document44

Upload: rikko-anggara

Post on 12-Jul-2015

169 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEMAMPUAN AKADEMIK DENGAN PROSES PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AJARAN 2000

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama NIM Program Studi Jurusan

: Ika Mucharofina : 1124000030 : Teknologi Pendidikan : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang penitia ujian skripsi pada :

Hari Tanggal

: :

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Nurussaadah, M.Si, NIP. 131469642

Drs. Suripto, M. Si, NIP. 131413223

Mengetahui, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Drs. Haryanto NIP. 131404301

ii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, pada: Hari Tanggal : : Panitia Ujian

Ketua

Sekretaris

Drs. Siswanto, MM NIP. 130515769

Drs. Haryanto NIP. 131469642

Pembimbing I

Penguji I

Dra. Nurussaadah NIP. 131469642

Drs. Sugeng Purwanto NIP. 131570065

Pembimbing II

Penguji II

Drs Suripto, M.Si NIP. 131413233

Dra. Nurussaadah NIP. 131469642

Penguji III

Drs Suripto, M.Si NIP. 131413233

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benarbenar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

Maret 2005

Ika Mucharofina NIM 1124000030

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO Bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia jika tidak disertai cinta. Kerja adalah cinta yang menjadi nyata (Kahlil Gibran)

Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Ayah Ibuku tercinta yang selalu

mendoakanku dalam menggapai cita dan cintaku serta adikku yang kusayang Yanu Dwi Mucharomin 2. Seseorang dengan kasih sayangnya tiada henti-hentinya selalu memotivasiku untuk belajar dan terus berusaha. 3. Sahabatku sahabatku yang selalu

memotivasiku untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Almamaterku. v

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi berjudul Hubungan Antara Motivasi Dan Kemampuan Akademik Dengan Proses Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2000 dapat diselesaikan. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang sangat berguna bagi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. DR. A.T Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Siswanto, MM Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Haryanto, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 4. Dra. Nurussaadah, M.Si, Dosen Pembimbing I. 5. Drs. Suripto, M. Si, Dosen Pembimbing II. 6. Bapak Kepala Unit Pelayanan Teknis Komputer Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin dalam penelitian. 7. Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2000 atas kesediaannya mengisi kuesioner dalam pengambilan data penelitian ini.

vi

8. Teman-teman Teknologi Pendidikan angkatan 2000 yang telah mendorong dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. 9. Mbak dan adek kosku yang selalu memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini . 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-satu. Penulis hanya dapat berdoa semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah S.W.T. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya

Semarang, Februari 2005

Penulis

vii

ABSTRAK

Ika Mucharofina, 2005, FIP, Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEMAMPUAN AKADEMIK DENGAN PROSES PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AJARAN 2000. Dra. Nurussaadah, M.Si, Drs. Suripto, M. Si. Kata Kunci : Motivasi, Kemampuan Akademik, Proses Penulisan Skripsi Tujuan Penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan signifikan antara motivasi dengan proses penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan; Kedua, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan signifikan antara kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan; Ketiga, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara bersama-sama antara motivasi dan kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun ajaran 2000. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang terdaftar mengambil skripsi pada semester ganjil dengan jumlah 98 orang. Populasi ini sekaligus dijadikan sebagai wilayah penelitian, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu motivasi dan kemampuan akademik sebagai variabel bebas dan proses penulisan skripsi sebagai variabel terikat. Pengambilan data utama digunakan kuesioner dan data penunjangnya menggunakan dokumentasi dan wawancara. Validitas instrumen diukur dengan menggunakan korelasi product moment, sedangkan untuk mengetahui reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji normalitas, analisis korelasi parsial dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) Motivasi yang dimiliki mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang umumnya terdapat pada kriteria tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sebelas indikator, ada sembilan indikator yang terdapat dalam kriteria tinggi, satu indikator terdapat dalam kriteria sangat tinggi dan satu indikator terdapat dalam kriteria cukup. (2)Indeks Prestasi yang diperoleh mahasiswa rata-rata berada dalam kategori sangat memuaskan. (3)Dalam variabel proses penulisan skripsi, rata-rata mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang berada dalam krteria tinggi. Dari tujuh indikator yang ada, empat indikator berada dalam kriteria tinggi dan tiga indikator berada dalam kriteria cukup. (4)Ada hubungan antara motivasi dengan proses penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, dengan diperolehnya t hitung = 3,266 > t tabel = 1,99 pada = 5%. (5) Tidak ada hubungan antara kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, dengan diperolehnya t hitung = 1,146 < t tabel = 1,99 pada = 5%. (6) Ada hubungan viii

secara bersama-sama antara motivasi dan kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2000, dengan diperolehnya F hitung = 0,843 > F tabel =3,092 pada = 5%. Mengacu pada simpulan diatas, disarankan kepada pendidik agar dapat mengupayakan kiat belajar yang lebih baik, untuk mendorong mahasiswa agar memiliki motivasi terhadap penelitian. Pada mahasiswa juga diharapkan untuk meningkatkan strategi belajar yang baik dan berusaha meningkatkan motivasi agar dapat mengatasi kendala dalam menyelesaikan skripsi.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... PERNYATAAN ......................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ ABSTRAK ................................................................................................ DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... BAB I : PENDAHULUAN ............................................................... A. Latar Belakang Masalah ................................................. B. Identifikasi Masalah ....................................................... C. Batasan Masalah ............................................................ D. Rumusan Masalah .......................................................... E. Tujuan Penelitian ........................................................... F. Manfaat Penelitian ......................................................... G. Penegasan Istilah ............................................................

i ii iii iv v vi viii x xiii xiv xv 1 1 5 5 6 6 7 7

x

BAB II

:

LANDASAN TEORI ........................................................... A. Skripsi ............................................................................ 1. Pengertian Skripsi .................................................... 2. Langkah-Langkah Penelitian .................................... B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penulisan Skripsi .... 1. Motivasi ................................................................... 2. Kemampuan Akademik ..........................................

10 10 10 11 16 16 30 31 37 37

3. Proses Penulisan Skripsi ........................................... C. Kerangka Berfikir .......................................................... 1. Hubungan Motivasi dengan Proses Penulisan Skripsi 2. Hubungan Kemampuan Akademik dengan Proses Penulisan Skripsi ...................................................... 3. Hubungan Antara Motivasi dan Kemampuan

38

Akademik dengan Proses Penulisan Skripsi .............. D. Hipotesis Penelitian ........................................................ BAB III : METODE PENELITIAN ..................................................... A. Populasi dan Sampel ...................................................... B. Variabel Penelitian ......................................................... C. Metode Pengumpulan Data ............................................ D. Metode Penyusunan Instrumen ....................................... E. Pengolahan dan Analisis Data ........................................

38 39 40 40 42 43 51 57

xi

BAB IV

:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... A. Hasil Penelitian .............................................................. 1. Gambaran Umum Populasi Penelitian ...................... 2. Hasil Uji Coba Instrumen ......................................... 3. Hasil Analisis Data .................................................. B. Pembahasan ...................................................................

63 63 63 65 67 78 82 82 83 85 87

BAB V

:

SIMPULAN DAN SARAN ................................................. A. Simpulan ........................................................................ B. Saran ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN ...............................................................................................

xii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4 4 42 51 64 68 69 71

1. Daftar Mahasiswa Angkatan 1998 ................................................... 2. Daftar Mahasiswa Angkatan 1999 .................................................... 3. Daftar Populasi dan Sampel Dari tiap Jurusan ................................. 4. Kisi-Kisi Instrumen ......................................................................... 5. Daftar Populasi Penelitian ............................................................... 6. Kriteria Penilaian Populasi .............................................................. 7. Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif Prosentase Tentang Motivasi ... 8. Kriteria Penilaian Proses Penulisan Skripsi ...................................... 9. Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif Prosentase Tentang Proses Penulisan Skripsi ............................................................................ 10. Rangkuman Analisis Regresi ...........................................................

72 77

xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 43

Hubungan Antar Variabel ......................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 87 95 97 99

1. Angket Penelitian ............................................................................ 2. Data Tentang Motivasi Dan Kemampuan Akademik ....................... 3. Data Tentang Proses Penulisan Skripsi ............................................ 4. Uji Normalitas Data Motivasi ..........................................................

