488-2194-1-pb

7
15 Kajian untuk Aplikasi... J.T ek.Ling. 8 (1): 15 - 21 KAJIAN UNTUK APLIKASI KONSEP ECOPARK  PADA TAMAN KOTA YANG BERUKURAN SEDANG DI DKI JAKARTA DITINJAU DARI ASPEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Petrus Nugro Rahardjo Peneliti di Pusat T eknologi Lingkungan Badan Pengkajian d an Penerapan T eknologi  Ab st ract Because of too many environmental problems have already been continuing in Jakarta, the local government of Province DKI Jakarta is intensively doing huge environmental programs in order to cope with the  problems. One of the pr ograms is the application of con cept “ Ecopark” in managing all of the cityparks or gardens in Jakarta. A lot of  citygardens in Jakarta have not correctly been managed by the concept, especially gardens which are classified into medium size park. The aim of this specific program is to optimize the environmental function of all gardens in the field of water resource management, such as increasing the efficiency in water resource exploitation, conservation of the water resource by rain harvesting and using of treated domestical wastewater. Content of the assessment in this paper focused on three citygardens, i.e Cisanggiri, Kelapa Cengkir Barat and Gandaria V Garden. The conclusion said that all the three gardens have an excellent  potential to be developed by the concept Ecopark. Key words : Environment , Ecopark, Water Resource Management J. T ek.Ling Vol .8 No. 1 Hal . 15-21 Jakarta, Januari 2007 ISSN 1441-318 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ecopark  adalah taman yang ramah lingkungan. Definisinya adalah taman yang dapat memberikan kontribusi terhadap permasalahan lingkungan, tidak hanya lingkungan alam tetapi juga lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Cara penyelesaian masalah lingkungan tersebut tentu saja melalui optimalisasi fungsi-fungsi ekologis, estetika dan sosial. Fungsi ekologis sebuah taman berarti berperan penting dalam upaya konservasi sumber daya alam, misalnya dengan pencapaian keseimbangan siklus sumber daya air, meningkatkan dan memperbaiki iklim mikro melalui produktivitas oksigen, menciptakan dinamika habitat flora dan fauna dan menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap lingkungan alam. Pengelolaan taman-taman kota di DKI Jakarta tampak masih belum optimal. Hal itu dapat ditunjukkan dari pola sistem pengelolaan yang tidak seragam di antara Pemerintah Daerah yang bertindak sebagai penanggung jawab pengelolaannya. Pemerintah Kota Jakarta Utara mempunyai petunjuk pelaksanaan (juklak) dalam pengelolaan taman kota yang berbeda

Upload: tubagus-donny-syafardan

Post on 12-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ecopark

TRANSCRIPT

  • 15Kajian untuk Aplikasi... J.Tek.Ling. 8 (1): 15 - 21

    KAJIAN UNTUK APLIKASI KONSEP ECOPARK PADATAMAN KOTA YANG BERUKURAN SEDANG

    DI DKI JAKARTA DITINJAU DARIASPEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

    Petrus Nugro Rahardjo

    Peneliti di Pusat Teknologi LingkunganBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

    Abstract

    Because of too many environmental problems have already beencontinuing in Jakarta, the local government of Province DKI Jakarta isintensively doing huge environmental programs in order to cope with theproblems. One of the programs is the application of concept Ecoparkin managing all of the cityparks or gardens in Jakarta. A lot ofcitygardens in Jakarta have not correctly been managed by the concept,especially gardens which are classified into medium size park. Theaim of this specific program is to optimize the environmental functionof all gardens in the field of water resource management, such asincreasing the efficiency in water resource exploitation, conservation ofthe water resource by rain harvesting and using of treated domesticalwastewater. Content of the assessment in this paper focused on threecitygardens, i.e Cisanggiri, Kelapa Cengkir Barat and Gandaria VGarden. The conclusion said that all the three gardens have an excellentpotential to be developed by the concept Ecopark.

