5 osteomielitis 51 60

12
Askep Osteomyelitis Asuhan Keperawatan Klien dengan Osteomyelitis (By Iwan Sain, S.Kp) Defenisi Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomeilitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut : Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang- kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995). Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990). Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997) Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang- kadang haemophylus influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus. Tetapi juga Haemophylus influenzae, streplococcus dan organisme lain dapat juga menyebabkannya osteomyelitis adalah infeksi lain. Etiologi Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana Created By Iwan Sain, S.Kp Kep. Medikal Bedah III 51

Upload: ilham-zulfichar-halim

Post on 05-Dec-2014

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

my osteo

TRANSCRIPT

Page 1: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

Asuhan Keperawatan Kliendengan Osteomyelitis

(By Iwan Sain, S.Kp)

Defenisi

Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan

daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons

jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan

involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).

Osteomeilitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi

kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. Beberapa ahli

memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :

Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang

yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang

Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).

Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).

Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang

disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)

Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang

panjang yang disebabkan oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang

haemophylus influenzae, infeksi yang hampir selalu disebabkan oleh

staphylococcus aureus. Tetapi juga Haemophylus influenzae,

streplococcus dan organisme lain dapat juga menyebabkannya

osteomyelitis adalah infeksi lain.

Etiologi

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari

fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi,

infeksi saluran nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen

biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma dimana terdapat resistensi

rendah kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas).

Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak

(mis. Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi

langsung tulang (mis, fraktur ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung

tulang (mis. Fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak,

pembedahan tulang.

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

51

Page 2: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang

nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu,

pasien yang menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit,

mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi

sebelum operasi sekarang atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula

yang menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka

mengeluarkan pus, mengalami nekrosis insisi marginal atau dehisensi luka,

atau memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi.

Klasifikasi

Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu :

1. Osteomyelitis Primer Kuman-kuman mencapai tulang secara langsung

melalui luka.

2. Osteomyelitis Sekunder Adalah kuman-kuman mencapai

tulang melalui aliran darah dari suatu focus primer ditempat lain (misalnya

infeksi saluran nafas, genitourinaria furunkel).

Sedangkan osteomyelitis menurut perlangsungannya dibedakan atas :

a. Steomyelitis akut

Nyeri daerah lesi

Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional

Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka

Pembengkakan lokal

Kemerahan

Suhu raba hangat

Gangguan fungsi

Lab = anemia, leukositosis

b. Osteomyelitis kronis

Ada luka, bernanah, berbau busuk, nyeri

Gejala-gejala umum tidak ada

Gangguan fungsi kadang-kadang kontraktur

Lab = LED meningkat

Osteomyelitis menurut penyebabnya adalah osteomyelitis biogenik yang

paling sering :

Staphylococcus (orang dewasa)

Streplococcus (anak-anak)

Pneumococcus dan Gonococcus

Insiden

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

52

Page 3: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

Osteomyelitis ini cenderung terjadi pada anak dan remaja namun demikian

seluruh usia bisa saja beresiko untuk terjadinya osteomyelitis pada umumnya

kasus ini banyak terjadi laki-laki dengan perbandingan 2 : 1.

Patofisiologi

Staphylococcus aurens merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.

Organisme patogenik lainnya sering dujumpai pada osteomielitis meliputi

Proteus, Pseudomonas dan Ecerichia coli. Terdapat peningkatan insiden

infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram negatif dan anaerobik.

Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3

bulan pertama (akut fulminan stadium I) dan sering berhubungan dengan

penumpukan hematoma atau infeksi superfisial. Infeksi awitan lambat

(stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan.

Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran

hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.

Respons inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan

Vaskularisas dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh

darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis

tulang sehubungan dengan peningkatan dan dapat menyebar ke jaringan

lunak atau sendi di sekitarnya, kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal,

kemudian akan terbentuk abses tulang.

Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan; namun yang lebih

sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang

terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti

pada rongga abses pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak

mudah mencair dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan

menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan

tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak

terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang tetap

rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan

osteomielitis tipe kronik.

Manifestasi Klinis

Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi

dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut

nadi cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

53

Page 4: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

gejala lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke

korteks tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian

yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien

menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan

gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.

Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau

kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi

membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.

Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir

keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,

pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi

pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.

