49 days

35
Pagi yang begitu indah, angin semilir seolah mengikuti kemanapun kaki ingin berjalan. Santi adalah seorang gadis ceria yang tinggal bersama keluarganya yang sangat menyayanginya. Ayahnya bernama Sutardi, dan Ibunya bernama Puspita. Santi adalah anak tunggal, karena hidup berkecukupan Santi menjadi anak yang manja tapi baik hati juga sangat periang. Santi bersekolah di Universitas Diponegoro. Di Kampus, Santi dipandang sebagai gadis remaja yang baik hati dan juga periang. Dia mempunyai dua sahabat yang sangat menyanyanginya, Chacha dan Mischa. Sahabat yang selalu ada saat Santi sedang sedih ataupun Bahagia. Santi : “Ayah, aku pulang.” (sambil memeluk sang ayah) Sutardi : “Iya putriku sayang, bagaimana di Kampus tadi? Untuk beberapa hari ini ayah akan berangkat ke luar negeri untuk menyelesaikan tugas di kantor.”

Upload: dianintanpandini

Post on 25-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

49 Days

TRANSCRIPT

Pagi yang begitu indah, angin semilir seolah mengikuti kemanapun kaki ingin berjalan. Santi adalah seorang gadis ceria yang tinggal bersama keluarganya yang sangat menyayanginya. Ayahnya bernama Sutardi, dan Ibunya bernama Puspita. Santi adalah anak tunggal, karena hidup berkecukupan Santi menjadi anak yang manja tapi baik hati juga sangat periang. Santi bersekolah di Universitas Diponegoro. Di Kampus, Santi dipandang sebagai gadis remaja yang baik hati dan juga periang. Dia mempunyai dua sahabat yang sangat menyanyanginya, Chacha dan Mischa. Sahabat yang selalu ada saat Santi sedang sedih ataupun Bahagia.

Santi

: Ayah, aku pulang. (sambil memeluk sang ayah)

Sutardi

: Iya putriku sayang, bagaimana di Kampus tadi? Untuk beberapa hari ini ayah akan berangkat ke luar negeri untuk menyelesaikan tugas di kantor.

Santi

: Hari ini gak ada yang spesial ayah, ayah mau pergi? Terus aku di rumah sama siapa? Bakal kesepian donk tanpa ayah.

Puspita: (Jalan) Santi putriku kan masih ada ibu di rumah, kamu tidak akan pernah kesepian.

Santi

: Ibuuu. (sambil memeluk Ibunya)

Seperti biasanya, Santi sebelum berangkat ke Kampus sarapan pagi bersama ke dua orang tuanya.

Santi

: Ayah, ibu aku sangat buru-buru, sudah terlambat. (sambil mencium tangan ayah ibunya)

Puspita: Hati-hati nak.

Sesampainya di Kampus dia melihat Chacha menangis di kantin. Santi pun menghampiri sahabatnya itu.

Santi

: Chacha kamu kenapa? Apa ada masalah dengan kamu, cerita dong sama aku, aku kan sahabat kamu.

Chacha

: Santi (memeluknya) ayah dan ibuku bercerai, dan aku harus memilih tinggal bersama dengan siapa? Aku gak bisa memilih salah satu dari mereka, rasanya aku pengen kabur dari rumah. Di rumah itu rasanya udah gak betah.

Santi

: Udah jangan nangis lagi (mengusap air mata Chacha) aku tahu kok perasaan kamu kayak gimana, oke kalau gitu kamu tinggal di rumah aku, bagaimana? Ayah dan ibuku pasti senang menerima kamu, dan aku sudah tidak kesepian lagi di rumah karena ada kamu.

Chacha

: Emangnya bolehnya? aku gak enak sama keluarga kamu.

Santi

: Ya tentu saja boleh, udah gak apa-apa kok. Sekarang kita pulang ke rumah kamu, beresin pakaian kamu, dan kamu tinggal di rumah aku, oke?

Chacha

: makasih banget ya, kamu memang sahabat aku yang paling baik. (memeluk Santi)

Sejak saat itu Santi dan Chacha sekarang tinggal satu rumah, semua biaya kuliah Chacha ditanggung oleh keluarga Santi, sampai sekarang Chacha bekerja di kantor ayah Santi sebagai sekertaris, karena sejak Chacha pindah ke rumah Santi ayah dan ibunya sama sekali tidak mengurusi dia lagi.

Di kampus Santi mempunyai musuh bebuyutan yang bernama Andika. Andika adalah murid pindahan dari Amerika yang super duper nyebelin, tapi sebenarnya dia orang yang sangat baik.

Santi

: Tolong tolong tolong aku. (teriak-teriak)

Tanpa sengaja Andika mendengar suara itu, dan langsung berlari untuk menolong gadis yang minta tolong itu.

Andika

: Di mana kamu?

Santi

: Aku disini, kemarilah bantu aku.

Andika

: Ada apa sih teriak-teriak, ganggu orang istirahat saja.

Santi

: Itu (menunjuk sepeda yang terjatuh di bawah) tolong bantu aku untuk mengambil sepeda ku yang ada dibawah sana.

Andika pun tidak tega, dia pun mengambilkan sepeda milik Santi walau dalam hatinya sangat kesal pada Santi.

Andika

: Ini sepedamu, jangan sampai aku mendengar kamu berteriak seperti ini lagi. Itu akan sangat mengganggu aku.

Santi

: Terima kasih terima kasih. (membungkukkan kepala)

Hari ini hari yang sangat dinantikan oleh Santi juga keluarganya, karena hari ini adalah hari pertunangan Santi dengan Dicky. Dicky adalah orang yang menolong Santi saat dia tersesat di hutan. Ayahnya memberikan pekerjaan pada Dicky, hingga sekarang Dicky bertunangan dengan Santi. Sebelum bertunangan Santi mencoba baju yang ingin dia pakai saat hari pertunangan, karena Santi memilih dua baju, pikirnya baju yang satu untuk Chacha. Saat akan mambawakan baju itu kepada Chacha, dia menyetir mobil sendiri. Pada saat lampu merah dia melihat dari kaca mobil yang ada di depannya ternyata mobil Dicky, dan kagetnya disamping Dicky ada Chacha. Santi berusaha menelepon Dicky, tapi HP Santi terjatuh. Santi pun berusaha untuk mengambilnya, naasnya dia kecelakaan mobil yang mengakibatkan dia koma.