5. Uji Normalitas Data Kemampuan Akademik ................................... 100 6. Uji Normalitas Data Proses Penulisan Skripsi .................................. 101 7. Analisis Deskriptif Variabel Motivasi .............................................. 102 8. Distribusi Frekuensi Dari Masing-Masing Indikator Pada Variabel Motivasi .......................................................................................... 104 9. Analisis Deskriptif Variabel Proses Penulisan Skripsi ...................... 105 10. Distribusi Frekuensi Dari Masing-Masing Indikator Pada Variabel Proses Penulisan Skripsi .................................................................. 107 11. Anlisis Regresi Ganda ..................................................................... 108 12. Koefisien Korelasi Parsial ............................................................... 110 13. Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi ........................................ 111 14. Penghitungan Validitas Angket Motivasi ......................................... 113 15. Penghitungan Reliabilitas Angket Motivasi ..................................... 114 16. Analisis Hasil Uji Coba Angket Proses Penulisan Skripsi ................ 115 17. Perhitungan Validitas Angket Proses Penulisan Skripsi ................... 117 18. Perhitungan Reliabilitas Angket Proses Penulisan Skripsi ................ 118 19. Daftar Kritik Uji T ........................................................................... 119

xv

20. Daftar Kritik Uji F ........................................................................... 120 21. Tabel Persiapan Analisis Regresi ..................................................... 121 22. Daftar Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan sebagai populasi penelitian ......................................................................................... 122 23. Listing Mahasiswa FIP UNNES Angkatan 1998................................ 124 24. Listing Mahasiswa FIP UNNES Angkatan 1999................................ 127 25. Listing Mahasiswa FIP UNNES Angkatan 2000................................ 129 26. Permohonan Ijin Penelitian dari Jurusan .......................................... 131 27. Permohonan Ijin Penelitian Dari Fakultas ........................................ 132

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan Nasional diselenggarakan demi peningkatan Sumber daya Manusia (SDM) Indonesia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan Teknologi tanpa harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial kemasyarakatan. Dalam upaya peningkatan SDM, pengembangan dibidang pendidikan menduduki Pembangunan Nasional. Pendidikan bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan keterampilan tertentu, melainkan juga berfungsi sebagai pengembangan pribadi menuju kearah kesempurnaan sebagai hasil pengumpulan pengalaman dan latihan secara terus menerus. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional pasal 9 (UU SPN, 1989 :50) dijelaskan bahwa satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan disekolah atau luar sekolah. Satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan peran yang sangat penting dalam

berkesinambungan, sedangkan satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis. Salah satu jenjang pendidikan formal tersebut adalah pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi), merupakan jenjang pendidikan yang diselenggarakan untuk xvii

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yamg memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan mengembangkan atau menciptakan pengetahuan, teknologi dan kesenian. Dalam UU No. 2 th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Perguruan Tinggi memiliki kewajiban melaksanakan Dharma Bhakti yang meliputi; pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Ketiga bentuk dharma itu dilakukan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang bertugas menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkwalitas yang kelak akan bermanfaat di masyarakat. Universitas Negeri Semarang memiliki beberapa fakultas yang sebagian besar adalah bidang kependidikan, salah satunya adalah Fakultas Ilmu Pendidikan, yang bertugas membina mahasiswa agar dapat menjadi calon tenaga ahli dibidang ilmu pendidikan baik disekolah maupun diluar sekolah. Sebagian disebutkan dimuka, perguruan tinggi diselenggarakan antara lain sebagai lembaga yang menangani bidang penelitian. Salah satu saluran bagi keikutsertaan ilmuwan dalam proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan antara lain melalui kegiatan riset atau penelitian (Tilaar 1991:2). Ilmu tidak akan berkembang jika tidak dimulai dengan mencatat sendiri gejala yang nyata, mengumpulkannya serta memferivikasi. Jika hanya mengumpulkan kesimpulan orang lain, maka ilmu tidak akan berkembang.

xviii

Dalam rangka memenuhi tuntutan pentingnya penyelenggaraan penelitian tersebut, maka para mahasiswa perlu didorong untuk mampu melakukan penelitian dalam menyelesaikan studinya, yakni menyusun skripsi. Dengan menyusun skripsi para mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan wawasan secara lebih luas dan menyeluruh, serta mampu memecahkan

permasalahan yang dihadapi secara ilmiah. Bagi para mahasiswa, ternyata tugas skripsi tersebut merupakan tugas yang tidak ringan. Pada umumnya mahasiswa dapat menyelesaikan teori tepat waktu, tetapi perjalanan studi menjadi tersendat-sendat ketika menyusun skripsi. Mahasiswa pada awalnya memiliki semangat, motivasi dan minat yang tinggi terhadap skripsi namun keadaan itu menurun seiring dengan kesulitan-kesulitan yang dialami. Mahasiswa sering putus asa bila tugas mencari literatur sukar didapat, kesulitan dalam berhubungan dengan dosen pembimbing, kesulitan memahami literatur asing, kurang menguasai metodologi penelitian dan kurangnya pengalaman dibidang penelitian. Beberapa faktor inilah yang menyebabkan mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studinya tepat waktu. Dari data yang diperoleh di UPT Komputer Universitas Negeri Semarang, mahasiswa Universitas Negeri Semarang , khususnya dilingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan, hanya sedikit yang dapat menyelesaikan studinya tepat waktu. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

xix

Mahasiswa angkatan 1998 JURUSAN JUMLAH MAHASISWA 35 orang 48 orang 34 orang TAHUN KELULUSAN 2002 2003 2004 10 orang 13 orang 16 orang 17 orang 20 orang 14 orang 2 orang 7 orang 1 orang MAHASISWA BELUM LULUS 6 orang 8 orang 3 orang

KTP PPB PLS

Mahasiswa Angkatan 1999 JURUSAN JUMLAH MAHASISWA KTP PPB PLS 9 orang 43 orang 33 orang TAHUN KELULUSAN 2003 0 6 orang 3 orang 2004 8 orang 17 orang 10 orang BELUM LULUS 1 orang 20 orang 20 orang

Dalam menulis skripsi diperlukan kesiapan penguasaan materi akademik, motivasi, kerja keras, konsistensi berfikir serta kedisiplinan yang tinggi. Meskipun mahasiswa telah dibekali dengan materi Penulisan Karya Ilmiah maupun metodologi penelitian, namun ketrampilan dalam bidang menulis belum juga terbentuk. Terbukanya kesempatan membuat karya tulis ilmiah tidak dimanfaatkan secara optimal. Rendahnya budaya tulis tersebut menyebabkan pengungkapan ide-ide menjadi tidak produktif dan tidak ekspresif. Belum dimilikinya kebiasaan mengungkapkan gagasan secara sistematis mempergunakan bahasa tulis, karena yang dipelajari bukan kemahiran menulis melainkan teori menulis. Menulis merupakan ketrampilan ragawi dan keterampilan pemahaman atau keterampilan kognitif. Keadaan tersebut berpengaruh ketika mahasiswa akan menyelesaikan tugas akhir xx

skripsi. Skripsi selain karya ilmiah juga merupakan hasil penelitian sehingga mahasiswa harus menguasai prosedur penelitian. Suharsimi Arikunto (1991:30) menyebutkan bahwa hambatan

penulisan skripsi karena kurangnya kemampuan akademik. Hal ini menunjukkan bahwa faktor pembelajar sangat menentukan bagi kelancaran penyusunan skripsi. Beranjak dari kenyataan tersebut peneliti mencoba untuk mengungkap tentang faktor-faktor yang menghambat penyusunan skripsi mahasiswa, khususnya ditinjau dari faktor Pembelajar/mahasiswa.

B. IDENTIFIKASI MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah diatas, maka terdapat beberapa permasalahan yang perlu untuk digarisbawahi ; 1. 2. 3. Mahasiswa belum terbentuk budaya untuk menulis. Mahasiswa masih kesulitan menuangkan ide menulis karya ilmiah. Mahasiswa mengalami hambatan sebelum berakhir masa studi berkenaan dengan Penulisan skripsi. 4. Mahasiswa mengalami hambatan dalam penulisan skripsi yang antara lain disebabkan oleh rendahnya motivasi dan kemampuan akademik.

C. BATASAN MASALAHMengingat keterbatasan yang ada pada peneliti baik dari segi waktu, dana, sarana dan prasarana maka tidak semua hambatan dalam penulisan skripsi akan diteliti sehingga faktor yang diduga mempunyai hubungan kuat

xxi

terhadap penulisan Skripsi adalah faktor motivasi serta Kemampuan Akademik.

D. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penelitian ini ingin menjawab : 1. Adakah hubungan signifikan antara motivasi dengan proses penulisan tugas akhir skripsi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang? 2. Adakah hubungan signifikan antara kemampuan akademik dengan proses penulisan tugas akhir skripsi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang? 3. Adakah hubungan signifikan secara bersama-sama antara motivasi dan kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi secara bersamasama?

E. TUJUAN PENELITIANTujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara obyektif tentang faktor-faktor yang

menghambat penulisan Skripsi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang, khususnya ditinjau dari faktor mahasiswa. Jadi penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang dengan proses penulisan skripsi. 2. Untuk mengetahui hubungan antar kemampuan akademik mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang dalam proses penulisan skripsi. xxii

3. Untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara motivasi dan kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang.

F. MANFAAT PENELITIANManfaat yang diharapkan dari penelitian ini : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dalam penulisan skripsi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pendidik, sebagai data dan informasi tentang faktor-faktor yang menghambat penulisan skripsi sehingga dapat diupayakan kiat belajar yang lebih baik, strategi pembelajaran dan pelayanan yang lebih sesuai bagi mahasiswa yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Dengan demikian dapat diupayakan optimalisasi peranan mahasiswa khususnya dalam upaya menunjang keberhasilan penulisan skripsi. b. Bagi peneliti merupakan pengalaman lapangan dalam menerapkan Ilmu Pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.

