51578975-jaras-saraf

7
Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024 Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substa nsia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah a senden dan jaras desenden.1 Jaras desenden merupakan jaras yang membawa informas i dari sistem saraf pusat (SSP) menuju sistem saraf tepi (SST). Organ efektor ya ng merupakan tujuan akhir jaras ini adalah otot dan/atau kelenjar. Selain daripa da jaras desenden yang merupakan porsi utama dari medulla spinalis, jaras desend en yang berkaitan dengan sarafsaraf kranial juga akan dibahas mengingat keterkai tan dengan pemicu. Jaras desenden, atau disebut juga jaras motorik, digolongkan menjadi dua bagian besar, yakni jaras kortikospinal (atau piramidal), dan jaras ekstrapiramidal, yang merupakan jaras-jaras desenden selain jaras kortikospinal. Penghantaran Impuls melalui Neurotransmiter Jaras Desenden Neurotransmiter merup akan senyawa yang dilepaskan oleh ujung akson presinaps, yang di namakan termina l bouton, yang akan ditangkap oleh neuron pascasinaps. Ikatan neurotransmiter pa da neuron pascasinaps menghasilkan potensial aksi sehingga impuls saraf terhanta rkan. Neurotransmiter yang dapat ditemukan di persarafan desenden antara lain: ⢠Ase tilkolin, selanjutnya disebut Ach, dapat mengeksitasi atau menginhibisi saraf pa scasinaps. Prekursornya adalah Asetil CoA dan kolin, dan diubah menjadi asetilko lin melalui enzim kolin asetiltransferase. Ach dimetabolime oleh enzim asetilkol inesterase (AchE). Dilepaskan terutama di hubungan saraf-saraf, saraf-otot, dan sistem saraf otonom. Glisin dan Glutamat, terutama terdapat di interkoneksi SSP dan medulla spinalis. Norepinefrin (atau noradrenalin) dihasilkan dari zat preku rsor tirosin, yang kemudian diolah melalui enzim dopamine-beta hidroksilase. Dil epaskan oleh neuron pascaganglion simpatis sistem saraf otonom. Serotonin, selan jutnya disebut 5-HT dihasilkan dari prekursor triptofan, diolah melalui enzim tr iptofan-5-hidrolase, serta merupakan neurotransmiter desenden umum di sekitar me sensefalon, pons, dan medulla oblongata. ⢠⢠⢠Banyak neurotransmiter lain terutama terlibat dalam jaras asenden, misalnya dopa min, NO, betaendorfin, dan lain sebagainya). Jaras Kortikospinal Kegunaan: Menghantarkan impuls terutama untuk gerakan disada ri (voluntary) dan gerakan dilatih (skilled movements) Jaras ini bermula dari akson sel-sel piramidal yang terletak di lapis kelima kor teks serebri. Sekitar dua pertiga total serabut yang membentuk jaras kortikospin al berasal dari girus presentral, sementara itu sisanya berasal dari girus posts entral.2 Serabut ini berkumpul di korona radiata, lalu diteruskan ke bagian post erior kapsula interna, dan bergerak menuju crus serebri, dan pada akhirnya masuk  ke pons. Jaras ini terus melalui batang otak, dan di daerah ventral medulla obl ongata membentuk tonjolan yang disebut piramid. Atas dasar inilah jaras ini juga  dinamai jaras piramidal.

