4. analisis data dan pembahasan 1.1 gambaran umum …
TRANSCRIPT
34
Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1.1 Gambaran Umum Sasaran Penelitian
Bandara Juanda Surabaya adalah Bandar Udara Internasional yang
melayani kota Surabaya (Jawa Timur) dan sekitarnya. Bandara Internasional
Juanda Surabaya terletak di Kecamatan Waru, Kabupaten Surabaya (20 km di
sebelah selatan kota Surabaya). Bandara Internasional Juanda Surabaya
dioperasikan dan dikelola oleh PT.Angkasa Pura I (Persero) yaitu BUMN yang
ditugaskan oleh pemerintah untuk mengelola jasa kebandarudaraan di wilayah
Tengah dan Timur Indonesia. Dengan mengutamakan keselamatan penerbangan
dan pelayanan prima, bandar udara ini terus berkembang menjadi pintu gerbang
ke pusat pertumbuhan wilayah Tengah dan Timur. Sejauh ini Bandara Juanda
Surabaya melayani dengan jumlah total 22 maskapai penerbangan yang
mengalami peningkatan jumlah pesawat, penumpang dan barang. (Sumber :
www.AngkasaPura1.co.id,2014).
Gambar 4.1 Jumlah penambahan dan kepadatan lalu lintas Bandara Juanda
Sumber : Database Perusahaan, 2015
PESAWAT
PENUMPANG
BARANG
8% /THN
10% /THN
9% /THN
RATA-RATA PERTUMBUHAN
5 TAHUN
35
Universitas Kristen Petra
1.1.1 Sejarah PT.Angkasa Pura I Surabaya
PT.Angkasa Pura I Surabaya adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara
yang mengelola 13 bandara di wilayah Indonesia Timur, yakni Bandara I Gusti
Ngurah Rai (Bali), Sultan Hasanuddin (Makassar), Ratulangi (Manado), Frans
Kaisiepo (Biak), Sepinggan (Balikpapan), Ahmad Yani (Semarang), Syamsudin
(Banjarmasin), Adisoemarno (Jogjakarta), Bandara Internasional Lombok (Praya),
Pattimura (Ambon), El Tari (Kupang) dan Bandara Internasional Juanda
(Surabaya) (Sumber : www.AngkasaPura1.co.id,2014)
Gambar 4.2 Bandara di Indonesia yang berada di bawah naungan PT.Angkasa
Pura I Surabaya (Bandara Juanda Surabaya)Sumber : Database Perusahaan,
2015
Bandara Internasional Juanda Surabaya sebagai salah satu Bandar Udara yang
berada di bawah naungan PT.Angkasa Pura I Surabaya, yang semula di bangun
sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Laut (TNI AL). Namun dalam
perkembangannya juga melayani jalur penerbangan sipil. Sejalan dengan
pertumbuhan penerbangan sipil, maka pengelolaan Bandar Udara Juanda
dialihkan dari Departemen Harkam (Pertahanan dan Keamanan) ke Departemen
Perhubungan dan kemudian diserahkan kembali ke Perum Angkasa Pura I.
Bandar Udara ini semula digagas oleh biro penerbangan TNI Angkatan Laut dan
36
Universitas Kristen Petra
Perdana Menteri Ir. Djuanda Kartawijaya pada tahun 1956 guna mendukung
perjuangan pembebasan Irian Barat. “Proyek Waru” merupakan proyek
pembangunan bandar udara pertama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
sejak republik Indonesia merdeka, karena pada saat itu bandar udara lainnya
merupakan peninggalan Belanda yang kemudian diperbaiki.
Dalam perkembangannya pangkalan udara dengan landasan pacu yang besar
(panjang 3000 meter dan lebar 45 meter), dilakukanlah pembebasan lahan yang
luas keseluruhannya 2400 hektar. Lahan tersebut tidak hanya berbentuk tanah,
tetapi juga sawah dan rawa. Selain itu, dibutuhkan juga pasir dan batu dalam
jumlah yang besar, pasirnya digali dari kali Porong dan batunya diambil dari salah
satu sisi bukit Pandaan yang diangkut dengan ratusan truk proyek menuju Waru.
Ditengah proses pembangunan proyek Waru ini sempat terjadi krisis masalah
keuangan. Ketika itu bahkan pihak kontraktor sempat mengancam untuk
hengkang. Penanganan masalah ini sampai kepada presiden Soekarno yang mana
belaiu memberikan mandat kepada Ir. Djuanda untuk mengatasi masalah ini
hingga proyek selesai. Seiring berjalannya waktu, dilakukanlah renovasi gudang
berkas kontraktor untuk digunakan sebagai landasan penerbangan sipil.
Selanjutnya, frekuensi penerbangan sipil pun bertambah, hingga akhirnya
dibangun terminal untuk penerbangansipil. Terminal inilah yang kelak menjadi
Bandara Internasional Juanda Surabaya. Dari penggunaan penerbangan sipil
tersebut, Lanudal Juanda mendapatkan dana tambahan (baik dari PJPU2 maupun
penggunaan landasan) yang digunakan untuk menutupi biaya operasional dan
pengembangan bandara.
Sempat digulirkan pula ide pemerintah untuk memindahtangankan hak
penggunaan pangkalan tersebut, dengan alasan biaya operasional bandara
membebani anggaran HanKam. Oleh karena itu, dibangunlah sebuah bandara dan
landasan baru yang terletak di sebelah utara landasan yang lama. Bandara itulah
yang mulai tahun 2006 hingga sekarang digunakan sebagai salah satu gerbang
memasuki wilayah Surabaya baik dari luar daerah maupun luar negeri (“Berawal
dari Proyek Waru”, media Internal PT.Angkasa Pura I Surabaya, 2013).
37
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan PP nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum diubah menjadi
Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimilikisepenuhnya oleh Negara
Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT.Angkasa Pura (Persero)dengan
Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh
persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2-470.HT.01.01
Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara
Indonesia nomor 2914/1993. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir
adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Sahama pada tanggal 14
Januari 1998 dan telah diaktakan oleh Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30
tanggal 18 September 1998.
PT.Angkasa Pura I Surabaya yang selanjutnya disebut Angkasa Pura Airports
bertekad mewujudkan perusahaan berkelas dunia yang profesional. Angkasa Pura
Airports yakin dapat melakukan yang terbaik dengan memberikan pelayanan
keamanan, keselamatan, dan kenyamanan berstandart internasional bagi para
pelanggan. (Sumber : http://www.angkasapura1.co.id,2014)
Berikut ini adalah rincian peristiwa berdirinya PT.Angkasa Pura I Bandara
Juanda Surabaya
Waktu Peristiwa
1964-07 Februari Diresmikan sebagai Pangkalan Udara
TNI Angkatan Laut
1981-07 Desember Pengelolaan penerbangan sipil
diserahkan dari Departemen Hankam
ke Departemen Perhubungan
1985-01 Januari Pengelolaan Bandara Juanda diserahkan
kepada Perum Angaksa Pura I
1987-12 Desember Dibuka penerbangan internasional ke
Singapore, Hongkong, Taipei, dan
Mamila via Jakarta
38
Universitas Kristen Petra
1990-2006 Penerbangan Internasional langsung.
Peresmian Terminal Penumpang
Internasional. Rencana pemindahan dan
pengoperasian terminal baru di sisi
utara landasan pacu
2006-15 November
Awal pengoperasian terminal baru sisi
utara landasan pacu yang diresmikan
langsung oleh bapak presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono
Tabel 4.1. Historis PT.Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda Surabaya
Sumber : websitewww.AngkasaPura1.co.id, 2015
Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya berada dibawah manajemen
PT. (Persero) Angkasa Pura I, yaitu BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah
untuk mengelola jasa kebandarudaraan di wilayah Tengah dan Timur Indonesia.
Dengan mengutamakan keselamatan penerbangan dan pelayanan prima, bandar
udara ini terus berkembang menjadi pintu gerbang ke pusat pertumbuhan wilayah
Tengah dan Timur Indonesia.
Bandara Internasional Juanda, adalah bandar udara internasional yang
melayani kota Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Bandara Juanda terletak di
Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya.
Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh PT.Angkasa Pura I Surabaya.
Namanya diambil dari Djuanda Kartawidjaja, Perdana Menteriterakhir Indonesia
yang telah menyarankan pembangunan bandara ini. Bandara Internasional Juanda
adalah bandara terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara
Internasional Soekarno-Hattaberdasarkan pergerakan pesawat dan penumpang.
Bandara ini memiliki panjang landasan 3000 meter dengan luas terminal
sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya
28.088 m². Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas
28.900 m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini
diperkirakan mampu menampung 6 juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan
120.000 ton kargo/tahun.
39
Universitas Kristen Petra
Bandara Internasional Juanda yang lama memiliki 2 buah terminal, yaitu
satu terminal domestik dan satu terminal internasional. Terminal domestik dibagi
menjadi dua sub-terminal, yaitu A untuk kedatangan dan B untuk keberangkatan.
Terminal internasional juga dibagi menjadi dua sub-terminal, yaitu C untuk
keberangkatan dan D untuk kedatangan. Kritik bandara yang terlihat seperti
terminal bus datang dari banyak penumpang karena mereka menilai bahwa
sebagai bandara internasional, Bandara Internasional Juanda harus segera
dibenahi. Sekarang, terminal lama ini telah dihancurkan dan dibangun terminal 2.
Terminal ini akan digunakan untuk penerbangan internasional dan penerbangan
domestik Garuda Indonesia.
Pada 15 November 2006 Bandara Juanda baru yang memiliki 11 airbridge
atau garbarata diresmikan oleh presiden Republik indonesia yaitu Susilo Bambang
Yudhoyono. Terminal Baru dibagi menjadi dua terminal: Terminal A atau
Terminal Internasional dan Terminal B atau Terminal Domestik. Maskapai
penerbangan Garuda Indonesia domestik menggunakan Terminal A sebagai
terminal keberangkatan domestik mereka, sedangkan Terminal B sebagai terminal
kedatangan domestik mereka. Semua penerbangan internasional Garuda Indonesia
tetap terbang atau mendarat dari Terminal A.Kebanyakan penerbangan di terminal
baru ini sudah menggunakan garbarata/belalai gajah, tetapi tetap ada yang masih
menggunakan tangga, terutama bagi pesawat-pesawat domestik (Sumber:
http://www.juanda-airport.com).
Bandara Internasional Juanda Surabaya merupakan bandara terbaik di Asia
Tenggara untuk kelas bandara berkapasitas dibawah 20 juta penumpang per tahun
(berdasarkan ASEAN Commercial Aviation Awards, langkawi International
Maritime and Aerospace Exhibition (Lima) pada 29 Maret 2013) dan merupakan
satu-satunya bandara bintang 4 di Indonesia (berdasarkan keputusan Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 26 September 2013). Disamping itu bandara
ini juga mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak sebagai bandara terbaik di
Indonesia sejak tahun 2010 sampai dengan 2012 (Sumber: wawancara dengan
bapak Rio, 25 Agustus 2013).
Pada tahun 2011 jumlah penumpang tercapai 13,6 juta penumpang dan
tahun lalu terdata 16 juta penumpang dari target 14 juta penumpang. Tahun 2013
40
Universitas Kristen Petra
ini, diperkirakan jumlah penumpang tercapai 18 juta penumpang dengan
pergerakan pesawat (take off-landing) sebanyak 134 ribu. Demikian juga dengan
penambahan rute, tahun ini diperkirakan masih akan bertambah. Sehingga
dilakukanlah pembangunan Terminal Dua (T2) di kawasan bandara internasional
Juanda Surabaya yang diharapkan dapat mengurangi kepadatan penumpang.
Terminal ini rencananya akan diresmikan pada 10 November 2013. Konsep
terminal baru ini mengacu pada studi banding yang dilakukan oleh PT. (Persero)
Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda Surabaya di Bandara Internasional
Incheon (Korea Selatan) yang memiliki konsep Airport City (Sumber:
http://www.angkasapura1. co.id).
Pembangunan T2 yang berlokasi di area Bandara Juanda lama ini berdiri
di atas lahan seluas 96.000 m2, dengan luas bangunan 49.500 m2. Bangunan T2
didesain dengan 2,5 lantai yang terdiri dari ground floor, lantai 1 dan Mezzanine.
