5 pola tanam

6
NERACA AIR Berdasarkan tabel neraca air pada lampiran diketahui jumlah curah hujan dalam satu tahun yaitu 1635.97 mm sedangkan besarnya evapotranspirasi yaitu 1843.67 mm. Dari perhitungan neraca air dengan KAT sebesar 200 mm maka diketahui ETA sebesar 1547.56 mm. Karena adanya pengikatan air didalam tanah maka besarnya evapotranspirasi akan berkurang sehingga penentuan besarnya defisit air dibandingankan dengan besarnya ETA. Besarnya defisit air dari hasil perhitungan dalam satu tahun yaitu 296.11 mm. Pada grafik dibawah terlihat pada warna daerah berwarna kuning yaitu defisit air terjadi mulai bulan april dekade pertama hingga nopember dekade pertama. Surplus air merupakan kelebihan air dari jumlah curah hujan yang telah dikurangi hilangnya air akibat evapotranspirasi. Grafik neraca air KLASIFIKASI IKLIM Klasifikasi iklim Oldeman didasarkan atas perhitungan lamanya bulan basah dan kering berturut-turut. Kriteria yang digunakan oleh Oldeman yaitu bulan basah jika curah hujan dalam satu bulan lebih dari 200 mm. Sedangkan untuk bulan kering yaitu jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 100 mm. Curah hujan antara 200 mm hingga 100 mm termasuk dalam bulan lembab namun tidak digunakan dalam penentuan klasifikasi menurut Oldeman. Kriteria jumlah curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan klasifikasi ini banyak digunakan KLASIFIKASI IKLIM DAN NERACA AIR UNTUK PENENTUAN POLA TANAM Heri Sutrisno 061510101161

Upload: freaksboddah

Post on 19-Jun-2015

1.378 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 pola tanam

NERACA AIR

Berdasarkan tabel neraca air pada lampiran diketahui jumlah curah hujan

dalam satu tahun yaitu 1635.97 mm sedangkan besarnya evapotranspirasi yaitu

1843.67 mm. Dari perhitungan neraca air dengan KAT sebesar 200 mm maka

diketahui ETA sebesar 1547.56 mm. Karena adanya pengikatan air didalam tanah

maka besarnya evapotranspirasi akan berkurang sehingga penentuan besarnya

defisit air dibandingankan dengan besarnya ETA. Besarnya defisit air dari hasil

perhitungan dalam satu tahun yaitu 296.11 mm. Pada grafik dibawah terlihat pada

warna daerah berwarna kuning yaitu defisit air terjadi mulai bulan april dekade

pertama hingga nopember dekade pertama. Surplus air merupakan kelebihan air

dari jumlah curah hujan yang telah dikurangi hilangnya air akibat

evapotranspirasi.

Grafik neraca air

KLASIFIKASI IKLIM

Klasifikasi iklim Oldeman didasarkan atas perhitungan lamanya bulan basah

dan kering berturut-turut. Kriteria yang digunakan oleh Oldeman yaitu bulan

basah jika curah hujan dalam satu bulan lebih dari 200 mm. Sedangkan untuk

bulan kering yaitu jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 100 mm.

Curah hujan antara 200 mm hingga 100 mm termasuk dalam bulan lembab namun

tidak digunakan dalam penentuan klasifikasi menurut Oldeman. Kriteria jumlah

curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan klasifikasi ini banyak digunakan

KLASIFIKASI IKLIM DAN NERACA AIR UNTUK

PENENTUAN POLA TANAM

Heri Sutrisno

061510101161

Page 2: 5 pola tanam

untuk pertanian dengan tipe tanaman semusim yang kebanyakan berakar pendek.

Dengan perakaran yang pendek maka kebutuhan air akan cukup banyaj karena

daerah penyerapan oleh akar cukup tidak terlalu dalam. Maka dengan klasifikasi

menurut Oldeman yang menggunakan kriteria curah hujan 200 mm/bulan dirasa

cukup sesuai dengan tanaman berakar pendek.

Berdasarkan hasil pengolahan data curah hujan pada tabel neraca air

diketahui lamanya bulan basah dan bulan kering berturut-turut maka pada bulan

desember sampai pebruari berturut-turut bulan basah. Sedangkan bulan keringnya

yaitu bulan mei sampai dengan september. Maka bulan basahnya berturut-turut

tiga bulan termasuk kedalam tipe utama D. Sedangkan bulan kering berturut-turut

selama lima bulan termasuk dalam sub divisi 3. Maka jika tipe iklim menurut

Oldeman termasuk gabungan dari tipe utama dan sub divisi yaitu D3. Menurut

Oldeman tipe D3 hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun

tergantung pada adanya persediaan air irigasi.

