58236644 usaha ayam petelur

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengonsumsi jenis makanan ini sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengelolaannya. Hal ini menjadikan telur jenis makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Telur dihasilkan oleh hewan unggas antara lain ayam, bebek, angsa, san jenis unggas lainnya. Ayam merupakan jenis unggas yang paling popular dan paling banyak dikenal orang. Selain itu ayam juga termasuk hewan yang mudah diternakkan dengan modal yang relatif kecil dibandingkan dengan hewan lainnya (sapi, kambing, domba, babi dan kerbau). Produk ayam (telur dan daging) dan limbahnya diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Telur dan daging ayam yang diperlukan oleh ratusan juta manusia di dunia ini mengakibatkan tumbuhnya peternakan ayam sekala kecil, menengah dan industri ayam modern berkembang pesat. Disamping semakin pentingnya peranan telur ayam ras dalam struktur konsumsi telur, telur ayam ras memiliki sifat permintaan yang income estic demand, bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat. Dimasa yang akan datang, pendapatan per kapita per tahun akan meningkat terutama pada negara-negara yang saat ini berkembang dan sedang berkembang. Dengan demikian konsumsi telur juga diperkirakan akan meningakat hingga mencapai 4,07 kg per kapita per tahun. Secara ekonmomi, perkembangan pengusaha ternak ayam ras petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalau bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan normal. Lain halnya bila secara makro terjadi perubahan-perubahan secara ekomnomi membuat berubahnya pasar yang pada gilirannya akan mempengaruhi permodalan, produksi, dan pemasaran hasil ternak. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyusunan rencana usaha peternakan ayam petelur dari segi sasaran usaha, rencana investasi, rencana produksi, rencana biaya dan pendapatan serta rencana pemasaran. 1.3 Manfaat penulisan Manfaat dari penyusunan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk dapat merencanakan suatu usaha peternakan dan sekaligus dapat mengaplikasikannya secara nyata sehingga pada nantinya akan dapat memberikan keuntungan sekaligus dapat menciptakan mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha didalam menjalankan usahanya.

Upload: ery

Post on 24-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: 58236644 Usaha Ayam Petelur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan

arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus

meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk

mempertahankan hidup.

Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai

sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengonsumsi jenis makanan ini sebagai sumber

protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara

pengelolaannya. Hal ini menjadikan telur jenis makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh

masyarakat. Telur dihasilkan oleh hewan unggas antara lain ayam, bebek, angsa, san jenis unggas lainnya. Ayam

merupakan jenis unggas yang paling popular dan paling banyak dikenal orang. Selain itu ayam juga termasuk hewan yang

mudah diternakkan dengan modal yang relatif kecil dibandingkan dengan hewan lainnya (sapi, kambing, domba, babi dan

kerbau). Produk ayam (telur dan daging) dan limbahnya diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Telur dan daging

ayam yang diperlukan oleh ratusan juta manusia di dunia ini mengakibatkan tumbuhnya peternakan ayam sekala kecil,

menengah dan industri ayam modern berkembang pesat.

Disamping semakin pentingnya peranan telur ayam ras dalam struktur konsumsi telur, telur ayam ras memiliki sifat

permintaan yang income estic demand, bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat. Dimasa yang

akan datang, pendapatan per kapita per tahun akan meningkat terutama pada negara-negara yang saat ini berkembang dan

sedang berkembang. Dengan demikian konsumsi telur juga diperkirakan akan meningakat hingga mencapai 4,07 kg per

kapita per tahun.

Secara ekonmomi, perkembangan pengusaha ternak ayam ras petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis

menguntungkan, karena permintaan selalau bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan

normal. Lain halnya bila secara makro terjadi perubahan-perubahan secara ekomnomi membuat berubahnya pasar yang

pada gilirannya akan mempengaruhi permodalan, produksi, dan pemasaran hasil ternak.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyusunan rencana usaha

peternakan ayam petelur dari segi sasaran usaha, rencana investasi, rencana produksi, rencana biaya dan pendapatan serta

rencana pemasaran.

