ii. tinjauan pustaka 2.1 tinjauan teori-teori 2.1.1 teori ... · 2.1 tinjauan teori-teori ......

21
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori Subsidi Subsidi adalah suatu bentuk bantuan yang diberikan pemerintah dengan tujuan mensejahterakan masyarakat (Zarkasih, 2010). Menurut Handoko dan Patriadi (2005) subsidi merupakan pembayaran yang diberikan pemerintah kepada badan usaha maupun rumah tangga dengan harapan tercapainya kondisi yang lebih baik. Subsidi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Subsidi langsung dapat berbentuk uang tunai, pinjaman bebas bunga dan sebagainya sedangkan subsidi tidak langsung berbentuk pembebasan penyusutan, potongan sewa dan semacamnya. Menurut Rini (2006) subsidi dapat berbentuk: 1. Subsidi produksi, dimana pemerintah menutup sebagian biaya produksi untuk mendorong peningkatan output produk tertentu dan dimaksudkan untuk menekan harga dan memperluas penggunaan produk tersebut. 2. Subsidi ekspor, yang diberikan pada produk ekspor yang dianggap dapat membantu neraca perdagangan negara. 3. Subsidi pekerjaan, yang diberikan untuk membayar sebagian dari beban upah perusahaan agar dapat diserap lebih banyak pekerjaan dan mengurangi pengangguran.

Upload: lengoc

Post on 22-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori-teori

2.1.1 Teori Subsidi

Subsidi adalah suatu bentuk bantuan yang diberikan pemerintah dengan

tujuan mensejahterakan masyarakat (Zarkasih, 2010). Menurut Handoko dan

Patriadi (2005) subsidi merupakan pembayaran yang diberikan pemerintah

kepada badan usaha maupun rumah tangga dengan harapan tercapainya

kondisi yang lebih baik.

Subsidi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Subsidi langsung

dapat berbentuk uang tunai, pinjaman bebas bunga dan sebagainya sedangkan

subsidi tidak langsung berbentuk pembebasan penyusutan, potongan sewa dan

semacamnya. Menurut Rini (2006) subsidi dapat berbentuk:

1. Subsidi produksi, dimana pemerintah menutup sebagian biaya

produksi untuk mendorong peningkatan output produk tertentu dan

dimaksudkan untuk menekan harga dan memperluas penggunaan

produk tersebut.

2. Subsidi ekspor, yang diberikan pada produk ekspor yang dianggap

dapat membantu neraca perdagangan negara.

3. Subsidi pekerjaan, yang diberikan untuk membayar sebagian dari

beban upah perusahaan agar dapat diserap lebih banyak pekerjaan dan

mengurangi pengangguran.

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

9

4. Subsidi pendapatan, yang diberikan melalui sistem pembayaran

transfer pemerintah untuk meningkatkan standar hidup minimum

sebagian kelompok tertentu seperti tunjangan hari tua dan lainnya.

Sesuai dengan uraian diatas maka subsidi uang tunai yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah subsidi produksi, dimana peningkatan output

produknya ditanggung oleh pemerintah dengan cara menanggung sebagian

biaya produksi yaitu pupuk organik dan benih unggul agar harga jual kepada

masyarakat dapat dicapai.

2.1.2 Analisis Usaha Tani

Ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani

memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu dan

pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuan. Umumnya tujuan petani

dalam berusahatani adalah menggunakan seefisien mungkin sumberdaya yang

dimiliki. Prinsip analisis biaya merupakan prinsip terpenting karena petani

hanya dapat mengatur biaya produksi dalam usahataninya namun mereka tidak

mampu mengatur harga komoditi yang dijualnya atau memberikan nilai

kepada komoditi tersebut. Jika tidak ada peningkatan harga komoditi yang

dihasilkan maka petani harus mengurangi biaya per satuan komoditi yang

dihasilkan bila petani ingin meningkatkan pendapatan bersih usahataninya

(Soekartawi et al, 1986).

Berdasar pada Soekartawi (1986) penggolongan biaya produksi

dilakukan berdasarkan sifatnya yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya

tetap ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang

diproduksi. Petani harus tetap membayarnya berapapun jumlah komoditi yang

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

10

dihasilkan usahataninya. Biaya tetap menjadi sangat penting apabila petani

memikirkan tambahan investasi seperti alat pertanian, tenaga kerja, mesin

pertanian atau bangunan. Tiap tambahan investasi dapat dilakukan jika petani

mampu membelinya dan dapat memberikan keuntungan dalam jangka

panjang. Biaya tidak tetap yaitu biaya yang berubah apabila luas usahanya

berubah dan ada jika terdapat suatu barang yang diproduksi oleh petani.

