59678643 buku profesi kependidikan

Download 59678643 Buku Profesi Kependidikan

If you can't read please download the document

Upload: roronoa-wira

Post on 13-Aug-2015

134 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

profesi pendidikan

TRANSCRIPT

BUKU Propesi Pendidikan OLEH : David Sigalingging 57573/ 2010 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011 David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omBAB I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN A. Pendahuluan Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan untuk mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui pendidikan seperti kemampu an intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan memiliki kreatifitas yang ti nggi. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk memperiapan generas i muda yang memiliki kebudayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan meguasai m ega skill yang mantap. Menurut Michael J. Marquard, 1996 (dalam buku Mohd. Surya 1997) menjelang abad 21 ada beberapa perubahan yang akan membawa pengaruh terha dap dunia pendidikan, antara lain ini telah dirasakan adanya perubahan dalam: 1. Lingkungan ekonomi dan social, 2. Lingkungan kerja, 3. Harapan konsumen dan pel anggan, dan 4. harapan pekerja. Menurut Mekagiansar (1996) memsuki abad 21 pendi dikan akan mengalami perubahan paradigma: 1. Belajar terminal ke belajar sepanja ng hayat 2. Dari belajar yang berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holisti c 3. Dari ciri hubungan guru dan murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubun gan kemitraan 4. Dari pengajaran yang menekan pengetahuan skolastik ke kesimpang an focus pendidikan nilai 5. Dari kampanye buta aksara ke kampenye melawan buta teknologi, budaya dan computer. 6. Dari penampilan guru yang terisolasi ke penam pilan tim kerja 7. Dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja s ama David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omB. Penyajian 1. Hakekat Profesi Kependidikan Tenaga kependidikan secara umum ada lah orang-orang yang peduli dengan masalah-masalah kependidikan dan memiliki tug as dan wewenang tertentu di bidang kependidikan. Peraturan pemerintah No. 38/199 2 pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah : Aya t 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Ayat 5 : Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdi diri secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan. : Tenaga pe ndidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan atau me latih peserta didik. : Tenaga pembimbing adalah yenaga pendidik yang bertugas me mbimbing peserta didik. : Tenaga pengajar adalah pendidik yang bertugas utama me ngajar peserta didik : Tenaga pengajar adalah tenaga pendidik yang bertugas utam a melatih peserta didik Pasal 3 Peraturan pemerintah No. 38/1992 menjelaskan ten tang jenis tenaga kependidikan, terdiri atas : Ayat 1 : Tenaga kependidikan terd iri atas tenaga pendidik,pengelola satuan pendidikan, penguji. Ayat 2 Ayat 3 : T enaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih. : Pengelola satua n pendidikan terdiri atas kepala sekolah direktur, rector. 2. Harapan dan Tantan gan Profesi Tenaga Kependidikan Salah satu ciri profesi adalah kontrol yang keta t atas para anggotanya. Suatu profesi ada dan diakui masyarakat karena ada usaha dari orang-orangnya untuk menghimpun diri. Lewat organisasi itu, profesi dilind ungi dan kemungkinan David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om penilik, pengawas, peneliti dan pengembnagan di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajarpenyalahgunaan yang bisa membahayakan keutuhan dan wibawa profesi itu. Kode etik pun disusun dan disepakati oleh para anggotanya. Bagaimana dengan profesi menga jar atau keguruan? Profesi ini termasuk yang bernasib kurang baik. Ada yang ngot ot menyebutnya profesi. Ada juga yang menganggapnya bukan. Ada yang mengambil ja lan tengah dengan menyebut mengajar/keguruan sebagai semi profesional. Kriteria pr ofesi boleh saja diurutkan satu persatu, tetapi percuma. Keguruan tetap saja beg ini, dianggap profesi antara ada dan tiada. Disebut ada, memang ada, terbukti da ri adanya kegiatan belajar mengajar dan ada jutaan guru. Dikatakan tiada, bisa j uga, karena profesi ini tidak jelas defenisinya. Profesi dalam dirinya mengandun g pengertian penyerahan, pengabdian penuh pada suatu jenis pekerjaan yang mengim plikasikan tanggung jawab pada diri sendiri, orang lain dan profesi. Seorang pro fesional bukan hannya berkerja, melainkan ia tahu mengapa dan untuk apa ia berke rja serta tanggung jawab apa yang melekat dalam pekerjaannya. Jadi ia tidak bole h semaunya dalam berkerja. Guru pada jenjang kebawahlah sering menjadi sorotan. Pada mereka, mengajar sebagai suatu kegiatan profesional masih dipertanyakan keb enarannya. Kini situasinya memang sudah lebih baik sehubungan dilakukannya secar a ketat sertifikat mengajar yang hanya membolehkan orang-orang berwenang untuk b erdiri di muka kelas. Ada beberapa hal yang menyebabkan profesi mengajar / kepen didikan suit mengapai posisi tangguh dan terhormat. a. Sulit sekali didefinisika n apa sesungguhnya profesi mengajar itu dan apa bidang garapannya yang khas, ser ta tingkat keahian yang bagaimana yang dituntut. b. Sejarah mengajar dan guru me mang kabur. Dulu siapa saja boleh mengajar dengan tingkat pendidikan apa pun asa l bias tulis baca, dan sekarang sudah ada pembatasannya. c. Penambahan guru seca ra besar-besaran membuat sulitnya standar mutu guru dikontrol dan dijaga d. PGRI cenderung bergerak di pertengahan antara pemerintah dan guru-guru. e. Tuntutan ma syarakat terus meningkat dan berubah membuat guru makin tertantang. keguruan / David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omC. Pengertian Profesi a. Profesi Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan diriny a pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untu k menjabat pekerjaan itu. Istilah profesi, menurut Everest Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi p ekerjaan itu sendiri. Hoyle, (dalam Dedi supriadi, 1997) merupakan salah satu ve rsi tentang ciri-ciri pkok suatu profesi walaupun tidak sepenuhnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dan kondisi kita yaitu: 1. Fungsi signifikan sosial; suatu pro fesi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang benar. 2. Keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keterampil an tertentu. 3. Proses pemrolehan ketrampilan tersebut bukan hanya dilakukan sec ara rutin, melainkan sifat pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang menuntut pemecahan. 4. Batang tubuh ilmu; suatu profesi didasarkan pada suatu d isiplin ilmu yang jelas, sistematis dan ekplisit. 5. Masa pendidikan; upaya memp elajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan keterampilan-keterampilan tersebut m embutuhkan masa latihan yang sama, bertahun-tahun, dan tidak cukup hanya beberap a minggu atau bulan. Hal ini dilakukan sampai tingkat perguruan tinggi. 6. Sosia lisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut juga merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa. 7. K ode etik; dalam memberikan pelayanan kepada client, seorang profesional berpegan g teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om8. Kebebasan untuk memberikan judgment-nya; anggota suatu profesi mempunyai suatu kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya. 9. Tanggung jawab profesional d an otonomi; komitmen suatu profesi adalah klien dan masyarakat. Tanggung jawab p rofesi harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, praktek profesional itu o tonom dari campur tangan pihak luar. 10. Sebagai imbalan dari pendidikan dan lat ihan yang lama, komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka s eorang profesional mempunyai prestise yang tinggi dimata masyarakat dan imbalan yang layak. b. Profesi Guru Besarnya perhatian Depdiknas terhadap guru merupakan penguat terhadap apa yang telah kita sadari selama ini. Guru mempunyai peranan yang amat penting dalam upaya pendidikan, Ronan Brandt dalam tajuk rencana Educa tion Leadership maret lalu mencatat :hamper semua usaha reformasi dibidang pendid ikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru pada akhir nya tergantung kepada guru (Dedi Supriadi, 75:1997). D. Ciri-ciri Guru professio nal Kesadaran akan perlunya peningkatan profesionalisme berlangsung dalam berbag ai bidang pekerjaan. Banyak orang menganggap begitu pentingnya profesionalisme. Tetapi begitu dijabarkan secara operasional kedalam langkah-langkahyang nyata da lam apa dan bagaimananya, tidak gampang, banyak kendala yang dihadapi, mulai pen gertian profesionalisme itu sendiri sampai pada cara untuk meningkatkan profesio nalisme itu. Dalam bidang apapun, profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal, dan tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang mewujudkan profesionalis menya , yaitu: keahlian, komitmen dan skiil yang relevan. Ketiga hal itu pertama -tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan, dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalam jabatan. Karena keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi. Menurut jurnal (dalam Dedi Sup riadi, 1998) untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lim a hal. Pertama, guru mempunyai komitmen pada murid dan proses belajarnya. Ini be rarti bahwa komitmen guru adalah kepada kepentingan siswanya. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omKedua, guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya ser ta cara mengajarkannya kepada siswanya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar murid melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dala m prilaku murid sampai tes hasil belajar. keempat, guru mempu bersifir sistemati s tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru se yogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. E . Profesionalisasi Guru Usaha-usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru? Meningkatkan kualifikasi dan pelatihan mereka adalah penti ng, melalui pendidikan pra-jabatan maupun dalam jabatan. Suatu hal lagi yang men entukan penampilan profesional guru adalah sejauh manakah ia menguasai prinsip-p rinsip pedagogi secara umum mau pun didaktik-metodik secara khusus yang berlaku pada setiap mata pelajaran. Segi lain yang perlu dicatat adalah profesionalisasi harus dipandang sebagaiproses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam masa jabatan termasuk penataran, pembinaan dari org anisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguru an. Penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatakn kualitas calon guru, imbalan, dll. Secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseor ang termasuk guru. Jika demikian, maka usaha peningkatan profesionalisme guru me rupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Dinas Pendidikan atau Yayasan swasta), PGRI, dan ma syarakat. