55973892-05-bab-2-tinjauan-teori

Upload: corrywigati

Post on 02-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    1/83

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang

    dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana

    dan konseling (Varney, 2006).

    Asuhan kebidanan komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan

    berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan (antenatal

    care), asuhan kebidanan persalinan (intranatal care), asuhan kebidanan masa

    nifas (postnatalcare), dan asuhan bayi baru lahir (neonatalcare) (Varney, 2006).

    A. Antenatal (Kehamilan)

    1. Pengertian Kehamilan

    Masa kehamilan normal dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

    janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu

    dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan

    fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam

    keluarga. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter

    sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

    pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2002).

    2. Antenatal Care

    Antenatal care adalah kegiatan pengamatan dan pengawasan

    secara seksama sebelum persalinan terutama ditujukan pada

    pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim, yang dilaksanakan

    8

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    2/83

    9

    oleh tenaga kesehatan. Antenatal care adalah pengawasan intensif

    sebelum kelahiran (Mochtar, 2006)

    Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

    ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

    Prenatal care adalah pengawasan intensif sebelum kelahiran

    (Mochtar, 2006).

    3. Tujuan Antenatal Care

    a. Tujuan umum

    Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak

    selama kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan

    anak yang sehat (Saifuddin, 2002)

    b. Tujuan khusus

    1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin

    dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

    2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin

    diderita sedini mungkin

    3) Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak

    4) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan

    keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi

    5) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

    dan tumbuh kembang bayi.

    6) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

    sosial ibu dan bayi.

    7) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan dan komplikasi

    yang mungkin terjadi.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    3/83

    10

    8) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

    selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

    9) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

    memberikan ASI eksklusif.

    10) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

    kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

    (Saifuddin, 2002)

    4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal

    a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika

    haidnya terlambat satu bulan

    b. Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan

    c. Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan

    d. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

    e. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan (Saifuddin, 2002)

    5. Standar Minimal Pelayanan Antenatal 7T

    a. Timbang berat badan

    b. Ukur Tekanan darah

    c. Ukur Tinggi badan

    d. Pemberian imunisasi TetanusToksoid TT lengkap

    e. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama hamil

    f. Tes terhadap penyakit menular seksual

    g. Temu wicara dalam rangka rujukan (Saifuddin, 2002)

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    4/83

    11

    Manfaat dari masing-masing pemeriksaan tersebut adalah:

    a. Timbang Berat Badan

    Pemantauan berat badan sangat penting selama masa

    kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukan kesehatan dan

    petumbuhan janin. Oleh karena itu sebaiknya berat badan selama

    hamil jangan terlalu melonjak maupun terlalu minim. Ibu yang berat

    badannya terlalu melonjak akan berakibat pada preeklamsi, diabetes

    mellitus, jantung dan lain-lain.. Ibu yang memiliki berat badan kurang

    maka selama masa kehamilan kenaikan berat badannya harus

    mencapai 12-16 kg, ibu yang memiliki berat badan seimbang atau

    normal, kenaikan berat badan selama hamil antara 9-12 kg, dan ibu

    yang memiliki berat badan berlebih, kenaikan berat badan selama

    kehamilan adalah 6-9 kg.

    b. Tekanan Darah

    Saat kondisi tubuh normal , tekanan darah diastole berkisar

    antara 60-80 mmHg dan sistol 90-120 mmHg. Akan tetapi saat hamil

    terjadi penurunan tekanan darah. Setalah usia kehamilan 20-32

    minggu tekanan darah kembali normal. Peningkatan tekanan darah

    harus selalu dilihat selama masa kehamilan untuk menghindari hal-hal

    buruk seperti eklamsia, gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan

    lain-lain. Standar pemeriksaan tekanan darah adalah 4x selama masa

    kehamilan, yakni 1x pada trimester pertama, 1x pada trimester kedua

    dan 2x pada trimester ketiga.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    5/83

    12

    c. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

    Imunisasi ini diberikan untuk memberikan pelindungan untuk

    ibu dan janin terhadap penyakit tetanus. Biasanya diberikan secara

    berulang dengan selang waktu (interval), diberikan inial 2x pada ibu

    hamil.

    Tabel 2.1Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

    Antigen Interval Perlindungan Perlindungan %

    TT 1 ANC 1 0 0TT 2 4 mgg TT1 3 th 80%

    TT 3 6 bln TT 2 5 th 95%

    TT 4 1 th TT 3 10 th 99%

    TT 5 1 th TT 4 25 th 99%

    Paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan

    (Sumber: Saifuddin, 2002)

    d. Pemberian Tablet Besi

    Tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama masa

    kehamilan. Setiap tablet mengandung 320 mg FeSO4. Tablet ini

    berfungsi untuk pembentukan sel darah merah. Seorang ibu hamil

    akan mengalami penambahan volume darah selama kehamilannya,

    sehingga darah menjadi lebih encer dan kondisi ini yang dinamakan

    anemia kehamilan. Anemia pada kehamilan akan mengakibatkan

    kelelahan, asupan oksigen sedikit mengakibatkan kecacatan, atonia

    uteri pada saat kelahiran dan perdarahan pasca salin.

    e. Ukuran Tinggi Fundus Uteri

    Pengukuran fundus uteri selama kehamilan dilakukan untuk

    mengetahui pertumbuhan janin di dalam rahim, tinggi fundus juga

    untuk menentukan tuanya kehamilan.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    6/83

    13

    f. Tes terhadap penyakit menular

    Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bibit

    penyakit (virus/mikroorganisme) yang dapat menimbulkan penyakit

    dan dapat mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan janin.

    g. Temu Wicara dengan ibu dan keluarga

    Hal ini dilakukan sebagai perencanaan, antisipasi dan

    persiapan dini untuk pengambilan keputusan dalam melakukan

    rujukan jika terjadi komplikasi(Saifuddin, 2002)

    6. Tanda dan Gejala pada Masa Antenatal

    Menurut Wiknjosastro (2005) dalam buku Ilmu Kebidanan bahwa

    pada wanita hamil terdapat beberapa tanda atau gejala, antara lain :

    a. Amenorhe

    Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya

    dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan

    terjadinya.

    b. Mual dan Muntah.

    Pengaruh dari hormon progesteron, terjadi pengeluaran asam

    lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual dan muntah

    yang berlebihan.

    c. Ngidam

    Sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi

    menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    7/83

    14

    d. Pingsan/Singkope

    Terjadi ganguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

    menyebabkan Iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

    Singkope. Keadaan ini akan hilang setelah usia kehamilan minggu.

    e. Payudara tegang

    Pengaruh estrogen dan progesteron dan somatropin deposit

    lemak, air, dan garam pada payudara.

    f. Anoreksia/ tidak ada nafsu makan

    Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu

    nafsu makan akan kembali timbul.

    g. Sering miksi/ kencing

    Oleh karena desakan rahim kedepan sehingga menekan

    Vesika Urinaria pada Trimester III

    h. Obstipasi

    Pengaruh progesteron sehingga menghambat Peristaltik usus

    menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB)

    i. Pigmentasi Kulit

    Sekitar pipi : Cloasma Gravidarum penyebab dari Melanophore

    Stimulating Hormon (MSH), Dinding perut : Striae livide, Striae Nigra,

    Linea Alba semakin hitam dan Sekitar payudara : Hiperpegemntasi

    Areola Mamae, puting susu makin menonjol dan kelenjar Montromery

    menonjol.

    j. Epulsi

    Hipertropi gusi disebut dapat terjadi bila hamil.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    8/83

    15

    k. Varises/ penekanan pembuluh darah vena

    Karena pengaruh dari Estrogen dan Progesteron terjadi

    penampakkan pembuluh Vena, terutama bagi mereka yang

    mempunyai bakat penampakkan pembuluh darah, dapat terjadi

    disekitar genitalia ekterna, kaki, betis dan peyudara. Ini akan hilang

    setelah persalinan.

    Pada kehamilan muda bisa pula ditemukan :

    l. Tanda Hegar

    Hipertrofi ishmus mengakibatkan menjadi panjang dan lunak.

    m. Tanda Chadwick

    Vagina dan vulva merah agak merah agak kebiruan (livide).

    n. Tanda Piscaseck

    Uterus membesar kesalah satu jurusan.

    o. Tanda Braxton-Hicks

    Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus

    dalam masa hamil.