Evaluasi Diagnostik

Pada osteomielitis akut, pemeriksaan sinar – x awal hanya menunjukkan

pembengkakan jaringan lunak. Pada sekitar 2 minggu terdapat daerah

dekalsifikasi ireguler, nekrosis tulang baru. Pemindaian tulang dan MRI dapat

membantu diagnosis definitif awal. Pemeriksaan darah memperlihatkan

peningkatan leukosit dan peningkatan laju endap darah. Kultur darah dan

kultur abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.

Pada osteomielitis kronik, besar, kavitas iregular, peningkatan periosteum,

sequestra atau pembentukan tulang padat terlihat pada sinar – x. pemindaian

tulang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi area infeksi. Laju sedimentasi

dan jumlah sel darah putih biasanya normal. Anemia, dikaitkan dengan infeksi

kronik. Abses ini dibiakkan untuk menentukan organisme infektif dan terapi

antibiotik yang tepat.

Pencegahan

Sasaran utamanya adalah Pencegahan osteomielitis. Penanganan infeksi lokal

dapat menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi

jaringan lunak pada mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti

dan perhatian terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan dapat

menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.

Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang

memadai saat pembedahan dan selama 24 jam sampai 48 jam setelah operasi

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

54

Page 5: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

akan sangat membantu. Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptik akan

menurunkan insiden infeksi superfisial dan potensial terjadinya osteomielitis.

Penatalaksanaan

Daerah yang terkana harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan

dan mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin hangat

selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran daerah.

Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi,

Kultur darah dan swab dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi

organisme dan memilih antibiotika yang terbaik. Kadang, infeksi disebabkan

oleh lebih dari satu patogen.

Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi antibiotika

intravena, dengan asumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang peka

terhadap penisilin semi sintetik atau sefalosporin. Tujuannya adalah

mengentrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat

terjadinya trombosis. Pemberian dosis antibiotika terus menerus sesuai waktu

sangat penting untuk mencapai kadar antibiotika dalam darah yang terus

menerus tinggi. Antibiotika yang paling sensitif terhadap organisme penyebab

yang diberikan bila telah diketahui biakan dan sensitivitasnya. Bila infeksi

tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral dan dilanjutkan

sampai 3 bulan. Untuk meningkatkan absorpsi antibiotika oral, jangan

diminum bersama makanan.

Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang

yang terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik

diangkat dan daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin fisiologis

steril. Tetapi antibitika dianjurkan.

Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan ajuvan terhadap debridemen

bedah. Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan involukrum secukupnya

supaya ahli bedah dapat mengangkat sequestrum). Kadang harus dilakukan

pengangkatan tulang untuk memajankan rongga yang dalam menjadi

cekungan yang dangkal (saucerization). Semua tulang dan kartilago yang

terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi penyembuhan yang

permanen.

Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau

dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

55

Page 6: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

grafting dikemudian hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk

mengontrol hematoma dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan

salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan

pemberian irigasi ini.

Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk

merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi

dengan transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot

diambil dari jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh).

Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan asupan

darah kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang dan eradikasi

infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk

menyakinkan penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang,

kemudian memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau

alat penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya patah tulang.

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

56

Page 7: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian

o Pasien yang datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri lokal,

pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari

sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.

o kaji adanya faktor risiko (mis. Lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka

panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.

o Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut dan melakukan

gerakan perlindungan.

o Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan umum akibat

reaksi sistemik infeksi.

o Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamasi,

pembengkakan nyata, hangat yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat

terlihat. Pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik

infeksi.

o Pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh.

o Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu mungkin minimal, yang

terjadi pada sore dan malam hari.

Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan pasien dengan

osteomielitis dapat meliputi yang berikut :

1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan

2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, alat

imobilisasi dan keterbatasan beban berat badan

3. Risiko terhadap penyebaran infeksi, pembentukan abses tulang

4. Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan

Perencanaan dan Implementasi

Sasaran, sasaran pasien meliputi :

1. peredaan nyeri,

2. perbaikan mobilitas fisik dalam batas-batas terapeutik,

3. kontrol dan eradikasi infeksi dan

4. pemahaman mengenai program pengobatan.

