54 - p3ekalimantan.menlhk.go.id fileburung merupakan salah satu kelompok vertebrata terbesar yang...

4
JENISJENIS BURUNG DI TENGGARONG Oleh: Ivan Yusfi Noor Kepala Bidang Inventarisasi Daya Dukung dan Daya Tampung SDA & LH, P3E Kalimantan Burung Burung merupakan salah satu kelompok vertebrata terbesar yang banyak dikenal. Diperkirakan ada sekitar 9.000 jenis yang tersebar di seluruh permukaan bumi. Kelompok ini menempati setiap tipe habitat yang ada, mulai dari khatulistiwa sampai daerah kutub. Dimana saja ditemukan pohon yang tumbuh, atau terdapat ikan, serangga dan avertebrata lainnya, di situ ada burung yang mencari kehidupan sebagai pemakan bijibijian, buah atau nektar; sebagai pemangsa yang memakan serangga, ikan atau hewan lainnya; atau bahkan sebagai pemakan bangkai. Burungburung tampil dengan aneka warna yang cerah, suarasuara yang indah dan khas, bentuk tubuh yang beragam dan menakjubkan serta cara hidup yang berbedabeda. Semua karakteristik itu menjadikan burung memiliki pesona yang menyebabkan orang senang untuk melihat, mendengarkan suaranya hingga memeliharanya Hubungan burung dengan habitatnya Makanan, air, pelindung dan ruang merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan burung. Kebutuhankebutuhan tersebut dapat disediakan oleh vegetasi, hewan mangsa dan juga komponen abiotik lain yang ada di habitatnya. Setiap jenis burung akan menempati habitat tertentu sesuai dengan kepentingan hidupnya dan memiliki preferensi terhadap habitathabitat tertentu. Terdapat keterkaitan yang erat antara kodisi vegetasi, hewan mangsa dan komponen abiotik lain dengan penyebaran dan jumlah jenis (keanekaragaman) yang dapat hidup di dalamnya. Di suatu tempat atau areal tertentu keanekaragaman jenis burung ditentukan oleh keanekaragaman tipe habitat dan kualitas habitatnya. Sebagai contoh, perbedaan komposisi vegetasi habitat memberikan perbedaan komposisi jenis burung. Burung juga merupakan kelompok satwaliar yang sensitif terhadap perubahan habitat. Oleh sebab itu, kelompok ini kerap dijadikan indikator bagi kualitas lingkungan. Rusaktidaknya atau terganggutidaknya suatu habitat dapat dilihat dari keberadaan jenis/kelompok jenis burung tertentu. Keanekaragaman burung di Tenggarong Satusatunya dokumentasi tertulis mengenai keanekaragaman jenis burung di Tenggarong berasal dari pengamatan dua siswa SMA Negeri 3 Unggulan Tenggarong (Aswin & Ariyanto, 2008). Berdasarkan pengamatan kedua siswa tersebut tercatat ada 54 jenis burung yang hidup pada berbagai macam tipe habitat di Kota Tenggarong dan sekitarnya. Sejak 2012 hingga sekarang, penulis juga telah melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap jenisjenis burung yang ada di kota ini. Hasilnya, sebagian besar dari 54 jenis yang diidentifikasi oleh Aswin & Ariyanto (2008) dapat dikonfirmasi kembali keberadaannya. Selain itu, dari pengamatan penulis ada tambahan jenis baru yang sebelumnya belum teridentifikasi atau tidak dijumpai oleh Aswin & Ariyanto (2008). Atas dasar kedua sumber tersebut, jumlah jenis burung di Tenggarong yang telah teridentifikasi adalah sebanyak 78 jenis. Penulis menyadari bahwa mungkin saja ada jenisjenis burung yang belum teridentifikasi. Dalam perjalanan waktu, data jumlah jenis burung Tenggarong bisa saja mengalami penambahan dengan teridentifikasinya jenis lain yang hingga saat ini belum dijumpai dan tercatat. Kemungkinan itu sangat besar karena, misalnya, burungburung yang aktif malam hari seperti berbagai jenis burung hantu belum ada yang masuk dalam catatan pengamatan penulis maupun Aswin & Ariyanto (2008). Berkenaan dengan hal tersebut, informasi dari siapapun tentang keberadaan jenisjenis lainnya akan sangat berharga untuk menambah panjang daftar jenisjenis burung di Kota Tenggarong. Tabel Daftar jenis burung yang dijumpai di Tenggarong No. Nama Nama Ilmiah Pengamat Aswin & Ariyanto Penulis 1 Cangak abu Ardea cinerea 2 Cangak merah Ardea purpurea 3 Kuntul kerbau Bubulcus ibis* 4 Kuntul kecil Egretta garzetta* 5 Blekok sawah Ardeola speciosa 6 Bambangan merah Ixobrychus cinnamomeus 7 Bangau tongtong Leptoptilos javanicus* 8 Belibis kembang Dendrocygna arcuata 9 Elang bondol Haliastur indus*