    7. Pemeriksaan Ibu hamil

    Sebelum melakukan pemeriksaan kehamilan hendaknya

    pemeriksa melakukan pendataan berdasarkan keluhan umum ibu

    sehingga dapat membuat suatu diagnosa adapun langkah-langkah dalam

    pemeriksaan ibu hamil adalah sebagai berikut: (Varney, 2006) :

    a. Anamnesa

    1) Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama,

    pekerjaan, alamat dan sebagainya

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    9/83

    16

    2) Anamnesa umum :

    a) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, BAK, BAB,

    perkawinan dan sebagainya

    b) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HPHT)

    c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan

    ektopik atau kehamilan mola sebelumnya

    b. Pemeriksaan diagnostik

    1) Pemeriksaan umum meliputi:

    2) Keadaan umum

    3) Keadaan status gizi

    4) Keadaan jantung dan paru-paru

    5) Adanya oedema

    6) Reflek

    7) Berat badan

    8) Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu badan, dan respirasi)

    9) Pemeriksaan laboratorium

    c. Pemeriksaan status obstetrikus

    1) Inspeksi

    Pemeriksaan pandang seluruh tubuh meliputi muka, leher, dada,

    perut, vulva, ekstremitas atas dan bawah dan sebagainya.

    2) Palpasi

    a) Pemeriksaan raba untuk menentukan umur kehamilan dengan

    mengukur besarnya rahim, menentukan berat janin dan lain-

    lain.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    10/83

    17

    b) Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu

    sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri

    di sebelah kanan ibu hamil. Lakukanlah palpasi bimanual

    terutama pada pemeriksaan payudara

    c) Palpasi perut untuk menentukan :

    (1) Besar dan konsistensi rahim

    (2) Bagian-bagian janin, letak persentasi

    Manuver palpasi menurut leopold :

    Leopold I

    Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu hamil

    Menentukan TFU bagian janin dalam fundus

    Konsistensi uterus

    Variasi menurut Knebel

    Menentukan letak kepala atau bokong satu tangan di

    fundus dan tangan lain diatas simfisis

    Leopold II

    Menentukan batas samping rahim kanan kiri

    Menentukan letak punggung janin

    Pada letak lintang tentukan dimana kepala janin

    Variasi menurut Budin :

    Menentukan letak punggung dengan satu tangan

    menekan di fundus

    Leopold III

    Menentukan bagian terbawah janin

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    11/83

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    12/83

    19

    Rumus tersebut :

    Keterangan :

    N= 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul

    N= 12 bila masih berada diatas spina isciadica

    N= 11bila sudah berada dibawah spina isciadica

    (Tim dokter FK UI, 2001)

    3) Auskultasi

    Jantung janin merupakan observasi esensial tentang

    kesejahteraan janin dan harus diauskultasi pada setiap

    pemeriksaan abdomen dan setelah pemeriksaan apapun.

    Mengetahui presentasi dan posisi janin berarti mengetahui di

    bagian mana alat tersebut diletakkan di abdomen ibu agar dapat

    mendengar bunyi jantung janin. Jantung janin dikaji :

    keberadaannya, frekuensinya normalnya 120/160 x/menit,

    keteraturannya, dan variabilitasnya (Johnson, 2004).

    d. Pemeriksaan Laboratorium

    Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya

    sekurang-kurangnya 2x selama kehamilan, sekali pada permulaan

    dan sekali lagi pada akhir kehamilannya.

    e. Ultrasonografi

    Dibandingkan dengan pemeriksaan roentgen, USG tidak

    berbahaya untuk janin, karena memakai prinsip sonar 9 bunyi O. Jadi

    boleh dipergunakan pada kehamilan muda.

    (TBBJ)= [TFU (cm) - N] x 155

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    13/83

    20

    8. Nasehat-nasehat untuk Ibu pada Masa Antenatal

    a. Nutrisi (Diet) ibu hamil

    Wanita hamil yang menyusui harus betul-betul mendapat

    perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein

    yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.

    Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus

    prematurus, inertia uteri, perdarahan pascasalin, sepsis puerpuralis

    dan lain-lain.. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk

    dua orang ibu dan janin, dapat mengakibatkan komplikasi seperti

    gemuk, pre eklampsi, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang

    diperlukan dalam pemenuhan gizi ibu hamil antara lain: potein,

    karbohidrat, zat lemak, mineral dan bermacam-macam garam,

    terutama kalsium, fosfor dan zat besi (Fe), vitamin dan air

    Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin,

    plasenta, uterus, buah dada, dan kenaikan metabolisme sebagai

    pengawasan kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan

    kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya.

    Kenaikan berat badan rata-rata 6,5 sampai 16 kg (10-12 kg)

    Kenaikan berat badan yang dianjurkan Committee of the

    national Academy of Science :

    1) Untuk ibu dengan BB di bawah berat seharusnya (underweight)

    kenaikan yang dianjurkan 12.5-18 kg

    2) Untuk ibu dengan BB normal kenaikan yang dianjurkan adalah

    antara 11.5-16 kg

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    14/83

    21

    3) Untuk ibu dengan BB berlebih (overweight) kenaikan BB yang

    dianjurkan antara 7-11.5 kg

    Body Mass Index( BMI )

    Mengukur tubuh dengan dengan rumus Body Mass Index. Nutrisi

    dan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 300 kalori.

    Kenaikan berat badan berdasarkan BMI yaitu :

    BMI= BB/TB2

    Underweight : < 19,8 kg/m2

    Normoweight: 19,8-26 kg/m2

    Overweight : 26 kg/m2

    b. Merokok

    Jelas bahwa bayi dari ibu perokok mempunyai berat badan

    lebih kecil. Karena itu wanita hamil dilarang merokok.

    c. Obat-obatan

    Prinsip jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama

    kehamilan terutama pada triwulan pertama. Perlu dipertanyakan

    mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya

    terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan pemakai obat-

    obatan tersebut.

    d. Gerakan badan

    Gerakan badan atau olahraga ringan sangat berguna bagi ibu

    hamil, dimana dapat membantu sirkulasi darah menjadi lebih baik,

    nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    15/83

    22

    nyenyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang

    masih segar

    e. Kerja

    Kehamilan bukanlah suatu penyakit yang mengharuskan ibu

    untuk istirahat, oleh karena ibu hamil tetap dapat melakukan aktivitas

    seperti biasa asalkan ibu hamil beristirahat dengan cukup dan makan

    secara teratur serta memeriksakan kehamilan dengan teratur.

    f. Bepergian

    Wanita hamil tetap dapat bepergian asalkan tidak terlalu

    melelahkan dan tidak duduk terlalu lama. Hal ini dikarenakan duduk

    lama dapat menyebabkan Vena Staganis yang mana dapat

    menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.

    g. Pakaian

    Pakaian wanita hendaknya memakai pakaian yang longgar,

    bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Pemakaian

    kutang yang dapat menyokong payudara dan memakai pakaian

    dalam yang selalu bersih supaya ibu tetap nyaman. Sepatu dengan

    tumit yang terlalu tinggi dianjurkan tidak dipergunakan oleh wanita

    yang sedang hamil.

    h. Istirahat dan rekreasi

    Wanita hamil sangat memerlukan istirahat yang lebih, terutama

    pada kehamilan trimester ketiga. Waktu tidur pada malam hari

    sebaiknya selama 8-9 jam, dan pada minggu berikutnya ditambahkan

    tidur siang selama 2 jam dan sebaiknya dilakukan di tempat tidur atau

    di kursi panjang yang dapat menyangga kedua kaki

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    16/83

    23

    i. Mandi

    Mandi diperlukan untuk kebersihan. Terutama perawatan kulit,

    karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan

    menggunakan sabun lembut/ringan

    j. Koitus

    Koitus tidak dihalangi kecuali ada riwayat:

    1) Sering abortus/prematur

    2) Perdarahan per vaginam

    3) Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati

    4) Bila ketuban pecah koitus dilarang

    5) Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi

    uterus partus prematurus

    k. Kesehatan jiwa

    Kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis,

    namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang. Merasa kuatir akan hal ini.

    Untuk itu bidan harus dapat menanamkan kepercayaan kepada ibu

    hamil dan menerangkan apa yang harus diketahuinya karena

    kebodohan, rasa takut, dan sebagainya dapat menyebabkan rasa

    sakit pada waktu persalinan ini akan mengganggu jalannya partus, ibu

    akan menjadi lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan

    kecemasan harus ditanamkan kerja sama pasien-penolong

    l. Perawatan payudara

    Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi

    makanan utama bagi bayi, karena itu sebelumnya harus dirawat.

    Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    17/83

    24

    susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan menggunakan air

    sabun. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan

    jalan menarik-narik keluar atau dengan cara hoffman.

    m. Pergerakan Janin

    Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan

    suatu tanda gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian janin.

    Karena itu sebaiknya ibu mengerti cara menghitung pergerakan janin.

    Kepentingan dari menghitung gerakan janin ini adalah agar ibu

    terbiasa menyadari jika ada sesuatu yang salah pada janin yang

    dikandungnya. Berkurangnya gerakan janin berkaitan dengan

    kesejahteraannya dalam rahim, jika ibu merasakan janinnya kurang

    bergerak, segera hubungi dokter karena kemungkinan janin ibu

    mengalami gangguan yang dapat menyebabkan gawat janin, jika

    tidak segera diatasi dapat berakibat kematian janin dalam rahim.

