45012259-keputihan-fisiologis-wordacir

Upload: drdhiya

Post on 05-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 45012259-KEPUTIHAN-FISIOLOGIS-WORDacir

    1/3

    KEPUTIHAN FISIOLOGIS

    Leukorea berasal dari kata Leuco (benda putih) yang disertai dengan akhiran rrhea

    (aliran atau cairan yang mengalir). Keputihan (fluor albus, white discharge, leukorea) adalah

    nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital (dalam hal ini

    alat genital wanita) yang tidak berupa darah. Keputihan ada 2 macam yaitu yang fisiologik dan

    patologik. Keduanya dapat dibedakan berdasarkan atas kandungannya. Keputihan yang

    fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mucus yang mengandung banyak epitel

    dengan leukosit yang jarang, sedang pada keputihan yang patologik terdapat banyak leukosit.

    Pemeriksaan Fisiologis Patologis

    Warna sekret Bening Kuning hingga hijau

    Kejernihan sekret Jernih Agak keruh

    Bau sekret Tidak berbau Berbau

    Leukosit sekret Tidak ada/sedikit Ada / banyak

    (menandakan infeksi)

    Keputihan yang fisiologik dapat ditemukan pada:

    1. Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; ini disebabkan oleh pengaruh

    estrogen dari plsenta terhadap uterus dan vagina janin.

    2. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh dari estrogen;

    keputihan disini dapat menghilang dengan sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan

    kecemasan pada orang tua.

    3. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan

    oleh pengeluaran transudat dari dinding vagina.

    4. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi

    lebih encer.

    Rica A. Kinthan Page1

  • 7/31/2019 45012259-KEPUTIHAN-FISIOLOGIS-WORDacir

    2/3

    5. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada

    wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan

    ektropion porsionis uteri.

    Sekret berasal dari antara lain : 1)Kelenjar Bartholini yang terletak di bawah labium

    majus dan bermuara di bawah otot konstriktor vagina, kadang-kadang tertutup sebagian oleh

    bulbus vestibuli.1 Kelenjar ini mengeluarkan sekret mukoid pada saat gairah seks meningkat. 2)

    Duktus Skene (parauretralis) yang bermuara di meatus uretrae eksternum. Kelenjar ini

    mensekresikan sekret yang mukoid. 3)Serviks uteri, memiliki banyak kelenjar yang

    mengeluarkan sekret yang berbeda-beda sesuai dengan siklus haid. 4) Uterus yang terletak

    banyak kelenjar dari endometrium sampai ke miometrium pada umumnya. Kelenjar-kelenjar ini

    mensekresi cairan alkali yang encer.

    Anatomi & Fisiologi Keputihan yang Fisiologis

    Vagina

    Secara anatomis vagina memiliki 3 lapisan yakni lapisan mukosa, muskularis dan

    adventisia. Mukosa pada vagina berikatan kuat dengan lapisan muskularis. Di lapisan epithelial

    mukosa terdapat 2 lipatan utama longitudinal. Salah satunya di anterior sedangkan sisanya di

    posterior. Masing masing lipatan ini membentuk lipatan lipatan yang lebih kecil yang meluas

    secara transversal pada vagina dengan kedalaman lipatan yang berbeda beda. Lipatan liptaan

    ini berkembang baik ketika seorang wanita belum pernah melahirkan.

    Secara histologis, epitel yang terdapat pada vagina adalah epitel squamosa tidak

    bertanduk. Setelah masa pubertas, epitel pada vagina mengalami penebalan dan kaya akan

    glikogen. Tidak seperti mamalia lain, epitel vagina pada manusia tidak mengalami perubahan

    secara signifikan selama siklus menstruasi. Tapi yang mengalami perubahan hanyalah kadar

    glikogen yang meningkat pada masa setelah ovulasi dan berkurang pada saat akhir masa siklus.

    Produksi glikogen pada epitel vagina dipengaruhi oleh estrogen. Hormon ini

    menstimulasi epitel vagina sehingga dapat memproduksi dan menyimpan glikogen dalam jumlah

    yang besar, yang kemudian dilepaskan pada lumen vagina untuk membasahi daerah sekitarnya.

    Rica A. Kinthan Page2

  • 7/31/2019 45012259-KEPUTIHAN-FISIOLOGIS-WORDacir

    3/3

    Secara alami, flora normal vagina akan memetabolisme glikogen membentuk asam laktat yang

    bertanggung jawab dalam merendahkan suasana pH vagina, terutama saat pertengahan siklus

    menstruasi. Suasana asa ini sangat berperan dalam mencegah invasi bakteri patologis.

    Cervix Uterus

    Cervix uterus merupakan bagian yang menghubungkan vagina dengan tuba tuerina

    melalui os external canalis cervicalis yang dilapisi oleh membran mucosa yang disebut

    endocervix. Bagian ini mengandung mucus yang disekresikan oleh kelenjar tubular yang dilapisi

    oleh epitel kolumner dan dipenuhi oleh sel silia.

    Aktivitas sekresi kelenjar pada endocervix diregulasi oleh estrogen dan mencapai jumlah

    maximal pada masa ovulasi. Fungsi sekret endocervicalis adalah memberi lubrikasi selama

    hubungan seksual terjadi dan berperan sebagai sawar yang melindungi dari invasi bakteri.

    Selama ovulasi, mukus pada cervix menjadi lebih encer, berair dan pHnya lebih alkali

    dibanding sebelumnya, kondisi ini dibuat sedemikian rupa agar dapat mendukung migrasi

    sperma. Selain itu terjadi pula peningkatan jumlah ion dalam mukus sehingga terbentuk kristal

    kristal yang menyerupai pakis. Secara klinis, hal ini dapat digunakan sebagai pendeteksi saat

    yang tepat untuk melakukan fertilisasi.Setelah masa ovulasi, mukus cervix menjadi lebih kental

    dan asam.

    Ada sejumlah flora normal pada vagina dan cervix, namun yang paling sering ditemui

    adalah Lactobacillus acidophilus. Bakteri ini mampu memproduksi asam laktat dengan jalan

    memecahkan glikogen yang berasal dari sekret vagina dan cervix. Asam laktat ini membentuk

    semacam lapisan asam (pH 3,0), yang dapat mencegah proliferasi bakteri patologis.

    Jadi secara umum, keputihan merupakan hal yang fisiologis. Namun kondisinya dapat berubah

    menjadi patologis ketika jumlah bakteri yang menginvasi traktus genitalia meningkat ataupun

    karena penurunan daya tahan tubuh pejamu.

    Rica A. Kinthan Page3