1.3 Manfaat penulisan

Manfaat dari penyusunan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk dapat merencanakan suatu usaha peternakan

dan sekaligus dapat mengaplikasikannya secara nyata sehingga pada nantinya akan dapat memberikan keuntungan

sekaligus dapat menciptakan mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha didalam menjalankan usahanya.

Page 2: 58236644 Usaha Ayam Petelur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha merupakan suatu program kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta menyusun

kegiatan-kegiatan yang diperlukan dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka, baik dalam bentuk kuantitas maupun dalam

bentuk nilai yang dituangkan dalam anggaran perusahaan (Yacob, 2003). Menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto

(2003), fungsi perencanaan merupakan langkah awal daripada fungsi manajemen yang lain seperti penggorganisasian

hingga pengevaluasian.

Menurut Yacob (2003), Perencanaan dalam anggaran perusahaan juga harus dilakukan dengan sebaik mungkin,

seperti membuat anggaran pembelian, anggaran produksi, anggaran penjualan, dan anggaran lainnya disesuaikan dengan

kebutuhan dari masing-masing usaha yang dijalankan.

2.2 Tahap-tahap Penyusunan Rencana Usaha

Tahap-tahap dalam menyusun suatu perencanaa usaha adalah sebagai berikut.

1. Menetapkan tujuan.

Sebelum memulai suatu usaha peternakan, seseorang harus menentukan tujuan didirikannya usaha

peternakan tersebut, selain mendapatkan keuntungan. Misalnya; untuk memenuhi kebutuhan protein (daging, telur,

maupun susu), sarana produksi, pemasaran, jasa pemotongan ataupun yang lainnya. Dalam kurun waktu tertentu,

perusahaan tentu mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, perusahaan akan

mengalami kegagalan dan kebingungan didalam menjalankan suatu usaha sehingga penggunan sumber daya tidak

efektif dan efisien.

2. Mencari informasi.

Informasi yang diperlukan perusahaan ada 2 jenis yaitu informasi eksteren dan informasi interen. Informasi

eksteren merupakan informasi data atau fakta mengenai situasi dan kondisi disekitar perusahaan yang meliputi

pasar, konsumen, persaingan, kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi, dan pergeseran kependudukan.

Informasi eksteren ini diperoleh melalui informasi sekunder ( majalah, radio, jurnal) dan informasi primer (survai

atau penelitian). Sedangkan informasi interen merupakan informasi data atau fakta yang berkaitan dengan

organisasi perusahaan seperti tentang pemasaran, penjualan, produksi, penyediaan sumber daya, penelitiaan dan

pengembangan.

3. Analisa S, W, O, T.

Setelah tersedianya informasi eksteren dan interen akan dapat dianalisis :

o Adakah kekuatan (Strengths) yang dapat mendukung kegiatan dalam mencapai tujuan.

Kekuatan dari usaha peternakan ayam petelur adalah :

1). Telur masih di butuhkan untuk dikonsumsi

2). Kebutuhan masyarakat akan telur masih tinggi

3). Ayam afkir dapat dijual sehingga mendatangkan keuntungan

o Adakah kelemahan (Weaknesses) yang membatasi kemampuan untuk mencapai tujuan.

Kelemahan dari usaha ayam petelur adalah :

1). Harus memilih tempat atau lahan yang cukup luas

Page 3: 58236644 Usaha Ayam Petelur

2). Suhu lingkungan harus sejuk, pemeliharaannya harus di dataran tinggi

3). Ayam memerlukan waktu yang cukup lama untuk memproduksi telur

4). Banyaknya saingan, karena sudah banyak yang berternak ayam peterlur

o Dimana adanya peluang (Opportunity),

Peluang dari usaha peternakan ayam petelur adalah :

1). Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan.