    Pemantauan gerakan janin harus sudah dimulai sejak awal,

    yakni sejak ibu mulai merasa pergerakan anak, karena ibu sendirilah

    yang paling tahu dan mungkin mendeteksi kesehatan janinnya,

    biasakan memperhatikan gerakan anak setiap hari. Dianjurkan untuk

    memperhatikannya pada malam hari, saat itu janin sedang bangun.

    Cara menghitung pergerakan janin ; Ibu berbaring (malam hari)

    dan menghitung pergerakan janin selama 20 menit . Janin yang sehat

    akan bergerak lebih dari 5x dalam 20 menit. Apabila ini terjadi janin

    ibu akan baik selama 24 jam berikutnya, sehingga dengan memantau

    gerakan janin ibu dapat memprediksi kesehatan janin setidaknya 24

    jam ke depan. Apabila janin bergerak kurang dari 5x dalam 20 menit.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    18/83

    25

    Segera hubungi rumah sakit untuk mendapatkan pemantauan yang

    lebih akurat dengan cara Non Stres Test. (Wiknjosastro, 2005).

    9. Perubahan-perubahan yang Terjadi selama Masa Antenatal

    Pada antenatal terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita,

    khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna dan pada payudara.

    Antenatal akan mengakibatkan terjadinya perubahan seluruh sistem

    tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan menunjang

    proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Setelah

    bayi lahir, perubahan-perubahan tersebut akan kembali keadaan semula

    secara perlahan.Pada dasarnya, perubahan sistem tubuh wanita terjadi

    karena pengaruh berbagai hormone (Wiknjosastro, 2005).

    Berikut ini diuraikan tentang organ-organ yang mengalami

    perubahan selama antenatal.

    a. Perubahan Fisiologis

    1) Sistem reproduksi

    a) Uterus

    Pada keadaan normal, rahim mempunyai rongga dengan

    diameter sekitar 10 ml. Struktur rahim hampir padat yang

    beratnya sekitar 70 gram. Selama kehamilan, rahim akan

    berubah bentuk menjadi sebuah organ moskuler. Dinding

    rahim relatif tipis dengan kapasitas yang cukup untuk

    menerima janin, plasenta (ari-ari), dan cairan ketuban.

    Terjadinya perubahan rahim ditunjukan oleh otot-otot rahim

    yang menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti

    pembesaran rahim yang terjadi selama antenatal.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    19/83

    26

    Minggu ke-12, bagian atas rahim berada pada posisi 3 jari

    di atas tulang sympisis.

    Minggu ke-16, tinggi bagian atas rahim pada pertengahan

    jarak antara bagian pusat dan garis lengkung bawah pusat

    (sympisis).

    Minggu ke-20, tinggi bagian atas rahim sekitar 2 jari di

    bawah bagian pusat.

    Minggu ke-24, posisi atas bagian rahim tepat di tepi atas

    bagian pusat.

    Minggu ke-28, tinggi bagian atas rahim sekitar 3 jari di

    bagian atas pusat.

    Minggu ke-32, tinggi bagian atas rahim sekitar 1 jari atau

    rahim pada pertengahan jarak antara pusat dan ujung

    tulang dada.

    Minggu ke-40, tinggi bagian atas rahim turun sekitar 3 jari

    di bawah ujung tulang dada (Mochtar, 2006).

    b) Serviks uteri

    Serviks mengalami perubahan karena hormon estrogen dan

    vaskularisasimya meningkat sehingga menimbulkan

    konsistensi serviks menjadi lunak disebut tanda goodell.

    Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak

    cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh

    darah, warnanya menjadi livid disebut tanda Chadwick.

    (Mochtar, 2006).

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    20/83

    27

    c) Vagina dan vulva

    Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan

    vulva. Akibat hipervaskularisasi. Vagina dan vulva terlihat

    lebih merah atau kebiruan. Warna lipid pada vagina dan portio

    serviks disebut tanda chadwick (Mochtar, 2006).

    d) Dinding perut

    Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan

    menyebabkan robeknya serabut elastic di bawah kulit,

    sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan

    yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda,

    dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada

    linea alba bertambah pigmentasimya disebut linea nigra

    (Mochtar, 2006).

    e) Ovarium darah

    Pada permulaan antenatal masih terdapat korpus luteum

    graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira

    kehamilan 16 minggu.Korpus luteum graviditatis berdiameter

    kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.

    Korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan

    progesterone. Lambat-laun fungsi ini akan di ambil oleh

    plasenta (Wiknjosastro, 2005).

    2) Volume darah

    Selama kehamilan, volume darah semakin meningkat. Jumlah

    serum darah besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi

    semacam pengenceran darah (hemodilusi). Proses ini mencapai

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    21/83

    28

    puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume

    darah) bertambah sebesar 25-30%, sedangkan sel darah

    bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar

    30%. Bertambah pengenceran darah mulai tampak pada usia

    kehamilan 16 minggu (Manuaba, 2002).

    3) Sistem respirasi

    Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas. Hal ini

    disebabkan oleh desakan diafragma karena dorongan rahim yang

    membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagian

    kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 yang

    meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai

    25% dari biasanya (Mochtar, 2006)

    4) Sistem pencernaan

    Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung

    meningkat yang dapat menyebabkan :

    a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)

    b) Daerah lambung terasa panas

    c) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pada pagi hari,

    yang disebut morning sickness

    d) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum

    e) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-

    hari, disebut hiperemesis gravidarum

    f) Progesteron menimbulkan gerak usus semakin berkurang dan

    dapat menimbulkan obstipasi (Manuaba, 2002)

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    22/83

    29

    5) Traktus urinarius

    Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung

    banyaknya pembentukan urin, terutama pada ureter kanan karena

    peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesterone,

    tertekan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke kanan,

    dan terhambat kolon dan sigmoid disebelah kiri yang

    menyebabkan perputaran rahim ke kanan. Tekanan rahim pada

    ureter kanan dapat menyebabkan infeksi pielonefritis ginjal kanan

    (Manuaba, 2002).

    6) Payudara

    Payudara mengalami perkembangan sebagai persiapan

    memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak

    dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu

    estrogen, progesterone, dan somatomammotropin.

    a) Estrogen berfungsi :

    Menimbulkan hipertropi system saluran payudara.

    Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam

    sehingga payudara tampak makin membesar.

    Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan

    menyebabkan rasa sakit pada payudara.

    b) Progesterone berfungsi :

    Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.

    Menambah jumlah sel asinus.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    23/83

    30

    c) Somatomammotropin berfungsi :

    Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,

    laktalbumin, dan laktoglobulin.

    Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.

    Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

    Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

    Payudara menjadi lebih besar.

    Areola payudara semakin hyperpigmentasi

    Glandula montgomeri makin tampak.

    Puting susu semakin menonjol.

    Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin

    belum berfungsi karena hambatan dari PIH (Prolaktin

    Inhibiting Hormone) untuk mengeluarkan ASI.

    Setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga

    pembuatan ASI dapat berlangsung (Manuaba, 2002).

    7) Kulit

    Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hipperpigmentasi

    karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisit

    anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpegmentasi ini

    terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae,

    linea nigra. Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan

    menghilang (Manuaba, 2002).

    a) Metabolisme

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    24/83

    31

    BMR meningkat hingga 15-20% pada triwulan ke-3

    penambahan berat badan wanita hamil dalam triwulan

    pertama kurang lebih 1 kg, triwulan II kurang lebih 2,2 kg.

    Penambahan berat badan yang terjadi selama kehamilan

    dibutuhkan untuk bertambahnya berat janin, pertumbuhan

    plasenta, cairan ketuban, pembesaran payudara, peningkatan

    volume darah ibu dan menyimpan cadangan makanan ibu

    (Mochtar, 2006).

    b) Berat Badan

    Kenaikan berat badan selama hamil cukup bervariasi

    tergantung dari kebudayaan dan pola makan. Umumnya,

    kenaikan berat badan yang normal 6,5 16,5 kg, bahkan ada

    juga yang lebih (Mochtar, 2006).

    b. Perubahan Psikologis

    Menurut Varney (2006) perubahan-perubahan psikologis yang

    terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

    1) Trimester pertama

    Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-

    tanda lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap

    perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan

    dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan

    merupakan rahasia seorang ibu mungkin diberitahukan kepada

    orang lain atau dirahasiakannya.

    Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada

    trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    25/83

    32

    mengalami kegairahan seks yang lebih tinggi, kebanyakkan

    mereka mengalami penurunan libido selama periode ini, keadaan

    ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka

    dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk

    dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai, namun tanpa seks.

    Libido sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual,

    pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini

    merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester

    pertama.

    2) Trimester kedua

    Trimester kedua biasanya adalah ibu merasa sehat. Tubuh ibu

    terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak

    nyaman karena hamil pun sudah berkurang, perut ibupun belum

    terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Pada

    trimester ini pula dapat dirasakan gerakan bayinya. Dan ibu mulai

    merasakan bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri.