PENETAPAN AWAL MUSIM

Awal musim ditentukan jika curah hujan dalam satu dekade dan tiap

dekade berikutnya lebih besar dari 50 mm untuk musim hujan sedangkan untuk

musim kemarau kurang dari 50 mm. Lebih mudahnya dalam tiga dekade harus

lebih besar dari 150 mm untuk musim hujan dan kurang dari 150 mm untuk

musim kemarau. Dari data curah hujan pada tabel ceraca air yang disesuaikan

dengan kriteria diatas maka awal musim hujan jatuh pada bulan nopember dekade

pertama. Penetapan ini dikarenakan curah hujan pada bulan nopember dekade

pertama dan dua dekade berikutnya masing-masing melebihi kriteia diatas 50 mm

yaitu berturut-turut 56.31 mm, 61.81 mm, dan 74.31 mm sedangkan curah hujan

sebelumnya masih rendah yaitu 45.37 mm. Penetapan awal musim kemarau jatuh

pada bulan april dekade pertama. Penetapan ini dikarenakan curah hujan pada

bulan april dekade pertama dan dua dekade sesudahnya masing-masing sesuai

kriteia yaitu berturut-turut 42.14 mm, 37.64 mm, dan 28.64 mm sedangkan curah

hujan sebelumnya masih tinggi yaitu 60.86 mm.

POLA TANAM Pola tanam dapat disusun sesuai kebutuhan petani. Pemilihan jenis

tanaman budidaya umumnya disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Diketahuinya

ketersediaan air disuatu daerah dengan adanya neraca air maka penentuan pola

Page 3: 5 pola tanam

tanam dalam satu tahun dapat diatur sehingga lahan dapat dimanfaatkan secara

maksimal. Penentuan pola tanam sangat dipengaruhi ketersediaan air. Maka dari

itu, ketika waktu defisit air penentuan pola tanam akan berbeda jika air dapat

ditambahkan ataupun tidak dapat diberikan penambahan air. Berikut akan

diberikan lima contoh model pola tanam:

1. Padi - Padi - Padi

Jika air saat terjadi defisit dapat disediakan maka dapat dilakukan

penanaman padi sepanjang tahun. Namun jika air sulit tersedia ketika defisit air

maka masih memungkinkan dilakukan penanaman padi sepanjang tahun namun

dengan beberapa kriteria. Jika dalam satu tahun akan ditanam padi sebanyak tiga

kali maka varietas padi yang digunakan adalah varietas genjah agar umurnya lebih

pendek sehingga saat surplus air dapat dimanfaatkan penanaman hingga panen.

Awal bulan nopember merupakan awal musim hujan namun pada dekade pertama

masih terjadi defisit air. Maka penanaman padi kesatu dapat mulai. Jika persiapan

hingga panen memerlukan waktu empat bulan maka saat penanaman padi kedua

yaitu pada bulan maret masih terdapat air namun bulan april hingga juni terjadi

defisit air. Maka varietas padi yang ditanam mengunakan padi lahan kering.

Penanaman padi ketiga pada bulan juli jika tetap tidak dapat diusahakan pengairan

maka padi yang ditanam menggunakan varietas lahan kering.

2. Padi - Padi - Palawija

Penanaman dengan pola tanam padi-padi-palawija dapat dimulai dengan

penanaman padi pertama saat awal musim yaitu awal nopember. Persiapan

dimulai bulan oktober sehingga pada awal musim penanaman telah siap. Pada

bulan pebruari penanaman padi kedua dapat dilaksanakan sehingga pada waktu

defisit air yaitu pada bulan juni hingga oktober dapat digunakan untuk penanaman

palawija dan pengolahan tanah.

3. Padi - Padi - Bero

Untuk memperbaiki keadaan tanah maka disamping dilakukan penanaman

dapat juga dilakukan pemberoan. Jika padi ditanam dua kali seperti pola tanam

padi-padi-palawija maka waktu penanaman palawija dapat digunakan untuk

Page 4: 5 pola tanam

pemberoan dan pengolahan tanah. Waktu penanaman padi dapat disamakan

dengan pola tersebut.

4. Padi - Palawija - Bero

Menurut rekomendasi Oldeman, pola tanam yang sesuai untuk tipe iklim

ini yaitu hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun tergantung

pada adanya persediaan air irigasi. Pola tanam ini sesuai dengan rekomendasi

Oldeman maka penanaman padi dapat dilakukan saat terjadi surplus air yaitu pada

bulan nopember hingga maret. Dengan waktu lima bulan ini maka pertumbuhan

padi dapat dioptimalkan. Sedangkan penanaman palawija ini dapat disesuaikan

dengan jenis palawija dengan kebutuhannya terhadapa air. Jika palawija yang

ditanam tidak terlalu tahan kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan

bulan maret disesuaikan saat surplus air sehingga waktu untuk penanaman padi

lebih dimajukan dan sisanya untuk palawija. Jika palawija yang ditanam tahan

terhadap kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan bulan april kemudian

dilakukamn pemberoan.

5. Padi - Padi

Jika penanaman padi akan dilaksanakan dua kali dalam satu tahun tanpa

kegiatan lagi. Maka penanaman padi pertama dilakuka saat surplus air yaitu bulan

nopember hingga maret. Sedangkan penanaman padi kedua dapat digunakan padi

lahan kering yang ditanam setelah padi kedua. Varietas padi dapat menggunakan

varietas berumur panjang karena dalam satu tahun hanya dilakukan dua kali

penanaman.