Upload: mohammad-rizki

Post on 10-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Saraf

TRANSCRIPT

Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substansia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah asenden dan jaras desenden.1 Jaras desenden merupakan jaras yang membawa informasi dari sistem saraf pusat (SSP) menuju sistem saraf tepi (SST). Organ efektor yang merupakan tujuan akhir jaras ini adalah otot dan/atau kelenjar. Selain daripada jaras desenden yang merupakan porsi utama dari medulla spinalis, jaras desenden yang berkaitan dengan sarafsaraf kranial juga akan dibahas mengingat keterkaitan dengan pemicu. Jaras desenden, atau disebut juga jaras motorik, digolongkan menjadi dua bagian besar, yakni jaras kortikospinal (atau piramidal), dan jaras ekstrapiramidal, yang merupakan jaras-jaras desenden selain jaras kortikospinal.Penghantaran Impuls melalui Neurotransmiter Jaras Desenden Neurotransmiter merupakan senyawa yang dilepaskan oleh ujung akson presinaps, yang di namakan terminal bouton, yang akan ditangkap oleh neuron pascasinaps. Ikatan neurotransmiter pada neuron pascasinaps menghasilkan potensial aksi sehingga impuls saraf terhantarkan. Neurotransmiter yang dapat ditemukan di persarafan desenden antara lain: Asetilkolin, selanjutnya disebut Ach, dapat mengeksitasi atau menginhibisi saraf pascasinaps. Prekursornya adalah Asetil CoA dan kolin, dan diubah menjadi asetilkolin melalui enzim kolin asetiltransferase. Ach dimetabolime oleh enzim asetilkolinesterase (AchE). Dilepaskan terutama di hubungan saraf-saraf, saraf-otot, dan sistem saraf otonom. Glisin dan Glutamat, terutama terdapat di interkoneksi SSP dan medulla spinalis. Norepinefrin (atau noradrenalin) dihasilkan dari zat prekursor tirosin, yang kemudian diolah melalui enzim dopamine-beta hidroksilase. Dilepaskan oleh neuron pascaganglion simpatis sistem saraf otonom. Serotonin, selanjutnya disebut 5-HT dihasilkan dari prekursor triptofan, diolah melalui enzim triptofan-5-hidrolase, serta merupakan neurotransmiter desenden umum di sekitar mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Banyak neurotransmiter lain terutama terlibat dalam jaras asenden, misalnya dopamin, NO, betaendorfin, dan lain sebagainya).Jaras Kortikospinal Kegunaan: Menghantarkan impuls terutama untuk gerakan disadari (voluntary) dan gerakan dilatih (skilled movements)Jaras ini bermula dari akson sel-sel piramidal yang terletak di lapis kelima korteks serebri. Sekitar dua pertiga total serabut yang membentuk jaras kortikospinal berasal dari girus presentral, sementara itu sisanya berasal dari girus postsentral.2 Serabut ini berkumpul di korona radiata, lalu diteruskan ke bagian posterior kapsula interna, dan bergerak menuju crus serebri, dan pada akhirnya masuk ke pons. Jaras ini terus melalui batang otak, dan di daerah ventral medulla oblongata membentuk tonjolan yang disebut piramid. Atas dasar inilah jaras ini juga dinamai jaras piramidal.Sekitar 85% hingga 90% akson akan membentuk dekusasi (bersilangan) di daerah kaudal medulla oblongata, membentuk struktur dekusasi piramidal. Akson-akson yang berdekusasi ini memasuki medulla spinalis melalui daerah lateral kortikospinal, dan kebanyakan berakhir di medulla spinalis dengan ketinggian servikal, lumbal, atau sakral. Sementara itu 10% hingga 15% sisa akson yang tidak berdekusasi akan memasuki medulla spinalis melalui daerah anterior kortikospinal dan berakhir di ketinggian servikal dan torakal atas medulla spinalis.3 Kebanyakan jaras kortikospinal bersinaps dengan neuron perantara (internuncial neuron), yang kemudian bersinaps dengan alfa motor neuron dan beberapa gamma motor neuron. 