    3) Trimester ketiga

    Trimester ketiga ini sering kali disebut periode menunggu dan

    waspada. Sebab pada trimester ini ibu tidak sabar menunggu

    kelahiran bayinya. Trimester ketiga adalah persiapan aktif untuk

    kelahiran bayi dan menjadi orang tua, keluarga mungkin

    menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau perempuan dan

    akan mirip siapa?

    6. Ketidaknyamanan yang Terjadi pada Ibu Hamil Trimester III

    a. Konstipasi (susah buang air besar)

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    26/83

    33

    Pencegahannya :

    1) Asupan air yang cukup (8 gelas/hari)

    2) Banyak makan makanan sayuran dan buah-buahan yang

    mengandung serat

    3) Cukup istirahat

    4) Minum air hangat pada pagi hari untuk menstimulasi peristaltik

    5) Biasakan buang air besar secara teratur

    6) Tidak diperkenankan memberikan obat-obatan yang mengandung

    laxan. Gunakan pembentuk bahan padat atau emulsion. Hindari

    minyak mineral, perangsang saline.

    Tanda bahaya :

    1) Rasa nyeri hebat di perut, tidak mengeluarkan gas

    2) Rasa nyeri di kuadran kanan bawah

    b. Haemorhoid

    Pencegahan :

    1) Hindari konstipasi, tindakan pencegahan paling efektif

    menghalangi ketegangan selama defekasi

    2) Mengurangi bengkak dan sakit dengan merendam bokong

    dengan air hangat dan gunakan kompres

    c. Kram pada kaki

    Pencegahan :

    1) Massage dan hangatkan otot yang terserang

    2) Menghindari tekanan pada jari-jari kaki, pada waktu berjalan

    gunakan tumit

    3) Latihan (senam)

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    27/83

    34

    4) Diet yang mencakup kalsium

    d. Oedema

    Pencegahan:

    1) Menghindari pakaian yang ketat

    2) Kaki ditinggikan jika tidur

    3) Hindari berdiri lama, duduk lama

    4) Posisi miring kiri jika berbaring

    e. Sering buang air kecil

    Pencegahan:

    1) Kosongkan saat terasa dorongan untuk berkemih

    2) Batasi minum bahan diuretic alami (teh, cola, kafein)

    3) Perbanyak minum pada siang hari

    4) Jangan mengurangi minum pada malam hari untuk menghindari

    nocturia.

    f. Pegal pada kaki dan pinggang

    Pegal pada kaki dan pinggang merupakan salah satu ketidak

    nyamanan pada ibu hamil. Hal ini terjadi karena tekanan yang

    disebabkan penyandangan beban yang tidak biasanya pada masa-

    masa kehamilan, atau peningkatan distensi abdomen yang yang

    membuat pinggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan

    peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan. Dan kompresi

    saraf panggul statis vaskuler, akibat pembesaran uterus dapat

    menyebabkan perubahan pada tungkai bawah. (Maria, A. Aros).

    g. Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    28/83

    35

    1) Sakit perut yang hebat atau bertahan lama

    2) Perdarahan atau terjadi bercak di vagina

    3) Muntah Ibu muntah terus-menerus dan tidak mau makan

    4) Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai

    kejang

    5) Demam tinggi

    6) Keluar air ketuban sebelum waktunya

    7) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak

    h. Risiko dan kegawat-daruratan obstetri pada kehamilan

    1) Perdarahan pada kehamilan muda

    a) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-

    akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia

    22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di

    luar kandungan.

    b) Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan dimana

    setelah fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum

    uteri. Hampir 90 persen kehamilan ektopik terjadi di tuba

    uterina.

    c) Kehamilan Mola adalah suatu kehamilan dimana setelah

    fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio

    tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan

    degenerasi hidropik, kavum uteri hanya berisi oleh jaringan

    seperti rangkaian buah anggur.

    2) Perdarahan pada kehamilan tua

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    29/83

    36

    a) Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada

    segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh

    ostium uteri internum

    b) Solusio Plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat

    implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin

    dilahirkan (Saifuddin, 2002)

    3) Hipertensi, preeklampsia dan eklampsi

    a) Hipertensi

    Sakit kepala, kaki bengkak dan nyeri ulu hati juga merupakan

    tanda terjadinya keracunan kehamilan. Kaki bengkak disini

    merupakan kaki bengkak yang disebabkan oleh hipertensi dan

    menyebabkan kejang-kejang (Solihah, 2006)

    b) Preeklampsia Berat

    Kenaikan tekanan diastolik 25 mmHg atau lebih 90 mmHg

    dalam dua pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik

    sampai 110 mmHg , protein uri lebih sama dengan +2, oliguria

    kurang dari 400 ml per 24 jam, nyeri epigastrium, gangguan

    penglihatan, nyeri kepala hebat tidak berkurang dengan

    analgesik biasa, hiperefleksia.

    c) Eklampsi

    Gejala-gejala preeklampsi berat dan kejang

    10. Persiapan Persalinan

    Sejak awal kehamilan, pasangan suami istri dianjurkan untuk

    merencanakan hal-hal yang berhubungan dengan persalinan untuk

    mengantisipasi berbagai kesulitan yang mungkin terjadi.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    30/83

    37

    a. Bekerjasama dengan ibu, keluarga, serta masyarkat untuk

    mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi

    penolong, tempat bersalin, serta perencanaan tabungan untuk

    mempersiapkan biaya persalinan.

    b. Bekerjasama dengan ibu, keluarga, dan masyarkat untuk

    mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk :

    1) Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk

    mencapai tempat tersebut.

    2) Mempersiapkan donor darah.

    3) Mengadakan persiapan financial.

    4) Mengidentifikasi pembuatan keputusan kedua jika pembuatan

    keputusan pertama tidak ada di tempat.

    (Depkes RI, 2004)

    11. Promosi Kesehatan

    a. Memberikan umunisasi TT

    Tabel 2.3Pemberian Imunisasi TT

    Antigen Intervensi(selang waktu

    minimal)

    Lama perlindungan %lindungan

    TT1 Pada kunjunganantenatal pertama

    - -

    TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

    TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

    TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

    TT4 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99

    (Sumber : Saifuddin, 2002)

    b. Memberikan suplemen zat besi dan menjelaskan bagaimana cara

    mengkonsumsi dan memungkinkan efek samping. Tiap tablet

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    31/83

    38

    mengandung FeSO4320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug,

    minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak

    diminum bersama teh atau kopi, karena akan menggangu

    penyerapan.

    c. Memberikan tambahan vitamin A jika diperlukan.

    B. Intranatal (Persalinan)

    1. Pengertian Intranatal

    Intranatal atau persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta

    dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, persalinan dianggap normal

    jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

    minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Depkes RI, 2002).

    Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang

    dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar

    (Wiknjosastro, 2005)

    2. TujuanAsuhan Persalinan

    Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang

    memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan

    persalinan yang bersih dan aman, dengan mempraktikan aspek sayang

    ibu dan sayang bayi (Saifuddin, 2002).

    .3. Benang Merah dalam Persalinan

    Ada lima benang merah yang penting dan saling terkait dalam

    asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    32/83

    39

    melekat pada persalinan, baik normal maupun patologis. Lima benang

    merah tersebut adalah :

    a. Membuat keputusan

    b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

    c. Pencegahan infeksi

    d. Pencatatan (rekam medik)

    e. Rujukan

    4. Perubahan-perubahan yang Terjadi dalam Persalinan

    a. Tenaga yang mendorong anak keluar

    1) His

    His adalah kontraksi otot rahim pada persalinan

    a) Braxton Hicks (His palsu/His pendahuluan)

    His biasanya terjadi bulan terakhir kehamilan sebelum

    persalinan dimulai. Kontraksinya pendek dan tidak bertambah

    kuat bila dibawa berjalan, maka sering berkurang dan tidak

    mempunyai pengaruh pada serviks.

    b) His persalinan

    c) Kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis dan bersifat nyeri

    yang disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot waktu kontraksi,

    gerakan pada ganglia dalam serviks dan segmen bahwa rahim

    oleh serabut-serabut otot-otot yang berkontraksi, regangan

    dari serviks karena kontraksi atau regangan dan tarikan pada

    peritoneum waktu kontraksi.

    2) Tenaga Mengedan

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    33/83

    40

    Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga

    yang mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh

    kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian

    tekanan intraabdominal. Tenaga mengedan ini hanya dapat

    berhasil, kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif

    sewaktu kontraksi rahim.

    b. Perubahan-perubahan pada uterus dan jalan lahir dalam persalinan

    1) Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan

    a) Segmen atas rahim

    Memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan

    dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan dan

    mendorong anak keluar.

    b) Segmen bawah rahim

    Memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya

    persalinan karena direnggang, dan serviks mengadakan

    relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan

    teregang yang akan dilalui bayi.