Malaikat pencabut nyawapun mengajak roh Santi untuk mengajaknya pergi ke rumah sakit. Betapa terkejutnya Santi saat melihat tubuhya terbaring koma di rumah sakit. Melihat ayah dan ibunya menangis, juga melihat kedua sahabatnya juga menangis. Begitu juga dengan orang yang sangat Santi benci Andika juga ada disitu dan tunangannya Dicky.

Santi

: Itu tubuhku, benarkah itu aku? bagaimana ini bisa terjadi padaku.

Malaikat: Iya itu kamu, kamu sekarang sudah menjadi seorang roh. Kamu tahu kenapa kamu menjadi seperti ini? karena ini belum waktunya kamu meninggal, jadi kamu punya waktu 49 hari untuk menemui orang yang kamu sayang, dan kamu akan hidup kembali jika kamu mendapatkan 3 air mata tulus dari orang yang menyanyangi kamu.

Santi

: Orang yang menyanyangiku? (muka kaget) semua orang yang ada disini menyanyangiku. Mereka pasti akan menangis untukku.

Malaikat: (menggandeng tangan Santi) sini aku tunjukkan air mata dari orang yang tulus murni 100% dengan air mata palsu.

Merekapun melihat orang yang baru meninggal, disitu ada orang banyak yang menangis untuk orang yang meninggal itu.

Malaikat: Lihat orang yang memakai baju hitam?

Santi

: Memangnya kenapa? Orang itu menangis kok.

Malaikat: Iya itu menangis, tapi air mata itu palsu bukan tulus. Coba bandingkan dengan orang yang memakai baju putih.

Santi

: Orang itu juga menangis.

Malaikat: Orang itu menangis dengan tulus, tanpa mengharap apa-apa dari orang yang meninggal. Jadi kamu harus bisa menemukan orang yang benar-benar tulus mencintai kamu.

Santi

: Aku pasti akan menemukannya, karena orang disekelilingku pastinya sangat mencintai aku.

Setelah menjadi roh Santi pun harus mencari orang untuk tubuhnya masuk kedalam tubuh itu. Hingga suatu ketika Santi bertemu pada seorang gadis. Gadis ini bernama Luna. Luna adalah gadis yang tinggal sendiri tanpa keluarga, dia tinggal di kontrakan yang sangat kecil. Luna bekerja pada malam hari sekitar pukul 23.00-04.00, dia bekerja sebagai gadis pembuat kopi di sebuah restoran. Setelah pulang kerja biasanya Luna tidur. Pada saat tidurlah Santi dapat masuk ketubuh Luna.

Santi

: Kakak, aku pinjam tubuhmu selama 49 hari. Aku tidak akan menyakiti kakak, aku akan selalu menjaga tubuh kakak dengan sebaik-baiknya. Sampai aku mendapatkan 3 air mata yang murni dari orang yang tulus menyanyangiku.

Luna

: (tidur nyenyak)

Setelah masuk ke tubuh Luna. Santi bergegas untuk mencari apa yang menjadi tujuannya. Dia pergi ke restoran milik Andika. Teman yang dulu menjadi musuh bebuyutan selama kuliah di Universitas Diponegoro. Santi melamar kerja di tempat Andika.

Santi

: Aku ingin melamar kerja di sini, bolehkah aku kerja ditempat ini?

Jessica

: Sebentar aku panggilkan bos Andika dulu. (wajah sinis)

Andika

: Kamu mau keja disini, apa kamu bisa menjadi pelayan disini? Baiklah, aku akan menerimamu bekerja disini.

Santi

: Terima kasih terima kasih (menundukkan kepala) tapi bolehkah aku meminta 1 permintaan saja. Aku bekerja dari jam 17.00-23.00. Boleh tidak? Aku mohon. (muka memelas)

Andika

: Belum bekerja saja sudah berani melunjak kamu! Tapi, baiklah akan aku terima permintaan kamu. Tapi, akan aku potong gaji kamu, bagaimana?

Santi

: Baiklah, tidak apa-apa. Demi pekerjaan ini, kalau begitu aku pulang dulu. Besok aku akan ke sini untuk bekerja. Selamat siang, sekali lagi terima kasih. (menundukkan kepala)

Saat Santi pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya, tanpa sengaja dia bertemu dengan Chacha. Sahabat yang tinggal satu rumah dengan dia, pada saat masih kuliah. Santi ingin menyapanya, tapi Dicky datang menghampiri Chacha. Santi pun kaget dan dia bersembunyi. Setelah Dicky dan Chacha pergi, Santi berusaha mengikuti mereka dari belakang.

Betapa terkejutnya dia saat melihat Dicky dan Chacha masuk hotel. Santi pun terus mengikutinya dari belakang dan dia mendengar percakapan antara Dicky dan Chacha.

Chacha

: Bagaimana ini Dic? Bagaimana ini bisa terjadi pada Santi. Aku sangat takut bila keluarga Santi mengetahui bahwa kita mempunyai hubungan yang sangat rahasia.

Dicky

: Sudahlah jangan khawatir, ini akan baik-baik saja pada akhirnya. Kamu jangan seperti ini. Apa kamu tidak ingat tentang misi kita saat kita pertama ketemu dulu! Kita akan merebut semua harta keluarga Santi dan kita akan hidup tenang. Kita akan meninggalkan Indonesia dan pergi ke Singapura. Jika kamu diam, ini semua akan baik-baik saja.

Chacha

: Bagaimana aku bisa tenang. Santi koma seperti itu karena perbuatan kita. Jika Santi tahu, apa dia akan memaafkan kesalahan kita ini? Aku terkalu takut untuk menghadapi Santi sendirian.

Dicky

: Santi akan baik-baik saja. Percayalah padaku. Aku akan selalu menemani kamu saat susah ataupun senang. Sudahlah jangan menangis. (memeluk Chacha)

Diluar kamar Santi mendengarkan pembicaraan itu semua. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa Dicky tunangannya sendiri dan Chacha sahabatnya sendiri tega melakukan ini semua padanya. Santi pun menangis sejadi-jadinya. Tanpa dia sadar bahwa dia menangis dengan tubuh Luna, bukan tubuhnya sendiri.