    Key words : Environment, Ecopark, Water Resource Management

    J. Tek.Ling Vol.8 No.1 Hal. 15-21 Jakarta, Januari 2007 ISSN 1441-318

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ecopark adalah taman yang ramahlingkungan. Definisinya adalah taman yangdapat memberikan kontribusi terhadappermasalahan lingkungan, tidak hanyalingkungan alam tetapi juga lingkungansosial, budaya dan ekonomi. Carapenyelesaian masalah lingkungan tersebuttentu saja melalui optimalisasi fungsi-fungsiekologis, estetika dan sosial. Fungsiekologis sebuah taman berarti berperanpenting dalam upaya konservasi sumberdaya alam, misalnya dengan pencapaian

    keseimbangan siklus sumber daya air,meningkatkan dan memperbaiki iklim mikromelalui produktivitas oksigen, menciptakandinamika habitat flora dan fauna danmenumbuhkan apresiasi masyarakatterhadap lingkungan alam.

    Pengelolaan taman-taman kota di DKIJakarta tampak masih belum optimal. Halitu dapat ditunjukkan dari pola sistempengelolaan yang tidak seragam di antaraPemerintah Daerah yang bertindak sebagaipenanggung jawab pengelolaannya.Pemerintah Kota Jakarta Utara mempunyaipetunjuk pelaksanaan (juklak) dalampengelolaan taman kota yang berbeda

  • 16 Rahadjo, P.N. 2007

    Tampak dari arah Selatan Tampak dari arah Barat

    Gambar -1 : Taman Cisanggiri

    dengan yang dimiliki oleh Pemerintah KotaJakarta Pusat dan Pemerintah Kota yanglainnya. Karena itu Dinas PertamananPropinsi DKI Jakarta sudah mulaimelaksanakan suatu konsep baru, yaitukonsep Ecopark, yang jelas mempunyaitujuan utama membuat kota Jakarta yangindah, sehat dan berwawasan lingkungan.Berdasarkan Rencana Strategis DinasPertamanan Propinsi DKI Jakarta Tahun2003 2007, taman merupakan bagian dariRuang Terbuka Hijau (RTH). Ini semuatermasuk dalam program menjadikanJakarta sebagai kota yang ramahlingkungan atau yang dikenal dengansebutan Ecocity.

    Permasalahan lingkungan di kotametropolitan Jakarta sudah sangat parah.Krisis sumber daya air adalah salah satucontohnya. Intrusi air laut yang semakinjauh masuk ke wilayah daratan, pencemaranberat yang terjadi pada semua sungai,kekeringan pada musim kemarau yangditandai oleh habisnya air tanah dangkal dibanyak kawasan pemukiman dan terjadinyabanjir besar adalah empat masalah utamaburuknya pengelolaan sumber daya air darisekian banyak permasalahan yang ada diJakarta. Untuk mengatasi permasalahansumber daya air tersebut dibutuhkan suatuupaya yang besar dan menyeluruh,diantaranya adalah dengan langkahoptimalisasi fungsi ekologis RTH. Taman-

    taman kota yang merupakan bagian dariRTH di Jakarta harus dikelola berdasarkankonsep Ecopark. Kajian khususpengelolaan sumber daya air dalam aplikasikonsep Ecopark sangat diperlukan gunamengoptimalkan fungsi ekologis taman-taman kota di Jakarta.

    1.2 Tujuan

    Tujuan kajian ini adalah memberimasukan kepada pengelola taman kota diJakarta dalam hal sistem pengelolaansumber daya air pada aplikasi konsepEcopark untuk taman-taman kota di DKIJakarta, khususnya taman-taman kota yangberskala sedang.

    2. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup dalam melakukankajian ini adalah :

    a. Lingkup materi ialah pengelolaansumber daya air yang meliputi sistempemanfaatan dalam kaitannya dengantiga hal utama, yaitu kebutuhan air gunapemeliharaan taman, kemungkinanmanfaat dari sebuah taman untuk tujuankonservasi potensi sumber daya air,serta kemungkinan pemanfaatansumber air lain untuk keperluanpemeliharaan taman.

    b. Lingkup golongan taman yang dikajiadalah hanya taman-taman yang

  • 17Kajian untuk Aplikasi... J.Tek.Ling. 8 (1): 15 - 21

    berukuran sedang, yaitu yangmempunyai luas antara 300m2 sampai5.000m2.

    c. 3 taman percontohan yang akandibahas adalah Taman Cisanggiri,Taman Kelapa Cengkir Barat dan TamanGandaria V.

