51 bab iii metodologi penelitian jenis penelitian …digilib.uinsby.ac.id/5950/3/bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan
penelitian yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan analisis
data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik. Dalam hal
ini, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif eksperimen. Eksperimen
merupakan suatu rancangan penelitian yang mengidentifikasi hubungan
kausal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur pengaruh variabel-
variabel explanatory atau variabel independen terhadap variabel dependen
dengan mengontrol variabel-variabel lain untuk melakukan inferensi
kausal secara lebih jelas. Menurut Zikmund, eksperimen merupakan suatu
penelitian yang kondisi-kondisi tertentu dikendalikan sehingga satu atau
beberapa variabel dapat dikontrol untuk menguji hipotesis.1
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Baytul Ikhtiar Kantor Pusat
yang berlokasi di Kecamatan Bogor Barat, Jawa Barat. Pemilihan
Koperasi Baytul Ikhtiar, Bogor, Jawa Barat karena akses perizinan yang
mudah dan transparan pada publik termasuk pada sebuah penelitian.
1 Acep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif (Jakarta: PT Grasindo, 2008), 19-20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
Koperasi baytul Ikhtiar bukan satu-satunya koperasi Syariah yang
memiliki program pemberdayaan perempuan yang serupa dengan metode
Grameen Bank di Indonesia, namun ia memiliki pengawasan terbaik dan
rekruitmen anggota yang paling selektif (yakni memilih anggota yang
benar-benar membutuhkan pemberdayaan) bahkan ada keberlanjutan pada
usaha para anggotanya. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2015
– Februari 2016 (mulai dari penyusunan proposal, ujian proposal,
penyebaran kuesioner, analisis data, hingga penelitian selesai dan berakhir
pada ujian), sedangkan penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 4
bulan Januari 2016 – tanggal 15 Januari 2016.
C. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dan sampel adalah dua hal yang sangat populer dalam
penelitian. Sampel dapat didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik
dari populasi, sedangkan populasi merupakan jumlah keseluruhan yang
mencakup semua anggota yang diteliti.2 Koperasi BAIK memiliki 14
kantor cabang dan 33.808 orang anggota. Merujuk pada teori grameen
bank bahwa yang diberdayakan adalah anggota yang sangat miskin bahkan
sangat tak berdaya, maka pihak Koperasi BAIK merekomendasikan
peneliti untuk mengambil populasi sekaligus sampel di Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor.
2 Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran:Cara Praktis Meneliti Konsumen dan Pesaing, Edisi Revisi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009) 113
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
Populasi di daerah tersebut berjumlah 114 orang anggota, sehingga
peneliti menggunakan sampel jenuh atau total sampling. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai
responden atau sampel.3 Suharsimi Arikunto juga mengatakan bahwa
pengambilan sampel yang subjeknya kurang dari 100 orang maka
sebaiknya diambil semua.4
Namun, setelah dilakukan penyebaran kuesioner sebanyak 114
kuesioner hanya 62 yang kembali dan dapat digunakan sebagai data yang
valid tanpa missing. Hal itu dikarenakan ada kuesioner yang tidak kembali
dan ada yang kosong tanpa diisi. Sampel sebanyak 62 sudah lebih dari
cukup karena melihat smartPLS tidak membutuhkan banyak sampel. Hal
itu juga senada dengan pendapat Iskandar Putong, bahwa PLS atau Partial
Least Square beserta atributnya lebih adaptif, karena selain realistis juga
logis sebab PLS tidak memerlukan data yang berdistribusi normal, jumlah
sampelnya yang penting cukup (stabil), maksudnya tidak harus 100 atau
200 observasi sebagaimana syarat SEM konvensional.5
Hal itu juga didukung oleh penelitian Rahmawati, bahwa
perbedaan ukuran sampel Bootstrap yang digunakan tidak berpengaruh
terhadap persentase signifikansi, jika ukuran sampel asli yang digunakan 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 131 4 Suharsimi .... (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 112 5 Iskandar Putong, Pengantar SEM dan PLS: Pengantar SEM dan PLS dan Mitos yang Menyertainya (Tidak Dipublikasikan)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
berkisar 80-100. Saat ukuran sampel asli sebesar 50-55 terjadi perbedaan
persentase signifikansi, terutama saat n elemen yang digunakan berkurang
20-50% dari ukuran sampel asli. Persentase signifikansi konvergen ketika
ukuran sampel Bootstrap B=100 dan n elemen sebesar sampel asli, atau
berkurang 10% dengan ukuran sampel asli minimal 50-55. Saat ukuran
sampel asli berkisar antara 80-100 ukuran B=50 dengan n elemen
berkurang 50%, akan menghasilkan persentase signifikansi yang sama
pada saat B=500 dan n elemen sejumlah sampel asli.6 Ukuran sampel 62
sudah diatas 55, meskipun dibawah 80.
