4. analisis data 4.1 gambaran umum objek penelitian 4.1.1 ... · 47 universitas kristen petra 4....
TRANSCRIPT
47 Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya, yakni
Siloam Hospitals Surabaya. Berikut penjelasan mengenai gambaran umum dari objek
penelitian.
4.1.1 Sejarah Siloam Hospitals Surabaya
Siloam Hospitals Surabaya merupakan salah satu rumah sakit yang berada
dibawah naungan Siloam Hospitals Group, dimana Siloam Hospitals merupakan
jaringan rumah sakit swasta yang telah tersebar di seluruh Indonesia. Siloam
Hospitals Group telah memberikan layanan perawatan kesehatan yang berkualitas
internasional kepada hampir dua juta pasien setiap tahunnya dan telah memiliki
cabang – cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya ada di Surabaya.
Siloam Hospitals Surabaya meningkatkan kualitas, pengembangan fasilitas dan jenis
layanan agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya
Indonesia bagian timur.
Siloam Hospitals Surabaya sendiri terletak di pusat kota Surabaya, tepatnya di
jalan Raya Gubeng nomor 70. Rumah sakit swasta ini telah memberikan pelayanan
kesehatan di wilayah Surabaya dan sekitarnya selama lebih dari 40 tahun. Pada
awalnya, Siloam Hospitals Surabaya merupakan sebuah rumah sakit bersalin yang
didirikan oleh yayasan Budi Mulia pada tanggal 15 Oktober 1977, sehingga pada
awalnya rumah sakit ini bernama RS Budi Mulia Surabaya. Pada tahun 1979, RS
Budi Mulia berkembang menjadi sebuah rumah sakit umum tingkat pertama. Setelah
mendapatkan ijin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) untuk
meningkatkan pelayanan, pada tahun 1986 rumah sakit ini membangun gedung baru
(Gedung B) dan meningkatkan jumlah tempat tidur dari 80 menjadi 152 buah, yang
kemudian pada tahun 2001 rumah sakit ini menambah kapasitas ruangannya lagi
dengan membangun gedung baru (Gedung C).
48 Universitas Kristen Petra
Dalam perkembangannya, pada tahun 2002 RS Budi Mulia Surabaya bersama
dengan Siloam Hospitals – Karawaci Tangerang dan Rumah Sakit Graha Medika –
Kebon Jeruk Jakarta tergabung dalam sebuah grup bernama SILOAM HEALTH
CARE yang berada dibawah kepemilikkan PT LIPPO Karawaci Tbk. Oleh sebab itu,
akhirnya PT Siloam International Hospitals mengakuisisi dan mengubah nama RS
Budi Mulia menjadi Siloam Hospitals Surabaya.
Didukung para dokter spesialis, tenaga medis dan teknologi terkini, Siloam
Hospitals Surabaya menjadi pilihan dan pusat rujukan medis dalam layanan
kesehatan di Surabaya. Siloam Hospitals Surabaya mendapatkan beberapa
penghargaan seperti Azima Award – 1st Winner tim pencegahan dan pengendalian
infeksi PERDALIN dan INASIC pada tahun 2010, WOW Service Excellence Award
Kategori RS kelas B dari Mark Plus pada tahun 2016. Siloam Hospitals Surabaya
juga telah mendapatkan pengakuan secara internasional dari Asia Pasific Hand
Hygiene Excellence Award dari World Health Organisation (WHO) dan Asia Pasific
Society of Infection Control (APSIC) pada tahun 2012 dan 2013 dimana Siloam
Hospitals Surabaya merupakan satu-satunya finalis dari Indonesia, serta akreditasi
Paripurna dari Komite Akreditasi Rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2018.
4.1.2 Visi Siloam Hospitals Surabaya
Menjadi penyedia layanan kesehatan terkemuka dengan standar kualitas
internasional di Indonesia yang profesionalismenya diakui di skala global serta
mencapai sebuah pelayanan yang berlandaskan akan cinta kasih dan iman kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
4.1.3 Misi Siloam Hospitals Surabaya
Memberikan perawatan kesehatan kelas dunia yang bermutu dan berlandaskan
cinta kasih, senantiasa fokus dan tanggap terhadap kebutuhan dan ekspetasi pasien
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terpercaya, kesembuhan fisik,
psikologis dan spiritual mereka dengan mengembangkan fasilitas – fasilitas kesehatan
49 Universitas Kristen Petra
berstandar internasional serta melakukan pendidikan dan penelitian holistik di bidang
kesehatan.
4.1.4 Nilai-nilai Siloam Hospitals Surabaya
Dalam memberikan layanannya, Siloam Hospitals Surabaya mendasarkannya
kepada beberapa nilai-nilai masyarakat yang terdiri dari tujuh macam nilai. Nilai
tersebut adalah Cinta, Kepedulian, Integritas, Kejujuran, Empati, Semangat dan
Profesionalisme. Tujuh nilai tersebut menjadi tolak ukur bagi peneliti untuk melihat
bagaimana citra Siloam Hospitals Surabaya di mata pengunjung unit Medical Check
Up.
4.1.5 Logo Siloam Hospitals Surabaya
Gambar 4.1 Logo Siloam Hospitals Surabaya
(Sumber : Siloam Hospitals Surabaya, 2019)
50 Universitas Kristen Petra
4.1.6 Struktur Organisasi Siloam Hospitals Surabaya
Gambar 4.2 Struktur organisasi Siloam Hospitals Surabaya
(Sumber : Siloam Hospitals Surabaya, 2019)
4.1.7 Layanan Siloam Hospitals Surabaya
Perbedaan Siloam Hospitals Surabaya dengan rumah sakit lain terletak pada
pusat layanan unggulannya (Center of Excellence). Layanan unggulan dari Siloam
Hospitals Surabaya terdiri dari lima jenis layanan, yaitu Layanan Gawat darurat dan
Trauma (Emergency & Trauma Center), Layanan Stroke Menyeluruh
(Comprehensive Stroke Center), Layanan Bedah Tulang (Orthopedic Center),
Layanan Bedah Digestif (Digestive Surgery Center), dan Pusat Kemoterapi
51 Universitas Kristen Petra
(Chemotherapy Centralization). Kelima layanan tersebut terus menjadi fokus layanan
utama yang diberikan kepada masyarakat Surabaya hingga saat ini.
Selain pusat layanan unggulan dari Siloam Hospitals Surabaya, Siloam
Hospitals Surabaya juga memiliki beberapa klinik unggulan seperti klinik wasir,
Klinik Nyeri, Klinik Tulang Belakang, Klinik Inkontinensia, Klinik Tumbuh Kemang
Anak, Klinik Perawatan Luka & Edukasi Diabetes, Klinik Kesehatan Pria dan lain
lain. Lalu, selain klinik unggulan tersebut Siloam Hospitals Surabaya juga
memberikan pelayanan kesehatan seperti Layanan Medik Umum (poli umum,
layanan medik gigi mulut, layanan KIA/KB, layanan medical check up), layanan
Gawat Darurat 24 jam, Pelayanan Medik Dasar (Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis
Anak, Spesialis Bedah, Spesialis Obstetri & Ginekologi).
Siloam Hospitals Surabaya juga memiliki pelayanan penunjang medik seperti
radiologi, laboratorium, anestesiologi, rehabilitasi medik, serta endoskopi. Untuk
pelayanan medik spesialis di Siloam Hospitals Surabaya ada spesialis mata, spesialis
THT, spesialis saraf, spesialis jantung & pembuluh darah, spesialis kulit & kelamin,
spesialis kedokteran jiwa, spesialis paru, spesialis orthopedic, spesialis urologi,
spesialis bedah saraf, spesialis bedah platik, spesalis bedan tulang (orthopedic &
traumatologi), spesialis bedah digestif, spesialis bedah onkologi, spesialis bedah
thoraks & kardiovaskuler, spesialis ahli gizi, dan spesialis penyakit dalam
subspesialis (KGH, KGEH, KR, K-Ger). Sampai saat ini, dokter spesialis yang
merawat di Siloam Hospitals Surabaya ada sebanyak ±200 dokter.
4.1.8 Medical Check Up Siloam Hospitals Surabaya
Siloam Hospitals Surabaya memiliki beragam paket medical check up yang
telah dirancang agar pemeriksaan dapat dilakukan secara komprehensif menganalisa
status kesehatan. Pengunjung yang melakukan medical check up dapat memilih paket
pemeriksaan yang ingin diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Paket medical check up di Siloam Hospitals Surabaya terdiri dari Paket Basic, Paket
Silver, Paket Gold, Paket Platinum, Paket Bugar, Paket Pre-Marital, Paket Check Up
Jantung, Paket Wanita (Women Package) dan beberapa paket pemeriksaan lainnya
52 Universitas Kristen Petra
yang akan disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang berlaku. Berikut detil paket
pemeriksaan tersebut.
Tabel 4.1 Paket Medical Check Up
No. Detil Layanan Jenis Paket
Basic Silver Gold Platinum
1. Pemeriksaan Fisik V V V V
2. Pemeriksaan Gigi V V
3. Pemeriksaan Mata V
4. Pemeriksaan THT V
5. Jantung
EKG V V V V
Treadmill Echocardiography V V V
Konsultasi Dokter Spesialis Jantung V
6. Radiologi Foto Thorax V V V V
USG Abdomen Upper / Lower V V V
7. Pemeriksaan Spirometri (Fungsi Paru) V V
8. Laboratorium
Darah Lengkap V V V V
Urine Lengkap V V V V
Faeces Lengkap V V V V
Lemak Darah
HDL V V V V
LDL V V V V
Kolesterol Total V V V V
Trigliserida V V V V
Fungsi Hati SGOT V V V V
SGPT V V V V
Fungsi Ginjal
BUN V V V V
Kreatinin V V V V
Asam Urat V V V V
Kadar Gula Puasa V V V V
53 Universitas Kristen Petra
Darah 2 Jam PP V V V V
Serologi /
Imunologi
Hbs-Ag V V V V
Anti-Hbs V V V V
CEA V V
AFP V
TPHA V
9. Konsultasi Hasil dengan
Dokter
Medical Check Up V
Penyakit Dalam V V V
(Sumber : Siloam Hospitals Surabaya, 2019)
Pada tabel di atas, dapat diketahui perbedaan isi paket pemeriksaan dari paket
basic, silver, gold, dan platinum. Setiap paket mengandung berbagai macam
pemeriksaan, dan isi pemeriksaan tersebut yang memberikan perbedaan antara paket
medical check up satu dengan yang lain. Semakin lengkap paket pemeriksaan yang
diambil oleh pengunjung maka juga semakin tinggi biaya pemeriksaannya. Selain
paket basic, silver, gold dan platinum, ada juga paket medical check up jantung, dan
women package.
Paket medical check up jantung dibagi menjadi dua jenis, yaitu skrining dasar
yang akan diberikan rekomendasi untuk cek lanjutan, dan check up jantung prima.
Untuk women package, Siloam Hospitals Surabaya menyediakan pemeriksaan
skrining kanker payudara (mammografi) dan skrining kanker serviks (pap smear).
Perbedaan dari setiap paket medical check up yang tersedia di Siloam Hospitals
Surabaya terletak pada setiap detil jenis pemeriksaan. Semakin banyak pemeriksaan
yang dilakukan maka Siloam Hospitals Surabaya akan memberikan hasil pemeriksaan
yang lebih detil tentang kondisi atau status kesehatan para pengunjung yang
melakukan pemeriksaan medical check up.
Selain melayani pengunjung privat atau pribadi, Siloam Hospitals Surabaya
juga melayani medical check up corporate dengan item pemeriksaan yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Adapun beberapa perusahaan yang pernah
dilayani untuk program medical check up tahun adalah bank, BUMN, pertambangan,
54 Universitas Kristen Petra
pabrik dan jasa. Selain melayani medical check up untuk corporate, Siloam Hospitals
Surabaya juga melayani medical check up untuk pengunjung yang melakukan
pemeriksaan dengan klaim asuransi. Oleh karena itu, pengunjung medical check up
dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu pengunjung privat, pengunjung corporate
dan pengunjung tanggungan asuransi. Pengunjung privat adalah pengunjung yang
menggunakan layanan pemeriksaan medical check up dengan tanggungan biaya
secara pribadi, sedangkan pengunjung korporat adalah pengunjung atas nama sebuah
perusahaan (baik itu karyawan ataupun calon karyawan) yang melakukan
pemeriksaan medical check up. Kemudian pengunjung asuransi adalah pengunjung
yang melakukan pemeriksaan medical check up dengan memanfaatkan benefit dari
asuransi yang bekerjasama dengan Siloam Hospitals Surabaya.
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk
degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini n adalah jumlah sampel, dan variabel
dinyatakan valid ketika > (Ghozali, 2012, p.52-53). Pada penelitian ini
jumlah sampel (n) untuk uji validitas adalah 30, dengan tingkat signifikansi untuk uji
dua arah sebesar 0.05, maka (df) = 30 – 2 = 28 dan r-tabel adalah 0.3610.
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pernyataan R-Hitung R-Tabel Keterangan
Primary
Impression
A1 0.864 0.3610 Valid
A2 0.772 0.3610 Valid
A3 0.929 0.3610 Valid
A4 0.834 0.3610 Valid
55 Universitas Kristen Petra
A5 0.887 0.3610 Valid
A6 0.909 0.3610 Valid
A7 0.726 0.3610 Valid
Familiarity
B1 0.715 0.3610 Valid
B2 0.654 0.3610 Valid
B3 0.739 0.3610 Valid
B4 0.808 0.3610 Valid
B5 0.837 0.3610 Valid
B6 0.837 0.3610 Valid
B7 0.798 0.3610 Valid
Perception
C1 0.661 0.3610 Valid
C2 0.700 0.3610 Valid
C3 0.823 0.3610 Valid
C4 0.713 0.3610 Valid
C5 0.818 0.3610 Valid
C6 0.814 0.3610 Valid
C7 0.812 0.3610 Valid
C8 0.763 0.3610 Valid
C9 0.778 0.3610 Valid
C10 0.871 0.3610 Valid
C11 0.887 0.3610 Valid
C12 0.832 0.3610 Valid
Preference
D1 0.885 0.3610 Valid
D2 0.845 0.3610 Valid
D3 0.870 0.3610 Valid
D4 0.761 0.3610 Valid
Position E1 0.796 0.3610 Valid
56 Universitas Kristen Petra
E2 0.728 0.3610 Valid
E3 0.860 0.3610 Valid
E4 0.710 0.3610 Valid
Pada tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pernyataan yang menyusun
variabel primary impression, familiarity, perception, preference, position
memiliki koefisien validitas atau r-hitung yang lebih besar dari r-tabel 0.1966 dengan
n 100. Dikarenakan sebuah variabel baru bisa dikatakan valid apabila r-hitung > r-
tabel, maka seluruh item pernyataan variabel dari indikator pembentuk citra dalam
kuesioner yang digunakan peneliti ini dapat dinyatakan telah valid.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah metode untuk mengukur tingkat kestabilan atau
konsistensi dari jawaban suatu pernyataan kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila jawaban responden
terhadap setiap pernyataan bersifat sama atau konsisten dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2012, p.47). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, peneliti mengukur setiap
jawaban indikator dengan SPSS lalu membandingkan nilai koefisien reliabilitas atau
yang disebut sebagai Alpha-Cronbach dengan nilai Alpha (0.6). Sebuah kuesioner
akan dinyatakan reliabel apabila nilai koefisien Alpha-Cronbach > nilai Alpha (0.6).
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
Pernyataan Alpha-Cronbach Alpha Keterangan
Primary Impression 0.936 0.6 Reliabel
Familiarity 0.888 0.6 Reliabel
Perception 0.947 0.6 Reliabel
Preference 0.865 0.6 Reliabel
Position 0.777 0.6 Reliabel
57 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas yang terangkum dalam tabel diatas,
dapat diketahui bahwa nilai Alpha-Cronbach pada masing-masing variabel nilainya
lebih besar dari 0,6. Dari hasil yang tertera pada tabel dapat disimpulkan bahwa
seluruh instrumen penelitian dapat dinyatakan sangat reliabel atau handal sehingga
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Artinya kuisioner ini memiliki hasil yang
konsisten jika dilakukan pengukuran dalam waktu dan model atau desain yang
berbeda. Hasil uji reliabilitas ini dapat dikatakan sangat reliabel berdasarkan kriteria
reliabilitas (Santoso, dalam Budi, 2006, p. 248):
0,00 s.d. 0,20 Kurang reliabel
0,20 s.d. 0,40 Agak reliabel
0,40 s.d. 0,60 Cukup reliabel
0,60 s.d. 0,80 Reliabel
0,80 s.d. 1,00 Sangat reliabel
4.3 Analisis Data
4.3.1 Deskripsi Karakteristik Responden
4.3.1.1 Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frekuensi / Persentase (%)
Laki - laki 48.0
Perempuan 52.0
Total 100.0
Pada tabel di atas, ditemukan bahwa dari total 100 responden sampel, jumlah
responden perempuan yang mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya ada sebanyak
52 orang (52.0%), sedangkan sampel responden laki-laki yang mengunjungi Siloam
Hospitals Surabaya ada sebanyak 48 orang (48.0%) dimana hal ini menunjukkan
jumlah responden pengunjung Siloam Hospitals Surabaya dengan jenis kelamin
perempuan lebih banyak daripada jumlah responden pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini menyatakan bahwa pengunjung
dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak mengunjungi Siloam Hospitals
Surabaya daripada pengunjung berjenis kelamin laki-laki.
58 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai persentase
penduduk menurut provinsi dan jenis kelamin pada tahun 2018, jumlah penduduk
perempuan di provinsi Jawa Timur lebih banyak daripada laki-laki, di mana
perempuan di provinsi Jawa Timur memiliki jumlah persentase yang lebih tinggi
sebanyak 50.63% sedangkan laki-laki di provinsi Jawa Timur memiliki jumlah yang
lebih rendah yaitu sebanyak 49.37%. Selain itu, menurut data BPS mengenai
persentase penduduk dengan keluhan kesehatan menurut provinsi, tipe daerah dan
jenis kelamin, penduduk wanita berjumlah lebih banyak daripada penduduk laki-laki.
Dalam data tersebut, jumlah wanita yang memiliki keluhan kesehatan di provinsi
Jawa Timur yang berada di daerah perkotaan ada sebanyak 35.12%, dimana angka ini
lebih besar daripada angka laki-laki dengan keluhan kesehatan yang sebanyak
31.53% (Badan Pusat Statistik, 2019).
Data ini mendukung hasil temuan karakteristik pengunjung menurut jenis
kelamin yang menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perempuan lebih banyak
daripada jumlah pengunjung laki-laki, sehingga dapat disimpulkan gambaran kondisi
bahwa perempuan lebih banyak memanfaatkan layanan kesehatan dengan
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya daripada laki-laki.
4.3.1.2 Deskripsi Usia Responden
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Frekuensi / Persentase (%)
17-25 18.0
26-35 24.0
36-45 28.0
46-55 21.0
56-65 9.0
Total 100.0
Dalam industri jasa, terdapat pembagian segmentasi demografis yang
digunakan untuk mendeskripsikan publik. Menurut Assauri (2012), ada sebuah dasar
pembagian yang digunakan untuk mengelompokkan publik yaitu segmentasi
59 Universitas Kristen Petra
demografis. Salah satu segmentasi demografis adalah indikator usia para pengunjung.
Departemen Kesehatan RI membagi kategori usia masyarakat berdasarkan tingkat
kedewasaannya, yaitu masa balita (0-5 tahun), masa kanak-kanak (5-11 tahun),
remaja awal (12-16 tahun), remaja akhir (17-25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun),
dewasa akhir (36-45 tahun), lansia awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun) dan
terakhir manula (65 tahun ke atas) (Depkes RI, 2009).
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas pengunjung Siloam
Hospitals Surabaya adalah pengunjung dengan usia 36-45 dengan jumlah sebanyak
28 orang (28.0%). Pengunjung terbanyak kedua berusia 26-35 tahun sebanyak 24
orang (24.0%) dan jumlah pengunjung yang paling sedikit berdasarkan usia dimiliki
oleh pengunjung dengan usia 56-65 tahun dengan jumlah sebanyak 9 orang (9.0%).
Siloam Hospitals Surabaya memiliki banyak pengunjung setiap harinya, dan dari
hasil penemuan ini dapat dilihat bahwa pengunjung dengan usia 26-35 tahun
merupakan usia dewasa awal dan usia 36-45 tahun merupakan usia dewasa akhir.
Dari hasil data penemuan frekuensi pengunjung berdasarkan usia, dapat di
katakan bahwa usia dewasa adalah usia yang paling banyak mengunjungi Siloam
Hospitals Surabaya. Pengunjung dalam penelitian ini dibatasi pada pengunjung
medical check up, dan dari hasil temuan ini dapat disimpulkan bahwa pengunjung
yang memasuki usia dewasa terutama usia dewasa akhir lebih sadar akan perlunya
pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan lebih lanjut terkait
masing-masing individu. Hal ini sesuai dengan rata-rata pengunjung medical check
up Siloam Hospitals Surabaya dimana data usia dewasa juga merupakan usia yang
mulai timbul berbagai macam keluhan kesehatan (Badan Pusat Statistik, 2019).
Faktor munculnya berbagai macam keluhan kesehatan yang masih perlu
pendeteksian lebih lanjut menjadikan usia dewasa lebih sadar akan pentingnya
pemeriksaan kesehatan. Selain itu, pihak manajemen Siloam Hospitals Surabaya juga
mengatakan bahwa layanan medical check up sedang dalam periode pemeriksaan
preemployee dimana hal ini mempengaruhi jumlah pengunjung usia dewasa awal (26-
35 tahun) dari perusahaan yang mengirimkan calon karyawannya untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan di Siloam Hospitals Surabaya. Sedangkan untuk usia remaja
60 Universitas Kristen Petra
akhir dan lansia akhir cenderung lebih sedikit dikarenakan kondisi kesehatan yang
lebih membutuhkan perawatan intensif seperti perawatan inap dan Instalasi Gawat
Darurat (IGD) jika mengalami sakit penyakit tertentu.
4.3.1.3 Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frekuensi / Persentase (%)
Sekolah Menengah Atas 22.0
Diploma 8.0
Sarjana 1 67.0
Sarjana 2 3.0
Total 100.0
Tabel di atas adalah tabel yang mendeskripsikan pengunjung Siloam
Hospitals Surabaya dilihat dari latar belakang tingkat pendidikan. Selain pembagian
kategori usia, kategori pendidikan juga masuk ke dalam segmentasi demografis
publik. Berdasarkan standar pendidikan di Indonesia, masyarakat diwajibkan untuk
mengenyam pendidikan minimal hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau wajib
belajar 12 tahun. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 14 tentang sistem
pendidikan nasional, dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki tingkatan pendidikan
formal yang terdiri dari pendidikan dasar (SD dan SMP), pendidikan menengah
(SMA/SMK sederajat) dan pendidikan tinggi (diploma, sarjana, magister, spesialis
dan doktor) (UU RI, 2003).
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Pendidikan yang tinggi di
Indonesia memiliki peranan yang penting bagi perkembangan dan kemajuan
masyarakat untuk menciptakan kemakmuran bangsa di segala bidang (Kementerian
Keuangan, 2018). Pernyataan tersebut mendukung bahwa tingkat Pendidikan
memiliki peranan yang penting bagi kondisi masyarakat diseluruh bidang termasuk
bidang kesehatan. Pentingnya peranan tingkat pendidikan dikarenakan tingkat
pendidikan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pola perilaku seseorang.
61 Universitas Kristen Petra
Maka semakin tinggi pendidikan masyarakat akan menjadikan masyarakat semakin
mengerti bagaimana menjaga kesehatan masing-masing individu.
Dari hasil temuan data jumlah pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan,
dapat diketahui bahwa pengunjung Siloam Hospitals Surabaya paling banyak
memiliki latar belakang pendidikan S1, yaitu berjumlah 67 orang (67.0%) dari total
100 orang responden. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden
pengunjung Siloam Hospitals Surabaya merupakan masyarakat yang berlatar
belakang pendidikan minimal S1. Pengunjung dengan latar belakang pendidikan S2
adalah pengunjung dengan jumlah paling sedikit, yaitu sejumlah 3 orang (3.0%).
Sedangkan untuk pengunjung dengan pendidikan diploma ada sebanyak 8 orang
(8.0%) dan Sekolah Menengah Atas ada sebanyak 22 orang (22.0%).
Secara keseluruhan, jumlah pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan ini
merupakan kondisi rata-rata pengunjung yang memanfaatkan layanan Siloam
Hospitals Surabaya, dimana rata-rata pengunjung Siloam Hospitals Surabaya
merupakan pengunjung dengan latar belakang pendidikan S1 yang masuk ke dalam
tingkat pendidikan tinggi. Hal ini memberikan penjelasan bahwa lebih dari 50%
pengunjung Siloam Hospitals Surabaya merupakan pengunjung yang sadar akan
pentingnya kondisi kesehatan sehingga melakukan pemeriksaan kesehatan atau
medical check up.
Dikarenakan Siloam Hospitals Surabaya merupakan rumah sakit swasta
berstandar internasional, maka target sasaran pengunjung Siloam Hospitals Surabaya
juga difokuskan kepada masyarakat dengan latar belakang sosial menengah ke atas.
