yo Y1 Q Ao A1 Uo U1 Ho H1

a. Hitung nilai Cd untuk setiap nilai Q.

b. Gambar grafik antara Cd dengan Yg/Yo untuk Yo tetap dan Yg/Yo untuk Q

yang tetap.

5. Arahan Pembahasan dan Kesimpulan.

a. Jelaskan apa pengaruh dari nilai Yg dan Q terhadap Cd ?

b. Parameter apa yang paling berpengaruh terhadap nilai Cd ?

c. Bandingkan nilai Cd hasil percobaan dengan penelitian Henry H.R !

d. Apakah nilai Cc selalu konstan 0,61 ?

Page 20: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PENGOLAHAN DATA

Data Percobaan B

No Yg Yo Y1

(m) (m) (m)1 0.011 0.105 0.0080

2 0.016 0.090 0.0050

3 0.021 0.085 0.0180

4 0.026 0.075 0.0250

Tabel Perhitungan Debit

hk

Q(m) (m3/dt)

0.044 1.444 0.0005860.052 1.430 0.0008820.055 1.426 0.0010120.058 1.423 0.001153

Dengan :

h = Tinggi air diatas thompson

k = Koefisien Debit (cm1/2/dt)

=

Q = Debit air pada alat ukur Thomson (m3/dt)

Tabel tinggi air pada tabung pitot

No

ho h1

(m) (m)

Bawah Atas Bawah Atas1 0.002 0.003 0.113 0.1412 0.004 0.005 0.088 0.092

3 0.005 0.003 0.069 0.0824 0.002 0.003 0.056 0.073

Dengan :h1 = beda tinggi rata-rata pada tabung pitot pada hilir pintuh3 = beda tinggi rata-rata pada tabung pitot pada hilir loncatan

Tabel Perhitungan Debit

Page 21: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

hk

Q(m) (m3/dt)

0.044 1.444 0.0005860.052 1.430 0.0008820.055 1.426 0.0010120.058 1.423 0.001153

Keterangan:Q = K h5/2

Dengan :

h = Tinggi air diatas thompson

k = Koefisien Debit (cm1/2/dt)

=

D =0,19 m

b saluran =0.078 m

Tabel Kecepatan Pada Tabung Pitot

NoVo V1

(m/dt) (m/dt)1 0.214 1.4582 0.286 1.233

3 0.270 1.1314 0.214 1.048

Page 22: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Perhitungan nilai Cd dengan Y0 berubah dan Q tetap

No

Q Yg Yo Y1 Yg/YoCc Cc*Yg Pengaliran Cd

(m3/dt) (m) (m) (m)  [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

1 0.00059 0.011 0.105 0.0080 0.105 0.605 0.00666 Bebas 0.492

2 0.00059 0.016 0.090 0.0050 0.178 0.603 0.00965 Bebas 0.374

3 0.00059 0.021 0.085 0.0180 0.247 0.601 0.01262 Bebas 0.312

4 0.00059 0.026 0.075 0.0250 0.347 0.599 0.01557 Bebas 0.292

Yg = Tinggi Bukaan Pintu Slice Gate (Data)

Y0 = Tinggi Muka Air Hulu (Data)

Y1 = Tinggi Muka Air Hilir (Data)

Cd [5] = Interpolasi Dari Tabel Hendry A.R

Cc [6] = Interpolasi Dari Tabel Brooke Benjamin

Q = Debit Rata – Rata

b = Lebar Saluran

Cd [11] = Koefisien Debit Hasil Perhitungan

Grafik Antara Cd Dengan Yg/Y0 Untuk Setiap Q Tetap

No Yg/Yo Cd1 0.105 0.492

2 0.178 0.374

3 0.247 0.312

4 0.347 0.292

Grafik Hubungan antara Yg/Yo dengan Cd dengan Yo berubah dan Q tetap

0.000

0.100

0.200

0.300

0.400

0.500

0.600

0.000 0.100 0.200 0.300 0.400

Yg/Yo

Cd

Grafik Hubungan antara Yg/Yo dengan Cd dengan Yo berubah dan Q tetap

Page 23: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Perhitungan Nilai Cd dengan Y0 tetap dan Q berubah

No

Q Yg Yo Y1Yg/Yo Cc Cc*Yg Pengaliran Cd

(m3/dt) (m) (m) (m)[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

1 0.00059 0.011 0.105 0.0080 0.105 0.605 0.00666 Tenggelam 0.492

2 0.00088 0.016 0.105 0.0050 0.152 0.603 0.00965 Tenggelam 0.517

3 0.00101 0.021 0.105 0.0180 0.200 0.602 0.01264 Bebas 0.473

4 0.00115 0.026 0.105 0.0250 0.248 0.601 0.01563 Bebas 0.454

Yg = Tinggi Bukaan Pintu Slice Gate (Data)

Y0 = Tinggi Muka Air Hulu (Data)

Y1 = Tinggi Muka Air Hilir (Data)

Cd [5] = Interpolasi Dari Tabel Hendry A.R

Cc [6] = Interpolasi Dari Tabel Brooke Benjamin

Q = Debit Rata – Rata

b = Lebar Saluran

Cd [11] = Koefisien Debit Hasil Perhitungan

Grafik Antara Cd Dengan Yg/Y0 Untuk Setiap Q Tetap

No Yg/Yo Cd1 0.105 0.492

2 0.152 0.517

3 0.200 0.473

4 0.248 0.454

Grafik Hubungan antara Yg/Yo dengan Cd dengan Yo berubah dan Q tetap

0.440

0.460

0.480

0.500

0.520

0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300

Yg/Yo

Cd

Grafik Hubungan antara Yg/Yo dengan Cd dengan Yo berubah dan Q tetap

KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

Page 24: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

HASIL PERCOBAAN B

1. Kesimpulan hubungan Yg/Yo terhadap nilai Cd

a. Untuk Yo tetap

Nilai Cd akan semakin besar apabila Q semakin besar

Nilai Cd dipengaruhi oleh tinggi muka air di hulu (Yo), dimana semakin

besar Yg/Yo maka akan diperoleh nilai Cd yang semakin kecil.

b. Untuk Q tetap

Nilai Cd akan semakin kecil jika nilai Yo semakin kecil. Pada kedua

hubungan antara Yg/Yo dengan Cd didapatkan pola yang hampir sama,

hal ini disebabkan karena variasi Yg yang sama baik untuk Yo tetap dan

Q tetap.

2. Parameter yang paling berpengaruh terhadap nilai Cd, antara lain :

Tinggi bukaan pintu (Yg)

Ketinggian muka air dihulu (Yo)

Debit aliran (Q)

Hal ini sesuai dengan rumus Cd, yaitu :

a. Untuk pengaliran bebas :

Cd =

a. Untuk pengaliran tenggelam :

Cd =

Keterangan :

Q = debit yang melalui pintu ( cm3/dt )

Cd = koefisien debit

b = lebar saluran ( 7,8 cm )

g = percepatan gravitasi ( 9,81 m2/dt )

Yg = tinggi bukaan pintu ( m )

Yo = tinggi muka air di hulu ( m )

Cc = koefisien kontraksi

Dari rumus tersebut diatas dapat diketahui bahwa dengan berubahnya nilai Yo

dan Yg akan berpengaruh pada nilai Y1 dan secara langsung akan berpengaruh

pada nilai Q yang pada akhirnya mempengaruhi nilai Cd.

Page 25: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Jika nilai Q besar, maka nilai Cd akan besar dan sebaliknya jika

nilai Q kecil, nilai Cd pun akan kecil.

3. Perbandingan nilai Cd hasil perhitungan dengan penelitian Henry H.R

Nilai Cc di hitung berdasarkan pada tabel keseragaman nilai Cc dengan Yg/Yo

menurut T. Brooke Benjamin yaitu :

Yg/Yo 0,000 0,105 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700

Cd 0,610 0,600 0,600 0,605 0,605 0,607 0,620 0,640 0,660

Dari perbandingan tersebut diatas ternyata nilai Cd hasil perhitungan dengan nilai

Cd Henry sedikit berbeda.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena :

Faktor ketelitian.

Faktor kesabaran sewaktu melakukan percobaan.

Faktor keterbatasan waktu.