Begitu juga didukung oleh pendapat Jonathan, jika SEM yang
berbasis kovarian mengharuskan ukuran sampel yang besar yang dapat
mencakup ratusan bahkan ribuan observasi, maka PLS SEM cukup dengan
menggunakan ukuran sampel yang kecil. Ukuran sampel kecil dengan
persyaratan minimal adalah: 10 kali dari besarnya indikator formatif
terbanyak yang digunakan untuk mengukur 1 variabel laten atau 10 kali
dari jumlah jalur struktural terbanyak yang ditujukan ke variabel laten
tertentu dalam model struktural. Penelitian yang dilakukan oleh Chin dan
Newsted (1999) membuktikan hanya dengan menggunakan 20 data
mereka dapat menggunakan PLS SEM dengan benar.7
6 Eriza Rahmawati. 2013. Kajian Ukuran Sampel Metode Bootstrap Pada Pemodelan Struktural Teknik Partial Least Square (PLS). Diakses pada 23 Januari 2016 dari Portal Garuda. Website: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=192124&val=6491&title=kajian%20ukuran%20sampel%20metode%20bootstrap%20%20pada%20pemodelan%20struktural%20%20teknik%20partial%20least%20square%20(pls) 7 Jonathan Sarwono, Mengenal PLS-SEM (tidak dipublikasikan)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
melakukannya. Data primer ini disebut data asli atau data baru. Data
tersebut diperoleh dari kuesioner, wawancara, dan observasi.8 Sedangkan
Indriantoro dan Supomo mengatakan bahwa data primer yaitu sumber data
penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tanpa melalui
perantara) dengan metode survei.9
Dalam penelitian ini kuesioner dilakukan secara langsung dengan
nasabah koperasi BAIK, yaitu para ibu-ibu. Sedangkan teknik
pengumpulan data dengan metode survei yang melalui kuesioner, sebagian
tidak memerlukan kehadiran peneliti karena salah satu tekniknya bisa
dikirim bersama-sama melalui paket, meskipun teknik lainnya juga bisa
didistribusikan secara personal.10 Sedangkan wawancara dilakukan kepada
pegawai koperasi BAIK dan sebagian nasabah.
Selain data primer, untuk mendukung analisis ini maka peneliti
juga menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah semua sumber
data yang diperoleh oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber- 8 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistika, cet. ke-2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 19 9 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2011), 146-147 10 Ibid., 152-155
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
sumber yang telah ada, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan
penelitian terdahulu.11 Data sekunder juga diambil dari Badan Pusat
Statistik, jurnal, tesis, disertasi, buku-buku, dan lain sebagainya.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan alat ukur
tipe skala interval, yaitu skala likert. Skala ini terdiri dari rangkaian
pernyataan yang menyatakan sikap persetujuan atau penolakan terhadap
objek. Responden diminta untuk memberikan respon atas serangkaian
pernyataan, kemudian setiap sampel diberi skor nilai. Umumnya
menggunakan lima angka penilaian, yaitu: 12 sangat setuju (skor 5), setuju
(skor 4), Ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), dan sangat tidak setuju
(skor 1). Dan dalam penelitian ini juga menggunakan angka penilaian
lainnya, yang masih kategori likert, yaitu: selalu (skor 5), sering (skor 4),
Ragu-ragu (skor 3), pernah (skor 2), dan tidak pernah (skor 1).13 Dalam
penelitian ini, ketika pertanyaan mengarah pada negatif maka skornya
otomatis akan terbalik, hal itu karena seluruh pertanyaan bernilai satu arah,
yaitu positif.
11 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistika, cet. ke-2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 19 12 Lihat Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2011), 104 dan lihat juga Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, edisi ke-3 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), 4 13 Syahu Sugian O, Kamus Manajemen (Mutu) (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), dan lihat juga “Masyarakat,” dalam jurnal Sosiologi, Masalah 1 (Jakarta: Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992, didigitalkan pada 16 Jul 2009), 21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional variabel diperlukan untuk menunjukkan
batasan peneliti agar mengetahui baik dan buruknya pengukuran tersebut.
Tabel 3.1 berikut ini menjelaskan definisi operasional variabel dari
efektivitas program pemberdayaan perempuan miskin Koperasi Baytul
Ikhtiar (BAIK):
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Kode Skala Pengukuran
Tahap Perencanaan (X1)
1. Petugas melakukan Observasi Blok-blok Pemukiman (Assesmen Wilayah) dengan tepat
2. Petugas melakukan proses seleksi bagi calon anggota yang berminat dan telah mendaftar untuk mengikuti program ikhtiar.