G. PENEGASAN ISTILAH1. Hubungan Hubungan adalah merupakan bentuk penelitian yang akan dilakukan. Hubungan atau penelitian korelasi adalah bentuk penelitian xxiii

dalam skripsi ini. Penelitian korelasi bermaksud mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor ada hubungan dengan variasi-variasi atau faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya (Usaman dan Akbar, 1995:5). Hubungan yang ingin diteliti dalam judul ini adalah antara motivasi dan kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi. 2. Motivasi Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tak sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi merupakan energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku ( Thomas L Good dan Jere B. Brophy, 1986 dalam buku Elida Prayitno, 1989 : 8). Motivasi yang dimaksud dalam judul ini adalah keinginan, dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk menulis skripsi. 3. Kemampuan Akademik Dalam Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Akademi diartikan sebagai suatu masyarakat orang-orang terpelajar (skolar) yang berhimpun untuk mengembangkan ilmu, sastra, atau seni. Orang-orang terpelajar yang sedang menjalankan studinya di Perguruan Tinggi disebut sebagai mahasiswa. Kemampuan akademik dalam judul ini mengandung pengertian kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam hal

xxiv

penguasaan materi akademik serta materi lain yang menunjang kegiatan akademik, khususnya yang tercermin dalam pencapaian indeks prestasi dan dalam kegiatan akademik lainnya. 4. Skripsi Skripsi adalah tulisan ilmiah sebagai salah satu syarat untuk mencapai peringkat atau gelar akademis tertentu. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk ujian akhir dalam mencapai gelar sarjana (Komaruddin, 2000 : 249). Syarat ini tidak merupakan keharusan mutlak. Beberapa perguruan tinggi membuka kemungkinan untuk mengikuti ujian tanpa keharusan untuk menulis skripsi, misalnya dengan makalah atau ujian tertentu (biasanya mata kuliah pokok)Tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi seringkali harus memenuhi syarat-syarat sebagai suatu karangan yang bermutu akademis, seperti perumusan premise yang menjadi dasar argumentasi, masalah yang mengemukakan rintangan atau kendala dalam mencapai tujuan, hipotesis sebagai tesis percobaan yang masih perlu dibuktikan kebenarannya dalam penelitian kepustakaan atau empiris, metode penelitian dan metode pembuktian yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan menarik kesimpulan dan saran bilamana dianggap perlu, dan biasanya diakhiri oleh daftar kepustakaan yang dipergunakan oleh penulisnya.

xxv

BAB II LANDASAN TEORI

B. SKRIPSI 1. Pengertian skripsi Mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya diwajibkan untuk menyusun karya ilmiah baik berupa skripsi atau kajian literatur berbentuk makalah. Skripsi merupakan produk penelitian atas dasar berpikir ilmiah. Pengertian skripsi menurut Arikunto Suharsimi, (1989:9) adalah: Muara dari semua pengetahuan dan keterampilan yang pernah diperoleh sebelumnya untuk diterapkan dalam menggali permasalahan yang ada (baik dalam literatur maupun kancah) agar dengan penelitian itu dapat diperoleh temuan yang bermanfaat bagi ilmunya itu. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia skripsi adalah Karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Komaruddin (2000:249) memberikan pengertian bahwa Skripsi adalah tulisan ilmiah sebagai salah satu syarat untuk mencapai peringkat atau gelar akademis tertentu. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk ujian akhir dalam mencapai gelar sarjana.Syarat ini tidak merupakan keharusan mutlak. Beberapa perguruan tinggi membuka kemungkinan untuk mengikuti ujian tanpa keharusan untuk menulis skripsi, misalnya dengan makalah atau ujian tertentu (biasanya mata kuliah pokok)

xxvi

Tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi seringkali harus memenuhi syarat-syarat sebagai suatu karangan yang bermutu akademis, seperti perumusan premise yang menjadi dasar argumentasi, masalah yang mengemukakan rintangan atau kendala dalam mencapai tujuan, hipotesis sebagai tesis percobaan yang masih perlu dibuktikan kebenarannya dalam penelitian kepustakaan atau empiris, metode penelitian dan metode pembuktian yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan menarik kesimpulan dan saran bilamana dianggap perlu, dan biasanya diakhiri oleh daftar kepustakaan yang dipergunakan oleh penulisnya. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa skripsi adalah karya tulis yang disusun mahasiswa program S1 untuk memenuhi persyaratan akhir pendidikan akademisnya yang diperoleh melalui penelitian. 2. Langkah - langkah penelitian Skripsi selain sebagai suatu karya ilmiah juga merupakan hasil penelitian, oleh sebab itu mahasiswa yang akan menyusun skripsi harus menguasai prosedur penelitian. Arikunto Suharsimi, (1997:20)

menyebutkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: a. Memilih masalah b. Studi pendahuluan c. Merumuskan masalah d. Merumuskan anggapan dasar e. Merumuskan hipotesis

xxvii

f. Memilih pendekatan g. Menentukan variabel dan sumber data h. Menentukan dan menyusun instrumen i. Mengumpulkan data j. Analisis data k. Menarik kesimpulan l. Menulis laporan Langkah ke-1 sampai dengan ke-6 mengisi kegiatan pembuatan rancangan penelitian, langkah ke-7 sampai dengan ke-10 merupakan pelaksanaan penelitian, langkah terakhir sama dengan pembuatan laporan penelitian. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan diuraikan penjelasan dari masing-masing langkah . a. Memilih masalah Besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang mesti memiliki masalah. Hanya bedanya, ada masalah yang dapat seketika diatasi, tetapi ada pula yang memerlukan penelitian. Akan tetapi ada masalah penelitian yang juga tidak dapat dipecahkan melalui penelitian karen aberbagai sebab, antara lain karena tidak tersedianya data. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Untuk ini diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila

xxviii

sudah berpengalaman meneliti, masalah-masalah ini akan timbul dalam bentuk keinginan untuk segera dilaksanakan pemenuhannya. b. Studi Pendahuluan. Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti

mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Prof. Dr. Winarno Surachmad (dalam buku Suharsimi Arikunto, 1997 : 22) menyebutnya sebagai studi eksploratoris. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya. c. Merumuskan masalah. Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan/studi eksploratis maka masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai. d. Merumuskan anggapan dasar Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya. e. Hipotesis.

xxix

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan kebenarannya. Langkah ini diberi nomor 4a karena tidak demua penelitian menggunakan hipotesis. f. Memilih pendekatan Yang dimaksud dengan "pendekatan" disini adalah metode atau cara mengadakan penelitian. Penentuan pendekatan ini akan sangat menentukan apa variabel atau obyek penelitian yang akan diteliti, dan sekaligus menentukan subyek penelitian dan sumber data diperoleh. g. Menentukan variabel dan sumber data Langkah ke-6 ini menjawab pertanyaan: 1) Apa yang akan diteliti? 2) Dari mana data diperoleh? Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan datanya. h. Menentukan dan menyusun instrumen Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data dikumpulkan . Instrumen sangat tergantung dari jenis data dan dari mana diperoleh.

i. Mengumpulkan data.

xxx

Mengumpulkan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya. j. Analisis data Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan hasil olahan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam menganalisis data, jenis data yang diperoleh harus diperhatikan (kualitatif atau kuantitatif). Apabila data yang diperoleh adalah berupa kualitatif maka analisis non statistik digunakan dalam proses analisisnya. Sebaliknya data kuantitatif dianalisis dengan analisis statistik. k. Menarik kesimpulan Penafsiran hasil analisis ini sangat bcrkaitan dengan analisis data yang telah dilakukan. Dalam tahap ini, data yang telah diolah dan dianalisis, diberi arti. Dari hasil penafsiran ini diperoleh kesimpulan penelitian . l. Menyusun Laporan Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan penelitian agar hasil dan prosedurnya pun diketahui orang lain sehingga dapat diambil manfaat dari penelitiannya itu.

xxxi

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULISAN SKRIPSI Penulisan tugas akhir skripsi merupakan problem bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi, baik bagi mahasiswa yang akan memulai, sedang melakukan penulisan maupun bagi mahasiswa yang hampir habis masa studinya. Penyelesaian studi di perguruan tinggi secara tepat waktu diantaranya terhambat karena penulisan tugas akhir (skripsi). Skripsi merupakan salah satu instrumen yang dapat mengukur suatu kemampuan, keterampilan dan pemahaman sejumlah pengetahuan yang diperoleh selama kuliah. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keterlambatan mahasiswa dalam menulis skripsi. Faktor-faktor tersebut misalnya : mahasiswa sering putus asa bila tugas mencari literatur sukar didapat, kesulitan dalam berhubungan dengan dosen pembimbing, kesulitan memahami literatur asing, kurang menguasai metodologi penelitian dan kurangnya pengalaman dibidang penelitian. Kesiapan penguasaan materi akademik, motivasi, kerja keras, minat, juga mempengaruhi mahasiswa dalam proses penulisan skripsi. Berikut ini akan dijelaskan tentang faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam proses penulisan skripsi, namun hanya difokuskan pada variabel yang terdapat dalam penelitian ini. 1. Motivasi Sebagaimana disebutkan dimuka, motivasi sangat berperan dalam penyusunan skripsi. Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca, 1964). Karena itu motif diartikan sebagai

xxxii

kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force. Sumadi Suryabrata (1984 : 70) mengatakan motiv adalah keadaan dalam pribadi orang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Sherif & Sherif, 1956 (dalam buku Alex Sobur, 2003 : 267) menyebut motif sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut. Giddens, 1991 (dalam buku Alex Sobur, 2003 : 267) mengartikan motif sebagai impuls atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif/perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Menurut Giddens, motif tak harus dipersepsikan secara sadar. Ia lebih merupakan suatu keadaan perasaan. Secara singkat, Nasution menjelaskan bahwa motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam bukunya Management, Harold Koontz dan kawan-kawan, 1980 (dalam buku Alex Sobur, 2003 : 267), mengutip pendapat Berelson dan Steiner, mengemukakan bahwa motif is an inner state that energizes, activates, or moves (hence motivation), and that directs or channels behavior toward goals ( adalah suatu keadaan dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakkan, sehingga disebut