Intervensi Keperawatan

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

57

Page 8: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

Peredaan nyeri

o imobilisasikan bagian yang terkena dengan bidai untuk mengurangi

nyeri dan spasme otot.

o Sendi diatas dan dibawah bagian yang terkena harus dibuat

sedemikian sehingga masih dapat digerakkan sesuai rentangnya namun

dengan lembut. Lukanya sendiri kadang terasa sangat nyeri dan harus

ditangani dengan hati-hati dan perlahan.

o Tinggikan bagian yang terkena untuk mengurangi pembengkakan dan

ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.

o Pantau Status neurovaskuler ekstremitas yang terkena.

o Lakukan Teknik manajemen nyeri seperti massage, distraksi, relaksasi,

hipnotik untuk mengurangi persepsi nyeri dan kolaborasi dengan medis

untuk pemberian analgetik.

Perbaikan Mibilitas Fisik.

o Program pengobatan dengan membatasi aktivitas.

o Liindungi tulang dengan alat imobilisasi dan hindarkan stres pada tulang

karena Tulang menjadi lemah akibat proses infeksi.

o Berikan pemahaman tentang rasional pembatasan aktivitas.

o Partisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari dalam batas fisik tetap

dianjurkan untuk mempertahankan rasa sehat secara umum.

Mengontrol Proses Infeksi.

o Pantau respons pasien terhadap terapi antibiotika.

o Observasi tempat pemasangan infus tentang adanya i flebitis atau

infiltrasi.

o Bila diperlukan pembedahan, harus dilakukan upaya untuk meyakinkan

adanya peredaran darah Yang mewadai (pengisapan luka untak mencegah

penumpukan cairan, peninggian daerah untuk memperbaiki aliran balik

vena, menghindari tekanan pada daerah Yang di-graft) untuk

mempertahankan imobilitas Yang dibutuhkan, dan untuk memenuhi

pembatasan beban berat badan.

o Pantau kesehatann urnum dan nutrisi pasien.

o Berikan diet protein seirnbang, vitamin C dan vitamin D dipilih untak

meyakinkan adanya keseimbangan nitrogen dan merangsang

penyembuhan.

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

58

Page 9: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di

Rumah

o Pasien harus dalam keadaan stabil secara medis dan telah termotivasi,

dan keluarga harus mendukung. Lingkungan rumah harus bersifat

kondusif terhadap promosi kesehatan dan sesuai dengan program

terapeutik.

o Pasien dan keluarganya harus memahami benar protokol antibiotika.

o Ajarkan cara teknik balutan secara steril dan teknik kompres hangat.

Pendidikan pasien sebelum pemulangan dari rurnah sakit dan supervisi

serta dukungan Yang memadai dari perawatan di rumah sangat penting

dalam keberhasilan penatalaksanaan osteomielitis di rumah.

o Pantau dengan cermat mengenai bertambahnya daerah nyeri atau

peningkatan suhu Yang mendadak. Pasien diminta. untuk melakukan

observasi dan melaporkan bila terjadi peningkatan suhu, keluarnya pus,

bau, dan bertambahnya inflamasi.

EvaluasiHasil yang Olharapkan

1. Mengalami peredaan nyeri

a. Melaporkan berkurangnya nyeri

b. Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya Infeksi

c. Tidak mengalarni ketidaknyamanan bila bergerak

2. Peningkatan mobilitas isik

a. Berpartisipasi-dalam aktivitas perawatan~diri

b. Mempertahankan fungsi penuh ekstremitas Yang sehat

c. Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat bantu dengan

aman

3. Tiadanya infeksi

a. Memakai antibiotika sesuai resep

b. Suhu badan normal

c. Tiadanya pembengkakan

d. Tiadanya pus

e. Angka leukosit dan laju endap darah kembali non-nal

f. Biakan darah negatif

4. Mematuhi rencana terapeutik

a. Memakai antibiotika sesuai resep

b. Melindungi tulang yang lemah

c. Memperlihatkan perawatan luka yang benar

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

59

Page 10: 5 Osteomielitis 51 60

Askep Osteomyelitis

d. Melaporkan bila ada masalah segera

e. Makan diet seimbang dengan tinggi protein dan vitamin C dan D

f. Mematuhi perjanjian untuk tindak lanjut

g. Melaporkan peningkatan kekuatan

h. Tidak melaporkan peningkatan suhu badan atau kambuhan nyeri,

pembengkakan, atau gejala lain di tempat terrsebut.

Created By Iwan Sain, S.KpKep. Medikal Bedah III

60