50749853 skripsi

65
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Manusia sebagai makhluk sosial dapat berhubungan secara efektif melalui bahasa. Pengungkapan perasaan, pendapat, dan bahkan dengan bahasa manusia berfikir. Komunikasi akan lancar dan tidak menimbulkan kesalahpahaman apabila manusia terampil berbahasa. Karenanya, manusia perlu meningkatkan keterampilan berbahasa baik secara lisan maupun secara tertulis. Komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan pembicara dapat dipahami oleh penyimak sesuai dengan maksud pembicara. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional disetiap individu. Keterampilan berbahasa erat kaitannya dengan proses berfikir yang mendasari bahasa. Penggunaan bahasa oleh seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin cerah dan jelas pikiran seseorang, maka semakin terampil pula seseorang berbahasa. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berfikir (Dawson & Tarigan dalam Vismaia, Kartimi & Sutari;1997). Keterampilan berbahasa menuntut adanya pengetahuan dan pengalaman dalam berbahasa maupun nonkebahasaan. Pengetahuan berbahasa belum dianggap lengkap apabila tidak diikuti dengan pengalaman berbahasa. Pengalaman

Upload: muhammad-iqbal

Post on 11-May-2015

6.349 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 50749853 skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Manusia sebagai

makhluk sosial dapat berhubungan secara efektif melalui bahasa. Pengungkapan

perasaan, pendapat, dan bahkan dengan bahasa manusia berfikir. Komunikasi

akan lancar dan tidak menimbulkan kesalahpahaman apabila manusia terampil

berbahasa. Karenanya, manusia perlu meningkatkan keterampilan berbahasa baik

secara lisan maupun secara tertulis. Komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan

yang disampaikan pembicara dapat dipahami oleh penyimak sesuai dengan

maksud pembicara.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional disetiap individu. Keterampilan berbahasa erat kaitannya dengan

proses berfikir yang mendasari bahasa. Penggunaan bahasa oleh seseorang

mencerminkan pikirannya. Semakin cerah dan jelas pikiran seseorang, maka

semakin terampil pula seseorang berbahasa. Melatih keterampilan berbahasa

berarti melatih keterampilan berfikir (Dawson & Tarigan dalam Vismaia, Kartimi

& Sutari;1997).

Keterampilan berbahasa menuntut adanya pengetahuan dan pengalaman

dalam berbahasa maupun nonkebahasaan. Pengetahuan berbahasa belum dianggap

lengkap apabila tidak diikuti dengan pengalaman berbahasa. Pengalaman

Page 2: 50749853 skripsi

2

berbahasa hanya bisa didapat melalui latihan intensif sehingga dapat

mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang.

Lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar memberikan kesempatan

kepada setiap individu untuk mengembangkan keterampilan berbahasa. Salah satu

bidang studi yang ditawarkan kurikulum yakni melalui mata pelajaran Bahasa

Indonesia, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensinaya sesuai

dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Pembelajaran bahasa diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara tertulis.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara.

Mengkaji konsep di atas tentang kemampuan peserta didik memiliki

keterampilan, maka berarti proses pendidikan berujung pada pembentukan sikap,

pengembangan kecerdasan atau intelektual, dan pengembangan keterampilan

sesuai dengan kebutuhannya. Karenanya, ketika guru memberikan pembelajaran

bahasa maka seharusnya guru berfikir bagaimana pembelajaran dapat membentuk

sikap, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik sesuai dengan tujuan

pendidikan.

Page 3: 50749853 skripsi

3

Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa adalah peserta didik

terampil berbahasa seperti terampil menyimak, terampil menulis, terampil

membaca, dan terampil berbicara. Keempat keterampilan tersebut tidak bisa

dipisahkan satu sama lain. Pada pelaksanaan di dalam proses pembalajaran, semua

keterampilan tersebut bekerja bersama-sama. Dengan kata lain, lebih banyak

asfek keterampilan berbahasa yang terlibat maka akan lebih baik hasil suatu

pembelajaran.

Keterampilan menyimak merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang

peranannya sangat primer di Dunia Pendidikan. Bagi peserta didik yang kurang

mampu menyimak akan mendapat hambatan dalam menerima materi yang

disampaikan. Kemampuan menyimak yang efektif, efisien, dan kritis sangat

esensial bagi keberhasilan peserta didik.

Beberapa permasalahan yang menjadi hambatan dalam proses

pembelajaran khususnya di SDN 16 Mataram siswa kelas V (Lima) diantaranya;

1) jumlah peserta didik terlalu banyak yakni 45 siswa, sehingga suasana kelas

dalam proses pembelajaran ribut dan tidak terkendali, 2) peserta didik tidak

memiliki kesiapan menyimak ketika mengikuti pembelajaran, khususnya

menyimak teks cerita, 3) alat bantu belum merata untuk setiap bahan

pembelajaran, 4) buku pembelajaran tentang menyimak masih langka, dan 5) guru

berasumsi bahwa pembelajaran menyimak tidak perlu direncanakan karena

keterampilan menyimak akan dikuasai peserta didik dengan sendirinya.

Berdasarkan rincian permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran tidak terlaksana secara optimal sehingga kemampuan

Page 4: 50749853 skripsi

4

menyimak peserta didik rendah. Karenanya, guru sebagai tenaga pendidik perlu

mempertimbangkan penggunaan strategi yang tepat untuk menyempurnakan dan

mengoptimalkan pembelajaran.

Salah satu alternative yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan

keterampilan menyimak peserta didik dalam pembelajaran adalah menggunakan

Strategi Ekspositori (SE). Strategi Ekspositori (SE) merupakan strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal

lisan dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa

dapat mnguasai pelajaran secara optimal.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan pembelajaran yang telah

dipaparkan, peneliti tertarik membahas tentang peningkatan keterampilan

menyimak dengan Strategi Ekspositori (SE). Beranjak dari ketertarikan peneliti

terhadap kenyataan dan permasalahan tersebut, maka peneliti menyusun judul

penelitian sbb; Peningkatan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Dengan Strategi Ekspositori (SE) Pada Siswa SDN 16 Mataram Tahun

Ajaran 2009/2010.

Permasalahan lain yang mengahadirkan pokok bahasan penelitian ini

adalah kurangnya ditemukan penelitian sebelumnya yang terkait dengan

permasalahan keterampilan menyimak peserta didik dalam proses pembelajaran.

Karenanya, pokok bahasan ini penting untuk dikaji lebih lanjut.

1.2. Rumusan Masalah

Page 5: 50749853 skripsi

5

Bagaimanakah Penerapan Strategi Ekspositori (SE) untuk

Meningkatkan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada

Siswa Kelas V (Lima) Sekolah Dasar Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran

2009/2010?.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Penerapan Strategi Ekspositori (SE) dalam

meningkatkan Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada

Siswa Kelas V (Lima) Sekolah Dasar Negeri 16 Mataram Tahun Pelajaran

2009/2010.

Tujuan penelitian ini dijabarkan menjadi lebih khusus yakni sbb;

1.3.1. Mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan

menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan

penerapan Strategi Ekspositori (SE).

1.3.2. Mengetahui proses belajar siswa kelas V (Lima) SDN 16

Mataram dalam pembelajaran keterampilan menyimak mata

pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan Strategi

Ekspositori (SE).

1.3.3. Mengetahui hasil belajar siswa kelas V (Lima) SDN 16

Mataram dalam pembelajaran keterampilan menyimak mata

pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan Strategi

Ekspositori (SE).

Page 6: 50749853 skripsi

6

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang terkait. Pada lembaga pendidikan khususnya Sekolah Dasar, manfaat

penelitian ini diutamakan bagi siswa, bagi guru dan bagi sekolah. Manfaat

penelitian ini dirincikan sbb;

1.4.1. Bagi siswa

Manfaat penelitian bagi siswa adalah; 1) peserta didik memperoleh

model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keterampilan

menyimak, 2) proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik menjadi lebih

bermakna, dan 3) mempermudah peserta didik menerima materi pelajaran

khususnya asfek menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1.4.2. Bagi guru

Manfaat penelitian bagi guru adalah; 1) menyediakan strategi

pembelajaran keterampilan menyimak sebagai pertimbangan untuk diterapkan

dalam proses pembelajaran, 2) membekali guru tentang konsep Strategi

Ekspositori (SE) sehingga dapat menambah pengetahuan, dan 3) sebagai salah

satu pilihan bagi guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran Bahasa

Indonesia, khususnya pada asfek menyimak.

1.4.3. Bagi sekolah

Manfaat penelitian bagi sekolah adalah; 1) tercapainya standar kelulusan

yang ditetapkan sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan 2)

meningkatkan mutu pembelajaran dengan memperkaya strategi pembelajaran

untuk diterapkan oleh staf pendidik.

Page 7: 50749853 skripsi

7

1.5. Definisi Operasional

1.5.1. Menyimak

Akhadi-at (1992), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses

yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,

mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

Menyimak adalah suatu proses mendengarkan dan menangkap makna

pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,

dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas

makna yang terkandung di dalamnya.

1.5.2.Strategi Pembelajaran

Kemp (dalam Sanjaya; 2008) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran adalah perencanaan kegiatan tentang prosedur

pembelajaran sebagai jambatan untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga

guru mudah menyampaikan dan peserta didik mudah memahaminya.

1.5.3. Strategi Ekspositori (SE)

Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) adalah strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal lisan dari guru

kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal.

Strategi Ekspositori (SE) adalah perencanaan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan penyampaian informasi secara verbal lisan dari

Page 8: 50749853 skripsi

8

seorang guru terhadap sekelompok siswa. Peran siswa pada strategi ini adalah

menyimak untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan.

1.6. Keterbatasan Penelitian

Bahasan kajian pada penelitian ini dirincikan sbb; 1) variabel harapan

penelitian ini membahas tentang peningkatan keterampilan menyimak peserta

didik, dan 2) variabel tindakan penelitian ini adalah penerapan Strategi

Ekspositori (SE) pada pembelajaran keterampilan menyimak.

1.7. Kerangka Pemecahan Masalah

Pada bagian latar belakang telah disebutkan bahwa penggunaan Strartegi

Ekspositori (SE) terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu; 1) persiapan (preparation),

penyajian (presentation), 3) menghubungkan (corelation), 4) menyimpulkan

(generalation), dan 5) penerapan (aplication).

Pelaksanaan tahapan-tahapan Strategi Ekspositori (SE) dalam

pembelajaran keterampilan menyimak, memerlukan persiapan dan pelaksanaan

yang maksimal untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Pada penelitian ini,

untuk mengetahui keberhasilan pelaksnaan Strategi Ekspositori (SE) peneliti

mempersiapkan instruiment penilaian.

Pelaksanaan tahapan Strategi Ekspositori (SE) pada penelitian ini

merupakan langkah pemecahan permasalahan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Pelaksanaan tahapan-tahapan Strategi Elspositori (SE),

keterampilan menyimak peserta didik dapat diukur menggunakan instrument

Page 9: 50749853 skripsi

9

penilaian hasil maupun instrument penilaian proses. Instrument penilaian ini

disediakan untuk peserta didik secara berkelompok. Pelaksana/pengambilan data

untuk penilaian keterampilan menyimak dilakukan oleh peneliti bersama rekan

sejawat dan guru kelas selaku kolaborator.