xxxiii

penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan) Menurut Guralnik, 1979 (dalam buku Alex Sobur, 2003 : 267) dalam Websters New World Dictionary, Motive : an inner drive, impulse, etc., that causes one to act (motif : suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati, dan sebagainya, yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu). R.S Woodworth (dalam buku Alex Sobur, 2003 : 267) mengartikan motif sebagai suatu set yang dapat atau mudah menyebabkan individu untuk melakukakan kegiatan-kegiatan tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.Jadi, motif itu adalah tujuan. Tujuan ini disebut insentf (incentive). Adapun insentif bisa diartikan sebagai suatu tujuan yang menjadi arah suatu kegiatan yang bermotif. Dalam pengertian ini, mahasiswa akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh. Dalam proses belajar motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Berkenaan dengan kebutuhan, Mc. Cleland (dalam buku Sri Mulyani

xxxiv

Martamah, 1984 : 21) berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu (i) kebutuhan akan kekuasaan. (ii) kebutuhan untuk berafiliasi, dan (iii) kebutuhan berprestasi. Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan berafiliasi tercermin dalam terwujudnya situasi bersahabat dengan orang lain. Kebutuhan berprestasi terwujud dalam keberhasilan melakukan tugas-tugas yang dibebankan. Dari ketiga motif tersebut, motif berprestasilah yang paling banyak diteliti, sehingga banyak diperoleh teori-teori maupun penemuanpenemuan mengenai motif tersebut. Konsep-Konsep Mengenai Motif Berprestasi Mc Clelland (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 21) mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk mencapai sukses, yang bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat prestasi orang lain, akan tetapi juga dapat prestasinya sendiri sebelumnya. Orang mempunyai motif berprestasi yang tinggi, menurut pendapatnya, mempunyai sikap yang positif terhadap situasi berprestasi. Orang yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi akan dapat lebih berprestasi dalam situasi dimana ia dapat berpacu dengan ukuran keunggulan yang dapat diinternalisasikan, dan prestasinya akan lebih baik jika capaian dapat ditentukannya sendiri. Kesenangan yang didapat orang yang mempunyai motif berprestasi yang

xxxv

tinggi bukan dari penghargaan masyarakat, akan tetapi dari berhasilnya melakukan perbuatan yang sukses. Heckhausen juga mengemukakan konsep mengenai motif

berprestasi. Heckhausen menerima motif berprestasi dari Mc Clelland, akan tetapi ia memperkembangkannya kearah segi kognitif. Ia mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningktakan atau mempertahankan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas, dan suatu ukuran keunggulan digunakan sebagai pembanding. Dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut ada dua kemungkinan, yaitu berhasil atau gagal. Ia membedakan tiga ukuran keunggulan : pertama yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasar kesempurnaan hasil; kedua adalah yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu membandingkan dengan hasil sendiri atau prestasi sendiri sebelumnya; dan ketiga adalah yang berhubungan dengan orang lain, yaitu membandingkan dengan hasil orang lain (Heckhusen, 1967, 1968). Heckhausen, 1967 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 23) mengemukakan enam sifat individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menghadapi tugas yang berhubungan dengan prestasi. 2. Mempunyai sifat yang lebih berorientasi ke depan, dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk dapat mendapatkan penghargaan (reward) pada waktu kemudian.

xxxvi

3. Memilih tugas yang kesukarannya sedang 4. Tidak suka membuang-buang waktu 5. Dalam mencari pasangan lebih suka memilih orang yang mempunyai kemampuan daripada orang yang simpatik 6. Lebih tangguh dalam mengerjakan suatu tugas Weiner, 1972 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 24) mengemukakan empat unsur atribusi penyebab yang umum dari motivasi berprestasi. Keempat unsur ini adalah kemampuan (kekuatan), usaha, kesukaran tugas, dan keberuntungan atau kebetulan. Dalam penelitiannya bersama Kukla, ia menemukan bahwa subyek dengan motif berprestasi tinggi, jika ia diberi tahu bahwa ia berhasil, ia mengatribusikan keberhasilannya tersebut pada kemampuan dan usaha, jadi ia menganggap bahwa penyebab kesuksesan faktor internal, sedangkan kalau ia diberi tahu bahwa ia gagal, ia percaya bahwa yang menyebabkannya adalah kekurangan usaha dan kurang kemampuan (Weiner and Kukla,1970). Menurut Hermans, 1967 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 27) orang-orang yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Mempunyai aspirasi yang tingkatnya sedang, karena menurut beberapa penelitian ternyata bahwa individu yang mempunyai motiv berprestasi tinggi, memilih resiko yang sedang, sedangkan individu

xxxvii

yang motiv berprestasinya rendah, memilih tugas-tugas yang terlalu sukar atau terlalu mudah. 2. Lebih memilih resiko yang sedang daripada resiko yang tinggi. 3. Berjuang untuk prestasi sosial, hal ini didasarkan penemuan bahwa individu yang mempunyai fungsi yang lebih tinggi dalam masyarakat daripada orang tuanya, mempunyai motif berprestasi yang lebih tinggi daripada individu-individu yang kedudukannya lebih rendah. 4. Perspektif waktunya berorientasi ke depan, ini didasarkan penemuan bahwa individu yang mempunyai motif berprestasi tinggi mempunyai sifat dinamis yang lebih tinggi daripada individu yang mempunyai motif berprestasi rendah, dan ia juga lebih berorientasi kedepan. 5. Adanya suatu dorongan untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai. 6. Mempunyai keuletan dalam melakukan tugas yang mempunyai kesukaran tertentu. 7. Memilih pasangan atas dasar kemampuan 8. Usahanya sangat menonjol. Konsep-Konsep Mengenai Motif Berafiliasi Atkinson et al. 1958 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 30) mendefinisikan motif berafiliasi sebagai motif yang mendorong pembentukan dan pertahanan hubungan yang positif dan berafeksi dengan orang lain, dengan keinginan untuk disukai dan untuk diterima. Jadi menurut Atkinson orang yang mempunyai motif berafiliasi yang tinggi,

xxxviii

mempunyai dorongan untuk membuat hubungan dengan orang lain, karena ada keinginan untuk disukai dan untuk diterima, dan akan selalu berusaha supaya hubungan tersebut tetap ada. Murray, 1938 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 30) menganggap bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang bermacammacam, salah satunya adalah kebutuhan akan afiliasi.Kebutuhan akan afiliasi ini menurut pendapatnya semacam tropisme pada manusia. Menurut teorinya ada dua unsur dalam kebutuhan berafiliasi ini, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi atau tropisme yang positif, dan kebutuhan untuk menolak atau tropisme yang negatif. Selanjutnya ia menyatakan bahwa kebutuhan berafiliasi ini adalah keinginan untuk mendekat atau keinginan untuk kerjasama dengan orang lain, menyenangkan dan mendapat afeksi dari orang lain, dan setia terhadap teman. Dalam kebutuhan berafiliasi ini terkandung kepercayaan, kemauan baik, afeksi, kasih dan empati yang simpatik yang dimanifestasikan dalam sikap bersahabat, sosial, menyenangkan, penuh kasih dan kepercayaan, dan bersifat baik. Disini dapat disimpulkan bahwa motiv berafiliasi ini adalah motiv yang mendorong individu untuk berinteraksi dengan orang lain yang mengandung kepercayaan, afeksi,dan empati yang simpatik. Ada beberapa faktor situasional yang lebih bersifat psikologik yang dapat mempengaruhi motif berafiliasi. Faktor-faktor tersebut adalah :

xxxix

dorongan deindividuasi, keragu-raguan, keadaan tertekan, daya tarik target afiliasi, dan kemungkinan untuk meningkatkan diri. Konsep-Konsep Mengenai Motif Berkuasa Lindgren, 1973 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 38) menggambarkan motif untuk berkuasa sebagai suatu kebutuhan untuk mendominasi dan untuk mengentrol. Selanjutnya ia mengatakan bahwa pada pandangan pertama motif untuk berkuasa ini sama dengan motif untuk berprestasi, karena orang yang dimotivasi oleh kebutuhan untuk berprestasi sering mencari kekuasaan untuk mencapai tujuannya, dan orang yang mempunyai kekuasaan ada dalam situasi yang

memungkinkannya untuk mencapai banyak tujuan, yang tidak mungkin bagi orang yang tidak mempunyai kekuasaan. Menurut teorinya perbedaan antara motif berkuasa dan motif berprestasi terletak pada bahwa orang yang dikuasai oleh motif berprestasi lebih tertarik pada prestasi pribadi dengan atau tanpa bantuan orang lain. Pada prinsipnya ia memilih untuk mencapai tujuannya dengan usahanya sendiri, sedangkan orang yang dikuasai oleh motif berkuasa lebih mementingkan martabat (prestige), memanipulasi dan mengontrol orang lain. Dapat dikatakan behwa motif berkuasa ini adalah dorongan untuk menguasai dan unutuk memanipulasi orang lain untuk dapat mencapai martabat. Mc. Clelland, 1972, 1975 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 39) mengatakan bahwa mahasiswa yang mempunyai motif berkuasa yang tinggi, menunjukkan aktivitas-aktivitas sebagai berikut : suka

xl

membaca majalah-majalah, suka mengumpulkan barang-barang yang dapat memberikan martabat, suka mengikuti olahraga yang kompetitif, menjadi anggota dari bermacam-macam organisasi, dan suka minumminuman yang beralkohol. Meskipun aktivitas-aktivitas tersebut