4. Penyebab nilai Cc tidak selalu konstan = 0,61 , yaitu :

Karena nilai Cc tidak tergantung pada nilai Yg (tinggi bukaan pintu) dan

Yo (tinggi muka air dihulu)

Nilai Cc di hitung berdasarkan pada tabel keseragaman nilai Cc dengan Yg/Yo

menurut T. Brooke Benjamin yaitu :

Yg/Yo 0,1071 0,1667 0.2500 0,3750 0,5833

Cc 0,6060 0,6033 0,5995 0,5939 0,5845

Jika nilai Yg/Yo telah didapatkan maka nilai Cc dapat diketahui dengan cara

interpolasi.

PERCOBAAN C : LONCATAN HIDRAULIK

1. Teori Dasar

Page 26: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Dalam percobaan “Sluice Gate” ini pengaliran diatur sampai dihasilkan

kondisi aliran berubah secara cepat (rapid flow). Dengan demikian, pada bagian hilir

pintu terbentuk loncatan air.

Perbandingan kehilangan tinggi ( ∆H ) dengan kedalaman sebelum

loncatan (Yg) drumuskan seperti berikut :

=

…………………………………………….(C.1)

Dalam hal ini Yb adalah kedalaman air setelah loncatan hidrolik. Gaya

aliran pada suatu penampang dalam saluran terbuka dirumuskan seperti berikut :

F = …………………………………………….(C.2)

Dengan :

F : gaya aliran (N )

ρ : rapat massa ar ( Kg /m3 )

b : lebar saluran ( m )

y : kedalaman aliran ( m )

Q : debit aliran ( m3/dt )

g : percepatan gravitasi ( m/dt2 )

2. Peralatan Yang Digunakan

a. Saluran terbuka

b. Meteran taraf

c. Tabung pitot

d. Pintu tegak ( sluice gate )

3. Cara kerja

a. Siapkan peralatan dan pastikan posisi saluran terbuka horisontal dan posisi pintu

tegak lurus dasar saluran.

Page 27: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

b. Nyalakan motor listrik dan kemudian buka katub pemasukan agar air mengalir

dalam saluran.

c. Aturlah tinggi muka air di ulu pintu ( Yo ) = ….. mm dengan ( Yg ) = ……..mm,

dan pastikan dalam kondisi konstan.

d. Aturlah tinggi bukaan pintu ( Yg ) sampai membentuk loncatan hidroulik di

tengah-tengah antara pintu dan tail gate.

e. Ukur dan catat nilai Y1,Y2, H1, H2, dan Q

f. Ulangi prosedur di atas dengan Yo dan Yg bervariasi ( minimum 5 variasi ).

Perhatikan pada loncatan kecil, air tidak bergolak tetapi membentuk gelombang

tegak yang mulus ( loncatan tidak bergelombang ).

No Yg Yo Y1 Y3 Q A1 A3 U1 U3 H1 H3 H / Y1

4. Tabulasi Data dan Hasil Perhitungan

a. Hitung gaya aliran pada kedua sisi loncatan ( Fa dan Fb )

b. Hitung U1 dan gambar grafik hubungan antara U12/g . Y1 dan Y3/Y1.

c. Hitung H/Y1 Dan gambar grafik hubungan antara H/Y1 dan Y3/Y1.

d. Hitung Yc dan ujilah apakah Y1Yc Y3.

5. Arahan pembahasan dan kesimpulan.

a. Apakah gaya aliran pada kedua sisi loncatan sama ?

b. Apakah kurva energi spesifik menunjukkan kehilangan sebanding dengan

H/Yc ?

c. Sarankan suatu aplikasi loncatan hidroulik yang mana energi masih dalam batas

toleransi, dan kemana energi tersebut berpindah ?

Catatan Khusus :

a. Maksimum bukaan pintu ( Yg ) adalah 35 mm

Page 28: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

b. Nilai setiap parameter percobaan yang belum terisi di tentukan oleh asisten

masing-masing.