Investasi yang ditanamkan oleh PT. Angkasa Pura I (persero) untuk pembangunan
T2 ini hampir mencapai Rp 1,3 triliun. Pekerjaan proyek ini dilakukan dalam dua
paket, paket I adalah pembangunan terminal domestik seluas 40.000 m2 dan paket
II meliputi pembangunan gedung terminal internasional (pier) seluas 9.500 m2,
apron penghubung, penyempurnaan taxiway, area parkir terbuka, 12 unit garbarata
(4 unitsingle dan 4 unit tandem), baggage handling system (BHS), genset dan
power house, jalan akses penghubung T1 dan T2, perbaikan apron, gedung Cargo,
serta gedung EMPU dan akses kawasan (Konsep Modern Bussiness Airport yang
ramah Lingkungan media internal PT. Angkasa Pura I, 2015).
Tulisan “Angkasa Pura” tampil lebih segar berdampingan dengan tulisan
“Airport” untuk memperjelas bisnis yang digeluti perusahaan. Warna hijau
memberi makna bagi bisnis yang membumi, berakar, tumbuh dan lestari.
Sedangkan warna biru melambangkan langit atau angkasa. Kedua warna tersebut
dipadu secara harmonis sebagai simbol ‘give and take’ yang merupakan prinsip
kemuliaan pelayanan dan profesionalisme serta kebersamaan (together stronger).
Simbol tersebut merupakan sebuah senyuman yang melambangkan citra
pelayanan yang ramah dan manusiawi sebagai kebanggaan perusahaan dan juga
melambangkan “inter-locking” yang mencerminkan safety and security concept.
Penerapan simbol dengan sudut aerodinamis mencerminkan tekad dan semangat
41
Universitas Kristen Petra
transformasi yang diupayakan demi kemajuan perusahaan (Sumber:
http://www.angkasapura1. co.id).
Gambar 4.1. Logo PT.Angkasa Pura I (Persero) Bandara
InternasionalJuanda Surabaya
Sumber : Database Perusahaan, 2015
Logo di atas merupakan logo baru dimana tulisan “Angkasa Pura” tampil
lebih segar berdampingan dengan tulisan “Airport” untuk memperjelas bisnis
yang digeluti perusahaan. Warna hijau memberi makna bagi bisnis yang
membumi, berakar, tumbuh dan lestari. Sedangkan warna biru melambangkan
langit atau angkasa. Kedua warna tersebut dipadu secara harmonis sebagai simbol
‘give and take’ yang merupakan prinsip kemuliaan pelayanan dan profesionalisme
serta kebersamaan (together stronger). Simbol tersebut merupakan sebuah
senyuman yang melambangkan citra pelayanan yang ramah dan manusiawi
sebagai kebanggaan perusahaan dan juga melambangkan “inter-locking” yang
mencerminkan safety and security concept. Penerapan simbol dengan sudut
aerodinamis mencerminkan tekad dan semangat transformasi yang diupayakan
demi kemajuan perusahaan (Sumber: http://www.angkasapura1. co.id, 2015).
Berikut ini adalah struktur organisasi secara keseluruhan dari PT.Angkasa
Pura I Surabaya. Dimana dalam perusahaan ini terdapat enam departemen yang
berkaitan satu sama lainnya, yaitu Airport Operation and Readiness Department,
Airport Security Department, and Customer Service Department, Sales
Department, Finance and Information Department dan Shared Sevices
Department. Lalu divisi Shared Sevices Department sendiri membawahi empat
bidang yaitu Human Capital Section, General Affair Section, Procurement
Section dan Communication and Legal Section. Semua departemen wajib
42
Universitas Kristen Petra
melaporkan segala aktivitasnya ke General Manager selaku kepala cabang PT.
Angkasa Pura 1 di Bandara Juanda Surabaya
Bagan 4.1. Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura I Surabaya
Bandara Juanda Surabaya
Sumber: Olahan Peneliti, 2015
Fire Fighting and
Rescue Section
Head
I Made Kantra
Retail Section
Head
Priyantoro
CSR Section Head
I.G.N. Agung Dwi
Wira N.
Procurement
Section Head
Joko Winoto
PTS. Airport
Equipment
Section Head
Syamsul Hadi
Public Area and
Perimeter
Security Section
Head
I Wayan
Majuarsa, S.Sos,
MM
Customer Service
Section Head
Edi Hartono
Food and
Beverage Sales
Section Head
Ristiyanto Eko
Wibowo
Information
Technology
Section Head
I Made Adi
sanjaya
Communication
and Legal Section
Head
Andrias Yustinian
Airport Facilities
Readiness Section
Head
Eddy Susanto
Screening Check
Point Security
Section Head
Doni Subardono
Quality
Management
section Head
Darji
Property and
Advertising Sales
Section Head
Ermalia
Treasury Section
Head
Ety handayani
.
General Affair
Section Head
Shafwan Hadi
Airport Service
Section Head
Budi Santoso, SE
Terminal and
Airside Security
Section Head
Purwanto, SE.
Safety Health
Environment
Section Head
Panut
Aviation and
Cargo sales
Section Head
Tamrin
Accounting
Section Head
Halik
Human Capital
Section Head
Cekli Wulansari
General
Manager
Trikora harjo
Airport Operation
and Readiness
Department Head
Syahroni Effendi,
SH, MH.
Airport Security
Department Head
Sukirman
PTS. SMS,QM
and CS
Department Head
Syahroni Effendi
SH, MH.
Sales Department
Head
I B Agung
Mandala, S.SIT,
SE
Financeand
Information
Department Head
Sulistyowati
Dewi,
Shared Sevices
Department Head
Didik Tjatur P.
SH.,MH.
43
Universitas Kristen Petra
4.1.2 Shared and Service Department di PT.Angkasa Pura I Surabaya –
Bandara Internasional Juanda
Shared and Service Department merupakan sebuah departemen yang
membawahi beberapa divisi, dimana masing-masing divisi memiliki peran
penting dalam membantu urusan umum perusahaan. Human Capital Section
merupakan sebuah divisi yang mengatur masuk, keluar atau pindahnya staff.
Training staffpun juga dirancang disini agar sumber daya manusia yang bekerja
memiliki pengetahuan terhadap perusahaan dan SOP yang ada. Selain itu terdapat
divisi General Affair yang bertugas untuk mengurus kegiatan umum perusahaan
dan membantu divisi lain dalam hal-hal yang bersifat umum. Procurement Section
merupakan divisi yang mengurus surat penting perusahaan, misalnya akta tanah
dan surat berharga lainnya, selain itu divisi ini juga membantu divisi legal
(hukum) untuk mengurus pembebasan lahan serta ekspansi perusahaan kedepan
(perencanaan). Divisi Communication and Legal Section, atau disebut juga
dengan divisi Humas, yang mana dalam divisi ini terdapat dua kelompok kerja.
Communication and Legal Section beranggotakan tiga orang, yang dipimpin oleh
seorang Section Head, Andrias Yustinian.
Pada praktek pelaksanaannya, divisi Communication yang dikepalai oleh
Andrias Yustinian memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh atas
penyusunan strategi komunikasi dalam menyosialisasikan program silent airport.
Peran divisi Shared and Service Department hanya memantau jalannya penerapan
program di lapangan,yaitu Bandara Juanda Surabaya. Berikut ini adalah struktur
organisasi divisi-divisi yang bekerjasama dan berkoordinasi secara langsung
dengan divisi Humas, atau dikenal dengan Communciation and Legal Section.
44
Universitas Kristen Petra
Bagan 4.1. Bagan Struktur Communication and Legal Section PT.Angkasa Pura I
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
1.2 Profil Informan
Communication and Legal Section merupakan divisi yang cukup kompleks
pekerjaannya, karena Public Relations dan Communication Officer disini bukan
hanya mengurus kegiatan perusahaan dalam skala internal saja tetapi juga
eksternal. Pemilihan Communication and Legal Section sebagai lokasi penelitian
dilandasi oleh hasil wawancara peneliti dengan Surya Eka (Communication
Officer) yang menyebutkan bahwa posisi Public Relations dan Communication
Officer adalah di Communication and Legal Section. Dalam kegiatan sosialisasi
program silent airport Bandara Internasional Juanda Surabaya, kelompok kerja
komunikasi terutama Public Relations ikut berpartisipasi dalam berbagai rapat
dan persiapan yang dilakukan oleh Top Management perusahaan. Selain
menangani sosialisasi via media, Public Relations dan Communication Officer
Shared Services
Department Head
General Affair
Section Head
Human Capital
Section Head
Communication
and Legal Section
Head
Procurement
Section Head
Section Head
Staff
Staff Staff
Staff
Staff
Staff
Archives Section Legal Section
Communication
Section
Protocols Section
Staff
Staff Staff
Staff
Staff Staff
45
Universitas Kristen Petra
khususnya juga dihadapkan pada sejumlah komplain di penerapan program silent
airport, fakta tersebut peneliti temukan di media detik.com yang telah dipaparkan
pada pembahasan di bab pertama sebelumnya
Wawancara telah dilakukan oleh peneliti terhadap empat orang informan.
Adapaun keempat orang tersebut adalah, Andrias Yustinian (Section Head
Commucation / Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya), Surya Eka (Communication
staff), Prihatini Trisnawati (Communication staff),Ratih Ajeng Wulandari
(Customer service staff), Salah satu diantaranya adalah informan utama dalam
penelitian yang akan digunakan sebagai sumber data. Sedangkan tiga orang
lainnya akan dijadikan sebagai informan pendukung. Berikut ini adalah
penjabaran dari informan-informan dalam penelitian ini :
1. Nama : Andrias Yustinian
Jenis Kelamin : Pria
Tempat/Tanggal Lahir: Jayapura, 6 Februari 1974
Jabatan :Communication and Legal Section Head (PR)
Pendidikan Terakhir : S2
Status : Menikah
Andrias Yustinian merupakan pimpinan Humas di PT.Angkasa Pura I
Surabaya dengan berbagai pengalaman kerja, pada tahun 1997-2000 menjabat
sebagai pelaksana pembantu operasi bandara, kemudian pada tahun 2002-2009,
beliau menjabat sebagai teknisi elektronika bandara, dan dilanjutkan pada tahun
2009-2011 menjabat sebagai teknisi jaringan proyek Jakarta. Tahun 2011-2013
beliau menjabat sebagai assistant manager SIMTAPOR (Humas Bandara Sultan
Hassanudin) Makassar, hingga akhirnya pada tahun 2013-2015 beliau menjabat
sebagai Kepala Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya, atau disebut juga dengan
Section Head Communication and Legal.
Andrias merupakan Communicationand Legal Section Head yang bertugas
di perusahaan pada ranah Humas. Pada ranah Humas atau komunikasi, Andrias
membawahi empat staff, dimana tiga staff bertanggung jawab urusan umum
kehumasan seperti dokumentasi, keuangan dan Media Monitoring, sedangkan satu
staff bertanggung jawab pada media handling dan corporate event. Sebagai kepala
divisi komunikasi dan hukum, Andrias juga berperan sebagai Public Relations
46
Universitas Kristen Petra
perusahaan yakni menjadi “corong” perusahaan untuk memberikan informasi
kepada Stakeholders. Otoritasnya adalah membuat program komunikasi
perusahaan dibantu oleh Communication Officerdi bawah arahan Shared and
Service Department Head. Perannya dalam sosialisasi program silent airport
adalah sebagai pihak yang diikutkan dalam proses penentuan tujuan sosialisasi
baik jangka pendek maupun panjang, perencanaan program komunikasi,
pelaksanaan program komunikasi serta evaluasi program bersama Top
Management dan General Manager. Informan ini dipilih karena perannya sebagai
Public Relations yang menjadi objek dari penelitian ini.
2. Nama : Surya Eka
Jenis Kelamin : Pria
Tempat/Tanggal Lahir: Solo, 8 November 1985
Jabatan :Communication Officer
Pendidikan Terakhir : S1
Status : Belum Menikah
Surya Eka merupakan “tangan kanan” Public Relations. Tugasnya adalah
menghandle media serta merencanakan corporate event. Sebagai salah satu staff
di divisi komunikasi, Surya memiliki kewajiban untuk mensortir komplain (via E-
Mail, Social Mediadan Website), mempersiapkan corporate event di bidang media
seperti Press Conference dan pengiriman Press Release. Otoritasnya adalah
membuat program komunikasi di bawah arahan Public Relations dan Shared and
Service Department Head. Perannya dalam sosialisasi program silent airport
adalah di bidang pengoperasian media seperti pengadaan Press Conference
bersama General Manager, pembuatan Press Release serta pembuatan banner dan
spanduk. Informan ini dipilih karena perannya sebagai media handler yang
membantu kegiatan Public Relations.