Upload: vantu

Post on 08-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

 

 

JENIS‐JENIS BURUNG DI TENGGARONG Oleh: Ivan Yusfi Noor Kepala Bidang Inventarisasi Daya Dukung dan Daya Tampung SDA & LH, P3E Kalimantan    

 

Burung 

Burung merupakan  salah  satu  kelompok  vertebrata  terbesar  yang  banyak  dikenal.  Diperkirakan  ada  sekitar  9.000  jenis  yang  tersebar  di  seluruh  permukaan  bumi.  Kelompok ini menempati setiap tipe habitat yang ada, mulai dari khatulistiwa sampai daerah  kutub.    Dimana  saja  ditemukan  pohon  yang  tumbuh,  atau  terdapat  ikan, serangga dan avertebrata lainnya, di situ ada burung yang mencari kehidupan sebagai pemakan biji‐bijian, buah atau nektar;  sebagai pemangsa yang memakan serangga, ikan atau hewan lainnya; atau bahkan sebagai pemakan bangkai. 

Burung‐burung tampil dengan aneka warna yang cerah, suara‐suara yang  indah dan khas, bentuk tubuh yang beragam dan menakjubkan serta cara hidup yang berbeda‐beda.  Semua karakteristik itu menjadikan burung memiliki pesona yang menyebabkan orang senang untuk melihat, mendengarkan suaranya hingga memeliharanya  

Hubungan burung dengan habitatnya 

Makanan,  air,  pelindung  dan  ruang  merupakan  kebutuhan  yang  penting  bagi kehidupan burung.   Kebutuhan‐kebutuhan tersebut dapat disediakan oleh vegetasi, hewan mangsa dan juga komponen abiotik lain yang ada di habitatnya.  Setiap jenis burung akan menempati habitat tertentu sesuai dengan kepentingan hidupnya dan memiliki preferensi terhadap habitat‐habitat tertentu.   Terdapat keterkaitan yang erat antara kodisi vegetasi, hewan mangsa dan komponen abiotik lain dengan penyebaran dan jumlah jenis (keanekaragaman) yang dapat hidup di dalamnya.   

Di suatu  tempat atau areal  tertentu keanekaragaman  jenis burung ditentukan oleh keanekaragaman  tipe habitat dan  kualitas habitatnya.    Sebagai  contoh, perbedaan komposisi vegetasi habitat memberikan perbedaan komposisi  jenis burung.   Burung 

juga merupakan kelompok satwaliar yang sensitif terhadap perubahan habitat.  Oleh sebab  itu,  kelompok  ini  kerap dijadikan  indikator bagi  kualitas  lingkungan.   Rusak‐tidaknya  atau  terganggu‐tidaknya  suatu  habitat  dapat  dilihat  dari  keberadaan jenis/kelompok jenis burung tertentu.  Keanekaragaman burung di Tenggarong 

Satu‐satunya  dokumentasi  tertulis  mengenai  keanekaragaman  jenis  burung  di Tenggarong berasal dari pengamatan dua siswa SMA Negeri 3 Unggulan Tenggarong (Aswin & Ariyanto, 2008).  Berdasarkan pengamatan kedua siswa tersebut tercatat ada 54 jenis burung yang hidup pada berbagai macam tipe habitat di Kota Tenggarong dan sekitarnya.   