Usahatani yang baik adalah usahatani yang bersifat produktif dan

efisien dengan produktivitas tinggi dan berkelanjutan. Soekartawi (2006)

menjelaskan secara garis besarnya organisasi usahatani terdiri dari unsur-

unsur pokok produksi usahatani yang terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-

obatan pertanian dan tenaga kerja, dimana unsur-unsur produksi tersebut

mempunyai peranan yang cukup penting dalam usahatani.

Menurut Soekartawi (1986) pendapatan kotor usahatani didefinisikan

sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang

dijual maupun yang tidak dijual serta sebagai ukuran hasil perolehan total

sumberdaya yang digunakan dalam usahatani. Semua komponen produk yang

tidak dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar dalam menaksir pendapatan

kotor. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua, pertama pendapatan atas

seluruh biaya tunai yaitu biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani,

kedua pendapatan atas biaya total dimana semua input milik petani juga

diperhitungkan sebagai biaya dan dihitung dengan analisis rasio penerimaan

dan biaya serta analisis rasio pendapatan dan biaya.

Penerimaan tunai usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang

diterima dari penjualan produk usahatani, pengeluaran tunai usahatani yaitu

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

11

jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani.

Penerimaan tunai dan pengeluaran tunai usahatani tidak mencakup yang

berbentuk benda sehingga nilai produk usahatani yang dikonsumsi tidak

dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani dan nilai kerja yang dibayar

dengan benda tidak dihitung sebagai pengeluaran tunai usahatani. Selisih

antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani disebut

pendapatan tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani

untuk menghasilkan uang tunai (Soekartawi et al, 1986).

Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan kotor

usahatani dan pengeluaran total usahatani. Penerimaan kotor usahatani yaitu

nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual

maupun tidak dijual. Pengeluaran total usahatani merupakan nilai semua yang

habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang

diperhitungkan. Dalam menaksir pendapatan total usahatani semua komponen

produk yang tidak dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar (Soekartawi et

al, 1986).

Keberhasilan usahatani ditentukan oleh hasil analisis pendapatan

usahatani. Gambaran keadaan aktual usahatani didapatkan dari analisis

pendapatan usahatani sehingga evaluasi dengan perencanaan kegiatan

usahatani pada masa yang akan datang dapat dilakukan. Informasi yang

dibutuhkan dalam perhitungan pendapatan usahatani yaitu keadaan

penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan (Purba,

2005).

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

12

Analisis pendapatan usahatani dirasa kurang cukup untuk menyatakan

apakah usahatani tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Perhitungan

lebih lanjut yaitu perhitungan rasio R/C dan rasio B/C. Rasio pendapatan dan

biaya (R/C) merupakan perbandingan pendapatan bersih yang diperoleh dari

setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Sedangkan, rasio

manfaat dan biaya (B/C) merupakan perbandingan manfaat yang didapat dari

setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi (Purba, 2005).

Nilai rasio R/C dan B/C lebih dari satu artinya setiap tambahan biaya

yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar

daripada tambahan biaya sebaliknya jika nilai rasio R/C dan B/C lebih kecil

dari satu maka usahatani tersebut mengalami kerugian karena untuk setiap

tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan

yang lebih kecil daripada tambahan biaya yang dikeluarkan (Purba, 2005).

2.1.3 Teori Adopsi

Adopsi dalam proses penyuluhan (pertanian), pada hakekatnya dapat

diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan,

sikap, maupun keterampilan pada diri seseorang setelah menerima inovasi

yang disampaikan oleh penyuluh (Suharyanto, 2001). Adopsi teknologi

disektor pertanian merupakan hasil dari kegiatan suatu komunikasi pertanian

sehingga terkait dengan pengaruh interaksi antar individu, antar kelompok,

anggota masyarakat atau kelompok masyarakat, juga dipengaruhi oleh

interaksi antar kelompok dalam masyarakat (Rangkuti, 2007).