3. Nama : Ratih Ajeng Wulandari
Jenis Kelamin : Wanita
Tempat/Tanggal Lahir: Surabaya, 7 April 1988
Jabatan :Customer Service Staff
47
Universitas Kristen Petra
Pendidikan Terakhir : S1
Status : Belum Menikah
Ratih merupakan salah satu staff di divisi Customer Serviceyang bertugas
dari periode 2010-2015 pada jabatan Customer Service Staff, tugasnya adalah
mendata komplain dari Stakeholders perusahaan melalui form komplain yang ada
di bagian Customer Service, E-Mail dan telepon. Otoritasnya adalah menerima
komplain dan menjawabnya sesuai disposisi dari General Manager. Perannya
dalam sosialisasi program silent airport adalah sebagai penerima komplain di
lapangan dan mengarahkan para Customer Servicedalam memberikan pelayanan
kepada Stakeholders. Informan ini dipilih karena perannya yang berhubungan
dengan divisi komunikasi dalam menghandle komplain.
4. Nama : Prihatini Trisnawati
Jenis Kelamin : Wanita
Tempat/Tanggal Lahir:Mojokerto, 21 September 1985
Jabatan :Staff divisi komunikasi
Pendidikan Terakhir : S1
Status : Menikah
Prihatini yang dikenal dengan sebutan Titin, merupakan salah satu staff
divisi Humas yang memulai karirnya di PT.Angkasa Pura I Surabaya pada tahun
2011-2015 yang bertugas pada administrasi komunikasi perusahaan dan
berkoordinasi dengan security bandara serta melakukan media monitoring.
Otoritasnya adalah mencatat kegiatan-kegiatan komunikasi Public Relations
untuk dilaporkan kepada General Manager seperti sosialisas program silent
airport. Perannya dalam sosialisasi program silent airport ini adalah melakukan
pemantauan pemberitaan oleh media yang dilakukan secara rutin setiap pagi,
dengan melakukan pengecekan pemberitaan pada media koran.
48
Universitas Kristen Petra
4.3 Setting Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih kantor PT. Angkasa Pura I Bandara
Juanda Surabaya sebagai lokasi penelitian. Peneliti melakukan pra observasi
pada bulan Januari akhir untuk mengambil data-data yang dibutuhkan oleh
peneliti. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
dokuemn dan hal-hal lain yang berkaitan dengan strategi komunikasi Public
Relations PT. Angkasa Pura I Bandara Juanda Surabaya dalam
menyosialisasikan program silent airport.
Dalam melakukan penelitian, peneliti melibatkan pihak-pihak lain selain
dari divisi Communication and Legal Section, diantaranya adalah divisi
Customer Service PT.Angkasa Pura I Surabaya, dan 3 staff lain yang berada di
bawah naungan Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya. Peneliti melakukan
wawancara yang berlangusng di kantor pimpinan Humas PT.Angkasa Pura I
Surabaya, yaitu Andrias Yustinian. Wawancara pertama kali yang dilakukan
oleh peneliti adalah bersama dengan Andrias Yustinian, yang dilakukan pada
tanggal 4 Mei 2015.
Sore hari itu ketika peneliti melakukan wawancara, peneliti mendapatkan
data-data dan file yang dibutuhkan untuk proses penelitian ini melalui Andrias
Yustinian. Beliau selaku pimpinan Humas, memberikan tanggapan dan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sesuai dengan kapasitasnya sebagai
pimpinan Humas yang bertanggung jawab atas penyusunan strategi untuk
menyosialisasikan program silent airport.
Setelah melakukan wawancara dengan Andrias Yustinian di ruangan
pribadinya, peneliti melanjutkan kembali untuk proses pencarian data dengan
mewawancarai salah satu tangan kanan Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya,
yaitu Surya Eka. Wawancara dengan Surya Eka dilakukan pada hari dan tanggal
yang sama, yaitu tanggal 4 Mei 2015. Wawancara pertama pada tanggal 4 Mei,
dilakukan di meja kantor Surya Eka. Kemudian peneliti melakukan wawancara
lanjutan dengan Surya Eka melalui BBM, yang dilakukan pada tanggal 21 Mei
2015. Dimana peneliti mendapat kesempatan untuk berbincang dan mengambil
data-data yang diperlukan.
49
Universitas Kristen Petra
Wawancara ketiga dilakukan dengan Titin, salah satu staff divisi Humas.
Proses wawancara dilakukan di meja kantor tempat informan bekerja. Peneliti
melakukan wawancara dan pengecekan data kepada informan ini pada sore hari
bertempat di kantor PT.Angkasa Pura I Surabaya, yang berlokasi tepatnya di
lantai 2.
Selanjutnya, peneliti mengambil data pada divisi Customer Service. Lokasi
wawancara berada di kantor PT.Angkasa Pura I Surabaya, berlokasi tepatnya di
lantai 3. Peneliti melakukan wawancara di ruangan divisi Customer Service,
dengan mengambil data-data dan melakukan pengecekan kepada divisi
Customer Servcie. Wawancara dilakukan pada sore hari, tanggal 4 Mei 2015.
4.4. Temuan Data
4.4.1. Tahapan Strategi Komunikasi
a. Pengembangan Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan Andrias Yustinian, selaku pimpinan Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya,
peneliti melihat strategi komunikasiPublic Relations yang telah dibuat oleh
Humas PT.Angkasa Pura I, lebih banyak berfokus pada pengembangan tujuan
jangka panjang. Strategi yang digunakan perusahaan dalam proses
menyosialisasikan program silent airport tersebut banyak berhubungan dengan
media, baik cetak maupun online yang dapat disebut pula sebagaipartner mereka
dalam menyosialisasikan program silent airport.
“Untuk menyosialisasikan program silent airport ini, media banyak
berperan penting untuk membantu menyebarkan informasi ke masyarakat.
Kita menerapkan program ini karena padatnya rute penerbangan di
Bandara Juanda yang berakibat pada maraknya announcment dengan
menggunakan pengeras suara yang menyebabkan kebisingan di area
Bandara. Melalui program ini, kami berharap agar dapat membudayakan
masyarakat indonesia untuk lebih memperhatikan jadwal penerbangan.
Terlebih dari itu, kami ingin meningkatkan kualitas pelayanan kami, yaitu
dengan membuat nyaman para penumpang dengan mengurangi tingkat
50
Universitas Kristen Petra
kebisingan di Bandara Juanda Surabaya. (Public Relations PT. Angkasa
Pura I Surabaya. Wawancara dilakukan pada Senin, 4 Mei 2015).
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Surya Eka, communication staff
PT.Angkasa Pura I Surabaya, yang berpendapat bahwa penerapan program silent
airport ini bertujuan untuk jangka panjang yaitu meningkatkan kualitas pelayanan
Bandara kepada penumpangnya
“Namanya hal baru, pasti membutuhkan sosialisasi dan dikenalkan ke
masyarakat. Humas PT.Angkasa Pura I lebih banyak menggunakan media
dalam mengenalkan silent airport ke publik. Bandara Juanda ini ingin
meniru konsep airport luar yang telah terlebih dahulu menerapkan
program silent airport (walaupun Juanda ini Bandara pertama di
Indonesia yang menerapkan program silent airport loh ya), kami berharap
jauh kedepannya, dapat membuat penumpang merasa nyaman dengan
mengurangi tingkat kebisingan di area Bandara” (Surya Eka,
Communication staff PT.Angkasa Pura I Surabaya, wawancara dilakukan
pada Senin, 4 Mei 2015).
Berbicara mengenai strategi komunikasi, akan berhubungan dengan proses
sosialisasi sebagai sebuah tahapan yang berkesinambungan dengan memiliki
keuntungan jangka pendek dan jangka panjang, berikut ini adalah bagan mengenai
tujuan perusahaan membentuk program silent airport berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Andrias Yustinian.
51
Universitas Kristen Petra
Bagan 4.4. Pengembangan Tujuan Program Silent Airport
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Strategi yang telah dibuat oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya, tidak
terlepas dari keuntungan jangka pendek dan jangka panjangnya. Pengembangan
jangka pendek yang telah ditentukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya
adalah dengan membuat penumpang sadar akan adanya penerapan program silent
airport, melalui banner, spanduk, greetings service. Humas PT.Angkasa Pura
menggunakan berbagai tools atau media sebagai perencanaan tujuan jangka
pendek. Pengembangan jangka panjang ini merupakan strategi yang digunakan
oleh PT.Angkasa Pura I surabaya, sedangkan keuntungan jangka pendek ini
Pengembangan Tujuan Program
Silent Airport
Jangka Pendek Jangka Panjang
Membuat penumpang sadar
akan adanya penerapan
program silent airport,
melalui banner, spanduk,
greetings service.
1. Meningkatkan
kualitas pelayanan
kepada penumpang
dengan menerapkan
konsep silent
airport.
2. Mengedukasi
masyarakat dengan
budaya membaca
(memperhatikan
jadwal penerbangan
melalui FIDS,
Greetings Service)
3. Sebagai pencetus
program silent
airport di Bandara
yang berada di
kawasan Indonesia
52
Universitas Kristen Petra
adalah tools yang digunakan oleh PT.Angkasa Pura I Surabaya untuk
menjalankan strategi tersebut.
Sedangkan untuk kepentingan jangka panjangnya, Andrias Yustinian
menyebutkan bahwa program silent airport ini ditujukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan Bandara Juanda Surabaya kepada penumpangnya. Terlebih
dari itu, Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya juga ingin mengajarkan kepada
penumpang Bandara untuk lebih peka terhadap budaya membaca dan tanggap
akan pengumuman yang diberikan. Dengan adanya penerapan program silent
airport ini, Bandara Juanda secara tidak langsung telah menjadi panutan dan
contoh bagi Bandara lain yang akan menerapkan program silent airport ini.
Kedepannya, program silent airport ini akan diterapkan di enam
Internasional Bandara lainnya. Dengan melihat adanya fakta tersebut, penerapan
program silent airport ini lebih banyak berfokus pada kepentingan jangka
panjangnya.
b. Perencanaan program komunikasi
Berdasarkan obeservasi yang dilakukan oleh peneliti, perencanaan
program komunikasi yang telah dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I
Surabaya, adalah dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh general manager
PT.Angkasa Pura I Surabaya, dan dengan sejumlah staff yang bersangkutan.
Rapat persiapan mengenai perencanaan dan penerapan program silent airport
diadakan pada tanggal 21 Mei 2014, sebelum penerapan program silent airport di
Bandara Juanda Surabaya
Gambar 4.4. Staff PT.Angkasa Pura I Juanda Surabaya
Sumber: Database Perusahaan, 2015
53
Universitas Kristen Petra
“Kami juga melibatkan stakeholders (seluruh staff internal PT.Angkasa
Pura I Surabaya, dan penumpang sebagai pengguna Bandara) dalam rapat
pengambilan keputusan mengenai program silent airport ini. Karena kami
menilai stakeholder mempunyai peran penting dalam setiap keputusan yang
bersankutan dengan jangka panjang kepentingan perusahaan. Sejauh ini respon
nya mereka positif, artinya hampir dari keseluruhan stakeholder mendukung
sepenuhnya buat penerapan program ini” (Wawancara dengan Andrias
Yustinian, Communication Section Head, 4 Mei 2015)
Berbicara mengenai penerapan program silent airport ini, juga tidak
terlepas dari peranan stakeholder yang turut berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan. Menurut Andrias Yustinian selaku pimpinan Humas Bandara Juanda,
stakeholders memiliki peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan di
dalam perusahaan, khususnya PT.Angkasa Pura I Surabaya. Berikut ini adalah
pemetaan Stakeholders PT.Angkasa Pura I Surabaya, sebagai berikut :
Gambar 4.4. Pemetaan Stakeholders Bandara Internasional Juanda
Surabaya. Sumber: Database Perusahaan, 2015
Pada gambar diatas merupakan pemetaan stakeholder PT.Angkasa Pura I
Surabaya, dimana divisi Communication and Legal Section bertanggungjawab
untuk membangun relasi dengan seluruh stakeholder selama proses pra
pelaksanaan hingga pasca pelaksanaan program silent airport. Dalam hal ini,
yang menjadi prioritas utama dalam menyusun strategi komunikasi program silent
airport ini adalah, penumpang sebagai pengguna Bandara. Selama proses
sosialisasi program silent airport, divisi Humas berperan untuk mengatur alur
Flight Catering
Airport Employee
C I Q
Visitor
Conces sionaire
Airlines
Airport Community
Ware housing
Dephub/ OtBandara
Pemda Tk I & II Kementrian
BUMN
Ground Handling
Passenger Meeters &
Greeters
54
Universitas Kristen Petra
komunikasi kepada seluruh stakeholder internal (seluruh staff PT.Angkasa Pura I
Surabaya) dan stakeholder eksternal (pengguna bandara yaitu penumpang) agar
informasi yang diterima oleh internal perusahaan dapat bersifat menyeluruh.