Sejak  2012  hingga  sekarang,  penulis  juga  telah  melakukan  pengamatan  dan pencatatan terhadap jenis‐jenis burung yang ada di kota ini.  Hasilnya, sebagian besar dari  54  jenis  yang  diidentifikasi  oleh  Aswin  &  Ariyanto  (2008)  dapat  dikonfirmasi kembali keberadaannya.  Selain itu, dari pengamatan penulis ada tambahan jenis baru yang  sebelumnya  belum  teridentifikasi  atau  tidak  dijumpai  oleh Aswin & Ariyanto (2008).  Atas dasar kedua sumber tersebut, jumlah jenis burung di Tenggarong yang telah teridentifikasi adalah sebanyak 78 jenis.   

Penulis  menyadari  bahwa  mungkin  saja  ada  jenis‐jenis  burung  yang  belum teridentifikasi.   Dalam perjalanan waktu, data  jumlah  jenis burung Tenggarong bisa saja mengalami penambahan dengan teridentifikasinya jenis lain yang hingga saat ini belum dijumpai dan tercatat.  Kemungkinan itu sangat besar karena, misalnya, burung‐burung yang aktif malam hari  seperti berbagai  jenis burung hantu belum ada yang masuk  dalam  catatan  pengamatan  penulis  maupun  Aswin  &  Ariyanto  (2008).  Berkenaan dengan hal  tersebut,  informasi dari  siapapun  tentang keberadaan  jenis‐jenis lainnya akan sangat berharga untuk menambah panjang daftar jenis‐jenis burung di Kota Tenggarong. 

Tabel Daftar jenis burung yang dijumpai di Tenggarong 

No.  Nama  Nama Ilmiah Pengamat 

Aswin & Ariyanto  Penulis 

1 Cangak abu Ardea cinerea √2  Cangak merah   Ardea purpurea  √ 3  Kuntul kerbau  Bubulcus ibis*  √  √ 4 Kuntul kecil Egretta garzetta* √5 Blekok sawah Ardeola speciosa √ √6  Bambangan merah  Ixobrychus cinnamomeus  √  √ 7 Bangau tongtong Leptoptilos javanicus* √8 Belibis kembang Dendrocygna arcuata √ √9  Elang bondol   Haliastur indus*  √  √ 

 

No.  Nama  Nama Ilmiah Pengamat

Aswin & Ariyanto  Penulis 

10  Elang hitam  Ictinaetus malayensis*  √   11  Puyuh batu  Coturnix chinensis √12  Mandar padi‐sintar  Gallirallus striatus   √    13  Tikusan kerdil  Porzana pusilla  √   14  Tikusan merah  Porzana fusca  √15  Tikusan alis‐putih  Porzana cinerea   √  √ 16  Kareo padi  Amaurornis phoenicurus  √   √ 17  Mandar batu  Gallinula chloropus √ √18  Mandar kelam  Gallinula tenebrosa  √   19  Mandar besar  Porphyrio porphyrio     √ 20  Trinil semak  Tringa glareola  √21  Trinil pantai  Tringa hypoleucos     √ 22  Dara‐laut kecil  Sterna albifrons     √ 23  Punai gading  Treron vernans  √ √24  Tekukur biasa   Streptopelia chinensis √ √25  Dederuk jawa  Streptopelia bitorquata  √   26  Perkutut jawa  Geopelia striata  √27  Delimukan zamrud  Chalcophaps indica √ √28  Wiwik kelabu  Cacomantis merulinus   √  √ 29  Bubut alang‐alang  Centropus bengalensis   √  √ 30  Bubut besar  Centropus sinensis √31  Cabak kota  Caprimulgus affinis     √ 32  Walet sarang‐putih  Aerodramus fuciphaga √33  Walet sarang‐hitam  Aerodramus maxima √ √34  Walet sapi  Collocalia esculenta  √   35  Kapinis rumah  Apus affinis  √   √ 36  Raja‐udang meninting  Alcedo meninting* √ √37  Raja‐udang punggung merah  Ceyx rufidorsa*     √ 38  Pekaka emas  Pelargopsis capensis*  √   √ 39  Cekakak sungai  Todirhamphus chloris* √40  Cekakak suci  Todirhamphus sanctus*  √   √ 41  Takur  Megalaima sp.  √   42  Kirik‐kirik biru  Merops viridis  √43  Caladi belacan  Dendrocopus canicapillus  √  √ 