Hal ini menjadi alasan Siloam Hospitals Surabaya didominasi oleh pengunjung
dengan latar belakang pendidikan yang baik sesuai dengan standar minimal
pendidikan dari pemerintah. Meskipun begitu, menurut wawancara dengan pihak
manajemen rumah sakit, Siloam Hospitals Surabaya memberikan layanan secara
merata dan tidak mengkhususkan layanannya berdasarkan latar belakang pendidikan.
62 Universitas Kristen Petra
4.3.1.4 Deskripsi Pekerjaan Responden
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Frekuensi / Persentase (%)
Guru 1.0
Ibu Rumah Tangga 13.0
Pensiun 1.0
Pelajar 6.0
Pekerja Pemerintah 14.0
Pekerja Swasta 63.0
Tidak Bekerja 2.0
Total 100.0
Segmentasi demografis publik juga dideskripsikan melalui kelompok-
kelompok jenis pekerjaan dari para pengunjung (Assauri, 2012). Tabel di atas
merupakan tabel yang menggambarkan kondisi persebaran demografis pengunjung
Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan pekerjaannya, dan dari total 100 responden
dapat diketahui bahwa sebanyak 63 orang (63.0%) pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya adalah pekerja swasta. Pengunjung yang bekerja sebagai guru serta
pengunjung yang merupakan pensiunan adalah pengunjung dengan jumlah paling
sedikit, yaitu dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 orang (1.0%). Kemudian,
pengunjung yang bekerja sebagai pekerja pemerintah berjumlah 14 orang (14.0%),
ibu rumah tangga sebanyak 13 orang (13.0%), pelajar sebanyak 6 orang (6.0%) dan
tidak bekerja sebanyak 2 orang (2.0%).
Pada dasarnya Siloam Hospitals Surabaya tidak membatasi pengunjungnya
berdasarkan latar belakang pekerjaan, karena Siloam Hospitals Surabaya
menyediakan layanan kesehatan yang ditujukan untuk semua kalangan masyarakat.
Deskripsi pengunjung yang ditemukan dari tabel di atas menunjukkan bahwa Siloam
Hospitals Surabaya lebih sering dikunjungi oleh pekerja swasta, sebab lebih dari
setengah responden merupakan pekerja swasta. Banyaknya jumlah pengunjung yang
merupakan pegawai swasta memberikan deskripsi yang mendukung fakta proses
layanan medical check up yang melayani pengunjung dari perusahaan-perusahaan di
63 Universitas Kristen Petra
Surabaya dan sekitarnya. Tingginya jumlah pengunjung dari pekerja swasta
memberikan penjelasan yang sesuai dengan kondisi pengunjung medical check up
yang terdiri dari pengunjung privat, korporat dan asuransi.
Seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, pengunjung privat adalah
pengunjung yang menggunakan layanan medical check up dengan pembayaran biaya
secara pribadi, pengunjung korporat adalah pengunjung yang merupakan kiriman dari
perusahaan-perusahaan sedangkan pengunjung asuransi adalah pengunjung yang
memanfaatkan layanan medical check up berdasarkan benefit asuransi. Pengunjung
Siloam Hospitals Surabaya yang adalah pengunjung korporat, yaitu pasien yang
merupakan kiriman dari perusahaan (pasien yang menggunakan Siloam Hospitals
Surabaya sebagai provider layanan kesehatannya) berjumlah sebanyak 41 orang,
maka hasil temuan tingginya pengunjung pekerja swasta dikarenakan deskripsi jenis
layanan medical check up Siloam Hospitals Surabaya yang melibatkan perusahaan-
perusahaan.
4.3.1.5 Deskripsi Wilayah Tempat Tinggal Responden
Selain pembagian segmen publik berdasarkan demografis, segmentasi publik
juga dilakukan dengan mengelompokkan pengunjung berdasarkan wilayah atau
daerah geografis (Assauri, 2012). Tabel di bawah ini menggambarkan persebaran
wilayah tempat tinggal dari para pengunjung Siloam Hospitals Surabaya. Dari hasil
tabel tersebut, dapat ditemukan bahwa banyak dari pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya adalah pengunjung yang bertempat tinggal di wilayah Surabaya Timur.
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal
Frekuensi / Persentase (%)
Barat 14.0
Luar Surabaya Jatim 25.0
Pusat 7.0
Selatan 13.0
Timur 38.0
Utara 3.0
Total 100.0
64 Universitas Kristen Petra
Pengunjung dengan wilayah tempat tinggal di Surabaya timur berjumlah
sebanyak 38 orang (38.0%), sedangkan pengunjung dengan wilayah tempat tinggal di
Surabaya Utara berjumlah paling sedikit yaitu sebanyak 3 orang (3.0%). Terdapat
pengunjung dengan jumlah yang juga cukup tinggi yaitu pengunjung yang bertempat
tinggal di wilayah luar Surabaya – Jawa Timur dengan jumlah sebanyak 25 orang
(25.0%). Kemudian, untuk pengunjung yang berasal dari wilayah Surabaya barat
berjumlah 14 orang (14.0%), wilayah Surabaya Selatan sebanyak 13 orang (13.0%)
dan wilayah Surabaya Pusat sebanyak 7 orang (7.0%).
Data ini menunjukkan bahwa pengunjung Siloam Hospitals Surabaya
didominasi oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Surabaya Timur. Hal ini
diketahui juga karena lokasi Siloam Hospitals Surabaya yang berada di jalan Gubeng
no. 70 masih masuk ke dalam wilayah Surabaya Timur. Kedekatan dengan
pengunjung baik itu kedekatan secara psikologis maupun lokasi memberikan dampak
bagi pilihan masyarakat dalam memilih instansi layanan kesehatan. Maka dari itu,
tingginya jumlah pengunjung dari wilayah Surabaya timur ini didukung oleh adanya
faktor kedekatan secara wilayah atau geografis.
Selain masyarakat dari daerah Surabaya Timur, pengunjung yang
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya juga dikarenakan adanya kedekatan secara
psikologis dengan Siloam Hospitals Surabaya yang merasa percaya dan
membutuhkan layanan medical check up di Siloam Hospitals Surabaya. Pengunjung
yang berasal dari Luar Surabaya juga banyak ditemukan pada responden yaitu
sebanyak 25%, dimana data ini menunjukkan bahwa pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya tidak hanya dari wilayah Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pihak responden, tingginya jumlah pengunjung yang berasal dari luar Surabaya
dikarenakan masyarakat luar Surabaya yang memeriksakan kesehatannya di Siloam
Hospitals Surabaya merupakan anggota perusahaan yang menggunakan Siloam
Hospitals Surabaya sebagai instansi penyedia layanan kesehatan. Berdasarkan data
yang diperoleh, tingginya pengunjung dari luar Surabaya dikarenakan adanya
responden medical check up korporat (dari perusahaan) yang merupakan pengunjung
dari luar Surabaya seperti Gresik, Sidoarjo, Waru, dan daerah sekitarnya.
65 Universitas Kristen Petra
4.3.1.6 Frekuensi Kunjungan Responden ke Siloam Hospitals Surabaya
Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Sebelumnya
Frekuensi / Persentase (%)
Ya 77.0
Tidak 23.0
Total 100.0
Pada bagian ini, peneliti akan menunjukkan bagaimana karakteristik
responden berdasarkan frekuensi kunjungan ke Siloam Hospitals Surabaya yang
dihitung dari kunjungan sebelumnya. Tabel di atas memberikan temuan data
berkaitan dengan pertanyaan apakah responden pernah mengunjungi Siloam
Hospitals Surabaya sebelum hari dimana mereka mengisi kuesioner. Pernyataan
‘Pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya’ memberikan arti
bahwa selain hari dimana responden mengisi kuesioner, mereka pernah mengunjungi
Siloam Hospitals Surabaya. Oleh karena itu, pengunjung yang menyatakan pernah
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya merupakan pengunjung yang bukan pertama
kali pergi ke Siloam, sedangkan pengunjung yang menjawab tidak pernah
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya merupakan pengunjung yang
baru saja pertama kali mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya ketika mengisi
kuesioner.
Dari tabel diatas, dapat diketahui dari tabel bahwa jumlah responden yang
pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya berjumlah lebih banyak
daripada yang belum pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya. Berdasarkan
total responden yang berjumlah 100 orang, sebanyak 77 orang (77.0%) pernah
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya, dan sebanyak 23 orang
(23.0%) tidak pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya.
Pengunjung yang belum pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya
berarti merupakan pengunjung Siloam Hospitals Surabaya yang baru pertama kali
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya pada saat pengisian kuesioner. Dalam
kuesioner, peneliti mengarahkan pengunjung yang menjawab pernah mengunjungi
66 Universitas Kristen Petra
Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya untuk menghitung jumlah frekuensi
kunjungannya. Berikut tabel perolehan frekuensi kunjungan responden.
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Mengunjungi
Sebelumnya
Frekuensi kunjungan Frekuensi / Persentase (%)
Tidak Pernah 23.0
satu kali 14.0
lebih dari 1 kali 63.0
Total 100.0
Dari pertanyaan sebelumnya, peneliti melanjutkan pertanyaan lebih jauh
tentang tingkat frekuensi kunjungan ke Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya yang
hasilnya dijabarkan dalam tabel diatas. Dikarenakan konteks pertanyaan ini
merupakan pertanyaan untuk kunjungan sebelumnya maka untuk pengunjung yang
menyatakan tidak pernah merupakan jumlah pengunjung yang baru satu kali
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya, yaitu pada saat mereka mengisi kuesioner.
Kemudian, untuk pengunjung yang menjawab satu kali, merupakan pengunjung yang
pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya sebanyak 1 kali, berarti
kunjungan mereka pada saat mengisi kuesioner merupakan kunjungan yang kedua
kali. Selanjutnya, untuk pengunjung yang menjawab lebih dari 1 kali pernah
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya, mereka adalah pengunjung
yang sudah cukup sering mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya baik itu untuk
berobat, periksa kesehatan ataupun menemani rekan atau keluarga.
Dapat dilihat dari tabel bahwa berdasarkan 100 responden, banyak dari
pengunjung yang pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya lebih dari satu kali.
Sebanyak 63 orang (63.0%) mengatakan pernah mengunjungi Siloam Hospitals
Surabaya lebih dari satu kali sebelumnya, dan hal ini berarti kunjungan mereka pada
saat mengisi kuesioner merupakan kunjungan yang kesekian kalinya. Sebanyak 14
orang (14.0%) mengatakan pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya
sebelumnya sebanyak satu kali, dimana hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 14
orang telah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebanyak dua kali – termasuk
67 Universitas Kristen Petra
ketika pengisian kuesioner. Sebanyak 23 orang (23.0%) menjawab tidak pernah
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya sebelumnya, maka artinya sebanyak 23
orang merupakan pengunjung Siloam Hospitals Surabaya yang baru pertama kali
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya.
Dari hasil temuan data pada bagian ini, dapat diketahui bahwa responden
pengunjung Siloam Hospitals Surabaya setidaknya pernah mengunjungi Siloam
Hospitals Surabaya sebanyak minimal satu kali. Hal ini sesuai dengan kriteria
responden yaitu minimal pernah satu kali mengunjungi dan dilayani oleh Siloam
Hospitals Surabaya sebagai penyedia layanan kesehatan di Surabaya. Kemudian,
dapat diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah responden merupakan pengunjung
yang pernah mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya secara berulang sebelumnya
(lebih dari 2 kali jika dihitung dengan waktu ketika pengisian kuesioner). Kesetiaan
pengunjung merupakan indikator yang dapat dilihat melalui perilaku yang secara
terus menerus atau berulang terhadap sebuah produk atau jasa yang diberikan oleh
perusahaan, dimana melalui kesetiaan pengunjung dapat ditemukan komitmen yang
bersifat positif dengan adanya perilaku berulang secara konsisten (Tjiptono, 2000, p.
110). Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas para pengunjung (dalam bagian ini adalah
pengunjung layanan medical check up) terhadap Siloam Hospitals Surabaya sudah
bersifat cukup baik dengan adanya perilaku kunjungan secara berulang.
4.3.1.7 Deskripsi Tujuan Mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Mengunjungi
Siloam Hospitals Surabaya
Tujuan Frekuensi / Persentase (%)
Mendapat Layanan medical check up 86.0
Menemani Rekan/Keluarga medical check up 14.0
Total 100.0
Bagian ini menggambarkan tujuan dari responden dalam mengunjungi Siloam
Hospitals Surabaya. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas atau paling
68 Universitas Kristen Petra
banyak dari pengunjung memiliki tujuan untuk mendapatkan layanan medical check
up dari Siloam Hospitals Surabaya, sedangkan pengunjung yang memiliki tujuan
untuk menemani rekan atau keluarga mereka yang mendapatkan layanan medical
check up berjumlah lebih sedikit. Hal ini dapat diketahui dari jumlah responden yaitu
sebanyak 86 orang (86.0%) menyatakan tujuannya mengunjungi Siloam Hospitals
Surabaya adalah untuk mendapatkan layanan medical check up, sedangkan sebanyak
14 orang (14.0%) menyatakan tujuan mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya adalah
untuk menemani rekan atau keluarga mereka yang menggunakan layanan medical
check up dari Siloam Hospitals Surabaya.
Tingginya jumlah responden yang terfokuskan kepada layanan medical check
up mendukung kriteria responden penelitian yang dibatasi pada pengunjung medical
check up. Dikarenakan pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu maka kriteria
pengunjung medical check up adalah pengunjung yang merasakan secara langsung
maupun tidak langsung terkait bagaimana citra Siloam Hospitals Surabaya melalui
layanan medical check up. Dalam hal ini, pengunjung dibagi menjadi dua, yaitu
pengunjung yang merupakan pasien dan pengunjung yang merupakan rekan atau
keluarga dari pasien. Pengunjung yang merupakan rekan atau keluarga pasien juga
dikategorikan menjadi pengunjung medical check up karena rata-rata pengunjung
datang melakukan pemeriksaan bersama dengan rekan atau keluarga sehingga secara
langsung ataupun tidak langsung rekan atau keluarga tersebut juga merasakan dan
melihat bagaimana terpaan citra perusahaan dari layanan medical check up Siloam
Hospitals Surabaya.
4.3.1.8 Deskripsi Jenis Layanan
Setelah mengetahui tujuan responden yang mayoritas adalah untuk
mendapatkan layanan medical check up, tabel di atas menjelaskan tentang jenis
layanan medical check up yang diperoleh para pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya. Seperti yang telah diketahui bahwa layanan medical check up di Siloam
69 Universitas Kristen Petra
Hospitals Surabaya terdiri dari beberapa kategori yaitu kategori privat, asuransi dan
korporat.
Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Layanan
Frekuensi / Persentase (%)
Asuransi 8.0
Korporat 41.0
Privat 51.0
Total 100.0
Dari data pada tabel, dapat diketahui bahwa mayoritas pengunjung Siloam
Hospitals Surabaya mendapatkan layanan medical check up dengan kategori privat,
yaitu dengan jumlah sebanyak 51 orang (51.0%), disusul dengan perolehan layanan
medical check up korporat dengan jumlah sebanyak 41 orang (41.0%) dan paling
sedikit adalah pengunjung yang mendapatkan layanan medical check up dengan
tanggungan asuransi yaitu berjumlah 8 orang (8.0%).
Untuk pengunjung asuransi, diketahui bahwa jumlah pengunjungnya memiliki
jumlah yang paling sedikit, hanya sebesar 8% dari 100% responden. Berdasarkan
hasil wawancara dengan pihak manajemen rumah sakit, pengunjung asuransi
merupakan pengunjung yang menggunakan benefit dari pihak asuransi terkait atau
pengunjung yang merupakan calon klien dari pihak asuransi terkait yang diberikan
kesempatan untuk mendapatkan benefit medical check up, dan hal tersebut memang
lebih jarang ditemukan karena kebanyakan masyarakat menggunakan asuransi pribadi
yang tidak menutupi atau melakukan cover biaya untuk layanan medical check up.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pengunjung asuransi berjumlah paling
sedikit dari total keseluruhan responden, sebab layanan Siloam Hospitals Surabaya
yang di cover oleh asuransi adalah layanan rawat inap.
Pengunjung medical check up secara privat merupakan pengunjung yang
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
baik itu karena ada keluhan ataupun karena adanya rujukan dari dokter tertentu.
Untuk jumlah pengunjung yang mendapatkan layanan medical check up secara privat
70 Universitas Kristen Petra
berjumlah paling banyak, hal ini memberikan penjelasan bahwa tingkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala sudah cukup baik,
namun disisi lain hal ini juga menunjukkan tingginya keluhan kesehatan yang
menjadikan layanan medical check up secara privat berjumlah cukup banyak
dibandingkan layanan lainnya. Kemudian, untuk pengunjung medical check up secara
korporat memberikan pengertian adanya perusahaan-perusahaan yang menggunakan
Siloam Hospitals Surabaya untuk melayani pemeriksaan kesehatan dengan
mengirimkan karyawan atau calon karyawannya untuk melakukan pemeriksaan di
Siloam Hospitals Surabaya, dimana keberadaan pengunjung korporat merupakan
hasil dari program pendekatan praktisi Public Relations yang dijalankan oleh
departemen Marketing & Communication dengan perusahaan-perusahaan.
4.3.1.9 Deskripsi Perolehan Layanan
Tabel 4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Layanan
Frekuensi / Persentase (%)
Sudah 60.0
Belum 40.0
Total 100.0
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana status perolehan layanan medical
check up yang didapatkan oleh para pengunjung. Status perolehan layanan adalah
status ketika para pengunjung melakukan rangkaian proses layanan medical check up
pada saat mengisi kuesioner. Dalam proses tersebut pernyataan ‘sudah’ memberikan
arti bahwa para pengunjung telah mendapatkan hampir 100% keseluruhan layanan
atau sudah selesai menjalani rangkaian layanan medical check up, sedangkan untuk
pernyataan ‘belum’ memberikan arti bahwa pengunjung masih belum mendapatkan
rangkaian pemeriksaan secara keseluruhan.
Jumlah pengunjung yang telah mendapatkan layanan medical check up ada
sebanyak 60 orang (60.0%) dan jumlah pengunjung yang belum mendapatkan
layanan ada sebanyak 40 orang (40.0%). Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa
jumlah responden yang sudah mendapatkan layanan medical check up berjumlah
71 Universitas Kristen Petra
lebih banyak daripada pengunjung yang belum mendapatkan layanan. Tingginya
jumlah pengunjung yang sudah mendapatkan layanan medical check up dikarenakan
beberapa responden merupakan pengunjung yang datang untuk mengambil hasil
pemeriksaan. Proses pembuatan hasil pemeriksaan kesehatan berjarak sekitar 2-3 hari
kerja setelah pelaksanaan pemeriksaan, sehingga untuk pengunjung yang datang
untuk mengambil hasil adalah pengunjung yang sudah menyelesaikan layanan
medical check up di hari sebelumnya. Status perolehan layanan medical check up ini
akan digunakan untuk analisis perbandingan crosstabs citra Siloam Hospitals
Surabaya dimata para pengunjung yang sudah mendapatkan layanan medical check
up dengan pengunjung yang belum mendapatkan layanan medical check up pada
bagian 4.4.1.
4.3.2 Penggambaran Citra Siloam Hospitals Surabaya di Mata Pengunjung
unit Medical Check Up
Penelitian ini mengukur bagaimana citra Siloam Hospitals Surabaya di mata
para pengunjung yang difokuskan kepada pengunjung medical check up. Seperti yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat lima indikator pengukur citra yang
dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran citra Siloam Hospitals
Surabaya dimata pengunjung, yaitu indikator Primary Impression, Familiarity,
Perception, Preference dan Position. Penilaian citra dilakukan berdasarkan skala atau
skor dari 1 sampai 5, dimana angka satu merupakan penggambaran citra negatif dan
angka lima merupakan penggambaran citra secara positif. Semakin besar nilai atau
skor yang diperoleh, maka penggambaran citra Siloam Hospitals Surabaya bersifat
semakin positif. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil perolehan skor maka semakin
negatif juga penggambaran citra Siloam Hospitals Surabaya di mata pengunjung unit
Medical Check Up.
Pemberian skor 1 memberikan pengertian citra yang ‘sangat negatif’,
sedangkan penilaian skor 2 memberikan pengertian citra ‘negatif’ (lebih bersifat
positif daripada skor 1 namun tetap masuk ke dalam kategori citra negatif). Kemudian
untuk penilaian positif di tandai dengan skor 4 dan 5, dimana skor 4 memberikan
72 Universitas Kristen Petra
penggambaran citra secara ‘positif’ dan skor 5 memberikan penggambaran ‘sangat
positif’ atau lebih positif daripada skor 4. Kategori citra positif atau negatif dilihat
dari jumlah interval yaitu 2, sehingga skor 1-3 adalah citra negatif, 3-5 adalah citra
positif. Berikut merupakan penjelasan atau deskripsi pandangan para responden.
4.3.2.1 Primary Impression
Indikator Primary Impression merupakan gabungan kesan pertama tentang
Siloam Hospitals Surabaya yang secara bebas dimiliki oleh para pengunjung (Vos &
Schoemaker, 2006, p.84). Kesan pertama tersebut merupakan deskripsi singkat
terhadap Siloam Hospitals Surabaya yang diberikan oleh orang-orang dalam inisiatif
mereka secara pribadi. Dalam penggambaran kesan pertama Siloam Hospitals
Surabaya, indikator Primary Impression akan dideskripsikan berdasarkan nilai-nilai
yang ingin dicapai oleh Siloam Hospitals Surabaya dalam layanannya. Dalam bagian
ini akan terlihat apakah nilai-nilai tersebut berhasil memberikan kesan gambaran citra
yang positif dari Siloam Hospitals Surabaya. Ada sebanyak tujuh macam nilai yang
dianut oleh Siloam Hospitals Surabaya dan berikut merupakan tabel perolehan nilai
rata-rata dari pandangan pengunjung berdasarkan indikator Primary Impression.
Tabel 4.14 Nilai Rata-Rata Primary Impression
No. Variabel Pernyataan Mean
1. Nilai Kasih (Melayani Dengan Sepenuh Hati) 4.14
2. Nilai Kepedulian 4.16
3. Nilai Integritas 4.16
4. Nilai Kejujuran 4.17
5. Nilai Empati 4.15
6. Semangat Dalam Melayani 4.14
7. RS yang Profesional 4.08
Tabel diatas memberikan gambaran tentang bagaimana pandangan atau kesan
pertama para pengunjung ketika mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya. Dari nilai
73 Universitas Kristen Petra
rata-rata yang diperoleh tersebut, dapat dilihat bahwa nilai-nilai Siloam Hospitals
Surabaya dalam indikator citra Primary Impression mendapatkan nilai rata-rata
diatas angka 4, di mana angka tersebut merupakan skor yang bersifat positif untuk
penilaian citra Siloam Hospitals Surabaya di mata pengunjung unit Medical Check
Up.
Skor rata-rata tertinggi didapatkan oleh nilai kejujuran yaitu sebesar 4.17, dan
skor rata-rata terendah ada pada nilai rumah sakit yang profesional yaitu sebesar 4.08.
Nilai integritas dan kepedulian dari Siloam Hospitals Surabaya mendapatkan nilai
rata-rata sebesar 4.16, nilai empati mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.15, dan nilai
kasih serta semangat dalam melayani mendapatkan nilai 4.14. Berdasarkan gambaran
citra tersebut, dapat diketahui bahwa kesan pertama yang paling tinggi adalah kesan
mengenai kejujuran Siloam Hospitals Surabaya ketika melayani para pengunjung,
dan kesan pertama yang paling rendah berkaitan dengan kesan profesionalime dari
layanan Siloam Hospitals Surabaya. Berikut penjabaran dari tiap-tiap nilai Siloam
Hospitals Surabaya yang dimasukkan ke dalam pengukuran indikator citra Primary
Impression.
Tabel 4.15 Nilai Kasih Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 2.0
Setuju 76.0
Sangat Setuju 21.0
Total 100.0
Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 76 orang (76.0%)
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Siloam Hospitals Surabaya melayani saya
dengan sepenuh hati (nilai kasih)”, dimana pada bagian ini nilai kasih memiliki skor
rata-rata respon sebesar 4.14. Perolehan skor rata-rata yang berjumlah 4 menandakan
bahwa nilai kasih Siloam Hospitals Surabaya tergambarkan secara positif dimata
pengunjung. Sebanyak 21 orang (21.0%) menyatakan kesetujuannya dengan mengisi
kolom sangat setuju terhadap pernyataan ini, dan untuk pengunjung yang menyatakan
74 Universitas Kristen Petra
setuju berjumlah 76 orang (76.0%). Hal ini memberikan pengertian bahwa ada
sebanyak 97 pengunjung (97.0%) yang bersikap positif dan sangat positif keberadaan
nilai kasih dalam layanan Siloam Hospitals Surabaya, dimana dalam hal ini berarti
Siloam Hospitals Surabaya dianggap melayani para pengunjung dengan sepenuh hati.