mempunyai korelasi yang tinggi dengan motif berkuasa, akan tetapi korelasi antar aktivitas tersebut rendah, atas dasar hal itu Mc Clelland berkesimpulan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut merupakan alternatifalternatif motif berkuasa yang diekspresikan. Winter, 1973 (dalam buku Sri Mulyani Martamah, 1984 : 42) menemukan bahwa mahasiswa yang mempunyai motof berkuasa yang tinggi lebih memilih teman akrab mahasiswa yang kurang terkenal. Selanjutnya ia juga menemukan bahwa mahasiswa yang mempunyai motif berkuasa yang tinggi suka berkompetisi dengan orang lain, lebih suka bersahabat dengan orang yang mempunyai selera yang sama, dan ia suka memlihara hubungan yang baik dengan orang-orang disekelilingnya. Dari segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme. Disamping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respons dari organisme, kekuatan dorongan organisme dan penguatan kedua hal tersebut. Dari segi tujuan,

xli

maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara pencapaian kebutuhan. Jika

tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk sementara. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mantal untuk berbuat terhenti sementara. Pengertian tersebut diperkuat oleh pendapat Bimo Walgito (1992 : 168) yang mengatakan bahwa motif adalah sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait mengait dengan faktorfaktor lain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi motiv disebut motivasi. Kalau orang ingin mengetahui mengapa orang berbuat atau berperilaku kearah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi (motivated behavior). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek, yaitu (1) keadaan terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berfikir dan ingatan; (2) perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini; dan (3) goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

Menurut Sardiman (1996 : 85) ada tiga fungsi motivasi, yaitu :

xlii

i. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Apabila anak kebutuhan belajarnya terpenuhi misalnya tersedia ruang belajar, buku-buku paketnya lengkap, alat-alat tulis yang lengkap, maka anak akan bersemangat dalam belajar sehingga akan

memperoleh prestasi yang bagus. ii. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Bagi anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi maka dengan senang hati akan selalu belajar sehingga dapat dengan mudah mencapai tujuan belajar yang diharapkan, tetapi bagi anak-anak yang motivasi belajarnya rendah dia tidak memiliki semangat dalam belajar bahkan dia tidak tau apa tujuan belajar mereka sehingga akan sulit untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. iii. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan belajar apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan belajar dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan belajar misalnya pada saat akan belajar kebetulan ada acara televisi yang bagus yang dia sukai padahal dia juga harus mengerjakan tugas rumah, maka walaupun anak dihadapkan pada dua hal yang membingungkan bagi anak, dia akan tetap memilih untuk belajar dan meninggalkan acara televisi.

xliii

Kebanyakan para ahli membagi motivasi atas dua tipe atau kelompok yang umum dikenal dengan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. a. Motivasi Intrinsik Thornburgh 1984 (dalam buku Elida Prayitno, 1989 : 10 ) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan.Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengarah tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar. Atau dengan kata lain individu terdorong untuk bertingkah laku kearah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar. Didalam proses belajar siswa yang bermotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugastugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Grage dan Berline, 1988 (dalam buku Elida Prayitno, 1989 : 11) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsikaktivitasnya lebih baik dalam belajar daripada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.Siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar. b. Motivasi Ekstrinsik Rumusan lama mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar

xliv

(Pintner, Ryan, West, Alech, Crow dan Smith, 1963 dalam buku dalam buku Elida Prayitno, 1989 : 11). Motivasi Ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada didalam diri siswa untuk belajar. Rumusan baru menegaskan bahwa motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat didalam aktivitas belajar (Thornburg,1984, dalam buku dalam buku Elida Prayitno, 1989 : 12). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri si belajar yang menimbuhkan kegiatan bclajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek itu dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor yang bersifat non intelektual yang berperan khas dalam menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk belajar. Seperti aktivitas belajar, seorang mahasiswa diakhir masa studi memiliki kewajiban menyusun suatu karya ilmiah, Skripsi dalam proses penyusunannya memerlukan penggerak dari dalam diri mahasiswa sehingga aktivitas yang dilakukan menunjang terselesaikannya skripsi.

xlv

Apabila dikaitkan dalam kawasan Tekonologi Pendidikan, motivasi mahasiswa berada dalam kawasan desain, karena

menjelaskan tentang karakteristik pembelajar. Adapun indikator bahwa seorang mahasiswa memiliki motivasi yang besar terhadap tugas akhir skripsi adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Suka Membaca Buku Suka Berkompetisi Dengan Orang Lain Berinteraksi Dengan Orang Lain Meningkatkan diri Berorientasi Kedepan Pandai Memanfaatkan Waktu Ulet Dalam Menghadapi Kesulitan Tekun Membuat Skripsi Keadaan Lingkungan Keadaan Pikiran Rangsangan Manfaat Yang Diperoleh

2. Kemampuan Akademik Faktor lain yang tidak kalah penting yang turut mempengaruhi proses dan hasil penulisan tugas akhir skripsi adalah kemampuan akademik yang dimiliki mahasiswa. Kegiatan akademik adalah kegiatan yang terprogram, dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara periodik, untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan akademik maka dilakukan evaluasi terus-menerus baik penilaian sumatif maupun formatif. Kemampuan akademik sering diwujudkan dengan Indeks Prestasi sehingga tinggi rendahnya indeks prestasi mencerminkan kesiapan dan kemampuan yang dimiliki mahasiswa terhadap kegiatan ilmiah khususnya

xlvi

perkuliahan. Sehingga diduga mereka yang mempunyai indeks prestasi yang tinggi mencerminkan kernampuan dalam kegiatan ilmiah. Di sini peneliti memberikan batasan mengenai kemampuan akademik yaitu sejumlah kapasitas yang dimiliki mahasiswa dalam materi perkuliahan baik itu berupa materi bidang studi, wawasan, berbahasa dan diskusi. Pengertian tersebut menunjuk kepada sejumlah pengetahuan yang dikuasai mahasiswa yang akan dituangkan dalam proses penulisan skripsi. Indikator bahwa seorang mahasiswa memiliki kemampuan akademik adalah: Memiliki prestasi baik yang ditunjukkan dengan IP. Apabila dikaitkan dalam Teknologi Pendidikan, kemamampuan akademik berada dalam kawasan evaluasi, karena terdapat proses penentuan siswa akan belajarnya. 3. Proses Penulisan Skripsi Skripsi sebagai salah satu wujud dari karya ilmiah dalam penyusunannya sangat dibutuhkan keterampilan menulis, seperti telah disebutkan dimuka bahwa masih belum terbentuk budaya menulis dikalangan mahasiswa sehingga mengalami kesulitan ketika pada masa akhir studi diwajibkan menulis karya ilmiah (skripsi). Jika dikaitkan dengan teknologi pendidikan, kemampuan

akademik berada dalam kawasan desain, karena menjelaskan tentang karakteristik pembelajar. Menurut Ndraha (1988), Skripsi merupakan laporan pekerjaan lapangan dan membaca banyak buku dalam rangka membentuk konsep

xlvii

baru yang meliputi fakta serta mengembangkan hipotesis antara variabelvariabel yang dijabarkan konsep tersebut. Dalam menyusun format penulisan proposal skripsi, mahasiswa walaupun tanpa pembimbing sebenarnya dianggap mampu membuat proposal skripsi karena mereka telah mengikuti mata kuliah metode penelitian, sehingga proposal skripsi yang dibuat dapat diperiksa kelayakannya oleh pihak institusi yang bertanggung jawab untuk itu. Format proposal skripsi yang baku dan secara umum relatif sama, nemun setiap institusi biasanya telah menentukan sendiri aturan-aturannya. Husein Umar (2001 : 45) menjelaskan bahwa salah satu format isian proposal skripsi yang informasinya dipandang cukup baik untuk menilai kelayakan rencana pembuatan skripsi adalah sebagai berikut : a. Judul Judul setidaknya harus mencerminkan masalah / peluang, variabel dan objek yang diteliti, serta desain penelitian yang dipakai. b. Latar Belakang Masalah Bagian ini menuturkan apa yang mendorong seorang peneliti untuk mendalami suatau masalah/peluang. Masalah dapat diartikan sebagai suatu kesenjangan antara rencana (sesuatu yang diinginkan) dengan keadaan yang ada (realitas) saat penelitian dilakukan. Dibagian ini pun dijelaskan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi terjadinya masalah tersebut.

xlviii

Masalah harus dianggap sebagai suatu rintangan yang harus dilalui dan bukan dihindari. Peluang juga harus dianggap sebagai tantangan. Masalah yang diangkat perlu memiliki unsur yang menggerakkan kita untuk dapat membahasnya, kelihatan penting dan ada gunanya uantuk dibahas. c. Identifikasi Masalah Kegiatan tahap ini adalah mencari masalah sebanyak mungkin yang kira-kira dapat dicarikan jawaban/pemecahannya melalui penelitian. Pencarian masalah-masalah ini terfokus pada masalah pokok yang tercermin pada bagian Latar Belakang Masalah diatas. Agar masalah-masalah yang akan dibicarakan pada bagian ini lebih mudah dimengerti pembaca, umumnya disajikan dalam bentuk kalimat tanya. d. Batasan Masalah Bagian ini sangat berkaitan dengan Identifikasi masalah. Dengan keterbatasan yang ada pada peneliti, masalah-masalah yang telah diidentifikasi dapat saja tidak diteliti semuanya, tapi hanya beberapa saja. Penulisannya juga seperti pada penulisan di identifikasi masalah.