Adopsi teknologi sebagai hasil atas penerimaan teknologi oleh pemakai

akhir didasarkan pada persepsi kemanfaatan serta kemudahan dalam

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

13

penggunaan teknologi tersebut menghasilkan perilaku dan perhatian untuk

menggunakan teknologi baru (Bahmanziari, 2003). Persepsi akan manfaat

serta kemudahan yang dihasilkan oleh teknologi baru tersebut menjadi penting

agar petani mau mengadopsinya seperti halnya pupuk organik.

Menurut Pattanayak (1983) terdapat lima faktor yang mempengaruhi

adopsi teknologi pertanian dan kehutanan, yaitu :

1. Preferensi petani, secara eksplisit efek dari preferensi petani sulit

untuk diukur maka digunakan pendekatan berdasarkan faktor sosial

demografi seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan status sosial.

2. Resource endowment digunakan untuk mengukur ketersediaan

sumberdaya pada adopsi teknologi untuk diimplementasikan pada

teknologi baru. Umumnya resource endowment memiliki korelasi

positif dengan adopsi teknologi.

3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan dengan

rendahnya biaya atau tingginya penerimaan dari adopsi teknologi.

Insentif pasar fokus pada faktor-faktor ekonomi seperti harga,

ketersediaan pasar dan pendapatan potensial. Faktor ini diharapkan

dapat meningkatkan penerimaan sehingga akan memberikan

pengaruh positif terhadap adopsi teknologi.

4. Faktor biofisik diharapkan mampu mempengaruhi proses produksi

yang berhubungan dengan pertanian dan kehutanan seperti kualitas

lahan. Umumnya jika kondisi biofisik rendah akan berkorelasi positif

dengan kesediaan mengadopsi teknologi pertanian.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

14

5. Resiko dan ketidakpastian memperlihatkan ketidaktahuan pasar dan

pemerintah terhadap kebijakan yang dibuat. Dalam jangka pendek

contoh dari resiko dan ketidakpastian adalah fluktuasi harga

komoditi, output dan curah hujan. Pada jangka panjang contohnya

adalah hak sewa menyewa yang tidak aman. Adopsi teknologi akan

menurunkan resiko dan ketidakpastian pada investasi pertanian dan

kehutanan selama periode pertumbuhan.

2.1.4 Model Pilihan Binary

Penggunaan pupuk anorganik jangka panjang akan menyebabkan

degradasi mutu lahan. Sifat khas yang senantiasa ada pada diri petani ialah

berusaha memenuhi kebutuhan ekonominya tanpa memperhatikan sisi

lingkungan (Purba, 2005). Degradasi mutu lahan dapat diatasi dengan

penggunaan pupuk organik. Kekurangan dari pupuk organik dibanding pupuk

anorganik adalah volume penggunaannya yang lebih banyak. Pendugaan

peluang apakah petani akan menggunakan pupuk organik atau tidak dengan

menggunakan model Pilihan Binary. Pilihan Binary mengasumsikan individu-

individu dihadapkan pada suatu pilihan diantara dua alternatif dan pilihan

mereka tergantung pada karakteristik masing-masing individu tersebut.

Masalah yang sifatnya pilihan binary menurut Pindyck and Rubinfeld (1991)

dapat dijawab dengan tiga model yaitu linear probability model, probit model

dan logit model.

Model linier mempunyai kelemahan karena terdapat kemungkinan

nilai peluang berada di luar kisaran (0-1) sehingga sulit dilakukan pendugaan.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

15

Model probit dan model logit memilki nilai peluang selalu berada pada kisaran

(0-1), namun model probit lebih rumit perhitungannya dan sukar diduga

dibandingkan model logit. Model logit mempunyai nilai peluang selalu berada

pada kisaran 0-1 maka dari itu memiliki ragam relatif kecil (Juanda, 2009).

Sehingga, model logit digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung

faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi pupuk organik non-subsidi.

Model logit didasari oleh Fungsi Peluang Logit Kumulatif dan model

ini dirumuskan sebagai berikut (Pindyck and Rubinfeld, 1991) :

P = (α + βX ) = ......................................................................... (1)

Jika ruas kanan dan ruas kiri persamaan (1) dikalikan dengan (1 + ),

sehingga diperoleh :

(1 + e )P = 1 ..................................................................................................................(2)persamaan (2) dibagi dengan Pi dan kemudian dikurangi 1, maka diperoleh :

e = − 1 = .................................................................................................(3)Berdasarkan definisi = 1/ , diperoleh :

e = ...........................................................................................................................(4)Dengan menggunakan logaritma dikedua sisi, sehingga:

Z = log .................................................................................................................... .(5)Sehingga didapat persamaan regresi:

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

Dimana :

Pi : Peluang munculnya kejadian kategori sukses dari peubah respon untuk

orang ke-i

β : Nilai koefisien yang didapatkan dari regresi.