Page 29: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PENGOLAHAN DATA

Data Percobaan C

No Yg Yo Y1 Y3

(m) (m) (m) (m)1 0.011 0.105 0.0080 0.04402 0.016 0.095 0.0050 0.05003 0.021 0.085 0.0180 0.05304 0.026 0.075 0.0250 0.0550

Data Tinggi air pada Loncatan hidrolis

NoJarak

loncatan Ya Yb(cm) (m) (m)

1 450 - 476 0.008 0.0332 420 - 480 0.005 0.0423 400 - 423 0.018 0.0454 400 - 427 0.025 0.05

Tabel Perhitungan Debit

hk

Q(m) (m^3/dt)

0.044 1.444 0.000590.052 1.430 0.000880.055 1.426 0.001010.058 1.423 0.00115

Dengan :

h = Tinggi air diatas thompson

k = Koefisien Debit (cm1/2/dt)

=

Q = Debit air pada alat ukur Thomson (m3/dt)

Tabel Tinggi Air Pada Tabung Pitot

Page 30: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

No

h1 h3

(m) (m)

Bawah Atas Bawah Atas

1 0.113 0.141 0.004 0.0062 0.066 0.074 0.061 0.064

3 0.060 0.017 0.008 0.0074 0.036 0.006 0.006 0.006

Tabel Kecepatan Pada Tabung Pitot

NoV1 V3

(m/dt) (m/dt)1 1.458 0.3012 1.090 1.032

3 0.815 0.3674 0.606 0.329

Dengan :h1 = beda tinggi rata-rata pada tabung pitot pada hilir pintuh3 = beda tinggi rata-rata pada tabung pitot pada hilir loncatan

Page 31: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Tabel Perhitungan Loncatan Hidrolik

No

Yg Yo Y1 Y3 Q V1 V3 V12/2g V3

2/2g H1 H3

(m) (m) (m) (m) (m) (m/dt) (m/dt) (m) (m) (m) (m)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]

1 0.011 0.105 0.0080 0.0440 0.00059 1.458 0.301 0.10839 0.00461 0.1164 0.0486

2 0.016 0.095 0.0050 0.0500 0.00088 1.090 1.032 0.0606 0.05426 0.0656 0.1043

3 0.021 0.085 0.0180 0.0530 0.00101 0.815 0.367 0.03381 0.00685 0.0518 0.0599

4 0.026 0.075 0.0250 0.0550 0.00115 0.606 0.329 0.01871 0.00551 0.0437 0.0605

Dengan :

Yg : tinggi bukaan pintu

Yo : tinggi muka air di hulu pintu

Y1 : tinggi muka air di hilir pintu

Y3 : tinggi muka air pada section 3

V1 : kecepatan di hilir pintu

V3 : kecepatan di section 3

H1 : tinggi energi di hilir pintu

H3 : tinggi energi di section 3

Page 32: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Perhitungan Gaya Aliran

No

Q Ya Fa Yb FbYb/Ya

(m3/dt) (m) (dyne) (m) (dyne)

[1] [2] [3] [4] [5] [6]1 0.00059 0.008 0.00058 0.033 0.00055 4.1252 0.00088 0.005 0.00200 0.042 0.00091 8.4003 0.00101 0.018 0.00085 0.045 0.00107 2.5004 0.00115 0.025 0.00092 0.05 0.00130 2.000

Dengan :

Q : Debit aliran ( data )

b : Lebar Saluran ( data )

: masa jenis air ( data )

g : percepatan gravitasi ( data )

Ya : kedalaman air sebelum loncatan ( data )

Yb : kedalaman air setelah loncatan ( data )

Fa : gaya aliran sebelum loncatan

Fb : gaya aliran air setelah loncatan

Perhitungan Hubungan Antara V12/g.Y1 dan Y3/Y1

Q g b Y1 Y3 V1 V12/(gY1) Y3/Y1

(m) (m/dt2) (m) (m) (m) (m/dt) (m)  

0.00059 9.81 0.078 0.0080 0.0440 1.458 27.0978 5.5000

0.00088 9.81 0.078 0.0050 0.0500 1.090 24.2414 10.0000

0.00101 9.81 0.078 0.0180 0.0530 0.815 3.7571 2.9444

0.00115 9.81 0.078 0.0250 0.0550 0.606 1.4971 2.2000

Grafik Hubungan antara (V1^2)/(g*Y1) dan Y3/Y1

0.0000

5.0000

10.0000

15.0000

20.0000

25.0000

30.0000

0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.0000 12.0000

Y3/Y1

(v1^2)/

(g*Y

1)