2). Permintaan pasar akan telur ayam yang cukup tinggi

3). Memberikan keuntungan yang cukup besar.

o Apa saja yang mengancam atau membahayakan (Threats).

Ancaman dari usaha peternakan ayam petelur adalah:

1). Masih adanya penyakit flu burung yang menyerang unggas

2). Kegagalan di dalam manajemen menyebabkan kerugian yang cukup besar.

4. Merumuskan sasaran.

o Sasaran jangka pendek dapat dibuat apabila Opportunity dan Strengths besar, padahal Weaknesses dan Threats

sangat kecil.

o Sasaran jangka panjang dapat dibuat apabila Weaknesses dan Threats cukup berat, padahal Opportunity dan

Strengths sangat kecil.

o Sasaran kuantitatif adalah sasaran yang dirumuskan dalam bentuk yang dapat diukur/ kuantitatif. Kalau mau

memperluas pasar hendaknya diperhitungkan daerahnya, jumlahnya, rupiah atau presentasenya.

5. Merumuskan rencana strategis.

Strategis bermakna sesuatu yang jangka waktunya panjang. Disamping itu juga berpengaruh terhadap

hasilnya, maupun sumber dayanya. Contohnya : perluasan pasar, penetrasi pasar, dan modifikasi produk.

6. Merumuskan rencana taktis.

Taktis bermakna jangka pendek, yang menyangkut jadwal operasi pelaksanaan sehingga dengan demikian

dapat diketahui kapan kegiatan tersebut harus dimulai, dan saat kegiatan itu harus sudah rampung.

7. Menyusun anggaran.

Anggaran adalah rencana jangka pendek, dan dinyatakan sangat kuantitatif, biasanya dalam ukuran uang.

Anggaran ini disusun tahunan, tetapi biasanya dipecah-pecah dalam susunan bulanan.

2.3 Perencanaan Sistem Produksi

Perencanaan sistem produksi dari agribisnis peternakan meliputi perencanaan produk peternakan, perencanaan

lokasi peternakan, perencanaan standar mutu produk peternakan, dan perizinan.

1. Perencanaan produk peternakan.

Peternakan dapat menghasilkan produk-produk seperti ternak itu sendiri, daging, telur, susu, dan hasil

sampingan (by Product) dari peternakan. Untuk mendapatkan produk-produk tersebut maka kita harus

merencanakan suatu bidang usaha peternakan yang dapat meliputi pembibitan, pengembangbiakan, penggemukan,

pengolahan, dan pemasaran hasil.

2. Perencanaan lokasi peternakan

Page 4: 58236644 Usaha Ayam Petelur

Secara teknis, pemilihan lokasi peternakan sebaiknya disesuaikan dengan hal – hal sebagai berikut.

a. Disesuaikan dengan tata ruang kota.

b. Tidak bertentangan dengan ketertiban dan kepentingan umum.

c. Tidak teletak di pusat kota.

d. Lokasi peternakan tersebut hendaknya lebih tinggi dari daerah sekitar.

e. Berdekatan dengan produsen atau pabrik pakan ternak.

f. Dekat dengan pasar.

g. Sesuai dengan wilayah pengembangan usaha peternakan.

3. Perencanaan standar mutu produk peternakan

Perencanaan standar mutu produk peternakan diharapkan untuk menyajikan produk dengan mutu sebaik

mungkin atau setidaknya memenuhi syarat kemauan konsumen/pasar. Selain itu juga, hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah pemilihan bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi, pengendalian, atau pengawasan atas mutu

produk yang harus dilakukan.

2.4 Inventarisasi Usaha Peternakan

Inventarisasi usaha peternakan meliputi tanah, bangunan, tenaga kerja, mesin dan alat, kapital, dan manajemen.

a. Tanah

Tanah merupakan salah satu unsur biaya tetap, dan keperluan tanah sebagai tempat mendirikan suatu usaha

tergantung dari jenis dan skala usaha yang akan dilakukan. hal yang perlu dicatat dalam inventarisasi tanah adalah :

- luas tanah dan pembagian pemakaian, berapa untuk tanaman pakan ternak, untuk bangunan kandang dan

yang tidak dipakai atau dikosongkan.