Page 10: 50749853 skripsi

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Menyimak

2.1.1. Definisi Menyimak

Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan

mendengarkan. Akan tetapi, jika kita mengkajinya lebih jauh ketiganya memiliki

perbedaan pengertian. Beranjak dari asumsi tersebut banyak orang yang kurang

memperhatikan perbedaannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendengar mempunyai makna

dapat menangkap bunyi dengan telinga (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997).

Mengkaji makna mendengar menurut kamus besar tersebut dapat dipahami bahwa

seseorang mendengar suara itu, tanpa ada unsur kesengajaan. Mendengarkan

memiliki arti mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Hal ini berarti

bahwa ada unsur kesengajaan dalam perbuatannya itu.

Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-

baik apa yang diucapkan orang lain. Hal tersebut berarti bahwa faktor kesengajaan

dalam kegiatan menyimak sangat besar. Unsur kesengajaan dalam kegiatan

menyimak lebih besar daripada kegiatan mendengarkan, karena dalam kegiatan

menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan mendengarkan

tingkatan pemahaman belum ditingkatkan.

Page 11: 50749853 skripsi

11

Kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar

kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, pikiran

atau perasaan seseorang. Penerima pesan dapat memberi respon atau tanggapan

terhadap pembicaraan itu. Hal ini berarti telah terjadi peristiwa komunikasi

berbahasa antara pembicara dengan penyimak.

Anderson (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997), keterampilan

menyimak merupakan kemampuan menangkap dan memainkan makna pesan baik

yang tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam bunyi, unsur kemampuan

mengingat pesan juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh

pengertian menyimak. Maka dengan menyimak dapat dibatasi sebagai proses

besar mendengarkan dan mengintepretasikan lambang-lambang lisan.

Tarigan (dalam Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997), menyimak adalah

suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta intepretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi, serta memaknai makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh

si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan.

Akhadi-at (1992), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses

yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,

mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

Menyimak diartikan sebagai proses apresiasi penuh kesungguhan disertai

penelahaan untuk direspon.

Page 12: 50749853 skripsi

12

Mengkaji definisi yang dikemukakan para pakar di atas, dapat dipahami

bahwa menyimak merupakan suatu proses mendengarkan dan menangkap makna

pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,

dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas

makna yang terkandung di dalamnya.

2.1.2.Tujuan Menyimak

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa menyimak merupakan

peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran seseorang. Pesan itu harus

dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia memahami pesan itu, ia

harus bereaksi memberi tanggapan atau respon.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak

merupakan kegiatan yang disengaja, direncanakan, untuk mencapai proses tujuan.

Seseorang tidak akan menyimak apabila ia tidak mempunyai maksud untuk apa ia

menyimak. Sebaliknya sesorang pembicarapun melakukan kegiatan karena ada

tujuan yang diharapkan dari penyimaknya.

Aktivitas menyimak yang tidak tepat akan menimbulkan tujuan

menyimak yang tidak tercapai. Pada kegiatan menyimak ada dua asfek tujuan

yang perlu diperhatikan, yaitu; 1) adanya pemahaman dan tanggapan penyimak

terhadap pesan pembicara, 2) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap

pesan itu sesuai dengan kehendak pembicara ( Vismaia, Kartimi & Sutari; 1997).

Berdasarkan dua asfek tujuan menyimak tersebut, ( Vismaia, Kartimi &

Sutari; 1997) mengemukakan beberapa tujuan menyimak diantaranya; 1)

Page 13: 50749853 skripsi

13

mendapatkan fakta, 2) menganalisis fakta, 3) mengevaluasi fakta, 4) mendapatkan

inspirasi, dan 5) mendapatkan hiburan. Berikut uraian masing-masing tujuan

menyimak tersebut.

2.1.2.1. Mendapatkan fakta

Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bisa melalui

keterampilan membaca, bisa pula melalui keterampilan menyimak. Pemerolehan

informasi melalui membaca di Negara-Negara maju sudah sangat membudaya

baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku lainnya. Akan tetapi, di Negara

berkembang khususnya Indonesia, pemerolehan informasi melalui membaca

belum populer dikalangan masyarakat. Sebagian besar seseorang lebih cendrung

mendapatkan informasi melalui kegiatan menyimak, baik melalui radio, televisi,

ceramah, dan sebagainya.

2.1.2.2. Menganalisis fakta

Menganalisis fakta merupakan proses menaksir informasi sampai pada

tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta

itu. Tujuan ini muncul biasanya karena fakta yang diterima ingin dipahami

maknanya secara lebih mendalam. Proses menganalisis harus berlangsung secara

ajeg, artinya bahan simakan harus dipahami betul-betul maknanya.

2.1.2.3. Mengevaluasi fakta

Mengevaluasi fakta atau gagasan merupakan tujuan menyimak.

Penyimak yang kritis akan mengajukan pertanyaan sehubungan hasil analisisnya,

pertanyaan tersebut diantaranya; 1) cukup bernilaikah fakta-fakta yang

Page 14: 50749853 skripsi

14

diterimanya?, 2) akuratkah fakta-fakta tersebut?, dan 3) relevankah fakta-fakta itu

dengan pengetahuan penyimak?.

2.1.2.4. Mendapatkan inspirasi

Seseorang penyimak tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan fakta,

akan tetapi selain itu tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan inspirasi.

Seseorang mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk

mendapatkan inspirasi atau ilham. Cara-cara mendapatkan inspirasi disini dapat

diberikan contoh seperti seseorang yang menghadiri pertemuan, seminar, debat

dan sebagainya dengan tujuan untuk membangkitkan semangatnya.

2.1.2.5. Mendapatkan hiburan

Pada dasarnya manusia hidup memerlukan hiburan. Hiburan dapat

diperoleh melalui bermacam kegiatan termasuk kegiatan menyimak. Tentunya

bahan yang disimak dapat menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan dapat

menghibur diri.

2.1.3.Unsur-Unsur Dasar Menyimak

Menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks, karena sangat

tergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur-unsur menyimak

merupakan unsur yang fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau

kegiatan menyimak.

Page 15: 50749853 skripsi

15

Menciptakan kegiatan menyimak, unsur-unsur tersebut harus ada.

Unsur-unsur menyimak yang dimaksud diantaranya; 1) pembicara sebagai

sumber pesan, 2) penyimak sebagai penerima pesan, 3) bahan pembicaraan

sebagai unsur konsep, dan 4) bahasa lisan sebagai media (Vismaia, Kartimi &

Sutari; 1997).

2.1.4. Menyimak Komprehensif

Vismaia, Kartimi & Sutari (1997), salah satu tujuan menyimak ialah

menerima ransang untuk memahami suatu pesan tertentu. Mendengar untuk

memahami disebut menyimak komprehensif. Seseorang dapat dikatakan

penyimak komprehensif yang baik apabila mampu menerima, memperhatikan dan

memberikan makna dari pesan yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang

disampaikan pembicara.

Beberapa tujuan menyimak yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

diketahui bahwa menyimak komprehensiflah yang mendapat perhatian lebih

khusus, dengan alasan bahwa menyimak pemahaman bersifat testable (dapat

diuji). Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak

komprehensif yaitu ingatan, konsentrasi, dan kosakata.

2.1.4.1. Memori (Ingatan)

Berdasarkan teori skematis, seseorang tidak dapat memproses informasi

tanpa melibatkan ingatan. Menelaah konsep teori ini, dengan memori manusia

dapat menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Adapun memori

dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu; 1) menyusun arah tentang apa

yang akan kita lakukan dalam aktivitas, 2) memberikan struktur baku terhadap

Page 16: 50749853 skripsi

16

pemahaman kita, dan 3) memberikan arah untuk mengingat pengalaman atau

pengetahuan dan informasi yang telah diketahui sebelumnya.

2.1.4.2. Konsentrasi

Variabel signifikan yang berpengaruh terhadap menyimak komprehensif

adalah kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi atau menaruh item-item yang

akan diingat. Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara

merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh penyimak.

2.1.4.3. Perbendaharaan kata

Kosakata yang dimiliki seseorang merupakan factor yang dapat

mempengaruhi kemampuan komprehensif penyimak. Berasumsi bahwa ukuran

kosakata merupakan variabel penting dalam pemahaman penyimak. Hal tersebut

disebabkan karena makna merupakan bagian integral dari proses menyiamak,

maka perlu memiliki kosakata yang cukup sehingga dapat mengembangkan

system kategori dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang

dikembangkan dalam proses menyimak.

Kemampuan lain yang perlu dimiliki penyimak komprehensif adalah

kemampuan untuk menarik kesimpulan (implikasi). Kesimpulan adalah data yang

tidak disampaikan dalam pembicaraan melainkan disimpulkan saja. Seorang

penyimak yang baik harus dapat menyimak gagasan utama dan rinciannya.

Menghindari terjadinya kekeliruan dalam menyimak, berikut disajikan

langkah-langkah menarik kesimpukan diantaranya; 1) pahami gagasan-gagasan

secara keseluruahan, 2) berikan alasan gagasan yang telah disimpulkan, 3) aturlah

sedemikian rupa sehingga diperoleh kecocokan antar gagasan-gagasan yang

Page 17: 50749853 skripsi

17

disimpulkan, dan 4) pusatkan dasar pemikiran pada gagasan yang dinyatakan oleh

pembicara, dan jangan dikacaukan oleh opini serta perasaan pribadi.

2.1.5.Menyimak Dalam Pembelajaran

Perkembangan kemampuan menyimak bahasa lisan merupakan proses

panjang dan berkesinambungan. Kemampuan tidak akan diperoleh secara

otomatis, akan tetapi guru harus kontinu. Karenanya, tugas guru yang penting

adalah memperbanyak variasi kegiatan menyimak yang jelas tujuannya, terarah,

dan lengkap. Peserta didik harus sadar akan pentingnya latihan menyimak secara

terus-menerus.

Apabila guru menuntut kepada peserta didik untuk menanggapi setiap

penuturan atau pembicaraan, maka dengan sendirinya peserta didik akan berusaha

menyimak dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus

memberikan kesempatan kepada peserta didik agar berani berbicara atau

merespon lebih banyak dari apa yang disimaknya.

Pada sebuah lembaga pendidikan, menyimak sudah menjadi bagian dari

pembelajaran bahasa. Akan tetapi, kebanyakan guru, para ahli berasumsi bahwa

pembelajaran keterampilan menyimak tidak perlu direncanakan tersendiri. Bahkan

ada anggapan bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai dengan sendirinya

apabila pembelajaran lainnya telah berjalan dengan baik. Pengkajian, penelahaan,

Page 18: 50749853 skripsi

18

dan penelitian mengenai keterampilan menyimakpun sangat langka (Tarigan;

1987).

Suyatno (2004) menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran keterampilan menyimak diantaranya; 1) guru memberikan

pengantar singkat tentang pelaksanaan pembelajaran, 2) bacakan teks cerita yang

telah dipersiapkan, 3) siswa menyimak teks cerita, 4) siswa secara berkelompok

mengidentifikasi teks cerita, 5) siswa mendiskusikan hasil identifikasi hasil

diskusi, 6) siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, dan 7) siswa

menyimpulkan pembelajaran hari itu.