Xi : Variabel bebas (i = 1,2,3,.....,n)

ei : Galat acak

Penjabaran rumus diatas

penting dari model logit bahwa model ini mentransformasi masalah prediksi

peluang dalam selang (0 atau 1) ke masalah prediksi

(Y=1) dalam selang bilangan riil

Sumber : Wonnacot, 1979Gambar 2.4 Model Probabilitas Linear dan Logit

Model Probabilitas linear dan logit dapat dilihat pada

Kurva linear yang berbentuk garis lurus menjelaskan bahwa pada model

probabilitas linear dengan penambahan nilai X secara konstan akan menin

eluang munculnya kejadian kategori sukses dari peubah respon untuk

ilai koefisien yang didapatkan dari regresi.

Variabel bebas (i = 1,2,3,.....,n)

Penjabaran rumus diatas menunjukkan bahwa salah satu karakteristik

penting dari model logit bahwa model ini mentransformasi masalah prediksi

peluang dalam selang (0 atau 1) ke masalah prediksi log odds tentang kejadian

(Y=1) dalam selang bilangan riil - ~ ≤ logit(Pi) ≤ ~ (Juanda, 2009).

Sumber : Wonnacot, 19792.4 Model Probabilitas Linear dan Logit

Model Probabilitas linear dan logit dapat dilihat pada Gambar 2.4

Kurva linear yang berbentuk garis lurus menjelaskan bahwa pada model

linear dengan penambahan nilai X secara konstan akan menin

16

eluang munculnya kejadian kategori sukses dari peubah respon untuk

menunjukkan bahwa salah satu karakteristik

penting dari model logit bahwa model ini mentransformasi masalah prediksi

tentang kejadian

Gambar 2.4 berikut.

Kurva linear yang berbentuk garis lurus menjelaskan bahwa pada model

linear dengan penambahan nilai X secara konstan akan meningkatkan

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

17

nilai P secara konstan. Dalam kenyataannya, bertambahnya X secara konstan

tidak menghasilkan pertambahan dalam P secara konstan. Salah satu solusinya

adalah memotong model probabilitas linear dengan cara membelokkan garis

horizontal ketika mencapai 0 atau 1 (Wonnacot, 1979). Sehingga, terdapat model

logit dengan bentuk kurva seperti huruf “S”.

2.2 Dinamika Subsidi Pupuk Organik di Indonesia

Pembangunan pertanian untuk mewujudkan pertanian tangguh dan efisien

memerlukan kebijakan yang berkaitan langsung dengan pertumbuhan, stabilitas

dan pemerataan pembangunan ekonomi. Salah satu caranya melalui peningkatan

produksi pertanian yang berkelanjutan dengan mendorong petani untuk

menerapkan teknologi pertanian (Manaf, 2000). Teknologi pertanian yang

dimaksud adalah teknologi modern, tanpa penggunaan teknologi modern, maka

hasil panen tidak akan sebesar yang diharapkan. Salah satunya berupa penggunaan

pupuk dan benih unggul sebagai salah satu input dalam usahatani (PSP3, 2010).

Pemerintah selalu berupaya mendorong petani untuk memanfaatkan pupuk secara

tepat waktu dan tepat dosis agar dapat meningkatkan produksi pertanian.

Konsekuensinya adalah pemerintah juga harus berupaya meningkatkan produksi

pupuk, sehingga tercapai cukupnya pasokan dengan harga yang dapat dijangkau

oleh petani (Manaf, 2000).

Pupuk sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia

nomor 42/Permentan/OT.140/09/2008 adalah bahan kimia atau organisme yang

berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung

atau tidak langsung. Pupuk anorganik yaitu pupuk hasil proses rekayasa secara

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

18

kimia, fisika dan atau biologi yang merupakan hasil industri atau pabrik pembuat

pupuk. Petani Indonesia memiliki kecenderungan untuk menggunakan pupuk

anorganik yang tinggi untuk mengejar hasil yang tinggi pada lahan sawah tanpa

mempertimbangkan kandungan bahan organik tanah yang menurun, baik jumlah

maupun kualitasnya. Menurut Rachman (2009) hal tersebut disebabkan terjadinya

penimbunan hara dalam tanah, terkurasnya hara mikro dari tanah yang tidak

pernah diberikan melalui pupuk anorganik, terganggunya keseimbangan hara

dalam tanaman, lebih pekanya tanaman terhadap serangan hama dan penyakit

serta terganggunya perkembangan jasad renik yang menguntungkan dalam tanah.

