4-konsep penanganan kerusakan pantai pekalongan

10
Konsep Penanganan Struktur Bangunan Pantai Kerusakan pantai di utara Jawa Tengah saat ini sangat memprihatinkan. Kerusakan tersebut diantaranya disebabkan oleh bangunan yang sangat menjorok ke laut serta rusaknya perlindungan dari pantai seperti hutan mangrove dan pantai pasir. Alam pada umumnya telah menyediakan mekanisme perlindungan pantai secara alamiah yang efektif. a. Pantai Pasir Lindungan alamiah berupa hamparan pasir yang dapat berfungsi sebagai penghancur energi gelombang yang efektif serta bukit pasir (sand dunes) yang merupakan cadangan pasir dan fungsi sebagai tembok laut. b. Pantai Lumpur Alam menyediakan tumbuhan pantai seperti pohon bakau, pohon api-api ataupun pohon nipah sebagai pelindung pantai. Tumbuhan pantai ini akan memecahkan energi gelombang dan memacu pertumbuhan pantai. Gerakan air yang lambat diantara akar-akar pohon tersebut diatas dapat mendukung proses pengendapan dan merupakan tempat yang baik untuk berkembang biaknya kehidupan laut (misalnya ikan). Apabila telah terjadi kerusakan maka ada beberapa solusi yang dapat dilakukan. Suhardi (2002) mengusulkan penyelesaian kerusakan pantai dengan : a. Tidak melakukan sesuatu kegiatan atau proses yang mengusik pantai, dan membiarkan gelombang secara alami membuat keseimbangan baru. Pilihan ini paling bijaksana, namun tidak populer. b. Pilihan berikutnya adalah soft solution dengan menambahkan sedimen (beach nourishment) ke dalam sedimen sel bersangkutan. c. Pilihan terakhir dengan membuat struktur bangunan (groyne, seawall, dan sebagainya) sebagai hard solution.

Upload: siddhi-saputro

Post on 14-Aug-2015

245 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

Konsep Penanganan

Struktur Bangunan Pantai

Kerusakan pantai di utara Jawa Tengah saat ini sangat memprihatinkan. Kerusakan tersebut diantaranya disebabkan oleh bangunan yang sangat menjorok ke laut serta rusaknya perlindungan dari pantai seperti hutan mangrove dan pantai pasir.

Alam pada umumnya telah menyediakan mekanisme perlindungan pantai secara alamiah yang efektif.a. Pantai Pasir

Lindungan alamiah berupa hamparan pasir yang dapat berfungsi sebagai penghancur energi gelombang yang efektif serta bukit pasir (sand dunes) yang merupakan cadangan pasir dan fungsi sebagai tembok laut.

b. Pantai LumpurAlam menyediakan tumbuhan pantai seperti pohon bakau, pohon api-api ataupun pohon nipah sebagai pelindung pantai. Tumbuhan pantai ini akan memecahkan energi gelombang dan memacu pertumbuhan pantai. Gerakan air yang lambat diantara akar-akar pohon tersebut diatas dapat mendukung proses pengendapan dan merupakan tempat yang baik untuk berkembang biaknya kehidupan laut (misalnya ikan).

Apabila telah terjadi kerusakan maka ada beberapa solusi yang dapat dilakukan. Suhardi (2002) mengusulkan penyelesaian kerusakan pantai dengan :a. Tidak melakukan sesuatu kegiatan atau proses yang mengusik pantai,

dan membiarkan gelombang secara alami membuat keseimbangan baru. Pilihan ini paling bijaksana, namun tidak populer.

b. Pilihan berikutnya adalah soft solution dengan menambahkan sedimen (beach nourishment) ke dalam sedimen sel bersangkutan.

c. Pilihan terakhir dengan membuat struktur bangunan (groyne, seawall, dan sebagainya) sebagai hard solution.

Uraian di atas menggambarkan bahwa konstruksi merupakan pilihan terakhir, karena berbiaya mahal dan hasil akhirnya cukup relatif. Upaya pengamanan pantai dimana dilakukan dengan pembuatan konstruksi bangunan dan pengisian pasir atau kombinasi.

Apabila lindungan alamiah tidak ada atau sudah tidak efektif karena rusak atau punah maka dapat dibuat perlindungan buatan. Ada 5 pendekatan dalam perencanaan perlindungan pantai buatan yaitu:

1. Mengubah laju angkutan sedimen sejajar pantai dengan membangun bangunan groin.

2. Mengurangi energi gelombang yang mengenai pantai dengan membangun pemecah gelombang lepas pantai.

3. Memperkuat tepi pantai sehingga tahan terhadap gempuran gelombang dengan membangun revetment atau sea wall.

Page 2: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

4. Menambah supply sedimen ke pantai dengan cara sand by passing atau beach nourishment.

5. Melakukan penghijauan daerah pantai dengan pohon bakau api-api atau nipah.

Revetment

Revetment adalah bangunan pelindung tebing atau biasa pula disebut “slope protection” yang memisahkan daratan dan perairan pantai yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat (Triatmodjo, 1999). Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan. Posisi bangunan pengaman pantai ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai yang membatasi bidang daratan dengan laut (Poedjiastuti, 1996).