xlix

e. Rumusan Masalah Bagian ini mencoba memformulasikan secara ringkas, jelas dan tajam tentang permasalahan utama yang ada di latar belakang masalah dan batasan masalah dalam satu paragraf dengan menggunakan kalimat biasa. f. Hipotesis penelitian Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian. Dugaan jawaban sementara ini pada prinsipnya bermanfaat untuk membantu peneliti agar proses penelitiannya lebih terarah. g. Metode Penelitian Kualitas hasil penelitian tergantung dari data yang didapat disamping proses pengolahan yang dilakukan. Karena itu, variabel yang dipakai, instrumen pengumpulan data, desain penelitian, alat-alat analisis, dan lain-lain yang dianggap perlu dalam penelitian harus telah disiapkan. Keabsahan metode dianggap paling penting dalam menilai kualitas hasil penelitian. h. Tinjauan Pustaka Studi penjajakan perlu dilakukan untuk menguasai teori yang relevan dengan topik/masalah penelitian dan rencana model analisis yang dipakai. Idealnya penulis dapat mengetahui hal-hal apa yang telah diteliti dan yang belum diteliti sehingga tidak terjadi duplikasi penelitian.

l

i. Kerangka Pemikiran Seluruh kegiatan penelitian, mulai dari tahap awal sampai tahap akhir harus merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh untuk mencari jawaban-jawaban ilmiah tehadap masalahmasalah yang diteliti. Kerangka pemikiran dibuat dalam suatu skema sehingga isi penelitian secara keseluruhan diketahui dengan jelas, mulai dari mekanisme ketersediaan data, pengolahan dan

penyajiannya. Dianjurkan agar kerangka pemikiran ini dilengkapi dengan penjelasan narasi. Pranowo (1996:2) menyebutkan bahwa kesulitan yang dialami seseorang dalam menulis ilmiah adalah: a. Belum dikuasainya kemampuan memilih masalah yang layak untuk ditulis. b. Belum dikuasainya kemampuan membatasi masalah yang akan ditulis. c. Belum dikuasainya kemampuan mengembangkan masalah secara terurai. d. Kesulitan menemukan bacaan atau referensi yang relevan dengan masalah yang akan ditulis. e. Belum dimilikinya kcbiasaan mengungkapkan gagasan secara

sistematis mempergunakan bahasa tulis, karena yang dipelajari bukan kemahiran menulis melainkan teori menulis. Hambatan yang dialami mahasiswa berkenaan dengan kernampuan menulis ilmiah pada dasarnya bersumber dari belum dapat mengenali adanya

li

masalah yang dapat dijadikan tema karya ilmiah. Bagi mahasiswa yang belum terbiasa kadang-kadang sulit rnelakukannya. Mahasiswa harus

mempertimbangkan, menilai dan merenungkan sehingga karya ilmiah yang dibuat memiliki kegunaan, memiliki nilai kebaruan, menarik, dan tidak sulit untuk menemukan referensi yang relevan, jika semua telah dipertimbangkan maka langkah selanjutnya adalah merumuskan topik. Setelah topik dirumuskan, bahan bacaan pun sudah terarah maka langkah selanjutnya adalah mengembangkannnya dalam bentuk rencana/ proposal penelitian. Penelitian yang dilakukan dapat berupa literatur maupun kancah untuk memperoleh data yang diolah menggunakan teknik dan metode tertentu sehingga data yang diperoleh merupakan kebenaran berdasarkan kenyataan. Mahasiswa yang dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktu yang telah ditentukan memanfaatkan waktu selama mengambil teori dengan jalan megenali dan memilih masalah yang akan dijadikan fokus tema penelitiannya sehingga diakhir masa perkualiahan proposal penelitian telah siap. Untuk dapat mengetahui apakah para mahasiswa tersebut mampu mengatasi hambatan dalam proses penyusunan skripsi, maka ditetapkan indikatorindikator yang antara lain 1. Penelitian 2. Temuan Yang Bermanfaat 3. Syarat Mencapai Gelar 4. Menguasai Prosedur Penelitian 5. Tahun Mulai Penyusunan 6. Tahapan Penyusunan 7. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Menulis lii

D. KERANGKA BERFIKIR. 1. Hubungan Motivasi dengan Proses Penulisan Skripsi Kegiatan belajar dapat terjadi jika kegiatan tersebut merupakan kebutuhan dan ada dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Usaha untuk memenuhi kebutuhan ini akan menumbuhkan kemandirian, ia akan belajar tanpa ada perintah atau paksaan. Motivasi yang datang dari dalam diri merupakan dorongan yang sangat kuat untuk mencapai hasil belajar. Hal yang demikian itu dapat terjadi dalam proses penulisan skripsi , seorang mahasiswa yang memiliki motivasi paham benar akan manfaat terselesaikannya skripsi dengan baik. Mahasiswa yang tinggi motivasinya dalam penulisan skripsi ditandai dengan ketepatan waktu dalam mengerjakan tugas, bertanggung jawab dengan hasil yang diperoleh, mau mengoreksi diri, jujur dan tidak tergantung kepada orang lain. Penulisan skripsi membutuhkan energi yang tidak sedikit, mahasiswa dituntut untuk selalu memelihara sifat positif seperti yang telah dikemukakan diatas. Besar kecilnya dorongan yang dicurahkan sangat tergantung kepada penting tidaknya pencapaian tujuan. Seperti halnya seorang mahasiswa yang menganggap skripsi merupakan suatu kebutuhan maka menjadi pentinglah pemenuhan atas terselesaikannya skripsi tersebut, sehingga mahasiswa dengan segenap kema-mpuannya akan mencurahkan perhatian pada aktifitas yang mendukung kegiatan terselesaikannya penulisan skripsi tersebut. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki motivasi

liii

rendah dalam penyusunan skripsi maka proses melakukan kegiatan yang berhubungan dengan skripsi tidak dilakukan secara optimal. 2. Hubungan Kemampuan Akademik dengan Proses Penulisan Skripsi Penulisan skripsi merupakan aktifitas penggabungan sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dipelajari semasa kuliah. Skripsi yang merupakan karya ilmiah disusun dengan cara menggali permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap fenomena maupun pustaka. Hal tersebut memerlukan sejurnlah pengetahuan yang antara lain meliputi materi spesialisasi, metodologi, keterampilan tata tulis dan kemampuan bahasa sejumlah kemampuan mahasiswa dalam kegiatan akademik tersebut diwujudkan dengan indeks prestasi. Mahasiswa dengan Indeks Prestasi tinggi diduga memiliki kemampuan akademik yang tinggi pula, Mengingat kegiatan penelitian dalam rangka penulisan skripsi merupakan salah satu kegiatan ilmiah maka semakin tinggi indeks prestasi semakin tinggi pula kemampuan dibidang penelitian. 3. Hubungan antara Motivasi dan Kemampuan Akademik dengan Proses Penulisan Skripsi. Mahasiswa yang mengerjakan skripsi memiliki motivasi dan kemampuan akademik yang berbeda-beda, perbedaan tersebut bersumber pada karakieristik individu mahasiswa. Sebagaimana telah disebutkan didepan bahwa karakteristik mahasiswa adalah bagian-bagian dari pengalaman individu dalam hubungannya dengan proses pembelajaran secara efektif. Sehingga proses terbentuknya pun antara mahasiswa satu liv

dengan yang lainnya berbeda-beda pula. Mahasiswa yang memiliki motivasi dan kemampuan akademik (IPK) tinggi tidak akan menghadapi kesulitan yang berarti dalam mengerjakan skripsi karena faktor-faktor pendukung dari dalam tersebut telah terintegrasi, sehingga dapat dengan mudah mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Adapun hubungan tersebut dapat dilihat dari bagan berikut ini :

Motivasi Kemampuan Akademik

Proses Penulisan Skripsi

E. HIPOTESIS PENELITIAN 1. Ada hubungan signifikan antara motivasi terhadap proses penulisan skripsi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang. 2. Ada hubungan signifikan antara kemampuan akademik terhadap proses penulisan skripsi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang. 3. Ada hubungan signifikan secara bersama-sama antara motivasi dan kemampuan akademik dengan proses penulisan skripsi mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang.

lv

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam kegiatan penelitian selalu menggunakan cara-cara atau langkahlangkah tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar. Kebenaran tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan terbuka untuk diuji oleh siapapun. Cara-cara atau langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah dinamakan metode. Peranan metode sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain, metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan (Sudjana, 1989 : 16) A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1997 : 108). Sedangkan Margono (1996 : 118) menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Menurut Sugiono (1994:57) populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek, mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

lvi

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang terdaftar mengambil Tugas Akhir Skripsi pada semester ganjil tahun ajaran 2000. Dari data yang diperoleh, jumlah mahasiswa Fakultas Ilmu pendidikan yang mengambil skripsi sebanyak 98 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997 :109). Saifuddin Azwar (1997 : 79) mendefinisikan sampel adalah sebagian dari populasi. Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Dalam penelitian ini sampel diambil dari keseluruhan jumlah populasi, sehingga penelitian ini merupakan penelitian

populasi.Pengambilan populasi sebagai subjek penelitian ini juga berdasar pada pendapat Suharsimi Arikunto (1997 : 112) yang menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan hal tersebut, jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 98 orang terdiri dari 3 jurusan yaitu : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Pendidikan Luar

lvii

Sekolah dan Bimbingan Konseling. Agar Lebih jelasnya data akan kami sajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian JURUSAN JUMLAH JUMLAH SAMPEL POPULASI MENURUT JENIS KELAMIN Kurikulum dan 6 Mahasiswa Laki-Laki 28 Mahasiswa 22 Mahasiswa Perempuan Teknologi Pendidikan 2 Pendidikan Sekolah Luar 32 Mahasiswa 5 Mahasiswa Laki-Laki 27 Mahasiswa Perempuan