Penumpang, atau yang disebutkan dalam tabel pemetaan stakeholders
PT.Angkasa Pura I Surabaya dikenal dengan sebutan passanger, merupakan salah
satu stakeholder atau disebut juga target sasaran utama PT.Angkasa Pura I dalam
menyosialisasikan program silent airport ini. Pimpinan Humas PT.Angkasa Pura I
Surabaya, Andrias Yustinian menyebutkan bahwa stakeholder, atau penumpang
yang mana sebagai prioritasnya, ada yang menuliskan tanggapan positifnya
terhadap adanya penerapan program silent airport di Bandara Juanda Surabaya.
Gambar 4.4 Tanggapan Penumpang di Social Media terhadap Penerapan
Program Silent Airport di Bandara Juanda Surabaya
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Tanggapan penumpang yang memberikan komentar positif tersebut, tidak
terlepas dari pemilihan strategi yang tepat oleh Humas PT.Angkasa Pura I
Surabaya dalam menyosialisasikan program silent airport tersebut. Salah satu
bukti tanggapan penumpang terhadap penerapan program silent airport diatas
menjadi salah satu bukti bahwa keberhasilan sebuah prorgam ditentukan oleh
strategi yang dibuat ketika program tersebut masih dalam masa penyesuaian dan
membutuhkan tahapan sosialisasi didalamnya.
Keberhasilan sebuah program baru tidak terlepas dari adanya tahapan
sebuah proses, yang dinamakan proses sosialisasi. Proses ini akan berjalan secara
efektif apabila memiliki waktu dan perencanaan terlebih dahulu. Sama hal nya
dengan yang dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya, dimana mereka
melakukan sosialisasi yang dimulai sejak bulan Mei 2014, yang kemudian
berlanjut hingga Juni 2014.
55
Universitas Kristen Petra
“Kalau proses sosialisasinya ini dimulai dari bulan Mei sampai Juni
2014. Kira-kira ya sebulan gitu. Tapi selama sebulan itu, kami gencar
melakukan sosialisasi nya” (Wawancara melalui BBM dengan Surya Eka,
Communication Staff PT.Angkasa Pura I Surabaya”.
Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya telah melakukan proses sosialisasi
yang dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Dengan adanya persiapan sosialisasi
yang dikategorikan sebagai strategi mereka, PT.Angkasa Pura I Surabaya
berharap mampu memberikan dampak positif kepada pengunjung Bandara,
khususnya penumpang Bandara Juanda Surabaya.
Berkaitan dengan proses sosialisasi yang telah dilakukan oleh Humas
PT.Angkasa Pura I Surabaya, berikut ini adalah salah satu bentuk sosialisasi yang
dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya, yaitu pada tanggal 5 Mei
2014. Dimana PT.Angkasa Pura I pertama kali melakukan sosialisasi kepada
publiknya dengan melakukan pemasangan spanduk di area Bandara Juanda.
Gambar 4.4. Pemasangan spanduk oleh Humas PT.Angkasa Pura
Sumber : Database Perusahaan, 2015
Pemasangan spanduk yang dilakukan tersebut, bertujuan untuk memberi
himbauan kepada pengguna Bandara. Humas PT.Angkasa Pura I berinisiatif untuk
melakukan sosialisasi kepada publiknya, jauh sebelum hari pelaksanaan dan
penerapan progam silent airport. Humas juga bekerjasama dengan pihak OTBAN
(Ototritas Bandara) dalam mengurus ijin pemasangan spanduk di area Bandara.
Strategi lain yang ditempuh oleh PT.Angkasa Pura I Surabaya yaitu
dengan menggelar press conference yang diwakili dan dipimpin oleh General
56
Universitas Kristen Petra
Manager, pada tanggal 21 Mei 2014 dengan mengundang media sebagai langkah
awal untuk mengenalkan publik kepada program silent airport. Berikut ini adalah
press conference pertama kali yang dilakukan oleh General Manager PT.Angkasa
Pura I Surabaya di ruang Rapat Bromo, bertempat di kantor PT.Angkasa Pura I
Surabaya.
Gambar 4.4. Press Conference oleh General Manager PT.Angkasa Pura
Sumber : Database Perusahaan, 2015
Gambar diatas merupakan salah satu strategi komunikasi yang dipilih oleh
Humas PT.Angkasa Pura I untuk menyosialisasikan program silent airport, yaitu
dengan menggelar Press Conference sebelum pelaksanaan program silent airport,
yaitu pada tanggal 21 Mei 2014 sebagai bentuk himbauan kepada publiknya.
Press conference di atas, merupakan bentuk sosialisasi yang pertama kali
dikeluarkan oleh PT.Angkasa Pura I Surabaya kepada publiknya.
Selain itu, berbagai pemberitaan juga dimuat oleh media. Berikut ini
adalah beberapa contoh beredarnya pemberitaan yang dimuat oleh Harian
JawaPos (22 Mei 2014) dan Harian Surya (30 Mei 2014). PT.Angkasa Pura I
Surabaya yang dalam hal ini diwakilkan oleh divisi Humas, berpendapat bahwa
dalam menyosialisasikan program silent airport, dibutuhkan peran Public
Relations dalam mengatur alur informasi di media. Pemberitaan di media tentu
tidak terlepas dari hubungan baik yang terjalin antara media dan perusahaan
(PT.Angkasa Pura I Surabaya).
57
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4. Pemberitaan di media Harian JawaPos (kiri), Harian Surya (kanan)
Sumber : Database Perusahaan, 2015
Gambar diatas adalah bukti bahwa media juga turut berperan dalam
menyosialisasikan program silent aurport. Terbukti dengan adanya pemberitaan
yang dilakukan. Mereka melakukan pemberitaan dengan menggunakan bahasa
dan pemahaman mereka mengenai program silent airport di Bandara Juanda
Surabaya.
Berbicara mengenai sosialisasi di media cetak, sosialisasi yang dilakukan
oleh Humas PT.Angkasa Pura I juga tidak terlepas dari campur tangan media
sosial. Humas PT.Angkasa Pura menyatakan bahwa dalam proses sossialisasinya,
Humas PT.Angkasa Pura juga melibatkan social media. Berikut ini adalah
gambaran mengenai kekurangan dan kelebihan sosialisasi program silent airport
di berbagai media yang telah dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya.
Jenis Media Nama Media Kelebihan Kekurangan
Media Cetak Koran (Jawa Pos,
Harian Surya)
Koran merupakan
media yang
bersifat global,
sehingga dapat
menjangkau
semua kalangan
Surat kabar dibaca
hanya pada daerah
tertentu saja.
Misalkan : Harian
Surya, hanya
beredar di wilayah
Jawa Timur
58
Universitas Kristen Petra
Social Media Twitter Komunikasi
terjadi sangat
cepat dan bersifat
langsung (direct),
adanya
kemungkinan
bahwa penumpang
mampu mendapat
respons cepat.
Indonesia
menempati urutan
peringkat ke 3
sebagai pengguna
twitter terbanyak
di Indonesia
Keterbatasan tweet
dibatasi maksimal
hanya 140
karakter. Hanya
dapat dijangkau
oleh penumpang
yang memiliki
handphone dengan
fasilitas internet
Website Memiliki
kemampuan untuk
mem-back up data.
Penanganan dan
pemberian
informasi bersifat
global dan direct
Bergantung pada
koneksi internet
Detik.com Dapat diakses
secara mudah
melalui internet
Tidak semua orang
dapat mengerti
tentang situs
online
Media Tulisan Banner dan
Spanduk, Sign
Board
Bersifat eye
catching, karena
diletakkan di
tempat strategis
Memakan biaya
yang cukup mahal,
membutuhkan
waktu untuk
pengurusan ijin di
OTBAN (Otoritas
Bandara). Untuk
sign board
membutuhkan ijin
dari OTBAN
terlebih dahulu
59
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Tabel Kekurangan dan Kelebihan Sosialisasi Program Silent Airport di
Media
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Pada gambar tabel diatas, peneliti menjabarkan bahwa Humas PT.Angkasa
Pura I tidak hanya menggunakan satu media saja dalam menyosialisasikan
program silent airport, namun pada praktek pelaksanaannya, strategi yang
ditempuh juga melibatkan banyak media baik cetak maupun online, hal ini
bertujuan agar publik (penumpang) dapat terbujuk dengan pesan yang
disampaikan oleh media sebagai penyampai informasi. Andrias Yustinian selaku
pimpinan Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya menyatakan bahwa media adalah
partner yang berpengaruh dalam mewujudkan program silent airport kepada
seluruh pengguna Bandara Juanda Surabaya.
Selain media cetak, Surya Eka selaku staff divisi Humas, menambahkan
bahwa dalam praktek pelaksanaannya, PT.Angkasa Pura I kala itu juga
melibatkan media Radio Suara Surabaya untuk melakukan talkshow di Bandara
Juanda pada saat program silent airport diterapkan. Talkshow singkat tersebut
diwakili oleh general manager PT.Angkasa Pura I Surabaya dengan didampingi
pimpinan Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya. Dalam Talkshow tersebut,
membahas mengenai penerapan program silent airport, yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas layanan Bandara kepada penumpang (pengguna bandara).
Sebelum melakukan penerapan program silent airport, Bandara Juanda
melakukan riset terlebih dahulu. Setelah melalui riset, perencanaan strategi
komunikasi yang telah dibuat diimplementasikan oleh kantor cabang, yaitu
PT.Angkasa Pura I Surabaya dengan arahan kebijakan program komunikasi dari
kantor pusat, yaitu PT.Angkasa Pura II.
60
Universitas Kristen Petra
Riset yang dilakukan adalah, dengan adanya keluhan yang diterima oleh
divisi customer servcie yang berasal dari penduduk dan warga sekitar yang berada
di kawasan Bandara Juanda. Salah satu warga yang tinggal berdekatan dengan
wilayah Bandara mengatakan “Bandara Juanda Surabaya memiliki jadwal
penerbangan yang padat dan menyebabkan kebisingan yang dikarenakan pola
announment yang menggunakan pengeras suara terlalu banyak” (wawancara
dengan X, salah satu warga yang tinggal berada dekat dengan wilayah Bandara
Juanda Surabaya).
Melihat dengan adanya fenomena tersebut, divisi Humas PT.Angkasa Pura
I bermaksud membuat sebuah program baru yang bertujuan untuk melakukan
perubahan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, yaitu program silent
airport. Untuk menerapkan program baru tersebut, membutuhkan adanya
perencanaan dan strategi untuk dikenalkan kepada publiknya.
c. Pelaksanaan
Pada saat penerapan program silent airport dihari pertama yang
jatuh pada tanggal 1 Juni 2014, General Manager PT.Angkasa Pura berada
di Terminal 2 dan memantau jalannya penerapan program silent airport
dengan didampingi oleh pimpinan Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya, dan
beliau terlibat secara langsung dalam memimpin Press Conference dengan
media. Berikut adalah gambaran dimana General Manager PT.Angkasa
Pura I Surabaya dalam wawancaranya dengan media di Terminal 2 Bandara
Juanda Surabaya.
Gambar 4.4 Press Conference General Manager
61
Universitas Kristen Petra
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Gambar diatas menjelaskan keterlibatan langsung General Manager
PT.Angkasa Pura I Surabaya dalam pelaksanaan program silent airport. Press
Conference tidak hanya dilakukan satu kali saja, namun pada pelaksanaannya,
General Manager PT.Angkasa Pura I Surabaya kembali menggelar Press
Conference sebagai bentuk himbauan kepada masyarakat, khususnya penumpang
di Bandara Juanda Surabaya.
Pada saat memasuki bulan Juni, Humas PT.Angkasa Pura I
melibatkan peran divisi Customer Service sebagai media informasi kepada
penumpang Bandara dalam menyosialisasikan program silent aiport.
Pemilihan strategi dalam menyosialisasikan program ini merupakan
tanggung jawab divisi Humas. Untuk itu, divisi Humas bekerjasama dengan
divisi Customer Service sebagai salah satu cara divisi Humas menjalankan
fungsinya sebagai Public Relations.
Gambar 4.4. Layanan Informasi bagi Penumpang (kiri), Kotak Saran (kanan)
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Ketika pelaksanaan program silent airport, divisi Humas PT.Angkasa Pura I
kembali melakukan berbagai strategi dan upaya untuk meyosialisaikan program
silent airport. Salah satu strategi komunikasi yang ditempuh oleh divisi Humas
adalah bekerjasama dengan divisi customer service untuk memberikan greetings
service.