Sumber Rujukan

Sarjiman dan Mulyadi. 2005. Analisis Neraca Air Lahan Kering Pada Iklim

Kering Untuk Mendukung Pola Tanam. Yogyakarta: Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian.

Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB: Bandung.

Ysvina. 2009. Neraca Air Dan Manfaatnya Dalam Pertanian.

http://ysvina.blogspot.com/2009/06/neraca-air-dan-manfaatnya-

dalam.html [17 April 2010].

Page 5: 5 pola tanam

Tabel 1. Curah hujan bulanan untuk penetapan tipe iklim

Bulan januari pebruari maret april mei juni juli agustus september oktober nopember desember

CH (mm) 263.19 201.34 184.08 108.42 66.44 52.91 56.79 65.94 76.65 105.62 192.43 262.19

Keterangan BB BB - - BK BK BK BK BK - - BB

Tabel 2. Curah hujan perdekade untuk penetapan awal musim

Bulan januari pebruari maret april Mei Juni

Dekade I II III I II III I II III I II III I II III I II III

CH (mm) 104.90 89.40 68.90 71.28 64.28 65.78 61.36 61.86 60.86 42.14 37.64 28.64 23.65 22.65 20.15 18.80 16.80 17.30

Keterangan Musim hujan Musim kemarau

Bulan juli agustus september Oktober nopember Desember

Dekade I II III I II III I II III I II III I II III I II III

CH (mm) 21.26 19.26 16.26 17.31 23.81 24.81 24.88 22.88 28.88 25.87 34.37 45.37 56.31 61.81 74.31 77.56 86.56 98.06

Keterangan Musim kemarau Musim hujan

Page 6: 5 pola tanam

Tabel 3. Neraca air perdekade

Bulan januari pebruari maret April mei juni

Dekade I II III I II III I II III I II III I II III I II III

CH 104.90 89.40 68.90 71.28 64.28 65.78 61.36 61.86 60.86 42.14 37.64 28.64 23.65 22.65 20.15 18.80 16.80 17.30

ETC 53.95 50.05 53.50 55.90 56.90 56.95 46.00 41.85 54.70 55.00 57.30 58.70 55.40 48.20 42.90 44.55 46.00 46.25

CH – ETC 50.95 39.35 15.40 15.38 7.38 8.83 15.37 20.02 6.16 -12.86 -19.66 -30.06 -31.75 -25.55 -22.75 -25.74 -29.19 -28.94

APKA -12.86 -32.51 -62.57 -94.32 -119.86 -

142.61

-

168.35

-

197.54

-

226.49

KAT 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 187.59 170.09 146.44 125.02 110.08 98.29 86.46 74.76 64.72

d KAT 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -12.41 -17.50 -23.65 -21.42 -14.94 -11.79 -11.83 -11.70 -10.04

ETA 53.95 50.05 53.50 55.90 56.90 56.95 46.00 41.85 54.70 54.55 55.14 52.29 45.07 37.59 31.94 30.63 28.50 27.34

Defisit 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.45 2.16 6.40 10.33 10.61 10.95 13.91 17.49 18.90

Surplus 50.95 39.35 15.40 15.38 7.38 8.83 15.37 20.02 6.16 -0.45 -2.16 -6.40 -10.33 -10.61 -10.95 -13.91 -17.49 -18.90

juli agustus september Oktober Nopember Desember jumlah

I II III I II III I II III I II III I II III I II III

21.26 19.26 16.26 17.31 23.81 24.81 24.88 22.88 28.88 25.87 34.37 45.37 56.31 61.81 74.31 77.56 86.56 98.06 1635.97

42.40 46.35 49.45 47.65 47.00 47.55 49.90 44.40 42.40 49.75 42.15 46.05 57.40 58.70 56.90 66.00 65.40 60.30 1843.67

-21.13 -27.08 -33.18 -30.33 -23.18 -22.73 -25.01 -21.51 -13.51 -23.87 -7.77 -0.67 -1.09 3.11 17.41 11.57 21.17 37.77 -207.71

-247.62 -274.70 -307.89 -338.22 -361.40 -384.14 -409.15 -430.66 -444.18 -468.05 -475.82 -476.50 -477.58

-6153.00

58.26 50.90 43.15 37.10 33.05 29.51 26.05 23.41 21.88 19.43 18.69 18.63 18.53 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 4262.05

-6.47 -7.35 -7.76 -6.05 -4.05 -3.54 -3.46 -2.65 -1.52 -2.45 -0.74 -0.06 -0.10 181.47 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

27.73 26.61 24.02 23.36 27.86 28.35 28.34 25.53 30.41 28.33 35.11 45.43 56.41 58.70 56.90 66.00 65.40 60.30 1547.56

14.67 19.73 25.43 24.28 19.14 19.19 21.56 18.87 11.99 21.42 7.04 0.61 0.99 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 296.11

-14.67 -19.73 -25.43 -24.28 -19.14 -19.19 -21.56 -18.87 -11.99 -21.42 -7.04 -0.61 -0.99 -178.36 17.41 11.57 21.17 37.77 -207.71