5657_rangkuman skripsi
DESCRIPTION
RANGKUMAN DAN PENJELASANTRANSCRIPT
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA
PERUSAHAAN FURNITURE
PT. PANDU WIRA
BOJONEGORO
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Akutansi
Oleh :
Oleh :
NURDIANA KARTIKA RAHMAWATI
2007310248
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2011
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA
PERUSAHAAN FURNITURE
PT. PANDU WIRA
BOJONEGORO
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Akuntansi
Oleh :
NURDIANA KARTIKA RAHMAWATI
2007310248
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
S U R A B A Y A
2011
3
PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI
Nama : Nurdiana Kartika Rahmawati
Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 05 Juni 1989
N.I.M : 2007310248
Jurusan : Akutansi
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentrasi : Akutansi Keuangan
Judul : Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan
Bahan Baku Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu
Wira Bojonegoro
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal : ........................................
( Triana Mayasari,SE.,M.Si.,Ak. )
Ketua Jurusan Akutansi,
Tanggal : ........................................
( Supriyati, SE.,M.Si.,Ak. )
1
1. Latar Belakang Masalah
Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan
dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta
menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam suatu
perusahaan, pengendalian internal mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup
suatu perusahaan. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan
informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen
perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan.
PT. Pandu Wira adalah perusahaan manufaktur yang cukup besar, yang
bergerak dalam bidang industri furniture atau mebel, perabotan rumah tangga dan
kerajinan serta industri pengolahan segala jenis kayu dan rotan serta pengergajian.
Ada atau tidaknya persediaan akan mempengaruhi proses produksi dan penjualan.
Untuk itu agar tidak terjadi kesalahan dalam pembelian barang dan kemungkinan
penyelewengan maka diperlukan suatu sistem pengendalian intern terhadap
persediaan bahan baku utamanya, yaitu kayu.
Persediaan mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan karena akan
mempengaruhi tingkat produksi maupun penjualan. Persediaan merupakan bagian
utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami
perubahan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan bahan baku atau
semakin cepat perputaran persediaan bahan baku berarti makin pendek tingkat
dana dalam persediaan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil. Sebaliknya
2
semakin rendah tingkat perputaran atau semakin lambat perputaranya berarti
semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Hal ini juga akan berpengaruh
pemenuhan dana berasal dari luar perusahaan yang harus menanggung biaya
bunga dan besarnya bunga akan ditentukan lama pendeknya pengembalian
pinjaman (Indriyo Gitosudarmo, 2002: 93).
Pada perusahaan manufaktur, masalah yang sering dihadapi adalah
masalah kelancaran proses produksi berupa penangganan persediaan bahan baku
yang tepat agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku, perusahaan
harus dapat mengelola persediaan yang dimiliki sebaik mungkin sesuai dengan
kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. Untuk menjamin agar pengelolaan
persediaan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, maka dibutuhkan
suatu sistem yang manpu menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu
sistem tersebut adalah sistem pengendalian iternal persediaan bahan baku pada
perusahaan itu sendiri. Persediaan yang ada pada perusahaan mebel adalah
persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku,
persediaan bahan penolong.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
penelitian-penelitian lebih lanjut terhadap sistem pengendalian internal persediaan
bahan baku, tujuan diterapkannya sistem adalah agar tujuan perusahaan tercapai.
Sedangkan tujuan dari sistem pengendalian internal persediaan bahan baku adalah
agar proses terselengaranya persediaan bahan baku berjalan dengan lancar karena
dengan penerapan sistem persediaan bahan baku maka perusahaan akan mendapat
manfaat yang besar. Manfaat sistem persediaan bahan baku antara lain jalannya
3
penyelenggaraan persediaan bahan baku akan menjadi teratur, adanya bagian yang
bertanggung jawab untuk masing-masing bagian. Sedangkan tujuan dari sistem
persediaan bahan baku adalah agar proses terselenggarakanya persediaan bahan
baku berjalan dengan lancar karena dengan penerapan sistem persediaan, maka
perusahaan akan mendapat manfaat yang besar.
Secara lengkap penelitian ini akan memaparkan hasil penelitian pada
“Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan
Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro” dimulai dari latar belakang penelitian,
konsep teori yang mendasari penelitian dan analisis hasil pengujian, serta kajian
terkait dengan riset-riset yang telah ada sebelumnya, kemudian dievaluasi untuk
mengetahui apakah sistem penggendalian intern atas persediaan telah diterapkan
secara efektif atau belum pada perusahaan tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah “Bagaimana Evaluasi
Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan Furniture
PT. Pandu Wira Bojonegoro?”.