3. Petugas melakukan Uji Kelayakan Calon Anggota (UK) dengan wawancara, mengenai kondisi ekonomi rumah tangga, asset keluarga, usaha serta kondisi rumah.
4. Latihan Wajib Kelompok (LWK) bertujuan mengajak calon Anggota untuk lebih mengetahui informasi tentang lembaga.
5. Latihan Wajib Kelompok (LWK) memberikan pelayanan simpan pinjam.
6. Latihan Wajib Kelompok (LWK) melatih anggota belajar berkumpul.
7. Latihan Wajib Kelompok (LWK) melatih anggota kedisiplinan.
8. Latihan Wajib Kelompok (LWK) melatih anggota tanggung jawab
9. Latihan Wajib Kelompok (LWK) melatih kepedulian di tingkat mereka sebelum
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9
Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
menjadi kelompok. Tahap Pelaksanaan (X2)
1. Pelayanan Majelis yang dilaksanakan sekali setiap pekan.
2. Lokasi Pelayanan Majelis ditentukan oleh kelompok berdasarkan hasil musyawarah.
3. Pelayanan Majelis hanya dilakukan pada anggota kelompok yang telah melewati proses UK dan LWK sebagai syarat sah menjadi anggota Koperasi BAIK sebagaimana ada di tahap perencanaan.
4. Aktivitas Pelayanan Majelis baru akan dilakukan setelah pertemuan resmi di buka dengan membaca doa dan ikrar.
5. Pelayanan Majelis melayani setoran (angsuran, tabungan wajib, tabungan kelompok, tabungan cadangan, tabungan sukarela dan infaq/ dana sasarengan kalau ada).
6. Pelayanan Majelis melayani penarikan (tabungan sukarela, tabungan cadangan, tabungan wajib dan tabungan kelompok kalau ada yang keluar dari keanggotaan).
7. Pelayanan Majelis melayani pengajuan pinjaman/ pembiayaan.
8. Pelayanan Majelis melayani Droping/ pencairan pinjaman/ pembiayaan.
9. Ada Pendampingan dari petugas koperasi BAIK.
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9
Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert
Tahap Evaluasi (X3)
1. Penggunaan modal untuk bisnis sendiri 2. Ada masalah dalam membayar angsuran 3. Ada peningkatan asset setelah mendapat
pembiayaan 4. Jumlah pembiayaan cukup untuk
mengurangi beban kemiskinan 5. Persepsi anggota mengenai bagi hasil dan
bunga pelayanan petugas terdiri dari beberapa hal, antara lain; 6. petugas koperasi selalu hadir 7. petugas koperasi tanggap dalam
memberikan pelayanan 8. petugas koperasi sopan dan ramah 9. petugas koperasi menolong dan menangani
anggota dengan baik.
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9
Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
10. anggota mudah mendapatkan pembiayaan. 11. anggota mudah melakukan transaksi
dengan bank.
X3.10 X3.11
Skala Likert Skala Likert
Kinerja Fasilitator (Y1)
1. Kinerja fasilitator/ petugas bank sebagai pelatih
2. Kinerja fasilitator/ petugas bank sebagai mediator
3. Kinerja fasilitator/ petugas bank sebagai penggerak
4. Kinerja fasilitator/ petugas bank sebagai penjalin komunikasi.
5. Kinerja fasilitator/ petugas bank sebagai pengawas.
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5
Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert
Efektivitas Program Pemberdayaan Perempuan (Y4)
1. Adanya peningkatan pendapatan nasabah 2. Adanya tingkat kepercayaan 3. Adanya tingkat jaringan sosial 4. Adanya tingkat kerjasama.
