5. actuating ( mashita )

Upload: mashitadyah

Post on 06-Mar-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Actuating

TRANSCRIPT

5. Actuating ( Pelaksanaan / Pergerakan )1) Definisi ActuatingFungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (Disingkat POAC), yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling (pengendalian). Dari seluruh rangkaian proses manajemen, penggerakan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama, dan mempunyai arti serta perananan yang sangat penting. Sebab dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi atau manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi penggerakan inilah, maka ketiga fungsi manajemen yang lain baru efektif. ( Mulyono. 2009)Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa, actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota organisasi sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan sasaran anggota-anggota organisasi tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. (Mulyono. 2009)Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap individu dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Jadi penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabkan suatu organisasi dapat berjalan.2) Tujuan fungsi actuating Rangkaian tindakan atau program kerja yang telah ditentukan pada tahap perencanaan kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pelaksanaan. Menggerakkan adalah sama artinya dengan pelaksanaan. Pelaksanaan adalah proses dilakukan dan digerakkannya perencanaan. Fungsi pelaksanaan merupakan proses manajemen untuk merealisasikan hal-hal yang telah disusun dalam fungsi perencanaan. Fungsi actuating haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif. Menurut Azwar (1996), Tujuan fungsi actuating (penggerakan) adalah : (1) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien (2) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf (3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan (4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf (5) Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.Sedangkan Tujuan fungsi actuating (penggerakan), Menurut Winanti (2009) adalah : (1) Mengembangkan rasa tanggung jawab Mengembangkan sikap pada bawahan untuk tidak menerima apabila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. (2) Pemberian komandoMemberi perintah, instruksi, direktif, meminta laporan dan pertanggungjawaban, memberi teguran dan pujian. (3) Mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung, (4) Pemeliharaan moral dan disiplin Mendidik serta memberi contoh kepada bawahan tentang apa yang baik dan patut dilaksanakan, menjaga ketertiban, kesopanan dan kerukunan. (5) Komunikasi Berbicara dengan bawahan, memberi penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat, meminta keterangan, memberikan nota, mengadakan pertemuan, rapat briefing, pelajaran, wejangan dan sebagainya. (6) Human Relation Memperhatikan nasib bawahan sebagai manusia dan selalu ada keseimbangan antara kepentingan pribadi pegawai, mengembangkan kegembiraan dan semangat kerja yang sebaik-baiknya dan kepentingan umum organisasi.(7) Leadership Menunjukkan dan membuat bawahan merasa bahwa mereka dilindungi dan dibimbing, bahwa mereka mempunyai seorang sumber pimpinan dan penerangan dalam menghadapi kesulitan dan masalah pekerjaan maupun pribadi keluarga (inti penggerakan). (8) Pengembangan Eksekutif Berusaha agar setiap bawahan dapat mengambil keputusan sendiri yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan/tugas masing-masing, agar setiap bawahan terbuka dan atas prakarsa sendiri selalu berusaha untuk menekan biaya, memperkuat disiplin, meningkatkan mutu kerja dan sebagainya.3) Klasifikasi Tingkatan Manejer dan KeterampilannyaManajer merupakan seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi: manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). (1) Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).(2) Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.(3) Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan. (Wijayanto. 2012; Manulang. 2012)4) Pengetahuan dan Keterampilan yang Harus Dimiliki Seorang Manejer(1) MotivasiMotivasi merupakan suatu kekuatan (power), tenaga (forces), daya (energy), atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Gibson (1985) menyatakan dalam mempertimbangkan motivasi, perlu diperhatikan faktor-faktor fisiologikal, psikologikal, dan lingkungan (environmental) sebagai faktor-faktor yang penting. 1. Konsep Dasar Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan rangkaian. kegiatan dalam suatu perilaku (Adi, 1994). Lebih lanjut, Sudisman (1986) menyatakan bahwa motivasi tidak dapat diamati secar langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah laku seseorang. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pernyataan ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (a) motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri tiap individu, (b) motivasi ditandai oleh adanya rasa atau feeling afeksi seseorang, dan (c) motivasi dirangsang karena adanya tujuan.2. Teori MotivasiTeori Hirarki Kebutuhan Maslow Teori hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa faktor pendorong yang menyebabkan seseorang mau bekerja keras adalah motivasi yang berasal dari aneka kebutuhan manusia untuk memenuhi kehidupan yang tersusun secara hirarkis menurut kepentingannya. Hirarki kebutuhan tersusun sebagaimana piramida yang tertata dalam lima tingkatan kebutuhan. Tingkatan piramida paling bawah menunjukkan kebutuhan manusia paling mendasar kemudian berurutan meningkat pada level piramida paling tinggi yang menunjukkan tingkat kebutuhan manusia yang tertinggi. Bila sebuah kebutuhan telah terpenuhi oleh seseorang maka kebutuhan yang lebih tinggi segera menjadi kebutuhan baru yang harus dicapai.

Gambar Hirarki Kebutuhan Maslow (Maslow, A. (1970) .Motivation and personaIity(2nd ed.). New York: Harper & Row; reprinted by permission of Harper Collins Publishers.)

Tabel Ringkasan Teori Kebutuhan Maslow

Pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif. ( Maslows Hierarchy of Needs.2010 )

DAPUSAzwar, Azrul.1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara.Manulang, M.2012. Dasar--Dasar Manajemen. Cetakan ke--20.Yogjakarta : Gadjah Mada University Press.Maslows Hierarchy of Needs. (2010).http://www.broadreachtraining.com/articles/armaslow.htm ( akses 17 November 2015)Mulyono, 2009, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Winanti, Marliana Budhiningtias. 2009. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol 7. No 2.