44  Sempur‐hujan sungai  Cymbirhynchus macro‐rhynchos  √  √ 

45  Layang‐layang api  Hirundo rustica  √46  Layang‐layang batu  Hirundo tahitica  √  √ 47  Layang‐layang rumah  Delichon dasypus  √   48  Cipoh kacat  Aegithina tiphia  √49  Cucak kutilang   Pycnonotus aurigaster √ √50  Merbah cerukcuk  Pycnonotus goiavier  √  √ 

No.  Nama  Nama Ilmiah Pengamat

Aswin & Ariyanto  Penulis 

51  Merbah belukar  Pycnonotus plumosus    √ 52 Pelanduk topi‐hitam Pellorneum capistratum √53  Ciung‐air coreng   Macronous gularis  √  √ 54  Kucica kampung/tinjau  Copsychus  saularis  √  √ 55 Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps √56  Cinenen merah  Orthotomus sericeus  √   57  Perenjak rawa  Prinia flaviventris  √   √ 58 Kipasan belang Rhipidura javanica √ √59  Sikatan burik  Muscicapa sp.  √   60  Kekep babi  Artamus leucorhynchus  √  √ 61 Bentet kelabu Lanius schach √ √62  Kicuit kerbau  Motacilla flava    √ 63  Apung tanah  Anthus novaseelandiae     √ 64 Perling kumbang Aplonis panayensis √ √65 Kerak kerbau / jalak hitam Acridotheres javanicus √ √66  Burung madu polos  Anthreptes simplex*  √   67 Burung‐madu kelapa Anthreptes malacensis* √ √68 Burung‐madu sriganti Nectarinia jugularis* √ √69  Burung‐madu sepah‐raja  Aethopyga siparaja*  √  √ 70  Cabai bunga‐api   Dicaeum trigonostigma  √  √ 71 Cabai merah Dicaeum cruentatum √72  Cabai jawa  Dicaeum trochileum  √   73 Bondol/pipit kalimantan Lonchura fuscans √ √74 Bondol/pipit rawa Lonchura malacca √ √75  Bondol/pipit peking  Lonchura punctulata  √ 76  Gelatik jawa   Padda oryzivora  √ 77 Burung‐gereja eurasia Passer montanus √78  Manyar jambul  Ploceus manyar     √ 

Keterangan: * jenis yang dilindungi undang‐undang 

Ancaman bagi keberadaan burung‐burung di Tenggarong 

Empat belas tahun yang  lalu, ketika penulis mulai tinggal di Tenggarong, ada atraksi satwaliar di sepanjang tepian S. Mahakam yang sangat menarik perhatian dan hampir dapat dilihat setiap sore hari.  Atraksi itu adalah elang bondol (Haliastur indus) yang berburu  ikan untuk memperoleh makanan.   Setiap  sore,  setidaknya  terlihat empat sampai  lima  ekor  burung  elang  bondol  terbang  berputar‐putar  di  atas  sungai, bermanuver dan menukik untuk menyergap mangsanya dari dalam air S. Mahakam. 