Berdasarkan uraian langkah-langkah yang diuraikan Suyatno diatas,

dapat dipahami bahwa pembelajaran keterampilan menyimak perlu mendapatkan

perhatian lebih besar oleh staf pengajar agar hasil pembelajaran tercapai secara

maksimal.

2.2. Teori Strategi Ekspositori (SE)

2.2.1. Definisi Strategi

Penggunaan strategi pada dasarnya adalah untuk memperoleh

kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Mengkaji konsep strategi

berkaitan dengan Dunia Pendidikan, David (dalam Sanjaya; 2008) menyatakan

bahwa strategi merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan

yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menelaah konsep strategi yang diungkapkan di atas, ada dua hal yang

perlu dipahami yaitu; pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana

Page 19: 50749853 skripsi

19

tindakaan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan media yang

digunakan dalam pemabelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan

tertentu, artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah untuk

pencapaian tujuan.

Kemp (dalam Sanjaya; 2008) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan

pendapat tersebut, Dik & Cary (dalam Sanjaya; 2008) menyebutkan bahwa

strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat dipahami bahwa strategi

pembelajaran adalah perencanaan kegiatan yang disusun oleh guru yang berisi

tentang prosedur pembelajaran sebagai jambatan untuk menyampaikan materi

pelajaran sehingga guru mudah menyampaikan dan peserta didik mudah

memahaminya.

2.2.2.Definisi Strategi Ekspositori (SE)

Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) adalah strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal lisan dari guru

kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (dalam Sanjaya; 2008)

menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran lansung

(direct intruction). Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi pelajaran

Page 20: 50749853 skripsi

20

disampaikan lansung oleh guru. Strategi ekspositori juga sering disebut dengan

istilah strategi “chalk and talk”.

David (dalam Pentatito Gunowibowo; 1998) menyatakan bahwa Strategi

Ekspositori (SE) merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam

menanamkan belajar bermakna. Dimyati dan Mudjiono (1999) mengatakan bahwa

Strategi Ekspositori (SE) adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program

pembelajaran, 2) memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4)

pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan

informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2)

pemakai media dan sumber yang benar, dan 3) menyelesaikan tugas dengan

penilaian guru.

Mengakaji definisi Strategi Ekspositori (SE) yang diungkapkan para ahli

diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi Ekspositori (SE) adalah perencanaan

pembelajaran yang menekankan pada penyampaian materi secara verbal lisan oleh

guru terhadap sekelompok siswa. Materi yang disampaikan guru dalam bentuk

jadi sehingga peserta didik hanya dituntut untuk menguasainya.

Berdasarkan pendapat di atas, Strategi Ekspositori (SE) yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mengombinasikan metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal yang

dikerjakan secara kelompok. Hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah

pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat

Page 21: 50749853 skripsi

21

evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes

buatan guru.

Karakteristik strategi ekspositori (SE) adalah sbb; 1) Strategi Ekspositori

(SE) dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal atau

penuturan, 2) biasanya materi yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi,

seperti data, fakta, dan konsep-konsep tertentu yang harus dipahami oleh siswa,

dan 3) tujuan utamanya adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,

setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya

dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan

(Sanjaya; 2008).

Sanjaya (2008) Strategi Ekspositori (SE) akan efektif manakala; 1) guru

akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan

dipelajari siswa, 2) apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya

model intelektual tertentu, misalnya materi yang bersifat ingatan sehingga peserta

didik dapat mengungkapkannya kembali, 3) jika ingin membangkitkan

keingintahuan peserta didik, 4) apabila peserta didik memiliki tingkat kesulitan

yang sama, dan 5) jika lingkungan tidak mendukung menggunakan strategi yang

berpusat pada siswa.

2.2.3.Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori (SE)

Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) terdapat beberapa prinsip yang

harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip tersebut diantaranya; 1) berorientasi

pada tujuan, 2) prinsip komunikasi, dan 3) prinsip kesiapan (sanjaya; 2008).

Page 22: 50749853 skripsi

22

2.2.3.1. Berorientasi pada tujuan

Sebelum guru menerapkan Strategi Ekspositori, terlebih dahulu guru

harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti cerita

pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku

yang dapat diukur. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang

spesifik memungkinkan guru mengontrol efektifitas penggunaan strategi

pembelajaran.

2.2.3.2. Prinsip komunikasi

Pada prinsip ini guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai

penerima pesan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekanakan pada

proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat

penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar

setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses

komunikasi.

2.2.3.3. Prinsip kesiapan

Kesiapan merupakan hukum belajar. Setiap individu akan merespon

dengan cepat setiap stimulus apabila sudah memiliki kesiapan. Karenanya,

sebelum guru menyampaikan informasi, perlu diyakinkan bahwa otak peserta

didik telah tersedia file yang akan disampaikan atau belum.

2.2.4.Tahapan Penerapan Strategi Ekspositori (SE)

Sanjaya (2008) tahapan penerapan Strategi Ekspositori adalah sbb; 1)

tahap persiapan (preparation), 2) tahap penyajian (presentation), 3) tahap

Page 23: 50749853 skripsi

23

menghubungkan (correlation), 4) tahap menyimpulkan (generalation), dan 5)

tahap penerapan (aplication).

2.2.4.1. Persiapan (Preparation)

Persiapan (Preparation) merupakan langkah mempersiapkan siswa

untuk menerima pelajaran. Keberhasilan pelaksanaan kegiatannya bergantung

pada tahap persiapan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap persiapan ini

adalah sbb; 1) mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif, 2)

membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, 3) meransang dan menggugah

rasa ingin tahu siswa, dan 4) menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang

terbuka.

2.2.4.2. Penyajian (Presentation)

Penyajian (Presentation), merupakan langkah penyajian materi pelajaran

sesuai dengan persiapan yanag telah dilakukan. Hal yang harus dipikirkan guru

pada tahap penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran agar dapat

dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.

2.2.4.3. Korelasi (Corelation)

Korelasi (Corelation), merupakan langkah menghubungkan materi

pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan

siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya. Langkah korelasi bertujuan untuk memberikan makna terhadap

materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan

kemampuan motorik siswa.

Page 24: 50749853 skripsi

24

2.2.4.4. Menyimpulkan (Generalazation)

Menyimpulkan (Generalazation), merupakan tahapan memahami inti

(core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Tahap menyimpulkan

merupakan langkah yang sangat penting pada Strategi Ekspositiri, sebab siswa

akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian materi pelajaran.

2.2.4.5. Mengaplikasikan (Aplication)

Mengaplikasikan (Aplication), merupakan langkah unjuk kemampuan

siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini guru dapat

mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran

oleh siswa. Teknik yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah; 1) membuat

tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, dan 2) memberikan tes

yang sesuai dengan dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

2.2.5.Keunggulan & Kelemahan Strategi Ekspositori (SE)

Keunggulan Strategi Ekspositori (SE) sbb; 1) guru bisa mengontrol

urutan dan keluasan materi pembelajaran, sehingga mengetahui sampai sejauh

mana siswa menguasai pelajaran, 2) Strategi Ekspositori (SE) dianggap sangat

efektif apabila materi yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara alokasi

waktu yang tersedia sedikit, 3) Strategi Ekspositori (SE) bisa digunakan untuk

jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar, dan 4) peserta didik dapat melihat dan

mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi (Sanjaya; 2008).

Page 25: 50749853 skripsi

25

Kelemahan Strategi Ekspositori (SE); 1) Strategi Ekspositori (SE) hanya

cocok digunkan pada siswa yang memiliki kemampuan mendengar secara baik, 2)

Strategi Ekspositori (SE) tidak dapat melayani perbedaan individu, 3) sulit

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi,

interpersonal, dan berfikir kritis, dan 4) keberhasilan Strategi Ekspositori (SE)

tergantung kemampuan guru (Sanjaya; 2008).

2.3. Kerangka Berfikir

Permasalahan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

khususnya keterampilan menyimak tidak terlepas dari lemahnya penggunaan

strategi pembelajaran yang diterapkan pendidik. Minimnya literature tentang

menyimak merupakan salah satu kendala yang dirasakan pendidik dalam upaya

mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan menyimak. Karenanya,

strategi pembelajaran keterampilan menyimak perlu dikaji secara mendalam dan

ilmiah dalam upaya mengatasi rendahnya mutu pembelajaran.

Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya mutu pembelajaran adalah

pendidik mempertimbangkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan

bahan pembelajaran menyimak. Pertimbangan berbagai strategi pembelajaran

merupakan tugas dan kewajiban pokok yang harus dilakukan guru sebagai

pemerhati pendidikan.

Berdasarkan paparan diatas, upaya peningkatan pembelajaran

keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diwujudkan

dengan berbagai pertimbangan penggunaan strategi pembelajaran. Salah satu

Page 26: 50749853 skripsi

26

strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran

keterampilan menyimak adalah konsep Strategi Ekspositori (SE). konsep Strategi

Ekspositori memiliki kesesuaian dengan bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia

khususnya asfek menyimak.

Kesesuaian antara Strategi Ekspositori (SE) dengan bahan pelajaran

keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat diketahui melalui

karakteristik Strategi Ekspositori. Seperti yang telah dirincikan pada bagian

sebelumnya, karakteristik Strategi Ekspositori (SE) adalah sbb; 1) Strategi

Ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal

atau penuturan, 2) biasanya materi yang disampaikan adalah materi yang sudah

jadi, seperti data, fakta, dan konsep-konsep tertentu yang harus dipahami oleh

siswa, dan 3) tujuan utamanya adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat

memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang

telah diuraikan (Sanjaya; 2008).

Berdaasarkan paparan karakteristik SE di atas, dapat dipahami bahwa

hasil belajar siswa ditekankan pada proses keterampila menyimak. Melalui bahan

pelajaran yang secara utuh dan penerapan langkah-langkah SE secara maksimal,

siswa diharapkan dapat memahami informasi, fakta, dan konsep-konsep yang

terkandung di dalamnya. Selain itu juga siswa diharapkan dapat mengungkapkan

kemabali tentang apa saja yang telah dipahaminya.

Page 27: 50749853 skripsi

27

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dipaparakan,

penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan rancangan

penelitian tindakan kelas. Penggunaan rancangan ini didasarkan pada kesesuaian

antara karakteristik penelitian tindakan kelas dengan tujuan penelitian yaitu

peningkatan keterampilan menyimak menggunakan Strategi Ekspositori (SE)

mata pelajaran Bahasa Indonesia selama proses pembelajaran di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian tindakan

yang pelaksanaannya di kelas. Maksud dan tujuannya adalah untuk memperbaiki

kualitas pembelajaran. Dikatakan jenis PTK karena penelitian melakukan

tindakan peningkatan keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan Strategi Ekspositori (SE) pada siswa kelas V (lima) SDN 16 Mataram

tahun ajaran 2009/2010.