Sudah 15 hari Santi belum juga mendapatkan 3 air mata itu. Dia pun menyadari bahwa memang susah mendapatklan air mata yang tulus mencintai dirinya. Tidak seperti yang dia pikirkan saat pertama kali menjadi roh. Malaikat pencabut nyawapun datang dan mengageti Santi.

Malaikat: Bagaimana dengan orang-orang yang kau bilang sangat mencintaimu? Apakah kamu sudah menemukan orang yang benar-benar tulus mencintai kamu?

Santi

: Kamu memang benar, bahwa tidak ada orang yang tulus menyanyangiku kecuali ayah dan ibuku. (menangis)

Malaikat: Ah, benar-benar manusia ini, bisanya cuma nangis. Aku bingung dengan manusia sekarang. Makanya aku sangat benci dengan kehidupan manusia yang penuh dengan kepalsuan.

Keesokan harinya Santi pergi menemui sahabat-sahabatnya sewaktu dia kuliah. Tapi, apa daya sahabatnya tak ada yang menangis satupun. Dia teringat pada Mischa,mungkin Mischa akan menangis untukku,pikirnya. Santi pun menemui Mischa yang bekerja pada toko roti.

Santi

: Mischa, kita bertemu lagi. Aku sangat senang bisa ketemu kamu di sini. Apa kamu bekerja di sini?

Mischa

: Oh kamu Santi bukan, orang yang bekerja di tempat Andika? Senang juga bisa bertemu dengan kamu lagi. Iya, aku bekerja di sini. Terus kamu ngapain ke sini?

Santi

: Iya, ini aku. Aku ingin mengobrol banyak dengan kamu. Bolah nggak?

Mischa

: Tentu saja boleh, mari silahkan duduk.

Santi pun bertanya pada Mischa bagaiman hubungannya dengan Santi dulu sampai sekarang. Bagaiman sifat Santi dan apakah Santi itu orangnya sangat menyebalkan. Mischa pun menjawab dengan panjang lebar, Santi berharap dengan bertanya seperti itu akan membuat Mischa menangis, tapi dia juga tidak menangis. Santi pun mulai putus asa.

Malam harinya, Santi keluar dari tubuh Luna dan Luna pun merasakan hal yang aneh pada dirinya. Tiba-tiba rumahnya menjadi sangat bersih, dan dia mempunyai shampoo yang biasanya tidak pernah mencuci rambutnya dengan shampoo. Luna pun kembali bekerja, dan pulang pada waktunya.

Keesokan harinya Santi pun bergegas ingin pergi ke rumah sakit. Tanpa disangka dia bertemu dengan ibunya yang sedang berbicara serius dengan Dicky.

Dicky

: Ibu, aku ingin bicara serius pada ibu.

Puspita: Kamu ingin berbicara apa? Apa ini masalah Santi?

Dicky

: Bukan ibu. Ini masalah ayah. Sebenarnya ayah mempunyai penyakit kanker otak stadium 4. Kanker itu harus diangkat dari otak ayah, karena jika tidak ayah akan meninggal dunia.

Puspita: (menangis sejadi-jadinya) kenapa ayah Santi tidak mengatakan apa-apa padaku. Aku sangat terpukul, kalau begitu besok lakukan operasi untuk ayah Santi.

Dicky

: Tapi masalahnya ayah tidak mau dioperasi jika Santi belum sadar. Makanya aku bilang sama ibu tentang masalah kesehatan ayah. Aku berharap ibu bisa membujuk ayah supaya mau dioperasi.

Santi yang mendengarnya sangat terpukul dan dia hanya bisa menangis,kenapa ayah lakukan ini padaku? kenapa ayah tidak mau dioperasi cuma gara-gara aku,batinnya.

Ayah Santi pun memanggil Dicky dan menyuruhnya untuk tanda tangan peralihan harta warisannya.

Sutardi

: Mungkin sebentar lagi aku akan meninggal dunia. Sebelum meninggal aku akan menyerahkan semua hartaku untukmu. Tolong jaga anakku Santi dan istriku. Kamulah orang yang aku percaya saat ini. Jadi, jangan pernah mengecewakanku.

Dikcy

: Kenapa ayah berbicara seperti itu. Aku mohon ayah lakukan operasi sekarang, jangan menunggu Santi sadar, dan aku tidak akan pernah mengecewakan ayah. (dalam hatinya sangat senang jika ayah Santi meninggal)

HP Dicky berdering dan itu telfon dari Chacha.

Chacha

: Tadi ibu Santi memanggil aku dan Mischa. Ibu Santi bilang bahwa ayah Santi mengidap kanker otak stadium 4. Apa itu benar?

Dicky

: (terdiam)

Chacha

: halo, halo Dicky Dic? Kamu mendengar pembicaraanku kan?

Dicky

: Iya, maaf. Aku sudah mengetahuinya.

Chacha

: Kenapa kamu tidak bilang sama aku. Masalah sebesar ini kamu tidak cerita sama aku. Kamu anggap apa aku ini? Angin berlalu kah? Apa aku begitu bodoh, sampai aku tidak mengetahui hal ini.

Dicky

: Bukan begitu maksudku. Aku tahu kamu lagi banyak fikiran sekarang. Kamu memikirkan Santi, aku tidak mau membebani fikiran kamu. Jadi maa . . . .

Chacha

: (mematikan HP nya tanpa menghiraukan ucapan Dicky)~Flashback~

Malam hari Chacha menjerit-jerit ketakutan. Dia dihadang oleh preman yang ingin merampoknya. Untung ada Dicky yang menolongnya. Chacha dibawa ke rumah Dicky dan menikmati kopi buatan Dicky. Chacha menceritakan semua yang terjadi pada dirinya, sehingga Dicky sangat bersimpati pada dia. Hingga suatu ketika mereka merencanakan untuk menghancurkan keluarga Santi dan merebut hartanya. Pertemuan pertama Santi dan Dicky yang pertama kali merupakan bagian dari rencana Chacha dan Dicky, juga pertunangan Santi bagian dari rencana mereka.