Sebagai perusahaan yang memberikan jasa pelayanan di bidang bandar
udara, PT. Angkasa Pura I Surabaya selalu berusaha mendengar keluhan
62
Universitas Kristen Petra
Stakeholdersnya (penumpang) dengan menyediakan berbagai saluran untuk
melakukan komunikasikasi dua arah, yakni melalui E-Mail (Corporate
Communication pusat : [email protected] atau angkasapuraairports@
gmail.com, Customer Service: [email protected], Public
Relations dan Communication Officer: [email protected]), SMS (031-
77680000 dan 08113528000) dan kotak saran.
Gambar 4.4. Greetings service oleh divisi customer service
Sumber : Database Perusahaan, 2015
Greetings Service merupakan penempatan staff customer service di depan
pintu utama pintu Bandara Juanda setelah melalui pemeriksaan petugas Bandara,
dengan membawakan media tulisan. Tujuan dari greetings service ini untuk
menghimbau dan mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa Bandara
Juanda sedang menerapkan program silent airport.
Segala bentuk strategi komunikasi yang dibuat oleh Humas
PT.Angkasa Pura I menggunakan media yang sifatnya mendidik, sebagai
contoh adalah FIDS (Flight Informations Display System). Pengunjung
bandara secara tidak langsung terdidik untuk membaca dan peka terhadap
segala bentuk pengumuman yang menggunakan kemampuan membaca.
63
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4 FIDS (Flight Information Display System)
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Gambar diatas adalah FIDS (Flight Informations Display System) yang
digunakan sebagai salah satu strategi Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya untuk
pengganti announcement yang selama ini diterapkan menggunakan pengeras suara
(microphone). FIDS ini juga berfungsi untuk mengingatkan jadwal
keberangkatan, kedatangan dan pengumuman delay pesawat. Kegunaan lain dari
FIDS ini juga berfungsi untuk mengedukasi dan mendidik masyarakat, khususnya
penumpang, dalam hal kemandirian akan kebutuhan mereka masing-masing
dalam jadwal penerbangan pesawat.
FIDS (flight information display system) ini dipasang di sekitar area ruang
tunggu dan pintu utama pada terminal 1 dan 2 Bandara Juanda. Setelah dilakukan
penerapan kebijakan program silent airport, Humas PT.Angkasa Pura I
melakukan penambahan FIDS di sekitar area Bandara. Penambahan tersebut
dilakukan dengan tujuan agar media informasi yang berada di Bandara Juanda
mampu menjangkau seluruh pengguna Bandara
Gambar 4.4. Penambahan FIDS (Flight Display Information System)
64
Universitas Kristen Petra
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015
Gambar diatas menjelaskan mengenai salah satu improvisasi yang
telah dibuat oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya dalam
menyosialisasikan program silent airport di Bandara Juanda Surabaya.
Surya Eka selaku divisi Humas, mengatakan bahwa penambahan FIDS
(Flight Information Display System) sebenarnya tidak termasuk dalam daftar
perencanaan strategi yang telah mereka buat. Pada praktek
pelaksanaannya, Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya membuat sebuah
strategi komunikasi yang bersifat mempersuasi publiknya, sehingga pesan
yang hendak disampaikan oleh perusahaan, dapat sampai kepada publiknya.
(Terminal), Humas PT.Angkasa Pura I melakukan penambahan strategi.
Gambar 4.4. Sign Board Oleh Petugas Airliness
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Pemasangan banner dan spanduk masih diterapkan di Terminal 1 dan 2
milik Bandara Juanda, hal ini dimaksudkan untuk menginformasi dan mempersuasi
seluruh pengguna Bandara Juanda Surabaya, khususnya penumpang. Selain itu,
praktek nyata yang masih berlangsung adalah dengan menempatkan staff airlines di
sekitar ruang tunggu Bandara dengan membawa media tulisan bertuliskan “harap
perhatikan waktu boarding”
General Manager PT.Angkasa Pura I Surabaya yang didampingi oleh
pimpinan Humas, kembali menggelar Press Conference yang kedua kalinya, dan
dilakukan di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya pada tanggal 1 Juni 2014
65
Universitas Kristen Petra
bertepatan dengan hari pertama penerapan program silent airport. Tujuan dari
Press Conference ini sendiri adalah, sebagai simbol peresmian telah
diberlakukannya program silent airport di Bandara Juanda Surabaya secara
serentak baik di Terminal 1 dan Terminal 2..
“Untuk proses sosialisasinya sendiri kami lebih banyak menggunakan
media. Media baik cetak maupun online, karena hampir 90% proses
sosialisasinya berjalan dengan menggunakan media. Sisanya 5% itu
merupakan bentuk kerjasama airlines dan pihak-pihak internal”
(Wawancara dengan Andrias Yustinian, Communication Section Head)
Pernyataan serupa juga ditambahkan oleh Surya Eka selaku
Communication staff yang bertanggungjawab penuh atas beroperasinya sosial
media PT.Angkasa Pura I Surabaya.
“Kami lebih banyak main menggunakan media. Karena jaman sekarang
ini, hampir semuanya memiliki akses sosmed melalui HP. Jadi ya kami
lebih banyak menggunakan media” (Wawancara dengan Surya Eka,
Communication staff, 4 Mei 2015)
Gambar 4.4. Press Conference oleh general manager PT.Angkasa Pura
Sumber : Database Perusahaan, 2015
Selain menggelar Press Conference, PT.Angkasa Pura I Surabaya juga
melakukan sosialisasi di Radio dengan bekerjasama dengan radio Suara Surabaya.
Dalam praktek pelaksanaannya, pihak dari Suara Surabaya mengirim beberapa
perwakilan untuk melakukan talkshow secara langsung dari Terminal 2 Bandara
Juanda Surabaya. Dalam talkshow tersebut, PT.Angkasa Pura I Surabaya yang
diwakilkan oleh General Manager dan Andrias Yustinian selaku pimpinan
66
Universitas Kristen Petra
Humas, menjelaskan mengenai kebijakan penerapan program silent airport di
Bandara Juanda Surabaya.
“Untuk sosialisasi selanjutnya kami juga pakai radio. Suara Suarabaya
waktu itu kirim perwakilan untuk talkshow dengan GM dan pak Andrias.
Yang utama ya SS itu, radio lainnya kami cuman via telepon
singkat”(wawancara dengan Surya Eka, 21 Mei 2015)
Pemaparan di atas merupakan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan Surya Eka, yaitu salah satu staff Humas yang bertanggung jawab atas
sosialisasi program silent airport di media. Dalam pelaksanaannya, Surya Eka
bertanggungjawab untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan strategi
komunikasi yang menyangkut dengan urusan media.
d. Evaluasi
Menurut Cutlip, evaluasi merupakan salah satu tahapan terakhir dalam
sebuah strategi komunikasi. PT.Angkasa Pura I Surabaya melakukan penilaian
atau evaluasi berupa memantau jalannya program silent airport itu sendiri.
Penilaian atau evaluasi terhadap strategi yang selama ini telah dilakukan guna
menyosialisasikan program silent airport, semata-mata untuk melihat bagaimana
respon dan tanggapan penumpang terhadap program tersebut.
“Iya benar kami masih menerapkan hingga sekarang. Untuk evaluasinya,
kami melihat dari respons pengunjung sih. Sampai saat ini jumlah total
penumpang 50.000 orang dan 1% diantaranya mengeluhkan program ini.
Jadi kalau begitu kan bisa dilihat respon positifnya lebih banyak
ketimbang negatifnya. Itu saja sih” (Wawancara dengan Andrias
Yustinian, Communication section head)
PT.Angkasa Pura I tidak hanya menciptakan strategi yang dapat berguna
untuk kesukesesan program silent airport, namun pada tahap terakhir ini divisi
Humas PT.Angkasa Pura I juga melakukan evaluasi terhadap strategi yang mereka
buat, dengan melihat respon dari penumpang pengguna Bandara.
“Awalnya mereka mungkin agak kaget dengan program ini, jadi pas awal-
awal itu beberapa dari penumpang sempat komplain ke customer service.
67
Universitas Kristen Petra
Tapi itu gak berlangsung lama karena kami terus memberikan sosialisasi
kepada masyarakat, dan akhirnya mereka mengetahui dan kemudian
dapat beradaptasi langsung” (Wawancara dengan Surya Eka,
Communication Staff).
Dari komplain yang masuk tersebut akan ditangani dengan cara koordinasi
dan kerjasama antara Humas dan divisi customer service, mereka akan
merapatkannya dengan jajaran dan pihak top management. Komplain yang masuk
pada awal penerapan program ini, ditangani secara langsung oleh pihak divisi
Humas dan pihak management.
4.5 Analisa dan Interpretasi
4.5.1 Perencanaan Program Silent Airport
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan.Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, strategi komunikasi yang telah
dilakukan oleh PT.Angkasa Pura I Surabaya, sepenuhnya dibuat oleh divisi
Humas yang dikepalai oleh Andrias Yustinian dengan melalui sebuah
perencanaan. Dari keseluruhan perencanaan strategi yang telah dipaparkan oleh
peneliti pada pembahasan sebelumnya, keseluruhan dari strategi tersebut telah
melalui koordinasi dan persetujuan dari General Manager PT.Angkasa Pura I
Surabaya yang didalamnya terdapat unsur kepentingan perencanaan jangka
pendek dan jangka panjangnya.
“Untuk jangka panjang dan jangka pendeknya, sebenarnya kami sudah
mempersiapkan dari jauh hari sebelumnya. Jangka pendeknya sih kami
menggunakan media yang bisa terlihat langsung di bandara. Yaa seperti
greetings service, banner, media tulisan, FIDS. Lalu untuk jangka
panjangnya kami ini sebenarnya ingin meningkatkan kualitas pelayanan
bandara, jadi supaya bandara Juanda ini tidak bising”
68
Universitas Kristen Petra
Menurut Cutlip, salah satu tahapan dalam menyusun strategi komunikasi
adalah dengan menetapkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Dimana hal tersebut sejalan dengan yang dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura
I, dengan menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek terhadap
kebijakan dan penerapan program silent airport di Bandara Juanda Surabaya.
Untuk mengembangkan penetapan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
tersebut, Humas PT.Angaksa Pura telah membuat planning (perencanaan) untuk
diimplementasikan kepada publiknya yaitu penumpang dan pengguna Bandara.
Strategi komunikasi yang dibuat oleh Humas PT.Angkasa Pura I telah
melalui beberapa tahapan yang dimulai dari perencanaan (planning) hingga pada
proses penerapan strategi komunikasi kepada publiknya. Dari beberapa tahapan
tersebut, Humas PT.Angkasa Pura I berkoordinasi dengan General Manager
PT.Angkasa Pura I Surabaya untuk membuat strategi komunikasinya. Berdasarkan
dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti
menganalisa mengenai rencana tahapan pembuatan strategi komunikasi yang telah
dilakukan oleh divisi Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya. Berikut adalah bentuk
bagan rencana tahapan pembuatan strategi komunikasi yang telah dibuat oleh divisi
Humas PT. Angkasa Pura I Surabaya :
Pembuatan Rencana Tahapan Strategi Komunikasi
Praktek Penerapan Strategi Sosialisasi
Bagan 4.5 Bagan Perencanaan Strategi Komunikasi
Sumber: Olahan Peneliti, 2015
Penetapan Target Sasaran (Penumpang)
Perencanaan Strategi Diserahkan ke General Manager
69
Universitas Kristen Petra
Dari bagan diatas,merupakan tahapan dari perencanaan yang telah dibuat
oleh divisi Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya. Setiap tahapan strategi
komunikasi yang dibuat, akan melalui tahapan koordinasi dari divisi yang
bersangkutan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti,
strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh PT.Angkasa Pura I Surabaya dalam
menyosialisasikan program silent airport dimulai dari langkah awal yaitu
pembuatan rencana tahapan komunikasi yang kemudian dilanjutkan dengan
penetapan target sasaran prorgam silent airport, kemudian dilanjutkan dengan
perencanaan strategi komunikasi dan rencana anggaran yang telah dibuat,
kemudian seacara keseluruhannya akan dikoordinasikan dengan diserahkan ke
General Manager. Setelah melalui persetujuan dari General Manager
PT.Angkasa Pura I Surabaya, pada tahapan terakhir yaitu masuk kedalam tahap
praktek pelaksanaan sosialisasi kepada publik (baik internal maupun eksternal)
Jefkins menjelaskan terdapat 4 alasan Public Relations membuat
perencanaan program komunikasi (Jefkins, 1992, p.49) yaitu untuk menetapkan
target – target operasi Public Relations yang nantinya akan menjadi tolak ukur
atas segenap hasil yang diperoleh. Menurut data yang didapat oleh peneliti selama
proses observasi, peneliti menilai bahwa perencanaan program komunikasi yang
digunakan untuk menyosialisasikan program silent airport, telah berjalan dengan
maksimal, yaitu dengan menetapkan penumpang Bandara sebagai target dari
pelaksanaan program silent airport ini. Target – target sasaran sosialisasi telah
dipilih oleh divisi Humas PT.Angkasa Pura I, dan hal tersebut sesuai dengan teori
perencanaan strategi komunikasi Public Relations.