    2) Perubahan bentuk rahim

    Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang

    sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang

    berkurang. Pengaruh perubahan bentuk ini ialah :

    a) Tulang punggung menjadi lebih lurus dengan demikian kutub

    atas anak tertekan pada fundus, sedangkan kutub bawah

    ditekan ke dalam pintu atas panggul

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    34/83

    41

    b) Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang

    diregang dan menarik segmen bawah dan serviks. Hal ini

    merupakan salah satu sebab dari pembukaan serviks.

    3) Faal ligamentum rotundum dalam persalinan

    a) Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada

    tulang punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut

    depan kedepan.

    b) Fundus uteri tertambat sehingga waktu kontraksi fundus tidak

    dapat naik ke atas.

    4) Perubahan pada serviks

    Pembukaan serviks ini biasanya di dahului oleh pendataran dari

    serviks.

    5) Pendataran dari serviks

    Adalah pemendekan dari canalis carvicalis, yang semula berupa

    sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang

    dengan pinggir yang tipis. Pendataran dari serviks ini terjadi dari

    atas ke bawah, mula-mula bagian serviks didaerah ostium

    internum ditarik keatas dan menjadi lanjutan dari segmen bawah

    rahim sedangkan ostium extemum sementara tidak berubah.

    6) Pembukaan dari serviks

    Pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu

    lubang dengan diameter beberapa millimeter menjadi lubang yang

    dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm.

    7) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    35/83

    42

    Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina,

    setelah ketuban pecah, panggul diregang menajdi saluran dengan

    dinding-dinding yang tipis. Waktu kepala sampai di vulva

    menghadap kedepan atas. Dari luar peregangan oleh bagian

    depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis

    sedangkan anus menjadi terbuka.

    5. Fisiologis Persalinan

    Persalinan dan kelahiran seorang bayi yang merupakan peristiwa

    sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika

    persalinan dimulai, peranan seorang ibu adalah untuk melahirkan

    bayinya, peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk

    mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga

    memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin.

    Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan

    menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

    berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika

    kontraksi tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.

    Adapun teori fisiologi persalinan adalah sebagai berikut

    a. Penurunan kadar progesterone

    Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya

    estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Dengan menurunya

    kadar progesterone pada akhir kehamilan dapat menimbulkan his.

    b. Teory oxytosin

    Pada akhir kehamilan oxytosin bertambah sehingga timbul kontraksi

    otot-otot rahim.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    36/83

    43

    c. Keregangan otot-otot

    Dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dapat

    menimbulkan kontraksi.

    d. Pengaruh janin

    e. Teori prostaglandin

    f. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua dapat menimbulkan

    kontraksi myometrium.

    6. Pembagian Tahap/Fase Persalinan

    Tahapan-tahapan dalam persalinan dibagi menjadi 4 (empat) kala

    persalinan yaitu:

    a. Kala I

    Klinis dapat dinyatakan partus mulai bila timbul his dan wanita

    tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (Blood show).

    Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis

    karena serviks mulai membuka dan mendatar. Sedangkan darahnya

    berasal dari pergeseran-pergeseran ketika serviks terbuka.

    Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan

    menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

    berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu

    jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.

    Tanda-tanda inpartu termasuk diantaranya:

    1) Penipisan dan pembukaan serviks

    2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks

    (frekwensi minimal dua kali dalam 10 menit).

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    37/83

    44

    3) Keluarnya lendir bercampur darah melalui vagina

    Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

    dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10

    cm) persalinan kala satu dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan

    fase aktif

    1) Fase laten persalinan

    a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan

    dan pembukaan serviks secara bertahap

    b) Pembukaan serviks kurang dari 4 cm

    c) Biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jam

    2) Fase aktif persalinan

    a) Frekwensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

    (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau

    lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

    atau lebih)

    b) Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan

    kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap

    (10 cm)

    c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

    d) Fase aktif dibagi menjadi tiga fase yaitu:

    (1) Fase akselerasi: dalam waktu dua jam pembukaan 3 cm

    menjadi 4 cm

    (2) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu dua jam pembukaan

    menjadi sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    38/83

    45

    (3) Fase deselerasi: Pembukaan menjadi lambat kembali

    dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap

    Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada

    multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif,

    fase deselerasi terjadi lebih pendek.

    Pertama primigravida, ostium uteri internum akan terbuka

    terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru

    kemudian ostium uteri eksterrnum membuka. Sedangkan pada

    primigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri

    internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks

    terjadi dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah sendiri pada saat

    pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban pecah

    sebelum pembukaan 5 cm disebut ketuban pecah dini

    Tabel 2.4Perbedaan antara Primigravida dan Multigravida

    Primigravida Multigravida

    Serviks mendatar (effacement) dulubaru dilatasi

    Mendatar dan membuka bisabersamaan

    Berlangsung 13 -14 jam Berlangsung 6 7 jam

    Sumber : Wiknjosastro, 2005

    Selama fase laten persalinan semua asuhan, pengamatan dan

    pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat direkam secara terpisah

    dalam catatan kemajuan persalinan atau kartu menuju sehat (KMS)

    ibu hamil. Tanggal dan waktu dituliskan setiap kali membuat catatan

    selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi harus

    dicatat.

    Kondisi ibu dan bayi harus dicatat dengan seksama yaitu:

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    39/83

    46

    a) Denyut jantung janin : selama 30 menit

    b) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap 30 menit

    c) Nadi: setiap 30 menit

    d) Pembukaan serviks : selama 4 jam

    e) Tekanan darah dan suhu setiap jam

    f) Produksi urine, aseton dan protein: setiap 2-4 jam

    Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi

    harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila

    dalam diagnosis kerja ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan.

    Jika frekwensi kontraksi berkurang dalam 1 atau 2 jam pertama, nilai

    ulang kondisi aktual ibu dan bayi. Bila tidak ada tanda-tanda

    kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk

    kembali jika kontraksi menjadi teratur dan lebih sering.

    Semua keadaan dalam fase aktif dicatat di dalam partograf.

    Adapun partograf dibagi menjad dua halaman yaitu:

    a) Halaman depan partograf

    Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi

    dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan

    kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif

    persalinan, termasuk :

    (1) Kolom tentang ibu :

    (a) Nama dan umur

    (b) Gravida, para, abortus

    (c) Nomor catatan medis/puskesmas

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    40/83

    47

    (d) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah,

    tanggal dan waktu persalinan mulai merawat ibu)

    (e) Waktu pecahnya selaput ketuban

    (2) Kondisi janin

    (a) DJJ

    (b) Warna dan adanya air ketuban

    (c) Penyusupan, molase kepala janin

    (3) Kemajuan persalinan

    (a) Pembukaan serviks

    (b) Penurunan bagian terbawah janin atau persentasi janin

    (c) Garis waspada dan garis bertindak

    (4) Jam dan waktu

    (a) Waktu mulai fase aktif persalinan

    (b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

    (5) Kontraksi uterus

    Frekwensi dan lamanya

    (6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

    (a) Oksitosin

    (b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan

    (7) Kondisi ibu

    (a) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh

    (b) Urin (Volume, aseton dan protein)

    (8) Asuhan, pengamatan dan keputusan dan klinik lainnya

    (dicatat dalam kolom yang tersedia disisi partograf atau

    dicatatan kemajuan persalinan)

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    41/83

    48

    b) Halaman belakang partograf

    Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat

    hal-hal yang terjadi selama proses persalinan kala I sampai kala

    IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut

    sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatan asuhan yang

    diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan

    kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah

    terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.

    Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik,

    terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya

    perdarahan pascasalin). Selain catatan persalinan (yang diisi

    dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai

    sejauh mana telah dilakukan asuhan persalinan yang bersih dan

    aman.

    b. Kala II

    Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

    lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal

    juga dengan kala pengeluaran.

    1) Tanda dan gejala kala II

    a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

    kontraksi

    b) Ibu merasakan semakin meningkatnya tekanan pada rektum

    dan vagina

    c) Perineum kelihatan menonjol

    d) Vulva vagina dan spingter ani terlihat membuka

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    42/83

    49

    e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

    2) Diagnosis Kala II

    Diagnosis kala II dapat ditegakan atas dasar hasil pemeriksaan

    dalam yang menunjukan antara lain :

    a) Pembukaan serviks telah lengkap

    b) Terlihatnya bagian kepala bayi dan introitus vagina atau

    kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm

    Tabel 2.5Kategori Kala II

    Kategori Keretangan

    Kala II berjalan dengan baik Ada kemajuan penurunan kepala bayi

    Kondisi kegawatdaruratanpada kala II

    Kondisi kegawat daruratan membutuhkanperubahan dalam penatalaksanaan atautindakan segera. Contoh kondisi tersebuttermasuk eklamsi, kegawatdaruratan bayi,penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu

    (Sumber : Saifuddin, 2002)

    3) Penanganan

    Kala II persalinan merupakan pekerjaan yang sulit bagi ibu. Suhu

    tubuh ibu akan meninggi, ia mengedan selama kontraksi dan ia

    kelelahan. Petugas harus mendukung ibu atas usahanya untuk

    melahirkan bayinya. Berikut tindakan yang harus dilakukan selama

    kala II

    Tabel 2.6Asuhan Kala II

    Tindakan Deskripsi dan keterangan

    Memberikan dukunganterus-menerus kepada ibu

    Kahadiran seseorang untuk ;1. Mendampingi ibu agar merasa nyaman

    2. Menawarkan minum, mengipasi dan

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    43/83

    50

    memijit ibu

    Menjaga kebersihan diri 1. Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar

    dari infeksi.2. Bila ada darah, lendir atau cairan ketuban

    segera dibersihkan.