3 Jaras kortikospinal juga membentuk percabangan dengan nukelus kaudatus dan lentiformis (basal nuclei), nukleus ruber, nukleus olivari, dan formasi retikuler. Percabangan ini menginformasikan daerah subkorteks akan gerakan-gerakan disadari dan disengaja (gerakan kortikal). Selain sebagai sarana informasi, percabangan ini juga dapat mengirimkan impuls pengaturan terhadap motor neuron, khususnya alfa motor neuron.4Gambar 1 Jaras kortikospinal5 Jaras Retikulospinal Kegunaan: Memengaruhi gerakan disadari maupun refleks, juga merupakan jaras bagi sistem saraf otonom sehingga mendukung hipotalamus mengontrol sistem saraf simpatis dan parasimpatis.Formasi retikuler merupakan interkoneksi berbentuk jala yang dapat ditemui di mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Formasi retikuler di daerah pons memiliki akson yang mengarah ke medulla spinalis melalui jaras retikulospinal pontin. Sementara itu, formasi retikuler di daerah medulla oblongata mengarahkan akson, juga ke medulla spinalis, dan membentuk jaras retikulospinal medular.Jaras retikulospinal pontin dan medular menuruni pons dan masuk ke medulla spinalis substansia alba daerah anterior dan substansia alba daerah lateral, berturut-turut. Akhirnya kedua jaras ini berakhir di kornu anterior substansia grisea. Mereka bersinaps untuk menghambat atau memfasilitasi alfa dan gamma motor neuron.5 Jaras Tektospinal Kegunaan: Mengatur refleks postural terutama sebagai respons terhadap rangsang visual.Jaras ini berawal dari kolikulkus superior mesensefalon, yang kemudian bersilangan di garis tengah mesensefalon segera setelah jaras dimulai. Akson-akson kemudian turun melalui batang otak dan terletak dekat dengan fasikulus medial longitudinal. Jaras tektospinal kemudian menuruni kornu anterior substansia alba medulla spinalis, dekat dengan fisura anterior median.Gambar 2 Jaras tektospinal2 Jaras Rubrospinal3 Kegunaan: Memfasilitasi aktivitas fleksi otot dan menghambat aktivitas ekstensi otot untuk menjaga keseimbangan tubuh.Jaras ini bermula dari nukleus ruber yang terletak di tegmentum mesensefalon melalui potongan setinggi kolikulus superior. Nukelus ruber berhubungan dengan jaras aferen dari korteks serebri dan serebelum. Nukelus ini mengeluarkan akson yang bersilangan di garis tengah masih di ketinggian yang sama, lalu menuruni pons dan medulla oblongata melalui jaraas rubrospinal, dan memasuki kolumna lateral substansia alba medulla spinalis. Pada akhirnya, akson bersinaps dengan neuron penghubung di kolumna anterior substansia grisea, dan mengatur aktivitas alfa dan gamma motor neuron.Jaras Vestibulospinal2Kegunaan:Memfasilitasi aktivitas ekstensi otot dan menghambat aktivitas fleksi otot untuk menjaga keseimbangan tubuh.Nukelus vestibular terletak di pons dan medulla oblongata. Nukelus ini menerima saraf aferen dari telinga bagian dalam (saraf vestibuli), serta informasi dari serebelum. Nukelus ini menghasilkan akson yang keluar membentuk jaras vestibulospinal yang tidak bersilangan ketika melalui medulla oblongata, dan terus menuju kornu anterior substansia alba medulla spinalis.Jaras Desenden Otonom Rupanya korteks serebri, hipotalamus, amygdala, formasi retikuler, serta batang otak mengintervensi persarafan otonom melalui jaras desenden otonom yang memengaruhi saraf praganglion simpatis di daerah torakolumbal medulla spinalis, serta persarafan praganglion parasimpatis di daerah sakral (tidak untuk persarafan parasimpatis kranial, karena memiliki mekanisme tersendiri).5 Beberapa sumber juga mengatakan bahwa jaras ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari jaras retikulospinal.2Persarafan Motorik Saraf Kranial: Jaras Kortikonuklear Jaras piramidal, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, merupakan jaras yang membawa informasi motorik dari korteks bagian motorik, melalui korona radiata, kapsula interna, dan pada akhirnya menuju ke medulla spinalis. Namun demikian, informasi ini tidak hanya dibawa menuju medulla spinalis, melainkan juga dibawa menuju daerah-daerah nukelus yang letaknya terkonsentrasi di batang otak (brain stem), dan berfungsi sebagai nukleus-nukleus bagi persarafan perifer kranial. 