    3. METODOLOGI

    Pengumpulan data sekunder, sepertiluas taman dan pemanfaatannya, sertakebutuhan air untuk penyiraman, danlainnya, diperoleh melalui koordinasi denganinstansi terkait, yaitu Suku DinasPertamanan Pemerintah Kota Jakartasesuai dengan wilayahnya dan DinasPertamanan Propinsi DKI Jakarta.Sedangkan pengumpulan data primerdilaksanakan dengan cara melakukansurvey langsung ke taman-taman kota danwawancara dengan pelaksana pengelolaantaman tersebut di lapangan.

    4. HASIL KAJIAN

    4.1 Pemanfaatan Sumber Daya Air

    1). Taman Cisanggiri

    Taman Cisanggiri yang terletak dipertigaan Jalan Cisanggiri IV dan CisanggiriV, Kelurahan Petogogan, KecamatanKebayoran Baru, Jakarta Selatan,mempunyai luas sebesar 1.986m2.Pengelolanya adalah Suku DinasPertamanan Pemerintah Kota JakartaSelatan. Taman ini pada awalnya merupakantaman yang teratur dan terawat dengan baik.Di dalam taman ini terdapat Gardu Listrikdan beberapa sarana bermain untuk anak-anak. Beberapa tempat duduk permanenyang terbuat dari pipa-pipa besi sertaadanya paving block di taman inisebenarnya sudah menunjukkan bahwataman ini memang disediakan untuk umum.

    Dari segi kebersihan, taman initerlihat terawat, namun perawatan terhadaptanaman masih kelihatan kurang

    diperhatikan. Penyiraman taman tidakdilakukan secara rutin dan dalampenyiraman digunakan air dari PAM Jayayang diangkut oleh mobil tangki. Padamusim kemarau, rerumputan yang beradapada ruang terbuka (tidak di bawah pohonrindang) terlihat mengering. Demikian jugadengan tanaman lunak yang kecil sudahtampak tidak terawat dengan baik lagi.Seperti juga taman-taman yang lain,pengelola Taman Cisanggiri juga tidakmempunyai program khusus menyangkutminimisasi penggunaan air bersih ataupemanfaatan sumber air lain, seperti airhujan ataupun air limbah yang sudah terolah.Sebenarnya cara penghematan dapatdilakukan dengan menggunakan carapenyiraman sistem sprinkle. Namun bilasistem ini dipasang permanen,dikhawatirkan akan mudah rusak, karenataman ini banyak dimanfaatkan olehmasyarakat umum untuk bermain ataupununtuk beristirahat sekedar melepas lelah.Selain itu cara penyiraman tanaman dengansprinkle membutuhkan waktu yang lebihlama dan hal itu tidak disukai oleh petugaspenyiraman.

    Dalam pengelolaan taman ini belumterlihat adanya upaya untuk menanam jenistanaman tertentu yang mampumeningkatkan efisiensi penggunaan air.Memang ada jenis tanaman Dadap Merahdi beberapa sudut taman, namun jumlahnyasangat sedikit, sehingga kurang berartidalam penghematan penggunaan air.Tanaman Dadap Merah merupakan tanamanyang tidak membutuhkan banyak air.

    2). Taman Kelapa Cengkir Barat

    Secara umum kondisi Taman KelapaCengkir yang terletak di Wilayah JakartaUtara ini masih baik, artinya masih terlihatadanya pemeliharaan yang secukupnya,walaupun terdapat kesan belum optimaldalam hal pengelolaannya. Taman ini secaraberkala disiram terutama pada musim-musim kemarau. Penyiraman taman

  • 18 Rahadjo, P.N. 2007

    dilakukan dua hari sekali denganmenggunakan sumber air tanah dangkal(berdasarkan informasi yang diperolehbahwa kedalaman sumur bor hanya 20meter). Taman yang mempunyai luas sekitar1.600 m2 ini setiap bulannya diperkirakanmembutuhkan air sekitar 446 m3. Perkiraantersebut berdasarkan perhitungan luastaman (62% dari luas total) yangmembutuhkan air sebesar minimal 30 liter/m2 untuk setiap kali penyiraman. Denganpompa jet, air tanah ditampung dandigunakan untuk segala keperluansehubungan dengan berbagai fasilitas yangada disitu (Balai RW 13 dan PoskoSATPAM). Karena itu sangat sulit untukdapat ditentukan berapa biaya operasionalyang dibutuhkan per bulan untuk keperluanpenyiraman taman. Sejauh ini pihakpengelola tidak pernah mempunyai programkhusus yang mengarah pada minimisasipenggunaan air bersih yang berasal dari airtanah tersebut.