    Melakukan masase Menambah kenyamanan bagi ibu

    Memberikan dukunganmental

    Untuk mengurangi kecemasan dan ketakutam ibudengan cara :1. Menjaga privasi ibu2. Penjelasan tentang proses dan kemajuan

    persalinan3. Penjelasan tentang prosedur yang akan

    dilakukan dan keterlibatan ibuMengatur posisi yangnyaman buat ibu

    Dalam meminpin mengedan dapat dipilih posisi:1. Jongkok menungging2. Tidur miring3. Setengah duduk4. Posisi tegak ada kaitanya dengan berkurangnya

    rasa nyeri, mudah mengedan, kurang traumavagina dan perineum dan infeksi

    Menjaga kandung kemihtetap kosong

    Ibu dianjurkan untuk berkemih sesering mungkin

    Memimpin mengedan 1. Ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan

    kepada ibu untuk mengambil napas2. Mengedan tanpa diselingi bernapaskemungkinan dapat menurunkan pH padaarteri umbilikalis yang dapat menyebabkandenyut jantung tidak normal dan nilai apgarrendah

    Bernapas selamapersalinan

    Minta ibu untuk bernapas selagi kontraksi ktikakepala akan lahir. Hal ini menjaga agar perineummeregang pelan dan mengontrol lahirnya kepaladan mencegah robekan

    Pemantauan denyutjantung janin

    Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untukmemastikan janin tidak mengalami bradikardi

    (

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    44/83

    51

    3. Melahirkan bahu dan anggota seluruhnyaa. Tempatkan kedua tangan pada kedua sisi

    kepala dan leher bayib. Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk

    melahirkan bahu depanc. Lakukan tarikan lembut keatas untuk

    melahirkan bahu belakangd. Selipkan satu tangan anda ke bahu dan

    lengan bagian belakang bayi sambilmenyangga kepala dan selipkan satutangan lainnya ke punggung bayi untukmengeluarkan tubuh bayi seluruhnya

    e. Pegang erat bayi agar janin jangan sampaijatuh

    Bayi dikeringkan dandihangatkan dari kepalasampai seluruh tubuh

    Setelah bayi lahir segera selimuti dan keringkandengan menggunakan handuk atau sejenisnya,letakan pada perut ibu dan berikan bayi untukmenetek

    Lakukan rangsangan taktilpada bayi

    1. Biasanya dengan melakukan pengeringancukup memberikan rangsangan pada bayi

    2. Dilakukan dengan cara mengusap-ngusap padabagian punggung atau menepuk telapak kakibayi

    (Sumber : Saifuddin, 2002)

    c. Kala III

    Waktu yang paling kritis untuk mencegah perdarahan post

    partum adalah ketika plasenta lahir dan sesegara setelah itu. Ketika

    plasenta lepas atau sepenuhnya terlepas tapi tidak keluar, maka

    perdarahan terjadi di belakang plasenta sehingga uterus tidak dapat

    sepenuhnya berkontraksi karena plasenta masih di dalam. Kontraksi

    pada otot uterus merupakan mekanisme fisiologis yang menghentikan

    perdarahan.

    Kala III batasanya adalah dimulai setelah bayi lahir dan

    berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

    1) Fisiologi kala III

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    45/83

    52

    Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti

    berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba telah lahirnya

    bayi. Penyusutan rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya

    ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi

    menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah

    maka plasenta akan menekuk. Menebal kemudian dilepaskan dari

    dinding uterus. Setelah terlepas plasenta akan turun ke bagian

    bawah uterus atau bagian atas vagina.

    Tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu:

    a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus : uterus berbentuk bulat

    penuh (diskord) dan tinggi fundus biasanya turun hingga

    dibawah pusat. Pada saat berkontraksi uterus menjadi bulat

    dan fundus berada diatas pusat

    b) Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat keluar memanjang

    atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda ahfeld)

    c) Semburan darah tiba-tiba. Menandakan bahwa darah yang

    terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan

    permukaan maternal plasenta, keluar melalui tepi plasenta

    yang terlepas (Depkes RI, 2004)

    2) Pimpinan kala uri

    a) Memeriksa keadaan ibu tentang : status lokalis obstertik

    dengan cara palpasi fundus uteri dan konsistensinya,

    memeriksa keadaan vital ibu :TD, nadi, respirasi

    b) Mengawasi perdarahan

    c) Mencari tanda-tanda pelepasan uri

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    46/83

    53

    d) Memberi tekanan pada fundus

    3) Manajemen aktif kala tiga

    Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uteus yang lebih

    efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III persalinan

    dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan

    penatalaksanaan fisiologis.

    Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala III :

    a) Kala III persalinan yang lebih singkat

    b) Mengurangi jumlah kehilangan darah

    c) Mengurangi kejadian retensio plasenta.

    Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:

    a) Pemberian suntikan oksitosin

    b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

    c) Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (masase)

    (Depkes RI, 2004).

    d. Kala IV

    Batasannya adalah dua jam setelah plasenta lahir. Masa post

    partum merupakan saat yang paling kritis untuk mencegah kematian

    ibu terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Selama kala

    IV petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama

    setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua

    setelah persalinan. Yang dipantau pada kala IV adalah tekanan

    darah, nadi, temperatur, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung

    kemih dan perdarahan.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    47/83

    54

    Darah yang keluar harus ditajar sebaik-baiknya. Kehilangan

    darah pada persalinan biasa disebabkan oleh luka pada pelepasan uri

    dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata dalam batas

    normal, jumlah perdarahan adalah 250 cc biasanya 100-300 cc. Bila

    perdarahan lebih dari 500 cc ini sudah dianggap abnormal.

    Sebelum meninggalkan ibu yang baru melahirkan, harus

    memperhatikan 7 (tujuh) pokok penting, yaitu:

    1) Kontraksi rahim : baik atau tidak dapat diketahui dengan palpasi.

    Bila perlu lakukanlah masase dan berikan uterotonika

    2) Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa

    3) Kandung kencing : harus kosong, kalau penuh ibu disuruh kencing

    dan kalau tidak bisa lakukan kateter.

    4) Luka -luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak

    5) Uri dan selaput ketuban harus lengkap

    6) Keadaan umum ibu : Tensi, nadi, pernapasan, rasa sakit

    7) Bayi dalam keadaaan baik

    7. Posisi ibu dalam Persalinan

    Ibu bersalin dapat mengganti posisi secara teratur selama kala II

    persalinan karena hal inidapat mempercepat kemajuan persalinan. Posisi

    ibu dalam kala II persalinan diantaranya :

    a. Posisi duduk atau setengah duduk

    Seringkali nyaman bagi ibu dan ibu bisa beristirahat dengan mudah

    diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntungan dari kedua posisi ini

    adalah memudahkan melahirkan kepala bayi.

    b. Posisi jongkok atau berdiri

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    48/83

    55

    Dapat membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan

    mengurangi rasa nyeri yang hebat.

    c. Posisi merangkak atau berbaring miring ke kiri.

    Bisa lebih nyaman dan lebih efektif bagi ibu untuk meneran. Kedua

    posisi ini mungkin baik jika ada masalah bayi yang akan berputar

    posisi oksiput anterior. Merangkak seringkali merupakan posisi yang

    baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan.

    d. Posisi berbaring miring ke kiri

    Merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa

    beristirahat dengan mudah diantara kontraksi, posisi ini juga bisa

    membantu mencegah laserasi perenium.

    (Depkes RI, 2002).

    8. Tanda Bahaya Persalinan

    Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada saat persalinan

    diantaranya :

    a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak mulai terasa mules.

    b. Perdarahan sebelum melahirkan dan setelah lahir.

    c. Air ketuban berbau busuk atau berwana keruh.

    d. Tali pusat atau anggota badan bayi keluar lebih dulu.

    e. Ibu tidak kuat mengedan.

    f. Ibu kejang-kejang.

    9. Asuhan Sayang Ibu pada Masa Persalinan

    Salah satu prinsip dasar sayang ibu adalah dengan mengikut

    sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    49/83

    56

    bayi. Adapaun asuhan sayang ibu selama persalinan tersebut adalah

    sebagai berikut:

    1) Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai

    martabatnya.