NO

1

3

Bimbingan Konseling 38 Mahasiswa 98 Mahasiswa

6 Mahasiswa Laki-Laki 32 Mahasiswa Perempuan 98 Mahasiswa

JUMLAH

B. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Suharsimi Arikunto ( 1997 : 99) membagi variabel menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini , variabel yang melingkupi sebagai berikut : 1. Variabel bebas : motivasi dan kemampuan akademik 2. Variabel terikat : Proses penulisan skripsi Selanjutnya hubungan antara variabel dapat digambarkan sebagai berikut :

lviii

X1

Y X2

Dengan Keterangan : X1 X2 Y : Motivasi : Kemampuan Akademik : Proses Penulisan Tugas Skripsi

C. Metode Pengumpulan Data Suatu penelitian akan memperoleh data yang representatif, maka menggunakan metode yang mampu mengungkapkan atau mendapatkan datadata yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan data dari variabelvariabel penelitian yang akan diteliti digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : I. Metode Pokok Kuesioner Pemakaian kuesioner ini berdasar pada anggapan yang

dikemukakan Singarimbun Masri (1985 : 130) yaitu bahwa tujuan pembuatan kuesioner (kuesioner) adalah untuk memperoleh informasi

lix

yang relevan dengan tujuan survei dan memperoleh informasi yang reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Selanjutnya Arikunto Suharsimi (1997 :128) berpendapat bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipandang dari jawaban yang diberikan, dibedakan menjadi : a. Kuesioner langsung b. Kuesioner tidak langsung. (Bimo Walgito, 2000 : 37) Kuesioner dipandang dari bentuknya, sebagai berikut : a. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. b. Kuesioner lisan, yang dimaksud adalah kuesionar terbuka. c. Check list, yaitu sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (V) pada kolom sesuai. d. Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. (Suharsimi Arikunto, 1997 : 141) Keuntungan kuesioner sebagai suatu metode untuk memperoleh data dapat dikemukakan sebagai berikut : lx

a. Merupakan metode yang praktis, pada jarak yang jauh, peneliti tidak perlu datang ketempat yang diteliti, cukup mengirimkan kepada mereka yang akan diteliti, atau meminta bantuan kepada orang lain untuk menyebarkan kuesioner tersebut. b. Dalam waktu yang relatif singkat, dapat mengumpulkan data yang banyak. c. Sedikit tenaga yang digunakan, dengan demikian kuesioner merupakan metode yang hemat tenaga, hemat waktu dan hemat biaya. d. Orang dapat menjawab dengan leluasa, bebas tidak dipengaruhi orang lain, sehingga orang akan lebih terbuka dalam menjawab pertanyaanpertanyaan. Disamping keuntungan-keuntungan tersebut diatas, kuesioner juga memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain : a. Kemungkinan responden tidak dapat berhadapan langsung dengan peneliti, maka bila ada hal-hal yang kurang jelas akan sulit mendapatkan penjelasan lebih lanjut. b. Dalam kuesioner, pertanyaan-pertanyaan telah disusun sedemikian rupa sehingga pertanyaan-pertanyaan itu bersifat kaku, tidak dapat diubah dan disesuaikan dengan situasi yang ada. c. Biasanya tidak semua kuesioner yang dikeluarkan akan kembali semula. Hal ini harus menjadi pertimbangan peneliti, kuesioner yang dikeluarkan harus dilebihi, untuk menjaga kuesioner yang tidak

lxi

kembali, selain itu juga peneliti harus mengontrol kuesioner yang dikeluarkan. Sekalipun kuesioner mempunyai kelemahan-kelemahan, namun bila kuesioner disusun dengan sebaik-baiknya, sumbangan kuesioner tidak kecil sebagai salah satu metode penelitian untuk mendapatkan data. a. Kuesioner Motivasi Dalam skripsi ini digunakan kuesioner tertutup yang langsung dijawab oleh subjek penelitian dengan bentuk jawaban rating-scale. Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Untuk melakukan penskalaan dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang mengandung indikator motivasi. Jawaban terhadap masing-masing pertanyaan dinyatakan dalam lima kategori, yaitu : SS S R TS STS = = = = = Sangat Sesuai Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai

Setelah item-item kuesioner disusun, dimintakan pembimbing untuk menilai mengenai isinya, bahasanya dan keterbatasannya. Kemudian diadakan uji coba pertama dan diadakan analisis validitas dan reliabilitas item, diadakan perbaikan terhadap item-item yang tidak valid atau memenuhi syarat. Jumlah item pertanyaan untuk kuesioner

lxii

motivasi ada 25 item. Cara menjawab pertanyaan adalah dengan memilih salah satu dari 5 alternatif jawaban. Bobot statemen adalah : Sangat Sesuai Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai =5 =4 =3 =2 =1

b. Kuesioner Proses Penulisan Skripsi Kuesioner disusun berdasarkan Skala Likert. Untuk melakukan penskalaan dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang mengandung indikator proses penulisan skripsi. Jawaban terhadap masing-masing pertanyaan dinyatakan dalam lima kategori, yaitu : SS S R TS STS = = = = = Sangat Sesuai Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai

Setelah item-item kuesioner disusun, dimintakan pembimbing untuk menilai mengenai isinya, bahasanya dan keterbatasannya. Kemudian diadakan uji coba pertama dan diadakan analisis validitas dan reliabilitas item, diadakan perbaikan terhadap item-item yang tidak valid atau memenuhi syarat. Jumlah item pertanyaan untuk kuesioner proses penulisan skripsi ada 32 item. Cara menjawab pertanyaan

lxiii

adalah dengan memilih salah satu dari 5 alternatif jawaban.Bobot statemen adalah : Sangat Sesuai Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai = 5 = 4 = 3 = 2 = 1

II. Metode Pelengkap Dokumentasi Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 1997 : 206). Dengan mengetahui asal dari arti kata dokumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa dokumentasi adalah membuat catatan atau membuat keterangan-keterangan tertulis ataupun tercetak yang dijadikan dokumen. Dalam pengumpulan data yang menggunakan metode dokumentasi berarti suatu cara mengumpulkan data dengan mengambil data dari sumber-sumber dokumen. Dokumen yang dimaksud adalah suatu catatan atau keterangan-keterangan baik tertulis ataupun tercetak, yang

lxiv

menunjukkan kejadian-kejadian masa lampau sehingga dapat memberikan berbagai macam keterangan. Dengan melalui metode dokumentasi inilah penulis akan mendapatkan keterangan-keterangan dan dapat mengumpulkan data tentang jumlah mahasiswa yang mengambil tugas akhir skripsi, rata-rata tahun kelulusan dari masing-masing jurusan dan indeks prestasi. Didalam penyelidikan ini penulis mendapat data dari dokumen yang berasal dari UPT Komputer Universitas Negeri Semarang. Data yang diperoleh berupa jumlah mahasiswa yang mengambil Tugas Akhir Skripsi, Rata-rata tahun kelulusan dari masing-masing jurusan angkatan 1998 dan 1999 dan indeks prestasi. D. Metode Penyusunan Instrumen a. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pengumpul data atau karena dalam penelitian instrumen saling bertindak sebagai alat evaluasi, maka instrumen juga biasa disebut sebagai alat evaluasi (Nana Sudjana, 1997 : 20). Pemilihan dan pembuatan instrumen data secara tepat akan yang

memungkinkan

peneliti

memperoleh

sebagaimana

diharapkan, dapat menguji hipotesis secara tepat sehingga menghasilkan kesimpulan. Menurut Saifuddin Azwar (1997 : 93) ada beberapa model instrumen pengumpulan data yang biasanya digunakan dalam penelitian,

lxv

yaitu sosiometri, skala sikap Model Likert, Tes dan skala-skala psikologi, dan kuesioner. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen model kuesioner. Adapun format penyajiannya dibuat dalam bentuk format pilihan sehingga lebih memudahkan pekerjaan responden dalam memberikan repon. Format pilihan tepat untuk digunakan bila data yang diungkap banyak menyangkut variabel yang variasinya jelas atau sengaja hendak dibatasi (Saifuddin Azwar, 1997 : 103 ).

KISI KISI INSTRUMEN VARIABEL Motivasi SUB VARIABEL Kebutuhan 1. Kebutuhan Kekuasaan a. Suka buku b. Suka berkompetisi dengan lain orang 14 Membaca 1,2,21 INDIKATOR NO. ITEM

2. Kebutuhan Berafiliasi

a. Berinteraksi dengan lain b. Meningkatkan diri orang

3,17,22,23

25

3. Kebutuhan Berprestasi

a.