Setelah menetapkan target-targetnya, Humas PT.Angkasa Pura
menentukan pemilihan media sebagai salah satu cara strategi mereka untuk
menyosialisasikan program silent airport. Menurut Andrias Yustinian, media
memiliki peranan yang cukup besar dan berdampak dalam menyosialisasikan
silent airport. Beliau juga mengatakan, selalin memiliki keuntungan ‘low budget’,
social media juga merupakan salah satu strategi yang ditempuh dengan alasan
bahwa pemilihan media sebagai media sosialisasi dapat menyampaikan pesan
secara tepat kepada target sasaran.
70
Universitas Kristen Petra
Mempunyai strategi dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan
media massa merupakan salah satu urgensi bagi praktisi Public Relations. Hal ini
disebabkan media massa merupakan media yang sangat vital dalam membantu
keberhasilan media relations yang dilakukan oleh Public Relations. Pesan yang
ingin disampaikan oleh seorang Public Relations tidak akan pernah sampai
kepada publik kalau tidak disampaikan menggunakan media massa (Rini
Darmastuti, 2012, p. 160)
Berbagai pemberitaan yang telah dimuat di media, tidak terlepas dari
peran Public Relations dalam menjalin hubungan baik dengan pihak media.
Menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto (2003 : 23) Seorang Public
Relations akan dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik (termasuk dalam
melakukan media relations) jika didukung oleh strategi komunikasi yang tepat dan
efektiv. Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya memiliki relasi yang baik dengan
media-media lokal di Surabaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya sambutan baik
dari media yang melakukan pemberitaan terhadap rencana penerapan program
silent airport di Bandara Juanda Surabaya. Berawal dari komplain masyarakat
sekitar yang menyatakan bahwa Bandara Juanda merupakan salah satu Bandara
tersibuk dengan rute penerbangan yang padat, Humas PT.Angkasa Pura I
menyambut baik komplain tersebut dengan berencana untuk menerapkan program
silent airport. Media menyambut hangat konsep silent airport tersebut dengan
munculnya berbagai pemberitaan di media. Dimana, pada awal mula ketika
PT.Angkasa Pura I hendak menerapkan program silent airport,media melakukan
liputan dan wawancara kepada pihak PT.Angkasa Pura I Surabaya, untuk
menyebarkan pesan tersebut melalui pemberitaan yang mereka buat di media
massa.
Media berperan sebagai penyampai informasi dan penafsir informasi
kepada masyarakat (Rivers, Jensen dan Peterson, 2003, p.228). Melebih-
lebihkan merupakan kemampuan media dalam membujuk. Isi media dan
respon individu memiliki hubungan sebab-akibat langsung dimana individu
tersebut serta merta akan melakukan sesuai dengan yang dikatakan oleh
media, padahal komunikasi tunggal takkan berpengaruh sekuat itu. Hanya
71
Universitas Kristen Petra
jika sesuatu disampaikan media secara terus menerus, maka hal itu akan
berpengaruh pada individu.
Pada praktek pelaksanaannya, Humas PT.Angkasa Pura I tidak hanya
menggunakan media massa sebagai media strategi sosialisasi yang mereka pilih
untuk menyampaikan informasi dan membujuk publiknya. Humas PT.Angkasa
Pura I Surabaya juga melibatkan media lain untuk menyosialisasikan program
silent airport ini. Selain media massa, Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya juga
menggunakan media tulisan dan social media untuk menyosialisasikan
programnya.
Dalam journal berjudul “A Public Relations Role in Brand Messaging”
yang dituliskan oleh Ron Prindle disebutkan bahwa, “Public Relations
practitioners are skilled and experienced in storytelling and Social Media, both of
which have become important tools in successful brand communication.
Moreover, Public Relations acumen in relationship and trust-building contribute
to the organization’s authenticity, another key factor in branding in the
contemporary market place. Pada Jurnal diatas menjelaskan bahwa praktisi Public
Relations dituntut untuk terampil dan berpengalaman dalam bidang bercerita dan
media sosial, yang mana keduanya telah menjadi alat penting dalam komunikasi
yang sukses. Selain itu, ketajaman Public Relations dalam berhubungan dan
membangun kepercayaan sangat berkontribusi terhadap otentisitas organisasi dan
menjadi faktor kuncidi pasar kontemporer)”.
Hal di atas menjelaskan bahwa kunci sukses Public Relations adalah
memiliki skills di bidang public speaking dan juga Social Media yang mana di era
modern ini sangat membantu dalam melaksanakan strategi komunikasi
perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu seperti kesuksesan sosialisasi program
silent airport. Divisi Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya memiliki kemampuan
untuk mengoperasikan sejumlah social media seperti twitter dan website. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peran yang dijalankan oleh Surya Eka sebagai media
handler yang mengoperasikan twitter dan website milik PT.Angkasa Pura I
Surabaya dalam menyosialisasikan program silent airport di Bandara Juanda
Surabaya.
72
Universitas Kristen Petra
Menurut Onong Uchana Effendy, demi mencapai sasaran komunikasi
kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media,
bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan dan
teknik yang dipergunakan, yang terbaik dari sekian banyak media
komunikasi tersebut dapat ditegaskan sebab masing-masing memiliki
kelebihan ataupun kekurangan (Effendy, 2009, p.37.) Pemilihan media
sebagai alat untuk menyosialisasikan, tentu memiliki kekurangan dan
kelebihan pada masing-masing media. Komunikan yang menjadi target
sasaran dalam pelaksanaan program silent airport ini adalah penumpang
yang dikategorikan dalam jumlah banyak, melihat dengan adanya fenomena
tersebut, maka dibutuhkan pemilihan media sosialisasi yang memiliki daya
penyebaran yang cepat dan tepat, layaknya social media yang dioperasikan
oleh seorang Public Relations agar dapat tercipta pemahaman bersama
antara publik dengan perusahaan. Memilih media sosialisasi merupakan
tugas dan tanggung jawab Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya yang tidak
terlepas dari kegiatan yang bersifat terencana.
Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara
terencanan dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara
niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya” (Jefkins, 2003, p.9). Dari pemaparan yang diungkapkan oleh
Jefkins tersebut, telah sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh Humas
PT.Angkasa Pura yaitu dengan membuat perencanaan strategi guna
mempersiapkan publik internanya untuk menyosialisasikan program silent
airport, agar tercipta hubungan baik antara perusahaan dengan publiknya.
Alo Liliweri menuliskan bahwa strategi komunikasi adalah tahapan
konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik
bagi pengimplementasian tujuan komunikasi (Liliweri, 2011, p.240). Divisi
Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya membuat bentuk-bentuk perencanaan
sebagai tahapan nyata dalam merealisasikan aktivitas komunikasinya. Tahapan
yang dilakukan telah direncanakan dengan matang melalui persetujuan dan
koordinasi dari divisi yang bersangkutan. Dari keseluruhan bentuk-bentuk
perencanaan yang dibuat, telah didasarkan pada sebuah tujuan yang sama, yaitu
73
Universitas Kristen Petra
tujuan untuk mengkomunikasikan kepada publik tentang adanya penerapan
program silent airport.
4.5.2 Pengambilan Keputusan
Berbicara mengenai pengambilan keputusan, akan melibatkan pihak-pihak
internal dan eksternal perusahaan.Hal ini juga tidak terlepas dari peranan
stakeholder baik internal (Staff PT.Angkasa Pura I Surabaya) dan stakeholder
eksternal (Penumpang dan masyarakat sekitar bandara) yang turut berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan. Menurut Andrias Yustinian selaku pimpinan
Humas Bandara Juanda, stakeholders internal dan eksternal ini memiliki peranan
penting dalam setiap pengambilan keputusan di dalam perusahaan, khususnya
PT.Angkasa Pura I Surabaya. Salah satu bentuk pengambilan keputusan yang
melibatkan pihak internal dan eksternal perusahaan adalah, dengan diadakannya
rapat bersama dengan seluruh staff PT.Angkasa Pura I Surabaya untuk
menindaklanjuti komplain dari stakeholder eksternalnya (penumpang dan
masyarakat sekitar).
Menurut Cutlip , Center dan Canfield mengungkapkan salah satu fungsi
utama Public Relations adalah mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan
opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang
diwakilinya atau sebaliknya. Pada teori yang dipaparkan oleh Cutlip tersebut,
menunjukkan keadaan yang sebanding dengan apa yang telah dilakukan oleh
Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya. Dimana Humas PT. Angkasa Pura I
Surabaya mengidentifikasi opini-opini yang berasal dari masyarakat sekitar
sebagai prioritas nyayaitu stakeholder eksternalnya, yaitu opini dan tanggapan
publik yang menyatakan bahwa Bandara Juanda merupakan salah satu Bandara
dengan rute penerbangan yang cukup padat, dan berdampak pada banyaknya
pengumuman yang menggunakan pengeras suara (microphone). Fungsi Public
Relations yang terlihat dalam peristiwa ini adalah, Humas PT.Angkasa Pura I
menjalankan fungsi Public Relations, yaitu dengan melibatkan stakeholder
internal dan eksternalnya dalam menghimpun dan mengidentifikasi opini dan
pernyataan-pernyataan dari publiknya.
Dalam mengambil keputusan, yakni konsep silent airport yang akan
diterapkan di Bandara Juanda Surabaya, Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya
74
Universitas Kristen Petra
melakukan berbagai aspek dan proses manajemen Public Relations yang dikenal
dengan konsep ALTU (Asking, Telling, Listening, Understanding).
Aspek pertama yaitu asking atau bertanya adalah kegiatan untuk mencari,
menggali serta mengidentifikasi data dan fakta di lapangan. Kegiatan asking ini
tentunya tidak menunggu laporan dari sumber-sumber informasi, tetapi berupaya
menjemput informasi (Ardianto Elvinaro, 2011 hal 220). Dimana dalam hal ini,
Humas PT.Angkasa Pura I menanyakan seputar keluhan pada warga yang berada
di sekitar Bandara Juanda. Dalam hal ini, Humas PT.Angkasa Pura I bersifat aktif
dengan menanyakan seputar keluhan yang dialami oleh warga-warga sekitar
terkait dengan jam penerbangan padat yang dimiliki oleh Bandara Juanda
Surabaya.
Aspek kedua adalah telling, adalah mengkomunikasikan kegiatan Public
Relations kepada khalayak sasaran sebagai pelaksanaan kegiatan Public Relations.
Selain memilih bentuk dan mengemas pesan komunikasi yang relevan, pada tahap
ini juga mengupayakan pemilihan media yang sesuai dengan kecerdasan
khalayak. Materi pesan komunikasi pun disesuaikan dengan kebutuhan khalayak
(Ardianto Elvinaro, 2011 hal 220). PT.Angkasa Pura I Surabaya yang diwakilkan
oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya, mengkomunikasikan pesan dengan
menggunakan media. Pemilihan media didasarkan oleh kebutuhan publiknya.
Dalam hal ini, Humas PT.Angkasa Pura memilih media massa (koran, radio),
media tulisan (sign board, banner, spanduk) dan social media (twitter, facebook,
website) sebagai tools yang digunakan untuk mengemas pesan yang hendak
disampaikan kepada publiknya. Melalui pemilihan media tersebut, Humas
PT.Angkasa Pura I secara tidak langsung terkesan ‘berbicara’ kepada publiknya,
yaitu seluruh pengguna dan penumpang pesawat di Bandara Juanda Surabaya.
Aspek ketiga adalah listening, adalah upaya perusahaan atau lembaga
untuk menerima umpan balik dari publik tentang kegiatan Public Relations.