4
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan yang
ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana evaluasi pengendalian intern
terhadap sistem persediaan bahan baku pada Perusahaan Furniture PT. Pandu
Wira Bojonegoro.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki
sistem pengendalian interen persediaan bahan baku yang ada sehingga
sistem pengendalian intern dapat ditingkatkan dan jalannya
penyelenggaraan persediaan akan menjadi teratur.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai bahan untuk menambah wawasan dan dalam
menerapkan teori yang diperoleh semasa perkuliahan guna memecahkan
masalah yang akan dihadapi dalm kondisi nyata di suatu perusahaan.
c. Bagi Pembaca
Sebagai referensi untuk melakukan penelitian berikutnya
d. Bagi STIE Perbanas Surabaya
Untuk menambah khasanah perpustakaan, khususnya untuk jurusan
akuntansi sebagai bahan penelitian berikutnya.
5
5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian
ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data berasal dari
internal berupa data primer sedangkan metode penggumpulan data menggunakan
studi literatur dengan cara mengumpulkan dan mempelajari tujuan teoritis dan
studi lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan
metode kuisoner, wawancara dan dokumentasi. Dari berbagai data yang terkumpul
pada penelitian akan diolah, dianalisis, dan diperbandingkan dengan landasan teori
yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan. Selanjutnya dari hasil analisis
perbandingan tersebut ditarik kesimpulan dan sebagai langkah perbaikan diberikan
beberapa saran yang sekiranya dapat dilakukan dan bermanfaat bagi perusahaan.
Analisis atau semua data yang terkait akan diinterprestasikan dalam bentuk
kualitatif dengan struktur penulisan yang bersifat deskriptif.
6. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Untuk menguji ketelitian pencatatan akuntansi yang diselengarakan oleh
bagian akuntansi, keandalan penyimpanan barang di gudang yang diselengarakan
oleh bagian gudang, dan untuk mencegah atau mengurangi adanya kecurangan
atau penggelapan serta pencatatan fiktif, diperlukan suatu sistem perhitungan fisik
persediaan. Unsur-unsur pengendalian intern perhitungan fisik persediaan dapat
dikatakan sudah berjalan secara efektif berdasarkan adanya beberapa bukti-bukti
dokumen atau buku catatan perhitungan fisik yang ada pada Perusahaan Furniture
PT. Pandu Wira Bojonegoro.
6
Kriteria yang digunakan untuk menilai efektif atau tidaknya evaluasi
pengendalian intern atas persediaan bahan baku dihitung berdasarkan masing-
masing kelompok pertanyaan dan apabila semakin banyak jawaban “Ya” dengan
persentase 100%, maka dapat diartikan bahwa penerapan sistem pengendalian
intern pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro telah diterapkan
secara efektif, tetapi apabila semakin banyak jawaban “Tidak” dengan prosentase
50% atau kurang dari 50%, maka dapat diartikan bahwa sistem penggendalian
intern tidak diterapkan secara efektif,
Hasil dari pengisian daftar pertanyaan (kuisoner) pengendalian intern atas
persediaan bahan baku pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
HASIL DAFTAR PERTANYAAN KUISIONER
No. Unsur Jumlah Jumlah Total Jawaban Persentase
Pengendalian Responden Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Ya Tidak
1 Organisasi 18 4 72 72 0 21 0
2
Sistem Otorisasi
dan Prosedur
Pencatatan
18 6 108 90 18 26 6
3
Praktik Yang
Sehat 18 5 90 58 32 15 11
4 Karyawan Yang
Kompeten 18 4 72 57 15 17 4
Jumlah 19 342 79 21
Sumber : Kuisioner Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro
Setelah dilakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian intern dan
berdasarkan dari hasil wawancara dan kuisoner yang diajukan ke perusahaan,
7
maka pengendalian intern pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro
adalah sebagai berikut:
A. Organisasi
Struktur organisasi digunakan untuk memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas. Struktur organisasi Perusahaan Furniture PT. Pandu
Wira adalah berbentuk fungsional. Sifat khusus organisasi ini adalah
terdapatnya kesatuan komando yang mengalir dari puncak pimpinan hingga
bawah dimana pimpinan tetap memegang kendali atas keseluruhan bagian-
bagian. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap transaksi. Sehingga diperlukan pemisahan fungsi
untuk mencegah terjadinya kecurangan di dalam perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara dari responden untuk mengetahui apakah
terdapat pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar bagian di perusahaan
tersebut, yang didukung dengan jawaban kuisioner yang telah dibagikan
kepada delapan belas (18) responden, terdapat empat (4) pertanyaan yang
diajukan, bahwa 21% menyatakan bahwa sistem pengendalian intern
persediaan bahan baku pada perusahaan Furniture PT. Pandu Wira dilihat dari
struktur organisasi yang telah dilakukan telah memenuhi kriteria sistem
pengendalian intern yang baik dan diterapkan secara efektif.
B. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pada Perusahaan Furniture
PT. Pandu Wira Bojonegoro merupakan suatu alat bagi manajemen untuk
8
mengadakan pengawasan terhadap operasional dan transaksi yang terjadi.
Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro, setiap transaksi yang
terjadi atas dasar otorisasi dari pihak yang memiliki wewenang untuk
mengotorisasi atau menyetujui terjadinya suatu transaksi. Pimpinan
memegang kendali atas keseluruhan bagian-bagian, oleh karena itu, segala
bentuk traksaksi harus berdasarkan persetujuan pimpinan.
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang telah dibagikan
kepada delapan belas (18) responden beserta adanya beberapa bukti-bukti
dokumen, contonya LPP (Lembar pengajuan persetujuan), LPPB (Lembar
Permintaan Pengadaan Barang), BPPB (Bukti Permintaan Pembelian Barang),
PO (Surat Pemesanan Pembelian), Surat Bukti Penerimaan Barang, Surat
Jalan, Faktur Dan Nota, yang bertujuan untuk untuk mengetahui apakah
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan telah dilaksanakan secara efektif pada
Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat enam (6) pertanyaan yang diajukan memiliki persentase
jawaban “Ya” sebanyak dua puluh enam persen (26%) atas pertanyaan
mengenai adanya unsur sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, sedangkan
jawaban enam persen (6%) bukan berarti tidak memadai melainkan masih
perlu adanya perbaikan terhadap sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
yang telah diterapkan pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro.
C. Praktik Yang Sehat
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang telah dibagikan
kepada delapan belas (18) responden beserta adanya beberapa bukti-bukti
9
(dokumen) yang bertujuan untuk mengetahui apakah praktik yang sehat telah
dilaksanakan secara efektif pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira
Bojonegoro, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat lima (5) pertanyaan
yang diajukan memiliki persentase jawaban “Ya” sebanyak lima belas persen
(15%), sedangkan jawaban “Tidak” sebanyak sebelas persen (11%).
Berdasarkan hasil kuisoner tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan
unsur praktik yang sehat di dalam perusahaan belum atau tidak berjalan secara
efektif, sehingga diperlukan adanya perbaikan terkait praktik yang sehat yang
telah diterapkan di Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro.
D. Karyawan yang Kompeten
Karyawan yang kompeten adalah karyawan yang mutunya sesuai
dengan tanggung jawab. Untuk dapat melaksanakan unsur-unsur pengendalian
intern di suatu perusahaan, sepeti struktur organisasi pemisahan fungsi, sistem
otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat, dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkompeten, jujur dan memiliki skill atau keterampilan
sehingga unsur-unsur tersebut dapat terselengara dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang telah dibagikan
kepada delapan belas (18) responden atau dengan persentase tujuh belas persen
(17%) beserta adanya beberapa bukti-bukti yang bertujuan untuk mengetahui
apakah unsur karyawan yang kompeten diterapkan secara efektif pada unsur
karyawan yang kompeten, maka dapat disimpulkan bahwa dari empat (4)
pertanyaan yang diajukan menyatakan bahwa, dalam rangka pengembangan
mutu sumber daya manusia serta perekrutan karyawan baru membutuhkan
10
suatu proses yang penuh seleksi hal ini bertujuan agar didapakan mutu dan
kompetensi yang maksimal dari karyawan yang ada. Hal tersebut sudah dapat
dikatakan bahwa penerapan unsur sistem pengendalian intern pada karyawan
yang kompeten sudah berjalan secara efektif.