Tingginya jumlah respon positif menunjukkan bahwa hal tersebut dirasakan secara
langsung oleh para pengunjung dan menjadi kesan pertama saat mengujungi Siloam
Hospitals Surabaya. Sedangkan untuk penilaian yang bersifat negatif, diketahui ada
sebanyak 3 orang (3.0%) dimana yang menyatakan sikap tidak setuju ada sebanyak 2
orang (2.0%) dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1.0%).
Nilai kasih termasuk sebuah emosi positif yang ingin ditunjukkan oleh Siloam
Hospitals Surabaya pada saat melayani para pengunjung, dimana berdasarkan
wawancara dengan pihak manajemen rumah sakit nilai kasih ini terus diusahakan
secara tersirat melalui pelayanan yang menunjukkan adanya rasa iba dan prihatin dari
para petugas medis. Tingginya pencapaian respon positif para pengunjung terhadap
nilai kasih layanan Siloam Hospitals Surabaya memberikan penjelasan bahwa
emotional value yang berasal dari perasaan atau emosi positif pengunjung itu timbul
ketika pengunjung Siloam Hospitals Surabaya menggunakan produk atau jasa dari
Siloam Hospitals Surabaya (Tjiptono, 2005, p.298).
Pihak manajemen yang menjalankan peran sebagai praktisi Public Relations
menjelaskan bahwa nilai kasih diberikan oleh petugas medis melalui sikap dan respon
mereka pada saat melayani para pengunjung, yaitu dengan memberikan aspek-aspek
emosi secara positif sehingga dapat membuat para pengunjung merasakan bahwa
petugas Siloam Hospitals Surabaya melayani dengan sikap yang penuh kasih. Nilai
kasih juga diimplementasikan melalui Standard Operational Procedure (SOP) yang
dijalankan petugas dengan penuh salam dan senyuman. SOP tersebut juga termasuk
ketentuan praktisi Public Relations (PR) yang mendorong para petugas untuk
memberikan layanan dengan sepenuh hati secara tersirat melalui salam, sapa, dan
ucapan terima kasih kepada para pengunjung, dimana prosedur ini disebut prosedur
GST yang berarti greeting, smile, thanks. Melalui pelaksanaan GST tersebut
75 Universitas Kristen Petra
pengunjung bisa merasakan nilai kasih yang dipancarkan oleh Siloam Hospitals
Surabaya.
Tabel 4.16 Nilai Kepedulian Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Tidak Setuju 3.0
Setuju 75.0
Sangat Setuju 22.0
Total 100.0
Tabel selanjutnya yang di atas mendeskripsikan bagaimana pandangan
pengunjung terhadap nilai kepedulian Siloam Hospitals Surabaya. Para tabel 4.14,
dapat diketahui bahwa kepedulian Siloam Hospitals Surabaya diberikan penilaian
dengan skor rata-rata sebesar 4.16. Dari total 100 orang, ada sebanyak 22 orang
(22.0%) yang menyatakan sangat setuju dan sebanyak 75 orang (75.0%) menyatakan
setuju terhadap penyataan “terdapat nilai kepedulian dalam layanan Siloam
Hospitals Surabaya”. Hasil ini menunjukkan tingginya pandangan yang positif
terhadap nilai kepedulian yang diberikan Siloam Hospitals Surabaya dalam
layanannya, dimana secara keseluruhan nilai dari 100 responden terdapat 97 orang
(97.0%) yang menyatakan persetujuannya atau tanggapan positif atas adanya nilai
kepedulian Siloam Hospitals Surabaya dalam memberikan layanannya. Untuk
responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 3 orang (3.0%) dimana angka
yang menyatakan pandangan negatif ini lebih sedikit daripada pandangan positif.
Berdasarkan tingginya jumlah respon yang menyatakan persetujuan ini
menggambarkan kondisi citra dimana Siloam Hospitals Surabaya dianggap memiliki
nilai kepedulian dalam melayani pengunjung. Nilai kepedulian masuk ke dalam
emotional value, dimana sikap peduli juga ditunjukkan melalui perilaku yang dapat
meningkatkan perasaan atau emosi secara positif dari jasa yang diberikan oleh para
petugas medis. Berdasarkan wawancara dengan petugas medis di Siloam Hospitals
Surabaya, kepedulian harus terlihat ketika melayani yaitu dengan memberikan
perhatian secara penuh kepada kondisi pengunjung.
76 Universitas Kristen Petra
Perhatian dapat dirasakan secara tersirat maupun tersurat dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan secara mendalam tentang keadaan pengunjung dan
memberikan seluruh informasi dan layanan yang dibutuhkan oleh pengunjung. Dalam
dimensi yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kualitas jasa, terdapat dimensi
yang disebut pelayanan pribadi (Gaspersz, 2002, p.2). pelayanan pribadi dalam hal ini
adalah fleksibilitas, penanganan permintaan khusus, kepedulian dan lain-lain. Siloam
Hospitals Surabaya dianggap telah memiliki nilai kepedulian yang baik dalam
pelayanannya dan hal tersebut menjadikan dimensi pelayanan pribadi Siloam
Hospitals Surabaya memiliki citra yang unggul dimata para pengunjung.
Tabel 4.17 Nilai Integritas Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 1.0
Setuju 77.0
Sangat Setuju 21.0
Total 100.0
Selanjutnya, pada tabel di atas dapat diketahui bagaimana deskripsi nilai
integritas menurut pandangan para pengunjung Siloam Hospitals Surabaya yang
memiliki nilai rata-rata sebesar 4.16. Skor rata-rata 4.16 menunjukkan hasil citra yang
bersifat positif. Dari total 100 responden, sebanyak 77 orang (77.0%) menyatakan
setuju dengan pernyataan “Siloam Hospitals Surabaya berintegritas dalam melayani
pengunjung”, dan sebanyak 21 orang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Kemudian, ada sebanyak 2 responden (2.0%) yang menyatakan penilaian
ketidaksetujuannya atau tanggapan yang bersifat negatif terhadap nilai integritas
Siloam Hospitals Surabaya, dengan penilaian tidak setuju atau negatif sebesar 1.0%
dan penilaian sangat tidak setuju atau sangat negatif sebesar 1.0%.
Berdasarkan data tersebut, tingkat penilaian citra yang positif lebih banyak
dari pada citra negatif dengan jumlah penilaian positif dan sangat positif berjumlah
sebanyak 98 responden (98.0%), dimana hal ini memberikan arti bahwa pengunjung
Siloam Hospitals Surabaya menyatakan penilaian positifnya terhadap keberadaan
77 Universitas Kristen Petra
nilai integritas yang dimiliki oleh Siloam Hospitals Surabaya. Nilai integritas dalam
layanan Siloam Hospitals Surabaya diimplementasikan melalui rangkaian Standard
Operational Procedure (SOP) yang disusun berdasarkan standar dari kantor pusat
atau head office (HO). Menurut pihak manajemen rumah sakit, tingkat integritas para
petugas medis akan di evaluasi setiap bulannya untuk tetap menjaga tingkat
reliabilitas pelayanannya.
Menurut penelitian (Sukriah & Inapty, 2009), integritas adalah sebuah
kualitas dasar yang menjadi pedoman dan patokan bagi manajemen untuk menguji
keputusan-keputusan yang perlu di ambil serta membentuk kepercayaan publik.
Integritas masuk ke dalam dimensi akurasi pelayanan, dimana dalam melayani
pengunjung, petugas medis diharapkan memiliki rasa tanggung jawab yang berkaitan
dengan reliabilitas pelayanan (Gaspersz, 2002, p.2). Reliabilitas pelayanan yang
dimaksud adalah kestabilan pelayanan yang baik dimana para petugas medis akan
menjunjung tinggi kepercayaan dari para pengunjung dan terus mengusahakan
pelayanan yang baik sesuai dengan fungsinya. Dalam hal ini, pengunjung menilai
bahwa Siloam Hospitals Surabaya memiliki nilai integritas yang cukup baik, maka
hal ini berarti bahwa petugas medis Siloam Hospitals Surabaya menjalankan tugasnya
dengan tindakan yang kredibel berlandaskan standar kualitas pelayanan.
Tabel 4.18 Nilai Kejujuran Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 1.0
Setuju 80.0
Sangat Setuju 19.0
Total 100.0
Tabel di atas merupakan tabel yang menjabarkan tanggapan para pengunjung
Siloam Hospitals Surabaya terhadap nilai kejujuran Siloam Hospitals Surabaya dalam
melayani para pengunjung. Nilai kejujuran Siloam Hospitals Surabaya memiliki nilai
rata-rata sebesar 4.17 dari maksimal skor yaitu 5, dimana pencapaian skor rata-rata
tersebut berarti sebagai penilaian citra yang bersifat positif. Dari total 100 responden,
78 Universitas Kristen Petra
sebanyak 80 orang (80.0%) menyatakan setuju atau bersikap positif dengan
pernyataan “Kejujuran adalah nilai yang terlihat pada Siloam Hospitals Surabaya”,
dan sebanyak 19 orang menyatakan sangat setuju atau sangat positif dengan
pernyataan tersebut. Hanya ada 1 orang (1.0%) yang menyatakan tidak setuju atau
menyatakan pandangan negatifnya, sedangkan total penilaian positif yang
menyatakan persetujuannya ada sebanyak 99 orang (99.0%).
Dari keseluruhan data pernyataan responden ini menjelaskan bahwa hampir
semua pengunjung Siloam Hospitals Surabaya memiliki pandangan yang positif
terhadap nilai kejujuran yang dimiliki oleh Siloam Hospitals Surabaya dan dapat
disimpulkan bahwa Siloam Hospitals Surabaya dianggap memiliki nilai kejujuran
dalam memberikan layanan kesehatan. Menurut Wibowo, kejujuran merupakan
tindakan memberikan informasi yang sesuai dengan kebenaran dan kenyataan
(Wibowo, 2013, p.43). Sama seperti nilai integritas, nilai kejujuran masuk ke dalam
dimensi akurasi pelayanan, dimana petugas medis didorong untuk bebas dari
kesalahan-kesalahan atau menjunjung prinsip kebenaran dalam melayani pengunjung
(Gaspersz, 2002, p.2). Kejujuran dalam hal layanan medical check up Siloam
Hospitals Surabaya diimplementasikan dalam transparansi hasil pemeriksaan serta
item-item yang diperiksakan kepada para pengunjung.
Menurut Tschannen dan Hoy (2001), terdapat lima dimensi yang membentuk
kepercayaan, salah satunya adalah honestly atau kejujuran. Honestly atau kejujuran
dalam hal ini merupakan suatu pernyataan yang dianggap benar pada saat pihak
perusahaan mampu mengkonfirmasi yang sebenarnya terjadi dari perspektif
pengunjung dan adanya komitmen terhadap janji yang dapat ditepati (Tschannen &
Hoy, 2001). Dikarenakan pengunjung menganggap bahwa Siloam Hospitals Surabaya
memiliki nilai kejujuran yang baik di mata pengunjung, dapat dikatakan bahwa
pengunjung menganggap Siloam Hospitals Surabaya merupakan rumah sakit yang
dapat dipercaya.
Berdasarkan pedoman kode etik anggota PRSA, praktisi Public Relations
memiliki kewajiban untuk menjadi personel yang jujur dan akurat dalam semua
komunikasi (Cutlip, Center & Broom, 2006, p.161). Menurut pihak manajemen
79 Universitas Kristen Petra
rumah sakit aspek kejujuran diterapkan melalui pemberian layanan dan pendeteksian
kondisi kesehatan pengunjung yang sesuai dengan fakta serta kondisi sebenarnya
yang dialami oleh para pengunjung. Maka, tingginya nilai kejujuran dari Siloam
Hospitals Surabaya ini menjadi sebuah keunggulan yang bersifat positif dimana hal
ini memberikan gambaran citra dari para pengunjung yang penting untuk terus
dipertahankan.
Tabel 4.19 Nilai Empati Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 2.0
Setuju 75.0
Sangat Setuju 22.0
Total 100.0
Pada bagian ini, dijelaskan mengenai deskripsi nilai empati Siloam Hospitals
Surabaya di mata pengunjung dalam memberikan layanannya. Konsep empati
merupakan konsep secara psikologis dimana empati memberikan arti bahwa individu
tersebut sedang menghayati perasaan dan emosi orang lain (Hurlock dalam Fauziah,
2014, p.74-92). Konsep empati diidentifikasikan sebagai proses memproyeksi
perasaan sendiri pada sebuah peristiwa serta merealisasi dan memberikan pengertian
terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain (Chaplin, 1997). Konsep ini
memberikan pengertian bahwa petugas Siloam Hospitals Surabaya didorong untuk
bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para pengunjung melalui tindakan dan
perilaku yang tepat pada saat memberikan bantuan kepada para pengunjung. Petugas
medis diharapkan mampu mengerti kebutuhan pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya dari penderitaan atau kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh para
pengunjung.
Nilai empati dalam uraian tabel 4.14 memiliki nilai skor rata-rata sebesar 4.15
dari maksimal skor yaitu 5, dan dari nilai rata-rata tersebut nilai empati dapat
dikategorikan memperoleh citra atau pandangan dari pengunjung yang bersifat
80 Universitas Kristen Petra
positif. Seperti yang tertera di tabel 4.19 di atas, sebanyak 75 orang (75.0%)
menyatakan setuju dan 22 orang (22.0%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan “Siloam Hospitals Surabaya berempati saat melayani saya”. Maka dapat
dikatakan bahwa sebanyak 75 orang memberikan penilaian positif dan 22 orang
memberikan penilaian sangat positif terhadap keberadaan rasa empati yang diberikan
oleh para petugas. Penilaian respon positif ini berjumlah 97%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hampir seluruh responden merasa Siloam Hospitals Surabaya
memiliki nilai empati pada saat melayani para pengunjung.
Untuk penilaian citra negatif, ditemukan ada sebanyak 3 orang (3.0%)
menyatakan ketidaksetujuannya dengan 1 orang (1.0%) menyatakan sangat tidak
setuju yang berarti merasa sangat negatif terhadap nilai empati Siloam Hospitals
Surabaya dan 2 orang (2.0%) menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut
yang berarti memberikan penilaian negatif bagi nilai empati Siloam Hospitals
Surabaya. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang menilai
adanya rasa empati dari petugas Siloam Hospitals Surabaya ketika memberikan
layanannya berjumlah lebih banyak daripada yang tidak merasakan empati dari
petugas.
Berdasarkan pengamatan peneliti, responden yang menyatakan
ketidaksetujuannya dalam bagian ini dikarenakan tidak sempat merasakan adanya
tindakan yang memahami perasaan dan kondisi para pengunjung dari petugas layanan
medical check up, baik itu petugas medis ataupun petugas administrasi medical check
up. Menurut pihak manajemen rumah sakit, nilai empati direalisasikan melalui
tindakan-tindakan yang bisa memberikan rasa nyaman bagi para pengunjung, seperti
mendahulukan pengunjung yang sudah membuat janji, melayani pengunjung yang
sudah datang jauh dari luar kota meskipun tidak mengadakan janji pemeriksaan
medical check up, mendahulukan pengunjung yang akan mengambil darah
(pemeriksaan gula darah puasa akan diutamakan), dan lain-lain. Tindakan ini
merupakan tindakan yang sederhana namun diharapkan bisa memberikan rasa
nyaman dan menunjukkan perhatian yang cukup bagi para pengunjung.
81 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.20 Nilai Semangat Dalam Melayani Pengunjung
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 6.0
Setuju 68.0
Sangat Setuju 26.0
Total 100.0
Tabel diatas menyatakan nilai semangat yang dimiliki oleh Siloam Hospitals
Surabaya melalui pernyataan “Semangat dalam melayani terlihat dari pelayanan
yang diberikan oleh Siloam Hospitals Surabaya”. Semangat yang dimaksud dalam
bagian ini adalah semangat kerja, dimana tim yang melayani para pengunjung
didorong untuk terus memiliki gairah atau energi yang bersifat positif pada saat
bekerja. Semangat kerja merupakan sebuah suasana kerja dengan gairah positif dalam
sebuah organisasi yang mendorong tim untuk bekerja lebih baik dan lebih produktif
(Nitisemito, 1992). Keberadaan dorongan dalam memiliki semangat kerja tidak hanya
diperuntukan bagi anggota tim saja namun juga untuk pimpinan dari setiap bagian.
Dalam proses implementasinya, semangat kerja dapat didukung dengan pelibatan dan
pemberdayaan karyawan dalam setiap keputusan atau tindakan terhadap para
pengunjung, sehingga kemudian memungkinkan karyawan untuk memiliki insiatif
dan ide-ide yang kreatif serta timbulnya produktifitas yang lebih tinggi (Tjiptono &
Diana, 1996, p. 130).
Salah satu tugas yang penting bagi manajemen adalah mendukung terciptanya
kondisi karyawan yang memiliki semangat kerja, moril yang tinggi dan sikap yang
ulet ketika bekerja (Darmawan, 2007). Maka dari itu, dalam pelayanannya Siloam
Hospitals Surabaya mendorong para petugas medis dan non medis untuk memiliki
semangat kerja dalam melayani para pengunjung. Nilai semangat ini menjadi penting
dan masuk ke dalam nilai-nilai yang ingin dicapai oleh Siloam Hospitals Surabaya.
Dalam proses analisis indikator citra Primary Impression, diketahui nilai semangat
memperoleh skor rata-rata sebesar 4.14. Skor rata-rata nilai semangat sama dengan
skor rata-rata nilai kasih, dimana perolehan skor 4 masih masuk ke dalam kategori
penilaian citra yang bersifat positif.
82 Universitas Kristen Petra
Pada tabel 4.20 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 68 orang (68.0%)
menyatakan setuju terhadap pernyataan dalam kuesioner bagian Primary Impression
nomor 6 tentang semangat Siloam Hospitals Surabaya dalam melayani pengunjung,
dimana pernyataan setuju ini menggambarkan citra Siloam Hospitals Surabaya yang
bersifat positif. Kemudian, 26 orang (26.0%) menyatakan sangat setuju, dimana
pernyataan ini menggambarkan citra Siloam Hospitals Surabaya yang bersifat sangat
positif dalam nilai semangat. Untuk gambaran citra Siloam Hospitals Surabaya dari
mata pengunjung yang bersifat negatif dengan menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan tersebut ada sebanyak 6 orang (6.0%). Dari data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 94 orang (94.0%)
memberikan penilaian positif terhadap Siloam Hospitals Surabaya tentang semangat
dalam melayani pengunjung. Respon tidak setuju yang ada dapat menjadi pemicu
praktisi Public Relations beserta tim manajemen agar bisa melayani para pengunjung
dengan lebih semangat lagi dan menciptakan suasana kerja dengan energi yang positif
agar dapat meningkatkan kualitas kerja dalam layanan medical check up.
Tabel 4.21 Nilai Profesionalisme Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 2.0
Tidak Setuju 5.0
Setuju 69.0
Sangat Setuju 24.0
Total 100.0
Tabel diatas menggambarkan nilai profesionalisme dari Siloam Hospitals
Surabaya di mata pengunjung. Nilai profesionalisme adalah sebuah aspek keandalan
yang dimiliki ketika melaksanakan tugas dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah
mutu yang tinggi, waktu yang tepat, cara yang cermat serta melalui prosedur yang
dapat dipahami oleh pengunjung dengan baik (Siagian, 2000, p.163). Dalam upaya
peningkatan mutu layanan kesehatan, rumah sakit dituntut untuk bisa memiliki
layanan yang berkualitas di setiap aspek terutama dari segi keperawatan, dimana
dalam aspek keperawatan tersebut dibutuhkan tenaga yang profesional (Efendi &
83 Universitas Kristen Petra
Makhfudli, 2009, p.126). Meskipun mutu layanan yang baik dapat dilihat dari segi
fasilitas dan teknologi, namun sikap dan perilaku petugas tetap harus mencerminkan
profesionalisme dan komitmen yang tinggi dalam melayani para pengunjung rumah
sakit (Supartiningsih, 2017, p.10).
Dari seluruh nilai yang ada di dalam pengukuran Primary Impression, nilai
profesionalisme memperoleh nilai rata-rata paling rendah yaitu sebesar 4.08. Seperti
yang telah diketahui, perolehan nilai rata-rata dengan jumlah tersebut masih masuk ke
dalam kategori citra yang bersifat positif, meskipun pada tabel 4.14 dapat diketahui
bahwa nilai profesionalisme merupakan nilai yang memperoleh skor rata-rata paling
rendah dalam indikator Primary Impression. Nilai ini masih masuk ke dalam kategori
penilaian positif, dimana sebanyak 69 orang (69.0%) menyatakan setuju (penilaian
yang bersifat positif) dan 24 orang (24.0%) menyatakan sangat setuju (penilaian yang
bersifat sangat positif) terhadap pernyataan “Siloam Hospitals Surabaya adalah
rumah sakit yang profesional ketika melayani pengunjung”.
Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak
93 orang (93.0%) memberikan pandangannya yang bersifat positif dengan sisa
responden sebanyak 2 orang (2.0%) menyatakan sangat tidak setuju atau menilai
‘sangat negatif’ dan sebanyak 5 orang (5.0%) menyatakan tidak setuju atau
menyatakan penilaian ‘negatif’ terhadap pernyataan tersebut. Dari jumlah tersebut
dapat diketahui bahwa ada sebanyak 7 orang (7.0%) yang menyatakan sikap negatif
atau ketidaksetujuannya terhadap nilai profesionalisme. Perolehan nilai rata-rata
paling rendah merupakan sebuah pencapaian yang perlu untuk diperhatikan, dimana
dengan paling rendahnya nilai profesionalisme dapat diketahui bahwa masih ada
beberapa pengunjung yang tidak merasa atau tidak menilai Siloam Hospitals
Surabaya sebagai rumah sakit yang profesional.
Dikarenakan tuntutan pengunjung terhadap tingkat pelayanan yang diberikan
oleh industri layanan jasa terus meningkat, maka profesionalisme dari para petugas
baik itu medis maupun non medis juga penting untuk terus ditingkatkan. Selain itu,
pengelolaan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung harus dilakukan guna
menjamin tercapainya tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang setinggi-
84 Universitas Kristen Petra
tingginya (Perpres, 2012). Untuk mencapai sumber daya manusia yang profesional
dalam rumah sakit, maka dibutuhkan sebuah perancangan program, pendidikan,
pelatihan, dan kerjasama antar departemen (Tjiptono & Diana, 1996, p.35).
Membentuk sebuah profesionalisme seorang praktisi Public Relations
memerlukan sebuah proses yang juga harus dilakukan secara profesional dengan
adanya dasar etika dan kewajiban moral, untuk menguasai kemampuan atau skill
dalam penyelesaian berbagai macam persoalan (Cutlip, Center & Broom, 2006,
p.161). Dengan adanya program terstruktur yang mampu meningkatkan kualitas mutu
pelayanan yang profesional, maka diharapkan petugas Siloam Hospitals Surabaya
dapat mencapai tujuan layanan khususnya dalam layanan medical check up yang
semakin maju dan berkembang secara profesional.
4.3.2.2 Familiarity
Melalui rangkaian tabel di bawah akan dijelaskan mengenai perolehan nilai
rata-rata dari indikator Familiarity di mata para pengunjung. Indikator Familiarity
merupakan indikator yang mengukur seberapa dekat pengenalan responden terhadap
Siloam Hospitals Surabaya, dimana kedekatan tersebut dapat melibatkan produk atau
layanan yang diberikan serta melalui personel yang terlibat serta aspek kebijakan
perusahaan (Vos & Schoemaker, 2006, p.84). Dalam hal ini peneliti mengukur
indikator Familiarity berdasarkan tingkat kedekatan emosi yaitu pengukuran tingkat
rasa percaya kepada Siloam Hospitals Surabaya, serta tingkat pengetahuan
pengunjung terhadap layanan yang disediakan oleh Siloam Hospitals Surabaya.
Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), pengetahuan adalah faktor yang
bersifat penting untuk membentuk tindakan setiap individu atau over behavior.
Pengetahuan pun dapat bersifat positif dan negatif, dimana dengan adanya
kecenderungan sifat pengetahuan terhadap objek tersebut mendorong seseorang untuk
memiliki sikap tertentu baik itu sikap positif ataupun sikap negatif (Syahrani, Santoso
& Sayono, 2013). Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang bersifat positif, maka
orang tersebut akan memiliki kecenderungan sikap yang juga bersifat positif,
berusaha memperoleh informasi lebih lanjut yang dianggap penting.
85 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.22 Nilai Rata-Rata Familiarity
No. Variabel Pernyataan Mean
1. Tahu SHSB adalah RS Swasta Berstandar Internasional 3.93
2. Percaya SHSB RS Swasta Berkualitas di Surabaya 4.15
3. Tahu Info Layanan medical check up 4.10
4. Tahu Info Layanan Instalasi Gawat Darurat 4.16
5. Tahu Info Layanan Dokter Spesialis 4.18
6. Tahu Info Layanan Rawat Inap 4.20
7. Tahu Info Layanan Rawat Jalan 4.17
Dalam pengukuran tingkat Familiarity ada sejumlah pernyataan yang akan
mewakili indikator pengukur citra Familiarity. Untuk pernyataan yang mengukur
pengetahuan para pengunjung, pernyataannya berkaitan dengan pengetahuan
pengunjung terhadap Siloam Hospitals Surabaya sebagai rumah sakit swasta
berstandar internasional, serta pengetahuan pengunjung tentang adanya layanan-
layanan yang dimiliki oleh Siloam Hospitals Surabaya secara umum seperti layanan
medical check up, instalasi gawat darurat (IGD), dokter spesialis, rawat inap dan
rawat jalan. Kemudian, untuk pernyataan yang mengukur kedekatan emosi
pengunjung, dapat dilihat dalam pernyataan tentang kepercayaan pengunjung kepada
Siloam Hospitals Surabaya sebagai rumah sakit swasta yang berkualitas di Surabaya.