Umpan balik itu bisa dalam bentuk saran, kritik, meminta informasi, dukungan,
penolakan, dan lain sebagainya. Umpan balik ini diperlukan dalam kegiatan
Public Relations sebagai masukan sehingga pelaksanaan program Public
Relations pada masa mendatang akan lebih baik lagi (Elvinaro Ardianto, 2011 hal
220). Dalam hal ini Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya melakukan sebuah
75
Universitas Kristen Petra
tahapan evaluasi yang berguna untuk meninjau ulang dan melihat umpan balik
masyarakat mengenai program silent airport. Selain itu, PT.Angkasa Pura juga
terbuka dalam menerima kritikan dan saran dari pengguna Bandara, agar program
ini dapat berkembang lebih baik lagi.
Aspek keempat adalah understanding, adalah terjadinya saling
pemahaman antara perusahaan dengan publik dalam kegiatan Public Relations.
Pemahaman antara perusahaan dan publik sangat sulit tercapai karena
berkomunikasi untuk mencapai pemahaman tidak semudah yang dibayangkan.
Dalam hal ini, PT.Angkasa Pura I yang telah melakukan analisis dan riset
terhadap komplain dari lingkungan sekitar, mengkoordinasikan terlebih dahulu
komplain tersebut dengan pihak manajemen. Awalnya pihak manajemen tidak
langsung menyetujui terkait perubahan konsep dan pola announcement yang
kemudian diusulkan berubah menjadi konsep silent airport. Disinilah peran
Public Relations terlihat, dimana Humas PT.Angkasa Pura I melakukan upaya
untuk mencapai sebuah kesepakatan dengan pihak manajemen untuk mengambil
jalan tengah, agar tercipta sebuah pengertian bersama. Pengertian bersama yang
dimaksudkan adalah, dengan terciptanya program silent airport di Bandara Juanda
Surabaya.
4.5.3 Implementasi Strategi Komunikasi Public Relations dalam
Menyosialisasikan program Silent Airpot
Pada saat memasuki tahapan implementasi, salah satu fungsi Public
Relations yang telah dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I berjalan
sesuai dengan teori fungsi Public Relations yang disampaikan oleh Bernays
bahwa Public Relations berfungsi sebagai pemberi penerangan kepada
masyarakat, melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung serta berupaya untuk mengintegrasi sikap dan
perbuatan suatu badan atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan
masyarakat atau sebaliknya (Bernays, 2002, p.20).
Surya Eka, sebagai salah satu staff Humas yang turut bertanggung jawab
atas penyusunan strategi komunikasi program silent airport ini, beliau menilai
adalah hal wajar bagi sesuatu hal yang baru, apabila masih menerima kritikan.
76
Universitas Kristen Petra
PT.Angkasa Pura I tidak hanya berpacu pada satu strategi. Namun mereka juga
melakukan inovasi dan improvisasi guna menyempurnakan strategi yang telah
mereka buat. Untuk mencapai sebuah tujuan komunikasi yang bersifat
efektif, yaitu mengenai strategi komunikasi dalam menyosialisasikan
program silent airport, Humas PT. Angkasa Pura I melakukan inovasi dan
perubahan-perubahan guna mencapai tujuannya.
Menurut Alo Liliweri, dalam mencapai suatu komunikasi yang efektif
dibutuhkan Adaptive Innovation (Inovasi yang adaptif ), Entrepreneurial
(Manajemen Kewirausahaan), One Voice (Satu Suara), Showtime (Sesuaikan
Waktu), Strategic Speed (Strategi Mempercepat) serta Discipline on Dialog
(Disiplin Berdialog) (Liliweri, 2011, p.256-257). Salah satu bentuk inovasi
yang dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I adalah dengan menambah
jumlah FIDS (Flight Information Display System) yang dipasang di sekitar
area divisi Customer Service.
Selain itu, Alo Liliweri juga menyebutkan bahwa strategi komunikasi
memiliki tiga tahap, yaitu pembuatan strategi komunikasi, implementasi
strategi dan integrasi serta dukungan. Dalam hal ini, Humas PT.Angkasa
Pura memasuki tahap implementasi strategi, dimana mereka mulai
mengimplementasikan strategi komunikasi yang telah mereka buat
sebelumnya untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu menyosialisasikan
program silent airport kepada masyarakat terutama pengguna Bandara.
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan
manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan (Effendy,2003:301).
Berdasarkan teori tersebut, sebuah strategi komunikasi merupakan sebuah
perencanaan yang bersifat manajemen, guna mencapai satu tujuan. Setelah tujuan
dari perusahaan itu sendiri telah tercapai, perusahaan yang dalam hal ini adalah
PT.Angkasa Pura I tidak begitu saja melepas tanggungjawab atas pelaksanaan
program silent airport. Setelah memasuki tahap pelaksanaan, PT.Angkasa Pura I
masih memantau secara langsung mengenai pelaksanaan program silent airport di
Bandara Juanda Surabaya. Salah satu cara bentuk strategi yang direncanakan oleh
Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya adalah dengan bekerjasama dengan Airlines
Staff yang membawakan Signboard yang diedarkan di sekitar area ruang tunggu
77
Universitas Kristen Petra
boarding pesawat. Salah satu strategi ini disebut sebagai strategi yang
membutuhkan perencanaan terlebih dahulu, karena pada praktek pelaksanaannya
membutuhkan koordinasi dengan berbagai pihak, yaitu Humas PT.Angkasa Pura I
Surabaya dan Airlines Staff yang bersangkutan.
Terdapat 5 tujuan strategi komunikasi menurut Alo Liliweri, strategi
komunikasi digunakan untuk mencapai suatu tujuan, dimana tujuan strategi
komunikasi tersebut meliputi announcing (memberitahu), dalam hal ini
Humas PT.Angkasa Pura memberitahukan kepada publiknya dengan
menyosialisasikan program silent airport terlebih dahulu sebelum penerapan
program silent airport. Informasi yang disampaikan diterapkan dengan
menggunakan media seperti banner, spanduk, Press Conference dan Press
Release, dan sign board.
Gambar di atas adalah sign board, yang ditujukan kepada seluruh
penumpang sebagai himbauan terakhir untuk memberitahu kepada penumpang
pesawat untuk segera melakukan boarding. Salah satu strategi ini adalah
gambaran mengenai strategi komunikasi yang dilakukan secara langsung di
Bandara Juanda Surabaya, guna memeberitahu dan mempersuasi para penumpang
terhadap adanya penerapan program silent airport.
Kedua, strategi komunikasi dengan tujuan untuk memotivasi. Humas
PT.Angkasa Pura I merencanakan sebuah strategi komunikasi yang sifatnya
untuk memotivasi publik agar publik termotivasi untuk bertindak sesuai
dengan harapan perusahaan, dalam hal ini diartikan sebagai perubahan
pengetahuan masyarakat mengenai sistem perubahan boarding call menjadi
silent airport.
Ketiga, adalah strategi komunikasi dengan tujuan untuk mendidik.
Penyampaian informasi harus bersifat mendidik.
Keempat, adalah strategi komunikasi bertujuan untuk informing
(memberitahukan). Maksudnya adalah, informasi bukan hanya sekedar
pemberitahuan atau motivasi semata namun juga mengandung unsur
pendidikan. Penerapan program silent airport ini selain untuk meningkatkan
pelayanan kepada pengguna Bandara, Humas PT.Angkasa Pura I juga
78
Universitas Kristen Petra
memiliki tujuan lain yaitu dengan mendidik penumpang bandara untuk
lebih memperhatikan jadwal penerbangan pesawat dan FIDS yang
disediakan (Flight Information Display System)
Kelima, adalah strategi komunikasi yang bertujuan untuk Supporting
Decision Making (Mendukung Pembuatan Keputusan). Dalam rangka
pembuatan keputusan, maka informasi dikumpulkan, dikategorisasi,
dianalisis sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi
pembuat keputusan. PT.Angkasa Pura I melakukan riset dan analisis
terhadap lingkungan sekitar. Dari analisis tersebut, dijadikan pendukung
untuk membuat sebuah keputusan akhir (final decision) yaitu perencanaan
penerapan program silent airport.
4.5.4 Evaluasi Program Silent Airport
Setelah melakukan berbagai tahapan, yaitu perencanaan strategi, dan
pengambilan keputusan, tahapan terakhir yang juga dilakukan oleh Humas
PT.Angkasa Pura I Surabaya adalah tahapan evaluasi. Baskin,Aronoff dan
Lattimore (1997 : 107) menyebutkan : Research is vital function in the process of
public relations. It provides the initial information necessery to plan public
relations action and to evaluate its effectiveness. Management demand hard facts,
not intuition or guesswork. Dalam hal ini berarti bahwa Riset adalah salah satu
fungsi penting dalam riset seorang Public Relations. Tidak hanya itu saja, Humas
juga memiliki peran dalam mengevaluasi hasil dari kebijakan yang telah dibuat.
Melihat keefektivan sebuah program yang telah dilakukan berdasarkan sebuah
riset.
Pada tahapan terakhir yang disebut dengan evaluasi ini, adalah
sebuah teknik pengukuran hasil dari program yang telah dilakukan oleh
Public Relations. Evaluasi dapat dilakukan selama proses program tersebut
masih sedang berjalan (Elvinaro Ardianto, 2011, hal 217). Public Relations
merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi perilaku publik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi dengan interes publik dan
melaksanakan progam tindakan (komunikasi) untuk mendapatkan pemahaman
dan pengertian publik. (Denny Griswold, uitgever van Public Relations News,
79
Universitas Kristen Petra
New York). Dari uraian diatas, menjelaskan bahwa proses evaluasi merupakan
tahapan terakhir dalam sebuah strategi komunikasi. Pada tahapan ini, perusahaan
akan mendapatkan hasil jawaban dari program yang telah dibuat oleh Public
Relations pada sebuah perusahaan.
4.5.5 Ringkasan Strategi Komunikasi Public Relations Dimulai dari
Planning, Implementasi dan Evaluasi
Melihat dengan adanya pemaparan dan data lapangan yang telah diuraikan
oleh peneliti diatas, maka berikut adalah ringkasan mengenai strategi komunikasi
yang telah dilakukan oleh Humas PT.Angkasa Pura I dalam menyosialisasikan
program silent airport, dimulai dari planning (sebelum pelaksanaan), implementasi
(pelaksanaan), dan evaluasi (sesudah pelaksanaan).
A. Tabel planning strategi komunikasi Public Relations PT.Angkasa Pura I
dalam Menyosialisasikan program Silent Airport
Waktu Tahapan Komunikasi Keterangan
Mei 2014 Melakukan sosialisasi
pertama kali ke publik
berupa pemasangan
banner dan spanduk
Humas bekerjasama
dengan pihak OTBAN
(Otoritas Bandara) untuk
mengurus ijin
pemasangan banner di
Terminal Bandara
80
Universitas Kristen Petra
Rapat dengan seluruh
stakeholder internal (staff
PT.Angkasa Pura I
Surabaya) terkait dengan
rencana persiapan
pelaksaaan program
silent airpot
Rapat dipimpin oleh
General Manager
PT.Angkasa Pura I
Surabaya, tujuannya
untuk menyosialisasikan
program silent airport
kepada pihak internal
perusahaan
Press Conference
pertama kali dilakukandi
media massa oleh
General Manager
PT.Angkasa Pura pada
tanggal 21 Mei 2014
Bertujuan untuk
menyosialisasikan kepada
publik dan pihak
eksternal, tentang rencana
penerapan program silent
airport.
Rapat terakhir sebelum
penerapan program silent
aiport dengan
stakeholder internal (staff
PT.Angkasa Pura I
Surabaya)
Ditujukan untuk seluruh
staff PT.Angkasa Pura.
Tujuannya adalah untuk
menyosialisasikan dan
menyelesaikan persiapan
program silent airport
sebelum diterapkan di
Bandara Juanda.
Gambar4.5.5 Ringkasan Tabel planning strategi komunikasi Public Relations
PT.Angkasa Pura I dalam Menyosialisasikan program Silent Airport
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Tabel ringkasan di atas dibuat oleh penulis berdasarkan wawancara dan
hasil observasi lapangan yang didapatkan peneliti dari Andrias Yustinian selaku
pimpinan Humas PT.Angkasa Pura I. Beliau berpendapat bahwa sebuah program
81
Universitas Kristen Petra
baru harus melalui tahap perencanaan sosialisasi yang matang dan menggunakan
pemilihan strategi yang tepat
“Kalau program baru yang penting seperti ini ya, maksudnya silent airport
ini diterpakan di Bandara Internasional seperti Juanda, maka harus melalui
tahapan yang disebut sosialisasi dengan persiapan yang matang. (wawancara
dengan Andrias Yustinian 4 Mei2015)
“Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara
terencanan dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya” (Jefkins, 2003, p.9).
Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya membuat perencanaan strategi
komunikasi sebelum disebarluaskan kepada publiknya. Sesuai dengan pemaparan
yang diterangkan oleh Jefkins, maka Public Relations (Humas) di sini berarti
memegang peranan penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan karena
bertugas untuk mengupayakan kebijakan secara terencana dan berkesinambungan
agar dapat tercipta suatu hubungan baik antara organisasi atau perusahaan dengan
publiknya.
B. Tabel implementasistrategi komunikasi Public Relations PT.Angkasa Pura
I dalam Menyosialisasikan program Silent Airport
Waktu Tahapan Komunikasi Keterangan
Juni 2014 Greetings Service Merupakan bentuk
kerjasama antara divisi
Humas dengan divisi
Customer Service yaitu
dengan menempatkan
staff divisi customer
service di depan pintu
utama Terminal Bandara
dengan membawa media
tulisan.”Harap
Perhatikan Waktu
Boarding”
82
Universitas Kristen Petra
Press Conference oleh
General Manager
PT.Angkasa Pura I
Press Conference kedua
ini diadakan pada tanggal
1 Juni 2014. Tujuannya
adalah, agar publik dapat
mengetahui dan
beradaptasi dengan
program baru tersebut.
Penambahan FIDS
(Flight Information
Display System)
Penambahan FIDS adalah
sebagai bentuk inovasi
yang dilakukan oleh
Humas PT.Angkasa Pura
I Surabaya
Menyediakan Kotak
Kritik dan Saran
Kotak kritik dan saran ini
digunakan oleh divisi
Humas untuk
menampung kritik dan
saran penumpang
terhadap penerapan
program silent airport
Tabel 4.4Tabel Tahapan Implementasi Strategi Komunikasi
Sumber: Olahan Peneliti, 2015
Tabel di atas menunjukkan program – program komunikasi yang telah
diimplementasikan kepada publik untuk menyosialisasikan program silent airport
di Bandara Juanda Surabaya. Humas PT.Angkasa Pura I mengimplementasikan
tahapan-tahapan programnya secara bertahap. Dimulai dari press conference,
kemudian dilanjutkan dengan penempatan greetings service oleh divisi customer
service, kemudian dilakukan juga penambahan FIDS (flight information display
system), serta mengaktifkan kotak saran yang berlokasi di samping customer
service Bandara sebagai media penerima kritik dan saran.
Strategi komunikasi Public Relations tergabung dalam aktivitas utama
Public Relations sendiri yang direalisasikan dengan cara menganalisa situasi,
masalah dan solusi untuk tujuan lebih lanjut dari organisasi, contohnya adalah
83
Universitas Kristen Petra
penelitian, perencanaan dan implementasi untuk meningkatkan reputasi organisasi
(Theaker, 2001, p.7). Sebagai salah satu aktivitas utama tentunya strategi
komunikasi memegang peranan penting dalam setiap kegiatan sebuah organisasi
atau perusahaan. Tentunya strategi komunikasi ini dijalankan oleh Public
Relations. Strategi komunikasi dapat diaplikasikan ke dalam berbagai kepentingan
organisasi atau perusahaan, misalnya dalam hal menyosialisasikan hal-hal yang
berhubungan dengan organisasi atau perusahaan itu sendiri.
84
Universitas Kristen Petra
4.6 Model Strategi Komunikasi Public Relations PT.Angkasa Pura I dalam
Menyosialisasikan Program Silent Airport
Laswell menyatakan cara terbaik untuk menerangkan kegiatan
komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What in Which
Channel to Whom with What Effect?”. Dari keseluruhan strategi komuniaksi
yang telah dibuat oleh divisi Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya, peneliti
mengamati bahwa secara keseluruhannya telah mencakup dari pernyataan
yang telah diuraikan oleh Laswell. Peneliti menjabarkan tentang strategi
komunikasi yang telah dibuat oleh divisi Humas PT.Angkasa Pura I
Surabaya dalam menyosialisasikan program silent airport sebagai berikut :
Gambar 4.6 Model Strategi Komunikasi
Sumber : Olahan Penulis, 2015
Pada gambar di atas menjelaskan mengenai model strategi komunikasi
menurut pengamatan penulis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan
selama proses observasi berlangsung. Model tersebut dibuat oleh peneliti
berdasarkan strategi-strategi yang telah dibuat oleh Humas PT.Angkasa Pura I
Who Says
What(Komunikator
-Humas
PT.Angkasa Pura )
Says What(Pesan-
Program Silent
Airport)
In Which
Channel(Media-
Social Media,
Media Massa)
To
Whom(Komunikan-
Penumpang
Bandara)
With What
Effect(Penumpang
terinformasi dan
teredukasi)
85
Universitas Kristen Petra
Surabaya. Gambar di atas menunjukkan bahwa Humas PT.Angkasa Pura I
berperan sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan berupa
sosialisasi program silent airport melalui media (cetak dan online) dengan
harapan agar penerima pesan yaitu penumpang dan staff airlines dapat teredukasi
dan mengetahui tentang adanya penerapan program silent airport di Bandara
Juanda Surabaya. Sebuah strategi komunikasi menurut Harold Laswell harus
mampu menjawab mengenai siapa yang terlibat, apa pesan yang disampaikan,
menggunakan media apa, dan kepada siapa pesan tersebut disampaikan. Sama hal
nya dengan model strategi komunikasi yang telah dibuat oleh peneliti ini, model
ini dibuat dengan harapakan agar target yang telah ditentukan (penumpang
sebagai pengguna Bandara) mampu menerima pesan yang telah disampaikan oleh
komunikator.
Secara keseluruhan dan pada umumnya, model komunikasi tersebut telah
diterapkan oleh Humas PT.Angkasa Pura I Surabaya dengan berdasarkan konsep
strategi komunikasimilik Cutlip, Center dan Broom. Hal tersebut dibuktikan
dengan fakta-fakta yang ditemukan oleh peneliti melalui observasi dan wawancara
dengan narasumber. Cutlip, Center dan Broom menyebutkan bahwa strategi
komunikasi memiliki empat tahapan yaitu:
1. Mengembangkan tujuan baik jangka pendek , maupun jangka
panjang
2. Merencanakan program komunikasi guna menyempurnakan tujuan.
3. Mengambil tindakan dan berkomunikasi (dengan cara
mengimplementasikan program publik, aksi dan komunikasi yang
didesign guna mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik
dalam rangka mencapai tujuan program)
4. Mengevaluasi program dengan melakukan penilaian atas persiapan,
implementasi dan hasil dari program (Cutlip, Center dan Broom,
2006, p.320).
Berdasarkan dengan model komunikasi yang telah dibuat oleh peneliti,
berikut ini adalah ringkasan tabel matriks mengenai strategi komunikasi public
relations PT.AngkasaPura I Surabaya dalam menyosialisasikan program silent
airport di Bandara Juanda Surabaya.
83 Universitas Kristen Petra
Strategi
Komunikasi
Keterangan Tahapan Untuk
Mewujudkan
Komunikator Komunikan Media
Jangka Panjang 1. Meningkatkan kualitas
pelayanan Bandara
dengan menerapkan
silent airport
2. Mengedukasi
masyarakat dengan
budaya membaca FIDS
(flight information
display system)
3. Sebagai pencetus
program silent airport
di Bandara yang berada
di kawasan Indonesia
Membuat Press
Conference,
Berkoordinasi
dengan OTBAN
(Otoritas
Bandara),
Customer Service
dan berkoordinasi
dengan media
untuk melakukan
pemberitaan dan
liputan di
Terminal Bandara
Humas
PT.Angkasa Pura
I Surabaya
Penumpang
Pesawat dan
seluruh staff
internal
PT.Angkasa Pura
I Surabaya
Melalui rapat dan
berkomunikasi
dengan seluruh
staff PT.Angkasa
Pura I untuk
menyosialisasikan
program silent
airport.
Jangka Pendek 1. Membuat
penumpang sadar
dengan adanya
penerapan program
silent airport
Menggunakan
banner, spanduk,
Greetings Service
(Sign Board yang
dibawakan oleh
Humas
PT.Angkasa Pura
I Surabaya
Penumpang
Pesawat dan
seluruh staff
internal
PT.Angkasa Pura
Twitter,
Facebook, Radio,
Media cetak
(koran)
84 Universitas Kristen Petra
divisi customer
service)
I
Planning
(Perencanaan)
1. Pada tanggal 21 Mei
2014, General
Manager pertama
kali mengadakan
Press Conference
2. Rapat lanjutan, yaitu
rapat sosialisasi
dengan seluruh staff
internal PT.Angkasa
Pura I, dilakukan
pada tanggal 21 Mei
3. Menetapkan target
utama dari program
silent airport adalah
Penumpang di
Bandara Surabaya
4. Humas pertama kali
menyosialisasikan
program silent
airport berupa
melakukan
pemasangan banner
di Terminal
Bandara. Juanda
Surabaya
Humas
PT.Angkasa Pura I
Surabaya
mengatur alur
komunikasi,
dengan pusat
informasi berada
di bawah tanggung
jawab Humas
PT.Angkasa Pura I
Surabaya. Selain
itu, Humas juga
berkoordinasi
dengan seluruh
pihak-pihak yang
terkait (Otoritas
Bandara, pihak
media,
General
Manager, Humas
PT.Angkasa Pura
I Surabaya
Otoritas Bandara,
rekan-rekan dari
media, seluruh
staff PT.Angkasa
Pura I Surabaya
Menggunakan
pesan melalui
Blackberry
Messanger,
Broadcast
Message, Email
85 Universitas Kristen Petra
5. Pemberitaan oleh
media massa (koran)
yaitu Harian Surya
dan Harian Jawa
Pos
Implementasi 1. Greetings Service
2. PressConference
3. Melakukan
penambahan FIDS
(flight informations
display system)
4. Menyediakan kotak
saran
5. Update twitter,
facebook, website
Humas
PT.Angkasa Pura
I Surabaya,
OTBAN
(Otoritas
Bandara), divisi
Customer
Service
Penumpang di
Bandara Juanda
Sign Board,
Undangan kepada
media, Papan
Monitor FIDS,
Social Media
Evaluasi 1. Melakukan rapat
dengan pihak
manajemen
Humas dan setiap
pimpinan staff
melakukan
koordinasi dengan
mengadakan rapat.
Rapat tersebut
membahas
mengenai evaluasi
dari program silent
Humas
PT.Angkasa Pura
I dan seluruh
pimpinan staff
Seluruh staff yang
terlibat dalam
perencanaan dan
pelaksanaan
program silent
airport
Surat undangan,
email, broadcast
message
86 Universitas Kristen Petra
airport.
Tabel 4.5 Tabel Ringkasan Strategi Komunikasi Humas PT.Angkasa Pura I
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
87 Universitas Kristen Petra
Tabel Strategi Komunikasi PT.Angkasa Pura I dalam Menyosialisasikan Program Silent Airport Bandara Juanda Surabaya
Gambar 4.6 Model Strategi Komunikasi Humas PT.Angkasa Pura I
Sumber : Olahan Peneliti, 2015
Adanya komplain dari
masyarakat dari sekitar
wilayah Bandara, yang
merujuk pada kebisingan
announcement
Salah satu Misi
PT.Angkasa Pura I adalah
memberikan kontribusi
positif terhadap
lingkungan hidup, dan
mengusahakan jasa
kebandarudaraan dengan
rasa nyaman kepada
penumpang
Salah satu fungsi public
relations menurut Cutlip
adalah, mengidentifikasi hal-
hal yang berkaitan dengan
opini publik. Hal tersebut
sejalan dengan yang dilakukan
oleh Humas PT.Angkasa Pura
I
Kebijakan mengenai
rencana penerapan Silent
Airpot
88 Universitas Kristen Petra
Program Silent Airport di
Bandara Juanda Surabaya
Jangka Pendek
Jangka Panjang
1. Meningkatkan
kualitas pelayanan
kepada penumpang
dengan menerapkan
konsep silent
airport.
2. Mengedukasi
masyarakat dengan
budaya membaca
(memperhatikan
jadwal penerbangan
melalui FIDS,
Greetings Service)
3. Sebagai pencetus
program silent
airport di Bandara
yang berada di
Indonesia
Media
Komunikasi
Undangan kepada
staff untuk
menghadiri rapat
internal, Undangan
kepada rekan-rekan
media untuk
menghadiri Press
Conference
Implementasi
1. Membuat
penumpang sadar
akan adanya
penerapan program
silent airport,
melalui banner,
spanduk, greetings
service.
Media
Komunikasi
Twitter, Facebook,
Radio, Media cetak
(koran), sign board
89 Universitas Kristen Petra