Page 28: 50749853 skripsi

28

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu pada awal bulan januari tahun

pelajaran 2010. Tempat penelitian ini adalah di SDN 16 Mataram. Tempat

penenelitian dipilih karena beberapa pertimbangan yakni; 1) factor efektif dan

efisiensi bagi peneliti karena sekolah dekat dengan tempat tinggal peneliti, 2)

pelaksanaan penelitian dapat dilaksanakan setiap saat (sesuai jadwal), dan 3)

memudahkan peneliti terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan

kegiatan penelitian.

3.3. Subyek dan Observer Penelitian

Subyek penelitian adalah kelas V (lima) SDN 16 Mataram. Siswa kelas

V (lima) terdiri dari satu kelas yang berjumlah 45 siswa. Jumalah peserta didik

laki sebanyak 24 siswa, sedangkan jumlah peserta didik putri sebanyak 21 siswi.

Pada penelitian ini semua peserta didik terlibat dalam penelitian.

Observer pada penelitian ini adalah rekan sejawat dan guru kelas V

(lima). Pilihan terhadap observer pada penelitian ini berdasarkan atas 1)

kedekatan peneliti dengan teman sejawat dan 2) bimbingan guru kelas yaitu siswa

kelas V (lima) agar dapat mempermudah proses penelitian.

3.4. Prosedur Penelitian

Kurt Lwin (Ghony 2008), Konsep pokok penelitian terdiri dari 4 (empat)

komponen, yaitu; 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan

(observing), dan 4) refleksi (reflectimg).

Page 29: 50749853 skripsi

29

Berdasarkan konsep model penelitian di atas, pokok penelitian ini terdiri

dari 4 (empat) langkah diantarnya; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan 3) observasi,

dan 4) refleksi. Keempat langkah tersebut, peneliti melaksanakannya dalam 2

(dua) tahap siklus. Berikut adalah uraian dari kedua siklus tersebut.

3.4.1. SIKLUS-I

3.4.1.1. Perencanaan

Kegiatan pada tahap ini peneliti mempersiapkan perlengkapan

pembelajaran seperti rencana pembelajaran, materi yaitu teks cerita, Lembar Kerja

Siswa (LKS), dan instrument penelitian. Pada tahap ini peneliti juga

mempersiapkan tempat catatan-catatan khusus tentang tingkah laku siswa yang

tidak terduga sewaktu mengikuti pembelajaran.

3.4.1.2. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan Rencana Pembelajaran

(RP) yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Pelaksanaan Rencana

pembelajaran sesuai dengan tindakan yang diberikan yaitu menggunakan Strategi

Ekspositori (SE).

3.4.1.3. Observasi

Pada pelaksanaan rencana pembelajaran, mitra penelitian selaku tim

kolaborator bersama peneliti melakukan observasi yaitu dengan mengisi

instrument penelitan yang telah dipersiapkan. Pada kegiatan ini semua kegiatan

siswa dicatat selama mengikuti proses pembelajaran.

Page 30: 50749853 skripsi

30

3.4.1.4. Refleksi

Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama kolaborator

menganalisis data hasil observasi yang telah dilakukan. Branjak dari analisis data

dilanjutkan dengan melakukan refleksi yaitu pengkajian kembali tindakan yang

telah dilakukan selama pelaksanaan Strategi Ekspositori (SE).

3.4.2. SIKLUS-II

3.4.2.1. Perencanaan

Kegiatan pada tahap ini peneliti melakukan pembenahan kekurangan

pelaksanaan siklus pertama berdasarkan hasil refleksi. Pada tahap ini, kegiatannya

sama seperti siklus pertama yaitu mempersiapkan perlengkapan pembelajaran

seperti rencana pembelajaran, materi, Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta

instrument yang telah dipersiapkan.

3.4.2.2. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan Rencana Pembelajaran

(RP). Bahan pelajaran/materi yang disampaiakan pada siklus II berbeda dengan

siklus pertama. Pelaksanaan Rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang

diberikan yaitu menggunakan Strategi Ekspositori (SE).

3.4.2.3. Observasi

Page 31: 50749853 skripsi

31

Pada pelaksanaan rencana pembelajaran, mitra penelitian selaku tim

kolaborator bersama peneliti melakukan observasi yaitu dengan mengisi

instrument penelitan yang telah dipersiapkan. Pada kegiatan ini semua kegiatan

siswa dicatat selama mengikuti proses pembelajaran.

3.4.2.4. Refleksi

Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti menganalisis data hasil

observasi yang telah dilakukan. Branjak dari analisis data kemudian dilanjutkan

dengan melakukan refleksi yaitu pengkajian kembali tindakan yang telah

dilakukan selama pelaksanaan Strategi Ekspositori (SE), sehingga diperoleh data

baru.

Secara skematis pelaksanaan pokok langkah penelitian Siklus-I dan

Siklius-II dapat digambarkan sbb;

PELAKSANAANPELAKSANAAN

OBSERVASIOBSERVASI

REFLEKSIREFLEKSI

PERENCANAANPERENCANAAN SIKLUS-ISIKLUS-I

Page 32: 50749853 skripsi

32

3.5. Indikator Kinerja

Keberhasilan Penggunaan Strategi Ekspositori (SE) oleh peneliti

diantaranya; 1) mempersiapkan peserta didik menerima pelajaran, 2)

menyampaikan materi pelajaran, 3) menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman peserta didik, dan 4) unjuk kemampuan siswa setelah menyimak

materi pelajaran, dan 5) menyimpulkan pokok bahan pelajaran melalui pemberian

tugas.

Pencapaian peningkatan keterampilan menyimak diantaranya; 1) kondisi

mental peserta didik siap mengikuti pembelajaran, 2) motivasi peserta didik

meningkat, 3) keaktifan peserta didik tinggi, 4) konsentrasi dan keseriusan peserta

didik optimal, 5) kemampuan peserta didik menangkap bahan simakan, 6)

kemampuan peserta didik menyampaikan hasil simakan, dan 7) kemampuan

peserta didik menyimpulkan pokok bahan pelajaran.

3.6. Instrument Penelitian

Pada bagian ini disajikan tentang; 1) kisi-kisi instrument penilaian

penggunaan Strategi Ekspositori (SE), 2) instrument pedoman penilaian

penggunaan Strategi Ekspositori (SE), 3) kisi-kisi instrument penilaian

pencapaian keterampilan menyimak, 4) instrument pedoman penilaian proses

PELAKSANAANPELAKSANAAN

OBSERVASIOBSERVASI

REFLEKSIREFLEKSI

PERENCANAANPERENCANAAN SIKLUS-IISIKLUS-II

Page 33: 50749853 skripsi

33

pencapaian keterampilan menyimak, dan 5) instrument pedoman penilaian hasil

pencapaian keterampilan menyimak.

3.6.1. Kisi-kisi instrument penilaian penggunaan

Strategi ekspositori (SE)

Berikut disajikan kisi-kisi penilaian penggunaan Strategi Ekspositori

(SE). Kisi-kisi instrument penilaian penggunaan Strategi Ekspositori (SE) dapat

dilihat melalui tabel berikut;

Tabel 1 Kisi-Kisi Instrument Penilaian Penggunaan Strategi Ekspositori (SE)

No Asfek Pernyataan Jumlah Item1 Pesiapan

(preparation)Mempersiapkan peserta didik menerima pelajaran

3 item

2 Penyajian (presentation)

Penyampaian materi pelajaran2 item

3 Korelasi (correlation)

Menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik

1item

4 Mengaplikasikan (application)

Unjuk kemampuan siswa setelah menyimak materi pelajaran

1 item

5 Menyimpulkan (generalation)

Menyimpulkan bahan pelajaran 1 Item

3.6.2. Instrument pedoman penilaian penggunaan SE

Pada bagian ini disajikan instrument pedoman pengamatan tentang hal

apa saja yang perlu diamati dalam penggunaan Srategi Ekspositiri (SE). Pedoman

penelitian penggunaan Strategi Ekspositori (SE) dapat dilhat melalui tabel

berikut;

Tabel 2 Instrument Pedoman Penilaian Penggunaan Strategi Ekspositori (SE)

No Tahap PernyataanSkala

4 3 2 11 Pesiapan Guru melakukan apersepsi

Page 34: 50749853 skripsi

34

(preparation) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan materi pokok

2 Penyajian (presentation)

Guru mengkondisikan siswa agar siap menyimak

Guru menyampaikan materi pelajaran (memaca teks cerita) yang telah dipersiapkan

3 Korelasi (correlation)

Guru bersama peserta didik melakukan tanya jawab

4 Mengaplikasikan (application)

Guru membimbing siwa menyelesaikan tugas

5 Menyimpulkan (generalation)

Guru bersama siswa Menyimpulkan bahan pelajaran

xMaximumJumlah

PerolehanJumlahSKOR = 100

3.6.3. Kisi-kisi instrument penilaian pencapaian

keterampilan menyimak

Kisi-kisi instrument penilaian pencapaian keterampilan menyimak dapat

dilihat melalui tabel berikut;

Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Pencapaian Keterampilan Menyimak

NoTahap Pernyataan

JumlahItem

1 Pesiapan (preparation)

Kesiapan peserta didik ketika akan menyimak informasi atau/cerita (penilaian proses)

1 item

2 Penyajian (presentation)

Keseriusan peserta didik menyimak informasi/cerita (penilaian proses)

1 item

3 Mengaplikasikan (application)

Keaktifan peserta didik memberikan pendapat dalam satu kelompok sewaktu menyelsaikan tugas kelompok (penilaian proses)

1 item

Kesesuaian & kelengkapan ringkasan (penilaian hasil)

1 item

Penggunaan bahasa ringkasan (penilaian hasil) 1 item

Ketepatan urutan cerita ringkasan (penilaian hasil)

1 item

3.6.4. Instrument pedoman penilaian proses

pencapaian keterampilan menyimak

Page 35: 50749853 skripsi

35

Pedoman penilaian proses keterampilan menyimak peserta didik dapat

dilhat melalui tabel berikut;

Tabel 4 Istrument Pedoman Penilaian Proses Pencapaian Keterampilan

Menyimak

Kelompok

ASFEK PENGAMATAN DAN SKOR

Nilai

Kesiapan Keseriusan Keaktifan

siapkurang

siaptidak siap

seriuskurang serius

tidak serius

aktifkurang aktif

tidak aktif

3 2 1 3 2 1 3 2 1IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXXXI

xMaximumJumlah

PerolehanJumlahSKOR = 100

DESKRIPTOR

Siap : seluruh anggota kelompok mempersiapkan diri untuk menyimak.

Kurang Siap : sebagian anggota kelompok mempersiapkan diri untuk menyimak

Tidak Siap : semua anggota kelompok kelihatan tidak mempersiapkan diri untuk

menyimak

Serius : semua anggota kelompok bersungguh-sungguh menyimak cerita yang

dibacakan dan mencatat hal-hal penting.

Page 36: 50749853 skripsi

36

Kurang Serius : sebagian anggota kelompok bersungguh-sungguh menyimak

cerita yang dibacakan dan mencatat hal-hal penting.

Tidak Serius : semua anggota kelompok kelihatan tidak bersungguh-sungguh

menyimak cerita yang dibacakan dan mencatat hal-hal penting

Aktif : semua anggota kelompok ikut serta memberikan pendapat dalam

mengerjakan tugas.