Grafik Hubungan antara (V1̂2)/(g*Y1) dan Y3/Y1

Page 33: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Perhitungan hubungan antara H/Y1 dan Y3/Y1

NoYg Yb Y1 Y3

Y3/Y1∆H

∆H/Y1(m) (m) (m) (m) (m)[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

1 0.011 0.033 0.0080 0.0440 5.5000 -0.0678 -8.47242 0.016 0.042 0.0050 0.0500 10.0000 0.0387 7.73083 0.021 0.045 0.0180 0.0530 2.9444 0.0080 0.44654 0.026 0.05 0.0250 0.0550 2.2000 0.0168 0.6718

Dengan :

Yg : tinggi bukaan pintu

Yo : tinggi muka air di hulu pintu

Y1 : tinggi muka air di hilir pintu

Y3 : tinggi muka air pada section 3

H : kehilangan energi

Hubungn antara ΔH/Y1 dan Y3/Y1

-10.00-8.00

-6.00-4.00-2.000.00

2.004.006.00

8.0010.00

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

Y3/Y1

AH

/Y1

Hubungn antara ΔH/Y1 dan Y3/Y1

Page 34: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Perbandingan Harga Y1<Yc<Y3

NoQ b Y1 Yc Y3 Hidrolic

Jump(m3/dt) (m) (m) (m) (m)

1 0.00059 0.078 0.0080 0.0179 0.0440 Benar

2 0.00088 0.078 0.0050 0.0235 0.0500 Benar

3 0.00101 0.078 0.0180 0.0258 0.0530 Benar

4 0.00115 0.078 0.0250 0.0281 0.0550 Benar

Dengan :

Q : Debit aliran ( data ) Benar = terjadi loncatan hidrolis

b : Lebar Saluran ( data )

q : debit persauan lebar

Y1 : tinggi muka air di hilir pintu

Y3 : tinggi muka air pada section 3

Yc : kedalaman kritis

Page 35: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Mencari nilai Ec

No

Q Y1 b q YcΔH ∆H/Yc

V1 V12/2g

Ec(m3/dt) (m) (m) (m2/dt) (m)

(m/dt)

(m)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]1 0.00059 0.0080 0.078 0.0075 0.0179 -0.0678 -3.7804 1.458 0.1084 -3.6720

2 0.00088 0.0050 0.078 0.0113 0.0235 0.0387 1.6426 1.090 0.0606 1.7032

3 0.00101 0.0180 0.078 0.0130 0.0258 0.0080 0.3116 0.815 0.0338 0.3455

4 0.00115 0.0250 0.078 0.0148 0.0281 0.0168 0.5971 0.606 0.0187 0.6158

Hubungan Antara Ec Dan ∆H/Y

No Ec ∆H/Yc

1 -3.6720 -3.78042 1.7032 1.64263 0.3455 0.31164 0.6158 0.5971

Hubungan Antara Ec Dan ∆H/Y

-5.00

-4.00

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

-4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00

Ec

Ah

/Yc

Hubungan Antara EcDan ∆H/Y

Page 36: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

PERCOBAAN C

Seperti pada perhitungan percobaan-percobaan sebelumnya, perhitungan pada

percobaan kali ini juga dilakukan dengan menggunakan dua macam perhitungan.

Perhitungan yang pertama menggunakan parameter debit dan menggunakan parameter

kecepatan yang diperoleh melalui perhitungan tabung pitot.

Dari hasil percobaan gaya aliran pada kedua sisi loncatan tidak sama karena

adanya pengaruh kedalaman air sebelum dan sesudah loncatan hidrolik tidak sama serta

pengaruh debit yang ada.

Loncatan hidrolik terjadi bila ada perubahan sifat aliran dari super kritis menjadi

sub kritis. Dalam loncatan hidrolis terjadi kenaikan permukaan air secara tiba-tiba dan

kehilangan energi yang besar. Pada loncatan kecil air tidak bergolak tetapi membentuk

gelombang tegak yang mulus (loncatan tidak bergelombang). Pusaran turbulen yang

terbentuk pada loncatan menarik energi dari aliran utama pusaran tersebut terpecah

menjadi aliran yang lebih kecil sampai mengalir ke hilir, energi direndam ke dalam

panas melalui pusaran-pusaran kecil yang selanjutnya naik karena pecahnya jumlah

gelombang pada permukaan. Udara ini diangkut ke hilir dan terlepas dalam bentuk

gelembung udara yang disebabkan oleh daya apung.