    Demikian pula halnya dengantiadanya program yang mengarah padapenerapan penanaman jenis tanamantertentu untuk tujuan efisiensi penggunaanair. Sementara itu cara penyiramannyapunmasih dilakukan secara manual biasa. Jadiuntuk keperluan penyiraman tanaman tidakada kecenderungan untuk melakukanpenghematan air. Hal ini dapat dilihat puladari tiadanya gerakan yang mengarah padapenggunaan sumber air yang lain, misalnya

    air hujan dan pemanfaatan sirkulasi airlimbah domestik. Sumber air lain yangsebenarnya juga potensial untuk digunakansebagai air penyiram tanaman adalah airsungai, karena lokasi taman ini dekatdengan sebuah sungai yang cukup banyakairnya. Hanya saja untuk dapatmemanfaatkan air sungai tersebut, perlujuga dikaji lebih dahulu apakah kualitas airsungai tersebut cukup baik atau memenuhibaku mutu lingkungan. Memang padaumumnya kondisi kualitas air sungai diJakarta sangat buruk, karena pencemaranlingkungan.

    3). Taman Gandaria V

    Taman Gandaria V yang mempunyailuas sebesar 2000m2 terletak di Jl. GandariaV, Kramat Pela, Jakarta Selatan. Lokasitaman ini berada di kawasan campuran,yaitu pemukiman penduduk golonganmenengah ke atas, dekat sekolah dan dekatkantor Kelurahan Kramat Pela. Karena itutaman ini sering dimanfaatkan oleh banyakkalangan, yaitu dari anak sekolah sampaidengan keluarga ataupun karyawan. Dilihatdari kondisi kebersihannya, taman ini cukupterpelihara. Namun pada musim kemarausebagian besar tanaman rumput dantumbuhan hias yang berakar lunak tampakmerangas atau kekurangan air. Berdasarkaninformasi dari pihak pengelola taman ini,penyiraman taman dilakukan secara tidakberaturan. Penyiraman dilakukan dengan

    Tampak dari arah Utara Tampak dari arah Barat

    Gambar-2 : Taman Kelapa Cengkir Barat

  • 19Kajian untuk Aplikasi... J.Tek.Ling. 8 (1): 15 - 21

    menggunakan air bersih dari mobil tangkimilik Suku Dinas Pertamanan JakartaSelatan. Sejauh ini tidak terlihat adanyaupaya untuk memanfaatkan sumber air lain(air hujan, sungai atau air limbah terolah)untuk penyiraman tanaman. Bila dilihat darikawasannya, sebenarnya taman ini sangatpotensial untuk dapat memanfaatkansumber air hujan dan air hasil pengolahanlimbah cair domestik (dari sekolah,pemukiman atau kantor kelurahan).

    4.2 Pemanfaatan Taman SebagaiDaerah Resapan Air

    Fungsi taman selain sebagaipenghasil oksigen (paru-paru kota),keindahan dan tempat rekreasi sosial, jugadapat sebagai daerah resapan air, terutamaair hujan. Untuk dapat dijadikan saranatangkapan air hujan yang baik, suatu tamansecara kontur (tinggi-rendahnya lokasi)harus berada lebih rendah dari daerahsekelil ingnya dan juga harus tidakmengalami pengerasan tanah. Dengandemikian air hujan secara gravitasi akanmengalir dengan sendirinya ke bagian yangpaling rendah. Dengan melengkapi saluran-saluran air hujan di sekeliling taman danmembangun bak atau sumur resapandengan konstruksi yang benar, maka arealterbuka dalam suatu taman dapat berfungsioptimal sebagai daerah resapan air hujan.Adanya upaya untuk mengembalikan airhujan (yang kualitasnya tergolong baik) kedalam tanah menunjukkan bukti yang

    sangat ampuh untuk mengoptimalkanproses siklus hidrologi di alam. Dengan carameresapkan air hujan sebanyak-banyaknyakembali ke dalam tanah, makapemeliharaan potensi air tanah ataukonservasi air tanah juga akan berlangsungdengan baik. Bila konstruksi bakpenampungan air hujan dibuat sedemikianrupa sehingga dapat dijadikan tempatpenyimpanan air, maka pada saat musimkemarau kebutuhan air untuk penyiramantaman dapat disuplai dari bak penampungair tersebut.