- Tingkat kesuburan

- Sistem irigasi, sumber air yang tersedia

- Tipe lahan, termasuk kemiringan, tekstur dan kedalamannya

b. Bangunan

Hal yang perlu dicatat dalam bangunan adalah ukuran luas, kapasitas dan potensi pemakaian. Berapa bangunan

untuk ternak, gudang pakan , dan lain-lain.

c. Tenaga kerja

Perlu dicatat baik segi kuantitas maupun kualitas tenaga kerja. Distribusi pekerjaan perlu diketahui disamping

kecakapan tenaga kerja, macam latihan, pengalaman kerja.

d. Mesin dan peralatan

Hal yang perlu dicatat adalah jumlah, ukuran, kapasitas, umur dan tahun pembuatan.

e. Kapital

Hal yangperlu dicatat adalah jumlah capital / modal untuk investasi, tambahan investasi dan modal kerja. Modal

sendiri dan modal pinjaman.

f. Manajemen

Pada tingkat manajemen, yang perlu dicatat adalah pengalaman dan kecakapan manajer didalam mengelola suatu

usaha peternakan.

Dalam merencanakan produksi ternak, selain faktor-faktor diatas, masih ada faktor yang lain yang ikut memegang

peranan dalam membuat proyeksi produksi dan proyeksi masukan fisik. Salah satunya adalah faktor lingkungan dimana

Page 5: 58236644 Usaha Ayam Petelur

kita akan menjalankan suatu usaha, karena lingkungan juga akan menentukan hasil produksi suatu usaha peternakan yang

akan kita jalankan.

2.5 Laporan Keuangan

Untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dan kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan dari segi finansial,

maka dilakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang digunakan terdiri dari Break Even Point

( BEP), dan Profit Rate.

1. Break Even Point

Menurut Yacob (2003) Break Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total pendapatan sama dengan total

biaya. Dengan kata lain, Break Even Point adalah suatu keadaan perusahaan dimana jumlah total penghasilan

besarnya sama dengan jumlah total biaya, atau suatu keadaan perusahaan dimana rugilabanya sebesar nol,

perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak memperoleh rugi. Rumus yang digunakan untuk menghitung

Break Even Point adalah sebagai berikut.

BEP = PenjualanTotal

VariabelBiayaTotalTetapBiayaTotal

−1

BAB III

POTENSI PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN

Potensi Pasar

Potensi pasar adalah khalayak konsumen yang akan mengkonsumsi telur ayam mulai masyarakat bawah, menengah,

dan masyarakat kelas atas. Banyak rumah makan, restoran, super market, pasar tradisional, warung serta perusahaan roti

yang menyebar di seluruh Kota Denpasar, demikian juga kota lainnya di Bali merupakan tempat pemasaran yang sangat

potensial. Selain itu banyaknya hotel-hotel berbintang yang terdapat di Bali merupakan salah satu potensi pasar yang dapat

dilihat dan dapat digunakan sebagai acuan pemasaran telur ayam ini. Selain itu juga ayam afkir atau yang sudah tidak

produktif lagi dapat dijual sebagai ayam konsumsi.

Strategi Pemasaran

Hasil produksi berupa telur akan di pasarkan ke seluruh pasar tradisional yang dekat dengan usaha peternakan,

warung, rumah makan, restoran, perusahaan roti serta hotel-hotel yang ada di Bali. Selain itu konsumen dapat membeli

langsung ke peternakan. Trasnportasi pemasaran menggunakan mobil untuk pemasaran yang jaraknya jauh dari

peternakan..