Presiden RI menyatakan bahwa potensi sektor pertanian dapat

ditingkatkan jika kendala-kendala seperti produktivitas, efisiensi usaha, konversi

lahan pertanian, keterbatasan sarana dan prasarana pertanian serta terbatasnya

kredit dan infrastruktur pertanian dapat teratasi dengan baik. Usaha pemerintah

dalam menangani masalah produktivitas yaitu membantu petani dengan

memberikan bantuan input produksi berupa pemberian subsidi pupuk. Menurut

Anjak (2006) pemberian subsidi pupuk masih sangat diperlukan petani Indonesia.

Hal tersebut dilandasi dengan dua argumentasi yaitu sebagai kewajiban

pemerintah untuk membantu petani yang sebagian besar merupakan masyarakat

miskin dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kapasitas

produksi pertanian, dan juga sebagai pelindung petani miskin dari ancaman

eksternal akibat ketidakadilan perdagangan dalam rangka memberdayakan mereka

menjadi masyarakat yang mandiri mampu menghidupi dirinya dan juga menjaga

eksistensi sektor pertanian di masa depan.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

19

Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya

mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan petani yang dilaksanakan atas

dasar program pemerintah di sektor pertanian. Jenis pupuk bersubsidi yaitu, pupuk

anorganik (urea, superphose, ZA, NPK) dan pupuk organik (granul dan cair).

Pupuk yang umum dipakai pada tanaman pangan adalah pupuk urea dan NPK.

Pupuk urea digunakan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, sedangkan

pupuk NPK sebagai penambah unsur N pada tanah agar tanah tetap subur (Manaf,

2000).

Kebijakan subsidi pupuk bersifat dinamis sesuai dengan kondisi

lingkungan strategis. Subsidi pupuk untuk pupuk urea diberikan sejak tahun 1969

guna mendorong produktivitas dan produksi pangan nasional. Sejak itu, subsidi

pupuk urea terus diberikan dalam bentuk Harga Eceran Tertinggi (HET) sampai

terjadinya krisis pada tahun 1998. Krisis multidimensional dan tekanan dari IMF

memaksa pemerintah harus mencabut subsidi pupuk urea selama 1 tahun yakni

tahun 1999 sampai 2000. Selama penghapusan subsidi pupuk urea kompensasi

yang diberikan yaitu peningkatan harga Gabah Kering Giling (GKG) dari Rp.

1000 menjadi Rp. 1400-1500 per kg yang berlaku sejak tanggal 1 Desember 1998

(Ilham, 2001).

Peningkatan harga pupuk urea dunia akibat peningkatan harga gas sebagai

komponen terbesar pembuatan pupuk urea sejak tahun 2000 memaksa pemerintah

untuk mengendalikan harga pupuk urea domestik dalam rangka membantu petani

dan mencegah dampak negatifnya terhadap kinerja sektor pertanian. Subsidi

pupuk urea tahun 2001-2002 diberikan dalam bentuk insentif gas domestik dan

tahun 2003 pemerintah meningkatkan serta memperluas subsidi, tidak saja subsidi

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

20

gas untuk urea tetapi juga subsidi harga untuk pupuk lainnya yaitu SP-36, ZA dan

NPK (Rachman, 2009).

Pada tahun 2008 pemberian subsidi pupuk organik mulai dilaksanakan

melalui program Bantuan Langsung Pupuk Organik (BLP Organik) bertujuan

mendukung petani dengan cara memberikan pupuk organik secara cuma-cuma.

Program BLP Organik yang dimulai pada tahun 2008 telah mencakup 159

kabupaten yang tersebar di 17 provinsi dan memakan biaya sangat besar yaitu

Rp. 383,4 miliar (PSP3, 2010). Di tahun 2010 wilayah cakupan program BLP

Organik telah mencakup 199 kabupaten yang tersebar di 30 provinsi

(Kementerian Pertanian, 2010). Pemberian BLP Organik selalu dibarengi dengan

pemberian BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul). Program BLBU dimulai

tahun 2007 kepada petani di 29 provinsi yang tersebar di 249 kabupaten dan pada

tahun 2010 program ini terlaksana di 21 Provinsi yang tersebar di 261 kabupaten.