Pada tabel 4.22 diatas, dapat diketahui perolehan skor rata-rata dari setiap
pernyataan yang mewakili indikator Familiarity. Perolehan skor rata-rata paling
tinggi didapatkan oleh pernyataan yang mengukur pengetahuan para pengunjung
terhadap layanan rawat inap Siloam Hospitals Surabaya, dimana dari skor 1 sampai 5,
tingkat pengetahuan layanan rawat inap memperoleh skor rata-rata sebesar 4.20.
Kemudian, untuk skor rata-rata paling rendah diperoleh pernyataan yang mengukur
tingkat pengetahuan pengunjung tentang Siloam Hospitals Surabaya sebagai rumah
sakit berstandar internasional, dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3.93. Untuk
pernyataan lainnya, dapat diketahui bahwa pengetahuan terhadap layanan dokter
spesialis, layanan rawat jalan dan layanan IGD secara berturut-turut mendapatkan
86 Universitas Kristen Petra
skor sebesar 4.18, 4.17 dan 4.16. Kemudian, untuk pernyataan yang mengukur
kepercayaan pengunjung terhadap Siloam Hospitals Surabaya sebagai rumah sakit
yang berkualitas di Surabaya mendapatkan skor rata-rata sebesar 4.15, dan
pernyataan tentang pengetahuan pengunjung terhadap layanan medical check up skor
rata-rata nya sebesar 4.10.
Untuk mengetahui detil pandangan para pengunjung terhadap setiap
pernyataan yang mengukur indikator Familiarity, berikut tabel gambaran citra dari
setiap pernyataan indikator Familiarity.
Tabel 4.23 Pengetahuan Siloam Hospitals Surabaya Adalah Rumah Sakit
Swasta Berstandar Internasional
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 14.0
Setuju 65.0
Sangat Setuju 21.0
Total 100.0
Tabel di atas menjelaskan bagaimana hasil pernyataan yang mendeskripsikan
pengetahuan pengunjung akan Siloam Hospitals Surabaya yang merupakan rumah
sakit berstandar internasional. Pada tabel rata-rata, pernyataan ini mendapatkan skor
rata-rata sebesar 3.93 dimana nilai rata-rata ini merupakan skor yang paling rendah
diantara 7 pernyataan yang ada pada indikator Familiarity. Berdasarkan interval
kecenderungan citra positif negatif, skor rata-rata di atas angka 2 merupakan
penilaian yang berada dalam kategori penilaian yang bersifat positif, sehingga sub
indikator pengetahuan pengunjung tentang standar internasional Siloam Hospitals
Surabaya dapat dikatakan terdeskripsi secara positif meskipun tingkatnya tidak terlalu
tinggi jika dibandingkan dengan pernyataan lainnya di indikator Familiarity. Hal ini
memberikan pengertian bahwa pengunjung Siloam Hospitals Surabaya tidak
memiliki pengetahuan yang terlalu tinggi terhadap standar internasional yang
digunakan oleh Siloam Hospitals Surabaya.
87 Universitas Kristen Petra
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, sebanyak 65 orang
(65.0%) menyatakan sikap positifnya dengan menyatakan persetujuan dan sebanyak
21 orang (21.0%) menyatakan sikap sangat positif dengan menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan “Saya mengetahui nama Siloam Hospitals Surabaya sebagai
rumah sakit swasta berstandar internasional di Surabaya”. Dari pernyataan tersebut,
dapat diketahui bahwa ada sebanyak 86 orang (86.0%) menyatakan citra yang bersifat
positif dan menyatakan bahwa mereka mengetahui Siloam Hospitals Surabaya
sebagai rumah sakit dengan standar internasional, baik itu dari standar kualitas
fasilitas kesehatannya maupun standar mutu pelayanan medisnya.
Lalu, sebanyak 14 orang (14.0%) menyatakan tidak setuju terhadap
pernyataan tersebut, dimana pernyataan ini menyatakan penilaian yang bersifat
negatif terhadap tingkat pengetahuan pengunjung akan standar layanan Siloam
Hospitals Surabaya. Untuk penilaian sangat tidak setuju atau yang menyatakan sikap
sangat negatif berjumlah 0.0% yang berarti tidak ada pengunjung yang menilai sangat
negatif mengenai pengetahuan mereka tentang standar internasional Siloam Hospitals
Surabaya. Hal ini memberikan arti bahwa masih ada beberapa pengunjung yang
meskipun merasa tidak mengetahui bahwa Siloam Hospitals Surabaya merupakan
rumah sakit berstandar internasional, mereka masih merasa pelayanan Siloam
Hospitals Surabaya memiliki standar mutu tertentu.
Standar internasional dalam hal ini berkaitan dengan standar mutu layanan
yang sesuai dengan standar yang telah diakui secara global sehingga tidak hanya
berdasarkan standar mutu layanan yang dilakukan masing-masing rumah sakit.
Penerapan manajemen kualitas menjadi kebutuhan pokok yang perlu untuk dilakukan
agar Siloam Hospitals Surabaya bisa berkompetisi dalam pasar layanan jasa domestik
Indonesia maupun dalam pasar layanan jasa secara global (Gaspersz, 2002, p.3).
Maka dari itu, pihak Siloam Hospitals Surabaya berpendapat bahwa standar layanan
secara internasional penting untuk terus ditingkatkan agar bisa terus mempertahankan
kualitas pelayanan yang bermutu tinggi.
Dalam mempertahankan standar kualitas layanannya, Siloam Hospitals
Surabaya mengikuti program akreditasi rumah sakit yang bertujuan untuk mengetahui
88 Universitas Kristen Petra
sejauh mana Siloam Hospitals Surabaya telah memenuhi standar yang ditetapkan.
Akreditasi yang diikuti oleh Siloam Hospitals Surabaya adalah akreditasi yang
dilakukan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dengan standar yang telah
diatur berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1165A/MENKES/SK/X/2004 tentang Komite Akreditasi Rumah Sakit. Dalam
akreditasi tersebut, Siloam Hospitals Surabaya mendapatkan kriteria Paripurna yang
berarti terakreditasi dengan kategori paling tinggi atau bintang lima pada tahun 2018.
Keberhasilan pengembangan manajemen kualitas rumah sakit ditentukan oleh
besarnya keinginan dari pihak manajemen untuk menerapkan prinsip-prinsip kualitas
dalam manajemen serta diakomodasikan dalam sistem kualitas layanan yang
diberikan kepada para pengunjung (Gaspersz, 2002, p.29). Berdasarkan hal tersebut,
pencapaian skor rata-rata pernyataan yang tingkatnya paling rendah diantara
subindikator lain dalam indikator Familiarity ini dipengaruhi oleh layanan Siloam
Hospitals Surabaya yang dirasakan oleh para pengunjung. Standar internasional yang
digunakan oleh rumah sakit akan terasa jika pihak manajemen menerapkannya dalam
layanan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa sebanyak 14%
pengunjung masih tidak merasakan kualitas Siloam Hospitals Surabaya yang sesuai
dengan standar yang digunakan oleh Siloam Hospitals Surabaya. Hal tersebut
mendeskrispsikan bahwa masih ada beberapa layanan Siloam Hospitals Surabaya
yang masih belum terealisasi sesuai dengan standar kualitas layanan internasional.
Beberapa pengunjung juga menyatakan bahwa Siloam Hospitals Surabaya masih
dianggap belum sesuai standar internasional karena adanya rumah sakit lain yang
lebih menerapkan standar internasional secara menyeluruh.
Tabel 4.24 Percaya Siloam Hospitals Surabaya Adalah Rumah Sakit
Swasta Berkualitas Di Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 4.0
Setuju 69.0
Sangat Setuju 26.0
Total 100.0
89 Universitas Kristen Petra
Tabel di atas menjelaskan bagaimana deskripsi dari pernyataan tingkat
kedekatan pengunjung secara emosi dengan Siloam Hospitals Surabaya. Pernyataan
“Saya percaya Siloam Hospitals Surabaya merupakan rumah sakit swasta yang
berkualitas di Surabaya” ini mengukur seberapa tinggi kepercayaan pengunjung
kepada kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya. Kualitas pelayanan kesehatan
bukan hanya dari hasil kerja satu bagian saja, melainkan berkaitan dengan hasil kerja
sama yang penuh tanggung jawab antara seluruh bagian, seperti pihak manajemen
rumah sakit, dokter, perawat, petugas medis secara teknis, pencatat medik, bagian
farmasi, laboratorium, administrasi, petuas kebersihan, dan lain-lain (Gaspersz, 2002,
p.71).
Berdasarkan perolehan skor rata-rata yang tertera pada tabel 4.22 statistik
rata-rata Familiarity, pernyataan ini mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.15. Skor
tersebut menunjukkan pandangan para pengunjung yang bersifat positif, dimana para
pengunjung menyatakan rasa percayanya terhadap kualitas Siloam Hospitals
Surabaya. Dari total 100 responden, tabel 4.24 menyatakan bahwa ada sebanyak 95
orang (95.0%) memberikan nilai positif, dengan rincian sebanyak 69 orang (69.0%)
menyatakan setuju (pandangan positif) dan 26 orang (26.0%) menyatakan sangat
setuju (pandangan sangat positif) dengan pernyataan ini. Kemudian, dapat dilihat juga
bahwa sisa total pernyataan yang menyatakan sikap negatif ada sebanyak 5 orang
(5.0%), dengan rincian sebanyak 1 orang (1.0%) menyatakan sangat tidak setuju, dan
sebanyak 4 orang (4.0%) menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Beberapa kasus yang menunjukkan penilaian negatif terhadap kualitas
pelayanan rumah sakit dikarenakan sumber daya manusia yang tidak mendapatkan
pelatihan yang baik dalam melayani pasien. Hal ini dapat memberikan penurunan
kualitas pelayanan kesehatan yang bisa menimbulkan kekecewaan bagi para
pengunjung (Gaspersz, 2002, p.67). Dalam proses perbaikan kualitas, dibutuhkan
yang namanya sistem kualitas (quality system), dimana sistem kualitas ini akan
meningkatkan seluruh elemen yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan melalui perbaikan proses layanan jasa (Gaspersz,
2002, p.29). Sistem kualitas yang berlaku secara internasional dan baik untuk
90 Universitas Kristen Petra
diadopsi adalah sistem kualitas ISO 9000. ISO 9000 merupakan petunjuk tentang
manajemen kualitas dan elemen sistem kualitas untuk industri jasa. Dengan
menerapkan sistem kualitas yang baik, Siloam Hospitals Surabaya dapat
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang
terorganisir dan sistematik (Gaspersz, 2002, p.39).
Tabel 4.25 Pengetahuan Informasi Layanan Medical Check Up
Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 4.0
Setuju 78.0
Sangat Setuju 18.0
Total 100.0
Selanjutnya, tabel di atas menyatakan tentang pengetahuan pengunjung
terhadap informasi layanan medical check up dari Siloam Hospitals Surabaya melalui
pernyataan “Saya mengetahui informasi tentang Siloam Hospitals Surabaya yang
menyediakan layanan medical check up di Surabaya”. Layanan medical check up
adalah layanan pemeriksaan kesehatan secara mendalam tentang bagaimana kondisi
kesehatan pengunjung yang tersedia dalam berbagai macam bentuk fokus
pemeriksaan sesuai dengan paket pemeriksaan yang disediakan Siloam Hospitals
Surabaya. Layanan medical check up dirancang secara komprehensif agar bisa
menganalisa status kesehatan dari setiap pengunjung, yang disesuaikan dengan
kebutuhan dari masing-masing pengunjung yang bersangkutan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, medical check up Siloam Hospitals
Surabaya memiliki berbagai macam paket yang berbeda-beda sesuai dengan lingkup
pemeriksaan seperti paket basic, paket silver, paket gold, paket platinum, paket pre
marital, dan lain-lain. Perbedaan paket-paket tersebut terletak pada isi pemeriksaan
yang akan diperoleh para pengunjung sesuai dengan tujuan masing-masing individu.
Siloam Hospitals Surabaya juga menyediakan berbagai macam jenis layanan yang
91 Universitas Kristen Petra
ditujukan untuk pihak privat, perusahaan dan asuransi. Informasi tentang detil paket
layanan medical check up tersedia dalam brosur-brosur yang ada di beberapa sudut
wilayah Siloam Hospitals Surabaya. Selain itu, informasi tentang layanan medical
check up juga dapat dijelaskan secara langsung oleh setiap petugas medis dan non
medis yang berada dalam bagian medical check up.
Pada bagian ini, dapat diketahui skor rata-rata pernyataan yang mengukur
pengetahuan para pengunjung terhadap layanan medical check up ini adalah sebesar
4.10. Dengan skor rata-rata yang bersifat positif tersebut, pernyataan ini memperoleh
78.0% (78 orang) yang menyatakan setuju atau memberikan penilaian citra yang
bersifat positif dan 18.0% (18 orang) yang menyatakan sangat setuju atau
memberikan penilaian citra yang bersifat sangat positif. Dengan begitu, ada sebanyak
96 orang (96.0%) yang menyatakan sikap positifnya, dimana hampir seluruh
responden pengunjung menyatakan bahwa mereka mengetahui informasi layanan
medical check up yang disediakan oleh Siloam Hospitals Surabaya. Namun, tingkat
pengetahuan para pengunjung tentang informasi layanan medical check up ini
kemudian juga mendapatkan nilai yang negatif dengan jumlah sebanyak 4 orang
(4.0%) yang menyatakan tidak setuju, yang berarti mereka menyatakan bahwa
mereka tidak mengetahui informasi tentang layanan medical check up di Siloam
Hospitals Surabaya.
Dalam penelitian ini, responden penelitian difokuskan kepada pengunjung
layanan medical check up sehingga hal ini mendukung tingginya tingkat pengetahuan
pengunjung yang sebagian besar menyatakan mengetahui dan sangat mengetahui
informasi tentang layanan medical check up dari Siloam Hospitals Surabaya. Dalam
bagian ini, tidak ada pengunjung yang menjawab sangat tidak setuju atau menyatakan
tidak mengetahui sama sekali tentang informasi layanan medical check up dari
Siloam Hospitals Surabaya. Berdasarkan hal tersebut, dapat diartikan bahwa
pengunjung yang menjawab tidak mengetahui merupakan pengunjung yang
menerima informasi namun tidak mengetahuinya secara mendalam.
Berdasarkan hasil kuesioner juga dapat diketahui bahwa pengunjung yang
menjawab tidak mengetahui informasi tentang layanan medical check up Siloam
92 Universitas Kristen Petra
Hospitals Surabaya merupakan pengunjung utusan dari perusahaan (pengunjung
medical check up korporat) dan pengunjung yang baru pertama kali mengunjungi
Siloam Hospitals Surabaya. Hal tersebut menjadi alasan yang memicu para
pengunjung untuk menyatakan tidak mengetahui informasi tentang layanan medical
check up. Untuk meningkatkan pengetahuan para pengunjung, pihak manajemen
Siloam Hospitals Surabaya dapat memberikan informasi secara berkala kepada para
pengunjung secara khusus untuk para pengunjung yang baru pertama kali
mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya dan para pengunjung yang merupakan
pasien medical check up korporat.
Tabel 4.26 Pengetahuan Informasi Layanan Instalasi Gawat Darurat
Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 1.0
Setuju 77.0
Sangat Setuju 21.0
Total 100.0
Pada bagian tabel di atas memberikan deskripsi mengenai pengetahuan
pengunjung terhadap informasi layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Secara
umum, IGD adalah salah satu unit dalam rumah sakit yang melayani pasien dengan
kondisi gawat darurat sehingga menjadi tempat pertama ketika pengunjung baru
dimasukkan ke rumah sakit. IGD berfungsi untuk memeriksa secara garis besar
kondisi kesehatan dari pasien yang bersangkutan sehingga dapat mengetahui
penanganan apa yang selanjutnya diperlukan oleh pasien tersebut. Di Siloam
Hospitals Surabaya, layanan gawat darurat tersedia selama 24 jam, dimana layanan
gawat darurat tersebut buka 7 hari / minggu atau selalu buka setiap harinya.
Pernyataan “Saya mengetahui informasi tentang Siloam Hospitals Surabaya
yang menyediakan layanan Instalasi Gawat Darurat di Surabaya” ini mendapatkan
93 Universitas Kristen Petra
skor rata-rata sebesar 4.16 pada tabel 4.22. Perolehan skor rata-rata ini berjumlah
lebih tinggi dari pernyataan sebelumnya tentang tingkat pengetahuan layanan medical
check up, dimana perolehan skor rata-rata tersebut masuk ke dalam kategori citra
yang cenderung bersifat positif. Pada tabel 4.26 di atas dapat diketahui bahwa
sebanyak 77 orang (77.0%) menyatakan setuju dan sebanyak 21 orang (21.0%)
menyatakan sangat setuju bahwa mereka mengetahui informasi mengenai layanan
IGD dari Siloam Hospitals Surabaya. Hal ini memberikan arti bahwa hampir seluruh
responden yaitu sebanyak 98 orang (98.0%) menyatakan bahwa mereka mengetahui
informasi layanan IGD di Siloam Hospitals Surabaya.
Untuk sisanya ada sebanyak 2 orang (2.0%) yang menyatakan citra yang
bersifat negatif, yaitu sebanyak 1 orang (1.0%) menyatakan sangat tidak setuju atau
memberikan citra yang bersifat sangat negatif dan 1 orang lain (1.0%) menyatakan
tidak setuju atau memberikan citra yang bersifat negatif, yang berarti mereka tidak
mengetahui informasi mengenai layanan IGD di Siloam Hospitals Surabaya.
Ketidaktahuan dari informasi layanan IGD ini berjumlah 2.0% dari 100.0%
responden, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas sudah mengetahui informasi
tentang layanan IGD dari Siloam Hospitals Surabaya. Pengunjung yang menyatakan
tidak mengetahui informasi tentang layanan IGD di Siloam Hospitals Surabaya
merupakan pengunjung dari medical check up korporat dimana dalam hal ini
merupakan pengunjung yang baru pertama kali mengunjungi Siloam Hospitals
Surabaya. Hal tersebut menjadi alasan mengapa para pengunjung tidak mengetahui
detil informasi tentang layanan IGD yang ada di Siloam Hospitals Surabaya.
Tabel 4.27 Pengetahuan Informasi Layanan Dokter Spesialis
Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 1.0
Setuju 79.0
Sangat Setuju 20.0
Total 100.0
94 Universitas Kristen Petra
Tabel di atas memberikan deskripsi mengenai pernyataan yang mengukur
tingkat pengetahuan para pengunjung terhadap informasi layanan dokter spesialis dari
Siloam Hospitals Surabaya. Pada tabel 4.22, pernyataan ini memperoleh skor rata-rata
sebesar 4.18 dari angka 1 sampai 5. Skor rata-rata ini menyatakan bahwa sebagian
besar pengunjung memberikan penilaian citra yang bersifat positif terhadap tingkat
pengetahuan layanan dokter spesialis Siloam Hospitals Surabaya. Layanan dokter
spesialis adalah layanan yang diberikan oleh Siloam Hospitals Surabaya dengan
pemeriksaan intensif bersama dokter yang memiliki keahlian secara khusus dalam
bidang-bidang pemeriksaan tertentu. Layanan dokter spesialis di Siloam Hospitals
Surabaya terdiri dari beberapa macam, seperti layanan dokter spesialis penyakit
dalam, spesialis anak, spesialis bedah, spesialis obstetric & ginekologi, spesialis
mata, spesialis mata, spesialis saraf, dan lain-lain. Jumlah dokter spesialis yang bisa
merawat di Siloam Hospitals Surabaya berjumlah ±200 dokter.
Pada tabel 4.27, dapat diketahui bahwa total responden yang memberikan
penilaian citra yang bersifat positif sebanyak 99 orang (99.0%) atau hampir 100.0%
responden menyatakan tingkat pengetahuan yang cenderung positif atau mengetahui
informasi tentang layanan dokter spesialis. Dari angkat tersebut, diketahui detil
sebanyak 79 orang (79.0%) yang menyatakan setuju (citra positif) dan 20 orang
(20.0%) menyatakan sangat setuju (citra sangat positif) terhadap pernyataan “Saya
mengetahui informasi tentang Siloam Hospitals Surabaya yang menyediakan layanan
Dokter Spesialis di Surabaya”. Hanya ada 1 orang (1.0%) yang menyatakan tidak
setuju terhadap pernyataan yang mengukur tingkat pengetahuan pengunjung tentang
informasi layanan dokter spesialis. Dengan perolehan angka tersebut, dapat diketahui
bahwa sebagian besar dari pengunjung telah mengetahui tentang informasi layanan
dokter spesialis. Dengan tingginya pengetahuan para pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya akan layanan dokter spesialis, dapat diketahui bahwa subindikator ini
menggambarkan citra Siloam Hospitals Surabaya yang bersifat positif.
95 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.28 Pengetahuan Informasi Layanan Rawat Inap Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 1.0
Setuju 73.0
Sangat Setuju 25.0
Total 100.0
Tabel di atas memberikan deskripsi mengenai tingkat pengetahuan informasi
layanan rawat inap Siloam Hospitals Surabaya. Dari 7 pernyataan yang masuk ke
dalam indikator Familiarity, pernyataan “Saya mengetahui informasi tentang Siloam
Hospitals Surabaya yang menyediakan layanan Rawat Inap (inpatient service) di
Surabaya” ini mendapatkan skor rata-rata yang paling tinggi yaitu sebesar 4.20.
Layanan rawat inap di Siloam Hospitals Surabaya adalah jenis layanan yang
diberikan bagi para pasien yang diharuskan untuk mendapatkan perawatan secara
intensif di rumah sakit bersama dokter dan perawat Siloam Hospitals Surabaya.
Ketika pasien harus di rawat inap di Siloam Hospitals Surabaya, ada beberapa jenis
kamar rawat inap dengan kelas, kapasitas dan fasilitas yang berbeda-beda. Beberapa
jenis kamar tersebut di mulai dari kelas kamar yang paling tinggi yaitu kelas Siloam
Suite, kelas Executive Suite, kelas Suite, kelas VVIP, kelas VIP, kelas I, kelas II, kelas
III, dan kelas Basic. Semakin tinggi kelas kamar maka fasilitas kamar akan semakin
lengkap dan kapasitasnya makin bersifat privat.
Dari tabel 4.22 sebelumnya, dapat diketahui bahwa pernyataan ini
memperoleh skor rata-rata yang paling tinggi dari 7 pernyataan dalam indikator
Familiarity, dimana hal ini menunjukkan gambaran tingkat Familiarity atau
kedekatan pengunjung dengan Siloam Hospitals Surabaya yang paling baik berada di
antara pengunjung dengan informasi layanan rawat inap. Nilai rata-rata ini diperoleh
karena banyaknya jumlah responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju
terhadap tingkat pengetahuan para pengunjung tentang pelayanan rawat inap. Ada
sebanyak 25 orang (25.0%) yang menyatakan sangat setuju atau memberikan
penilaian yang bersifat sangat positif bahwa mereka mengetahui informasi layanan
96 Universitas Kristen Petra
rawat inap Siloam Hospitals Surabaya, dan sebanyak 73 orang (73.0%) menyatakan
setuju atau memberikan penilaian citra yang positif dalam mengetahui informasi
layanan rawat inap.
Dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa ada total 98 orang (98.0%)
menyatakan bahwa mereka memberikan penilaian positif terhadap tingkat
kedekatannya kepada informasi layanan rawat inap. Meskipun ada sebanyak 2 orang
(2.0%) yang menyatakan penilaian citra yang bersifat negatif yaitu pernyataan sangat
tidak setuju sebanyak 1 orang (1.0%) dan tidak setuju sebanyak 1 orang (1.0%),
perolehan respon sangat positif dari pernyataan ini berjumlah lebih banyak daripada
pernyataan tingkat pengetahuan layanan dokter spesialis. Sehingga, dapat diartikan
bahwa tingginya skor rata-rata pernyataan ini dikarenakan responden yang
memberikan respon ‘sangat positif’ pada tingkat pengetahuan informasi layanan
rawat inap berjumlah lebih banyak daripada jumlah respon ‘sangat positif’ pada
tingkat pengetahuan informasi layananan dokter spesialis.
Perolehan tersebut memberikan arti bahwa sebagian besar pengunjung Siloam
Hospitals Surabaya memiliki pengetahuan yang tinggi akan informasi layanan rawat
inap di Siloam Hospitals Surabaya. Layanan rawat inap merupakan layanan yang
memberikan kesan melalui pengalaman yang akan dirasakan para pengunjung ketika
menginap di Siloam Hospitals Surabaya. Pengalaman tersebut dapat dirasakan oleh
pasien dan keluarga pasien baik itu dalam layanan administrasi, layanan perawat,
layanan dokter, bagian farmasi, fasilitas dan lain-lain. Beberapa pengunjung
menyatakan bahwa informasi tentang layanan rawat inap yang mereka peroleh
berasal dari rekan-rekan atau keluarga yang pernah berobat di Siloam Hospitals
Surabaya, sehingga dalam hal ini kemampuan Word of Mouth (WOM) bersifat cukup
signifikan bagi pengetahuan para pengunjung akan informasi layanan rawat inap di
Siloam Hospitals Surabaya.