    2) Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu

    sebelum memulai asuhan tersebut.

    3) Jelaskan proses persalinan.

    4) Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan

    khawatir.

    5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.

    6) Berikan dukungan, berdasarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu

    beserta anggota keluarga yang lain.

    7) Anjurkan ibu untuk ditemani suami atau keluarga yang lain selama

    persalinan dan kelahiran bayinya.

    8) Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana

    mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan

    dan kelahiran bayinya.

    9) Lakukan praktek-praktek pencegahan infeksi.

    10) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, dan

    bahan-bahan perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap

    melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

    C. Postnatal (Masa Nifas)

    1. Pengertian

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    50/83

    57

    Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran plasenta

    berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

    hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2002).

    2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

    a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

    b. Melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah,

    mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

    bayinya

    c. Memberikan perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana,

    menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi

    sehat

    d. Memberikan pelayanan keluarga berencana

    Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena

    merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa

    60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%

    kematian masa nifas terjadi dalam jam pertama.

    Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua

    pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60%

    kematian bayi baru lahir dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan

    pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat

    mencegah beberapa kematian ini.

    3. Kunjungan pada Masa Nifas

    a. Kunjungan I ( 6- 8 jam)

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    51/83

    58

    Tujuannya:

    1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

    2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk

    bila perdarahan berlanjut.

    3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

    bagaimana mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia

    uteri.

    4) Pemberian ASI awal.

    5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

    6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

    b. Kunjungan 11 (6 hari pasca persalinan)

    Tujuan:

    1) Memastikan involusi uterus berjalan, uterus berkontraksi, fundus

    di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

    2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

    abnormal.

    3) Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan dan istirahat.

    4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

    tanda-tanda penyakit.

    5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

    pusat dan menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-ari.

    c. Kunjungan III (2 minggu pasca persalinan)

    Asuhan yang diberikan sama dengan 6 hari post partum.

    d. Kunjungan IV (6 minggu pasca persalinan)

    1) Menanyakan ibu tentang penyakit yang dialami ibu dan bayi.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    52/83

    59

    2) Memberikan konseling untuk KB secara dini

    e. Kunjungan Rumah

    Suatu proses untuk membantu klien atau keluarga mempelajari

    dan menemukan kebutuhan kesehatan dengan tujuan untuk

    membantu menyadari adanya masalah kesehatan, menegakkan

    pengertian bersama mempelajari kebutuhan kesehatan

    melaksanakan tindakan yang sesuai wewenang, memberikan

    keyakinan dukungan dan menurunkan stress. (Saifuddin, 2002)

    4. Pembagian Masa Nifas

    Masanifas dibagi menjadi tiga periode, yaitu:

    b. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

    berdiri dan berjalan-jalan

    c. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia

    yang lamanya 6-8 minggu

    d. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

    sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

    mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa

    bermingguminggu, bulanan, atau tahunan.

    5. Perubahan Fisiologi yang terjadi pada masa nifas

    Terdapat dua perubahan penting pada masa puerperium, yaitu :

    a. Involusi uterus dan pengeluaran lochea

    Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses

    dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya

    60 gr. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    53/83

    60

    1) Autolisys

    Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam

    otot uterin, enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot

    yang telah sempat mengendur hingga sepuluh kali panjangnya

    dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan.

    2) Terdapat polymorphin phagolitik dan macrophages didalam sistem

    vaskuler dan system limphatik.

    3) Efek oksitosin

    Penyebab kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan

    mengkompres pembuluh darah yang akan mengurangi

    masukanya darah ke uterus. Proses ini membantu untuk

    mengurangi tempat implantasi plasenta serta mengurangi

    perdarahan.

    Tabel 2.7Proses Involusi Uteri

    Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus

    Plasenta Lahir7 hari (1 minggu)

    14 hari (2 minggu)42 hari (6 minggu)56 hari (8 minggu)

    SepusatPertengahan pusat simpisis

    Tak terabaSebesar hamil 2 minggu

    Normal

    1000 gram500 gram350 gram50 gram30 gram

    (Mochtar.R, 1998)

    Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas, lochea

    mempunyai reaksi biasa yang dapat membuat organisme

    berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada

    vagina normal, lochea mengalami perubahan karena proses

    involusi.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    54/83

    61

    Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan

    warnanya, sebagai berikut :

    a) Lochea Rubra (Kruenta)

    1 sampai 3 hari, berwarna merah hitam.

    Terdiri dari sel desidua, vemiks caseosa, rambut lanugo,

    sisa mekoneuml, sisa darah.

    b) Lochea Senginolenta

    3 sampai 7 hari

    Berwarna putih bercampur darah.

    c) Lochea Serosa

    7 sampai 14 hari

    Berwarna kuning kekuningan

    d) Lochea Alba

    Setelah hari ke 14

    Berwarna putih (Mochtar, 2006).

    b. Perubahan Psikis

    Tiga tahap perilaku ibu post partum menurut Rubin :

    1) Talking in (1-2 hari)

    a) Ibu menceritakan pengalaman persalinan membandingkan

    dengan yang lain.

    b) Membutuhkan bantuan orang lain dan terlihat pasif

    c) Susah mengambil keputusan

    d) Berfokus pada diri sendiri

    e) Depresi

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    55/83

    62

    2) Talking hold(3-5 hari)

    a) Menerima peran baru dan belajar

    b) Merasa lebih nyaman dan tenang mulai pulih kembali

    c) Ibu berkeinginan merawat bayinya

    d) Letting go (2-4 hari)

    e) Ibu telah sembuh

    f) Ibu menerima peran baru sebagai orang tua

    g) Dapat melakukan sehari-hari

    h) Merasa tanggung jawab terhadap perawatan bayi.

    c. Laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu

    Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang

    selalu ada dalam keadaan sedih, tertekan, kurang percaya diri dan

    berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume

    ASI bahkan memungkinkan tidak terjadi produksi ASI.

    Terdapat dua refleks yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu,

    yaitu :

    1) Refleks Prolaktin

    Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, maka ibu menerima

    rangsangan nero hormonial pada puting dan aerola, rangsangan

    ini melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus

    anterior, lobus anterior akan mengeluarkan hormone prolaktin dan

    masuk melalui peredaran darah sampai pada kelenjar-kelanjar,

    pembuatan ASI terangsang untuk memproduksi ASI.

    2) Refleks Let Down

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    56/83

    63

    Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi

    akan merangsang puting susu dan aerola yang dikirim lobus

    posterior melalui nervus vagus dari grandula pituitary posterior

    dikeluarkan hormon oksitosin kedalam peredaran darah yang

    menyebabkan adanya kontraksi otot-otot myoepitel dari saluran air

    susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah

    ampulla.

    6. Tindakan yang Baik Selama Asuhan Masa Nifas

    a. Kebersihan diri

    1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

    2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin

    dengan sabun dan air.

    3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 hari sekali.

    4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

    sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

    5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan

    kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.

    b. Istirahat

    1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

    berlebihan.

    2) Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara

    perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat pada saat

    bayi tidur.

    3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:

    a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    57/83

    64

    b) Memperlambat proses involusi dan memperbanyak

    perdarahan.

    c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat

    bayi dan dirinya sendiri.

    c. Latihan

    Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat

    membantu, seperti :

    1) Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot

    perut selagi menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas

    ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai

    5, rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.

    2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dasar panggul (latihan

    kegel).

    3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat

    dan pinggul dan tahan sampai lima hitungan. Kendurkan dan

    ulangi latihan sebanyak lima kali.

    Mulai dengan mengerjakan lima kali latihan untuk setiap gerakan.

    Setiap minggu naikan jumlah latihan lima kali lebih banyak. Pada

    minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap

    gerakan sebanyak 30 kali.

    d. Gizi

    Ibu menyusui harus :

    1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    58/83

    65

    2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

    mineral dan viatamin yang cukup.

    3) Minum sedikitnya tiga liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk

    minum setiap kali menyusui).

    4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

    selama 40 hari pasca bersalin.

    5) Minum kapsul viatamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

    vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya.

    e. Menyusui

    ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah

    dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

    dan siap untuk diminum.

    1) Tanda ASI cukup

    a) Bayi kencing setidaknya enam kali dalam 24 jam dan

    warnanya jernih sampai kuning muda.

    b) Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan berbiji.

    c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan

    tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda baik.

    d) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.

    e) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai

    menyusui.

    f) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali

    bayi mulai menyusu.

    g) Bayi bertambah berat badannya.

    2) ASI tidak cukup

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    59/83

    66

    Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar (setidaknya

    menyusu 10-12 kali dalam 24 jam) dalam dua minggu pasca

    persalinan. Jika bayi dibiarkan tidur lebih dari 3-4 jam atau bayi

    diberi jenis makanan lain atau payudara tidak dikosongkan

    dengan baik tiap kali menyusui, maka pesan hormonal yang

    diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit.