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omBAB II GURU SEBAGAI PROFESI A. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas mengenai harkat dan martabat guru khususnya guru diindonesia, seorang guru harus bias me mahami bagaimana harkat dan martabat seorang guru, dan seorang guru juga harus m empunyai kompetensi untuk menunjukkan keprofesionalnya, guru juga harus bisa mem ahami organisasi dan kode etik guru di Indonesia dan juga bisa memahami, menghay ati dan mengenalkan sikap profesionalnya. B. Materi 1. Hakekat dan martabat guru Guru yang ideal dan profesional merupakan dambaan setiap insan pendidikan, seba b dengan guru yang profesional diharapkan pendidikan menjadi lebih berkualitas. Apabila penghargaan terhadap guru tersebut tidak memadai, Maka harapan atau idea lisme di atas, bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Hal ini berkaitan erat deng an penghargaan masyarakat atau negara terhadap profesi guru. Negara-negara maju memberikan penghargaan yang lebih kepada guru dibanding dengan Indonesia 2. Komp etensi guru Inti dari pendidikan adalah interaksi antara pendidik (guru) dengan peserta didik (murid) dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan adalah komponen-komponen pendidikan yang esensial ( utama). Ketiga komponen pendidikan ini membentuk suatu segitiga, yaitu jika hila ng salah satu komponennya, maka akan hilang hakekat dari pendidikan itu. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omSebagai pendidik, tugas guru pada dasarnya adalah mendidik, yaitu membantu anak didik mengembangkan pribadinya, memperluas pengetahuannya, dan melatih keterampi lannya dalam berbagai bidang. Untuk melaksanakan tugasnya ini dengan baik (efekt if), ada sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru. Kemampuan yang harus dimiliki guru itulah yang dengan disebut kompetensi guru. Bermacam-macam rumusan tentang kompetensi guru telah dikemukakan oleh para ahli. Raths (1964), mengemu kakan 12 kompetensi guru yang dikembangkan oleh guru, yaitu: 1. Explaining, info rming, showing how 2. Instianting, directing, and administering 3. Unifying the group 4. Giving security 5. Claclarifyng attitude, beliefs 6. Diagnosing learnin g problem 7. Making kurikulum meterials 8. Evaluating, recording, reporting 9. E nriching community activies 10. Organizing and arranging classrum 11. Participat ing in school activies 12. Partisipatig in professional and civic life Rumusan l ain tentang kompetensi guru juga dikemukakan oleh para ahli. Sabertian (1994), m engemukakan enam kompetensi guru yang dikembangkan oleh California Council On Te acher Education, keenam kompetensi tersebut adalah: 1. Mempersiapkan segala sesu atu yang berhubungan dengan belajar siswa. 2. Membimbing siswa agar mereka menge rti diri mereka sendiri. 3. Menolong siswa mengerti dan mewujudkan nilai-nilai b udhaya bangsa sendiri. 4. Berpartisipasi secara efektif dalam segala kegiatan se kolah. 5. Membantu memelihara hubungan antara sekolah dan masyarakat. 6. Bekerja atas dasar tingkat profesional. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omSelain dengan tiga kelompok kompetensi yang dikemukakan oleh Depdikbud, Syah (19 99), juga mengemukakan tiga macam kelompok kompetensi yang harus dimiliki guru a gar sukses dalam tugasnya. Ketiga macam kelompok kompetensi ini adalah: a. Kompe tensi Kognitif (kecakapan ranah cipta) Kompetensi ranah cipta ini, menurut Syah (1999), merupakan kompetensi utama yang wajib harus dimiliki oleh setiap guru ya ng profesional. Keterampilan ranah cipta ini meliputi dua katagori keterampilan, yaitu : 1. Kategori pengetahuan kependidikan umum, yang meliputi ilmu pandidika n, ilmu psikologi pendidikan, administrasi pendidikan, dan bimbingan konseling d an pengetahuan kependidikan khusus, meliputi metode mengajar, metode khusus peng ajaran materi tertentu dan teknik evaluasi. 2. Kategori pengetahuan bidang studi , yaitu menguasai materi-materi dari mata pelajaran yang akan diajarkan kepada s iswanya. Penguasaan guru akan materimateri yang akan diajarkan mutlak diperlukan . Dan seyogyanya penguasaan materi tersebut dikaitkan langsung dengan pengetahua n khusus terutama tentang metode khusus dan praktek keguruan. b. Kompetensi Afek tif (kecakapan ranah rasa) Kompetensi ranah afektif ini, menurut syah (1999), me liputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertantu kepada diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan diri ini meliputi : 1. Self-Concept dan self-esteem (konsep diri dan harga diri). Guru yang efektif adalah guru yang memiliki Self-Concept dan self-esteem tinggi. 2. Self-efficacy dan contextual efficacy (efikasi diri dan efikasi kontekstual g uru) efikasi guru adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dal am membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Sedangkan efikasi kontekstua l atau efikasi mengajar adalah keyakinan guru terhadap kemampuannya sendiri dala m membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Sedangkan efikasi kontekstual atau efikasi mengajar adalah keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai penga jar profesional dalam menyajikan materi didepan kelas dan juga dalam mendayaguna kan keterbatasan ruang dan waktu serta peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. 3. Attitude of self-accepiance and others acceplance (sikap terhadap penerimaan diri sendiri dan orang lain). Guru yang efektif adalah guru yang mempunyai sikap David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c ompenerimaan atau sikap positif terhadap diri sendiri. Dengan sikap penerimaan dan sikap positif terhadap diri sendiri, maka akan mudah bagi guru untuk bersikap p ositif, dan bisa memahami dan bisa menerima orang lain, khususnya anak didiknya. c. Kompetensi Psikomotor (kecakapan ranah karsa) Menurut Syah (1999), kompetens i psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasm aniah yang berhubungan dengan pelaksanaan tugasnya sebagai guru. Secara garis be sar, kompetensi ranah karsa ini meliputi : 1. Kecakapan fisik umum, seperti : du duk, berdiri, berjalan, berjabat tangan dan sebagainya yang berhubungan langsung dengan aktifitas mengajar. 2. Kecakapan fisik khusus, seperti : keterampilan ek spresi verbal (berbicara) dan non verbal (contohnya : menulis, memperagakan pros es terjadinya sesuatu, dan memperagakan prosedur melakukan praktis tertentu sesu ai dengan perjalanan verbal). 3. Organisasi Profesional Guru a. Fungsi Organisas i Profesional Keguruan Sebagai telah disebutkan bahwa salah satu kriteria jabata n profesional adalah jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk mnyatukan gerak langkah untuk mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru Republik Ind onesia, lebih dikenal dengan singkatan PGRI. Didirikan di Surakarta tanggal 25 N ovember 1945. Salah satu tujuan dari PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986) selain itu basuni juga menguraikan misi utama PGRI yaitu: 1. Misi politis,/ideologis 2. Misi persatuan/organisatoris 3. Misi profesi 4. Mi si kesejahteraan b. Jenis-jenis organisasi keguruan Disamping PGRI sebagai satu-satunya organisas i guru-guru sekolah yang diakui pemerintah saat ini, ada organisasi sekolah yang disebut Musyawarah Guru David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omMata Pelajaran (MGMP), yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat pada Departem en Pendidikan Nasional. Selain dari pada organisasi tersebut juga ada organisasi resmi di bidang pendidikan, yakni Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) ya ng saat ini mempunyai devisi-devisi, antara lain Asosiasi Bimbingan Dan Konselin g Indonesia (ABKIN), Himpunan Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpu nan Sarjana Bahasa Indonesia (HSPBI) dan lain-lain. 4. Kode Etik Guru a. Pengert ian Kode Etik Setiap profesi mempunyai kode etik, guru sebagai jabatan profesi j uga mempunyai kode etik. Sama halnya dengan kata profesi, penafsiran tentang kod e etik juga belum memiliki pengertian yang sama. Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat. Norma-norma tersebut memberik an petunjuk bagi anggota profesi tantang bagaimana mereka melaksanakan profesiny a, dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka tidak saja dalam melaksanaka n tugas profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku mereka pada umumn ya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat b. Tujuan Kode Etik Menurut Hermawa n (1989) tujuan adanya kode etik adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjunjung tin ggi martabat profesi. 2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota nya. 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 4. Untuk meningkatka n mutu profesi. 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. c. Sanksi Pelangg aran Kode Etik Sanksi yang didapat oleh sesorag yang melanggar kode adalah sanks i moral yang berupa celaan dari rekan-rekannya, dan sanksi yang dianggap terbera t adalah si pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omKode Etik Guru Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa Pendi dikan adalah merupakan suatu bidang Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Ban gsa dan Tanah Air serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pa ncasila dan Undang Undang Dasar 1945 . Maka Guru Indonesia terpanggil untuk menun aikan karyanya sebagai Guru dengan mempedomani dasar dasar sebagai berikut : 1. G uru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun y ang berjiwa Pancasila 2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Ku rikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing masing . 3. Guru mengadakan kom unikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik , tetapi menghind arkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan . 4. Guru menciptakan suasana kehid upan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik baiknya bagi k epentingan anak didik 5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar se kolahnya maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan . 6. Guru seca ra sendiri sendiri dan atau bersama sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu Profesinya . 7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama gur u baik berdasarkan lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan . 8. Guru bers ama sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi Guru Profesional seb agai sarana pengapdiannya. 9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang Pendidikan. 