Berorientasi kedepan

7

b. lxvi

Pandai

4,8

memanfaatkan waktu c. Ulet dalam 6,15

menghadapi kesulitan d. Tekun membuat 5,13 skripsi

Dorongan Gerakan/penggerak

a. Keadaan Lingkungan b. Keadaan pikiran

11,12,18,20

9,10

Tujuan Mengarahkan/ Arahan

Rangsangan manfaat diperoleh yang

16,19,24

Proses Penulisan Skripsi

Karangan Ilmiah

a. Penelitian b. Temuan bermanfaat

12,11 2

c. Syarat Mencapai 10 gelar Hasil Penelitian Menguasai prosedur 1,3 penelitian Keterampilan Menulis a. Tahun mulai 5,6,7

penyusunan b. Tahapan penyusunan 15,16,17,18,19,20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 c. Upaya mengatasi 4, 8, 9, 13,14 hambatan menulis lxvii

b. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan untuk memperoleh validitas item atau butir soal dilakukan terhadap responden diluar subjek penelitian yang memiliki kesetaraan karakteristik dengan subjek penelitian. Sebelum diujicobakan pada subjek penelitian, soal terlebih dahulu diuji cobakan pada mahasiswa lain.Tujuan uji coba dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh butir tes yang masuk dalam kategori baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Apabila data yang didapat dari uji coba sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka berarti bahwa instrumennya sudah baik, sudah valid (Suharsimi Arikunto, 1997 : 145). Adapun responden yang dipilih adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan non responden. Pemilihan mahasiswa non responden sebagai responden uji coba didasarkan atas pertimbangan bahwa mahasiswa tersebut hampir memiliki kesetaraan akademik dengan subjek penelitian. 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketapatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang

lxviii

sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Saifuddin Azwar, 1997 : 6). Suharsimi Arikunto (1997 : 144) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen pada penelitian ini digunakan teknik analisis kesahihan butir dengan rumus Korelasi Product Moment. Rumus Korelasi Product Moment yang dimaksud adalah : rxy = N XY ( X )( Y )

{N X ( X )}{N Y ( Y )}2 2 2 2

Dengan Keterangan : rxy = Koefisisen korelasi antara gejala X dan gejala Y = Jumlah Product dari x dan y = Jumlah subjek uji coba = Sigma x (skor butir) = Sigma y (skor faktor)2

xyN

X Y X Y

= Sigma x kuadrat = Sigma y kuadrat

2

lxix

2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Dari sini dapat dikatakan bahwa reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 1997 : 154). Saifuddin Azwar (1997 :4) mengemukakan bahwa ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu tes dapat dikatakan reliabel atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Arikunto (1997 :155), mengemukakan bahwa reliabilitas ada dua yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Untuk mencari reliabilitas ekternal ada dua cara yaitu teknik paralel (double test double trial) dan teknik ulang (single test double trial). Sedangkan reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu hasil pengetesan. Teknik mencari relisbilitas internal

lxx

ada tujuh macam teknik, yaitu (1) dengan rumus Spearman Brown (2) Dengan rumus Flanagan (3) Dengan rumus Rulon (4) dengan rumus K-R 20 (5) Dengan rumus K-R 21 (6) Dengan rumus Hoytdan (7) dengan rumus alpha. Uji Reliabilitas Instrumen dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha, karena caranya sederhana, hemat waktu, hemat tenaga dan skor instrumennya bertingkat yang bergerak dari 1-5. Adapun menutrut Arikunto (1998 : 192-193), rumusnya sebagai berikut :2 k b r11 = 1 2 1 (k 1)

Dengan keterangan : r11 k b 2 1 2 E. = Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir = Varians total

Pengolahan Dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan melalui instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji sejauh mana hipotesis yang telah ditemukan sebelumnya dapat diterima. Dalam hubungan ini data tersebut perlu dianalisis agar dapat dipergunakan bagi pengujian hipotesis tersebut. Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan

lxxi

data yang telah dikumpulkan untuk maksud itu. Analisis uji hipotesis tidak menguji kebenaran hipotesis, tetapi menguji dapat diterima atau tidaknya hipotesis yang bersangkutan. (W. Gulo, 2002 : 135-153). Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi. 1. Analisis Deskriptif Analisis ini bermaksud memberikan gambaran umum mengenai hasil penelitian secara umum, bagaimana karakteristik subjek penelitian sebagaimana dengan variabel-variabel yang diteliti. Hasil analisis merupakan jawaban dari kuesioner Motivasi, minat, kemampuan akademik dan proses penulisan tugas akhir skripsi. Untuk

mendeskripsikan data digunakan perhitungan dasar statistik yaitu dengan distribusi mean, median, mode.

2. Analisis Korelasi Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian korelasi karena penelitian ini menelaah hubungan antara variabel. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Suharsimi (1997 : 239) menyatakan bahwa koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan

lxxii

hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubngan antara variabel-variabel ini. Oleh karena itu dalam menguji hipotesis ke-1, 2 dan 3 yang diajukan menggunakan analisis korelasi. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi parsial, sebagai berikut :

ry1.2 =

ry1 (ry 2 )(r12 ) (1 (r 2 y 2 ) 2 (1 (r12 ) 2 )ry 2 (ry 2 )(r12 ) (1 (ry 2 ) 2 (1 (r12 ) 2 )

ry 2. =

Dengan Keterangan : ry1.2 ry2.1 ry1 ry.2 r1.2 = Korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X2 = Korelasi antara X2 dengan Y mengendalikan X2 = Korelasi antara X1 dengan Y = Korelasi antara X1 dengan Y = Korelasi antara X1 dengan X2

Untuk pengujian signifikansi melalui nilai t dengan rumus :t = ry1.2

(N 3)2 y1.2

{1 (r ) }ry 2.1

t2

=

( N 3)2 y1.2

{1 (r ) }= Korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X2 = Korelasi antara X2 dengan Y mengendalikan X1

Dengan Keterangan = ry1.2 ry2.1

lxxiii

3. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian. Apabila dalam menguji hipotesis tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori dimana asumsi normalitas dipakai, terlebih dahulu perlu diselidiki apakah asumsi itu dipenuhi atau tidak. Asumsi normalitas, melancarkan teori dan metode sebegitu rupa sehingga banyak persoalan yang diselesaikan dengan lebih cepat dan mudah. Karenanya cukup mudah dimengerti bahwa asumsi normalitas perlu dicek keberlakuannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1992 : 151, 291). Dalam penelitian ini, untuk keperluan pengujian normalitas digunakan Chi Kuadrat, karena dengan uji chi kuadrat dapat diketahui selisih frekwensi yang diobservasi dengan frekwensi yang diharapkan. Jika selisihnya terlalu kecil maka dikatakan data berdistribusi normal. Adapun rumus chi kuadrat yang digunakan adalah sebagai berikut: X2

(Fo Fh) =Fh

2

Keterangan : X2 = Chi Kuadrat yang dicari Fo = Frekwensi hasil observasi Fh = frekwensi yang diharapkan Untuk mengetahui distribusinya normal atau tidak dilakukan dengan membandingkan antara harga X2 yang diperoleh dengan X2 lxxiv

tabel. Sedangkan untuk menguji signifikansi score X2 digunakan taraf signifikansi 5%. Bila X2 < X2 , maka distribusinya normal.

4. Analisis Regresi Analisis regresi mengukur hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut menyatakan bahwa ada pengaruh X terhadap Y. Tulus Winarsunu (2002 : 183) mengatakan bahwa analisis regresi atau sering disebut dengan anareg adalah suatu statistik parametrik yang dapat digunakan untuk (1) mengadakan peramalan atau prediksi besarnya variasi yang jadi pada variabel y berdasarkan variebel x, (2) menentukan bentuk hubungan antara variabel x dengan variabel y, (3) menentukan arah dan besarnya koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y. Dalam anareg data yang digunakan pada variabel x dan variabel y harus berbentuk data interval atau rasio. Sudjana (1992 : 310) mengatakan bahwa jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan.

Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang mengatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b X1 + c X2

lxxv

Dengan keterangan : Y = Kriterium X1 dan X2 = Prediktor 1 dan 2 a = Intersep b dan c = Koefisien regresi Untuk menghitung intersep (a), koefisien regresi (b dan c) dipergunakan rumus sebagai berikut :

a b c

= Y b. X 1 c. X 2

( X )(X Y ) (X X )(X Y ) (X )(X ) (X X ) ( X )(X Y ) (X X )(X Y ) = (X )(X ) (X X )=2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2

Setelah harga-harga intersep a, koefisien regresi b dan c ditemukan, maka perhitungan dilanjutkan untuk mengetahui taraf presesi atau ketepatan garis regresi sebagai alat prediksi dengan menggunakan koefisien determinansi (R2), menghitung residu, menghitung taraf korelasi dan melakukan uji signifikansi pada F regresi. Rumus-rumus yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Menghitung koefisien determinansi (R2)R2 =

(b . X 1 Y ) + (c . X 2 Y )Y 2

2. Menghitung residu atau kesalahan ramalan Re s = 1 R 2 Y 2

(

)(

)

3. Menghitung taraf korelasi (r)

lxxvi

r

=

(b . X 1 Y ) + (c . X 2 Y )Y 2

4. Menghitung harga regresi

F

=

R 2 ( N m 1) m 1 R 2

(

)

Untuk melakukan uji signifikansi digunakan rumus =

Freg =

KT (reg ) KT (res )

Untuk menyelesaikan harga-harga yang terdapat pada rumus Freg tersebut harus ditemukan lebih dahulu hal-hal berikut ini :

Jkreg = R 2 . Y 2 Jkres = 1 R 2 Y 2 dbres = N m 1 Jkreg dbreg Jkres KTres = dbres KTreg = (Tulus Winarsunu, 2002 : 211)

(

)(

)

dbreg = m ( jumlah prediktor )

lxxvii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Suatu Penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Yang dimaksud dengan hasil penelitian disini adalah data yang diperoleh dari hasil inst