Loncatan hidrolik yang terjadi pada dasar saluran horisontal terdiri dari beberapa

tipe yang berbeda-beda. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Biro Reklamasi

Amerika Serikat, tipe-tipe tersebut dapat dibedakan berdasarkan bilangan Froude.

Untuk F = 1, aliran kritis, sehingga tidak dapat terbentuk loncatan.

Untuk F = 1 sampai 1,7; terjadi ombak pada permukaan air, dan loncatan yang

terjadi dinamakan loncatan berombak.

Untuk F = 1,7 sampai 2,5 terbentuk rangkaian gulungan ombak pada permukaan

loncatan, tetapi permukaan air di hilir tetap halus. Secara keseluruhan kecepatannya

seragam, dan rugi-rugi energinya kecil. Loncatan ini dinamakan loncatan lemah.

Untuk F = 2,5 sampai 4,5 terdapat semburan berosilasi menyertai dasar loncatan

bergerak ke permukaan dan kembali lagi tanpa perioda tertentu. Loncatan ini

dinamakan loncatan berosilasi.

Untuk F = 4,5 sampai 9,0 ; pada ujung-ujung permukaan hilir akan bergulung dan

titik dimana kecepatan semburannya tinggi cenderung memisahkan diri dari aliran.

Loncatan ini dinamakan loncatan tetap.

Page 37: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Untuk F = 9 dan yang lebih besar; kecepatan semburan yang tinggi akan

memisahkan hempasan gelombang gulung dari permukaan loncatan, menimbulkan

gelombang-gelombang hilir, jika permukaannya kasar akan mempengaruhi

gelombang yang terjadi. Loncatan ini dinamakan loncatan kuat.

Adanya loncatan hidrolik dapat mengakibatkan kecepatan aliran turun, dan

tinggi tekan naik. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam aplikasi,

diantaranya:

Sebagai peredam energi pada bendungan saluran dan struktur hidrolis yang lain

untuk mencegah pengikisan struktur di bagian hulur.

Untuk menaikkan kembali tinggi energi / permukaan air pada daerah hilir saluran

pengukur, dan juga menjaga agar permukaan air saluran irigasi tetap tinggi.

Untuk memperbesar tekanan pada lapis bendung, sehingga memperkecil tekanan

angkat pada struktur tembok, dengan memperbesar kedalaman air pada lapis

bendung.

Untuk menunjukkan kondisi-kondisi aliran tertentu, misalnya adanya aliran super

kritis.

Pada grafik hubungan Y3/Y1 dengan Fr menunjukkan hubungan antara

kedalaman sebelum loncatan dan setelah loncatan yang biasanya dinamakan kedalaman

konyugasi. Dan persamaanya dapat ditulis:

=

Panjang loncatan dapat didefinisikan sebagai jarak antara permukaan dengan

loncatan hidrolis sampai suatu titik pada pemukaan gulungan ombak yang segera

menuju ke hilir. Panjang loncatan sulit ditentukan secara teoritis, tetapi telah diselidiki

dengan cara percobaan dan diperoleh persamaan:

L = A(hb – ha)

dimana nilai A bervariasi antara 5,0 sampai dengan 6,9. Tetapi pada tabel perhitungan

diperoleh nilai A perhitungan ternyata tidak sesuai dengan nilai A teoritis. Hal ini

terjadi karena adanya kesalahan pada saat pengambilan data pada saat praktikum.

Salah satu karakteristik dasar loncatan hidrolik adsalah rugi-rugi energi yang

biasanya dinyatakan dengan H. Rugi-rugi energi pada loncatan adalah sama dengan

perbedaan energi spesifik sebelum loncatan dan sesudah loncatan. Perbandingan H/H1

dinamakan rugi-rugi relatif. Karena rugi-rugi relatif merupakan fungsi dari Fr maka

dapat dibuat grafik hubungan anatra H/H1 dengan Fr.