Pada Tabel 2.1 alokasi subsidi pupuk terbesar di tahun 2011 yaitu pupuk

urea sebesar 5,1 juta ton atau sebesar 52,28 persen dari total volume pupuk

bersubsidi. Pupuk NPK menempati urutan terbesar kedua yaitu 2,3 juta ton

dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2006-2011 44 persen. Kedua pupuk

anorganik tersebut memang memiliki kontribusi yang baik bagi peningkatan hasil

produksi, namun pemakaian pupuk anorganik dalam jangka panjang akan

memberi dampak negatif bagi lingkungan seperti degradasi mutu lahan.

Penggunaan pupuk organik untuk mengatasi dampak tersebut adalah hal yang

tepat, sehingga mulai tahun 2008 mulai diberlakukan subsidi pupuk organik.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

21

Tabel 2.1 Perkembangan Subsidi Pupuk Tahun 2006-2011

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011Growth (persen)

Subsidi Pupuk (triliun rupiah)

3,2 6,3 15,2 18,3 18,4 18,8 52,25

Faktor-faktor yang mempengaruhi :a. Volume (ribu ton) 5.674 6.353 6.891 7.612,5 7.355 9.753,9 12,03- Urea 3.962 4.249 4.558 4.624,9 4.279 5.100 6- SP-36 711 765 558 582,1 644 750 2- ZA 601 702 751 751,3 713 850 8- NPK 400 637 956 1.417,7 1.473 2.349,9 44- Organik 68 236,5 246 704 146b. Harga Pokok

Produksi (Rp000/ton)

- Urea 1.352 1.803 2.153 2.729,1 2.729,1 3.132,4 19- SP-36 1.654 2.432 2.655 2.525,6 2.525,6 3.138,9 15- ZA 1.182 1.815 3.573 2.498 2.498 2.421,8 23- NPK 2.227 3.104 5.134 5.164,8 5.164,8 5.099,8 21- Organik 1.582 1.508,1 1.525,5 1.665,1 2c. Harga Eceran

Tertinggi (Rp000/ton)

- Urea 1.200 1.200 1.200 1.200 1.600 1.600 7- SP-36 1.550 1.550 1.550 1.550 2.000 2.000 6- ZA 1.050 1.050 1.050 1.050 1.400 1.400 7- NPK 1.750 1.750 1.750 1.722 2.300 2.300 6- Organik 1.000 500 700 700 -3

Sumber : Kementrian Pertanian, 2012

Bahan dasar pupuk organik dapat berasal dari berbagai sumber limbah

pertanian seperti sisa tanaman, sisa panen, pangkasan tanaman pagar, sisa media

tanam jamur, pupuk hijau seperti orok-orok, serta kotoran hewan. Umumnya,

kohe (kotoran hewan) dibiarkan oleh para peternak atau dibuang ke sungai.

Tercampurnya kohe dengan tanah dan air sungai menghasilkan polusi tanah dan

air, hal ini dapat merusak kesehatan orang menggunakan air yang telah

terkontaminasi oleh kohe. Mengolah kohe menjadi pupuk organik secara langsung

mengurangi masalah polusi air, tanah dan udara (PSP3, 2010). Bahan-bahan

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

22

tersebut dapat dijadikan pupuk organik melalui teknologi pengomposan sederhana

maupun dengan penambahan mikroba perombak bahan organik serta pengkayaan

dengan hara lain (Rusastra et al, 2005). Pupuk kandang mempunyai sifat yang

lebih baik dibandingkan pupuk alam yang lain maupun pupuk buatan (Rochmah,

2009).

Kekurangan bahan organik dan pemakaian pupuk anorganik yang intensif

dalam periode waktu panjang membuat tanah-tanah pertanian kehilangan

kemampuannya untuk menyerap dan menyimpan air. Sebagai konsekuensinya,

setiap turun hujan aliran air permukaan tanah menjadi berlebihan yang

mengakibatkan longsor dan banjir. Pemberian pupuk organik secara berkelanjutan

akan memperbaiki daya serap dan daya simpan air oleh tanah sehingga akan

mengurangi terjadinya banjir dan longsor. Hal ini akan berdampak pada

peningkatan produktivitas tanaman serta peningkatan pendapatan petani (PSP3,

2010).