Revetment merupakan konstruksi yang tidak masif berupa pasangan batu kosong, plat beton, blok beton, dan bronjong. Pencegahan erosi diperlukan perlindungan dengan menempatkan batu dengan ukuran dan gradasi tertentu, yang diletakkan di dasar bangunan. Sedangkan untuk mencegah keluarnya butir-butir tanah halus melalui sela-sela batuan yang dapat beralibat penurunan bangunan, pada dasar pondasi diberi lapisan yang berupa geotekstil. Ada dua kelompok revetment yaitu: permeable revertment dan impermeable revertment.

a. Permeable revetment

Gambar 1. Open filter material (rip-rap)

Gambar 2. Stone pitching

Page 3: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

Gambar 3. Concrete Block Revertment

b. Impermeable revetment

Gambar 4. Aspalt Revertment

Gambar 5. Bitument grouted & Concrete Block

Perencanaan revetment dengan blok beton berarti menentukan tebal blok beton, jarak celah (gap) antar blok, panjang dan lebar blok, material dan tebal filter, serta tinggi / elevasi mercu bangunan pelindung tebing, berdasarkan karakteristik gelombang rencana yang ada di lokasi pekerjaan. Disamping itu juga perlu memperhatikan perlindungan terhadap ujung kaki bangunan (toe protection), mengingat daerah ini sangat rawan terhadap erosi.

Tinggi mercu bangunan biasanya ditentukan berdasarkan tinggi run-up yang diijinkan pada bangunan tersebut. Untuk menentukan tinggi run-up dapat dipergunakan rumus sebagai berikut:

Page 4: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

0 < < 2.5 Rumus:

2.5 < < 4.2.5 Rumus:

> 4.25 Rumus:

Sea Wall

Tembok laut merupakan konstruksi yang masif, terutama berfungsi sebagai penahan gaya ombak yang relatif tinggi secara keseluruhan. Deskripsi tembok laut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Revetmen (revetment) atau dinding pantai (seawall) adalah bangunan yang memisahkan daratan dan perairan pantai, dibangun pada garis pantai atau di daratan serta berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Permukaan bangunan yang menghadap ke arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring. Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal, sedangkan revetmen mempunyai sisi miring (Bambang Tiratmodjo, 1999).

Bangunan tipe ini ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai, dan bisa terbuat dari tumpukan batu alam/buatan, pasangan batu, beton, tumpukan buis beton, turap beton, turap baja, atau turap kayu.

Bambang Triatmodjo (1999) menjelaskan, fungsi bangunan akan menentukan pemilihan bentuk. Permukaan bangunan dapat berbentuk sisi tegak, miring, lengkung, atau bertangga. Bangunan sisi tegak dapat juga digunakan sebagai dermaga atau tempat tambatan kapal. Namun sisi tegak kurang efektif terhadap serangan gelombang, terutama terhadap limpasan bila dibandingkan dengan bentuk lengkung (konkaf). Pemakaian dinding tegak dapat mengakibatkan erosi yang cukup besar apabila kaki atau dasar bangunan berada di air dangkat. Gelombang yang pecah menghantam dinding akan membelokkan energi ke atas dan ke bawah. Komponen ke bawah menimbulkan arus yang dapat mengerosi material dasar di depan bangunan.

Untuk mencegah gerusan dasar tersebut, diperlukan perlindungan kaki bangunan (toe protection) yang berupa tumpukan batu dengan ukuran dan gradasi tertentu. Untuk mencegah terjadinya penurunan bangunan akibat keluarnya butir-butir tanah halus melalui sela-sela batuan, pada dasar pondasi diberi lapisan dasar yang terbuat dari geotekstil atau anyaman bambu.

Page 5: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

a. Dinding pantai miring dengan reflektor dari Pasangan Batu / Beton

b. Dinding pantai lengkung konkaf dari Pasangan Batu / Beton

Gambar 6. Profil Struktur Sea Wall(Sumber : Triatmodjo, 1999)

Sedangkan dinding miring dan kasar dapat menghancurkan dan menyerap energi gelombang, mengurangi kenaikan gelombang (wave run up), mencegah limpasan gelombang dan erosi dasar.

Bangunan dengan sisi lengkung konkaf adalah yang paling efektif untuk mengurangi limpasan gelombang. Sisi lengkung berfungsi sebagai pembalik

Page 6: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

(reflector) energi gelombang yang menghantam dinding. Mengingat manfaat dari sisi lengkung tersebut, maka bangunan sisi miring dapat juga dimodifikasi dengan menambah bentuk lengkung pada puncak bangunan sebagai reflektor energi gelombang.