Y4.1 Y4.2 Y4.3 Y4.4
Skala Likert Skala Likert Skala Likert Skala Likert
Sumber: diolah
G. ANALISIS DATA
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial
Least Square. Partial Least Square (PLS) adalah teknik baru yang
diminati banyak orang, karena tidak membutuhkan data yang terdistribusi
normal atau sebuah penelitian dengan sampel sedikit. PLS merupakan
metode untuk memprediksi konstruk dalam model dengan banyak faktor
dan hubungan collinear. PLS menggunakan software seperti SmartPLS,
WordPLS, PLS-Graph dan VisualGraph.14
PLS tidak mengharuskan memiliki teori yang kuat. Satu kelebihan
PLS dibanding SEM adalah PLS mampu meng-handle model yang
14 Imam Ghazali dan Hengky Latan, Partial Least Squares “Konsep, Metode dan Aplikasi” menggunakan Program WarpPLS 2.0 (Semarang: Badan Penerbit Undip, 2012)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
kompleks dengan mutiple variabel eksogen dan endogen dengan banyak
indikator, dapat digunakan pada jumlah sampel kecil dan dapat mengatasi
variabel dengan tipe nominal, ordinal dan continuous.15
Dalam penelitian ini menggunakan smartPLS 2.0 dan langkah
dalam two step approach-nya (1) melakukan analisis faktor konfirmatori
dan (2) menguji model struktural secara keseluruhan. Evaluasi model
sebagai berikut:
1. OUTER MODEL
Analisis outer model digunakan untuk menguji validitas dan
reliabilitas dari daftar peryataan atau kuesioner yang digunakan,
sehingga diperoleh data yang valid dan reliable. Validitas diukur
dengan convergent dan discriminant validity, sedangkan reliabilitas
dengan composite reliability.
a) UJI VALIDITAS
Suatu alat instrumen dapat dikatakan valid jika alat
tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu
memberikan hasil ukur yang sesuai tujuan pengukuran.16
Validitas diukur dengan convergent validity dan
discriminant validity.
Convergent validity adalah skor indikator dengan
skor variabel latennya. Untuk hal ini loading 0.5 sampai 0.6 15 Ibid. 16 Mohamad Dimyati, 2009, Analisis SEM Dalam Uji Pengaruh Beberapa Variabel Terhadap Loyalitas (Jakarta: Mitra Wacana Media), 52.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
dianggap cukup, pada jumlah indikator per konstruk tidak
besar, berkisar antara 3 sampai 7 indikator. Discriminant
validity adalah membandingkan nilai square root of
average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan
korelasi antar konstruk lainnya dalam model, jika square
root of average variance extracted (AVE) konstruk lebih
besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka
dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.
Direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih besar dari
0.50
b) UJI RELIABILITAS
Suatu kuesioner/ indikator dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.17 Composite
reliability (pc) adalah kelompok indikator yang mengukur
sebuah variabel memiliki reliabilitas komposit yang baik
jika memiliki composite reliability ≥ 0.7. walaupun bukan
merupakan standar absolute. Composite reliability
merupakan uji reliabilitas dalam PLS yang dimana
17 Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS (Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), 41.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
menunjukkan akurasi, konsistensi dari ketepatan suatu alat
ukur dalam melakukan pengukuran.18
2. INNER MODEL
Inner model atau disebut dengan structural model merupakan
bagian pengujian hipotesis yang digunakan untuk menguji
signifikansi variabel laten eksogen (independen) terhadap variabel
laten endogen (dependen) dan nilai dari R2.19 Pengujian dilakukan
dengan melihat nilai t, jika t-hitung besar dibanding t-tabel (alpha
5% = 1,96) maka hipotesis (H1) diterima dan H0 ditolak, dan
sebaiknya.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling
Bootsrapp yang dikembangkan oleh Geisser & Stone. SmartPLS
can generate T-statistics for significance testing of both the inner
and outer model, using a procedure called bootstrapping. In this
procedure, a large number of subsamples (e.g., 5000) are taken
from the original sample with replacement to givebootstrap
standard errors, which in turn gives approximate T-values for
18 Rizki Aditya Rozandy dkk, Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Teknologi dengan Metpde Partial Least Square (STudi Kasus Pada Sentra Industri Tahu Desa Sendang, Kec.Banyakan, Kediri), Jurnal Industria, Vol 1, No 3, 154. 19 Ibid. 154
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
significance testing of the structural path. The bootstrap result
approximates the normality of data.20
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa
besar pengaruh variabel eksogen terhadap endogen, semakin besar
nilainya berarti semakin besar pengaruhnya.
3. ESTIMASI.
Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah
metode kuadrat terkecil (least square methods). Proses perhitungan
dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika
telah tercapai kondisi konvergen. Pendugaan parameter di dalam
PLS meliputi 3 hal, yaitu:21
a) Weight estimate digunakan ntuk menciptakan skor variabel
laten
b) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar
variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten
dengan indikatornya.
c) Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi,
intersep) untuk indikator dan variabel laten.
20 Ken Kwong-, “Partial Least Squares Structural Equation”, Marketing Bulletin, 2014, 23. 21 I Gede Nyoman Mindra Jaya dan I Made Sumertajaya, ”Pemodelan Persamaan Struktural dengan Partial Least Square,” Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 2008, 122
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64