5. Sasaran Sikap Professional Guru Guru merupakan pendidik yang profesional mempunyai citra yang baik di masya rakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat apabila ia layak menjadi panut an atau teladan bagi masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah patut diteladani atau tidak. Ba gaimana guru meningkatkan pelayanannya dan pengetahuannya, memberi arahan dan do rongan kepada anak didiknya, dan bahkan bagaimana cara guru berpakaian, bergaul dengan siswa, teman-temannya, serta anggota masyarakat, serta menjadi perhatian masyarakat. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omWalaupun segala peilaku guru selalu diperhatikan oleh masyarakat, tetapi yang ak an dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus prilaku guru yang berhubungan daen gan profesinya. Hal ini berhubungan denga bagaimana polah tingkah laku guru dala m memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionaln ya. Yakni sikap sikap profesional keguruan terhadap : 1. Sikap terhadap peratuan perundang-undangan Pada butir 9 kode etik guru Indonesia disebutkan bahwa: Guru melakanakan segala kebijakan pemerintuah untuk bidang pendidikan. Kebijakan pend idikan di Negara kita dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Departemen Pe ndidikan dan Kebudayaan.denga mengeluarkan ketentuan ketentuan dan peraturan per auran yang merupakan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh apratnya. 2. Sikap terhadap orgaisasi profesi Guru bersama sama memelihara dan meningkatka n mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. PGRI sebagai or ganisasi profesi memerlukan pembinaan agar lebih berdaya guna dan berhasil sebag ai wadah untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Maka dari itu setia p orang harus memberikan waktu sebagiannya untuk kepentingan pembinaan profesiny a dan semua waktu dan tenaga yang diberikan oleh para anggota ini dikoordinasika n oleh para pejabat organisasi tersebut, sehingga pemanfaatannya mnjadi efektif dan efisien 3. Sikap terhadap teman sejawat Dalam ayat 7 kode etik gutu disebutk an bahwa guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiak awanan social. Itu berarti guru hendaknya kerja dan hendanya menciptakan dan mem elihara semangat kekeluargaan didalam maupun diluar sekolah. 4. Sikap terhadap a nak didik Telah dijelaskan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk me mbentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Tujuan pendidikan na sional dengan jelas dapat dibaca dalam UU No. 2/2989 tentang Sistem Pendidikan N asional yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila 5. Si kap terhadap tempat kerja David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omSuasana yang harmonis disekolah tidak akan terjadi bila personal yang terlibat d idalamnya tidak menjalin hubungan yang baik diantara sesamanya. Penciptaan suasa na kerja menantang harus dilengkapi denagn terjalinnya hubungan yang baik denagn orang tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudnya untuk membina peras serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan 6. Sikap terhadap pemimpin Dalam kerja sama yang dituntut pemimpin tersebut diberikan berupaya tuntutan akan kep atuhan dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka. 7. Sikap te rhadap pekerjaan Kode etik 6 dituntut guru baik secara pribadi maupun secara kel ompok untuk meningkatkan mutu pribadi maupun kelompok untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Profesi guru berhubungan denagn anak didik yang me mpunyai persamaan dan perbedaan yang melayaninya harus memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi, terutama bila berhubungan denagn peserta didik yang mas ih kecil. BAB III PROFESI GURU SEBAGAI JABATAN FUNGSIONAL A. Pendahuluan Pada ba gian ini akan dibahaskan mengenai bagaimana yang dikatakan guru yang ideal dan b agaimana ciri-ciri nya? dan pada bagian ini juga akan di jelaskan tugas, tanggun g jawab dan wewenang seorang guru. Disini juga kita akan memahami apakah guru it u suatu jabatan fungsional., dan kita juga akan mengetahui apakah penghargaan ma syarakat terhadap guru di Indonesia. B. Materi 1. Guru Yang Ideal Guru yang idea l adalah guru yang menguasai kompetensinyasebagai guru. Banyak Rumusan oleh para ahli tentang kompetensi guru, misalnya (dalam Roestiyah, 1989) memberikan sepul uh rumusan tentang kompetensi guru, yaitu : a. Menguasai bahan pelajaran b. Meng elola program belajar mengajar c. Mengelola kelas David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omd. Menggunakan media/sumber belajar e. Menguasai landasan-landasan kependidikan f. Mengelola interaksi belajar mengajar g. Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran h. Mengenal fungsi dan program layanan bibingan dan knsel ing sekolah i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j. Memahami pr insip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan p engajaran. Sedangkan Pulias dan Young (1977) mengemukakan hendaknya guru dapat b erperan sebagai: a. Pembimbing (a guide) b. Guru ( a teacher) c. Modemis, perant ara antar generasi (a bridge beween generation) d. Model ( a model) e. Peneliti ( a searcher) f. Konselor ( a counselor) g. Pencipta ( a creator) h. Empunya kek uasaan, dalam ilmu pengetahuan (an autheory) i. Pembeli inspirasi (an inspirer o f visiora) j. Pekerjaan rutin ( a doer of routine) k. Perantara ( a breaker og c amp) l. Pembawa cerita ( a story teller) m. Actor ( an actor) n. Pembuat desain (a scene designer) o. Pembina Masyarakat ( a buider of community) p. Peserta did ik (a learner) q. Penerima realitas ( a facer of reality) r. Pengikut (emancipat or) s. Pengevaluasi (a evaluator) t. Pengubah (a conserver) u. Peraih cita-cita / puncak (a culmnator) v. Manusia biasa ( a person) David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om2. Tugas Pokok, Tanggung Jawab dan Wewenang Guru Keputusan Menpan nomor 84/1993, Guru adalah pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan dengan tu gas utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah term asuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan m enengah. 3. Penghargaan Masyarakat Terhadap Guru di Indonesia Untuk mendapatkan berpuluh predikat atau peran guru bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini sangat ber kaitan dengan penghargaan masyarakat atau Negara terhadap profesi ini. Negara-ne gara maju memberikan penghargaan yang lebih kpada guru. Supriadi (1999) menginde ntifikasi bahwa gaji guru dinegara maju lebih tinggi antara 111% s/d 235% lebih tinggi dibandingkan gaji pegawai administrasi dan sector industri. Di Belanda ga ji guru 111% lebih tinggi dibadingkan dengan gaji pegawai administrasi, Australi a 116%, Amerika Serikat 128%, Perancis 157%, Selandia Baru 185%. Dibandingkan de ngan sector industri, gaji guru di Australia lebih tinggi, Skotlandia 120%, Amer ika Serikat 125%, Selandia Baru 125%, Belanda 126%, Jerman 213%, Finlandia 234%, dan Swedia 235%. Hasil Survei di Amerika (dalam Sahertian, 1994) menunjukkan ba hwa pekerjaan guru menjadi urutan pertama (31,3) diikuti jabatan perawat (27,1%) pegawai pemerintah (19,1%) pedagang (12,8%) dan ahli hukum (9,7%). Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan di Indonesia, dimana guru atau dosen menjadi pil ihan profesi terakhir setelah pekerjaan lainnya. Dari pengamatan diatas nampakny a idealisme guru tidak dapat dipisahkan dengan imbalan (gaji) penghargaan yang d iperoleh guru. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omBAB IV WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDAHULUAN Materi yang dibahas dalam pok ok bahasan ini mencakup konsep dasar dan pentingnya wawasa bimbingan dan konseli ng dikuasai oleh guru. Oleh sebab itu tujuan dari pokok bahasan wawasan dan bimb ingan konseling agar mahasiswa bias memahami pengertian dan tujuan bimbingan dan konseling, dan mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya bimbingan dan kons eling dalam pendidikan, menjelaskan fungsi dan prinsip bimbingan dan konseling, serta menjelaskan azas-azas bimbingan dan konseling. MATERI A. Penegertian Bimbi ngan dan Konseling Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yan terinteg rasi dalam keseluruhan proses belajar megajar. Bimbingan adalah bantuan yang dib erikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat mandiri, melalui bahan, i nteraksi, nasehat, David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omgagasan ,alat dan asuhan yang di dasarkan atas norma atau nilai-nilai yang berla ku. Sedangkan konseling sebagai suatu usaha memperoleh konsep diri pada individu siswa. Konsep diri meliputi konsep tentang diri, orang lain, pendapat orang lai n tentan diri, tujuan (harapan, kepercayaan diri) serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungan dan masyarakat. (prayitno, 1987). Kegiatan bimb ingan dan konseling disekolah ditetapkan adanya 4 bidang bimbingan dan konseling . Keempat biadang tersebut adalah : 1. Bidang bimbingan pribadi; membantu individu menilai kecakapan, minat bakat, d an karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri secara realistik . 2. Bidang bimbingan sosial; membantu individu menilai dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkunga n sosial yang lebih luas. 3. Bidang bimbingan belajar; membantu individu dalam kegiatan dalam rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai kecakapan atau keterampilan tertentu. 4. Bidang bimbingan karier; membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilih an serta mengambil keputusan berkenaan dengan karier tertentu, baik karier di masa depan maupun karier yang sedang dijalaninya Untuk melaksanakan keempat bidang te rsebut ada tujuh layanan yang diberikan kepada siswa menurut prayitno antara lai n : 1. Layanan orientasi Layanan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman penyes uaian diri siswa terhadap lingkungan sekolah dan atau koponen pendidikan lainnya yang baru dimasuki siswa. 2. Layanan informasi Layananini bertujuan untuk membe kali siswa dengan berbagai hal yang bergunauntuk mengenal diri, dan merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat . 3. Layanan penempatan dan penyaluran Layanan ini bertujuan untuk memberikan la yanan tentang berbgai hal seperti kemampuan, bakat dan minat siswa yang belum te rsalurkan secara tepat. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om4. Layanan pembelajaran Layanan ini bertujuan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok deng an kecepatan dan kesulitan belajarnya serta tuntutan kemampuan yang berguna untu k kehidupan dan pekembangannya. 5. Layanan konseling perorangan Layanan ini dapa t dipecahkan dalam berbagai masalah siswa dan dapat dilaksanakan untuk segenap m asalah siswa secara perorangan. 