Pemandangan atau atraksi  ini sudah  tidak dapat dilihat  lagi sekarang. Elang bondol tidak lagi mencari makan di perairan S. Mahakam, yang melintas di Kota Tenggarong.  Hal  ini mengindikasikan  bahwa  jumlah  ikan  yang menajadi mangsa  atau makanan elang bondol sudah menurun secara drastis di perairan S. Mahakam.   Penyebabnya 

 

bisa  bermacam‐macam,  misalnya  pencemaran  yang  menyebabkan  kualitas  air  S. Mahakam  menurun  sehingga  tidak  bisa  ditoleransi  oleh  banyak  jenis  ikan; penangkapan  (pemanfaatan)  yang melebihi  daya  dukung/kemampuan  alam  untuk menyediakan sumberdaya perikanan; atau hilangnya rawa‐rawa yang menjadi tempat berkembangbiaknya  ikan  mangsa  elang  bondol  akibat  alih  fungsi  rawa  menjadi pemukiman dan sebagainya. 

Hilangnya areal‐areal berawa adalah contoh dari hilangnya habitat bagi sebagian jenis burung.    Kehilangan  habitat  akan  menyebabkan  populasi/jumlah  individu  atau kenanekaragaman/jumlah  jenis  satwaliar  menurun,  baik  melalui  proses  kematian maupun migrasi.   Mengambil contoh Kota Tenggarong,  jenis‐jenis burung air adalah kelompok yang paling rawan mengalami penurunan semacam itu, karena habitatnya yang berupa areal‐areal rawa  semakin berkurang akibat pembangunan yang pesat di kota ini.  Areal‐areal rawa berubah fungsi menjadi kawasan‐kawasan pemukiman atau yang  lainnya.   Perubahan  ini  seiring dengan perubahan  fisik  ekosistem  rawa/lahan basah menjadi pemukiman  lahan  kering  yang dibuat dengan menguruk/menimbun rawa.  Bukan hanya burung‐burung air, jenis lain seperti perenjak rawa, pipit/bondol dan manyar yang menyukai semak belukar rawa juga akan terganggu dan berpotensi hilang dari habitat semacam itu.    

Saat  ini, Tenggarong  juga memiliki habitat‐habitat bervegetasi rapat seperti belukar tua atau kebun‐kebun buah.  Melihat pola perubahan lahan yang terjadi selama 10‐15 tahun  belakangan,  habitat‐habitat  semacam  itu  juga  terancam  berkurang  akibat luasannya menyusut.  Padahal, habitat semacam itu memiliki jenis‐jenis burung yang khas  yang  memiliki  kesukaan  (preferensi)  terhadap  kondisi  habitat  bervegetasi.  Dengan penyusutan  luas atau hilangnya habitat bervegetasi,  jumlah maupun  jenis‐jenis burung yang menyukai habitat semacam itu juga berpotensi berkurang. 

Panduan fotografik untuk pengenalan jenis‐jenis burung di Tenggarong 

Panduan  fotografik  ini  penulis  susun  tidak  lain  adalah  untuk membawa  publik  di Tenggarong khususnya, dan Kalimantan Timur pada umumnya, mengenal kekayaan alam  di  sekitarnya  terutama  keanekaragaman  burung‐burung.    Dengan mengenal kekayaan alam ini, mudah‐mudahan muncul kecintaan terhadapnya dan selanjutnya keinginan untuk melestarikannya juga tergugah.   

Sesuai  slogan  “tak  kenal maka  tak  sayang”, penulis akan membawa para pembaca untuk  mengenal  lebih  jauh  berbagai  jenis  burung  yang  ada  di  Tenggarong  dan sekitarnya.  Caranya adalah dengan menunjukkan profil burung‐burung melalui foto‐foto  dan  penjelasan  singkat  (deskripsi) mengenai:  1)  nama  dalam  Bahasa  Inggris, Indonesia dan daerah serta nama ilmiah, 2) klasifikasi ilmiah; 3) uraian ciri‐ciri fisik; 4) informasi ekologis lainnya seperti perilaku, habitat dan sebarannya. 