~Flashback~

Dicky segera pergi ke rumah Santi untuk mengambil stampel milik Santi untuk mengalihkan harta warisan. Di saat yang sama Santi juga mau mengambil stampel miliknya dengan diam-diam. Santi tiba di rumahnya duluan, dia masuk kamarnya melalui jendela. Dia melihat pakaian pengantinnya yang tergantung di kamarnya. Dia sangat marah, ingin rasanya dia membakar bajunya itu. Tapi apa daya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia terus mencari-cari stampel tapi tidak juga ketemu. Hingga pada akhirnya Dicky datang untuk mencari stampel itu di kamar Santi. Santi mendengar suara hentakan kaki Dicky, sebelum ketahuan Santi bersembunyi di bawah tempat tidurnya.

Dicky terus mencari tapi juga tidak ketemu. Dia putus asa, akhirnya meninggalkan kamar Santi dan minta pamit kepada Ibu Santi untuk pergi ke rumah sakit dengan membawa boneka kesayangan Santi. Disisi lain Santi segera keluar dari kamarnya dan mengikuti ke mana Dicky pergi.

Chacha

: Bagaimana Dic? apa kamu sudah menemukan stampel itu?

Dicky

: Belum. Kamu tau tidak di mana Santi biasanya menyimpan barang berharga miliknya? Aku tadi sudah mencari di kamarnya, tapi tidak ketemu.

Chacha

: Boneka. Iya boneka. Pasti Santi menyimpan stampel itu diboneka.

Dicky

: Boneka? Maksud kamu boneka beruang yang aku berikan saat ulang tahun Santi. Boneka itu aku taruh di kamar rumah sakit di mana Santi dirawat. Kamu datanglah ke rumah sakit dan ambil stampel itu.

Chacha

: (mengangguk)

Santi sedang kebingungan mencari di mana stampel itu dia sembunyikan. Dia mondar-mandir berusaha mengingat dia menyimpan barang itu. Akhirnya dia ingat bahwa dia menyimpan stampel itu di boneka beruang pemberian Dicky saat ulang tahunnya. Dia pergi ke rumah sakit dan menemukan boneka itu. Akhirnya dia melihat kantong yang ada di belakang boneka dan dia menemukan stampel itu. Dia sangat senang sekali.

Dia pergi ke rumah Andika untuk menyembunyikan stampel itu. Dia menyembunyikan stampel itu divas bunga yang terletak di kamar Andika.

Chacha pun menelepon Luna (padahal dalam tubuh Luna adalah Santi).

Chacha

: Aku ingin berbicara dengan kamu empat mata.

Luna

: Mau bicara apa? Aku rasa aku tidak punya masalah dengan kamu. Apa ini tentang Dicky ?

Chacha

: Bukan. Ini masalah Santi. Aku tunggu kamu di kafe Mentari pukul 3 nanti. Bagaimana?

Luna

: Baiklah. Sampai jumpa nanti. (mematikan HPnya)

Setelah percakapan ditelfon Luna pun bergegas untuk menemui Chacha di kafe mentari. Ternyata Chacha sudah menunggu disana.

Luna

: Apa kamu sudah menunggu lama?

Chacha

: Tidak juga. Aku juga baru sampai. Aku sudah pesankan kopi untuk kamu.

Luna

: Tidak usah repot-repot, langsung tudepoin saja. Ada masalah apa kamu mengajak bicara empat mata dengan aku? Masalah Santi kamu bilang tadi, ada apa dengan Santi?

Chacha

: Kamu tanya ada apa? Kamu pengen tahu alasan kenapa aku melakukan semua ini pada Santi?

Luna

: Kenapa kamu harus bilang alasan ini sama aku, kenapa kamu tidak bilang pada Santi sendiri? Apa kamu terlalu takut untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepada Santi ?

Chacha

: Takut? Aku tahu kamu teman baik Santi, bahkan lebih baik dari aku dan Mischa. Aku bicara ini padamu karena aku tahu kamu pasti akan menyampaikan hal ini pada Santi. Aku sangat menyanyangi Santi, tapi lama-lama aku muak dengan sikap Santi. Dia selalu meremehkan aku. Saat aku sakit aku minta pada Santi untuk bilang pada bosku kalau aku tidak masuk kerja karena sakit, tapi apa yang dia lakukan? Dia malah menggantikan aku menjadi pelayan di kafe itu. Santi tidak tahu apa yang terjadi setelah itu, aku dimarahi dan dihina oleh ibunya, seolah-olah aku yang salah (menitikkan air mata) Bukan itu saja saat Santi memilih gaun pengantin, dia memilihkannya untukku. Aku sudah bilang tidak usah, tapi dia tetap memaksa. Dia mengatakan kapan lagi kamu memakai gaun seperti ini? Aku sakit hati, seolah dia meremehkan aku kalau aku tidak bisa membeli gaun itu.

Luna

: (meneteskan air mata)

Chacha

: Aku sangat muak dengan sifat periang Santi. Aku masuk di Universitas Diponegoro karena aku mendapatkan beasiswa, sedangkan Santi mana mungkin dia dapat masuk di Universitas itu tanpa bantuan ayahnya, karena itulah aku dan Dicky merencanakan ini semua. Aku ingin melihat bagaimana Santi hidup tanpa harta dan kasih sayang orang tuanya. Apa dia masih bisa ceria seperti ini?

Luna

: Bagaimana bisa kamu melakukan ini semua pada Santi, mana boleh kamu seperti ini pada Santi (dengan nada teriak) Santi seperti itu karena dia sudah menganggap kamu sebagai saudaranya sendiri. Kenapa kamu tega dengan dia?

Chacha

: Tega kamu bilang? Bagaimana dengan perasaanku selama ini. Aku sudah terlanjur sakit pada Santi. Tolong sampaikan apa yang aku bilang sama kamu tadi. Aku pergi. Selamat tinggal.

Luna

: Tunggu (berdiri dari tempat duduknya) Jika Santi tahu ini semua pasti dia akan sangat kecewa sama kamu. (dengan nada teriak)

Chacha

: (terus berjalan tanpa mendengarkan Luna)

Setelah pertemuannya dengan Chacha. Santi menyadari semua kesalahannya. Ternyata tidak semua orang suka dengan keceriaannya. Malah keceriaannya yang membawa Chacha sangat benci padanya. Dia berjalan dengan terus menangis dan menangis karena mengingat perkataan dari Chacha.

Malaikat: Apa kamu sudah menemukan 3 orang yang tulus mencintai kamu?