Page 6: 58236644 Usaha Ayam Petelur

BAB IV

RENCANA KERJA DAN PENGEMBANGAN

4.1. Rencana Kerja

Jadwal Usaha

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei JuniMembahas rencana

kegiatan usahaSurvei pasarMencari lokasi wirausaha

dan pembangunan

kandangPembelian alat-alat dan

bahan Mencari tenaga kerja

atau karyawanOperasional atau

berproduksiPemasaranEvaluasi usaha

4.2. Waktu Pengembangan

Proses pengembangan usaha ini mengacu pada hasil evaluasi usaha sebelumnya. Jika evaluasi menunjukkan hasil

yang positif, dalam arti produk yang dihasilkan laku dalam jumlah yang cukup banyak dipasaran maka produksi akan

ditingkatkan untuk menambah omset penjualan. Jika hasil evaluasi nunjukkan hasil yang negatif maka perlu dicari akar

permasalahannya sehingga masalah yang dialami lebih dini dapat ditanggulangi.

4.3. Komersialisasi

Tahap komersilisasi juga mengacu pada hasil evaluasi usaha sebelumnya. Komersilisasi dilaksanakan setelah

produksi berjalan dengan baik dan pemasaran berjalan dengan lancar. Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan kembali

secara detail, sehingga di dapat titik impas dari usaha ini, dengan demikian gambaran pengembangan usaha ini dapat di

prediksi dengan jelas

BAB V

Page 7: 58236644 Usaha Ayam Petelur

PERENCANAAN USAHA TERNAK AYAM PETELUR

5.1 Inventarisasi

1. Tanah

o Tanah atau lahan yang digunakan adalah tanah milik sendiri seluas 20 are

o Topografi tanah : datar

2. Bangunan

Belum tersedia.

3. Sumber air

Tersedia melalui PAM Desa.

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2 orang.

5. Modal

Modal yang digunakan berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal pinjaman disediakan melalui Bank

Pembangunan Daerah, sebesar Rp.60.000.000,-

Manajemen

Mengenai pimpinan usaha akan dilaksanakan sendiri.

5.2 Data Teknis Ekonomi

1. Tanah atau lahan yang digunakan adalah tanah milik sendiri seluas 20 are untuk dua buah bangunan kandang dan

satu buah bangunan gudang.

2. Biaya Pembuatan kandang Rp. 46.000.000,- dengan masa pakai 15 tahun

3. Peralatan kandang (tempat pakan, tempat minum, kompor dan lain-lain)

Rp 14.000.000,- dengan masa pakai 15 tahun

4. Upah tenaga kerja Rp. 600.000,-/2 orang/bulan

5. Biaya transportasi Rp. 2.500.000,-/periode

6. Vaksin dan obat-obatan Rp. 3.000.000,-/periode

7. Harga pakan 1 sak (50 kg) Rp. 140.000,-

8. Listrik dan penerangan Rp. 1.700.000,-/periode

9. Harga telur Rp. 650,-/butir

10. Biaya telepon Rp. 500.000,-/periode

Page 8: 58236644 Usaha Ayam Petelur

5.3 Analisis Ekonomi

A. Kebutuhan Modal

1. Investasi

a. Kandang, dan gudang Rp. 46.000.000,-

b. Peralatam kandang Rp. 14.000.000,-

Total Rp. 60.000.000,-

Biaya penyusutan kandang dan peralatan:

= produksilamaxpemakaianmasa

peraladankandangpembuabiaya tantan

= Rp. 60.000.000,-

780 minggu

= Rp. 5.076.932,-

1. Modal kerja

a. Pakan DKLS Rp. 140.000,- x 2220 sak Rp. 310.800.000,-

b. Pullet 2000 ekor x @ Rp. 24.000,- Rp. 48.000.000,-

c. Obat-obatan dan vaksin Rp. 3.000.000,-

d. Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan Rp. 9.600.000,-

e. Pemanas dan penerang Rp. 1.500.000,-

f. Biaya transportasi/periode Rp. 2.500.000,-

g. Biaya telepon Rp. 500.000,

h. Pajak Tanah Rp. 75.000,-

Total Rp. 375.975.000,-

B. Perhitungan pendapatan selama 1 periode produksi (66 minggu)

1. Penerimaan:

a. Penjualan Telur selama satu periode (66 minggu)