    Untuk Taman Cisanggiri, belum adaupaya untuk memanfaatkan air hujan,padahal taman ini mempunyai kontur(kemiringan lahan) yang baik untukmenampung seluruh air hujan yang jatuh diareal taman. Dengan kata lain bahwa tamanini sebenarnya merupakan catchment areayang baik. Taman ini dikelilingi oleh jalanlingkungan (aspal) yang cukup lebar,sehingga catchment areanya dapatdiperluas. Di dalam taman terdapat jalantaman yang terbuat dari conblock dansemen, namun luasannya sangat kecil(13%). Hal itu berarti sebagian lahan tamantelah mengalami pengerasan, sehinggapada bagian tersebut proses peresapan airhujan juga akan terkendala.

    Sesungguhnya di Taman KelapaCengkir Barat banyak terdapat sarana-sarana umum, seperti lapangan basket/futsal, Balai RW 13, Posko SATPAM, Gardu

    Tampak dari arah Selatan Tampak dari arah Timur

    Gambar-3 . Taman Gandaria V

  • 20 Rahadjo, P.N. 2007

    Listrik dan taman Gazebo. Kelima saranaini semuanya berpotensi sebagai penangkapair hujan, yang apabila air hujan yang turundapat disalurkan melalui sistem jaringanyang memadai, maka bak pengumpul airhujan dapat diletakkan di taman ini atau disekitar area taman ini.

    Taman Gandaria V memiliki luas arealterbangun sebesar 38% dan berarti sekitar760m2 dari luas total taman ini tidak dapatberfungsi optimal sebagai bidang peresapanair hujan, karena telah mengalamipengerasan. Namun di taman ini telahditanam jenis pohon yang dapat membantuperesapan air hujan, yaitu pohon Tanjung(Mimusops Elengi) dan pohon Beringin(Ficus Benjamina). Namun taman ini tetappotensial sebagai catchment area. Biladibangun sistem saluran limpasan air hujan,berikut konstruksi sumur resapan yangbaik, tentu saja taman ini mampumeresapkan air hujan jauh lebih banyak lagi.

    4.3 Pengolahan Atau Daur UlangLimbah Cair Domestik

    Lokasi taman-taman kota umumnyaterletak di sekitar pemukiman yang cukuppadat. Di daerah pemukiman yang sangatpadat penduduknya, banyak dijumpaiberbagai masalah yang berkaitan denganketerbatasan lahan, misalnya tempat untukpengolahan limbah cair domestik. Dalamkasus seperti itu, sebenarnya adanya tamanatau ruang terbuka sebagai sarana umumdapat dimanfaatkan guna mengatasiketerbatasan lahan untuk tempatpengolahan limbah cair domestik.Disamping itu, dengan menerapkan suatuteknologi pengolahan air limbah domestikyang baik, maka hasil pengolahannyapundapat dimanfaatkan untuk keperluanpenyiraman tanaman.

    Taman Cisanggiri juga tidakmemanfaatkan konsep water recycle,walaupun taman ini berada di lingkunganpemukiman menengah ke atas atau daerahyang tergolong elit. Pada golongan

    masyarakat yang strata sosialnya lebihtinggi, umumnya mereka mau melakukanupaya untuk memenuhi ketentuan atauperaturan yang berlaku. Seperti diketahuibahwa Peraturan Gubernur Propinsi DKIJakarta, Nomor 122 tahun 2005 tentangPengelolaan Air Limbah Domestik diPropinsi DKI Jakarta dan standar baku mutuair buangan rumah tangga, mengharuskansetiap rumah tangga harus memilikiinstalasi pengolahan limbah cair domestikyang mampu mengolah limbah tersebutsampai nilai baku mutu lingkungan.Demikian juga untuk Taman Kelapa CengkirBarat dan Taman Gandaria V, sumber airlain yang juga potensial adalah air limbahdomestik yang sudah diolah sampaimemenuhi standar baku mutu lingkungan.Jadi, bila kedua taman ini menggunakan airlimbah domestik untuk memenuhikebutuhan air penyiram tanamannya, makataman-taman ini telah memenuhi kriteriamenerapkan konsep water recycle.