Kurang Aktif : sebagian anggota kelompok memberikan pendapat dalam

pengerjaan tugas.

Tidak Aktif : semua anggota kelompok kelihatan tidak diam dan tidak membahas

tugas yang diberikan.

3.6.5. Instrument pedoman penilaian hasil pencapaian

keterampilan menyimak

Pada bagian ini disajikan instrument pedoman pengamatan penilaian

hasil dan deskripsinya. Pedoman penilaian hasil keterampilan menyimak peserta

didik dapat dilhat melalui tabel berikut;

Tabel 5 Instrumen Pedoman Penilaian Hasil Pencapaian Keterampilan

Menyimak

.KELOMPOKASPEK PENILAIAN Total Nilai

Kesesuaian Isi Penggunaan bahasa

Ketepatan urutan cerita

I II III IV VVIVII

Page 37: 50749853 skripsi

37

VIIIIXXXI

xMaximumJumlah

PerolehanJumlahSKOR = 100

DESKRIPTOR

Tabel 6 Deskripsi Penilaian Hasil Pencapaian Keterampilan Menyimak

NOAsfek Yang

Dinilaikualifikasi

Deskriptor Dan Skor3 2 1

1 Kesesuaian isi Semua ringkasan kalimat menunjukkan isi cerita teks (3)

Beberapa ringkasan kalimat menunjukkan isi cerita teks (2)

Tidak ada ringkasan kalimat yang menunjukkan isi cerita teks (1)

2 Penggunaan bahasa

Kalimat yang digunakan mudah dipahami (3) Sebagian kalimat ringkasan rancu (2) Semua kalimat ringkasan rancu (1)

3 Ketepatan Urutan cerita pada kalimat ringkasan tepat dengan teks cerita (3)

Ada bagian urutan ringkasan cerita teks bertukaran (2)

Semua urutan cerita pada ringkasan tidak tepat dengan urutan teks crita (1)

3.7. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis dan interaktif yang dikembangkan

oleh Miles & Huberman dalam proposal penelitian (Mansyur, Y., ). Analisis

tersebut menyatakan sejumlah langkah, yaitu; 1) menelaah data, 2) mereduksi

data, 3) menyajikan data, dan 4) menyimpulkan. Pada pelaksanaannya, analisis

data merupakan proses siklus sehingga langkah-langkah analisis saling terkait.

Hal ini dilakukan selama proses pengumpulan data dalam penelitian.

3.7.1. Telaah data

Page 38: 50749853 skripsi

38

Penelahaan data diawali dengan mentranskripsikan data hasil

pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah hasil

transkripsi data dianalisis diikuti dengan penyimpulan.

3.7.2. Reduksi data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi hasil

pengamatan penelitian baik hasil pemberian tindakan maupun hasil tugas peserta

didik. Kegiatan yang dilakukan adalah pengategorian data dan pengklasifikasian

data. Data tersebut perlu disederhanakan untuk memudahkan membuat

kesimpulan.

3.7.3. Penyajian data

Hasil reduksi data merupakan bahan penyajian data. Penyajian data

dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan informasi secara sistematis

sehingga memungkinkan peneliti sampai kepada gambaran untuk melakukan

penyimpulan. Data yang disajikan berupa hasil instrument penggunaan Strategi

Ekspositori (SE), pencapaian keterampilan proses dan hasil peserta didik.

3.7.4. Penyimpulan

Penyimpulan merupakan kegiatan interpretasi sebelum dihasilkan suatu

temuan. Pada kegiatan ini peneliti menafsirkan data yang telah terkumpul diikuti

dengan mengecek keabsahan hasil analisis data dengan cara melakukan tukar

pendapat dengan rekan sejawat dan guru kelas selaku kolaborator.

Taraf keberhasilan pemberian tindakan dan rambu-rambu analisis hasil

belajar siswa dalam KBM keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan Strategi Ekspositori (SE).

Page 39: 50749853 skripsi

39

Tabel 7 Taraf Keberhasilan KBM

Pencapaian Tujuan Pembelajaran

Skor/Nilai KualifikasiTingkat Keberhasilan

Pembelajaran85-100 4 Sangat baik Berhasil75-84 3 Baik Berhasil65-74 2 Cukup Baik Berhasil55-64 1 Kurang Baik Belum Berhasil

Tabel 8 Rambu–Rambu Analisis Hasil Belajar Siswa

Pencapaian Tujuan Pembelajaran

KualifikasiTingkat Keberhasilan

Pembelajaran85-100 Sangat baik Berhasil75-84 Baik Berhasil65-74 Cukup Baik Berhasil55-64 Kurang Baik Belum Berhasil

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan pada

tindakan siklus-siklus penelitian. Paparan data hasil penelitian disesuaikan dengan

permasalahan dan pemberian tindakan mencakup; 1) data perencanaan, 2) data

pelaksanaan pembelajaran, 3) data observasi, dan 3) data hasil refleksi.

Uraian data hasil penelitian ini berdasarkan pada data yang dikumpulkan

peneliti bersama kolaborator. Data hasil penelitian ini diambil melalui

pengamatan peneliti bersama kolaborator menggunakan instrument penelitian

Page 40: 50749853 skripsi

40

proses pembelajaran dan instrument penelitian hasil pembelajaran. Instrument

penilaian proses terdiri dari dua jenis yaitu di peruntukkan untuk pendidik dan

siswa. Sedangkan untuk memperoleh data hasil pembelajaran siswa disediakan

dua buah LKS. Berikut diuraikan data hasil penelitian pada masing-masing setiap

siklus beserta pembahasan.

4.2. Deskripsi Hasil penelitian siklus I

4.2.1.Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I, hal-hal yang dilakukan peneliti adalah

1) mempersiapkan Rencana Pembelajaran (RP), 2) mempersiapkan materi

pembelajaran, 3) mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan 4)

mempersiapkan instrument penelitian. Pada tahap ini juga peneliti menentukan

kelompok siswa bersama anggota kelompoknya secara acak. Berikut uraian dari

keempat komponen perencanaan tersebut.

Pertama; penyusunan Rencana Pembelajaran (RP) pada siklus ini

dibuat untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 kali 35 menit (3 jam

pelajaran). Ke-dua; materi pembelajaran pada penelitian ini berupa teks cerita

yang dikutip dari “Dongeng Anak Sedunia” (oleh Bambang Subagya). Persiapan

materi pembelajaran disediakan untuk setiap kelompok mendapatkan satu teks

cerita. Ke-tiga; pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus ini didasarkan

dengan mengkaji tujuan pembelajaran. Persiapan jumlah LKS disediakan

berdasarkan jumlalah kelompok. Ke-empat; instrument penelitian yang

dipersiapkan pada penelitian ini adalah instrument untuk penerapan strategi SE

dan instrument proses serta hasil pembelajaran untuk siswa.

Page 41: 50749853 skripsi

41

4.2.2.Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan oleh peneliti bersama

kolaborator. Peran peneliti disini adalah sebagai pendidik yaitu menerapkan

Rencana Pembelajaran (RP) dengan Stratergi Ekspositori (SE). Pada waktu proses

pembelajaran rekan sejawat bersama guru kelas selaku kolaborator berperan

sebagai pengamat terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa. Subjek penelitian

pada siklus I diikuti 43 peserta didik dari 45 peserta didik yang telah ditetapkan.

Dua siswa yang tidak mengikuti penelitian mempunyai izin tidak dapat mengikuti

pelajaran karena alasan tertentu. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I

dipaparkan Sbb;

4.2.2.1. Apersepsi (tahap persiapan)

Kegiatan pada tahap ini pendidik mengajukan pertanyaan terhadap siswa

tentang dongeng yang pernah didengar siswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah

mempersiapkan siswa agar siap menerima bahan pelajaran yang akan diberikan.

Dengan kegiatan apersepsi ini, siswa diharapkan memiliki dasar pemahaman

untuk mengikuti pelajaran.

4.2.2.2. Memotivasi (tahap persiapan)

Memotivasi siswa dalam proses pembelajaran penting dilakukan.

Pemberian motivasi oleh pendidik dapat menciptakan dan meningkatkan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini pendidik

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari. Tujuan penyampaian tujuan pembelajaran yang disampaikan pendidik

berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan dalam RP.

Page 42: 50749853 skripsi

42

Berikut kutipan tujuan yang disampaikan pendidik dalam proses

pembelajaran; “jika anak-anak rajin menyimak dongeng, maka kalian nanti bisa

membuat dongeng baru atau membuat cerita lain lalu”. Selanjutnya pendidik

menjelaskan tujuan sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan secara

singakat.

4.2.2.3. Membacakan teks cerita (tahap peyajian)

Penyajian bahan pembelajaran dilakukan pendidik dengan membacakan

teks cerita. Pada kesempatan ini, pendidik membacakan teks cerita untuk siswa

untuk dipahamiya. Jika siswa kelihatan masih belum memahami teks cerita,

pendidk perlu membacakannya kembali sehangga siswa betul-betul kelihatan

paham. Pada tahap ini kolaborator menggunakan instrument proses untuk

mengamati aktivitas siswa.

4.2.2.4. Tanya jawab (tahap korelasi)

Pada tahap ini pendidik dengan siswa, dan siswa dengan siswa

berinteraksi untuk menghubungkan pengetahuan siswa yang dimiliki dengan

cerita yang telah disimaknya. Proses interaksi dilakukan dengan tanya jawab

bekaitan dengan isi teks cerita dan pengalaman siswa. Hal lain yang perlu

diperhatikan pendidik setelah proses tanya jawab siswa diharapkan mempunyai

pemahaman yang mendalam tentang teks cerita.

4.2.2.5. Pemberian tugas dan penyampaian (tahap aplikasi)

Kegiatan pada tahap ini pendidik membagikan masing-masing kelompok

LKS I dan LKS II yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembagian LKS

dilakukan secara berurutan yaitu dimulai dari LKS I kemudian dilanjutkan dengan

Page 43: 50749853 skripsi

43

pembagian LKS II. Siswa menyelsaikan LKS I setelah mereka menyimak teks

cerita dan setelah melakukan tanya jawab. Sedangkan penyelsaian LKS II

dilkukan setelah siswa mencermati kembali teks cerita yang dibagikan pendidik.

Siswa mencermati teks cerita membacanya dalam satu kelompok.

Peran pendidik disini adalah mengaawasi dan membimbing siswa dalam

penyelsaian tugas. Sedangkan mitra peneliti perannya disini disamping

mengamati kinerja pendidik, kegiatannya adalah mengamati jalannya penyelsaian

tugas oleh siswa menggunakan lembar observasi yaitu instrument penilaian proses

untuk siswa dalam kelompok.

Pada tahap ini juga, siswa melaporkan hasil tugas yang telah dikerjakan

bersama anggota kelompok. Cara pelaporan hasil tugas dilakukan masing-masing

kelompok melalui perwakilan yang dituentukannya. Ketika salah satu kelompok

melaporkan hasil tugasnya, kelompok lain menyimaknya. Kegiatan tersebut

dilakukan secara bergantian. Peran pendidik disini adalah memberikan penguatan

tanggapan atas hasil laporan yang telah disampaikan masing-masing siswa.