Groin

Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus pantai, dan berfungsi menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa mengurangi atau menghentikan erosi yang terjadi (Triatmodjo, 1999).

Gambar 7. Potongan Memanjang Groin(Sumber : Prosiding Kursus Singkat Teknik Pantai)

Gambar 8. Tata Letak dan Profil Struktur Groin Tipe Tumpukan Batu(Sumber : Prosiding Kursus Singkat Teknik Pantai)

Perencanaan groin berarti penentuan panjang groin,jarak groin, tinggi groin, tipe groin, groin aligment dan cara pembangunan groin. Groin yang ditempatkan di pantai akan menahan gerak sedimen , sehingga sedimen mengendap di sisi sebelah hulu (terhadap arah transpor sedimen sepanjang pantai). Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi, sementara suplai dari hulu terhalang oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami defisit sedimen sehingga pantai mengalami erosi.

Page 7: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

Keadaan ini menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang akan terus berlangsung sampai dicapai suatu keseimbangan baru. Keseimbangan baru tersebut dicapai pada saat sudut yang dibentuk oleh gelombang pecah terhadap garis baru adalah nol (b= 0), dimana tidak terjadi angkutan sedimen sepanjang pantai.

Perlindungan pantai yang hanya menggunakan satu buah groin biasanya tidak efektif, karenanya digunakan beberapa buah groin pada jarak tertentu, sedangkan transpor sedimen yang terjadi di pantai berada pada daerah surf zone, groin akan efektif menahan sedimen apabila bangunan tersebut menutup seluruh lebar surf zone. Dampak dari bangunan tersebut dapat mengakibatkan suplai sedimen ke daerah hilir terhenti sehingga mengakibatkan erosi pada daerah hilir. Garis pantai di sebelah hilir dan hulu bangunan dapat berubah mendadak, dengan demikian itu sebaiknya pembangunan groin dilakukan tidak terlalu panjang maupun tinggi sehingga masih dimungkinkannya terjadi suplai sedimen ke daerah hilir. Biasanya panjang groin adalah 40% – 60% dari lebar rerata surf zone dan jarak groin satu dengan yang lainnya diantara 1 – 3 kali panjang groin.

Usulan Konsep Penanganan

Berdasarkan analisis dasar aspek hidro-oseanografi dan potensi serta kondisi/karakteristik daerah pantai setempat, selanjutnya diusulkan solusi alternatif penanganan secara teknis, sebagai berikut :

1) Pantai Kabupaten Pekalongan :

Pada permasalahan pantai Depok dan Semut di Kabupaten Pekalongan, alternatif penanganan yang diusulkan adalah menangkap laju angkutan sedimen sepanjang pantai dengan membuat sistem groin.

2) Pantai Kota Pekalongan :

Untuk permasalahan di Pantaisari/ Pantai Pasir Kencana, menurut hasil kajian dan Detail Engineering Design (DED) yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian UNISSULA Semarang, alternatif yang diusulkan adalah memperkuat seawall eksisting dengan tumpukan batu di depan bangunan yang dipadu dengan drainase untuk mengatasi erosi pantai dan scouring di kaki bangunan. Sedangkan untuk mengatasi banjir rob, bangunan seawall tersebut elevasinya ditinggikan sehingga jika terjadi pasang dan gelombang besar, air laut dan sedimen pasir tidak melimpas ke areal permukiman. Pada areal wisata ditambah bangunan groin yang berfungsi untuk menangkap laju angkutan sedimen sejajar pantai.

Sedangkan untuk pantai Slamaran, jika terjadi permasalahan erosi pasca pembangunan Jetty di sudetan kali Banger, alternatif penanganannya adalah dengan membangun sistem groin pendek di sebelah Barat bangunan Jetty (pada daerah yang tererosi)

Jetty

Danau/Sungai

Sistem Groin

Sedimentasi

Page 8: 4-Konsep Penanganan Kerusakan Pantai Pekalongan

Gambar 7.1. Sketsa bangunan sistem groin untuk melindungi daerah yang tererosi akibat pembangunan jetty.

3) Pantai Kabupaten Batang :

Secara umum permasalahan pantai di Kabupaten Batang relatif tidak ada permasalahan, dikarenakan kondisi pantai yang relatif stabil (dinamis- stabil). Usulan penanganan lebih ditujukan utamanya untuk mengatasi erosi pantai pasca pembangunan jetty di muara kali Gabus, kali Boyo, kali Sambong, dan kali Anyar adalah dengan membangun sistem groin pendek di sebelah Barat bangunan Jetty (pada daerah yang tererosi).