Pupuk organik dalam Permentan RI nomor 42/Permentan/OT.140/09/2008

adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik

tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk

granul atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki

sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik lebih ditujukan kepada

kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai C-organik

menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak

masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah

tanah organik. Pengembangan pupuk organik merupakan langkah strategis untuk

meningkatkan produksi pertanian yang berkelanjutan. Pemberian pupuk organik

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

23

bersubsidi dinilai sesuai dengan kondisi sebagian besar petani yang

meminimumkan biaya.

Berdasarkan alokasi program BLP Organik yang ditetapkan Menteri

Pertanian, Direktur Jendral Prasarana dan Sarana menugaskan kepada PT Pertani

(Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Berdikari (Persero) untuk

menyalurkan BLP Organik kepada kelompok tani penerima di masing-masing

wilayah tanggung jawabnya dengan memperhatikan penetapan calon petani dan

calon lokasi penerima BLP Organik oleh Gubernur.

Tabel 2.2 Alokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun 2011 Menurut Sub Sektor

Sub SektorJenis dan Jumlah Pupuk Bersubsidi (Ton)

Urea SP-36 ZA NPK Organik

Tanaman Pangan 3.266.794 432.531 361.700 1.432.237 542.750

Hortikultura 463.226 36.725 147.506 201.888 76.961

Perkebunan 1.108.892 225.867 338.777 615.875 184.233

Peternakan 14.842 1.012 2.017 - 2.466

Perikanan Budidaya 172.083 53.865 - - 28.590

Cadangan Nasional 74.163 - - 100.000 -

Jumlah 5.100.000 750.000 850.000 2.350.000 835.000

Sumber : Kementrian Pertanian, 2011

BLP Organik difokuskan pada tanaman pangan. Pemberian pupuk organik

bersubsidi lebih banyak di subsektor tanaman pangan karena sesuai dengan salah

satu tujuan BLP Organik yaitu meningkatkan produksi tanaman pangan

khususnya padi, jagung dan kedelai (PSP3, 2010). Pada tahun 2011 alokasi

kebutuhan pupuk bersubsidi untuk subsektor tanaman pangan sebesar 542.750 ton

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

24

(Tabel 2.2) atau sebesar 65 persen dari jumlah alokasi pupuk bersubsidi untuk

sektor pertanian.

Sumber : Kementrian Pertanian, 2012

Gambar 2.1 Perkembangan Subsidi Pupuk Organik Tahun 2008-2010

Volume bantuan langsung yang diberikan pemerintah berupa pupuk

organik tercatat mengalami peningkatan 146 persen dari tahun 2008-2011 (Tabel

2.1). Tahun 2008 merupakan tahun pertama diberikannya subsidi pupuk organik

dengan volume hanya sebesar 68 ribu ton dan terus berkembang hingga tahun

2011 volume subsidi pupuk organik sebesar 704 ribu ton. (Kementrian Pertanian,

2012). Pada gambar 2.1 subsidi pupuk organik pun terus mengalami peningkatan.

Peningkatan yang cukup tinggi terjadi di tahun 2010 sebesar 39,97 persen dari Rp

961 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 1,6 triliun.

15.2

18.3 18.4

0.82626 0.96152 1.60

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2008 2009 2010

Triliun RupiahT

hou

sand

s

Pupuk Total

Pupuk Organik

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

25

2.4 Penelitian-penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan subsidi pupuk telah banyak

dilakukan. Salah satunya adalah studi Osario et al (2008) menganalisis subsidi

pupuk urea di Indonesia dengam metode 2SLS. Implikasi dari kebijakan subsidi

pupuk adalah penggunaan pupuk Urea dan SP-36 diatas takaran yang disarankan

dimana hal tersebut berdampak negatif bagi unsur hara dalam tanah. Tujuan dari

pemberian subsidi tersebut adalah mengurangi harga pupuk di pasaran agar petani

kecil dapat tetap menggunakan pupuk. Pemberian subsidi pupuk dikatakan tidak

tepat sasaran karena sebagian besar yang menikmati subsidi tersebut adalah

kalangan petani kaya bahkan sebesar 60 persen dari total alokasi subsidi pupuk

dinikmati oleh 40 persen petani besar.

Penelitian Marisa (2011) tentang Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi

Pupuk di Kabupaten Bogor. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dengan

adanya HET untuk pupuk bersubsidi dari pemerintah maka petani dapat

menghemat pengeluaran pupuk sebesar 44,72 persen dari pengeluaran seharusnya.