6. Layanan bimbingan kelompok Layanan ini memugk inkan siswa secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber yang bermanfaa t untuk kehidupan sehari-hari baik secara individu, keluarga dan masyarakat. 7. Layanan konseling kelompok Layanan ini siswa memperoleh kesempatan untuk membaha s dan menuntaskan masalah melalui dinamika kelompok. Agar terlaksananya kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik disekolah diperlukan kegiatan pendukung dal am kaitannya dengan kegiatan bimbingan dan konseling, menurut prayitno (1997) ad alah : 1. Aplikasi intrumen bimbingan dan konseling 2. Konferensi kasus 3. Kunju ngan rumah 4. Alih tangan kasus. B. Latar Belakang Perlunya BImbingan Dan Konsel ing Dalam Pendidikan Berikut akan dikemukakan beragai latar belakang perunya bim bingan dan konseling dalam pendidikan. a. Latar belakang social budaya Perkemban gan dan perubahan social budaya sangat cepat terjadi dalam kehidupan manusia saa t ini, terutama dengan adanya era globalisasi. Perkembangan dan perubahan terseb ut akan mengakibtkan bertambahnya jenis pekerjaan, pendidikan, dan pola yang dit untut untuk mengisi kehidupan tersebut. b. Latar belakang pendidikan David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omSekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan yang penting dalam u saha mendewasakan siswa. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ada tiga bida ng pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan 1. Bidang pengajaran dan kuri kulum 2. Bidang administrasi dan kepemimpinan 3. Bidang layanan bantuan c. Latar belakang psikologis Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perk embangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individupenyesuaian diri serta masalah belajar. Masalah psikologis siswa dapat berupa: 1. Masalah perkembangan individu Pada masalah ini siswa diharapkan dapat memberikan bimbingan dan arahan dalam proses perkembangan mereka. 2. Masalah perbedaan individu Disekolah siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang sama, akan tetapi hasil nya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat, dan malas dalam belajar, kentyataan i ni menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan, sebab melalui kegia tan bimbingan dan konseling perbedaan individu merupakan faktor layanan. 3. Masa lah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku Penyesuaian diri merupakan kelanj utan perubahan individu. Bila individu dapt memenuhi kebutuhan tersebut dan ditu njang oleh lingkungan yang konduksif maka individu dapatmenyesuaikan diri tanpa mengalami masalah. 4. Masalah belajar Individu yang sedang belajar dipngaruhi ol eh berbagai faktor, baik yang berasal dalam diri ataupun luardiri mereka. Faktor dalam maupun luar individu dapat menimbulkan masalah belajar bagi siswa. C. Tuj uan Bimbingan Dan Konseling Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah un tuk membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang e fektif dan produktif dimasyarakat, hidup bersama individu lain serta harmonis an tara cita-cita dengan kemampuan yang ada. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omTujuan bimbingan dan konseling mencakup a. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan sekolah b. Tujuan bimbingan dan konseling untuk siswa c. Tujuan bimb ingan dan konseling untuk guru d. Tujuan bimbingan dan konseling untuk orang tua siswa e. Tujuan bimbingan dan konseling D. Fungsi Bimbingan dan Konseling 1. Fu ngsi pemahaman Fungsi ini merupakan landasan dari kegiatan bimbingan dan konseli ng 2. Fungsi pencegahan Yaitu pelayanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatk an untuk menghindari individu dari permasalahan-permasalahan yang mungkin akan m enimpan individu tersebut, yang identik dengan slogan kesehatan mencegah lebih ba ik dari pada mengobati. 3. Fungsi pengentasan Yaitu pelayanan yan dimanfaatkan u ntuk membantu individu terlepasa dari masalah yang dihadapinya 4. Fungsi pemelih araan dan pengembangan Yaitu pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara dan mengembangkan segala yang baik yang ada pada diri individu, baik berupa pote nsi sebagai bawaan ataupun hasil perkembangan yang diperoleh dari belajar. 5. Fu ngsi advokasi Yaitu pelayanan bimbingan yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan perlindungan pada individu, terhadap tindakan yang tidak adil yang dikenakan kepada mereka, terutama perlindungan terhadap hak pendidikan anak. E. Prinsip-pr insip Bimbingan Dan Konseling a. Prinsip-prinsip umum 1. Sikap dan tingkah laku individu terbentuk dari aspek kepribadian yang unuk dan ruet 2. Pegenalan dan pe mahaman tentang perbedaan merupakan suatu keharusan David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om3. Bimbingan diusahakan untuk dapt mengarahkan individu untuk menolong diri send iri 4. Bimbingan terpusat pada individu siswa b. Prinsip khusus yang berhubungan dengan siswa 1. Pelayan ditunjukkan untuk seluruh siwa 2. Ada kriteria tertentu untuk menentukan perioritas 3. Program bimbingan harus berpusat pada siswa c. P rinsip yang berhubungan dengan guru pebimbing 1. Guru pebimbing harus mampu mela kukan tujuan sesuai dengan kemampuan 2. Guru pebimbing hendaklah dipelihara atas dasar kualifikasi pendidikan, kepribadian, pengalaman dan kemapuan 3. Guru pebi mbing harus dapat kesempatan untuk megembangkan dirinya serta keahlian melalui l atihan dan penataran. d. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan admnistrasi bimbingan 1. Bimbingan dilakukan secara berlanjut 2. Tersedianya kar tu pelayan pribadi 3. Program disesuaikan dengan program sekolah F. Azas-Azas Bimbingan Dan Konseling a. Asas Kerahasiaan, yaitu segala sesuatu y ang dibicarakan peserta didik kepada pembimbing tidak boleh disampaikan kepada o rang lain. b. Asas Kesukarelaan, yaitu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling berla ngsung atas dasar kesukarelaan dari kedua belah pihak, baik dari peserta didik m aupun pembimbing. c. Asas Keterbukaan, yaitu Bimbingan dan Konseling dapat berha sil dengan baik jika peserta didik yang bermasalah mau menyampaikan maslah yang dihadapi kepada pembimbing dan pembimbing bersedia membantunya. d. Asas Kekinian , yaitu masalah yang ditangani oleh Bimbingan dan Konseling adalah masalah sekar ang walaupun ada kaitanya dengan masalah yang lampau dan yang akan dating. Selai n itu juga hendaknya pembimbing sesegerah mungkin menangani masalah peserta didi k. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c ome. Asas Kemandirian, yaitu Bimbingan dan Konseling membantu agar peserta didik d apat mandiri atau tidak tergantung baik kepada pembimbing atau orang lain. f. As as Kegiatan, yaitu Bimbingan dan Konseling harus dapat membantu membangkitkan pe serta didik agar berusaha melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. g. Asas Kedinamisan, yaitu Bimbingan dan Konseling henda knya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baikdan mampu kearah pembaru an pada diri peserta didik. h. Asas Keterpaduan, yaitu Bimbingan dan Konseling h endaknya dapat memadukan aspek kepribadian peserta didik dan proses layanan yang dilakukan. i. Asas Kenormatifan, yaitu usaha Bimbingan dan Konseling harus sesu ai dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adapt, norma hokum a tau Negara, norma ilmu, dan norma kebiasan sehari-hari. j. Asas Keahlian, yaitu Bimbingan dan Konseling adalah layanan professional sehingga perlu dilakukan ole h ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini. k. Asas Ali Tangan,Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar kewenangannya. l. Asas Tutwuri Handayani, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya ke pada peserta didik untuk maju sesuai dengan potensinya. BAB V PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling merupakan suatu program yang terintegrasi dalam keseluruhan proses pembelajaran. Kegiatan bimbingan dan konseling pada da sarnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswa untu k mencapai kemandirian dalam keseluruhan proses kehidupan, baik sebagai individu , anggota kelompok, keluarga atau masyarakat pada umumnya. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omDi sekolah, guru sebagai pengelola proses pembelajaran, sering dihadapakan pada berbagai masalah. Dalam situasi demikian, kadangkala guru tidak dapat mengatasin ya karena adanya keterbatasan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki. Di sisi l ain, guru diharuskan untuk melaksanakan Program Pengajaran, karena itu guru seba gai ujung tombak dalam proses pendidikan memerlukan rekanan kerja untuk menangan i permasalahan para peserta didik, Bila kita teliti pengertian bimbingan dan kon seling terdahulu, maka pada prinsipnya tujuan program bimbingan dan konseling se cara umum dan luas di sekolah adalah untuk membantu peserta didik dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif di masyarakat, hidup bersama individu lain serta harmoni antara cita-cita dan kemampuan yang ad a. Tujuan program bimbingan dan konseling di sekolah tidak terbatas pada para si swa tetapi mencakup keseluruhan masyarakat sekolah pada umumnya yaitu untuk kepe ntingan sekolah, siswa, guru dan orang tua siswa. B. MATERI 1. Program bimbingan dan konseling a. Makna dan tujuan Program bimbingan dan konseling merupakan sua tu rangakaian kegiatan yang terencana,terorganisasi dan terkoordinasi selama per iode waktu tertentu (Winkel, 1991). Prayitno, (2000) memberikan makna bahwa prog ram bimbingan dan konseling (BK) adalah satuan nrencana kegiatan BK yang akan di laksanakan pada periode waktu tertentu. Program ini memuat unsure-unsur yang ter dapat di dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan BK dan diorientasikan kepa da pencapaian tujuan kegiatan BK di sekolah. Prayitno, dkk (1997) mengingatkan b ahwa programprogram kegiatan BK perlu disusun dalam bentuk satuan-satuan kegiata n yang nantinya akan merupakan wujud nyata pelayanan lansung bimbingan dan konse ling terhadap siswa asuh. Tujuan penyusunan program BK tidak lain adalah agar ke giatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar,efektif dan efisien serta ha silnya dapat dinilai. Program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan banyak keuntungan (Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja, 1996), yaitu: David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c oma. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha biaya dan menghindari kesala han-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan b. Memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan bimbingan yang diperlukan c. Memungk inkan setiappetugas mengetahui dan memahami peranannya masingmasing dan mengetah ui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan upaya secara tepat d. Memungkinka n petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya send iri dan untukkepentingan para siswa yang dibimbingnya Dari uraian di atas tergam bar bahwa efektivitas pelaksanaan kegiatan bimbingan dan kinseling disekolah aka n terwujud bila kegiatan tersebut didukung oleh adanya program-program yang jela s dan tersusun secara sistematis sesuai dengan kebutuhan. b. Unsur unsur program bimbingan dan konseling Prayitno (2000) menjabarkan bahwa unsur-unsur yang haru s diperhatikan dan menjadi program BK di sekolah adalah sebagi berikut: a. Jumla h siswa dibimbing: 1) Guru Pembimbing : 150 orang : 40 orang : 75 orang : satu kelas 2) Kepala sekolah dari guru pembimbing 3) Wakil kepala sekolah dari guru pembimbing 4) Guru kelas b. Kegiatan BK dilaksanakan di: 1) Dalam jam belajar sekolah 2) Luar jam belajar sekolah, maksimumnya 50% c. Unsur BK-Pola 17: 1) Bidang-bidang bimbingan yaitu: David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c oma) b) c) d) Bimbingan pribadi Bimbingan social Bimbingan belajar Bimbingan karier 2) Jenis-jenis layanan BK, yaitu: a) b) c) d) e) f) g) Orientasi Informasi Penem patan/penyaluran Pembelajaran Konseling perorangan Bimbingan kelompok Konseling kelompok 3) Kegiatan pendukung BK, yaitu: a) b) c) d) e) Aplikasi instrumentasi Himpunan data Konferensi kasus Kunjungan rumah Alih tangan kasus d. Volume kegiatan BK di sekolah: a) Layanan orientasi b) Layanan informasi : 4 6% : 10 12 % : 5 8% : 10 12% David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om c) Layanan penempatan penyaluran d) Layanan pembelajarane) Layanan konseling perorangan f) Layanan bimbingan kelompok g) Layanan konseling kelompok : 5 8% : 15 20% : 12 15% : 4 8% : 0% : 5 8% : 5 8% : 0 2% h) Kegiatan aplikasi instrumentasi i) Kegiatan himpunan data j) Kegiatan konferensi kasus k) Kegiatan kunjungan rumah l) Kegiatan alih tangan kasus Ada dua kegiatan pendukung yang persentase dari volume kegiatannya dapat diangga p 0% yakni kegiatan himpunan data dan kegiatan alih tangan kasus. Untuk kegiatan himpunan data artinya bahwa kegiatan itu dilaksanakan secara terus menerus teta pi persentasenya tidak dihitung,sedangkan untuk kegiatan alih tangan kasus menga ndung makna bahwa sedapat-dapatnya tidak dilaksanakan, jika semua masalah pesert a didik dapat ditanganioleh Guru pembimbing. c. Penyususnan program Program BK d i sekolah meliputi: a. Program harian, yaitu program yang akan dilaksanakan hari -hari tertentu dalam satu minggu b. Program mingguan, yaitu program yang akan di laksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu minggu dalam satu bulan c. Progra m bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu s atu bulan tertentu dalam satu catur wulan d. Program catur wulanan, yaitu progra m yang akan dilaksanakan secara penuh dalam kurun waktu satu catur wulan tertent u dalam satu tahun ajaran e. Program tahunan, yaitu program yang akan dilaksanak an secara penuh dalam kurun waktu satu tahun tetrtentu dalam satu jenjang sekola h David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omd. Pelaksanaan program Dalam setiap program yang terimpelementasi dalam program harian diwujudkan dalam berbagai satuan layanan (SATLAN) dan satuan kegiatan pen dukung (SATKUNG). SATLAN dan SATKUNG inilah yang secara langsung dilaksanakan se cara tatap muka dengan siswa yang dibimbing baik secara klasikal, kelompok atau perorangan. Pelaksanaan isi program BK selalu dikaitkan dengan lima tahap kegiat an BK, yaitu: a. Penyusunan program b. Pelaksanaan program c. Penilaian hasil la yanan d. Analisis hasil layanan e. Tindak lanjut Penilaian hasil layanan dilakuk an dengan memperhatikan prosedur penilaian hasil layanan BK, baik yang bersifat segera, penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang. Guru pembimbing di harapkan melaksanakan kelima tahap tersebut dan pada setiap akhir semester Guru pembimbing melakukan penilaian menyeluruh terhadap hasil-hasil kegiatan BK yang akan dilaksanakan selama satu semester penuh. 2. Bidang dan Jenis Layanan Bimbin gan dan Konseling 1. Bidang-bidang bimbingan a. Bimbingan pribadi,yaitu pelayan bimbingan dan konseling yang diarahkan untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yanga beriman dan bertakwa te rhadap Tuhan yang Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan roha ni b. Bidang bimbingan sosial,yaitu pelayan bimbingan dan konseling yang diarahk an untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omlingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyara katan dan kenegaraan c. Bidang bimbingan belajar,yaitu pelayanan bimbingan yanga diarahkan un tuk membantu siswa untuk mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan b elajar yanga baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkan nya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, atau mempersiap kan siswa untuk terjun langsung ke lapangan pekerjaan tertentu (khusus untuk SMK ) d. Bidang bimbingan karier , yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang di a rahkan untuk membantu siswa untuk merencakan dan mengembangkan masa depan karier (khusus di SMU), membantu mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karier, serta mengembangkan keterampilan kejuruan dan aplikasi yang dipi lhnya (khusus untuk SMK) 2. Jenis-jenis layanan BK a. Layanan orientasi Ditujukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain terutama orang tua siswa g una memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian siswa terhada p lingkungan sekolah yang baru dimasukinya, di samping itu juga mempermudah peny esuaian diri siswa terhadap pola kehidupan social, kegiatan belajar dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. b. Layanan informasi Bertujuan untuk membekali individu siswa dengan berbagai pengetahuan yang dan pe mahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. c . Layanan penempatan/penyaluran Bertujuan untuk menempatkan dan menyalurkan kemampuan, bakat dan minat siswa aga r berada pada posisi dan pilihan yang tepat yaitu berkenaan dengan penjurusan,ke lompok belajar, pilihan pekerjaan atau karier, kegiatan ekstra David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omkurikuler, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi ssesuai dengan kondi si fisik dan psikisnya. d. Layanan pembelajaran Bertujuan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaa n belajar yang baik, keteramplilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepata n dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupa n dan perkembangan dirinya. e. Layanan konseling perorangan Memungkinkan siswa mendapatka layanan langsung secara tatap muka dengan guru pem bimbing dalam rangka pembahasan dan mengentaskan permasalahannya. f.Layanan bimb ngan kelompok Dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperole h berbagai bahan dari berbagai sumber terutama dari guru pembimbing yang bermanf aat untuk kehidupan sehari-hari g. Layanan konseling kelompok Memungkinkan siswa memperoleh kesempatan dalam membahas dan mengentaskan masalah y6ang dialami melalui dinamika kelompok. 3. Kaitan jenis layanan BK dengan bida ng bimbingan Ketujuh jenis layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling terseb ut dalam pelaksanaannya memiliki kaitan langsung dengan bidang bimbingan yang ad a. Setiap jenis layanan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan dapat dik aitkan dengan bidang bimbingan yang dikehendaki. Ketujuh jenis layanan BK di sek olah dapat diarahkan kepada bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, b idang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir. Sehingga untuk semua jenis l ayanan terdapat 28 arah kegiatan layanan yang dapat dilakukan oleh Guru pembimbi ng. C. Penyajian Materi David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om1. Peranan Personil Sekolah dalam Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah B imbingan dan konseling di sekolah merupaka kegiatan bersama. Semua personil seko lah (kepala sekolah,wakil kepala sekolah, guru pembimbing, guru mata pelajran, w ali kelas) memiliki peranan masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan d an konseling. Dalam hal ini guru pembimbing sebagai koordinator dan pelaksana ut ama. 1. Kepala Sekolah Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menye luruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling, tugas Kepa;la Sekolah adalah : a. Mengkoordinir setiap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan dan bimbingan dan konseling meru pakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis b. Menyediakan prasarana , tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksnanya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien c. Melak ukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan ko nseling d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada Kanwil/kandep yang menjadi atasannya 2. Wakil Kepala Sekolah S ebagai pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dal am melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah. 3. Koordinator bimbingan dan konseli ng Koordinator BK bertugas: 1) Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam: David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c oma. Memasyarakatkan pelayanan BK kepada segenap warga sekolah (siswa,guru, dan personil lainnya), orang tua siswa dan masyarakat. b. Menyusun program kegiatan BK c. Melaksanakan program BK d. Mengadministrasikan program ke giatan BK e. Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK f. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan BK g. Memberikan tindaklanjut terhadap analisis penilaian BK 2) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tena ga,prasarana, dan sarana perlengkapan pelayanan BK 4. Guru pembimbing Sebagai pe laksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas: a. Memasyarakatka n pelayanan BK b. Merencanakan program BK (terutama program-program satuan layan an dan satuan kegiatan pendukung, untuk satuan-satuan waktu tertentu, programpro gram tersebut dikemas dalam program mingguan, bulanan, semester dan tahunan). c. Melaksanakan segenap program satuan layanan BK d. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung BK e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan laya nan dan kegiatan pendukung BK f. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiat an pendukung BK g. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layana n dan kegiatan pendukung BK David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omh. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang dilaksanakan i. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalampelayana n BK secara menyeluruh kepada coordinator BK serta kepala sekolah 5. Guru mata p elajaran dan guru praktik Peranan guru mata pelajaran dan guru praktik dalam pel ayanan BK adalah: a. Membantu memasyarakatkan pelayanan BK kepada siswa b. Memba ntu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan BK sert a pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan BK kepada guru pembimbing d. Menerima alih tangan dari guru pembimbing e. Membantu mengembangkan suasana kelas f. Memberika kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan BK untuk mengikuti, menj alani layanan kegiatan yang dimaksudkan itu g. Berpartisipasi dalam kegiatan khu sus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus h. Membantu pengumpulan in formasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan BK upaya tindak lanjutn ya 6. Wali kelas Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan BK wali kelas berperan: a. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnyadi kelas yang menjadi tanggung jawabnya b. Membantu guru mata pelajaran melaksanakn peranannya dalam pelayanan BK David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omc. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa untuk mengikuti / men jalani dan atau kegiatan BK d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbin gan dan konseling, seperti konferensi kasus e. Mengalihtangankan siswa yang meme rlukan layanan BK kepada guru pembimbing Manajemen pelayanan bimbingan dan konse ling di sekolah ditunjang oleh adanya organisasi, para pelaksana, program pelaya nan dan operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling. Organisasi pelayanan bi mbingan dan konseling di sekolah meliputi segenap unsur yang ada dengan organisa si berikut : 2. Peranan guru dalam program Bimbingan dan Konseling di sekolah Gu ru mempunyai peranan dan kedudukan kunci di dalam keseluruhan proses pendidikan, terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyaraka t pda umumnya. Winarno Surakhmad (1969 : 1) menyatakan bahwa semakin sungguh-sun gguh suatu pemerintahan dalam membangun negaranya, makin menjadi urgent keduduka n guru. Peranan yang sedemikian itu akan semakin tampak jika dikaitkan dengan ke bijaksanaan dan program pembangunan dalam pendidikan dewasa ini, yaitu yang berk enaan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, yang diarahkan kepada pe ningkatan mutu lulusan atau hasil pendidikan itu sendiri. Dalam keadaan semacam itu, guru sudah seharusnya memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang tugasnya. G uru bukan hanya sekedar penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penerap metode m engajar, melainkan guru adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilan serta pe rwujudan dirinya dalam berinteraksi dengan siswa. H. W. Bernard (1961:127128) me nyatakan bahwa pribadi guru lebih dari apa yang diucapkan dan metode yang diguna kannya yang menetukan kadar dan arah pertumbuhan siswa. Beliau juga mengemukakan bahwa banyak penelitian yang menyatakan adanya akibat langsung pribadi guru ter hadap tingkah laku siswa. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omDalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan factor utama. Dalam tugasnya sebaga i pendidik,guru abnyak sekali memegang berbagi jenis peranan yang harus dilaksan akan. Peranan adalah suatu pola tingkah laku tertentu yang merupakan cirriciri k has semua petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Setiap jabatan ata u tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula dan tingkah laku mana akan merupakan crri khas dari tugas atau jabtan tadi. Peranan guru adalah s etiap pola tingkah laku yang merupakan ciri-ciri jabatan guru yang harus dilakuk an guu dalam tugasnya. Peranan ini meliputi berbagai jenis pola tingkah laku, ba ik dalam kegiatannya di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang dianggap baik ialah mereka yang berhasil dalam memerankan peranan-peranan itu dengan seb aik-baiknya, artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai denga n jabatannya dan dapat diterima oleh lingkungan dan masyarakat. 1. Guru sebagai mediator kebudayaan Guru merupakan seorang perantara di dalam suatu proses pewar isan kebudayaan. Beberapa keterampilan dan kecakapan yang merupakan aspek kebuda yaan seperti: bahasa, ilmu pengetahuan, keterampilan sosial, sikap dan sebagainy a diterima oleh anak dengan perantaraan guru. Dalam peranannya sebagai seorang m ediator kebudayaan maka seorang guru harus sanggup memberikan, mengajarkan dan m embimbing berbagai ilmu pengetahuan,keterampilan dan sikap kepada peserta didikn ya. Seorang guru harus mampu membimbing peserta didiknya dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan kebudayaannya. Perkembangan kebudayaan itu sendiri sering ka li menimbulkan masalah-msalah bagi murid-murid, terutama masalah penyesuaian dir i dan masalah pemilihan. Untuk itu hendaknya guru mampu memberikn bantuan kepada peserta didiknya dalam melakukan penyesuaian diri kepada unsure-unsur kebudayaa n. 2. Guru sebagai mediator dalam belajar Guru bertindak sebagai perantara dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Guru lah yang menyelenggarakan pembelaj aran peserta didik dan guru harus bertanggung jawab akan hasil pembelajran itu, melaluia proses interaksi belajar-mengajar. Guru merupakan faktor penting yang m empengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus me nguasai prinsipDavid Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingg ing.wordpress.comprinsip belajar, di samping menguasai materi yang akan di ajarkan dan guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang sebaik-baiknya. 3. Guru sebagai pem bimbing Dalam ugasnya yang pokok yaitu mendidik, guru harus membantu agar anak m encapai kedewasaan secara optimal,artinya kedewasaan yang sempurna sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang dimiliknya. Dalam peranan ini guru har us memperhatikan aspek-aspek pribadi peserta didik, antara lain aspek kematangan , bakat, kebutuhan, kemampuan,sikap dan sebagainya, supaya kepada mereka ini dap at diberikan bantuan dalam mencapai tngkat kedewasaan optimal. Hal ini mengandun g arti bahwa guru pun turut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan bimbingan da n konseling. Sebagai seorang petugas bmbingan, guru merupakan tangan pertama dal am usaha membantu memecahkan kesulitan murid-murid yang menjadi peserta didikya. Guru harus paling banyak dan sering berhubungan dengan muridmuridnya,terutama d alam kegiatan-kegiatan kurikuler. Jadi, tugas guru tidak hanya terbatas dalam me mberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada murid-muridnya, tetap i guru juga bertanggung jawab untuk membantu dan mengawasi peserta didiknya. Seh ubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, maka seorang guru harus : a. Mengu mpulkan data tentang murid b. Mengamati tingkah laku murid dalam situasi seharihari c. Mengenal murid-murid yang memerlukan bantuan khusus d. Mengadakan intera ksi dengan orang tua murid, baik secara individual maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian dalam pandidikan anak e. Bekerja sama dengan masyar akat dan lembaga-lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah murid. f. Mem buat cacatan pribadi murid serta menyiapkannya dengan baik g. Menyelenggarakan b imbingan kelompok maupun individual h. Bekerja sama dengan petugas-petugas bimbi ngan lainnya untuk membantu memecahkan masalah murid David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omi. Bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya menyusun program bimbingan seko lah j. Meneliti kemajuan murid baik di sekolah maupun di luar sekolah. 4. Guru s ebagai mediator antara sekolah dan masyarakat Ini berarti bahwa kelancaran hubun gan antara sekolah dan masyarakat merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Lanca r tidaknya hubungan tersebut tergantung pada tingkat kemampuan guru dalam memain kan peranan ini. Dalam peranan itu, guru seharusnya mampu : a. Memberikan penjel asan-penjelasan kepada masyarakat tentang kebijaksanaan pendidikan yang sedang b erlangsung atau yang akan ditempuh b. Menerima usul-usl atau pertanyaan dari pih ak masyarakat tentang pendidikan c. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan antara sekolah dan masyarakat khususnya dengan orang tua murid d. Bekerja sama dengan b erbagai pihak di masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan e. Meyel enggarakan hubungan yang sebaik-baiknya antara sekolah dengan lembaga-lembaga ya ng berhubungan dengan pendidikan. f. Guru merupakan suara sekolah di masyarakat dan suara masyarakat di sekolah 5. Guru sebagai penegak disiplin Dalam peranan i ni guru harus menegakkan disiplin baik di dalam maupun di luar kelas. Guru harus menjadi teladan bagi terlaksananya suatu disiplin. Guru harus membimbing murid agar menjadi warga sekolah dan masyarakat yang berdisiplin. Guru harus menyiapka n murid-muridnya sebagai calon anggota masyarakat yang sadar akan hak dan kewaji bannya sebagai masyarakat. Dalam peranan inilah seorang guru harus mencerminkan suatu tingkah laku sebagai anggota masyarakat yang dapat digugu dand itiru oleh se genp pesertadidik dengan penuh kesadaran. 6. Guru sebagai administrator dan manager kelas David Sigalingging, SPd rbl_davi [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.comSebagai administrator, tugas seorang guru harus dapat menyelenggarakan program p endidikan dengan sebaik-baiknya. Berbagai aspek yang menyangkut kelacaran jalann ya pendidikan merupakan tanggung jawab guru. Guru harus mengambil bagian dalam h al perencanaan kegiatan pendidikan (planning), mengatur dan menyusun berbagai as pek dalam pendidikan (organizing), mengarahkan kegiatan-kegiatan dalam pendidika n (directing), melaksanakan segala rencana dan kebijakan pendidikana (actuating) , merencanakan dan menyusun biaya (budgeting), dan mengawasi serta menilai kegia tan-kegiatan pendidikan (controlling dan evaluating). Sebagai manager, khususnya sebagai manager kelas, guru merupakan penguasa utama dan bertanggung jawab terh adap kelancaran program pendidikan dan pengajaran. Dalam management kelas, guru berfungsi sebagai pemimpin yang harus memimpin murid-muridnya dalam kegiatan pem belajaran. Kepemimpinan guru di sekolah menentukan keberhasilan sekolah itu seca ra keseluruhan. Guru harus mengatur dan mengkoordinir jalannya program pendidika n agar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. 