97 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.29 Pengetahuan Informasi Layanan Rawat Jalan Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 3.0
Setuju 74.0
Sangat Setuju 23.0
Total 100.0
Selanjutnya, tabel di atas memberikan penjelasan tentang penilaian
pengunjung terhadap pengetahuan informasi layanan rawat jalan (outpatient service).
Pada tabel 4.22, pernyataan ini memperoleh skor rata-rata sebesar 4.17 dari skor 1
sampai 5. Skor ini masuk ke dalam kategori penilaian citra yang positif dari
pengunjung terhadap indikator Familiarity dari layanan rawat jalan Siloam Hospitals
Surabaya. Pelayanan rawat jalan merupakan perawatan yang melayani konsultasi
dengan dokter tertentu untuk memperoleh layanan kesehatan secara observasi,
diagnosa, pengobatan mendasar dan lain-lain tanpa memerlukan tindakan secara
intensif untuk tinggal di kamar inap rumah sakit.
Berdasarkan total responden yaitu sebanyak 100 orang, ada sebanyak 74
orang (74.0%) menyatakan setuju dan 23 orang (23.0%) menyatakan sangat setuju
dengan pernyataan “Saya mengetahui informasi tentang Siloam Hospitals Surabaya
yang menyediakan layanan Rawat Jalan (outpatient service) di Surabaya”. Untuk
responden yang menyatakan tidak setuju ada sebanyak 3 orang (3.0%) dari total 100
responden. Dari hal ini dapat diketahui bahwa sebanyak 97.0% menyatakan citra
positif terhadap subindikator pengetahuan informasi layanan rawat jalan Siloam
Hospitals Surabaya, dan sebanyak 3.0% memberikan citra yang cenderung negatif
dan menyatakan tidak mengetahui informasi mengenai layanan rawat jalan. Maka,
dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden, pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tinggi terhadap layanan rawat
jalan.
Citra Siloam Hospitals Surabaya diwujudkan melalui beberapa gabungan
keyakinan, ide dan impresi tentang layanan, serta potongan-potongan informasi yang
berkaitan dengan Siloam Hospitals Surabaya (Wasesa, 2005, p.207). Secara
98 Universitas Kristen Petra
keseluruhan, tingkat Familiarity dalam indikator citra Siloam Hospitals Surabaya
menunjukkan hasil gambaran citra yang bersifat positif, dengan posisi kedekatan
terhadap informasi layanan rawat inap yang memperoleh penilaian paling baik.
Sedangkan untuk kedekatan pengunjung terhadap standar pelayanan internasional di
Siloam Hospitals Surabaya masih dirasa kurang sesuai oleh pengunjung, sehingga
bagian ini dapat lebih diperhatikan, dievaluasi kembali serta ditingkatkan lebih baik
lagi untuk menyesuaikan dan menerapkan layanan Siloam Hospitals Surabaya dengan
standar kualitas internasional.
Dengan adanya tingkat Familiarity atau kedekatan pengunjung yang positif
dengan informasi-informasi layanan dan kedekatan secara emosi melalui adanya
keyakinan dan rasa percaya maka dapat dikatakan bahwa citra Siloam Hospitals
Surabaya yang terbentuk dalam benak pengunjung bersifat positif. Public Relations
bertugas dalam mengelola informasi yang dapat membentuk persepsi publik sesuai
dengan tujuan yang ada (Wasesa, 2005, p.207). Maka, peran Public Relations Siloam
Hospitals Surabaya dalam hal ini adalah mengelola informasi dengan penyampaian
yang kreatif dan mudah dipahami sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
pengunjung akan Siloam Hospitals Surabaya dan membentuk persepsi yang sesuai
dengan yang diinginkan berdasarkan visi yang ada.
4.3.2.3 Perception
Indikator Perception pada bagian ini merupakan bagian dari persepsi atau
penilaian pengunjung, dimana dalam indikator Perception ini akan dideskripsikan
bagaimana persepsi yang terbentuk di benak para pengunjung mengenai aspek-aspek
yang melekat pada Siloam Hospitals Surabaya. Vos dan Schoemaker (2006)
mengatakan bahwa indikator Perception merupakan elemen kunci dalam membentuk
citra sebuah institusi, dimana persepsi sendiri dilakukan oleh publik ketika
mempertimbangkan karakteristik yang melekat pada organisasi tersebut, dimana
penilaian ini diberikan secara spontan ketika pengunjung memiliki pengalaman
dengan organisasi terkait (Vos & Schoemaker, 2006, p.85).
99 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.30 Nilai Rata-Rata Perception
No. Variabel Pernyataan Mean
1. Petugas Medis Terampil menggunakan alat periksa kesehatan 4.22
2. Petugas Medis Menguasai Informasi pemeriksaan kesehatan 4.22
3. Petugas Medis Tanggap ketika bertugas 4.09
4. Petugas Medis Sopan ketika melayani 4.24
5. Petugas Medis Berempati kepada pengunjung 4.07
6. Pengunjung Tidak merasa Khawatir (Jaminan Rasa Percaya) 4.19
7. Peralatan Medis Berteknologi Modern 4.04
8. Layanan Administrasi Cepat 3.70
9. Siloam Hospitals Surabaya Memberikan Informasi Bermutu 4.06
10. Lingkungan Siloam Hospitals Surabaya Bersih 4.15
11. Lingkungan Siloam Hospitals Surabaya Nyaman 4.05
12. Lingkungan Siloam Hospitals Surabaya Aman 4.14
Tabel di atas merupakan tabel dari statistik rata-rata yang menjelaskan
perolehan nilai rata-rata indikator citra Perception. Aspek-aspek layanan Siloam
Hospitals Surabaya akan diuraikan ke dalam 12 buah pernyataan atau subindikator
yang mengukur tingkat penilaian pengunjung secara bertahap dari sangat tidak setuju
hingga sangat setuju. Keduabelas pernyataan tersebut berkaitan dengan persepsi
pengunjung terhadap petugas medis yang terampil, menguasai informasi, tanggap,
sopan, berempati. Kemudian indikator ini juga mengukur persepsi pengunjung
tentang adanya jaminan rasa kepercayaan, kondisi peralatan medis, layanan
administrasi, ketersediaan informasi bermutu serta kondisi lingkungan Siloam
Hospitals Surabaya.
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari keseluruhan pernyataan yang
memberikan penilaian terhadap persepsi pengunjung kepada Siloam Hospitals
Surabaya, tingkat kecepatan layanan administrasi dari Siloam Hospitals Surabaya
mendapatkan nilai rata-rata paling rendah yaitu sebesar 3.70. Pada bagian ini, citra
Siloam Hospitals Surabaya terdeskripsi dalam skor citra yang positif, namun
perbedaan yang cukup drastis dapat terlihat dan menunjukkan bahwa pengunjung
100 Universitas Kristen Petra
memiliki penilaian yang relatif rendah terhadap kecepatan layanan administrasi
Siloam Hospitals Surabaya. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa pengunjung merasa
layanan administrasi Siloam Hospitals Surabaya masih lambat dan perlu ditingkatkan
lagi.
Untuk perolehan skor rata-rata yang paling tinggi didapatkan oleh pernyataan
bahwa petugas medis Siloam Hospitals Surabaya sopan dalam melayani para
pengunjung, yaitu sebesar 4.24. Melalui pernyataan ini dapat diketahui bahwa
pengunjung menilai positif tingkat kesopanan dari petugas medis ketika melayani
mereka. Pernyataan lainnya masih memperoleh skor rata-rata yang mendeskripsikan
citra positif, sebab dari interval skor 1 sampai 5 dengan skor 1–3 menggambarkan
citra negatif dan skor 3–5 menggambarkan citra positif, pernyataan dalam indikator
ini memperoleh skor rata-rata di atas skor 3.
Seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.30, perolehan skor rata-rata sebesar
4.04 dimiliki oleh pernyataan yang menggambarkan persepsi pengunjung akan
peralatan medis yang modern, kemudian skor rata-rata sebesar 4.05 untuk pernyataan
tentang lingkungan yang nyaman, skor 4.06 untuk pernyataan pemberian informasi
bermutu dari Siloam Hospitals Surabaya. Selain itu, skor 4.07 juga diperoleh
pernyataan yang mendeskripsikan petugas medis yang berempati saat melayani, skor
4.09 untuk petugas medis yang tanggap, skor 4.14 untuk lingkungan yang aman, skor
4.15 untuk lingkungan yang bersih, skor 4.19 untuk adanya jaminan rasa percaya, dan
skor 4.22 untuk petugas medis terampil dan menguasai informasi. Berikut ini tabel
yang menjabarkan keduabelas pernyataan tersebut.
Tabel 4.31 Petugas Medis Terampil Menggunakan Alat Periksa Kesehatan
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 0.0
Setuju 74.0
Sangat Setuju 25.0
Total 100.0
101 Universitas Kristen Petra
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden memiliki
sikap positif tentang keterampilan petugas medis dalam menggunakan alat
pemeriksaan kesehatan. Pernyataan ini mendapatkan skor rata-rata sebesar 4.22 dari
skor 1 sampai 5. Perolehan tersebut menyatakan bahwa pernyataan ini memberikan
gambaran citra yang bersifat positif. Sebanyak 99 orang (99.0%) menyatakan sikap
positif terhadap pernyataan “Petugas medis terampil menggunakan alat periksa
kesehatan”, dengan 74 orang (74.0%) menyatakan setuju dan 25 orang (25.0%)
menyatakan sangat setuju. Untuk sisanya, ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju yaitu sebesar 1.0% atau 1 orang saja. Dari data ini, dapat diketahui bahwa
pengunjung yang memberikan respon positif tentang keterampilan petugas medis
berjumlah lebih banyak daripada yang memberikan respon negatif atau
ketidaksetujuannya, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung
memberikan persepsi yang positif terhadap keterampilan petugas medis ketika
menggunakan alat pemeriksaan kesehatan.
Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu dengan
baik, dimana seseorang dinyatakan terampil ketika mampu mengaplikasikan
pengetahuan teoritis dalam situasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam Undang
Undang No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, dapat diketahui bahwa tenaga
kesehatan merupakan orang-orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan. Tenaga kesehatan membutuhkan keterampilan yang baik dalam melayani
di bidang kesehatan termasuk terampil dalam mengoperasikan alat kesehatan yang
digunakan dalam rumah sakit.
Dalam menjalankan pekerjaannya, praktisi Public Relations juga memiliki
peran sebagai expert prescriber yang mana dalam peranan tersebut praktisi didorong
untuk ahli dan mampu dibidangnya, sehingga dapat memberikan nasehat untuk
menyelesaikan masalah dan menyusun solusi yang tepat (Broom, 2009, p.44). Maka,
dalam hal keterampilan praktisi Public Relations juga memiliki tugas untuk terus
mengembangkan diri di bidangnya sehingga dapat memberikan pengembangan juga
kepada pihak manajemen. Dalam hal ini, petugas medis Siloam Hospitals Surabaya
102 Universitas Kristen Petra
dinilai terampil berarti pengunjung merasa bahwa petugas medis Siloam Hospitals
Surabaya mampu mengoperasikan peralatan medis ketika memberikan layanan
pemeriksaan kepada para pengunjung.
Tabel 4.32 Petugas Medis Menguasai Informasi Pemeriksaan Kesehatan
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 2.0
Setuju 72.0
Sangat Setuju 26.0
Total 100.0
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa mayoritas pengunjung menilai
positif pernyataan “Petugas medis menguasai informasi pemeriksaan kesehatan”. Hal
ini berdasarkan pada skor rata-rata yang diperoleh pernyataan ini yaitu sebesar 4.22
dari penilaian 1 sampai 5. Melalui angka yang terlihat pada tabel 4.32, dapat
diketahui sebanyak 98 orang (98.0%) menyatakan sikap positif, dengan 72 orang
(72.0%) menyatakan setuju dan 26 orang (26.0%) menyatakan sangat setuju bahwa
petugas medis menguasai informasi pemeriksaan kesehatan. Sedangkan untuk
pengunjung yang menyatakan sikap negatifnya dengan menyatakan tidak setuju ada
sebanyak 2 orang (2.0%). Dari jumlah tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar
pengunjung memberikan respon positif karena jumlah persetujuan responden
berjumlah lebih banyak daripada jumlah ketidaksetujuan responden.
Penguasaan informasi pemeriksaan kesehatan pada bagian ini berkaitan
dengan pengetahuan para petugas medis dalam memberikan layanannya, yaitu
pengetahuan tentang kondisi kesehatan para pengunjung serta hal-hal yang berkaitan
dengan proses pemeriksaan kesehatan. Menurut UU No. 36 Tahun 2014, dalam
layanan jasa para petugas dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup di
bidangnya sehingga bisa memiliki kewenangan dalam memberikan pemeriksaan
kesehatan. Berdasarkan deskripsi penilaian para pengunjung, citra Siloam Hospitals
Surabaya yang terbentuk pada pengunjung adalah sebuah persepsi bahwa petugas
103 Universitas Kristen Petra
medis memiliki pemahaman informasi atau pengetahuan akan pemeriksaan kesehatan
yang sesuai dimana pengetahuan tersebut tersalurkan melalui layanan yang diberikan
kepada para pengunjung ketika bertugas. Tingginya penilaian tersebut merupakan
sebuah cerminan positif dari kualitas tenaga kesehatan serta usaha pihak manajemen
Siloam Hospitals Surabaya dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
melalui adanya pelatihan-pelatihan tertentu di setiap bagian dalam rumah sakit.
Tabel 4.33 Merasa Petugas Medis Tanggap Ketika Melakukan Pemeriksaan
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 4.0
Setuju 75.0
Sangat Setuju 20.0
Total 100.0
Tabel diatas menggambarkan persepsi pengunjung terhadap ketanggapan dari
para petugas medis Siloam Hospitals Surabaya saat memberikan pelayanan.
Pernyataan ini mendapatkan skor sebesar 4.09 yang berarti sebagai citra yang bersifat
positif meskipun tingkatnya menurun daripada penyataan sebelumnya tentang
keterampilan dan penguasaan informasi layanan kesehatan. Dengan pernyataan “Saya
merasa petugas medis tanggap ketika melakukan pemeriksaan”, dari tabel di atas
dapat diketahui bahwa sebanyak 95 orang (95.0%) menyatakan citra yang bersifat
positif dengan rincian 75 orang (75.0%) menyatakan setuju dan 20 orang (20.0%)
menyatakan sangat setuju.
Kemudian, sebanyak 1 orang (1.0%) menyatakan sangat tidak setuju dan 4
orang (4.0%) menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tentang ketanggapan
petugas medis dalam melayani. Sebanyak 5 orang (5.0%) dari pengunjung
menyatakan sikap negatif mereka dan mempersepsi bahwa petugas medis belum
bersikap tanggap ketika melayani pengunjung. Jumlah pengunjung yang setuju dan
memberikan persepsi citra positif berjumlah lebih banyak daripada yang tidak setuju,
maka dapat dinyatakan bahwa sebagian besar dari pengunjung memberikan persepsi
104 Universitas Kristen Petra
yang positif bahwa petugas medis Siloam Hospitals Surabaya memiliki sikap yang
tanggap dalam melayani mereka.
Daya tanggap atau responsiveness dalam hal ini masuk ke dalam karakteristik
yang digunakan oleh para pengunjung dalam mengevaluasi kualitas jasa (Tjiptono &
Diana, 1996, p.28). Daya tanggap diartikan sebagai keinginan para petugas untuk
membantu para pengunjung dan peka terhadap keadaan pengunjung sehingga tanggap
memberikan layanan secara langsung, dimana hal ini berkaitan dengan perhatian dan
ketepatan ketika melayani permintaan, pertanyaan dan keluhan dari para pengunjung.
Maka, dengan perolehan persepsi yang bersifat positif ini menunjukkan bahwa
pengunjung menganggap bahwa petugas medical check up sigap dalam mengatasi
keluhan pengunjung, sedia dalam memberikan tanggapan secara langsung ketika
pengunjung memiliki pertanyaan atau membutuhkan layanan tertentu, serta adanya
kesediaan dari petugas dalam membantu pengunjung dalam menjalani proses
pemeriksaan kesehatan di Siloam Hospitals Surabaya.
Tabel 4.34 Merasa Petugas Medis Sopan Ketika Melayani
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 2.0
Setuju 70.0
Sangat Setuju 28.0
Total 100.0
Tabel di atas menggambarkan kondisi persepsi pengunjung terhadap
pernyataan yang mengukur kesopanan dari petugas medis Siloam Hospitals Surabaya.
Pernyataan tersebut menyatakan “Saya merasa petugas medis sopan ketika melayani
saya”, dimana dalam bagian ini dapat dilihat pada tabel 4.30 bahwa pernyataan ini
memperoleh nilai rata-rata sebesar 4.24. Skor rata-rata tersebut mendeskripsikan citra
yang cenderung bersifat positif dan menjadi subindikator yang paling tinggi diantara
subindikator yang lain pada indikator Perception, dimana hal ini memberikan arti
105 Universitas Kristen Petra
bahwa mayoritas pengunjung memberikan persepsi yang positif terhadap kesopanan
dari petugas medis Siloam Hospitals Surabaya.
Dari total 100 responden, terdapat 70 orang (70.0%) yang menyatakan setuju
dan 28 orang (28.0%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan ini. Ada sebanyak
2 orang (2.0%) yang menyatakan bahwa petugas medis kurang menunjukkan
kesopanan ketika melayani para pengunjung. Pada bagian ini dapat diketahui bahwa
sebanyak 98 orang (98.0%) menyatakan sikap yang positif dan setuju bahwa petugas
Siloam Hospitals Surabaya telah memberikan layanan dengan sopan, dan hanya
sebesar 2.0% yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perwujudan sikap
kesopanan petugas Siloam Hospitals Surabaya ketika melayani.
Citra pelayanan dalam industri jasa sangat ditentukan oleh orang-orang yang
ada pada garis depan, yaitu para petugas yang berurusan secara langsung dengan para
pengunjung (Gaspersz, 2002, p.2). Kesopanan dalam memberikan pelayanan menjadi
atribut yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan kualitas jasa, sebab melalui
atribut kesopanan tersebut pengunjung dapat merasakan kenyamanan dan muncul
kepercayaan yang bersifat positif sehingga dapat terus mempercayakan Siloam
Hospitals Surabaya dalam melayani mereka. Berdasarkan tingginya perolehan
tanggapan yang bersifat positif ini, maka dapat dinyatakan bahwa sebagian besar
pengunjung mendeskripsikan adanya sikap yang sopan dari para petugas medis dan
hal ini harus terus dipertahankan agar dapat menjadi keunggulan yang bersifat positif
bagi kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya.
Tabel 4.35 Petugas Medis Berempati Terhadap Keadaan Pengunjung
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 5.0
Setuju 74.0
Sangat Setuju 20.0
Total 100.0
106 Universitas Kristen Petra
Pada bagian tabel ini, menjelaskan tentang sikap empati yang dimiliki oleh
petugas medis Siloam Hospitals Surabaya ketika melihat dan melayani kondisi
kesehatan pengunjung. Empati sendiri merupakan sebuah sikap yang secara sadar
memahami kebutuhan para pelanggan, dimana dalam industri jasa sikap empati
menjadi aksi yang menunjukkan kepedulian petugas kepada para pengunjung dan
memberikan pengertian bahwa keluhan mereka akan segera ditangani (Tjiptono &
Diana, 1996, p.28). Subindikator pernyataan ini mendapatkan skor rata-rata sebesar
4.07, dimana dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 94 orang (94.0%)
menilai positif sikap empati dari para petugas medis dan menyatakan setuju terhadap
pernyataan “Saya merasa petugas medis berempati terhadap keadaan saya”. Dari
94.0% tersebut, terdapat 74 orang (74.0%) yang menyatakan setuju dan sebanyak 20
orang (20.0%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang mengukur sikap
empati dari petugas medis Siloam Hospitals Surabaya. Sedangkan sisanya, terdapat 6
orang (6.0%) yang menyatakan sikap negatifnya, yaitu sebanyak 1 orang (1.0%)
menyatakan sangat tidak setuju dan 5 orang (5.0%) menyatakan sikap tidak setuju.
Perolehan skor rata-rata citra yang tinggi pada subindikator sikap empati yang
ditunjukkan oleh para petugas Siloam Hospitals Surabaya mendeskripsikan penilaian
citra yang bersifat positif terhadap layanan pribadi serta komunikasi antar pihak
rumah sakit dengan pengunjung. Dengan adanya sikap empati, maka pengunjung
akan merasa diberikan perhatian secara intens dan hal tersebut dapat meningkatkan
citra positif dari Siloam Hospitals Surabaya secara utuh. Untuk citra yang masih
bersifat negatif dalam subindikator empati ini dapat dikarenakan pekerjaan yang
menumpuk dengan sumber daya yang terbatas sehingga perhatian secara individu
terhadap para pengunjung menjadi berkurang atau terbagi.
Menurut Ardianto (2011), Public Relations didefinisikan sebagai kepentingan
publik, dimana dasar dari kinerja praktisi Public Relations adalah melayani
kepentingan publik (Ardianto, 2011, p.13). Hal ini merupakan kunci penting yang
juga membedakan industri jasa dengan industri lainnya yaitu adanya hubungan secara
langsung dan erat dengan para pelanggan atau pengunjung melalui proses pelayanan
(Gaspersz, 2002, p.5). Dengan deskripsi citra dari subindikator empati yang
107 Universitas Kristen Petra
cenderung positif, dapat dikatakan bahwa praktisi Public Relations telah menjalankan
tugasnya dengan baik dalam melayani kepentingan publik. Empati berkaitan secara
erat dengan komunikasi antara personel atau petugas layanan dengan para
pengunjung, dimana komunikasi dengan pengunjung tersebut termasuk mau
mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan dan diinginkan oleh para
pengunjung (Gaspersz, 2002, p.137). Praktisi Public Relations dapat memberikan
motivasi dan dorongan kepada para pengunjung untuk bisa meningkatkan kepedulian
dan keramahan kepada para pengunjung sebagai bentuk perbaikan kualitas layanan.
Tabel 4.36 Pengunjung Tidak Merasa Khawatir Ketika Dilayani
Oleh Petugas Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 2.0
Setuju 74.0
Sangat Setuju 23.0
Total 100.0
Pada bagian tabel ini, menjelaskan tentang perasaan pengunjung tentang
jaminan rasa percaya ketika dilayani oleh Siloam Hospitals Surabaya. Adanya
jaminan rasa percaya ini didukung oleh adanya rekam jejak layanan yang bersifat
positif sehingga membuat pengunjung tidak merasa khawatir ketika dilayani oleh
Siloam Hospitals Surabaya. Pada bagian ini, diketahui bahwa subindikator tentang
jaminan rasa percaya ini mendapatkan skor rata-rata sebesar 4.19. Skor tersebut
tergolong sebagai skor citra yang positif, dan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
sebanyak 98 orang (98.0%) menilai positif dan menyatakan setuju terhadap
pernyataan “Saya tidak merasa khawatir ketika dilayani oleh petugas Siloam
Hospitals Surabaya”. Dari 98.0% tersebut, terdapat 75 orang (74.0%) yang
menyatakan setuju dan sebanyak 23 orang (23.0%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan yang mengukur sikap empati dari petugas medis Siloam Hospitals
Surabaya. Sedangkan sisanya, terdapat 2 orang (3.0%) yang menyatakan sikap
negatifnya, yaitu sebanyak 2 orang (1.0%) menyatakan tidak setuju.
108 Universitas Kristen Petra
Keberadaan jaminan rasa percaya ini berkaitan dengan adanya akurasi
pelayanan yang diberikan oleh institusi, sehingga pelayanan yang diberikan dapat
bersifat reliabel dan bebas dari kesalahan-kesalahan (Gaspersz, 2002, p.143). Dengan
adanya jaminan akan akurasi layanan serta keberadaan layanan yang berkualitas dan
berstandar mutu, maka akan memicu adanya kepercayaan bahwa sesuatu akan atau
tidak akan terjadi ketika layanan diberikan (Gaspersz, 2002, p.174). Pada hasil
penelitian yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pengunjung tidak merasa khawatir
pada saat mendapatkan layanan dari Siloam Hospitals Surabaya. Hal tersebut
mendeskripsikan adanya rasa kepercayaan dari para pengunjung, yang menjadi salah
satu pemicu persepsi yang bersifat positif akan layanan khususnya layanan medical
check up.