4.2.2.6. Refleksi dan penyimpulan bahan pelajaran (tahap penyimpulan)

Refleksi dilakukan pendidik bersama siswa dengan meninjau kemabali

bahan pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidik disini menuntun siswa untuk

mengingat informasi penting yang terdapat dalam teks cerita. Peninjauan

informasi ditekankan pendidik secara berurutan agar siswa betul-betul

memahaminya.

Penyimpulan bahan pelajaran dilakukan secara lisan setelah melakukan

refleksi. Penyimpulan bahan pelajaran ditekan dengan melihat inti bahan

Page 44: 50749853 skripsi

44

pelajaran. Selain itu juga, pendidik bersama siswa menyimpulkan bahan pelajaran

berdasarkan amanat-amanat yang terkandung didalam teks cerita.

4.2.3.Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data pengamatan pendidik dan

siswa sebagai bahan acuan evaluasi proses pembelajaran. Seperti yang telah

diuraikan sebelumnya pengamatan dilakukan terhadap; 1) kinerja pendidik selama

melaksanakan proses pembelajaran, 2) pengamatan terhadap kegiatan siswa

selama mengikuti pembelajaran , 3) penilaian hasil belajar siswa.

4.2.3.1.1.Pengamatan terhadap kinerja pendidik saat KBM

Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru kelas selaku

kolaborator mengamati aktivitas pendidik. Hasil kinerja pendidik sewaktu

menerapkan RP dalam pembelajaran dapat dilihat melalui tabel berikut.

Table 9 Hasil Observasi Kegiatan Penedidik Saat KBM

No Tahap PernyataanSkala

4 3 2 11 Pesiapan

(preparation) Pendidik melakukan apersepsi √

Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran

Pendidik menyampaikan materi pokok √2 Penyajian

(presentation) Pendidik mengkndisikan agar siap

menyimak√

Pendidik menyampaikan materi pelajaran (membaca teks cerita) yang telah dipersiapkan

3 Korelasi (correlation)

Pendidik bersama peserta didik melakukan tanya jawab √

4 Mengaplikasikan (application)

Pendidik membimbing siwa menyelesaikan tugas

5 Menyimpulkan (generalation)

Pendidik bersama siswa Menyimpulkan bahan pelajaran

Jumlah Perolehan 27Jumlah Maksimum 32

Page 45: 50749853 skripsi

45

Nilai Rata-Rata 84.37

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pendidik sewaktu

proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori memiliki nilai rata-rata 84.37

dengan kategori baik. Mengkaji bagian-bagian hasil kinerja pendidik yang

disajikan pada tabel di atas, diketahui bahwa selama proses pembelajaran

berlangsung, skala atau poin pendidik yang paling rendah adalah pada saat

menyimpulkan yang berkategori cukup baik. Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa peneliti bersama kolaborator perlu meninjau kembali proses

pembelajaran khususnya kegiatan menyimpulkan.

4.2.3.1.2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa

Pada waktu yang bersamaan dengan pengamatan terhadap kinerja

pendidik, rekan sejawat selaku mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil analisis pengamatan

terhadap aktivitas siswa dapat dilihat melalui tabel berikut;

Tabel 10 Keberhasilan Penilaian Proses

Kategori Keberhasilan Penilaian Proses Siswa Dalam PembelajaranSangat Baik Baik Cukup Kurang

85-100 75-84 65-74 55-64Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil28 siswa 12 siswa 3 siswa -

Tabel 10 menunjukkan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dengan

Strategi Ekspositori dari 43 siswa tentang menyimak cerita terdapat 28 siswa atau

65.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 12 siswa atau 27.90 %

dengan kategori baik (berhasil), terdapat 3 siswa atau 6.5 % dengan kategori

cukup baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori kurang (belum

berhasil).

Page 46: 50749853 skripsi

46

4.2.3.1.3. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran diambil

menggunakan instrument penilaian hasil. Analisis terhadap hasil belajar siswa

dilakukan peneliti setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil analisis terhadap

hasil belajar siswa dapat diketahui melalui tabel penilaian hasil LKS I dan tabel

penilaian hasil LKS II berikut ini;

Tabel 11 Penilaian Hasil LKS I

Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS I) Siswa Dalam PembelajaranSangat Baik Baik Cukup Kurang

85-100 75-84 65-74 55-64Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil39 siswa - - 4 siswa

Table 11 menunjukkan bahwa keberhasilan hasil pembelajaran (LKS I)

tentang menyimak cerita dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa terdapat 39

siswa atau 90.69 % dengan kategori sangat baik (berhasil), tidak terdapat siswa

dengan kategori baik maupun siswa dengan kategori cukup baik, dan terdapat 4

siswa atau 9.30 % dengan kategori kurang (belum berhasil).

Table 12 Penilaian Hasil (LKS II)

Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS II) Siswa Dalam PembelajaranSangat Baik Baik Cukup Kurang

85-100 75-84 65-74 55-64Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil28 siswa 15 siswa - -

Keberhasilan siswa dalam penilaian hasil (LKS II) tentang menyimak

teks cerita dengan Strategi Ekspositori pada tabel 12 menunjukkan bahwa dari 43

Page 47: 50749853 skripsi

47

siswa terdapat 28 siswa atau 65.11 % dengan kategori sangat baik (berhasil),

terdapat 15 siswa atau 34.88 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat

siswa dengan kategori cukup (berhasil) maupun kurang (belum berhasil).

4.2.4. Refleksi

Refleksi pembelajaran siklus I difokuskan pada tiga kategori yakni; 1)

refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran, 2) refleksi pada tahap pelaksanaan

pembelajaran, 3) refleksi pada tahap observasi. Berikut uraian hasil refleksi dari

ketiga kategori tersebut.

4.2.4.1.1. Refleksi pada tahap perencanaan

Refleksi pada tahap perencanaan sbb; 1) perencanaan pembelajaran

berupa Rencana Pembelajaran (RP) tetap dipertahankan pada siklus berikutnya, 2)

sekenario pembelajaran yang dituangkan dalam langkah-langkah Rencana

Pembelajaran perlu ditinjau kembali. Hal ini perlu dilakukan karena pada saat

siswa mencari tampat duduk bersama satu kelompok membutuhkan waktu yang

banyak, dan 3) format LKS serta instrument penelitian tetap dipertahankan.

4.2.4.1.2. Refleksi pada tahap pelaksanaan

Refleksi pada tahap pelaksanaan sbb; 1) pada tahap persiapan, tahap

korelasi, dan tahap mengaplikan dalam penerapan langkah-langkah SE oleh

pendidik perlu dimaksimalkan, 2) pada tahap penyajian bahan pelajaran pendidik

tetap mempertahankannya, dan 3) pada tahap menyimpulkan yang tertuang dalam

RP perlu ditinjau kembali. Hal trsebut disebabkan karena siswa masih belum

Page 48: 50749853 skripsi

48

maksimal dalam menyimpulkan bahan pelajaran dengan sendirinya, sehingga

pendidik perlu memaksimalkan kinerjanya.

4.2.4.1.3. Refleksi pada tahap observasi

Refleksi pada tahap ini yaitu pengamatan terhadap kinerja pendidik

sewaktu proses pembelajaran oleh kolaborator tetap dipertahankan. Karenanya,

penggunaan instrument penelitian pada penelitian berikutnya menggunakan

format pada siklus I.

Penerapan Strategi Ekspositori dalam pembelajaran keterampilan

menyimak pada siklus I dinyatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat melalui

nilai rata-rata hasil transkrip (terlampir) nilai siswa dengan rata-rata total nilai

88.54 %. Beranjak dari hasil analisis data dan refleksi siklus I, untuk

memaksimalkan/memperbaiki kekurangan siklus I, maka pemberian tindakan

pada penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II.

4.3. Hasil penelitian siklus II

4.3.1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada tahap perencanaan siklus II

peneliti melakukan hal-hal sbb; 1) mempersiapkan Rencana Pembelajaran (RP),

2) mempersiapkan materi pembelajaran, 3) mempersiapkan Lembar Kerja Siswa

(LKS), dan 4) mempersiapkan instrument penelitian. Pada tahap ini peneliti tidak

menentukan anggota kelompok siswa secara acak. Berikut uraian dari komponen-

komponen perencanaan tersebut.

Page 49: 50749853 skripsi

49

Pertama; penyusunan Rencana Pembelajaran (RP) pada siklus ini

dibuat untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 kali 35 menit (3 jam

pelajaran). Ke-dua; materi pembelajaran pada penelitian ini berupa teks cerita

yang berjudul “Ikan Bujuk Tupai” (oleh Supryadi). Persiapan materi

pembelajaran disediakan untuk setiap kelompok mendapatkan satu teks cerita.

Ke-tiga; pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus ini didasarkan

dengan mengkaji tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Rencana

Pembelajaran. Persiapan jumlah LKS disediakan berdasarkan jumlalah kelompok.

Ke-empat; instrument penelitian yang dipersiapkan pada penelitian ini adalah

instrument untuk penerapan strategi SE untuk pendidik dan instrument proses

serta hasil pembelajaran untuk siswa.

Perencanaan pembentukan kelompok pada siklus tidak di persiapkan

sewaktu tahap perencanaan. Penentuan/pembentukan kelompok siswa pada siklus

II direncanakn akan dilakukan secara spontan pada tahap pelaksanaan

pembelajaran berlansung. Teknik pembentukan kelompok diatur pendidik

bersama kolaborator yaitu siswa yang duduk di sap paling depan menghadap ke

belakang.

4.3.2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan oleh peneliti bersama

kolaborator. Peran peneliti pada tahap ini sama dengan siklus I sebagai pendidik

yaitu menerapkan Rencana Pembelajaran (RP) dengan Stratergi Ekspositori (SE).

Pada saat yang sama kolaborator melakukan pengamatan terhadap kinerja

Page 50: 50749853 skripsi

50

pendidik dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan

instrument yang telah sipersiapkan. Subjek penelitian pada siklus II diikuti 43

peserta didik dari 45 peserta didik yang telah ditetapkan. Dua siswa yang tidak

mengikuti penelitian mempunyai izin tidak dapat mengikuti pelajaran karena

alasan tertentu. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, langkah-langkah pelaksanaan

siklus II dipaparkan Sbb;

4.3.2.1. Apersepsi (tahap persiapan)

Kegiatan pada tahap ini pendidik mengajukan pertanyaan terhadap siswa

tentang pembelajaran yang telah dipelajari pada siklus I. Tujuan dari kegiatan ini

adalah mengajak siswa mengingat kembali pembelajaran yang telah dilakukan

sebelumnya. Selain itu juga tujuannya adalah mempersiapkan siswa agar siap

menerima bahan pelajaran yang akan diberikan.

4.3.2.2. Memotivasi (tahap persiapan)

Kegiatan pada tahap ini guru memberikan motivasi terhadap siswa.

Pemberian motivasi oleh pendidik dapat menciptakan dan meningkatkan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini pendidik

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari. Tujuan penyampaian tujuan pembelajaran yang disampaikan pendidik

berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan dalam RP.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pemberian motivasi oleh

pendidik pada siklus II ini lebih dimaksimalkan sehingga peserta didik betul-betul

kelihatan bersemangat untuk menyimak dan mengikuti pembelajaran. Pada tahap

Page 51: 50749853 skripsi

51

ini juga, pendidik menyampaikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran

yang akan dilakukan oleh siswa.