7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan kepada Pimpinan, Devisi
umum, Devisi produksi, Devisi pemasaran, serta beberapa staf terkait dapat
disimpulkan bahwa penerapan sistem pengendalian intern atas persediaan bahan
baku pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro sudah dijalankan
dengan baik dan efektif. Kesimpulan dari hasil penelitian pada Perusahaan
Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro adalah sebagai berikut :
1. Struktur organisasi dan pemisahan fungsi pada Perusahaan Furniture PT.
Pandu Wira Bojonegoro dapat dikatakan berjalan efektif. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya bagian pengadaan yang mengadakan pemesanan
pembelian bahan baku, bagian peralatan dan perbekalan yang bertugas
melakukan stock opname atau pemeriksaan terhadap jumlah fisik persediaan,
lalu bagian gudang yang bertugas menerima barang pesanan dari supplier,
menyimpan barang di gudang, mengitung persediaan fisik yang ada di gudang,
serta melakukan pencatatan terhadap jumlah fisik persediaan di gudang, dan
adanya fungsi pencatatan yang dilakukan oleh bagian akuntansi.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang ditetapkan Perusahaan
Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro dapat dikatakan efektif. Hal ini dapat
dibuktikan dengan pemberian otorisasi dan pencatatan yang dilakukan pihak
11
yang bertanggung jawab penuh terhadap transaksi-transaksi yang terjadi di
perusahaan, sehingga dapat meminimalisasi adanya kesalahan pencatatan
ataupun kecurangan yang mungkin dilakukan oleh karyawan ataupun supplier
yang terkait dengan proses pembelian dan persediaan bahan baku di
Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro. Pemakaian kartu stock
barang yang efektif akan memudahkan bagian gudang untuk mengetahui
apakah stock barang yang akan digunakan masih ada, sehingga dapat
menghindari adanya kekurangan ataupun kelebihan persediaan bahan baku.
3. Praktik yang sehat yang diterapkan oleh Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira
Bojonegoro dapat dikatakan belum efektif atau Tidak efektif, dilihat dari
beberapa kelemahan, yaitu:
a. Pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro belum
menggunakan dokumen bernomer urut tercetak sehingga memungkinkan
terjadinya pembuatan surat pembelian rangkap dengan transaksi yang
sama, dan dapat menimbulkan kecurangan yang terjadi di perusahaan.
Dokumen yang tidak bernomer urut tercetak diantaranya adalah dokumen
Surat Bukti Penerimaan Barang, Surat Jalan, Faktur dan Nota.
b. Perhitungan fisik persediaan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya
kecurangan perhitungan yang mungkin saja dilakukan, sehingga
pengecekan terhadap jumlah dan catatan perhitungan fisik pun sangat
diperhatikan. Tetapi pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira
Bojonegoro perhitungan fisik persediaan hanya dilakukan setiap enam
12
bulan sekali atau satu tahun sekali, sehingga kontrol terhadap perhitungan
fisik masih diperlukan adanya perbaikan.
4. Karyawan yang kompeten, pada Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira
Bojonegoro dapat dikatakan sudah berjalan berjalan efektif, hal ini dibuktikan
dengan adanya seleksi calaon karyawan, Perusahaan juga melakukan evaluasi
terhadap kinerja karyawan, dan dalam rangka meningkatkan sumber daya
manusia, khususnya terhadap karyawan, maka perusahaan telah
mengikutsertakan atau mengirim karyawan untuk mengikuti pelatihan dan
pendidikan, baik yang diselengarakan pemerintah maupun lembaga-lembaga
lain untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang dimiliki. Dalam
unsur ini Perusahaan Furniture PT. Pandu Wira Bojonegoro juga memelihi
kelemahan dalam perekrutan karyawan baru, karena perekrutan tenaga kerja
tidak dilakukan melalui iklan di media massa, tetapi dibuka melalui
pengumuman dari perusahaan itu sendiri. Informasi lowongan tersebut dapat
diketahui melalui pengumuman yang ditempel di kantor Perusahaan Furniture
PT. Pandu Wira Bojonegoro. Hal ini dikarenakan perusahan memiliki tujuan
untuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
disekitar lokasi pembangunan atau perusahaan.
8. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang terkait dengan kelemahan
sistem pengendalian intern yang dihasilkan maka dibawah ini diberikan saran-
saran yang dapat digunakan sebagai bahan masukan serta pertimbangan bagi
perusahaan, antara lain sebagai berikut :
13
1. Dalam karyawan yang kompeten, sebaiknya perusahaan melakukan
perekrutan karyawan baru melalui iklan media massa, tidak hanya dari
penduduk lokal di sekitar lokasi perusahaan. Semakin banyaknya
kompetensi dalam perekrutan karyawan, maka perusahaan akan
mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan karyawan yang kompeten
dan mutunya sesuai dengan pekerjaan.
2. Penggunaan kartu perhitungan fisik sangat mambantu bagian pembelian,
pengadaan, akuntansi dan bagian gudang agar dapat mengetahui jumlah
stok barang yang ada di gudang. Sehingga dapat mempermudah dalam
pencocokan antara catatan dengan hasil perhitungan fisik. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kekurangan atau pun kelebihan persediaan
bahan baku.
3. Sebaiknya penghitungan fisik persediaan dilkukan secara berkala, hal ini
sangat bermanfaat bagi perusahan untuk dapat mengetahui kebenaran
antara catatan dengan jumlah fisik persediaan yang ada di gudang.
Sehingga jika terdapat adanya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan,
dapat cepat dan mudah untuk ditelusur.
4. Menciptakan praktik yang sehat dengan menggunakan dokumen-dokumen
yang bernomor urut tercetak sehingga memudahkan operasional
penggunaannya. Hal ini dapat berguna sebagai alat pengawasan dan dalam
rangka mengurangi kesempatan penggunaan dokumen ganda ataupun
berbagai bentuk kecurangan lainnya. Oleh sebab itu dokumen harus diberi
nomor urut tercetak agar penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan.
14
5. Melakukan penyempurnaan terhadap sistem akuntansi persediaan bahan
baku yang sudah diterapkan di perusahaan, agar sistem pengendalian
intern di perusahaan dapat berjalan lebih efektif lagi.
15
DAFTAR RUJUKAN
Lalu Sumayang. 2003 . Perencanaan dan Pengendalian. Edisi Revisi. Jakarta ;
Penerbit Bumi Aksara.
Much, Djunaidi.,et al . 2005. Pengaruh Perencanaan Pembelian Bahan Baku
dengan Model EOQ untuk Multi item dengan All Unit Discount. Jurnal
Ilmiah Teknik Industri. Vol .4. No.2. Desember hal 86 – 94.
Monika, K. Ciptani. 2001. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Biaya melalui
Integritas Time & Motion Study dan Activity – Based Costing. Jurnal
Akuntansi & Keuangan. Vol. 3. No. 1. Mei hal 30 – 50.
Ray Saibal., et al. 2004. The effectiveness of investmeni in lead time reduction for
a make to stock produk. IIE Transaction. Vol. 36. Pp 333 – 344.
Roger, G. Schroeder. 1994 . Manajemen Operasional . Jilid 2, Edisi ketiga.
Jakarta ; Penerbit Erlangga.
Sofjan Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta ;
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Supriyono. 1999. Manajemen Biaya Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Buku I.
Edisi Pertama. Yogyakarta ; BPFE.
Suyadi Prawirasentosa. 2001. Manajemen Operasi : analisis studi kasus . Edisi
tiga. Jakarta ; Bumi aksara.
Taufik Hidayanto. 2007. Analisis Perbandingan Pengendalaian Persediaan
Bahan Baku dengan Pendekatan Model EOQ dan JIT / EOQ. Jurnal
Teknologi Industri. Vol. XI. No. 4. Oktober hal 315 – 322.
Tedy, Susanto dan Sarwadi. 2006. Optimasi Produksi dan Pengendalian Bahan
Baku Studi Kasus pada PT. Joshua Indo Export. Jurnal Matematika.
Vol.9, No.1. April hal 133 – 138.
16
Usry, F. Milton., et al. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kesepuluh. Terjemahan.
Jakarta ; Penerbit Erlangga.
Oviliani, Y. Yuliana dan Tanti Oktavia. 2001. Rancangan Sistem Informasi
Persediaan Bahan baku Terkomputerisasi PT. KPL. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan. Vol. 03. No 1. Maret hal 72 – 84.
Yin. K. Robert. 2009. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta ; Rajawali Pers.