Praktisi Public Relations berfungsi dalam membentuk kepercayaan publik,
dan berupaya menciptakan opini publik yang baik serta menguntungkan seluruh
pihak baik itu pihak perusahaan maupun publik (Ruslan, 2007, p.8). Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pengunjung memiliki jaminan rasa percaya
yang tinggi terhadap Siloam Hospitals Surabaya, dan hal ini menjadi pemicu yang
mendeskripsikan keberhasilan praktisi Public Relations dalam membentuk
kepercayaan publik terhadap layanan Siloam Hospitals Surabaya. Sebagai bagian dari
publik eksternal, pengunjung memiliki peranan yang sangat penting dan harus
dipuaskan (Gaspersz, 2002, p.73). Oleh karena itu, praktisi Public Relations
diharapkan untuk bisa terus mempertahankan kepercayaan pengunjung terhadap
layanan di Siloam Hospitals Surabaya.
Tabel 4.37 Peralatan Medis Siloam Hospitals Surabaya Berteknologi Modern
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 9.0
Setuju 65.0
Sangat Setuju 25.0
Total 100.0
109 Universitas Kristen Petra
Tabel di atas mendeskripsikan bagaimana citra Siloam Hospitals Surabaya di
mata pengunjung unit Medical Check Up dari segi peralatan medisnya. Pernyataan ini
memperoleh nilai rata-rata sebesar 4.04, dimana berdasarkan interval pengukur citra
skor tersebut mendeskripsikan citra yang positif dari Siloam Hospitals Surababaya.
Citra positif ini dipersepsi berdasarkan peralatan medis yang digunakan ketika
memeriksa kondisi kesehatan pengunjung, dimana alat tersebut juga berperan dalam
pembentukan persepsi para pengunjung terhadap Siloam Hospitals Surabaya. Dalam
kuesioner peneliti memberikan pernyataan “Saya merasa peralatan medis Siloam
Hospitals Surabaya berteknologi modern”.
Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat pada tabel bahwa sebanyak 65
responden (65%) menyatakan setuju terhadap pendapat yang menyatakan peralatan
medis Siloam Hospitals Surabaya memiliki teknologi yang modern. Sebanyak 25
responden (25%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sebanyak 90 dari 100 responden (90%) memberikan
pendapat positifnya terhadap penilaian citra Siloam Hospitals Surabaya dari segi
peralatan medis. Selain responden yang menyatakan penilaian positifnya, terdapat 10
responden (10%) yang menyatakan penilaian negatifnya terhadap pernyataan tentang
peralatan medis Siloam Hospitals Surabaya. sebanyak 9 responden (9%) menyatakan
tidak setuju bahwa Siloam Hospitals Surabaya memiliki peralatan medis yang
modern, dan sebanyak 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa
Siloam Hospitals Surabaya memiliki peralatan medis yang modern.
Dikarenakan citra yang tergambarkan melalui persepsi teknologi peralatan
medis yang digunakan oleh Siloam Hospitals Surabaya bersifat positif, maka dapat
disimpulkan bahwa Siloam Hospitals Surabaya menjaga kualitas layanan termasuk
dari segi peralatan medis. Peralatan medis masuk ke dalam sumber daya material,
dimana peralatan tersebut menjadi penunjang yang mendorong kemajuan kualitas
layanan jasa dan harus terus diperbaharui setiap waktu sehingga dapat
mengoptimalkan performansi layanan dari Siloam Hospitals Surabaya (Gaspersz,
2002, p.128). Dengan pembaharuan kualitas peralatan yang disesuaikan dengan
kemajuan teknologi yang semakin modern dalam proses pemeriksaan, maka akan
110 Universitas Kristen Petra
meningkatkan minat para pengunjung dalam mengandalkan Siloam Hospitals
Surabaya untuk memeriksa kondisi kesehatan.
Tabel 4.38 Layanan Administrasi Siloam Hospitals Surabaya
Berlangsung Dengan Cepat Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 4.0
Tidak Setuju 20.0
Setuju 54.0
Sangat Setuju 22.0
Total 100.0
Tabel di atas memberikan penjelasan tentang bagaimana citra Siloam
Hospitals Surabaya dari segi kecepatan layanan administrasi yang diperoleh para
pengunjung. Pernyataan ini merupakan pernyataan yang mendapatkan skor rata-rata
sebesar 3.70, dimana dengan jumlah rata-rata tersebut diketahui pernyataan ini
merupakan pernyataan yang memiliki posisi paling rendah penilaian citranya di
indikator Perception. Dari pernyataan “Saya merasa layanan administrasi Siloam
Hospitals Surabaya berlangsung dengan cepat” ini dapat dilihat bagaimana penilaian
para pengunjung tentang kecepatan layanan administrasi Siloam Hospitals Surabaya.
Dapat diketahui bahwa sebanyak 76 responden (76%) menyatakan
persetujuannya terhadap pernyataan layanan administrasi Siloam Hospitals Surabaya
yang berlangsung dengan cepat, namun ada sebanyak 24 responden (24%)
menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan tersebut. Secara rinci, dari segi
persetujuan terdapat 54 responden (54%) menyatakan setuju dan 22 responden (22%)
menyatakan sangat setuju, sedangkan dari segi ketidaksetujuannya terdapat 20
responden (20%) menyatakan tidak setuju dan sebanyak 4 responden (4%)
menyatakan sangat tidak setuju.
Dalam membentuk kualitas layanan jasa, efektifitas waktu merupakan
indikator yang penting untuk diperhatikan dimana ketepatan waktu pelayanan
berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses ketika pengunjung mendapatkan
layanan medical check up (Gaspersz, 2002, p.2). Menurut Keputusan Menteri
111 Universitas Kristen Petra
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit, dapat diketahui bahwa waktu tunggu adalah waktu yang
diperlukan sejak pasien mendaftarkan layanan hingga dilayani oleh dokter terkait.
Sedangkan waktu pelayanan adalah waktu minimal ketika pasien dilayani oleh
petugas atau dokter dari awal masuk hingga selesai mendapatkan layanan (Aditya
dalam Mayasari, 2015, p.216). Waktu tunggu berkisar sekitar 60 menit, sedangkan
waktu pelayanan kurang lebih 15 menit dengan petugas atau dokter dan layanan
administrasi selama 15 menit.
Dalam hal kecepatan waktu, ditemukan bahwa ada beberapa pengunjung yang
merasa bahwa Siloam Hospitals Surabaya memiliki kecepatan layanan yang rendah,
dan hal ini berkaitan dengan penilaian pengunjung yang merasa tidak puas ketika
memperoleh layanan dari Siloam Hospitals Surabaya. Peran praktisi Public Relations
adalah membentuk citra positif dengan membangun kepuasan pengunjung, dan
kepuasan pengunjung diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan di segala aspek
layanan termasuk ketepatan waktu (Tjiptono & Diana, 1996, p.14). Dikarenakan
subindikator ini memperoleh nilai rata-rata paling rendah dalam indikator Perception
- meskipun masih dalam identifikasi citra positif, praktisi Public Relations memiliki
peranan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi jangka waktu layanan
pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan mengevaluasi setiap pihak yang berbagian
dalam pemberian layanan dan memberikan pelatihan secara terstruktur.
Tabel 4.39 Siloam Hospitals Surabaya Memberikan Informasi Bermutu
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 2.0
Tidak Setuju 4.0
Setuju 74.0
Sangat Setuju 20.0
Total 100.0
Tabel di atas memberikan gambaran tentang persepsi pengunjung terhadap
mutu informasi yang diberikan oleh Siloam Hospitals Surabaya ketika memberikan
112 Universitas Kristen Petra
layanan kepada para pengunjung. Informasi bermutu yang dimaksud pada bagian ini
merupakan informasi-informasi terkait layanan dan konsultasi kesehatan secara
khusus layanan medical check up yang diberikan oleh Siloam Hospitals Surabaya
kepada para pengunjung. Dari pernyataan “Saya merasa Siloam Hospitals Surabaya
memberikan informasi bermutu yang saya perlukan” yang ada pada kuesioner, dapat
diketahui melalui tabel bahwa terdapat sebanyak 94 responden (94%) yang
menyatakan penilaian positifnya terhadap citra Siloam Hospitals Surabaya dari segi
informasi yang diberikan dalam proses layanan medical check up. Pernyataan ini
mendapatkan skor rata-rata sebesar 4.06, dimana skor tersebut mendeskripsikan
gambaran citra yang bersifat positif.
Dari 94 responden tersebut, terdapat 74 responden (74%) menyatakan setuju
bahwa Siloam Hospitals Surabaya telah memberikan informasi yang bermutu, dan
sebanyak 20 responden (20%) menyatakan sangat setuju bahwa Siloam Hospitals
Surabaya memberikan informasi yang bermutu. Sedangkan sisanya, terdapat
sebanyak total 6 responden (6%) menyatakan penilaian negatif, yaitu pengunjung
yang tidak setuju berjumlah sebanyak 4 responden (4%) dan sangat tidak setuju
sebanyak 2 responden (2%). Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa lebih banyak
responden pengunjung yang memberikan penilaian positif dan setuju bahwa Siloam
Hospitals Surabaya memberikan informasi yang bermutu daripada yang tidak setuju.
Dalam membangun citra yang positif, praktisi Public Relations memiliki
fungsi dan peran yang signifikan (Davis, 2003, p.12), dimana dalam hal ini peran
praktisi Public Relations adalah menjadi komunikator yang menghubungkan publik
dengan institusi (Ruslan, 2007, p.10). Peran menjadi komunikator dapat
dikategorikan ke dalam peran Public Relations sebagai communication facilitator,
dimana untuk dapat menyampaikan informasi yang bermutu praktisi Public Relations
terlebih dahulu menjadi pendengar yang sensitid dan pengumpul informasi, kemudian
bertugas untuk menjadi perantara informasi organisasi yang baik (Broom, 2009).
Dalam hal penyampaian informasi yang bermutu bagi para pengunjung, dapat
dideskripsikan bahwa praktisi Public Relations dari Siloam Hospitals Surabaya
berhasil menjalankan peranannya sebagai communication facilitator.
113 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.40 Lingkungan Siloam Hospitals Surabaya Terasa Bersih
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 4.0
Setuju 73.0
Sangat Setuju 23.0
Total 100.0
Tabel yang tertera di atas merupakan tabel yang menjelaskan jumlah penilaian
pengunjung Siloam Hospitals Surabaya terhadap citra Siloam Hospitals Surabaya dari
segi kebersihan lingkungan. Subindikator ini mendapatkan skor rata-rata sebesar
4.15, dimana perolehan skor tersebut menggambarkan citra yang bersifat positif.
Selain dari segi pemberian layanan yang diberikan, citra Siloam Hospitals Surabaya
juga dinilai dari segi kondisi lingkungan atau ruangan yang digunakan Siloam
Hospitals Surabaya dalam melayani pengunjung, mulai dari ruang tunggu, ruang
pemeriksaan hingga ruang administrasi pendaftaran dan pembayaran biaya
pemeriksaan. Kondisi lingkungan merupakan atribut yang harus diperhatikan dalam
perbaikan kualitas jasa, dimana atribut ini menjadi atribut yang mendukung jalannya
pelayanan yang diberikan (Gaspersz, 2002, p.2). Oleh karena itu, peneliti
memberikan pernyataan “Saya merasa lingkungan pemeriksaan kesehatan Siloam
Hospitals Surabaya bersih” pada kuesioner untuk mengukur citra Siloam Hospitals
Surabaya dari segi lingkungan.
Pada tabel di atas, tertera deskripsi persebaran respon dari para pengunjung
Siloam Hospitals Surabaya. Dari total 100 responden, dapat diketahui bahwa
sebanyak 96 responden (96%) menyatakan penilaian yang positif terhadap kebersihan
lingkungan Siloam Hospitals Surabaya, dengan detil penilaian sebanyak 73
responden (73%) yang menyatakan setuju dan 23 responden (23%) yang menyatakan
sangat setuju. Terdapat 4 responden (4%) yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Maka, dapat dinyatakan bahwa
sebagian besar dari pengunjung Siloam Hospitals Surabaya menggambarkan citra
yang positif terhadap kondisi kebersihan lingkungan layanan.
114 Universitas Kristen Petra
Pengukuran kualitas sebuah jasa dapat dilakukan dengan melihat aspek
estetika dari atribut fisik yang ada, seperti ruangan yang harum dan keserasian warna
pada ruangan yang digunakan dalam memberikan layanan (Tjiptono & Diana, 2002,
p.47). Hal estetika ini juga berkaitan dengan kebersihan lingkungan, dimana ketika
lingkungan bersih maka akan mendorong para pengunjung merasa bahwa lingkungan
Siloam Hospitals Surabaya adalah lingkungan yang sehat. Menurut definisi Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan,
oleh karena itu lingkungan, ruang dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam
keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan kesehatan,
serta tidak boleh berdebu, becek, dilengkapi oleh pencahayaan yang cukup serta
menyediakan tempat sampah (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2004).
Dalam hal membentuk citra yang positif dari kebersihan lingkungan, dapat
diketahui bahwa peranan Public Relations dapat dilaksanakan dengan membina sikap
para personel dalam Siloam Hospitals Surabaya agar turun mendedikasikan ketaatan
dan kepatuhan dalam menjaga kebersihan lingkungan (Soemirat & Ardianto, 2007,
p.89), salah satunya dengan membentuk beberapa kebijakan serta program-program
nyata yang bisa meningkatkan minat dan kesadaran para personel untuk turun
menjaga kebersihan lingkung Siloam Hospitals Surabaya. Selain itu juga bisa
dilakukan dalam bentuk penyampaian pesan menarik seperti kampanye dan poster-
poster tentang kebersihan lingkungan agar pengunjung juga dapat merasakan bahwa
Siloam Hospitals Surabaya memperhatikan kebersihan.
Tabel 4.41 Lingkungan Siloam Hospitals Surabaya Terasa Nyaman
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 2.0
Tidak Setuju 6.0
Setuju 69.0
Sangat Setuju 23.0
Total 100.0
115 Universitas Kristen Petra
Pada tabel di atas, tergambarkan deskripsi tentang penilaian pengunjung
terhadap Siloam Hospitals Surabaya dari segi kenyamanan lingkungan Siloam
Hospitals Surabaya. Dari pernyataan “Saya merasa nyaman ketika berada di
lingkungan Siloam Hospitals Surabaya” akan diketahui bagaimana pendapat para
pengunjung tentang tingkat kenyamanan lingkungan Siloam Hospitals Surabaya, dan
pernyataan ini mendapatkan skor rata-rata sebesar 4.05 dalam indikator Perception
yang berarti dideskripsikan sebagai citra yang positif.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari pengunjung
merasa lingkungan Siloam Hospitals Surabaya nyaman untuk dikunjungi. Citra
positif tersebut tampak dari jumlah pengunjung yang sebagian besar menyatakan
sikap positifnya, yaitu menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka merasa
nyaman ketika berada di lingkungan Siloam Hospitals Surabaya. Sebanyak 92
responden (92%) menyatakan sikap positif, dengan 69 responden (69%) menyatakan
setuju dan 23 responden (23%) menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk sikap
negatif disampaikan oleh sejumlah orang yaitu sebanyak 8 responden (8%), dengan 6
orang (6%) yang menyatakan tidak setuju dan 2 orang (2%) menyatakan sangat tidak
setuju.
Kenyamanan pengunjung ketika memperoleh layanan di Siloam Hospitals
Surabaya menjadi atribut yang juga membentuk kualitas jasa, dimana kenyamanan
menjadi sebuah harapan atau tuntutan para pengunjung untuk bisa membentuk citra
yang positif terhadap rumah sakit. Kenyamanan tersebut dapat berasal dari lokasi,
ruangan tempat pelayanan, tempat parkir kendaraan, petunjuk-petunjuk arah, dan
lain-lain (Gaspersz, 2002, p.2). Dalam penggambaran citra di subindikator
kenyamanan ini, citra yang terbentuk adalah citra positif sehingga dalam hal ini
keadaan lingkungan Siloam Hospitals Surabaya terdeskripsikan sebagai lingkungan
yang nyaman. Namun ada beberapa pendapat pengunjung yang masih merasa kurang
nyaman ketika mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya. Pengunjung tersebut
dinyatakan ketika pengisian kuesioner, dimana mereka merasa lingkungan Siloam
Hospitals Surabaya tidak nyaman karena ketiadaan lahan parkir di Siloam Hospitals
116 Universitas Kristen Petra
Surabaya, sehingga kesulitan dalam mencari parkir dan harus parkir di tempat yang
agak jauh.
Kenyamanan pengunjung merupakan aspek yang mendukung kepuasan
pengunjung, sehingga dalam kasus ini praktisi Public Relations memegang peranan
menjadi problem solving facilitator. Dalam peran ini, praktisi bekerja sama dengan
pihak manajemen lainnya dalam mendefinisikan dan menyelesaikan masalah, dimana
Public Relations menjadi bagian dalam tim untuk melakukan perencanaan strategis
(Broom, 2009, p.44). Sebagai problem solving facilitator yang ahli dalam pemetaan
masalah, praktisi Public Relations diharapkan untuk menjadi konsultan yang baik
dalam pemecahan masalah dan menyusun solusi yang tepat, terutama dalam hal
mengkomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan lahan
parkir yang ada.
Tabel 4.42 Lingkungan Siloam Hospitals Surabaya Terasa Aman
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 3.0
Setuju 77.0
Sangat Setuju 20.0
Total 100.0
Pada tabel di atas dapat diketahui tentang pandangan para pengunjung Siloam
Hospitals Surabaya terhadap keamanan dari Siloam Hospitals Surabaya. Dari total
100 responden, ternyata sebagian besar pengunjung merasa aman ketika mengunjungi
Siloam Hospitals Surabaya. Pernyataan ini mendapatkan skor rata-rata sebesar 4.14,
dan perolehan skor tersebut mendeskripsikan citra yang positif di mata pengunjung
tentang keamanan lingkungan Siloam Hospitals Surabaya. Dapat dilihat bahwa
sebanyak 97 responden (97%) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan
pernyataan “Saya merasa aman ketika memeriksa kesehatan di lingkungan Siloam
Hospitals Surabaya”, dengan rincian sebanyak 77 responden (77%) menyatakan
setuju dan sebanyak 20 responden (20%) menyatakan sangat setuju. Hanya sebagian
117 Universitas Kristen Petra
kecil dari total responden yang menyatakan penilaian negatifnya, yaitu sebanyak 3
orang (3%) menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan yang menyatakan perasaan
aman ketika memeriksakan kesehatan di lingkungan Siloam Hospitals Surabaya. Hal
ini berarti ada sebanyak 3 orang dari 100 responden yang merasa tidak aman terhadap
lingkungan dari Siloam Hospitals Surabaya.
Atribut keamanan dalam pelayanan jasa juga menjadi faktor penting yang
mempengaruhi citra kualitas rumah sakit, sebab berdasarkan teori Maslow tentang
kebutuhan dasarn manusia, dapat diketahui bahwa kebutuhan akan rasa aman atau
safety needs menjadi kebutuhan dasar yang penting untuk dipenuhi (Danang, 2013,
p.2-3). Dikarenakan keamanan menjadi kebutuhan paling mendasar bagi manusia,
maka penting bagi pihak manajemen dan praktisi Public Relations Siloam Hospitals
Surabaya untuk bekerjasama dalam menjamin akan pemenuhan rasa aman dalam
lingkungan pelayanan.
4.3.2.4 Preference
Indikator Preference merupakan indikator pengukur citra yang melihat apa
saja atribut dari sebuah institusi yang dipilih oleh publik dan menjadi alasan bagi
mereka untuk memilih sebuah institusi (Vos & Schoemaker, 2006, p.85).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka data dalam indikator ini mendeskripsikan
bagian atribut dari Siloam Hospitals Surabaya mana yang dipilih oleh para
pengunjung sehingga atribut tersebut menjadi keunggulan yang bersifat menyeluruh
dalam gambaran citra Siloam Hospitals Surabaya. Ketika pengunjung mengalami
pengalaman dengan Siloam Hospitals Surabaya, maka pengunjung dapat memiliki
kecenderungan terhadap atribut dalam layanan yang kemudian menjadi alasan bagi
mereka memilih Siloam Hospitals Surabaya. Untuk mengetahui gambaran detil dari
atribut pilihan tersebut, berikut tabel dari pernyataan para pengunjung dalam atribut
Preference.
118 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.43 Nilai Rata-Rata Preference
No. Variabel Pernyataan Mean
1. Memilih Layanan Berkualitas 4.10
2. Memilih Petugas Medis Menunjukkan Kepedulian 3.99
3. Memilih Peralatan Medis Berteknologi Modern 3.95
4. Memilih Harga Pemeriksaan Terjangkau 3.66
Tabel diatas memberikan gambaran tentang keputusan para pengunjung dalam
memilih Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan keunggulan yang dirasakan ketika
mengunjungi dan merasakan layanan dari Siloam Hospitals Surabaya. Dari tabel rata-
rata diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak satu atribut atau subindikator pernyataan
dalam indikator Preference mendapatkan nilai rata-rata di atas angka 4, dan tiga
variabel mendapatkan nilai rata-rata dengan angka 3. Nilai rata-rata dengan skor 4
merupakan penggambaran citra Siloam Hospitals Surabaya yang positif di mata
pengunjung, namun dapat dilihat bahwa perolehan angka 3 sebagai penggambaran
pilihan atribut yang lebih rendah dalam pendeskripsian citra Siloam Hospitals
Surabaya dalam indikator Preference.
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tertinggi didapatkan oleh
pernyataan mengenai keputusan pengunjung dalam memilih Siloam Hospitals
Surabaya berdasarkan kualitas layanan yaitu sebesar 4.10, disusul oleh nilai rata-rata
dari pernyataan yang menyatakan keputusan memilih Siloam Hospitals Surabaya
berdasarkan kepedulian petugas medis dengan nilai rata-rata 3.99. Nilai rata-rata
urutan ketiga didapatkan oleh pernyataan yang menyatakan keputusan memilih
Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan peralatan medis yang modern yaitu sebesar
3.95. Untuk nilai rata-rata terendah dimiliki oleh pernyataan yang menyatakan
pendapat para pengunjung yang memutuskan memilih Siloam Hospitals Surabaya
berdasarkan harga pemeriksaan yang terjangkau, dengan nilai rata-rata sebesar 3.66.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengunjung yang
menilai positif kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya lebih banyak dari pada
penilaian aspek lain dari Siloam Hospitals Surabaya, yaitu kepedulian petugas medis,
119 Universitas Kristen Petra
peralatan medis modern dan harga pemeriksaan yang terjangkau. Hal ini memberikan
deskripsi bahwa kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya di mata para pengunjung
lebih tinggi daripada aspek lainnya sehingga membuat para pengunjung memutuskan
untuk memilih Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan kualitas layanannya daripada
aspek harga dan peralatan medis yang modern. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa
para pengunjung menilai harga pemeriksaan Siloam Hospitals Surabaya masih
kurang terjangkau sebab nilai rata-rata dari aspek harga terjangkau ini berada pada
tingkat paling rendah dan peralatan medis Siloam Hospitals Surabaya masih belum
cukup memenuhi standard terkini (modern) sebab nilai rata-rata dari aspek ini berada
pada tingkatan paling rendah kedua setelah pernyataan memilih Siloam Hospitals
Surabaya karena harga terjangkau. Untuk mengetahui secara detil dari penilaian para
pengunjung, berikut tabel penilaian dari setiap variabel pernyataan indikator
Preference.
Tabel 4.44 Memilih Layanan Berkualitas Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 5.0
Setuju 71.0
Sangat Setuju 23.0
Total 100.0
Tabel di atas mendeskripsikan bagaimana penilaian pengunjung terhadap
kualitas layanan dari Siloam Hospitals Surabaya, dimana pernyataan “Saya memilih
Siloam Hospitals Surabaya karena layanannya berkualitas” ini menunjukkan
bagaimana alasan pengunjung dalam memilih Siloam Hospitals Surabaya. Dari 100
responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung menyatakan
persetujuannya terhadap pernyataan yang menunjukkan keputusan memilih Siloam
Hospitals Surabaya berdasarkan tingkat kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya.
Terdapat 94 responden (94%) yang menyatakan persetujuan, dengan 71 responden
(71%) yang menyatakan setuju dan 23 responden (23%) menyatakan sangat setuju.
120 Universitas Kristen Petra
Sedangkan untuk penilaian sikap negatif terdapat 6 responden (6%) yang menyatakan
ketidaksetujuannya, dengan 5 responden (5%) menyatakan tidak setuju dan 1
responden (1%) menyatakan sangat tidak setuju.
Pernyataan ini mendapatkan skor rata-rata sebesar 4.10, sehingga dalam
subindikator tentang kecenderungan pilihan pengunjung terhadap atribut kualitas
layanan memiliki tingkatan citra yang paling tinggi diantara subindikator lainnya.
Melalui penggambaran tersebut, maka dapat diketahui bahwa para pengunjung lebih
banyak yang memilih kualitas layanan di Siloam Hospitals Surabaya dan merasa
bahwa Siloam Hospitals Surabaya memiliki keunggulan dalam hal tersebut. Kualitas
adalah sebuah kondisi yang sesuai atau melebihi harapan publik sehingga pengunjung
bisa merasa puas dengan layanan yang diberikan (Tjiptono & Diana, 2002, p.3).
dikarenakan para pengunjung memiliki pandangan citra paling tinggi pada dimensi
kualitas layanan, praktisi Public Relations berperan dalam mempertahankan citra
positif dengan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan dari Siloam
Hospitals Surabaya.