90% x 2000 ekor x 462 hari x Rp. 650,- Rp. 540.540.000,-

b. Penjualan ayam afkir

99% ayam hidup x 2000 x Rp 18.000,- Rp. 35.640.000,-

c. Hasil penjualan kotoran ayam Rp. 2.500.000,-

Total Rp. 578.680.000,-

C. Biaya Produksi

1. Biaya tidak tetap (variable cost)

a. Pakan DKLS Rp. 310.800.000,-

b. Pullet Rp. 48.000.000,-

c. Obat-obatan dan vaksin Rp. 3.000.000,-

d. Pemanas dan penerang Rp. 1.500.000,-

e. Biaya transportasi/periode Rp. 2.500.000,-

f. Biaya telepon Rp. 500.000,-

Total Rp. 366.300.000,-

x 66 minggu

Page 9: 58236644 Usaha Ayam Petelur

2. Biaya tetap (fixed cost)

a. Upah tenaga kerja 2 orang/16 bulan Rp. 9.600.000,-

b. Pajak Tanah Rp. 75.000,-

c. Biaya penyusutan kandang dan peralatan Rp. 5.076.932,-

Total Rp. 14.751.932,-

Jadi total biaya produksi Rp. 381.051.632,-

D. Margin Kotor

Margin kotor = Penerimaan - Biaya tidak tetap

= Rp. 578.680.000 - Rp. 366.300.000

= Rp. 212.380.000,-

E. Margin Bersih

Margin bersih = Penerimaan - Biaya produksi total

= Rp. 578.680.000 - Rp. 381.051.632

= Rp. 197.628.368,-

F. BEP (Break Even Point)

BEP = TR

VCFC

−1

= 2381.051.63

0366.300.001

14.751.932

= Rp. 368.796.300,-

Jadi usaha ini jika dijalankan akan mencapai titik impas jika memperoleh penghasilan sebesar Rp. 368.796.300,-

BEPbutir = butirxbutirpertelurah

BEP1

arg

= butirxRp

Rp1

650

300.796.368

= 567.382 butir

Jadi titik impas usaha ini jika produksi telur yang dihasilkan dalam satu periode mencapai 567.382 butir

BAB VI

PENUTUP

Page 10: 58236644 Usaha Ayam Petelur

6.1 Simpulan

Adapun hal yang dapat saya simpulkan dari perencanaan usaha peternakan ayam petelur ini adalah sebagai berikut.

1. Didalam mendirikan usaha peternakan ayam petelur ini harus diperhatikan sasaran usaha, rencana investasi,

rencana produksi, rencana biaya dan pendapatan serta rencana pemasarannya.

2. Salah satu tujuan dari pendirian usaha peternakan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan

protein hewani khususnya dengan mengonsumsi telur

3. Usaha ini jika di jalankan akan mendapatkan BEP (Break Even Point) titik impas usaha jika mampu

memproduksi telur dalam satu periode sebanyak 567.382 butir

4. Keuntungan yang diberikan bila mendirikan usaha peternakan ayam petelur dengan jumlah pemeliharaan 2000

ekor adalah sebesar Rp. 578.680.000,-

DAFTAR PUSTAKA

Murti Sumarni dan John Soeprihanto.2003. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta ; Liberty

Yogyakarta.

Yacob, Ibrahim. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta ; PT.Rineka Cipta

www. google. com. analisis-kelayakan-usaha-ayam-petelur-pada-cv-widya-farm-di-ngemplak-sleman-diy-pdf-doc.htm. di

akses tanggal 26 April 2009

www. google. com analisa-kelayakan-rencana-pendirian-usaha-ayam-petelur-pada-perusahaan-“-citra-mandiri-”-

blitar.htm., di akses tanggal 26 April 2009