Santi

: (sedih) Belum sama sekali, aku putus asa dengan ini semua. Aku akan mengirim surat pada semua orang yang aku sayangi, aku akan bilang bahwa orang yang di tubuh Luna itu adalah aku Santi.

Malaikat: Kamu benar-benar akan menyerah? Baiklah aku siap untuk menjeputmu besok.

Sisa waktu Santi tinggal 9 hari. Santi sudah putus asa. Dia memutuskan untuk mengirim surat pada ayah, ibu, Andika, dan juga Mischa.

Untuk ayah,

Ayah, ini aku Santi. Aku selama ini berada dalam tubuh kak Luna. Aku sangat sayang pada ayah. Ayah jangan pernah sedih karena aku. Aku akan selalu dihati ayah. Aku mohon lakukanlah operasi demi aku. Jangan menunggu aku hingga kembali.

Untuk Ibu,

Aku sangat sayang pada ibu. Jangan menangis cuma gara-gara aku. Jika aku sudah tidak ada. Tetap tersenyumlah demi aku. Aku sangat sayang ibu.

Untuk Andika,

Terima kasih selama ini sudah memberikan pekerjaan untukku. Terima kasih juga telah menjadi temanku. Kamu pasti bingung dengan kepribadianku. Sebenarnya aku Santi, tapi aku masuk ke tubuh kak Luna, agar aku bisa dekat dengan orang-orang yang sangat aku sayangi. Sekali lagi terima kasih.

Untuk Mischa,

Terima kasih selama ini telah menjadi tempat curhat untukku. Kamu adalah sahabatku, dan selamanya akan tetap menjadi sahabatku. Terima kasih juga kamu selalu menjenguk aku dan menemaniku saat aku di rumah sakit. Orang yang kamu kenal sebagai Luna itu sebenarnya adalah aku sahabatmu Santi. Jika aku pergi tolong jaga kedua orang tuaku, aku sangat sayang kamu.

Orang yang menyayangi kalian

Santi

Setelah menulis surat Santi pun pergi ke suatu tempat yang sangat nyaman,Tuhan, sudah ku pasrahkan semuanya padamu. Jika kau menginginkan aku meninggal hari ini, aku siap untuk menerimanya,katanya dalam hati.

Tanpa disangka kalungnya berisi satu air mata, Santi pun kaget dan dia juga sangat senang. Harapannya untuk hidup kembali kini sudah ada. Dia memutuskan untuk tidak menyerah. Tapi, dia sudah terlanjur mengirim surat pada orang-orang yang dia cintai,semoga mereka belum membacanya,dalam hatinya.

~Flashback~

Saat Santi sedang sedih di tempat yang nyaman. Andika di rumah sakit menemani Santi yang sedang koma.

Andika

: Bangunlah Santi, kenapa kamu bisa manjadi seperti ini. Aku tahu sekarang kenapa kamu bisa menjadi seperti ini. Ini karena Dicky kan? karena Dicky berpacaran dengan Chacha. Aku tahu semuanya. Dicky juga ingin menguasai hartamu kan? aku tahu saat aku menemukan stampel milik kamu di vas bunga kamarku. Aku menemukan stempel itu saat aku dan paman membersihkan kamarku. Bangunlah (meneteskan air mata) aku akan membantumu untuk mempertahankan hartamu.

~Flasback~

Saat Santi membereskan rumah Luna. Tanpa sengaja dia menemukan foto seorang cewek bersama seorang cowok. Dia memperhatikan foto itu dengan seksama,sepertinya aku kenal dengan cowok ini, oh iya bukannya ini malaikat pencabut nyawa yang nyebelin itu? Kenapa bisa dia berfoto dengan cewek lain? Apa karena foto ini kak Luna menjadi seperti ini.

Setelah itu, Santi pergi ke bascame milik malaikat. Dia melihat malaikat sedang memainkan gitarnya dengan sangat baik.

Santi

: Apa kamu dulu waktu hidup suka bermain alat musik. Sepertinya kamu mengetahui banyak tentang alat musik gitar.

Malaikat: (kaget) Siapa suruh kamu untuk pergi ke sini tanpa sepengetahuan ku. Kamu ini (muka marah) Bagaimana jika senior mengetahuinya? Nanti bisa-bisa tugasku untuk mencabut nyawa diperpanjang.

Santi

: Tenanglah aku tidak akan lama kok. Aku cuma mau ngasih tahu kamu. Ini fotomu bukan? Aku menemukan foto itu di rumah kak Luna.

Malaikat: (melihat foto) Ini aku? Benarkah? Mana mungkin. Aku tidak ingat kalau aku pernah berfoto seperti ini. Mana mungkin ini aku, tapi wajahnya kenapa bisa mirip dengan aku?

Santi

: (menjitak kepala malaikat) Apa kamu benar-benar tidak ingat. Itu jelas-jelas foto kamu. Aku tahu kenapa kak Luna meninggalkan kamu, karena foto itu pasti.

Malaikat: Sungguh! Aku benar-benar tidak ingat. Selama aku menjadi malaikat ingatanku dihilangkan untuk sementara, tapi setelah tugasku selesai aku akan ingat kembali.

Santi

: Oh begitu, pantas saja. (bengong)

Malaikat: (menatap mata Santi tajam-tajam)

Santi

: Heh! Kau ini kenapa? Jangan melihat aku seperti itu, aku ini Santi bukan Luna. Emang sih tubuh ini milik kak Luna, tapi sekarang aku ini Santi.

Malaikat: Aku ingat sekarang. Kamu memang benar-benar Luna, orang yang sangat aku cintai. Aku benar-benar minta maaf, itu foto jebakan saat aku mabuk di kafe dulu. Aku benar-benar minta maaf.

Santi

: (segera meninggalkan Malaikat)

Saat tiba di rumah Santi keluar dari tubuh Luna. Luna merasa hari ini sangat melelahkan. Saat Santi menyentuh tangan Luna, Luna merasakan sesuatu yang membuat dia merinding. Begitu pula dengan Santi. sampai suatu ketika Luna melihat Santi. Luna pun merasa kaget.

Luna

: Kamu siapa? Kenapa kamu bisa ada di sini? Aku mohon pergilah.