4.3.2.3. Membacakan teks cerita (tahap peyajian)

Penyajian bahan pembelajaran dilakukan pendidik dengan membacakan

teks cerita. Pada kesempatan ini, pendidik membacakan teks cerita untuk siswa

untuk dipahamiya. Jika siswa kelihatan masih belum memahami teks cerita,

pendidk perlu membacakannya kembali sehangga siswa betul-betul kelihatan

paham.

4.3.2.4. Tanya jawab (tahap korelasi)

Pada tahap ini pendidik dengan siswa, dan siswa dengan siswa

berinteraksi untuk menghubungkan pengetahuan siswa yang dimiliki dengan

cerita yang telah disimaknya. Proses interaksi dilakukan dengan tanya jawab

bekaitan dengan isi teks cerita dan pengalaman siswa. Hal lain yang perlu

diperhatikan pendidik setelah proses tanya jawab siswa diharapkan mempunyai

pemahaman yang mendalam tentang teks cerita.

Berdasarkan refleksi pada siklus I, untuk mengoptimalkan proses tanya

jawab pendididik lebih menekanakan pertanyaan pada hal-hal yang berkaitan

dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS I. Pemberian alokasi

pada proses tanya jawab pada siklus II lebih banyak daripada siklus I.

4.3.2.5. Pemberian tugas dan penyampaian (tahap aplikasi)

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, sebelum siswa mengerjakan LKS I

dan LKS II, pembentukan kelompok dilakukan dengan teknik yang telah

dipersiapkan. Pembentukan kelompok pada siklus II ini, alokasi waktu yang

Page 52: 50749853 skripsi

52

diperlukan tidak terlalu banyak dibanding dengan siklus I karena siswa tidak

pindah dari tempat duduknya.

Beranjak dari pembentukan kelompok, kegiatan pada tahap ini pendidik

dibantu kolaborator membagikan masing-masing kelompok LKS I dan LKS II

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembagian LKS dilakukan secara berurutan

yaitu dimulai dari LKS I kemudian dilanjutkan dengan pembagian LKS II. Siswa

menyelsaikan LKS I setelah mereka menyimak teks cerita dan setelah melakukan

tanya jawab. Sedangkan penyelsaian LKS II dilkukan setelah siswa mencermati

kembali teks cerita yang dibagikan pendidik. Siswa mencermati teks cerita

membacanya dalam satu kelompok.

Peran pendidik disini adalah mengaawasi dan membimbing siswa dalam

penyelsaian tugas. Sedangkan mitra peneliti perannya disini adalah mengamati

jalannya penyelsaian tugas oleh siswa menggunakan lembar observasi yaitu

instrument penilaian proses untuk siswa dalam kelompok.

Pada tahap ini juga, siswa melaporkan hasil tugas yang telah dikerjakan

bersama anggota kelompok. Cara pelaporan hasil tugas dilakukan masing-masing

kelompok melalui perwakilan yang dituentukannya. Ketika salah satu kelompok

melaporkan hasil tugasnya, kelompok lain menyimaknya. Hal tersebut dilakukan

secara bergantian. Peran pendidik disini adalah memberikan penguatan tanggapan

atas hasil laporan yang telah disampaikan masing-masing siswa.

4.3.2.6. Refleksi dan penyimpulan bahan pelajaran (tahap penyimpulan)

Refleksi dilakukan pendidik bersama siswa dengan meninjau kemabali

bahan pembalajaran yang telah dilakukan. Pendidik disini menuntun siswa untuk

Page 53: 50749853 skripsi

53

mengingat informasi penting yang terdapat dalam teks cerita. Peninjauan

informasi ditekankan pendidik secara berurutan agar siswa betul-betul

memahaminya.

Penyimpulan bahan pelajaran dilakukan secara lisan setelah melakukan

refleksi. Penyimpulan bahan pelajaran ditekankan dengan melihat inti bahan

pelajaran. Selain itu juga, pendidik bersama siswa menyimpulkan bahan pelajaran

berdasarkan amanat-amanat yang terkandung didalam teks cerita.

4.3.3. Observasi

Pengamatan pada siklus II ini tetap di pertahankan seperti pada siklus I

yaitu pengamatan terhadap kinerja pendidik dan siswa sebagai bahan acuan

evaluasi proses pembelajaran. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya

pengamatan dilakukan terhadap; 1) kinerja pendidik selama melaksanakan proses

pembelajaran, 2) pengamatan terhadap kegiatan siswa selama mengikuti

pembelajaran , 3) penilaian hasil belajar siswa.

4.3.3.1. Pengamatan terhadap kinerja pendidik saat KBM

Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru kelas selaku

kolaborator mengamati aktivitas pendidik. Hasil kinerja pendidik sewaktu

menerapkan RP dalam pembelajaran dapat dilihat melalui table berikut.

Tabel 13 Hasil Observasi Kegiatan Penedidik Saat KBM

No Tahap PernyataanSkala

4 3 2 1

Page 54: 50749853 skripsi

54

1 Pesiapan (preparation)

Pendidik melakukan apersepsi √ Pendidik menyampaikan tujuan

pembelajaran√

Pendidik menyampaikan materi pokok √2 Penyajian

(presentation) Pendidik mengkndisikan agar siap

menyimak√

Pendidik menyampaikan materi pelajaran (membaca teks cerita) yang telah dipersiapkan

3 Korelasi (correlation)

Pendidik bersama peserta didik melakukan tanya jawab √

4 Mengaplikasikan (application)

Pendidik membimbing siwa menyelesaikan tugas √

5 Menyimpulkan (generalation)

Pendidik bersama siswa Menyimpulkan bahan pelajaran

Jumlah Perolehan 30Jumlah Maksimum 32Nilai Rata-Rata 93.75

Tabel 13 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pendidik sewaktu

proses pembelajaran dengan Strategi Ekspositori memiliki nilai rata-rata 93.75

dengan kategori sangat baik. Mengkaji bagian-bagian hasil kinerja pendidik pada

siklus II ini, baik secara rata-rata maupun secara bagian-bagian disimpulkan

bahwa kinerja pendidik senantiasa meningkat.

4.3.3.2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa

Pada waktu yang bersamaan dengan pengamatan terhadap kinerja

pendidik, rekan sejawat selaku mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil anlaisis terhadap

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14 Keberhasilan Penilaian Proses

Kategori Keberhasilan Penilaian Proses Siswa Dalam PembelajaranSangat Baik Baik Cukup Kurang

85-100 75-84 65-74 55-64Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil35 siswa 8 siswa - -

Page 55: 50749853 skripsi

55

Table 14 menunjukkan bahwa keberhasilan proses pembelajaran dengan

Strategi Ekspositori dari 43 siswa tentang menyimak cerita terdapat 35 siswa atau

81.39 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 8 siswa atau 18.6 %

dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori cukup

baik (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang (belum berhasil).

4.3.3.3. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran diambil

menggunakan instrument penilaian hasil. Analisis terhadap hasil belajar siswa

dilakukan peneliti setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil analisis terhadap

hasil belajar siswa dapat diketahui melalui tabel penilaian hasil LKS I dan tabel

penilaian hasil LKS II berikut ini;

Tabel 15 Penilaian Hasil LKS I

Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS I) Siswa Dalam PembelajaranSangat Baik Baik Cukup Kurang

85-100 75-84 65-74 55-64Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil40 siswa 3 siswa - -

Tabel 15 menunjukkan bahwa keberhasilan hasil pembelajaran (LKS I)

tentang menyimak cerita dengan Strategi Ekspositori dari 43 siswa terdapat 40

siswa atau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil), terdapat 3 siswa atau

6.97 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat siswa dengan kategori

cukup (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang (belum berhasil).

Table 16 Penilaian Hasil (LKS II)

Kategori Keberhasilan Penilaian Hasil (LKS II) Siswa Dalam PembelajaranSangat Baik Baik Cukup Kurang

85-100 75-84 65-74 55-64Berhasil Berhasil Berhasil Belum Berhasil40 siswa 3 siswa - -

Page 56: 50749853 skripsi

56

Keberhasilan siswa dalam penilaian hasil (LKS II) tentang menyimak

teks cerita dengan Strategi Ekspositori pada tabel 16 menunjukkan bahwa dari 43

siswa terdapat 40 siswa atau 93.02 % dengan kategori sangat baik (berhasil),

terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhasil), dan tidak terdapat

siswa dengan kategori cukup (berhasil) maupun siswa dengan kategori kurang

(belum berhasil).

4.3.4. Refleksi

Berdasarkan hasil data pada siklus II, Refleksi disini difokuskan pada

dua kategori yakni; 1) refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran, dan 2)

refleksi pada tahap pelaksanaan pembelajaran. Berikut uraian hasil refleksi dari

ketiga kategori tersebut.

4.3.4.1. Refleksi pada tahap perencanaan

Refleksi pada tahap perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia

keterampilan menyimak dengan SE sbb; 1) perencanaan pembelajaran berupa

rencana pembelajaran (RP) tetap dipertahankan, 2) sekenario pembelajaran yang

dituangkan dalam langkah-langkah Rencana Pembelajaran telah terbukti nilainya

meningkat dan memuaskan. dan 3) format LKS untuk siswa serta instrument

penelitian baik untuk pendidik maupun untuk siswa tetap dipertahankan.

4.3.4.2. Refleksi pada tahap pelaksanaan

Page 57: 50749853 skripsi

57

Refleksi pada tahap pelaksanaan sbb; 1) pada tahap persiapan, tahap

korelasi, dan tahap mengaplikasikan dalam penerapan langkah-langkah SE oleh

pendidik dalam siklus II sudah sangat baik karena terbukti nilainya sangat

memuaskan, 2) pada tahap penyajian bahan pelajaran oleh pendidik tetap

dipertahankan, dan 3) pada tahap menyimpulkan yang tertuang dalam RP sudah

baik dan memuaskan.

4.4. Pembahasan

Pemabahasan hasil penelitian ini difokuskan pada hasil yang telah

dideskripsikan dan dikaitkan dengan teori-tori yang menjadi acuan. Berdasarkan

variable harapan pada penelitian ini tantang peningkatan keterampilan menyimak

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan variable tindakan yaitu penerapan

Strategi Ekspositori, maka yang menjadi objek pembahasan dianataranya; 1)

pembelajaran pada tahap perencanaan, 2) hasil observasi terhadap kinerja

pendidik, dan 3) hasil pengamatan terhadap aktivitas/proses belajar siswa, dan 4)

hasil pengamatan terhadap hasil belajara siswa.

4.4.1.Pembahasan pada tahap perecanaan

Komponen Rencana Pembelajaran pada penelitian ini baik pada siklus I

maupun Siklus II berisikan 1) identitas yaitu nama sekolah, mata pelajaran,

kelas/semester, dan alokasi waktu, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4)

Page 58: 50749853 skripsi

58

indikator, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi pembelajaran, 7) metode

pembelajaran, 8) langkah-langkah pembelajaran, 9) sumber belajar, 10) penilaian,

dan 11) instrument pembelajaran.