Page 38: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Berdasarkan tabel jenis loncatan dapat diliht bahwa jenis loncatan yang dihitung

dengan menggunakan perhitungan debit ternyata tidak sesuai dengan amatan, hal ini

terjadi karena adanya kesalahan pengambilan data, sehingga dilakukan perhitungan

dengan menggunakan perhitungan kecepatan yang diperoleh dari tabung pitot dan

didapat beberapa jenis loncatan yang diklasifikasikan sesuai dengan toeri maupun

amatan.

Pada perhitungan H dengan menggunakan perhitungan debit terdapat

kesalahan data yang menyebabkan nilai H negatif, secara teori hal ini tidak mungkin,

sehingga dilakukan perhitungan dengan menggunakan kecepatan yang diperoleh dari

tabung pitot.

Secara teori, kurva energi spesifik menunjukkan kehilangan berbanding terbalik

dengan H/Yc, tetapi pada perhitungannya tidak sesuai, hal ini terjadi karena adanya

kesalahan pengambilan data.

Dari tabel perbandingan nilai Y1, Yc, dan Y3, ternyata didapat bahwa nilai Y1,

Yc, dan Y3 tidak memenuhi Y1 < Yc < Y3, baik yang dihitung dengan menggunakan

debit maupun dengan tabung pitot. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan pengambilan

data pada saat praktik.

Page 39: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PERCOBAAN II

“ BROAD-CRESTED WEIR ”

1. Teori dasar

Pada kondisi aliran di hilir “broad-crested weir” tidak mengalami

”obstraction”, hal ini menunjukkan bahwa kondisi aliran diatas weir adalah

maksimum. Dalam kondisi demikian aliran kritis terjadi diatas weir, sehingga dapat

dipakai sebagai dasar mengukur energi spesifik. Bila kecepatan di hulu weir kecil,

maka nilai tinggi kecepatannya (U2/2g) dapat diabaikan dan energi spesifik diatas

wier adalah E H.

Dengan memperhatikan persamaan (A.4) dalam percobaan A, maka untuk

“broad-crester weir” didalam saluran dengan penampang segi empat, berlaku :

atau

Secara umum rumus pengaliran diatas “broad-crested weir” di tulis :

dengan :

Q = debit yang melalui weir (m3/det)

b = lebar weir (m)

H = tinggi air diatas weir (m), dan

Cd = koefisien debit

2. Peralatan

a. Saluran terbuka

b. Meteran taraf

c. Tabung pitot

d. Bendung ambang lebar (Broad-crested weir)

3. Cara kerja :

Page 40: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

a. Siapkan peralatan dan pastikan posisi saluran terbuka dan bendung ambang

lebar horizontal.

b. Alirkan air secara perlahan-lahan sampai melimpah sedikit di atas weir dan

kemudian hentikan aliran air.

c. Ukur dan catat ketinggian air dihulu weir sebagai data batas permukaannya .

d. Alirkan air kembali untuk mendapatkan ketinggian H tertentu diatas weir, dan

kemudian naikkan aliran air untuk mendapatkan data H yang lain sebanyak 4

kali dengan interval kenaikan ( H) = …mm.

e. Pada setiap langkah percobaan ukur dan catat nilai H, Q, Yu, Yc, dan L (panjang

pengempangan, lihat gambar).

f. Pada setiap pengaliran amati secara cermat profil aliran diatas weir.

L

-----------------------------------------------------------------

H

Eu Yu

Yu

h

4. Tabulasi data dan hasil perhitungan.

No Yu (cm) Yc (cm) L (cm) H (cm)

a. Hitung nilai Cd untuk setiap nilai Q.

b. Gambar grafik hubungan Q dan H, Q dan Cd, serta H dan Cd.

c. Buatlah rumus empiris hubungan Q dan H.

5. Arahan pembahasan dan kesimpulan :

Page 41: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

a. Apakah Cd = 1,705 selalu tetap untuk setiap nilai Q ?

b. Apakah aliran diatas weir selalu pararel ?

c. Apakah panjang pengmbangan (L) berpengaruh terhadap nilai Cd ?

Catatan khusus

1. Maksimum interval kenaikan ( H) = 10 mm.

2. Nilai parameter percobaan yang belum terisi ditentukan oleh asisten masing-

masing.