6 Jaras ini merupakan jaras kortikonuklear, yang merupakan percabangan di daerah setinggi mesensefalon. Saudaranya, jaras kortikospinal turun ke bawah, sementara jaras kortikonuklear menuju ke nukelus saraf kranial. Ada yang berdekusasi ke sisi kontralateral, dan ada pula yang tetap berada sesisi ipsilateral. Jaras kortikonuklear juga disebut sebagai jaras kortikobulbar.4Nukelus Kranial Motorik Nukelus kranial motorik, atau nukelus branchiomotor terdiri atas nukelus motorik saraf kranial III (okulomotor); IV (trokelar); trimgeinal (V); abdusens (VI); fasial (VII); glosofaringeal (IX); vagus (X); aksesori (XI); dan hipoglosus (XII). Hampir semua nukelus kranial motorik ini dipersarafi secara bilateral (dari kedua korteks serebrum, dengan kata lain dari kedua jaras kortikonuklear), kecuali untuk motor nukelus N. VII dan N. XII yang hanya dipersarafi secara kontralateral.2, 4 Nukleus fasialis (nukelus milik nervus kranialis VII) merupakan tempat terjadinya sinaps antara UMN (Upper Motor Neuron) dari bagian motor korteks serebri yang mengirimkan akson ke nukelus fasialis, dan dihubungkan dengan LMN (Lower Motor Neuron) yang kemudian mempersarafi daerah perwajahan. Nukelus fasialis terbagi atas daerah dorsal, yang mendapatkan persarafan UMN secara bilateral, dan mempersarafi daerah wajah bagian atas mata. Daerah ventral mendapatkan persarafan secara kontralateral, sehingga nukelus fasialis sinister aspek ventral mendapat persarafan dari korteks serebrum dexter, demikian juga sebaliknya. Pemahaman ini penting untuk memahami lesi-lesi, baik di tingkat nuklear, infranuklear, maupun supranuklear.Gambar 3 Lokasi nukelus saraf kranial, dilihat dari batang otak penampang sisi dorsal. Perhatikan bahwa di sisi kiri merupakan gambaran nukelus motorik, sedangkan sisi kanan merupakan gambaran nukelus sensorik.6Gambar 4 Jaras kortikonuklear (kortikobulbar) dan nukleus yang berkorespondensi7 KesimpulanDua jaras eferen utama yang terkait dengan pemicu adalah jaras kortikospinal yang mempersarafi ekstremitas dan jaras kortikobulbar (kortikonuklear) yang merupakan bagian saraf kranial. Jaras kortikospinal, di samping jaras-jaras penunjang lain memberikan persarafan terhadap ekstremitas atas dan bawah (tangan dan kaki). Perjalanan jaras kortikospinal ini dimulai dari UMN yang bermula dari korteks serebri area motorik yang menuruni batang otak, hingga keluar menuju jaras kortiokspinal di medulla spinalis, lalu bersinaps di kornu posterior substansia grisea dengan LMN yang kemudian mempersarafi ekstremitas atas dan bawah. Persarafan motorik yang memungkinkan pergerakan pada wajah, seperti mulut dan mata, diatur oleh saraf kranial VII, yakni saraf fasialis. Jalannya saraf ini dimulai dari UMN yang berasal dari korteks serebri, turun melalui jaras kortikonuklear (kortikobulbar), dan bersinaps dengan LMN di nukleus fasialis. Persarafan wajah bagian atas diatur melalui UMN yang bilateral, sementara bagian bawah wajah diatur melalui UMN secara kontralateral.Kepustakaan 1. Spincal tract. 2009, Available from: http://library.thinkquest.org/27807/Wor/SpinalTract.html. Accessed on: May 10 2010. 10.38 PM 2. Snell RS. Clinical neuroanatomy: 7th edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2010 3. Patestas MA. Gartner LP. A textbook of neuroanatomy. Malden: Blackwell Publishing; 2006 4. Budiman G. Darmawan G. Basic neuroanatomical pathways: 2nd edition. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009 5. Waxman SG. Clinical neuranatomy: 26th edition. New York: McGraw-Hill Medical; 2010 6. Greenstein B. Greenstein A. Color atlas of neuroscience: Neuroanatomy and neurophysiology. Stuttgart: Thieme; 2000 7. Watson C. Basic human anatomy: An introdcutory atlas. Boston: Little, Bown& Company; 1995