Tabel 4.45 Memilih Kepedulian Petugas Medis Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 10.0
Setuju 71.0
Sangat Setuju 19.0
Total 100.0
Pada tabel ini, dapat diketahui bagaimana pandangan para pengunjung dalam
memilih Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan kepedulian petugas medis yang
bertugas di Siloam Hospitals Surabaya. Melalui pernyataan “Saya memilih Siloam
Hospitals Surabaya karena petugas medis menunjukkan kepedulian kepada saya”
dapat diketahui bagaimana penilaian dan alasan pengunjung dalam memilih Hospitals
Surabaya berdasarkan aspek kepedulian petugas medis Siloam Hospitals Surabaya.
Pada tabel 4.45 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 90 responden (90%)
121 Universitas Kristen Petra
menyatakan respon persetujuannya, dengan 71 responden (71%) menyatakan setuju
dan 19 responden (19%) menyatakan sangat setuju. Kemudian, ada sebanyak 10
responden (10%) yang menyatakan ketidaksetujuannya dengan menyatakan tidak
setuju. Untuk pernyataan sangat tidak setuju pada bagian ini dapat diketahui bahwa
tidak ada yang memilih jawaban tersebut, dan hal ini menunjukkan bahwa penilaian
pengunjung terhadap kepedulian petugas medis berada dalam taraf lebih positif
daripada aspek lainnya yang memiliki tanggapan sangat tidak setuju yang berarti
penilaian para pengunjung bersikap sangat negatif.
Pada bagian ini, rata-rata skor yang diperoleh adalah sebesar 3.99, dimana
skor rata-rata pernyataan tentang preference kepedulian ini memiliki tingkatan yang
lebih rendah daripada pernyataan tentang preference kualitas. Maka dapat
digambarkan bahwa citra yang dideskripsikan oleh para pengunjung adalah adanya
kecenderungan dalam memilih kualitas yang lebih tinggi daripada kepedulian. Hal ini
dapat diartikan bahwa tingkat kepedulian petugas dalam melayani pengunjung dirasa
lebih rendah daripada kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya, sehingga
pengunjung lebih memilih kualitas layanan. Kemudian, dalam pemenuhan kualitas
layanan, kepedulian menjadi salah satu atribut yang melengkapi (Gaspersz, 2002, p.2)
dan pada hal ini dapat diketahui bahwa subindikator kepedulian masih perlu
ditingkatkan oleh pihak manajemen dan praktisi Public Relations.
Tabel 4.46 Memilih Peralatan Medis Berteknologi Modern
Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 12.0
Setuju 65.0
Sangat Setuju 22.0
Total 100.0
Untuk bagian tabel berikut ini, merupakan tabel yang mendeskripsikan
bagaimana pandangan para pengunjung terhadap peralatan medis Siloam Hospitals
122 Universitas Kristen Petra
Surabaya, melihat bagaimana para pengunjung memutuskan untuk memilih Siloam
Hospitals Surabaya dari aspek peralatan medis berteknologi modern. Pada bagian ini
peneliti memberikan pernyataan berupa “Saya memilih Siloam Hospitals Surabaya
karena memiliki peralatan medis dengan teknologi modern” sehingga dapat
menggambarkan dan melihat secara jelas apakah alasan para pengunjung dalam
memilih Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan peralatan medis yang memiliki
teknologi modern atau tidak.
Dari total 100 responden, sebanyak 87 responden (87%) menyatakan sikap
positif dan sisanya sebanyak 13 responden (13%) menyatakan sikap negatifnya.
Berdasarkan sikap positif yaitu pernyataan yang menyatakan setuju dan sangat setuju,
dapat diketahui bahwa sebanyak 65 responden (65%) menyatakan setuju bahwa
mereka memilih Siloam Hospitals Surabaya karena peralatan medis yang memiliki
teknologi modern, sedangkan untuk pernyataan sangat setuju ada sebanyak 22
responden (22%). Kemudian, untuk pernyataan yang berada pada sikap negatif yaitu
pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju dapat diketahui bahwa pernyataan
tidak setuju lebih banyak daripada pernyataan sangat tidak setuju dengan jumlah 12
responden (12%) yang menyatakan tidak setuju dan 1 responden (1%) yang
menyatakan sangat tidak setuju.
Pernyataan ini memperoleh skor rata-rata sebesar 3.95, dimana skor rata-rata
tersebut juga memiliki tingkatan yang lebih rendah daripada pernyataan sebelumnya
(subindikator kualitas dan kepedulian). Dalam indikator preference, diketahui bahwa
atribut-atribut yang dipilih oleh para pengunjung merupakan sebuah keunggulan dari
institusi tersebut (Vos & Schoemaker, 2006, p.84). Maka, dalam hal ini diketahui
bahwa jumlah pengunjung yang menilai positif atribut modernitas peralatan medis
Siloam Hospitals Surabaya lebih rendah daripada atribut kualitas dan kepedulian.
Dalam hal ini, pihak manajemen rumah sakit beserta praktisi Public Relations
memiliki peranan yang penting dalam peningkatan citra, dimana hal ini juga
berkaitan dengan pengetahuan pengunjung akan kebaharuan peralatan. Berdasarkan
Vos dan Schoemaker (2006), pembentukan citra terjadi berdasarkan adanya
pengalaman baik itu pengalaman pribadi ataupun pengalaman tidak langsung (Vos &
123 Universitas Kristen Petra
Schoemaker, 2006, p. 37). Maka dari itu, hal pengetahuan akan peralatan modern
dapat dikomunikasikan tidak hanya melalui media tertulis seperti bulletin yang
menunjukkan peralatan yang modern, tetapi juga dengan memberikan kesempatan
adanya pengalaman secara pribadi dari tiap pengunjung terhadap peralatan yang
modern. Dengan pelaksanaan peran communication technician tersebut, begitu
pengunjung dapat secara langsung melihat dan merasakan keunggulan modernitas
peralatan medis yang digunakan oleh Siloam Hospitals Surabaya.
Tabel 4.47 Memilih Harga Pemeriksaan Terjangkau Siloam Hospitals Surabaya
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 22.0
Setuju 64.0
Sangat Setuju 13.0
Total 100.0
Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan alasan pengunjung dalam
memilih Siloam Hospitals Surabaya melalui aspek harga pemeriksaan yang
terjangkau. Pada tabel 4.46 di atas, dapat diketahui bagaimana persebaran pandangan
para pengunjung Siloam Hospitals Surabaya terhadap harga pemeriksaan yang
berasal dari pernyataan “Saya memilih Siloam Hospitals Surabaya karena harga
pemeriksaan terjangkau”. Seperti yang telah tertulis pada tabel di atas, dapat
diketahui bahwa sebanyak 77 responden (77%) yang menyatakan sikap positif dan 23
responden (23%) menyatakan sikap negatif terhadap aspek harga pemeriksaan.
Angka tersebut menunjukkan bagaimana pandangan pengunjung terhadap
Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan harga pemeriksaan, dimana yang menyatakan
persetujuan terhadap keputusan memilih Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan
keterjangkauan harga pemeriksaan lebih banyak daripada yang tidak setuju. Namun
meskipun pengunjung yang menyatakan setuju bahwa ‘harga pemeriksaan Siloam
Hospitals Surabaya terjangkau’ berjumlah lebih banyak daripada yang tidak setuju,
dari perolehan jumlah yang tertera pada tabel di atas terdapat sudut pandang lain yang
124 Universitas Kristen Petra
menunjukkan bahwa cukup banyak pengunjung yang merasa harga pemeriksaan
Siloam Hospitals Surabaya kurang terjangkau. Hal tersebut dikarenakan jumlah
pengunjung yang menyatakan ketidaksetujuan pada aspek harga jauh lebih banyak
daripada aspek lainnya pada indikator Preference.
Tingginya jumlah pandangan negatif pada aspek alasan memilih Siloam
Hospitals Surabaya berdasarkan harga pemeriksaan yang terjangkau inilah yang
mengakibatkan pernyataan ini memperoleh nilai rata-rata yang paling rendah diantara
subindikator lainnya yaitu sebesar 3.66. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah
pernyataan negatifnya (tidak setuju dan sangat tidak setuju) berjumlah paling banyak
daripada aspek lainnya dalam indikator Preference yaitu sejumlah 23% dari 100%,
dimana aspek lainnya seperti aspek layanan kualitas hanya berjumlah 5%, aspek
kepedulian petugas medis berjumlah 10% dan peralatan medis berteknologi modern
berjumlah 13%.
Pernyataan ini memberikan deskripsi bahwa para pengunjung lebih sedikit
yang memilih harga ketika mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya, hal tersebut
berkaitan dengan harga pemeriksaan di Siloam Hospitals Surabaya yang dirasa masih
kurang terjangkau, dimana dalam hal ini menjadi faktor yang mempengaruhi minat
pengunjung dalam memilih wadah layanan jasa. Dalam hal ini, pihak manajemen
rumah sakit lah yang memiliki peranan yang penting dalam menentukan harga
layanan, dan dalam hal ini pihak manajemen perlu mengevaluasi dari segi penetapan
harga layanan. dalam penyediaan layanan rumah sakit, keuntungan tidak hanya
dilihat dari segi harga namun juga harus diseimbangkan dengan kualitas yang
memenuhi standar (Gaspersz, 2002, p.66). Peranan praktisi Public Relations dalam
hal ini adalah menjadi komunikator dan perantara yang baik antara pengunjung
dengan pihak manajemen, dimana praktisi Public Relations dapat menjadi
penjembatan mengkomunikasikan kualitas yang bersifat positif sehingga pengunjung
dapat memiliki penilaian bahwa kualitas layanan yang diperoleh bersifat setara
dengan harga yang ada.
125 Universitas Kristen Petra
4.3.2.5 Position
Pada bagian ini, akan dijelaskan bagaimana pandangan para pengunjung
Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan indikator citra Position. Indikator Position
merupakan indikator yang menjadi penilaian publik terhadap sebuah institusi dengan
adanya sebuah perbandingan yang membedakan posisi institusi tersebut dengan
institusi lain pada bidang yang sama (Vos & Schoemaker, 2006, p.85). Pada bagian
ini, maka akan tergambarkan karakteristik secara umum yang dinilai berdasarkan
perbandingan dengan para pesaing yang sesuai, terutama dalam karakteristik yang
perlu untuk diidentifikasi sehingga dapat mengetahui atribut yang membedakan
antara institusi satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini, dapat dilihat bagaimana
posisi karakteristik Siloam Hospitals Surabaya di antara karakteristik rumah sakit
swasta lain di Surabaya.
Tabel 4.48 Nilai Rata-Rata Position
No. Variabel Pernyataan Mean
1. Layanan Lebih Berkualitas 3.77
2. Petugas Medis Lebih Peduli 3.60
3. Peralatan Medis Lebih Berteknologi Modern 3.55
4. Harga Pemeriksaan Lebih Terjangkau 3.44
Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata indikator Position ini
memperoleh nilai di bawah angka 4. Terdapat empat pernyataan yang
menggambarkan posisi Siloam Hospitals Surabaya, dan dari empat pernyataan
tersebut pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi ialah pernyataan yang
memberikan pandangan layanan yang lebih berkualitas daripada rumah sakit swasta
lain di Surabaya dengan nilai rata-rata 3.77.
Diketahui bahwa nilai rata-rata terendah adalah sebesar 3.44 yang didapatkan
oleh pernyataan yang menyatakan posisi harga pemeriksaan Siloam Hospitals
Surabaya daripada rumah sakit swasta lain. Untuk pernyataan yang menunjukkan
posisi kepedulian petugas Siloam Hospitals Surabaya diantaraa petugas medis rumah
126 Universitas Kristen Petra
sakit lain di Surabaya mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3.60, kemudian pernyataan
yang menunjukkan posisi tingkat modernitas peralatan medis Siloam Hospitals
Surabaya diantara rumah sakit swasta lain memperoleh nilai rata-rata sebesar 3.55.
Dikarenakan angka 3 ke atas menggambarkan pandangan positif dan angka di bawah
3 menggambarkan pandangan yang cenderung negatif, perolehan skor rata-rata 3.55
pada indikator posisi ini masih menggambarkan citra yang positif, namun indikator
Position (posisi Siloam Hospitals Surabaya dibandingkan dengan rumah sakit swasta
lainnya) memiliki tingkatan yang paling rendah jika dibandingkan dengan indikator
lainnya. Untuk penjelasan lebih detil, berikut tabel pernyataan dari tiap variabel
indikator Position.
Tabel 4.49 Layanan Siloam Hospitals Surabaya Lebih Berkualitas
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 16.0
Setuju 71.0
Sangat Setuju 12.0
Total 100.0
Tabel di atas mendeskripsikan pandangan para pengunjung tentang posisi
kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya di antara rumah sakit swasta lain.
Penilaian pengunjung tersebut didasarkan kepada pernyataan “Siloam Hospitals
Surabaya memiliki layanan lebih berkualitas daripada rumah sakit swasta lain di
Surabaya” yang tertera pada kuesioner. Pada tabel 4.48, dapat diketahui bahwa
atribut kualitas layanan mendapatkan skor rata-rata sebesar 3.77, dimana atribut
tersebut menggambarkan citra yang positif diantara atribut pembanding yang lain.
Dari tabel 4.49, dapat diketahui bahwa pengunjung yang menyatakan
pandangan positifnya berjumlah lebih banyak daripada pengunjung yang menyatakan
pandangan negatifnya. Berdasarkan pandangan positif yang terdiri dari pernyataan
setuju dan sangat setuju, ada sejumlah 83 responden (83%) yang menyatakan
persetujuannya. Hal ini berasal dari pernyataan setuju yang berjumlah 71 responden
127 Universitas Kristen Petra
(71%) dan sangat setuju berjumlah 12 responden (12%). Kemudian, untuk pernyataan
yang bersikap negatif berjumlah 17 responden (17%), dengan 16 responden (16%)
menyatakan tidak setuju dan 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya lebih tinggi atau
lebih berkualitas daripada rumah sakit swasta lainnya.
Dari deskripsi penilaian tersebut, maka dapat diketahui bahwa Siloam
Hospitals Surabaya digambarkan sebagai rumah sakit yang memiliki kualitas yang
tinggi oleh sebagian besar pengunjung. Meskipun begitu praktisi Public Relations
tetap perlu meningkatkan posisi kualitas layanan di antara rumah sakit swasta lain di
Siloam Hospitals Surabaya, sebab dari skor 1-5 skor 3.77 termasuk kedalam skor
rata-rata yang tergolong rendah. Dalam mengkomunikasikan sebuah kualitas yang
baik maka dibutuhkan sebuah kreativitas dan konsistensi yang tinggi dalam
penyusunan strategi agar posisi atribut kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya
dapat meningkat (Wasesa, 2005, p.266).
Untuk bisa membentuk citra positif yang lebih baik dibutuhkan keunikkan
dalam penyampaian pesan serta kestabilan yang konsisten dalam pemberian layanan
sehingga pengunjung dapat merasa secara langsung dan setuju dengan apa yang
disampaikan oleh praktisi Public Relations tentang kualitas layanannya. Dalam
meningkatkan citra tentang kualitas, praktisi Public Relations juga didorong untuk
bisa memahami audiens terlebih dahulu sehingga dalam penyusunan strategi
komunikasi praktisi dapat mengetahui lebih tentang kebutuhan para pengunjung dan
aspek-aspek kualitas apa saja yang dirasa penting oleh pengunjung (Wasesa, 2005,
p.265).
Tabel 4.50 Petugas Medis Siloam Hospitals Surabaya Lebih Peduli
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 0.0
Tidak Setuju 25.0
Setuju 65.0
Sangat Setuju 10.0
Total 100.0
128 Universitas Kristen Petra
Tabel di atas memberikan deskripsi tentang pandangan para pengunjung
berkaitan dengan posisi kepedulian petugas medis Siloam Hospitals Surabaya
dibandingkan dengan rumah sakit swasta lain di Surabaya. Pernyataan ini
memperoleh rata-rata sebesar 3.60, dimana skor tersebut dapat digolongkan sebagai
penggambaran citra yang positif. Namun dapat diketahui bahwa skor tersebut
berjumlah lebih sedikit daripada subindikator kualitas yang sebelumnya. Dengan nilai
rata-rata 3.60 aspek kepedulian petugas medis tersebut mengalami penurunan dari
aspek pertama (kualitas layanan) yang mendapatkan nilai rata-rata 3.77, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengunjung Siloam Hospitals Surabaya menilai kepedulian
petugas medis Siloam Hospitals Surabaya cenderung lebih rendah dari aspek kualitas
layanannya.
Pada bagian ini, dapat dijelaskan bahwa kepedulian petugas medis merupakan
nilai yang ingin dimiliki oleh Siloam Hospitals Surabaya dalam visinya, dan melalui
pernyataan “Petugas medis Siloam Hospitals Surabaya lebih peduli daripada rumah
sakit swasta lain di Surabaya” akan terlihat bagaimana pengunjung Siloam Hospitals
Surabaya menilai hal tersebut. Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pandangan
para pengunjung yang bersifat positif berjumlah lebih banyak daripada pandangan
yang bersifat negatif. Hal tersebut terlihat dari jumlah pernyataan setuju dan sangat
setuju yang tertera pada tabel lebih banyak dengan jumlah pernyataan setuju
sebanyak 65 responden (65%) dan sangat setuju sebanyak 10 responden (10%).
Dengan jumlah tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang bersifat
positif berjumlah 75 responden (75%) dari 100 responden (100%). Kemudian, untuk
pernyataan yang bersifat negatif berjumlah lebih sedikit, dimana pengunjung yang
memberikan pernyataan tidak setuju berjumlah 25 responden (25%) sedangkan untuk
pernyataan sangat tidak setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Sebanyak 75% dari 100% responden menyatakan
persetujuannya tentang posisi kepedulian petugas medis Siloam Hospitals Surabaya
yang lebih peduli daripada rumah sakit lain swasta di Surabaya. Namun, 25
responden lainnya merasa bahwa kepedulian petugas medis Siloam Hospitals
129 Universitas Kristen Petra
Surabaya tidak lebih baik daripada petugas medis di rumah sakit swasta lain di
Surabaya.
Dalam kegiatannya, praktisi Public Relations melakukan sebuah komunikasi
timbale balik antara institusi dengan pihak publik, dimana dengan hal tersebut
diharapkan munculnya sebuah sikap saling pengertian atau public understanding dan
dukungan atau public support (Soemirat & Ardianto, 2007, p.89). Dalam subindikator
kepedulian petugas pada dasarnya dapat menggambarkan sebuah itikad baik untuk
bisa menimbulkan adanya sikap pengertian dan dukungan publik, sebab ketika
pengunjung merasa dipedulikan oleh pihak Siloam Hospitals Surabaya, maka publik
akan memiliki kemauan yang positif dalam membentuk opini yang dapat bersifat
menguntungkan (Ruslan, 2007, p.8). Maka dari itu, praktisi Public Relations perlu
membentuk sebuah disiplin budaya komunikasi atau sikap kepedulian dari
manajemen dan praktisi Public Relations Siloam Hospitals Surabaya, dengan begitu
diharapkan akan ada sebuah kecenderungan yang saling menguntungkan (Soemirat &
Ardianto, 2007, p.89).
Tabel 4.51 Peralatan Medis Siloam Hospitals Surabaya Lebih Berteknologi Modern
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 1.0
Tidak Setuju 27.0
Setuju 60.0
Sangat Setuju 12.0
Total 100.0
Kemudian, tabel yang tertera di atas ini merupakan tabel yang
menggambarkan posisi teknologi peralatan medis Siloam Hospitals Surabaya, apakah
lebih modern daripada rumah sakit swasta lainnya di Surabaya atau tidak. Dari
pernyataan “Siloam Hospitals Surabaya memiliki peralatan medis lebih berteknologi
modern daripada rumah sakit swasta lain di Surabaya“ akan diketahui bagaimana
respon atau pandangan para pengunjung Siloam Hospitals Surabaya terkait
kemodernan peralatan medis Siloam Hospitals Surabaya.
130 Universitas Kristen Petra
Dari total 100 responden, sebanyak 72 responden (72%) yang menyatakan
pandangan positif atau memberikan citra positif terhadap peralatan medis Siloam
Hospitals Surabaya. Dari 72% tersebut, sebanyak 60 responden (60%) menyatakan
setuju dan 12 responden (12%) yang menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk
pengunjung yang menyatakan citra yang bersifat negatif berjumlah sebanyak 28
responden (28%). Hal tersebut menggambarkan pandangan citra Siloam Hospitals
Surabaya dari aspek peralatan medis menurut pandangan para pengunjung, dan dari
jumlah yang tertera dapat diketahui bahwa sebanyak 72% dari 100 responden menilai
peralatan medis Siloam Hospitals Surabaya lebih modern daripada rumah sakit lain di
Surabaya. Kemudian sisanya sebanyak 28% dari 100 responden menilai bahwa rumah
sakit swasta lain di Surabaya memiliki peralatan medis yang lebih maju atau lebih
modern daripada Siloam Hospitals Surabaya.
Dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 3.55, dapat dikatakan bahwa citra
Siloam Hospitals Surabaya dari segi aspek kemodernitasan peralatan medis Siloam
Hospitals Surabaya memperoleh gambaran citra positif, namun memiliki nilai yang
lebih rendah daripada aspek kualitas layanan dan kepedulian petugas medis.
Teknologi merupakan wujud fisik dari pengetahuan, dan dalam lingkup kompetitif
teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing organisasi (Tjiptono &
Diana, 1996, p.72). Keberadaan citra terhadap teknologi peralatan medis tentu sangat
menentukan posisi Siloam Hospitals Surabaya di antara rumah sakit swasta lain, di
mana ketika pengunjung merasa peralatan medis Siloam Hospitals Surabaya memiliki
peralatan dengan teknologi yang maju, secara tidak langsung Siloam Hospitals
Surabaya dapat bersaing secara efektif dengan rumah sakit lain di Siloam Hospitals
Surabaya.
Dalam hal ini, praktisi Public Relations Siloam Hospitals Surabaya berperan
sebagai back up management dimana praktisi perlu bekerjasama dengan pihak
manajemen rumah sakit untuk dapat menyediakan peralatan medis yang modern.
Dalam peran sebagai back up management praktisi Public Relations melakukan
tahapan pencarian fakta, perencanaan strategi, komunikasi dan evaluasi secara
terstruktur (Ruslan, 2007, p.10). Maka dalam hal ini peran praktisi Public Relations
131 Universitas Kristen Petra
adalah mengkomunikasikan kepada publik manfaat dari teknologi terkini tersebut
sehingga pengunjung atau publik dapat memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap
peralatan tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, citra terbentuk
berdasarkan adanya pengalaman, baik itu secara pribadi maupun tidak langsung (Vos
& Schoemaker, 2006, p.37). Maka untuk meningkatkan posisi Siloam Hospitals
Surabaya dalam atribut teknologi peralatan yang maju, praktisi Public Relations dapat
mewujudkan sebuah komunikasi secara berkesinambungan denan para pengunjung,
sehingga praktisi dapat memantau setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi
(Tjiptono & Diana, 1996, p.109).
Tabel 4.52 Harga Pemeriksaan Siloam Hospitals Surabaya Lebih Terjangkau
Frekuensi / Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 2.0
Tidak Setuju 29.0
Setuju 61.0
Sangat Setuju 8.0
Total 100.0
3.44 Tabel di atas merupakan tabel yang mendeskripsikan bagaimana citra
Siloam Hospitals Surabaya dari aspek posisi harga pemeriksaan medis diantara rumah
sakit swasta lain di Surabaya. Berdasarkan pernyataan “Siloam Hospitals Surabaya
memiliki harga pemeriksaan lebih terjangkau daripada rumah sakit swasta lain di
Surabaya”, dapat digambarkan bagaimana pandangan para pengunjung Siloam
Hospitals Surabaya terhadap harga pemeriksaan di Siloam Hospitals Surabaya jika
dibandingkan dengan rumah sakit lain. Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah pengunjung yang memberikan pandangan negatif berjumlah lebih banyak
daripada tiga aspek sebelumnya (kualitas layanan, kepedulian petugas medis dan
modernitas peralatan medis).
Jumlah pengunjung yang menyatakan pandangan negatif dengan menyatakan
sangat tidak setuju dan tidak setuju berjumlah 31 responden (31%) dari 100%
responden, dengan rincian yang terdiri dari 29 orang (29%) menyatakan tidak setuju
dan 2 orang (2%) menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan mengenai
132 Universitas Kristen Petra
harga pemeriksaan di Siloam Hospitals Surabaya lebih terjangkau daripada rumah
sakit swasta lain di Surabaya. Hal ini mempengaruhi jumlah pandangan yang bersifat
positif menjadi lebih sedikit atau berkurang dari aspek lainnya, dimana jumlah
pengunjung yang menyatakan setuju dan sangat setuju hanya berjumlah 69 responden
(69%) dari 100 responden. Pengunjung yang menyatakan setuju berjumlah 61
responden (61%) dan pengunjung yang menyatakan sangat setuju berjumlah 8
responden (8%).
Perolehan nilai rata-rata pada aspek harga dalam indikator posisi ini
mendapatkan nilai rata-rata yang paling rendah di antara seluruh aspek indikator
pengukur citra dalam penelitian ini. Dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 3.44,
dapat disimpulkan bahwa citra Siloam Hospitals Surabaya mendapatkan nilai yang
rendah dari segi indikator position, dalam aspek perbandingan harga pemeriksaan.