Page 42: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

PENGOLAHAN DATA

Tabel Data Percobaan Broad Crested Weir

NoH Yu Yc L

(m) (m) (m) (m)1 0.105 0.105 0.0000 0.0002 0.133 0.115 0.0080 0.2503 0.121 0.122 0.0140 0.2604 0.129 0.130 0.0180 0.2655 0.137 0.138 0.0250 0.270

Tabel Perhitungan Debit

NoQ

(m3/dt)1 0.004522 0.006453 0.00564 0.006165 0.00674

Perhitungan Koefisien Debit

No

Q Yu L H H3/2 bCd H/L

(m3/dt) (m) (m) (m) (m) (m)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]1 0.00452 0.105 0.000 0.105 0.03402 0.078 1.705 0.000 2 0.00645 0.115 0.250 0.133 0.0485 0.078 1.705 0.5323 0.0056 0.122 0.260 0.121 0.04209 0.078 1.705 0.4654 0.00616 0.130 0.265 0.129 0.04633 0.078 1.705 0.4875 0.00674 0.138 0.270 0.137 0.05071 0.078 1.705 0.507

Keterangan :

Q = Debit air pada alat ukur Thomson ( m3/det )

H = Tinggi air (m)

k = Koefisien debit ( m0,5/dt )

Page 43: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

=1.53077

D = Tinggi dari dasar saluran ke titik terendah dari mercu (m)

B = Lebar alat ukur Thomson bagian hulu

Hubungan Antara Q dan H

Q H0.0045 0.1050.0065 0.1330.0056 0.1210.0062 0.1290.0067 0.137

Grafik hubungan antara Q dan H

0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

0.140

0.160

0.0000 0.0020 0.0040 0.0060 0.0080

Q

H

Grafik hubungan antara Q dan H

Hubungan Q dan Cd

Q Cd

Page 44: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

0.0045 1.7050.0065 1.7050.0056 1.7050.0062 1.7050.0067 1.705

Grafik hubungan antara Q dan cd

1.000

10.000

0.0045 0.0065 0.0056 0.0062 0.0067

Q

Cd

Grafik hubungan antara Q dan cd

Hubungan H dan Cd

H Cd0.105 1.7050.133 1.7050.121 1.7050.129 1.7050.137 1.705

Grafik hubungan antara H dan Cd

1.000

10.000

0.105 0.133 0.121 0.129 0.137

H

Cd

Grafik hubungan antara H dan Cd

PEMBAHASAN DAN KESIMPULANPERCOBAAN BROAD CRESTED WEIR

Page 45: 5.Pratikum Hidrolika Saluran Terbuka

Terjadinya aliran kritis diatas crested weir dapat di jadikan dasar untuk mengukur

energi spesifik. Bila kecepatan di hulu weir kecil maka energi spesifik di atas weir ( E )

= H, karena V2/2g kecil sehingga di abaikan.

Rumus pengakiran di atas weir adalah Q=Cd.b.h2/3 harga Cd di pengaruhi oleh Q

( debit ) tinggi air di atas weir ( H ). Pada percobaan untuk nilai Q yang semakin besar

H semakin besar pulaCd. Nilai panjang pengempangan ( L ) juga berpengaruh pada

nilai Cd. Hal ini karena panjang L semakin kecil H sehingga berpengaruh pada nilai Cd.

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini sebagai berikut.

1) Nilai Cd selalu bervariasi untuk setiap nilai Q.

2) Panjang pengempangan (L) berpengaruh terhadap nilai CD

3) Semakin tinggi ketinggian air diatas weir (H), semakin besar pula debit yang

melalui weir (Q).

4) Semakin besar koefisien debit (Cd), semakin besar pula debit yang melalui weir

(Q).

5) Semakin besar ketinggian air diatas weir (H), semakin besar pula koefisien

debitnya (Cd).

6) Pada percobaan yang telah dilakukan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam

pengamatan terjadi sehingga mengakibatkan jauhnya nilai Cd dari yang

seharusnya. Untuk itu diharapkan pada percobaan berikutnya agar lebih

memperhatikan parameter pengamatan sehingga dapat meminimalisasi

kemungkinan kesalahan tersebut