Melalui situs/web Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kalimantan ini, secara reguler satu minggu sekali, penulis akan menampilkan foto‐foto dan deskripsi 

satu jenis burung untuk para pembaca, penggemar/pecinta burung, penggemar bird watching,  atau  siapapun  yang  memiliki  minat/ketertarikan  kepada  burung  dan pelestariannya. 

Berikut  ini  adalah  petunjuk  bagian‐bagian  tubuh  burung  yang  nanti  akan  sering digunakan sebagai penentu ciri‐ciri suatu jenis burung. 

   

 

Foto dan deskripsi jenis‐jenis burung di Tenggarong 

Mulai minggu ini penulis akan menampilkan foto dan deskripsi jenis‐jenis burung yang ada di daerah Tenggarong.    Setiap minggunya akan ditampilkan  satu  jenis burung.  Seluruh  foto yang ditampilkan adalah hasil pemotretan yang dilakukan oleh penulis sendiri. 

Pustaka: Aswin E & Ariyanto M.  2008.  Keanekaragaman Jenis Burung Pada Berbagai Macam Habitat di Kecamatan 

Tenggarong. SMA Negeri 3 Unggulan Tenggarong, Dinas Pendidikan Kutai Kartenegara.  Tenggarong 

Perawakan cangak merah menyerupai ba-

ngau/kuntul besar. Ukuranya besar, mencapai 80 cm (ting-gi ketika berdiri bisa mencapai 90-an cm). Warna utama adalah coklat kemerahan, abu-abu keunguan, putih dan hitam. Garis hitam memanjang sepanjang leher memisah-kan warna coklat kemerahan dan putih; mahkota hitam de-ngan jambul menjuntai ke belakang. Garis mata berwarna putih. Bulu penutup sayap dan punggung berwarna abu-abu dengan beberapa bagiannya berwarna merah kecoklatan. Paruh tajam, ramping dan kuatnya berwarna kuning kecok-latan. Iris mata kuning. Kaki panjangnya berwarna merah kecoklatan.

Hidup di habitat lahan basah seperti hutan rawa, rawa-ra-wa air tawar serta danau. Ditemukan pula di hutan rawa mangrove, dan kadang-kadang terlihat sampai di perbu-kitan hingga 1.500 m dpl. Burung yang pemalu dan sensitif terhadap kehadiran manusia. Lebih sering terlihat mencari makan sendirian di perairan dangkal bertumbuhan rumput rawa atau gulma air.

Klasifikasi: Ardea purpurea Linnaeus, 1766, ditempatkan dalam Kelas Aves, Ordo Pelecaniformes, Famili Ardeidae, dan Genus Ardea Linnaeus, 1758.

Cangak merah

Ardea purpurea

Cangak merah mampu berdiri diam tanpa bergerak dalam waktu lama. Makanan utamanya adalah ikan, tetapi burung ini juga bisa makan serangga, amfibi, mamalia kecil, reptil, krustasea dan burung kecil.

Cangak merah dikategorikan sebagai burung air.

Wilayah sebarannya luas, mulai dari Afrika, Eura-

sia, India, Cina, Asia Tenggara sampai Indonesia

dan filipina. Di Indonesia, sebaran jenis ini meliputi

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa

Tenggara. Di Tenggarong, cangak merah agak su-

kar dijumpai karena rawa-rawa sudah semakin ber-

kurang. Namun demikian, di areal-areal persawah-

an dan rawa tersisa di Tenggarong jenis ini masih

dapat dijumpai. Tempat terbaik untuk melihat bu-

rung ini adalah rawa Rapak Mahang, Waduk Panji

dan persawahan luas di Tenggarong Seberang.

Nam

a:

Cangak m

erah (

Indones

ia);

Purp

le H

eron (

Inggri

s)