Pada bagian ini, dapat dikatakan bahwa ada sebagian pengunjung yang merasa harga
pemeriksaan Siloam Hospitals Surabaya tidak lebih terjangkau daripada rumah sakit
swasta lain di Surabaya.
Berdasarkan temuan tersebut, maka dapat diketahui bahwa praktisi Public
Relations memiliki peranan penting dalam menentukan strategi yang tepat (Soemirat
& Ardianto, 2007, p.88). Hal tersebut perlu dilakukan agar pengunjung tetap
mempercayakan layanan kesehatannya di Siloam Hospitals Surabaya meskipun harga
yang dibayarkan tergolong tinggi. Dikarenakan pada penggambaran citra ini kualitas
adalah atribut yang dipilih dan dinilai paling tinggi dari atribut lainnya, maka pada
bagian ini praktisi Public Relations perlu membentuk sebuah strategi komunikasi
untuk menonjolkan kualitas layanan Siloam Hospitals Surabaya sehingga dapat
membentuk persepsi dan timbal balik yang positif dari para pengunjung.
4.4 Deskripsi Citra Menurut Karakteristik Responden
4.4.1 Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Pembagian segmen publik merupakan hal yang sangat lumrah dalam industri
baik itu produk ataupun jasa. Terdapat beberapa manfaat ketika membagi publik ke
dalam segmentasi tertentu secara terstruktur, seperti memudahkan dalam
133 Universitas Kristen Petra
membedakan keinginan publik, dapat merancang pelayanan yang lebih baik, bisa
menyusun strategi pemasaran yang lebih terarah, serta menciptakan strategi
komunikasi yang lebih efektif (Kotler & Armstrong, 2012). Pada bagian ini, peneliti
menganalisis pandangan citra Siloam Hospitals Surabaya berdasarkan karakteristik
responden yaitu segmentasi jenis layanan yang diperoleh para pengunjung dan status
perolehan layanan para pengunjung. Analisis pada bagian ini akan memberikan
pandangan citra Siloam Hospitals Surabaya secara detil dari setiap karakteristik
responden, dimana citra yang bersifat positif dan negatif tersebut berasal dari
identifikasi pernyataan para pengunjung. Diharapkan dengan adanya analisis ini akan
memberikan penjelasan lebih dalam tentang bagaimana setiap karakter responden
memberikan penilaian terhadap citra Siloam Hospitals Surabaya.
4.4.1.1 Crosstabs Jenis Layanan
Pada bagian ini, akan dideskripsikan bagaimana pandangan citra berdasarkan
jenis layanan medical check up di Siloam Hospitals Surabaya yang terdiri dari
layanan asuransi, korporat dan privat. Layanan asuransi adalah layanan yang
merupakan calon klien dan klien dari institusi asuransi, layanan korporat adalah
layanan yang melayani pengunjung utusan dari perusahaan–perusahaan, sedangkan
privat adalah layanan yang melayani publik umum yang ingin melakukan
pemeriksaan kesehatan di departemen medical check up. Berikut tabel gambaran citra
dari masing-masing pengunjung jenis layanan tersebut.
134 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.53 Crosstabs Jenis Layanan
Jenis
Layanan
Primary
Impression Familiarity Perception Preference Position
(-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+)
Asuransi 1 7 1 7 4 4 3 5 3 5
% total 12.5% 87.5% 12.5% 87.5% 50.0% 50.0% 37.5% 62.5% 37.5% 62.5%
Korporat 6 35 7 34 7 34 9 32 9 32
% total 14.6% 85.4% 17.0% 83.0% 17.0% 83.0% 22.0% 78.0% 22.0% 78.0%
Privat 6 45 9 42 17 34 15 36 26 25
% total 11.8% 88.2% 17.7% 82.3% 33.3% 66.7% 29.5% 70.5% 51.0% 49.0%
Total 13 87 17 83 28 72 27 73 38 62
Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis layanan yang memberikan citra
positif dengan tingkat yang paling tinggi di beberapa indikator adalah responden dari
jenis layanan medical check up korporat, sedangkan untuk jenis layanan privat dan
asuransi hanya menggambarkan citra positif paling tinggi pada salah satu indikator.
Citra positif paling tinggi yang diberikan oleh pengunjung layanan korporat berada
pada indikator Perception, Preference, dan Position. Sedangkan citra positif paling
tinggi di indikator Familiarity diberikan oleh pengunjung layanan asuransi, dan citra
positif paling tinggi di indikator Primary Impresion diberikan oleh pengunjung
layanan privat.
Untuk pernyataan negatif, dapat diketahui bahwa pengunjung layanan
korporat dideskripsikan memberi pernyataan negatif dalam beberapa pernyataan
dengan persentase paling tinggi pada indikator Primary Impression yaitu 14.7% dari
total 41 responden. Responden jenis layanan asuransi memberikan pernyataan negatif
kepada indikator kesan pertama (Primary Impression) dengan persentase sebesar
12.5% dari 8 responden dan pengunjung layanan medical check up privat sebesar
11.8% dari 51 responden. Dari data pandangan yang diberikan oleh ketiga jenis
layanan tersebut, menggambarkan bahwa pada kesan pertama citra Siloam Hospitals
Surabaya dimata responden pengunjung layanan korporat yang bersifat negatif
berjumlah paling tinggi, dimana hal tersebut mendukung fakta bahwa pengunjung
korporat merupakan pengunjung utusan perusahaan yang cenderung belum memiliki
135 Universitas Kristen Petra
pengalaman dilayani oleh Siloam Hospitals Surabaya sehingga membuat penilaian
kesan pertama tersebut cenderung rendah.
Kemudian, ketika pengunjung korporat merasakan pelayanan medical check
up, indikator Perception, Preference dan Position dari responden pengunjung
korporat dideskripsikan penilaian positifnya memiliki tingkat yang paling tinggi
dibandingkan dengan jenis layanan asuransi dan privat. Persentase dari responden
jenis layanan korporat pada indikator Perception, Preference, dan Position tersebut
ialah sebesar 83% untuk indikator Perception, serta 78% untuk indikator Preference
dan Position. Hal tersebut menggambarkan adanya pengalaman layanan yang bersifat
positif sehingga mendorong pengunjung layanan korporat memberikan penilaian
yang juga bersifat positif. Klien korporat merupakan salah satu fokus yang menjadi
perhatian dari pihak manajemen sekaligus dengan tujuan untuk menjaga relasi dengan
rekan perusahaan, dan dari hasil penggambaran citra yang ada, dapat diketahui bahwa
layanan yang diberikan kepada pengunjung korporat berhasil memberikan dampak
yang positif terhadap penggambaran citra Siloam Hospitals Surabaya di mata
pengunjung klien korporat.
Kemudian, diketahui bahwa pengunjung layanan privat memberikan penilaian
citra yang bersifat positif pada indikator Primary Impression dengan tingkatan
persentase yang paling tinggi, yaitu sebesar 88.2% dari 51 pengunjung. Sedangkan
untuk Primary Impression dari pengunjung asuransi persentase positifnya berjumlah
87.5% dan pengunjung layanan korporat paling rendah yaitu sebesar 85.3%. Pada
bagian ini, dapat dideskripsikan bahwa pengunjung privat memiliki kesan pertama
positif yang lebih tinggi terhadap Siloam Hospitals Surabaya daripada pengunjung
layanan asuransi dan korporat.
Pada tabel juga terdeskripsikan bahwa pengunjung privat menggambarkan
citra negatif Familiarity dengan tingkatan paling tinggi di antara jenis layanan
lainnya, yaitu sebesar 17.7%, sedangkan citra negatif pengunjung korporat sebesar
17% dan pengunjung asuransi sebesar 12.5%. Kemudian, pengunjung privat juga
memberikan penilaian terhadap posisi Siloam Hospitals Surabaya di antara rumah
sakit lain (indikator Position) dengan citra negatif yang paling tinggi di antara tiga
136 Universitas Kristen Petra
jenis layanan yang ada yaitu sebesar 51% atau lebih dari setengah responden
pengunjung layanan privat, sedangkan pengunjung jenis layanan lain yaitu korporat
dan asuransi memberikan penilaian citra negatif pada indikator Position sebesar 22%
dan 37.5%.
Dari deskripsi temuan tersebut, di antara jenis layanan yang ada
penggambaran citra dari pengunjung layanan privat diketahui memberikan penilaian
negatif pada indikator Familiarity (indikator pengetahuan akan informasi layanan dan
kedekatan emosi) paling tinggi sehingga lebih memiliki kecenderungan dalam
pengenalan akan Siloam Hospitals Surabaya yang lebih rendah daripada rumah sakit
swasta lain di Surabaya. Tingginya penilaian negatif pada Familiarity memicu adanya
penggambaran posisi Siloam Hospitals Surabaya dengan penilaian negatif yang juga
tinggi. Hal tersebut juga dikarenakan pengunjung privat secara aktif mengunjungi
Siloam Hospitals Surabaya tanpa terikat institusi tidak seperti pengunjung layanan
korporat atau asuransi yang mengunjungi Siloam Hospitals Surabaya karena masing-
masing kepentingan dari pihak perusahaan dan asuransi, sehingga dapat memiliki
pilihan rumah sakit atau penyedia layanan jasa lain yang lebih banyak dan bervariasi.
Dengan adanya pengetahuan akan layanan dari rumah sakit lain, akan mempengaruhi
tingkat perbandingan akan Siloam Hospitals Surabaya yang lebih terbuka, sehingga
semakin tinggi juga kemungkinan untuk mengetahui layanan yang dirasa lebih positif
daripada Siloam Hospitals Surabaya.
Ketika pengunjung korporat memberikan penilaian yang bersifat negatif
paling tinggi pada indikator Primary Impression dan penilaian positif paling tinggi
pada indikator Position, ditemukan bahwa indikator Position mengalami perbedaan
yang signifikan dimata pengunjung privat. Berbanding terbalik dengan pengunjung
korporat, pengunjung privat memberikan citra positif paling pada indikator Primary
Impression kemudian memberikan citra yang bersifat negatif paling tinggi kepada
indikator Position. Hal ini menjadi temuan yang mendeskripsikan adanya hubungan
yang berbanding terbalik antara indikator Primary Impression dan Position di mata
pengunjung korporat dan pengunjung privat.
137 Universitas Kristen Petra
Selanjutnya, dapat diketahui tentang deskripsi pandangan pengunjung dari
pengunjung asuransi, dimana pengunjung asuransi memberikan penilaian positif
paling tinggi pada indikator Familiarity, dengan persentase sebanyak 87.5%. Hal
tersebut memberikan deskripsi bahwa pengunjung asuransi memiliki pengetahuan
yang paling tinggi terhadap layanan Siloam Hospitals Surabaya di antara jenis
layanan lain dan memiliki kedekatan emosi dengan percaya kepada Siloam Hospitals
Surabaya sebagai rumah sakit yang berkualitas di Surabaya. Sedangkan untuk
indikator Perception dan Preference diketahui bahwa pengunjung asuransi
memberikan penilaian yang bersifat negatif paling tinggi di antara responden jenis
layanan yang lain.
Pengunjung asuransi memberikan penilaian sebesar 50% untuk indikator
Perception dan 37.5% untuk indikator Preference. Hal tersebut mendeskripsikan
bahwa perception dan preference dengan penilaian negatif yang paling tinggi tersebut
dikarenakan pengunjung asuransi merupakan calon klien wadah asuransi tertentu
yang mewajibkan pengunjung melakukan pemeriksaan sebagai syarat pendaftaran,
sehingga tidak diberikan benefit atau perlindungan untuk dapat layanan medical
check up secara menyeluruh. Hal tersebut menjadi faktor yang membatasi keinginan
para pengunjung asuransi sehingga dapat menimbulkan adanya penilaian negatif yang
lebih tinggi pada atribut-atribut pelayanan.
4.4.1.2 Crosstabs Status Perolehan Layanan
Pada tabel di bawah, dapat diketahui pandangan citra Siloam Hospitals
Surabaya berdasarkan status perolehan layanan medical check up. Penyilangan tabel
pada bagian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan citra Siloam
Hospitals Surabaya pada saat pengunjung belum mendapatkan layanan secara utuh
dengan pengunjung yang sudah mendapatkan layanan secara utuh. Analisa ini
dilakukan untuk menganalisa secara umum atau secara abstrak bagaimana penilaian
terhadap layanan medical check up Siloam Hospitals Surabaya sebelum dan sesudah
pengunjung benar-benar merasakan layanan.
138 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.54 Crosstabs Status Perolehan Layanan Medical Check Up
Status
Layanan
Primary
Impression Familiarity Perception Preference Position
(-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+)
Belum 5 35 8 32 11 29 10 30 13 27
% total 12.5% 87.5% 20.0% 80.0% 27.5% 72.5% 25.0% 75.0% 32.5% 67.5%
Sudah 8 52 9 51 17 43 17 43 25 35
% total 13.3% 86.7% 15.0% 85.0% 28.3% 71.7% 28.3% 71.7% 41.6% 58.4%
Total 13 87 17 83 28 72 27 73 38 62
Menurut perolehan data yang tertera, ditemukan bahwa berdasarkan status
perolehan layanan, citra positif yang diberikan oleh pengunjung mengalami
penurunan pada pengunjung yang sudah mendapatkan layanan medical check up. Hal
ini menjadi temuan yang penting, dimana ketika pengunjung sudah mendapatkan
layanan justru terjadi sebuah penurunan pada citra positif dan peningkatan pada citra
negatif. Jika dilihat dari total pengunjung yang sudah mendapatkan layanan yaitu ada
sebanyak 60 orang, hampir seluruh indikator pengukur citra mengalami penurunan
citra positif dari pengunjung yang sudah mendapatkan layanan, sedangkan dari
pengunjung yang belum mendapatkan layanan secara utuh yaitu sebanyak 40 orang
memberikan penilaian citra positif yang tingkat nya lebih tinggi daripada pengunjung
yang sudah mendapatkan layanan secara utuh di hampir seluruh indikator citra. Dapat
dilihat pada tabel bahwa pengunjung yang sudah mendapatkan layanan hanya
mengalami peningkatan citra pada indikator Familiarity, yaitu citra positif meningkat
sebanyak 5% dari 80% citra positif dari pengunjung yang belum mendapatkan
layanan menjadi 85% citra positif dari pengunjung yang sudah mendapatkan layanan
medical check up.
Seperti yang telah diketahui, indikator Familiarity merupakan indikator
pengetahuan yang berkaitan dengan layanan, petugas dan aspek kebijakan yang
menjadi bagian dari Siloam Hospitals Surabaya. Menurut Vos & Schoemaker (2002),
indikator citra Familiarity ini dapat terbentuk secara utuh ketika seseorang memiliki
pengalaman secara langsung dengan organisasi dimana ketika seseorang tersebut
139 Universitas Kristen Petra
telah memiliki pengalaman maka dapat menggambarkan kesimpulan citra yang
berbeda dibandingkan dengan sesesorang yang belum pernah mengalami pengalaman
secara langsung. Maka dari itu, temuan data ini membuktikan teori bahwa ketika
seseorang memiliki pengalaman dan terlibat secara langsung, maka citra dari
indikator Familiarity akan lebih meningkat atau dapat dikatakan semakin memiliki
pengetahuan lebih utuh dan meningkatkan kedekatan dengan organisasi tersebut
(dalam hal ini Siloam Hospitals Surabaya).
Kemudian, untuk citra yang bersifat negatif diketahui mengalami peningkatan
dalam indikator Primary Impression, Perception, Preference, dan Position, dimana
pengunjung yang sudah mendapatkan layanan ternyata memberikan dampak pada
citra yang bersifat negatif menjadi lebih tinggi. Dapat dilihat bahwa indikator
Primary Impression merupakan indikator kesan pertama yang muncul di benak para
pengunjung, dan pada crosstab ini diketahui citra negatifnya meningkat dari 12.5%
menjadi 13.3%. Lalu untuk indikator Perception atau penilaian terhadap karakteristik
atau atribut layanan, diketahui persentase citra negatifnya meningkat dari 27.5%
menjadi 28.3%. Citra negatif paling tinggi pada indikator pilihan aspek dari
pengunjung (Preference) yang mana pada awalnya diberikan oleh pengunjung yang
belum mendapatkan layanan secara utuh dengan persentase 25%, kemudian menjadi
28.3% pada pengunjung yang sudah mendapatkan layanan. Dan terakhir untuk
indikator Position yaitu indikator yang melihat perbandingan Siloam Hospitals
Surabaya di antara rumah sakit swasta lain di Siloam Hospitals Surabaya meningkat
cukup banyak dari 32.5% menurut pengunjung yang belum mendapat layanan secara
utuh menjadi 41.6% menurut pengunjung yang sudah mendapatkan layanan.
Perolehan data tersebut memberikan deskripsi bahwa para pengunjung yang sudah
mendapatkan layanan secara garis besar atau yang sudah mendapatkan pengalaman
dilayani oleh Siloam Hospitals Surabaya menggambarkan citra Siloam Hospitals
Surabaya dengan kecenderungan lebih negatif daripada rumah sakit swasta lain di
Surabaya.
Dalam industri jasa, terdapat nilai harapan dan persepsi para pengunjung yang
berdasarkan pada realita, dimana bila nilai harapan lebih kecil daripada nilai persepsi,
140 Universitas Kristen Petra
maka pengunjung dapat dikatakan puas terhadap layanan secara utuh sebab realita
layanan sesuai atau lebih dari apa yang diharapkan oleh para pengunjung, sedangkan
apabila nilai harapan lebih besar daripada nilai persepsi maka dapat dikatakan bahwa
pengunjung tidak puas terhadap layanan secara utuh (Soelasih dalam Darwin &
Kunto, 2014). Pada bagian ini, dapat diketahui bahwa pengunjung yang belum
mendapatkan layanan memiliki harapan akan pelayanan yang cenderung bersifat
positif, dimana ketika harapan tersebut kemudian dialami secara langsung oleh para
pengunjung dan berubah menjadi realita yang tidak sesuai dengan harapan maka
dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan rasa tidak puas akan layanan dan hal ini
bersifat penting untuk menjadi evaluasi bagi pihak manajemen Siloam Hospitals
Surabaya.
Dalam penggambaran citra dari Siloam Hospitals Surabaya tersebut, maka
praktisi Public Relations memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan citra
layanan Siloam Hospitals Surabaya di mata pengunjung setelah mendapatkan layanan
secara utuh. Peranan tersebut adalah memperkuat dan mempertahankan persepsi
publik tentang Siloam Hospitals Surabaya, yang merupakan rumah sakit dengan
keterampilan medis yang tinggi, memiliki rasa belas kasih dan layanan yang efisien
(Wilcox & Cameron, 2012, p.431). Untuk terwujudnya citra yang positif di mata
pihak eksternal, tentu harus dilakukan perbaikan kualitas di pihak internal.
Dalam hal ini praktisi Public Relations berperan dalam mengkomunikasikan
kualitas layanan dan mendorong seluruh personel dalam layanan untuk bisa percaya
dan yakin dengan institusinya sendiri. Dengan begitu maka pihak internal dapat
didorong untuk memberikan yang terbaik dan mendedikasikan pekerjaannya untuk
nama baik Siloam Hospitals Surabaya. Tugas PR dalam hal ini merupakan pembinaan
sikap dan mental personel serta menumbuhkan semangat korporat yang sehat dan
dinamis serta mendorong tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam
memelihara citra yang tetap konsisten dari sebelum dan sesudah memberikan layanan
(Soemirat & Ardianto, 2007, p.89; Wasesa, 2005, p.267).
141 Universitas Kristen Petra
4.5 Citra Siloam Hospitals Surabaya di Mata Pengunjung unit Medical Check
Up Secara Keseluruhan
Pada pembahasan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa citra adalah
sebuah kesan, perasaan dan gambaran publik tentang perusahaan yang secara sengaja
dibentuk berdasarkan objek orang atau organisasi (Soemirat & Ardianto, 2007, p.
113). Dalam penelitian ini, peneliti menyusun sebuah deskripsi tentang citra Siloam
Hospitals Surabaya, dimana citra Siloam Hospitals Surabaya diperoleh berdasarkan
sebuah pengalaman yang dialami oleh publik terkait (Vos & Schoemaker, 2006,
p.19). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran citra dilihat dari
pernyataan pengunjung dari skor yang ada, dimana pernyataan sangat tidak setuju
sama dengan skor 1, tidak setuju sama dengan skor 2, setuju sama dengan skor 4, dan
sangat tidak setuju sama dengan skor 5. Interval penggambaran sifat citra ialah 2,
sehingga perolehan skor diatas angka 3 mendeskripsikan citra positif, dan dibawah
angka 3 mendeskripsikan citra negatif. Berikut deskripsi dari gambaran citra Siloam
Hospitals Surabaya secara keseluruhan.
Tabel 4.55 Citra Keseluruhan Siloam Hospitals Surabaya
Primary
Impression Familiarity Perception Preference Position
Skor Rata-rata
tiap indikator 4.14 4.12 4.09 3.92 3.59
Citra Keseluruhan 3.98
Penggambaran citra terlihat dari angka rata-rata yang diperoleh secara
keseluruhan, dimana dari skor 1 sampai 5, nilai rata-rata respon di seluruh indikator
pengukur citra tergambarkan secara positif dengan skor rata-rata sebesar 3.98.
Indikator yang mendapatkan skor rata-rata 4 adalah indikator Primary Impression
dengan nilai rata-rata indikator sebesar 4.14, indikator Familiarity sebesar 4.12 dan
indikator Perception sebesar 4.09. Sedangkan indikator Preference memperoleh nilai
rata-rata indikator dibawah 4 yaitu sebesar 3.92 dan Position yang memperoleh nilai
rata-rata indikator sebesar 3.59. Dengan pemaparan detil nilai rata-rata tersebut maka
142 Universitas Kristen Petra
dapat dikatakan bahwa pengunjung memiliki pandangan citra yang bersifat positif
terhadap Siloam Hospitals Surabaya atas setiap indikator pengukurnya, dengan paling
tinggi adalah indikator Primary Impression dan paling rendah adalah indikator
Position.
Tabel 4.56 Total Respon Keseluruhan Indikator
Frekuensi Persentase (%)
Sangat Tidak Setuju 27 0.8
Tidak Setuju 255 7.5
Setuju 2415 71.0
Sangat Setuju 703 20.7
Total 3400 100.0
Tabel di atas memberikan deskripsi secara keseluruhan mengenai jumlah
respon para pengunjung atas 34 butir pernyataan yang ada pada kuesioner. Dengan
total jumlah responden sebanyak 100 orang dan 34 butir pernyataan yang mewakili
indikator citra, maka total respon yang akan diperoleh sebanyak 3400 respon. Pada
tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas atau sebagian besar dari responden
penelitian menyatakan pandangan citra dengan skor yang tinggi terhadap pernyataan
kuesioner citra Siloam Hospitals Surabaya melalui pernyataan setuju dan sangat
setuju. Dapat dilihat bahwa dari total keseluruhan respon, terdapat 2415 respon (72%)
yang menyatakan setuju dan 703 respon (20.7%) yang menyatakan sangat setuju yang
mendeskripsikan penggambaran citra bersifat positif. Kemudian, untuk pernyataan
yang menggambarkan pandangan citra yang bersifat negatif berasal dari pernyataan
tidak setuju dan sangat tidak setuju, dengan jumlah pernyataan sangat tidak setuju
sebanyak 27 respon (0.8%) dan jumlah pernyataan tidak setuju sebanyak 255 respon
(7.5%).
Tabel 4.57 Tingkat Kecenderungan Citra Siloam Hospitals Surabaya
Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
Negatif 282 8.3
Positif 3118 91.7
Total 3400 100.0
143 Universitas Kristen Petra
Dari tabel di atas, diketahui bahwa citra Siloam Hospitals Surabaya cenderung
bersifat positif. Hal tersebut terbukti dari tingginya jumlah pandangan yang bersifat
positif, yaitu sebanyak 91.7% dari 100% keseluruhan jumlah respon pengunjung.
Sedangkan sisanya adalah untuk respon yang bersifat negatif yaitu sebesar 8.3%.
Citra Siloam Hospitals Surabaya terbentuk dari indikator-indikator pembentuk citra
yaitu Primary Impression, Familiarity, Perception, Preference, dan Position, dimana
setiap indikator disesuaikan dengan nilai-nilai dan aspek-aspek layanan medical
check up yang menentukan kualitas jasa yang diberikan oleh Siloam Hospitals
Surabaya. Kualitas layanan tersebut terdiri dari kemampuan Siloam Hospitals
Surabaya dalam menunjukkan eksistensinya secara fisik (tangible), keandalan
perusahaan dalam memberikan layanan yang terpercaya (reliability), ketanggapan
petugas dalam hal kecepatan dan ketepatan dalam melayani (responsiveness), adanya
jaminan atas kepastian layanan yang dapat menimbulkan rasa kepercayaan
(assurance) serta perhatian khusus yang diberikan oleh petugas kepada para
pengunjung (tangible). Berdasarkan keseluruhan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung Siloam Hospitals Surabaya memiliki
citra yang bersifat positif terhadap Siloam Hospitals Surabaya.