5. plsamolisis 54-62

Download 5. Plsamolisis 54-62

If you can't read please download the document

Upload: rezha-fahlevi

Post on 18-Jun-2015

2.927 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan akhir

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM III. 3 Topik Tujuan Hari/ tanggal Tempat : Proses Plasmolisis : Untuk mengetahui proses terjadinya plasmolisis pada sel-sel tumbuhan serta memahami penyebab terjadinya. : Rabu, 28 Oktober 2009 : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

ALAT DAN BAHAN Alat Mikroskop Kaca benda dan penutup Pisau silet Gelas beker Pipet tetes Cawan petri Penunjuk waktu (stopwatch) Jarum Papan/ baki Bahan Daun Rhoe discolor Aquades Larutan sukrosa 0,20 M

CARA KERJA Plasmolisis Menyayat permukaan bagian bawah (bagian yang berwarna ungu merah) daun Rhoe discolor. Meletakkan sayatan tersebut pada kaca benda yang telah ditetesi aquades dan menutup dengan kaca penutup secara hati-hati. Mengamati di bawah mikroskop (pengamatan dalam kedaan normal). Melarutkan sukrosa dalam cawan petri, merendam sayatan daun Rhoe discolor ke dalam larutan sukrosa selama 5 menit. Mengambil sayatan dan meletakkan pada kaca benda dan menutup dengan kaca penutup, kemudian mengamati di bawah mikroskop. Mencatat semua perubahan yang terjadi terutama waktu terjadinya plasmolisis. Deplasmolisis Menyayat permukaan bagian bawah (bagian yang berwarna ungu merah) daun Rhoe discolor. Melarutkan sukrosa dalam cawan petri, merendam sayatan daun Rhoe discolor ke dalam larutan sukrosa. Mengambil sayatan dan meletakkan pada kaca benda kemudian menyaringnya menggunakan kertas saring untuk menghilangkan sukrosa pada daun Rhoe discolor sampai benar-benar kering. Setelah kering, meneteskan aquades dan menutup dengan kaca penutup secara hati-hati. Mengamati di bawah mikroskop. Memperhatikan deplasmolisis. perubahan yang terjadi terutama jika terjadi

TEORI DASAR Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada dalam larutan hipertonik. Plasmolisis dapat memberikan gambaran untuk menentukan besarnya nilai osmosis sebuah sel. Jika sel tumbuhan ditempatkan dalam larutan yang hipertonik terhadap cairan selnya, maka air akan keluar dari sel tersebut sehingga plasma akan menyusut. Bila hal ini berlangsung terus menerus, maka plasma akan terlepas dari dinding sel disebut plasmolisis. Jika sel tumbuhan, misalnya sel Spirogyra di letakkan dalam larutan yang hipertonik terhadap sitosol sel tersebut , maka air yang berada dalam vakuola merembes keluar dari sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dindidng sel. Terlepasnya protoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Jika sebatang tanama air tawar atau darat di letakkan ke dalam air laut, selselnya dengan cepat kehilangan turgornya dan tanaman tersebut menjadi layu. Hal ini disebabkan karena air laut itu hipertonik terhadap sitoplasma. Dengan demikian air berdifusi dari sitoplasma ke air laut sehingga sel-sel itu mengkerut. Keadaan ini disebut plasmolisis (Kimball, 1994). Apabila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis adalah hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel yang disebut krenasi dan pada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut plasmolisis.

56

HASIL PENGAMATAN Sel Rhoe discolor + Sukrosa (plasmolisis) Perbesaran 40 x 10 Keterangan : Dinding sel Protoplasma Ruang antar sel lisis

Menurut Literatur:

Keterangan: Dinding Sel Protoplasma Membran sel

Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmolisis): Diakses pada hari Minggu, 1 November 2009

Sel Rhoe discolor (Deplasmoisis) Perbesaran 10 x 10 Keterangan : Dinding sel Stomata Protoplasma Ruang antar sel

Berdasarkan Literatur :

Keterangan: Dinding Sel

Protoplasma Membran sel

55

Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmolisis): Diakses pada hari Minggu, 1 November 2009

ANALISIS DATA Proses Plasmolisis Pada percobaan pertama, sebelum sel tumbuhan Rhoe discolor ditetesi dengan larutan sukrosa. Saat sel tumbuhan Rhoe discolor diletakkan pada kaca benda yang sudah diberi aquades, sel masih dalam keadaan semula yaitu membran sel masih melekat pada dinding sel dan cairan sel masih berada dalam protoplasma, akan tetapi keadaan sel tampak membengkak. Keadaan sel ini disebabkan oleh masuknya air kedalam protoplasma yang mengakibatkan volume air di dalam vakuola sel menjadi bertambah. Masuknya air kedalam protoplasma sel terjadi karena air diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah) sedangkan cairan sel bersifat hipertonis (potensial air tinggi).

Kemudian, saat medium sel tumbuhan Rhoe discolor diganti dengan larutan sukrosa, dan diamati sekitar lima menit, plasma sel menjadi mengkerut dan terdapat jarak antara dinding sel dengan membran sel. Hal ini dikarenakan cairan diluar sel (larutan sukrosa) memiliki potensial air/konsentrasi larutan lebih tinggi (hipertonis) dibandingkan dengan cairan dalam sel. Akibatnya, vakuola sel kehilangan air lebih banyak karena air berdifusi keluar sel dan akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membrane sel.

Proses Deplasmolisis Pada percobaan yang kedua, yaitu saat medium sel tumbuhan Rhoe discolor diganti kembali dengan aquades, setelah diamati kurang lebih lima menit maka keadaan sel kembali menjadi seperti semula. Yakni membran sel melekat kembali pada dinding sel dan terjadi pembengkakan pada protoplasma sel. Ini disebabkan karena sel dimasukkan kedalam cairan yang bersifat hipotonis maka air akan masuk kedalam sel dan protoplasma sel kembali mengembang. Atau dengan kata lain, sel mengalami deplasmolisis.

KESIMPULAN Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa cairan sel biasanya bersifat hipertonik (potensial air tinggi) dan cairan di luar sel bersifat hipotonik (potensial air rendah), sehingga air akan mengalir masuk ke dalam sel sampai antara kedua cairan isotonik. Apabila suatu sel di letakkan dalam larutan yang hipertonik terhadap sitoplasma maka air di dalam sel akan berdifusi keluar sehingga sitoplasma mengerut dan terlepas dinding sel yang disebut plasmolisis. Sedangkan, apabila sel kemudian di masukkan ke dalam cairan yang hipotonik maka air akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma kembali mengembang atau disebut mengalami

55

deplasmolisis. Dari data pengamatan yang diperoleh daun Rhoe discolor mengalami plasmolisis setelah direndam dalam larutan sukrosa. Di mana hal ini terlihat dengan terlepasnya (mengerut) protoplasma dari dinding sel. Daun Rhoe discolor yang dikeringkan dari larutan sukrosa dan ditetesi dengan aquades setelah diamati di bawah mikroskop kembali ke kadaan awal atau telah terjadi deplasmolis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmolisis

Anonim, http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmolisis Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga Nasir, Mohammad dkk.1992. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Noorhidayati dan Siti Wahidah Arsyad. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarmasin : FKIP UNLAM Purnomo, dkk. 2005. Biologi Kelas XI Jilid 2a SMA. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka