5.pendahuluan

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Anonim (2002) menopause serta usia lanjut memang sangat berhubungan dengan terjadinya osteoporosis. Pada perempuan yang sudah menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Perubahan hormon ini menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara drastis, sehingga penyerapan kalsium menjadi tidak efisien. Osteoporosis menjadi salah satu ancaman bagi wanita menopause. Dalam peringatan Hari Osteoporosis Nasional beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Dr. Siti Fadilah Supari menyatakan bahwa jumlah warga usia lanjut di dunia maupun nasional makin meningkat. Tahun 2000, jumlah usia lanjut di Indonesia mencapai 7,6% atau 16 juta jiwa. Tahun 2007 jumlah meningkat menjadi 8,4% atau 18,4 juta jiwa, kemudian meningkat lagi di tahun 2008 menjadi 9,3% atau 21,1 juta jiwa. Menurut penelitian Badan Litbang Depkes pada tahun 2005, 1 dari 3 wanita memiliki kecenderungan menderita osteoporosis (keropos tulang ).Selain itu pada Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun 2006,menunjukkan angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) adalah 41,7% dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3% yang berarti 2 dari 5 penduduk 1

Upload: abang-suprianto

Post on 30-Sep-2015

229 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Menurut Anonim (2002) menopause serta usia lanjut memang sangat berhubungan dengan terjadinya osteoporosis. Pada perempuan yang sudah menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Perubahan hormon ini menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara drastis, sehingga penyerapan kalsium menjadi tidak efisien. Osteoporosis menjadi salah satu ancaman bagi wanita menopause.

Dalam peringatan Hari Osteoporosis Nasional beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Dr. Siti Fadilah Supari menyatakan bahwa jumlah warga usia lanjut di dunia maupun nasional makin meningkat. Tahun 2000, jumlah usia lanjut di Indonesia mencapai 7,6% atau 16 juta jiwa. Tahun 2007 jumlah meningkat menjadi 8,4% atau 18,4 juta jiwa, kemudian meningkat lagi di tahun 2008 menjadi 9,3% atau 21,1 juta jiwa. Menurut penelitian Badan Litbang Depkes pada tahun 2005, 1 dari 3 wanita memiliki kecenderungan menderita osteoporosis (keropos tulang ).Selain itu pada Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun 2006,menunjukkan angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) adalah 41,7% dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3% yang berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis.). Hasil analisa Depkes yang dilakukan di 14 propinsi menunjukkan masalah osteoporosis telah mencapai pada tingkat perlu diwaspadai yaitu sekitar 19,7 persen dari jumlah lansia yang ada.

Tingginya angka resiko osteoporosis tersebut, dikatakan Menkes Siti Fadillah Supari dalam acara pencanangan Bulan Osteoporosis Nasional dan Tulang Kuat di Jakarta, Kamis 22 September 2005, salah satu penyebabnya yaitu meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia. Pada tahun 2005, angka harapan hidup masyarakat Indonesia mencapai 67,68 tahun. Faktor lain yang tak kalah penting adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencegah datangnya penyakit itu sendiri. Hal itu ditandai dengan rendahnya konsumsi kalsium rata-rata orang Indonesia, yakni hanya 254 mg per hari (Supari, S,F, 2005).

Selain beberapa faktor diatas, pengetahuan seorang wanita premenopause juga sangat berpengaruh. Pengetahuan khusus sangat diperlukan, terutama pengetahuan mengenai osteoporosis dan asupan kalsium untuk mencegahnya di masa menopause. Wanita premenopause akan lebih mudah mengurangi kecemasan dan mampu melalui masa menopause tanpa banyak keluhan apabila mereka mendapatkan pengetahuan yang faktual dan akurat mengenai osteoporosis (Mustopo, 2005).

Guna mengetahui hubungan mengenai tingkat pengetahuan wanita tentang osteoporosis, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian Hubungan Pengetahuan tentang Osteoporosis dengan Prilaku Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Pre Menopause di Kelurahan Siantan, Kebupaten Pontianak

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan osteoporosis dengan prilaku pencegahan osteoporosis pada wanita pre menopause?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan mengenai osteoporosis terhadap prilaku pencegahan osteoporosis terhadap wanita pre menopause di Kelurahan Siantan, Kabupaten Pontianak.

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengidentifikasi hubungan pengetahuan osteoporosis dengan prilaku pencegahan osteoporosis pada wanita premenopause agar wanita dalam usia premenopause dapat melakukan pencegahan sedini mungkin.

1.4. Hipotesis

Hipotesis dari pertanyaan penelitian yang dapat peneliti rumuskan adalah terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan osteoporosis dengan prilaku pencegahan osteoporosis pada wanita pre menopause di Kelurahan Siantan, Kabupaten Pontianak.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat kepada Penulis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan pengetahuan osteoporosis dengan prilaku pencegahan osteoporosis pada wanita dalam usia premenopause di Kelurahan Siantan, Kabupaten Pontianak

b. Peneliti dapat meningkatkan kemampuan di bidang penelitian serta melatih kemampuan analisis dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.

1.5.2 Manfaat kepada masyarakat

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu agar lebih memperhatikan kesehatannya terutama osteoporosis pada masa premenopause.

1.5.3 Manfaat kepada Dinas Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan masukkan kepada Tenaga Kesehatan dan Dinas Kesehatan dalam membuat kebijakan tentang pentingnya pencegahan osteoporosis pada wanita terutama pada usia premenopause.

3