Santi

: Jangan takut kak, aku sangat butuh bantuanmu. Hanya kamu lah yang bisa menolong aku. Aku sudah meninggal, aku mempunyai waktu 49 hari untuk mendapatkan air mata yang tulus dari orang yang sangat menyayangiku. Aku butuh tubuh kakak untuk mencari air mata itu. Aku mohon kepadamu kak, tolonglah bantu aku.

Luna

: Kenapa harus aku, kenapa tidak orang lain?

Santi

: Karena kamu bisa melihat aku, ayo lah kak bantu aku (muka memelas) Aku sangat berterima kasih kalau kakak mau meminjamkan tubuh kakak ini, Cuma 49 hari.

Luna

: Baiklah. (tersenyum)

~Flasback~

Saat Luna sedang patah hati karena Andre (malaikat pecabut nyawa) Luna berjalan tanpa arah. Saat dia mau menyeberang dia tidak melihat kanan kiri. Sampai dia mau ketabrak mobil, tapi untung saja diselamatkan oleh seorang Dokter. Tapi, terjadilah kecelakaan mobil beruntun, yang juga menyebabkan Santi koma. Oleh sebab itulah Santi hanya bisa masuk pada tubuh Luna, karena Luna lah penyebab kecelakaan Santi hingga menjadi koma seperti ini.

~Flasback~

Hari semakin hari tubuh Santi semakin lemas sehingga dia tidak bisa masuk lagi ketubuh Luna, sedangkan dia belum juga menemukan 2 orang yang tulus mencintainya. Tapi, waktunya tinggal 2 hari lagi.

Chacha pergi ke rumah sakit dan minta maaf pada Santi atas perbuatannya selama ini.

Santi

: Aku minta maaf atas perbuatanku selama ini. Aku sangat menyesal melakukan semua ini. Sebenarnya aku tidak tega dengan kamu, tapi aku terlanjur sakit hati sam a kamu. Kamu sering meremehkan aku bahkan sering menyakiti hati aku (meneteskan air mata) aku benar-benar minta maaf sama kamu.

Santi sedang menangis sambil tidur karena dia tidak sanggup bangun lagi. Tiba-tiba kalungnya berisikan air mata. Kini tinggal satu orang lagi agar keinginannya untuk hidup dapat terwujud.

Puspita: Andika, tolong bantu ibu untuk menemukan kakak Santi. sebenarnya Santi mempunyai seorang kakak.

Hankang: Kakak Santi? jadi selama ini Santi punya kakak, apakah Santi juga mengetahui bahwa dia punya kakak?

Puspita: (menggelengkan kepala) Saat masih kecil Santi dan Sinta selalu hidup rukun. Mereka saling melengkapi satu sama lain, mempunyai tas sama, sepatu sama bahkan barang mereka juga hampir sama. Mereka seperti anak kembar yang tak terpisahkan. Hingga pada suatu hari aku mengajak mereka pergi ke suatu tempat. Saat di terminal aku pergi ke kamar mandi dan meninggalkan mereka berdua. Aku suruh Sinta untuk menjaga adiknya. Hingga aku kembali Santi menangis dan Sinta sudah tidak ada. Aku mencarinya kema-mana tapi tidak juga ketemu. Sejak itulah aku kehilangan Sinta, dan kali ini aku tidak mau kehilangan putriku untuk yang kedua kalinya.

Andika

: Aku akan berusaha mencari Sinta bu, tapi ini agak lama, karena hilangnya Sinta sudah 15tahun silam. Apakah ada barang yang bisa membuat aku menemukan Sinta?

Puspita: Ini (memberikan tas berwarna pink dan sepatu) Ini akan menjadi barang untuk menemukan Sinta.

Karena Andika sudah mengetahui bahwa yang ada ditubuh Luna adalah Santi, tapi dia pura-pura tidak tahu, karena kalau dia bilang pada Santi, itu semua akan membawa petaka pada Santi, kalungnya bisa pecah dan harapannya untuk hidup tidak akan pernah terwujud.

Andika pergi ke rumah Luna, ternyata tidak ada orang. Dia mencoba membuka pintu, ternyata pintu tidak dikunci. Dia melihat kotak besar yang menggantung di atas lemari Luna. Hankang mengambilnya dan melihat apa isi kotak itu. Ternyata isinya adalah tas yang berwarna pink dan juga sepatu. Dia teringat apa yang diceritakan ibu Santi saat di rumah sakit tadi,Tidak salah lagi, Luna adalah kakak Santi yang selama ini menghilang,dalam batinnya. Andika segera pergi ke rumah sakit dan menemui ibu Santi untuk membicarakan hal ini.

Disisi lain Luna sedang melamun, dia memikirkan bagaimana ini bisa terjadi pada Santi. apa penyebab kecelakaan Santi karena aku? (meneteskan air mata) aku sangat menyesal atas kejadian itu. Aku sangat minta maaf pada Santi.

Santi pun kini hidup kembali karena air mata dari Luna yang tak lain adalah kakak kandungnya yang hilang 15tahun yang lalu. Santi sudah sadar dia melihat Andika, Ibu dan Ayahnya. Dia tersenyum. Santi memeluk ibu dan ayahnya, Andika pun hanya bisa tersenyum melihat orang yang dicintainya hidup kembali.

Malaikat: Senior tolonglah aku, kembalikanlah semua ingatanku ini. Aku sudah selesai menjalankan tugasku untuk menjadi malaikat. Aku mohon, tolonglah aku. Aku ingin menemui Luna dan menjelaskan kejadian waktu dulu, hanya satu hari. Biar aku tenang meninggalkan Luna sendiri.

Senior

: Baiklah, akan aku kembalikan ingatnmu. Tapi hanya satu hari. Gunakanlah satu harimu itu dengan sebaik-baiknya, karena jika satu hari itu sudah terlewat, kamu tidak akan bisa hidup kembali karena kamu sudah meninggal.

Malaikat: Terima kasih terima kasih. Aku akan mengingat itu semua.

Luna sedang menjenguk Santi di rumah sakit.

Santi

: Kakak. Aku sangat rindu sama kakak. (memeluk Luna)

Luna

: Aku juga rindu sama kamu, bagaimana keadaan kamu sekarang?

Santi

: Aku sangat baik kak, kakak lihat sendiri kan keadaanku sekarang. Kak, antarkan aku ke halaman sekarang ya, kita ngobrol disana. Aku sangat ingin mengobrol banyak sama kakak.