    Waste Water Gardening System(WWGS) adalah suatu sistem pengolahanair l imbah domestik dengan caramemanfaatkan tanaman-tanaman berakarlunak sebagai media penyaring yangdiakomodasikan secara bertingkat, yaitudengan dasar pengaliran air limbah dalamsuatu perioda waktu tinggal yang sesuaiuntuk penguraian bahan-bahan pencemarorganik yang ada dalam limbah cairdomestik tersebut. Teknik ini sudah banyakdiaplikasikan di Bali, terutama di daerahpemukiman yang agak padat dan yangmempunyai keterbatasan lahan untuksarana pengolahan limbah cair domestik.Sungguh baik bila taman-taman kota diJakarta pada umumnya juga mencontohuntuk mengaplikasikan WWGS.

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari uraian dalam hasil kajian dapatditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

  • 21Kajian untuk Aplikasi... J.Tek.Ling. 8 (1): 15 - 21

    1). Berdasarkan keadaan ketiga tamanyang telah dikaji, dapat dikatakanbahwa taman-taman kota yangberukuran sedang di Jakarta belum adayang dikelola dengan konsep Ecoparksecara penuh. Walaupun dalamRencana Strategis Dinas PertamananPropinsi DKI Jakarta, disebutkan bahwaseluruh RTH harus mampu menjadiareal penyerap air hujan.

    2). Dilihat dari aspek pengelolaan sumberdaya air sekarang ini, para pengelolataman kota masih belummengutamakan upaya penghematanpenggunaan air untuk penyiramantaman. Namun dibalik itu ternyatamereka juga tidak melaksanakan upayauntuk memanfaatkan sumber daya airlainnya, seperti air hujan dan air hasilpengolah limbah cair domestik.

    3). Dengan tidak dijalankannya sistempengelolaan sumber daya air secaraoptimal untuk pemeliharaan taman kota,maka proses siklus hidrologi juga pastiakan terganggu. Permasalahan sumberdaya air sudah terjadi di Jakarta, yaitutimbulnya krisis air bersih dan air bakuuntuk PAM Jaya.

    4). WWGS adalah suatu teknologi baruyang tepat guna dan sederhana, sertasesuai dengan konsep Ecopark.

    5.2. Saran

    Berdasarkan penjelasan dalam hasilkajian dapat diutarakan beberapa saran,yaitu :

    1). Taman kota yang terletak di kawasanyang sangat padat sebenarnya dapatdimanfaatkan, selain untuk daerahresapan air hujan juga untuk saranapengolahan air limbah domestik. Nilaitambah lain dengan melaksanakankedua tujuan tersebut adalahmemperlancar proses siklus hidrologidan daur ulang air limbah.

    2). Upaya penghematan air dalampengelolaan suatu taman kota haruslebih digalakkan, agar pemanfaatansumber daya air tidak dilakukan secaraberlebihan.

    3). Agar konsep Ecopark dapat diterapkandi Jakarta, perlu dilakukan suatu upayayang dapat merangsang pihakpengelola taman untuk berkompetisidalam pengelolaan taman. Artinyadiciptakan suatu ajang perlombaandalam pengelolaan taman kota denganimbalan hadiah dan penghargaan-penghargaan lain dari PemerintahPusat.

    4) Dalam pengelolaan taman-taman kotayang ramah lingkungan, perludiikutsertakan masyarakat yang bukanhanya sebagai pengguna taman, tetapijuga sebagai pemelihara taman. Hal iniakan dapat menunjukkan interaksi yangbaik secara sosial, baik antar anggotamasyarakat dengan berbagai strata,maupun antar masyarakat denganlingkungan alamnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mukaryanti, dkk., Pengembangan EcoPark di DKI Jakarta, Dinas PertamananDKI Jakarta & Pusat TeknologiLingkungan, BPPT, Jakarta, 2006.

    2. P. Nugro R., dkk., Pengelolaan danKonservasi Sumber Daya Air, DirektoratTeknologi Lingkungan , Jakarta, 2004.

    3. Peraturan Gubernur Propinsi DKIJakarta, Nomor 122 Tahun 2005, tentangPengelolaan Air Limbah Domestik diPropinsi DKI Jakarta, Bab V.Pengelolaan Air Limbah Domestik.

    4. Rencana Strategis Dinas PertamananPropinsi DKI Jakarta Tahun 2003 2007,Dinas Pertamanan Propinsi DKI Jakarta,Tahun 2003.