7. Guru sebagai anggota suatu profe si Suatu profesi adalah jabatan yang mempunyai kualifikasi tertentu. Pekerjaan g uru sebagai suatu profesi berarti bahwa guru merupakan seorang yang ahli. Keahli an tersebut tidak dapat dilakukan oleh ahli-ahli atau pejabat-pejabat lain yang tidak memperoleh dasar pendidikan keahlian tersebut. Sebagai anggota suatu profe si, maka guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan tertentu ya itu keterampilan keguruan. Kemampuan untuk membimbing murid, merupakan salah sat u aspek keterampilan profesi keguruan. Di samping itu, seorang guru harus menunj ukkan, mempertahankan serta mengembangkan keahlian itu. Peranan guru tidak hanya terbatas dalam kegiatan dalam kelas atau pengajaran saja, akan tetapi lebih lua s dari itu. Guru memiliki peranan yang besar dalam mendewasakan murid-muridnya d engan berbagai cara. Salah satu diantaranya melalui partisipasi dalam program bi mbingan dan konseling di sekolah. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om3. Kerja sama Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dan Guru Pembimbing Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara guru dan guru pembi mbing demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru dala m proses pembelajaran tuidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan,sebaliknya , layanan bimbingan di sekolah memerlukan dukungan atau bantuan guru. Dukungan a tau bantuan tersebut trutama dari guru mata pelajaran dan wali kelas. Ada bebera pa pertimbangan mengapa guru juga harus melaksanakan kegiatan bimbingan dalam pr oses pembelajaran. Dalam hal ini, Rahman Natawidjaya dan Moh. Surya (1985) mengu tip pendapat Millen yang mengatakan : a. Proses belajar menjadi sangat efektif, jika bahan yang dipelajari dikaitkan langsung dengan tujuan pribadi siswa. Guru dituntut memahami harapan-harapan dan kesulitan-kesulitan siswa, selanjutnya sis wa dapat belajar dengan baik b. Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yan g dihadapinya, lebih peka terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan menggangu kelancaran kegiatan kelas. Guru berkesempatan luas untuk mengadakan pengamatan terhadap siswa yang diperkirakan memiliki masalah. Dengan demikian, masalah itu dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga siswa dapat belajar dengan baik tanpa dibebani suatu masalah c. Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau ke sulitan secara lebih nyata. Guru memiliki kesempatan terjadwal untuk bertatap mu ka dengan para siswa, maka ia akan memperoleh informasi yang lebih banyak tentan g keadaan siswa maupun kelebihan dan kekurangannya. Layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif jika guru dapat bekerja sama dengan pembimbing sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya keterbatasanketerbatsan dari kedua pihak (guru pemb imbing) menuntut adanya kerja sama itu Di dalam menangani kasus-kasus tertentu, guru pembimbing perlu menghadirkan guru atau pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah y ang dihadapi siswa. Kegiatan semacam ini disebut konferensi kasus (case conferen ce). Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah, dik oordinasikan oleh guru pembimbing. Pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh para guru tidak lepas begitu saja,tetapi dipantau oleh guru pembimbing. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omKerja sama guru pembimbing dengan wali kelas sebagai pengelola kelas tentu angat erat dan besar sekali. Terutama membantu memberikan kesempatan dan kemudahan ba gi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/men jalani layanan dan atau kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, wali kelas membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya dalam pelayanan bimb ingan dan konseling di sekolah. 4. Kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa Dalam upaya meningkatkan mutu program layanan bimbingan dan konseling, pi hak sekolah perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah , tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjad inya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar pihak seko lah dan orang tua siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti : 1. Kepala sekolah atau komite sek olah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal sekali dalam sat u semester), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor. 2. Sek olah memberikan informasi kepada orang tua (boleh melalui surat) tentang kemajua n belajar dan atau masalah siswa. 3. Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah kepada pihak sekolah, David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omBAB VI ADMINISTRASI PENDIDIKAN A. PENDAHULUAN Administrasi pendidikan merupakan sub sistem dari sistem pendidikan di sekolah yang bertujuan menunjang pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Komponen utama dalam sistem pendi dikan yang memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah gu ru. Oleh karena itu, guru juga mempunyai peranan penting untuk melaksanakan fung si administrasi seperti melakukan perencanaan program-program sekolah, perencana an kemajuan sekolah, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan , perencanaan hubungan sekolah denga masyarakat. Setiap kegiatan di sekolah perl u pengaturan dan penataan untuk itulah administrasi pendidikan diperlukan. B. Ur aian materi 1. Pengertian Administrasi Pendidikan Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal dari bahasa latin ad dan ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang, pencapaian tujuan sehingga bebar-be nar tercapai. Jadi administrasi menurut Gie (1992) adalah segenap rangkaian kegi atan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dala m kerjasama mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya Siagian (1986) medifinisikan David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omadministrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama antaraa dua orang atau lebih y ang didasarkan atas rasional tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapka n sebelumnya. Nurhadi (1983) mengartikan administrasi sebagai suatu kegiatan ata u rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok m anusia yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Pengertian administrasi pendidikan ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, administrasi pendidikan mempun yai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui , tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujua n yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimak sud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah p ertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jik a tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringka li tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi har us melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya. Kedua , administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pen didikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pema nduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin di capai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan bera pa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Ket iga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sist em adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu beri nteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Keempat, ad ministrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pema nfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai s asaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pembo rosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana, dan prasa rana maupun waktu. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omKelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Yaitu proses untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja lebih giat kearah pencapaian tujuan. Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dar i proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpi n kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administ rator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu. Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. K omunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lai n mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan o rang lain itu. Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yan g sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-me ncatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segal a aspeknya, serta mempersiapkan laporan. 2. Fungsi Administrasi Pendidikan Papar an tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu d imulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya p rinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pe ncapaian tujuan pendidikan itu. a. Perencanaan Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumb er yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan su mber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. b. Pengorganisasian Pen gorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk me milih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c ommengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam r angka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adala h penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orangorang tersebut serta mekani sme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu. c. Pengaraha n Pengarahan adalah usaha memberikan bimbingan dan pengarahan yang diberiakn seb elum sesuatu kegiatan pelaksanaaan dilakukan untuk memelihara, menjaga dan memaj ukan organisasi melalui orang-orang yang terlibat baik structural maupun fungsio nal, agar setiap kegiatan dilakukan nantinya tidak terlepas dari usaha pencapaia n tujuan pendidikan. d. Pengkoordinasian Pengkoordinasian di sekolah diartikan s ebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiata n mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah. 3. Tujuan Administrasi Pendidikan Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas pen yelnggaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuan admi nistrasi pendidikan di sekolah dapat dibedakan: a. Tujuan jangka pendek Agar ter susun dan terlaksanaanya suatu sistem pengelolaan instrumental dari proses pendi dikan guna mencapai hal-hal yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan di s ekolah secara efektif.. b. Tujuan jangka menengah Menunjang tercapainya tujuan i nstitusional masing-masing jenis dan jenjang pendidikan seperti digariskan oleh kurikulum. c. Tujuan jangka panjang David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omUntuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan nasional seperti yang digariskan da lam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan. 4. Bidang Garap an Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Administrasi Pendidikan antara lain : a. Bidang kurikulum b. Bidang kesiswaan c. Bidang sarana dan prasarana d. Bidang personalia pendidikan e. Bidang keuangan pendidikan f. Bidang ketatausahaab g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat h. Bidang layanan khusus BAB VII ADMIN ISTRASI KURIKULUM DAN KESISWAAN A. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas pengertian perencanaa , pengembangan , pelaksanaan dan evaluasi kurikulum serta peranan guru dalam administrasi kurik ulum. Pentingnya materi ini dikemukakan, menggigat setiap lembaga pendidikan for mal selalu meme penrlukan kurikulum. Kurikulum bagi lembaga pendidikan dapat ber fungsi sebagai pedoman dan acuan dalam penyelengaraan kegiatan di lembaga terseb ut. Oleh karena itu pemahaman tentangkurikulum akan sangat membantu para calon g uru/pendidikdalam pelaksanaan tugas di lapangan nantinya. B. Materi 1. Administr ari Kurikulum a. Pengertian kurikulum Kurikulum dapat diartikan secara sempit da n secara luas. Secara sempit kurikulum dapat diartikan sejumlah mata pelajaran y ang harus diikuti atau diambil siswa untuk dapat menamatkan pendidkannya pada le mbaga pendidikan tertentu, sedangkan secara luas kurkulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa mengikuti pendidikan pad a jenjang pendidikan tertentu. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omSementara itu dalam UU No. 2 Tahun 1989 mengemukakan kurikulum adalah seperangka t rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang diguna kan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Pengertian kuriku lum sebagaimana yang tertera pada UU No. 2 Tahun 1989 ini harus dipahami dan dip edomani oleh setiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan terutam a sekali kepala sekolah dan guru. Kurikulum merupakan suatu komponen yang sangat penting dan menentukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Bagi kepala sekolah ku rikukum berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar dan bagi siswa kurikulum berfungsi untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Fungsi-fungsi pengelolaan kurikulum tidak berbeda dengan fung si-fungsi pengelolaan pada umumnya yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengoor ganisasin, pengkoordinasian, pengawasan dan penelitian. b. kurikulum 1. Perencan aan Kurikulum Perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh departemen pendidikan na sional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut: A. Penyusunan kurikulum dan kel engkapannya terdiri dari: a. landasan, program dan pengembangan kurikulum b. Gar is-garis besar program pengajaran c. Pedoman pelaksanaan kurikulum B. Penyusunan program teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan kalender pendid ikan, pembegian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program peng ajaran dan pedoman penyususunan persiapan acara pengajaran. 2. Pengembangan Kuri kulum Perencanaan dan Pengembangan Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum antara lain: a. Bahan Pemba hasan materi kurikulum b. Penambahan mata pelajaran yang sesuai dengan lingkunga n sekolah Prosedur akademik dalam penambahan mata pelajaran disekolah adalah: David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om1. Harus ada pengkajian secara mendalam dari aspek filsafat, sosiologis, kebutuh an masyarakat dan kecocokannya dengan tingkat perkembangan anak. 2. Harus memenu hi 3. prinsip- prinsip pembinaan dan pengembangan kurikulum yaitu relevansi, efe ktivitas, efisiensi, kontinuitas, fleksibelitas. Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran Seperti dikemukakan dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 8 Tahun 1990 (Pasal 15) Bahwa mata pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran da pat ditambah oleh sekolah untuk memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tid ak bertentangan dan mengurangi kurikulum yang berbau secara nasional, memerkayaa n dapat dilakukukan pada berbagai tingkat: a. Dilakukan oleh guru bidang studi b . Dilakuakan oleh kelompok guru sejenis c. Dilakukan oleh guru bersama kepala se kolah d. Dilakukan oleh pengawas e. Dilakukan oleh lembaga pendidikan tenaga kep endidikan( LPTK) c. Pelaksanaan Kurikulum Kurikulum disusun dengan baik dan semp urna tidak akan mempunyai arti apabila tidak di implementasikan dengan baik dike las. Dalam pengimplementasian kurikulum ini peran guru sangat menentukan sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum disekolah mel iputi: 1. 2. 3. 4. Penyusunan program pengajaran semester. Penyusunan perssiapan pengajaran Pelaksanaan proses belajar mengajar Evaluasi pelaksanaan proses bela jar mengajar d. Evaluasi Pelaksanaan kurikulum Evaluasi pelaksanaan kurikulum dilakukan melal ui 2 cara yaitu: 1. Melalui evaluasi hasil belajar Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar adalah : a. memberikan umpan balik pada guru dan siswa dengan bagi siswa. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om tuuan memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaanb. Memberikan informasi pada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas pelajarannya. c. Men entukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian laporan pada s iswa, penentuan kenaikan kelas dan kelulusan siswa. 2. Melalui Evaluasi Program pengajaran Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegitan yang di lakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program serta factor-f aktor yang mendukung atau yang menghambat keberhasilan program tersebut e. Peran Guru dalam Administrasi kurikulum Guru merupakan unsur terpenting dalam adminis trasi kurikulum , tanpa peranan guru kurikulum yang telah dirumuskan tidak akan berari apa-apa. Keterlibatan guru dalam adminisrasi kurikulum mulai dari perenca naan kurikulum di tingkat sekolah seperti memberikan masukan-masukan dalam penyu sunan kalender pendidikan disekolah, pembagian tugas mengajar guru dan penyusuna n jadwal pelajaran , dalam pelaksanaan kurikulum guru sangat berperan antara lai n dalam perancangan program pengajaran baiikuluk program semester maupun persiap an mengajar, melaksanakan kegiatan mengajar dikelas dan dalam mengevaluasi keber hasilan pelaksanaan kurikulum atau evalauasi hasil belajar. 2. Adminitrasi Kesis waan 1. Pengertian Administrasi kesiswaan adalah proses pengelolaan kegiatan dar i hal-hal yang berhubungan dengan siswa untuk mencapai pendidikan secara maksima l. Menurut Mantja dan Sutisna(1997/1998) administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan selama siswa berad a disekolah sampai siswa menamatkan pendidikannya melalui pendidikan suasana yan g kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. 2. Pere ncanaan dan penerimaan siswa baru Beberapa kegiatna yang dilakukan dalam perenca naan dan penerimaan mahasiswa baru tersebut adalah : David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c oma. b. c. d. e. f. a. Penetepan daya tampung sekolah Penetapan syarat calon siswa Penetapan panitia pe nerimaan siswa baru Memilihara tata tertib Teknik pembinaan disiplin Ganjaran da n hukuman Pegertian dan tujuan 3. Pembinaan kesiswaan Pembinaan kesiswaan adalah upaya sekolah (menegah ) melal ui kegiatankegiatan siswa diluar jam pelajaran dikelas untuk mengusahakan agar s iswa dapat bertumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tuju an pendidikan nasional. Pembinaan kesiswaan ini bertujuan untuk : 1. Meningkatka n peran serta dan membina sekolah sebagai wiyata mandala 2. Menumbuhkan daya tan gkal siswa dari pengaruh negative 3. Memantapkan kegiatan extra kurikuler menunj ang pencapaian kurikulum 4. Meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni 5. MEnum buhkan sikap berbangsa dan bernegara. 6. Meneruskan dan mengembangkan jiwa , sem angat serta nilai-nilai 45 7. Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani b. yaitu : 1. Organisasi kesiswaan 2. Latihan kepemimpinan 3. Kegiatan ekstra kurikuler 4 . Kegiatan wawasan wiyata mandala Jalur Pembinaan Kesiswaan Pembinaan kesiswaan disekolah dilakukan dengan melalui 4jalur pembinaan 4. Instrumen Pengelolaan kesiswaan Menurut ari kunto (1988), catatan tentang dat a siswa disekolah dibedakan atas 2 jenis yaitu: David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c oma. Catatan data siswa untk sekolah yang meliputi: 1. Buku induk 2. Buku kelaper 3. Catatan tata tertib sekolah b. Catatan siswa untuk masing-masingkelas yaitu: 1. Buku kelas yang merupakan cuplikan dari buku induk 2. Buku presensi kelas 3. Buku catatan bimbingan dan konseling 4. Buku catatan prestasi murid 5. Buku lapo r 6. Buku nutasi 5. peranan guru dalam administrasi kesiswaan keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak sebanyak keterlibatan mengajar. Dalam adminis trasi kesiswaan guru lebih banyak berperan secra tidak langsung. Beberapa perana n guru dalam administrasi kesiswaan itu diantaranya adalah: bagian. Dalam masa o rientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa Untuk mengatur kehadiran sis wa kelas, guru juga mempunyai andil Memotivasi siswa untuk senantiasa berprestas i tinggi, guru harus Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, pe ranan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. yang besar juga. mampu mencip takan suasana yang mendukung hal tersebut. guru sangat penting, karena guru dapa t jadi model. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c om Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkanuntuk ambilBAB VIII ADMINISTRASI PERSONALIA DAN SARANA PRASARANA A. Pendahuluan Sumber daya organisasi secara garis besar dapat dikelompokkan atas dua yaitu sumber daya ma teril dan sumber daya personil. Keberadaan sumber daya personil sangat menentuka n bagaimana sumber daya yang lain menunjang untuk mencapai tujuan organisasi. Pe rsonillah yang memberi cetusan kreatif, menghasilkan barang dan jasa, mengendali kan mutu, menentukan strategi dan prosedur-prosedur kerja yang yang lebih baik. Disamping itu sumber daya materil diantaranya sarana dan prasarana merupakan fas ilitas pendukung agar personil dapat melaksanakan tugas-tugas organisasi secara optimal. Maka dari itu pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat baik lang sung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengelolaan sumber daya ini dituntut u ntuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam administrasi personalia, dan a dministrasi sarana dan prasarana pendidikan. David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.c omB. Materi I. Administrasi Personalia 1. Pengertian Administrasi personalia Admin istrasi personalia, adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan men dayagunakan sumber daya yang ada dan efisien, sehingga semua personil sekolah me nyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan /sekolah yang telah di tetapkan 2. Perencanaan personil Perencanaan personil adalah penentuan jumlah da n spesifikasi orang-orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tu