Luna

: Tapi....

Santi

: (memegang tangan Luna) Ayo lah kak, sekali ini saja.

Kemudian Luna mengantar Santi ke halaman dan mereka berbincang-bincang.

Santi

: Kak, aku sangat bahagia sekali, karena aku bisa hidup kembali dan bertemu dengan orang-orang yang aku sayangi. Itu semua juga karena bantuan dari kakak.

Luna

: (menitikkan air mata) Iya, aku juga sangat senang.

Santi

: Kakak kenapa menangis? Apa aku salah ngomong. Jangan menangis kak. (mengusap air mata Luna)

Luna

: Tidak, kamu tidak perlu minta maaf. Seharusnya aku yang minta maaf. Selama ini aku yang menyebabkan kamu koma di rumah sakit. Kecelakaan itu terjadi saat aku mau menyeberang jalan tanpa melihat ke arah mobil yang sedang melaju. Aku sangat menyesal, apakah kamu mau memaafkan aku?

Santi

: Kakak, aku sudah memaafkanmu. Aku sudah tahu dari dulu, kalau kakak yang menyebabkan aku menjadi seperti ini. Tapi berkat kakak juga aku bisa hidup kembali. Jadi, jangan salahkan diri kakak terus. Dulu waktu aku pinjam tubuh kakak aku bertemu dengan seorang paman. Dia juga wisatawan 49 hari, dia bercerita tentang bagaimana dia bisa mengalami kecelakaan. Itu karena orang ini, orang yang sedang berhadapan dengan kamu. Hanya orang yang menyebabkan kamu seperti ini lah kamu bisa masuk ke dalam tubuhnya,katanya paman begitu.

Luna

: Benarkah kamu sudah memaafkanku. (memeluk Santi)

Santi pun kembali ke kamarnya, dan tiba-tiba Andika datang membawakan seikat bunga.

Santi

: Aku tidak mau bertemu dengan kamu?

Andika

: Cewek judes, sudah sakit seperti ini masih saja kau menyimpan dendam padaku. Ah benar-benar kau ini. Sudahlah aku pulang saja.

Santi

: Heh tunggu. Aku minta maaf Andika. Bolehkah aku meminta sesuatu sama kamu. Antarkan aku ke danau dekat rumah sakit ini, aku ingin jalan-jalan bersama kamu.

Mereka pun pergi ke danau, di danau itu konon ada tempat untuk melempar koin dengan meminta sesuatu pasti terkabulkan.

Santi

: Ayo kita melempar koin ini di danau itu, aku ingin sekali meminta sesuatu.

Andika

: Baiklah, walaupun aku tidak percaya dengan hal-hal seperti ini. Akan ku lakukan demi kamu, agar kamu senang.

Santi pun melemparkan koin bersamaan dengan Andika.

Santi

: Tuhan, aku ingin hidup lebih lama lagi bersama orang yang aku sayangi. Tapi, jika kau berkehendak lain, aku ikhlas untuk menerimanya. Jika aku pergi nanti tolong jaga orang-orang yang aku sayangi dan buat mereka tersenyum untukku.

Andika

: Aku ingin hidup bersama Santi untuk selama-lamanya. Kabulkan permintaanku ini Tuhan.

Saat di rumah sakit Santi berbicara tentang Andre yang sudah meninggal dan sekarang menjadi malaikat pencabut nyawa. Dia akan hidup tenang jika dia bertemu dengan Luna. Gadis yang dicintainya. Makanya Andre diberi kesempatan untuk bertemu dengan Luna dan menjelaskan kejadian yang dulu. Andre bertemu dengan Luna di taman.

Luna

: (memandang Andre)

Andre

: (memandang Luna)

Luna & Andre: (berpelukan)

Luna

: (meneteskan air mata) Benarkah ini kamu? Aku sangat rindu dengan kamu. Jangan pernah tinggalkan aku lagi.

Andre

: (meneteskan air mata, mengajak Luna ke kontrakan Luna)

Sampainya di kontrakan,

Andre

: Sudah, lupakan masa lalu. Aku hanya punya waktu satu hari untuk bisa bersama kamu. Kamu sekarang pergi berbelanja ke pasar, dan aku akan membersihkan rumah ini. Oke?

Luna

: Baiklah. (tersenyum)

Hari ini menjadi hari yang begitu dinantikan oleh Luna, karena dia merasakan betapa bahagianya dia saat bisa bersama lagi dengan Andre, orang yang sangat dia cintai. Mereka jalan-jalan sambil menikmati dinginya malam. Mereka pergi ke tempat bermain dan bermain dengan sepuasnya. Sampai tiba esok hari yang menandakan mereka harus berpisah untuk selama-lamanya.

Andre

: Ayo kita pergi ke danau, di sana aku akan menjelaskan semua yang terjadi padaku di masa lalu?

Luna

: (mengangguk) Tapi kamu tidak akan pernah meninggalkan aku lagi kan? aku tidak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya.

Andre

: (diam tanpa kata)

Sampainya di danau,

Andre

: Aku sangat minta maaf sama kamu waktu dulu. Aku pergi meninggalkanmu begitu saja tanpa bilang apa yang terjadi. Foto yang kamu punya saat aku di kafe itu, itu cuma jebakan. Aku tidak ada apa-apa dengan gadis itu. Seumur hidupku aku hanya mencintai kamu seorang. Percayalah denganku.

Luna

: Maafkan aku, aku selama ini tidak mendengarkan penjelasanmu. Aku begitu bodoh yang percaya bahwa itu kamu. Sekali lagi maafkan aku. (meneteskan air mata)

Andre

: Kamu tidak perlu minta maaf. Kamu sekarang sudah tahu bahwa aku tidak bersalah, karena tugasku untuk menyampaikan hal ini sudah selesai, maka aku akan kembali ke duniaku yang sesungguhnya. Walaupun kita berpisah tapi aku akan selalu mencintai kamu. Jangan pernah seperti ini lagi, lakukanlah hidup ini dengan semangat. Selalu tersenyumlah karena aku, karena aku selalu dihatimu.