Mengkaji salah satu komponen Rencana Pembelajaran tersebut yaitu

tentang langkah-langkah pembelajaran pada bagian ke-delapan, dijelaskan bahwa

di bagian inilah tempat seknario pembelajaran. Isi dari seknario pembelajaran

merupakan tempat diterapkannya langkah-langkah penerapan Strategi Ekspositori

meliputi; 1) tahap persiapan (preparation), 2) tahap penyajian (prensentation), 3)

tahap menghubungkan (corelation), 4) tahap penerapan (aplikation), dan 5) tahap

menyimpulkan (generalation).

4.4.2.Pembahasan terhadap hasil kinerja pendidik

Pada tahap ini dibahas tentang kegiatan apersepsi, pemberian motivasi,

pengkondisisn siswa, penyajian materi, proses tanya jawab, pembimbingan

pendidik terhadap siswa, dan kegiatan menyimpulkan dalam proses

pembelajaran.

Berdasaarkan hasil analisis pengamatan terhadap kinerja pendidik pada

siklus I, menunjukkan jumlah perolehan dari 32 poin jumlah maksimum

diperoleh 27 poin, sehingga nilai rata-rata berjumlah 84.37 % dengan kategori

baik (berhasil). Sedangkan hasil analisis kinerja pendidik pada siklus II

menunjukkan bahwa jumlah perolehan dari 32 poin jumlah maksimum diperoleh

30 poin, sehingga total nilai rata-rata 93.75 % dengan kategori sangat baik

(berhasil). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja pendidik selama

proses pembelajaran terjadi peningkatan yang berarti.

Page 59: 50749853 skripsi

59

Membahas hasil pengamatan terhadap kinerja pendidik secara lebih

rinci, pada bagian apersepsi, pengkondisisn siswa, penyajian materi, dan

pembimbingan siswa dalaam pembelajaran menunjukkan bahwa poin yang

diperoleh berkategori sangat baik (berhasil) yaitu pada siklus I maupun siklus II,

sehingga di pertahankan.

Pada awal pembelajaran, pemberian motivasi kepada siswa sangat

penting. Hal ini terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan

menyimak dengan Strategi Ekspositori. Motivasi di awal pembelajaran

sebagaimana yang dinyatakan Depoter (Dalam Aqib, Z., Kawentar, Maftuh, M.,

Sujak; 2008) bahwa setiap anak akan bersemangat belajarnya dika ada motivasi

dari luar. Karenanya, pendidik dalam pembelajaran selalu memberikan motivasi

kepada para siswa baik secara individu maupun secara kelompok.

Hasil penelitian tentang pendidik memberikan motivasi terhadap siswa

pada siklus I dengan kategori baik. Untuk memaksimalkan pemberian motivasi,

pada bagian refleksi siklus I ditinjau kembali oleh peneliti bersama kolaborator.

Pemberian motivasi pada siklus II berdasarkan hasil pengamatan memberikan

hasil yang memuaskan (terjadi peningkatan) dengan kategori sangat baik.

Sedangkan hasil proses tanya jawab menunjukkan bahwa pendidik memperoleh

hasil berkategori baik pada siklus I dan siklus II.

4.4.3.Pembahasan terhadap hasil aktivitas siswa

Pada bagian ini dibahas tentang penyajian hasil pengamatan aktivitas

siswa berdasarkan instrument penilaian proses. Berdasarkan hasil penelitian

dengan instrument pengamatan aktivitas siswa, ditemukan bahwa pada siklus I

Page 60: 50749853 skripsi

60

dari 43 siswa terdapat 28 siswa atau 61.11 % dengan kategori sangat baik

(berhasil), terdapat 12 siswa atau 27.9 % dengan kategori baik (berhasil), dan

terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori cukup (berhasil). Sedangkan setelah

melakukan refleksi pada siklus I didapatkan hasil pengamatan pada siklus II dari

43 siswa terdapat 35 siswa atau 81.39 % dengan kategori sangat baik (berhasil)

dan terdapat 8 siswa atau 18.6 dengan kategori baik (berhasil).

Mengkaji uraian di atas tentang pengamatan aktivitas siswa dalam

pemberian tindakan penelitian keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan Strategi Ekspositori, dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan keterampilan menyimak pada siswa.

4.4.4. Pembahasan terhadap hasil belajar siswa

Pebahasan pada tahap ini difokuskan pada unjuk kemampuan siswa.

Kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa mengerjakan tugas dalam satu

kelompok diikuti pelaporan hasil yang disampaikan dari perwakilan masing-

masing kelompok. Pada bagian ini dibahas tentang hasil belajar siswa berdasarkan

LKS I dan LKS II

Berdasarkan analisis pada siklus I terhadap penilaian hasil (LKS I)

diketahui bahwa dari 43 siswa terdapat 39 siswa atau 90.69 % dengan kategori

sangat baik (berhasil), dan terdapat 4 atau 9.3 % dengan kategori kurang (belum

berhasil). Sedangkan hasil analisis pada siklus II terhadap penilaian hasil (LKS I)

didapat bahwa dari 43 siswa terdapat 40 siswa ataau 93.02 % dengan kategori

sangat baik (berhasil) dan 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik (berhasil).

Page 61: 50749853 skripsi

61

Dengan uraian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang berarti

pada pembelajaran keterampilan menyimak dengan Strategi Ekspositori.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus I terhadap penilaian hasil (LKS II)

didapatkan bahwa dari 43 siswa terdapat 28 siswa 65.11 % dengan kategori sangat

baik (berhasil) dan terdapat 15 siswa atau 34.88 % dengan kategori baik

(berhsail). Sedangkan hasil analisis pada siklus II terhadap penilaian hasil (LKS

II) diketahui bahwa dari 43 siswa terdapat 40 siswa atau 93.02 % dengan kategori

sangat baik (berhasil), dan terdapat 3 siswa atau 6.97 % dengan kategori baik

(berhsil). Berdasarkan uraian hasil analisi sklus I dan siklus II tenatang LKS II

tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak

dengan Strategi Ekspositori.

BAB V

KESIMPIULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, peningkatan

keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonisia pada siswa kelas V

(lima) SDN 16 Mataram dengan penerapan Strategi Ekspositori (SE) dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut;

Latar belakang penelitian ini bedasarkan pada permasalahan rendahnya

kemampuan menyimak siswa Sekolah Dasar dalam menerima pelajaran,

khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mengkaji permasalahan yang

dialami siswa tersebut, maka penulis berkeinginan menemukan solusi untuk

Page 62: 50749853 skripsi

62

mengatasinya. Salah satu solusi yang dapat diunakan adalah dengan penerapan

Strategi Ekspositori (SE). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan

Strategi Ekspositori (SE) dalam meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Penerapan Strategi Ekspositori dilakukan pada siswa kelas V (Lima) SDN 16

mataram tahun ajaran 2009/2010.

Menyimak merupakan suatu proses mendengarkan dan menangkap makna

pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,

dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas

makna yang terkandung di dalamnya. Strategi Ekspositori (SE) adalah

perencanaan pembelajaran yang menekankan pada penyampaian materi secara

verbal lisan oleh guru terhadap sekelompok siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap siklus. Penilaian akademik

dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Presentasi keberhasilan

penilaian proses pada siklus I mencapai 65,11 % dengan kategori sangat baik,

27,90 % dengan kategori baik, dan 6,5 % dengan kategori kategori cukup baik.

Pada siklus II keberhasilan penilaian proses mencapai 81,39 % dengan kategori

sangat baik, dan 18,60 % dengan kategori baik. Presentasi keberhasilan penilaian

hasil pada siklus I (LKS I) mencapai 90,69 % dengan kategori sangat baik, dan

terdapat 9,30 % dengan kategori kurang baik. Sedangkan penilaian hasil (LKS II)

mencapai 65,,11 % dengan kategori sangat baik, dan 34,88 % dengan kategori

baik. Pada siklus II keberhasilan penilaian hasil (LKS I) mencapai 93,02 %

dengan kategori sangat baik, dan 6,97 % dengan kategori baik. Sedangkan pada

Page 63: 50749853 skripsi

63

(LKS II) mencapai 93,02 % dengan kategori baik, dan 6,97 % dengan kategori

baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan

menyimak dengan ketuntasan rata-rata siswa pada siklus I mencapai 80,54 %.

Sedangkan pada siklus II ketuntasan rata-rata siswa mencapai 90,17 %.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah keterampilan menyimak siswa

meningkat menggunakan Strategi Ekspositori (SE) siswa kelas V (lima) SDN 16

Mataram.

5.2. Saran

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, peningkatan

keterampilan menyimak mata pelajaran Bahasa Indonisia pada siswa kelas V

(lima) SDN 16 Mataram dengan penerapan Strategi Ekspositori (SE), saran

peneliti yang perlu disampaikan sebagai berikut;

Pertama, bagi pendidik menerapkan Strategi Ekspositori (SE), hal yang

perlu diperhatikan diantaranya; 1) pendidik melakukan persiapan pada tahap awal

yaitu mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan pemberian

motivasi, 2) pada kegiatan inti pendidik menyajikan materi diikuti dengan proses

tanya jawab, bimbingan terhadap siswa sewaktu melakukan tugas, dan pelaporan

Page 64: 50749853 skripsi

64

hasil tugas, dan 3) pada tahp akhir pembelajaran, pendidik bersama siswa

melakukan refleksi dan menyimpulkan bahan pembelajaran.

Ke-dua, seyogyanya pendidk tidak hanya bergantung pada satu strategi

pembelajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak siswa, akan

tetapi pendidik perlu menggunakan berbagai strategi pembelajaran. Karenanya,

inovasi pembelajaran yang memacu meningkatkan pembelajaran keterampilan

menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu dikembangkan setiap

pendidik guna meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Ke-tiga, Strategi Ekspositori (SE), tidak hanya dapat diterapkan pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak, akan tetapi pendidik

dapat menerapkanya pada berbagai mata pelajaran lainnya khususnya materi yang

dalam bentuk jadi.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z., Kawentar, Maftuh, M., Sujak. 2008. Peneitian Tindakan Kelas. Bandung. CV. Yrama Widya.

Akhadiat, S. dkk. 1992. Bahasa Indonesia. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

BSNP. 2006. Standar Isi. Jakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan.

Ghony, D. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang. UIN-Malang Press.

Mulyati, Yeti. 2006. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta. Universitas Terbuka.

Page 65: 50749853 skripsi

65

Sanjaya, Wina. 2004. Pengembangan Kurikulum & Pembelajaran. Bandung. San Grafika.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung. Kencana.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. Surabaya. SIC.

Syafi’ie, I. & Subana, I. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta. Depdikbud.

Tarigan, Djago. 2004. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta. Universitas Terbuka.

Tarigan, Henri, Guntur. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung. Angkasa.

Vismaia, Kartimi, T., & Sutari, I. 1997. Program Penyetaraan Pendidikan Guru Bahasa (Menyimak). Jakarta. Balitung Dikbud dan Ditjen Dikdasmen.

Wardani, dkk. 2006. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta. Universitas Terbuka. Winataputra, S. U. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.