Namun, kebijakan subsidi pupuk belum dapat dikategorikan efektif dikarenakan

hasil presentase ketepatan yang kurang dari 80 persen dimana subsidi pupuk

dinilai tidak efektif pada prinsip tepat harga, tepat tempat dan tepat jumlah.

Prinsip tepat waktu menjadi satu-satunya prinsip yang terpenuhi. Hasil regresi

berganda menyatakan variabel luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk, dummy

benih dan dummy efektivitas harga mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari

taraf nyata (10 persen) berarti variabel independen tersebut berpengaruh nyata

terhadap produksi padi.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

26

Studi yang dilakukan oleh Kasiyati (2004) di Jawa Tengah menunjukkan

hasil positif dari subsidi pupuk terhadap produksi output petani yang meningkat

sebesar Rp. 3.455.333 juta. Selain itu, pengadaan pupuk bersubsidi mampu

memberikan insentif bagi produsen pupuk untuk menambah produksi pupuk

sebesar Rp. 2.122.497 juta. Adanya subsidi pupuk juga dapat meningkatkan

pendapatan rumah tangga petani sebesar Rp. 107.589,87 juta.

Dampak penghapusan subsidi pupuk menjadi penelitian Andari (2001)

yang menghubungkan permintaan pupuk dan produksi padi di Jawa Barat. Hasil

pendugaan koefisien input dalam fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukan

penghapusan subsidi pupuk tidak akan menurunkan produksi padi karena petani

lebih mementingkan usaha untuk memaksimalkan produksi dibanding keuntungan

yang didapat. Hasil lainnya yang berkaitan dengan permintaan pupuk

menunjukkan kenaikan harga pupuk tidak menurunkan permintaan pupuk sendiri.

Studi Yuliarmi tahun 2006 tentang faktor-faktor penentu adopsi teknologi

pemupukan berimbang, di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta, Provinsi

Jawa Barat. Hasil yang didapat adalah rata-rata poduksi petani peserta

pemupukan berimbang lebih tinggi 976 kg dibandingkan produksi yang diperoleh

petani non peserta pemupukan berimbang. Hasil dari metode logit

memperlihatkan bahwa variabel harga gabah, biaya pupuk dan luas lahan

berpengaruh secara nyata pada taraf nyata 1 persen, 5 persen dan 10 persen.

Variabel lainnya yaitu resiko produksi, keuntungan usahatani, pendidikan petani

dan pengalaman usahatani bertanda negatif dan tidak berpengaruh nyata.

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan

Perdesaan pada tujuh Provinsi tahun 2010 menyatakan bahwa pemberian BLP

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

27

(Bantuan Langsung Pupuk) dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul)

terhadap produktivitas usahatani padi meningkat 17,56 persen dari sebelumnya.

Dampak terhadap kesempatan kerja pun meningkat 7,5 persen. Target penurunan

penggunaan pupuk anorganik seperti Urea, TSP dan KCl tercapai karena terjadi

peningkatan penggunaan pupuk organik sebesar 52,9 persen. Secara keseluruhan,

pendapatan usahatani padi meningkat sebesar 34,56% antara sebelum dan sesudah

menggunakan BLBU dan BLP, yakni dari Rp. 6.800.000/ha menjadi Rp.

9.100.000/ha. Keuntungan bukan hanya dirasakan petani, Perusahaan yang

memproduksi POG mengalami peningkatan produksi dan pendapatan.

Perekonomian Nasional pun meningkat dengan adanya BLP dan BLBU tersebut.

2.5 Kerangka Pemikiran

Penggunaan pupuk organik dinyatakan mampu meningkatkan produktivitas

sehingga pemberian subsidi pupuk organik diharapkan dapat memotivasi petani

untuk mengadopsi pupuk organik dengan cara mengurangi biaya produksi.

Perhitungan pendapatan petani pada penelitian ini menggunakan analisis

usahatani atas dasar biaya tunai dan biaya total. Setelah mengetahui pendapatan

petani maka dilakukan pendugaan model logit untuk mengetahui faktor-faktor apa

sajakah yang mempengaruhi petani untuk mengadopsi pupuk organik. Setelah

didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi diharapkan terjadi pengadopsian

pupuk organik di level petani agar terciptanya pertanian yang berkelanjutan.

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori ... · 2.1 Tinjauan Teori-teori ... positif dengan adopsi teknologi. 3. Insentif pasar merupakan faktor yang berhubungan

Gambar 2.5 Kerangka PemikiranGambar 2.5 Kerangka Pemikiran

28