Luna

: Aku berjanji aku akan selalu tersenyum untuk kamu dan aku akan melanjutkan hidup ini dengan semangat. Aku akan selalu mencintai kamu. (meneteskan air mata)

Andre

: Selamat tinggal. (dengan berjalan)

Luna

: (terus meneteskan air mata dan melihat Andre berjalan hingga sudah tidak kelihatan lagi) ~Flashback~

Dulu semua biaya kuliah Luna yang menanggung adalah Andre, karena Luna sejak kecil sudah tinggal di panti asuhan bersama Andre. Andre bekerja siang malam hanya untuk menikah dengan Luna. Sampai akhirnya ada seorang cewek yang suka Andre, cewek itu menjebak Andre dengan memberikan obat pada minuman Andre sehingga Andre tak sadarkan diri. Cewek itupun berfoto bersama Andre, dan foto itu diberikan kepada Luna. Luna pun menjauhi Andre. Andre pun tidak tahu, dan saat itu Andre membeli cincin untuk dia kasihkan kepada Luna, tapi naasnya dia mengalami kecelakaan motor dan mengakibatkan dia meninggal dunia. Cincinnya pun terjatuh di tanah. Sejak saat itulah Luna hidup terlunta-lunta dan mengalami depresi karena ditinggalkan oleh Andre, karena itulah Andre menjadi malaikat pencabut nyawa karena dia meninngal belum tenang sebelum menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya pada Luna.

~Flasback~

Andika pun mengantar kembali Santi ke rumah sakit. Tidak lama kemudian Santi merasakan sakit yang begitu menyiksa dirinya, sampai dia terjatuh ke lantai. Ayahnya mendengar suara dari kamar Santi, dia langsung berlari menuju ke kamar Santi.

Sutardi

: Putriku, kenapa dengan kamu. Apa yang sakit. Ayah akan memanggilkan dokter. (bergegas keluar)

Puspita: Ayah Santi kenapa kau berteriak-teriak. Santi, ada apa dengan Santi.

Santi

: Ayah, ibu tidak perlu memanggil dokter. Aku sangat capek sekali. Aku ingin istirahat tanpa diganggu oleh siapapun. Ayah, ibu aku sangat sayang pada kalian. Jangan pernah bersedih karena aku, tersenyumlah untukku.

Dan Santi pun menhembuskan nafas terakhirnya. Roh Santi keluar. Malaikat pencabut nyawapun siap mengantar kepergian Santi. Santi pun kini telah meninggal dunia.

Sutardi

: Putrikuuuuuu................aku sangat sayang padamu. Kenapa kau tinggalkan ayahmu yang tak berdaya ini. Bangunlah putriku, bangunlah untuk ayahmu ini. (meneteskan air mata)

Puspita: Putriku.......kenapa kau tinggalkan ayah dan ibumu. Kau baru saja bangun dari komamu, kenapa kau begitu cepat pergi dari kami. Kami tidak akan sanggup hidup tanpa kamu putrikuuu....Santi putriku........

Setelah kepergian Santi. Ibu Santi pun menemui Luna bersama Andika.

Puspita: Putriku, benarkah kau putriku yang hilang 15tahun yang lalu. Aku sangat rindu dengan kamu putriku?

Luna

: Putri anda, maksud anda bagaimana? Aku bingung karena selama ini aku hidup di panti asuhan.

Puspita: Ini ibu putriku. Dulu waktu kamu masih kecil,kamu hilang di terminal kereta api. Selama ini ibu berusaha mencari kamu, tapi tidak juga ketemu. Tapi setelah Santi meninggal aku bertemu dengan kamu karena Andika.

Luna

: (memeluk puspita) Ibu, benarkah kau ibuku dan Santi adalah adikku. Ibu, aku sangat rindu ibu. Selama ini aku hidup di panti asuhan, aku bekerja setiap hari hanya untuk membiayai hidupku selama ini.

Puspita: Putriku (menitikkan air mata) Ayo kita pulang nak, tempatmu bukan disini. Tapi, dirumah bersama ayah dan ibu.

Andika pun hanya bisa tersenyum melihat ibu dan putrinya itu. Dia juga merasa sangat terharu. Akhirnya Luna pergi ke rumah dan tinggal bersama ke dua orang tuanya.

Setelah sampai di rumah. Luna pun disambut hangat oleh ayahnya. Mereka pun setiap hari makan bersama dan Luna merasakan kehangatan keluarganya yang selama ini tidak dia rasakan.

Andre dan Sinta dimakamkan berdekatan. Disamping mereka ada sebatang pohon. Luna dan Andika memberikan salamnya pada Andre dan Sinta.

Luna

: Andre, orang yang sangat aku cintai. Aku sekarang tahu bahwa kamu selama ini tidak bersalah. Maafkan aku karena selama ini berprasangka buruk padamu. Aku tidak tahu apa alasan kamu meninggalkan aku. Aku sangat menyesal, sekali lagi maafkan aku. Setelah kepergianmu aku tidak akan menjadi Luna yang seperti dulu lagi. Aku akan tetap meneruskan hidupku dan tetap tersenyum dalam hal apapun. Aku akan tegar seperti apa yang kamu katakan dulu. Aku sangat mencintaimu. Semoga kau tenang di alam sana bersama adikku Andre.

Andika

: Walaupun aku tidak kenal kamu Andre, tapi terima kasih selama ini telah menjaga Santi. semoga kau tenang di alam sana. Selamat tinggal.

Luna

: Adikku Santi, kakak tidak tahu kalau kau adikku. Maafkan kakak yang membuat kamu koma seperti itu. Itu semua salah kakak. Kakak hanya bisa mengatakan kata maaf untukmu. Kakak sangat sayang padamu. Kakak akan menjaga ayah dan ibu, dan kakak janji akan membuat ayah dan ibu selalu tersenyum untukmu. Kakak sangat sayang padamu.

Andika

: Walaupun kamu cewek yang sangat nyebelin, tapi aku kagum sama kamu. Kamu cewek ceria tanpa ada masalah. Maafkan aku yang selama ini tidak bisa membantu kamu. Aku memang laki-laki pengecut yang tidak berani mengatakan ini sama kamu. Aku Andika sangat mencintai kamu. Semoga kau selalu tersenyum untukku di atas sana.

Luna dan Andika pun melihat ke atas langit yang biru. Mereka melambaikan tangan mereka dengan tersenyum dan bersama-sama mengucapkan selamat tinggal untuk Andre dan Santi.