    3) Meningkatkan Produksi ASI

    a) Untuk Bayi

    Menyusui bayi setiap dua jam siang dan malam hari

    dengan menyusi 10-15 menit setiap payudara.

    Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa

    gerah dan duduklah selama menyusui.

    Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik

    dan denganrkan suara menelan yang aktif.

    Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman, serta

    minumlah setiap kali menyusui.

    Tidurlah bersebelahan dengan bayi.

    b) Untuk Ibu

    Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.

    Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui

    bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada

    posisi penempelan antara mulut bayi dengan puting.

    Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak

    dengan melakukan hal-hal tersebut diatas.

    f. Perawatan payudara

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    60/83

    67

    1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu.

    2) Menggunakan BH yang menyokong payudara.

    3) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

    pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui

    tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.

    4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI

    dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.

    5) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet

    setiap 4-6 jam.

    6) Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :

    a) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah

    dan hangat selama lima menit.

    b) Urut payudara dari arah pangkal munuju puting.

    c) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga

    puting susu menjadi lunak.

    d) Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap

    seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.

    e) Letakan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

    g. Keluarga Berencara

    1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua

    tahun sebelum ibu hamil kembali.

    2) Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum

    ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenore laktasi).

    Oleh karena itu metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    61/83

    68

    haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru.

    Resiko cara ini ialah 2% kehamilan.

    3) Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan

    kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid

    lagi.

    4) Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya

    dijelaskan dahulu kepada ibu :

    a) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan

    efektivitasnya.

    b) Kelebihan/keuntungannya.

    c) Kekurangannya

    d) Efek samping

    e) Bagaimana menggunakan metode itu

    f) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca

    salin yang menyusui.

    5) Jika seorang ibu/pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada

    baiknya untuk bertemu dengan lagi dalam dua minggu untuk

    mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/pasangan

    itu untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan

    baik (Saifuddin, 2002).

    7. Tanda Bahaya pada Masa Nifas

    Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum

    oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan

    keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang mendakan bahwa ia

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    62/83

    69

    perlu segera mencari bantuan medis, ibu juga perlu mengetahui kemana

    ia mencari bantuan tersebut (Saifuddin, 2002)

    Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut,

    maka ia perlu segera menemui bidan :

    a. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak

    (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian

    pembalut dua kali dalam setengah jam).

    b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.

    c. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.

    d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah

    penglihatan.

    e. Pembengkakan diwajah atau di tangan.

    f. Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika

    merasa tidak enak badan.

    g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.

    h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

    i. Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di kaki.

    j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya

    atau diri sendiri.

    k. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah (Saifuddin, 2002)

    8. Asuhan sayang ibu pada masa Nifas

    a. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).

    b. Bantu ibu untuk memulai membiasakan menyusui dan anjurkan

    memberikan ASI sesuai permintaan.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    63/83

    70

    c. Anjurkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang

    cukup setelah melahirkan.

    d. Anjurkan suami dan anggota keluarga untuk memeluk bayi dan

    mensyukuri kelahiran bayi.

    e. Ajarkan ibu dan anggota keluarga tentang bahaya dan tanda-tanda

    bahaya yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari

    pertolongan jika terdapat masalah atau kekhawatiran

    (Saifuddin, 2002)

    9. Kebijakan Program Nasional Masa NifasProgram dan Kebijakan

    Teknis

    Paling sedikit 4 kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status

    ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

    masalah-masalah yang terjadi.

    Tabel 2.8Kunjungan Masa Nifas

    Kunjungan Waktu Uraian

    1 6-8 jam setelahpersalinan

    1. Mencegah perdarahan masa nifaskarena atonia uteri

    2. Mendeteksi dan merawat penyebablain pada perdarahan, rujuk bilaperdarahan

    3. Memberikan konseling pada ibu atausalah satu anggota keluargabagaimana cara mencegah perdarahanmasa nifas karena atonia uteri

    4. Pemberian ASI awal5. Melakukan hubungan antara ibu dan

    BBL6. Menjaga bayi tetap sehat dengan

    mencegah hipotermia

    2 6 hari setelahpersalinan

    1. Memastikan involusi uterus berjalannormal : uterus berkontraksi fundus dibawah u8mbilicus, tidak ada

    perdarahan abnormal.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    64/83

    71

    2. Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi atau perdarahan abnormal.

    3. Memastikan ibu mendapatkan cukupmakanan, cairan dan istirahat

    4. Memastikan ibu menyusui dengan baikdan tidak memperlihatkan tanda-tandapenyulit

    5. Memberikan konseling pada ibumengenai asuhan pada bayi,perawatan tali pusat, menjaga bayitetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

    3 2 minggusetelah

    persalinan

    Sama seperti kunjungan ke 2 (6 harisetelah persalinan)

    4 6 minggusetelah

    persalinan

    1. Menanyakan ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami

    2. Memberikan konseling untuk KB secaradini

    (Sumber : Saifuddin, 2002)

    D. Bayi Baru Lahir

    1. Definisi

    Bayi yang mampu hidup diluar rahim dengan berat badan lebih

    dari 2500 gram, asuhan segera pada bayi adalah asuhan yang diberikan

    pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kehamilan

    (Depkes RI, 2004)

    2. Tujuan Asuhan Bayi baru Lahir

    a. Membersihkan jalan nafas

    b. Memotong dan merawat tali pusat.

    c. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

    d. Identifikasi.

    e. Pencegahan infeksi (Depkes RI, 2004)

    3. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    65/83

    72

    a. Sistem Sirkulasi

    Setelah bayi lahir bayi akan bernafas, ini akan menjadikan

    penurunan pada tekanan arteri pulmonalis, sehingga banyak darah

    mengalir ke paru-paru, duktus arterius botali menutup 1-2 menit

    setelah bayi bernafas. Dengan diguntingnya tali pusat maka akan

    terjadi penurunan pada vena cava inferior, sehingga tekanan pada

    atrium kanan berkurang sebaliknya tekanan pada atrium kiri

    bertambah maka terjadi penutupan foramen ovale (Saifuddin, 2002).

    O2 janin lebih rendah dari pada orang dewasa. Untuk

    mengimbangi ini peredaran janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi

    (18gr%) dan eritoctnya (5,5 juta/mm3) (Saifuddin, 2002)

    Perbedaan Hb janin dan orang dewasa :

    1) Hb janin dibuat dalam hati, Hb dewasa pada sumsum merah.

    2) Hb janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 dari pada

    orang dewasa.

    3) Hb janin baru diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4

    bulan atau lebih (Saifuddin, 2002)

    b. Sistem Respirasi

    Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya,

    kecepatannya dan bervariasi 30-60x/menit. Rangsangan gerakan

    nafas pertama kali karena tekanan mekanis pada toraks sewaktu

    melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan setengah dari jumlah

    cairan yang ada di paru-paru, sehingga sesudah lahir cairan yang

    hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang dan rongga

    dada kembali ke bentuk semula.

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    66/83

    73

    1) Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang

    dengan masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri,

    menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah

    menjadi sirkuit bayi yang hidup diluar badan ibu.

    2) Kemoreseptor pada sinus karotis rangsangan dingin didaerah

    muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan

    (Saifuddin, 2002).

    c. Suhu Tubuh

    Saat lahir suhu bayi sama dengan suhu ibu, tapi bayi memiliki

    insulasi lemak, luas permukaan tubuh yang besar, sirkulasi yang

    relative buruk serta belum dapat berkeringat dan menggigil maka

    suhu lingkungan harus diatur 36,5-37,20C. Untuk mengurangi

    kehilangan panas dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus

    badan dan kepala bayi, disimpan ditempat tidur hangat

    (Saifuddin, 2002).

    d. Saluran Pencernaan

    Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin

    telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi

    air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Bila

    dibandingkan dengan pencernaan orang dewasa pencernaan

    neonatus lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan sudah

    terdapat pada neonatus kecuali amylase, aktivitas lipase terjadi pada

    janin 7-8 bulan (Saifuddin, 2002).

    e. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

  • 7/27/2019 55973892-05-Bab-2-Tinjauan-Teori

    67/83

    74

    Glomerolus mulai dibentuk pada janin umur 8 minggu. Pada

    kehamilan 28 minggu jumlahnya sekitar 350.000, ginjal janin mulai

    berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan. Hingga umur tiga hari ginjal

    bayi belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah 5 hari

    ginjal mulai memproses air yang didapat dari luar (Saifuddin, 2002).

    f. Susunan Saraf

    Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot

    menjadi lebih sempurna, sehingga janin di atas 32 minggu dapat

    hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat

    sensitif terhadap cahaya (Saifuddin, 2002).

    Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :

    1) Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat

    2) Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya

    sesegera mungkin segera setelah melahirkan badan bayi.

    3) Sambil secara cepat menilai pernafasan, letakan bayi dengan

    handuk diatas perut ibu.

    4) Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir

    dari wajah bayi untuk