4. analisis dan pembahasan 4.1. gambaran umum · 40 universitas kristen petra - laundry - seterika...
TRANSCRIPT
38
Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
Secara geografis Tana Toraja terletak antara 2o- 3
o LS dan antara 119
o-
120o BT, daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Mamuju di utara,
Kabupaten Luwu di selatan, Kabupaten Enrekang dan Pinrang di selatan,
Kabupaten Polmas di barat. Luas wilayah Kabupaten tana Toraja adalah 3.205,77
Km2.
Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi 29 kecamatan dan 268
Kelurahan. Tana Toraja dikenal sebagai tanah para raja ini juga terkenal dengan
adat istiadat yang masih sangat kental, Tana Toraja memiliki alam dan budaya
yang mempesona.
Tana Toraja, merupakan obyek wisata yang terkenal dengan kekayaan
budayanya dan salah satu daya tarik wisata Indonesia. Dihuni oleh Suku Toraja
yang masih mempertahankan gaya hidup yang khas. Kabupaten yang terletak
sekitar 350 km sebelah Utara Makassar ini sangat terkenal dengan bentuk
bangunan rumah adatnya. Rumah adat ini bernama Tongkonan. Atapnya terbuat
dari daun nipa atau kelapa dan mampu bertahan sampai 50 tahun. Tongkonan ini
juga memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakat seperti strata emas,
perunggu, besi dan kuningan.
Untuk menuju Tana Toraja terdapat jalur penerbangan domestik Makassar
- Tana Toraja yang saat ini hanya sekali seminggu dan memakai pesawat kecil
berpenumpang delapan orang, yang memakan waktu 45 menit dari Bandara
Hasanuddin Makassar. Jika lewat darat, perjalanan ini cukup lama yaitu
membutuhkan waktu selama tujuh jam.
Ada banyak daya tarik dari Tana Toraja seperti acara yang menarik di
kawasan wisata ini yaitu adanya upacara pemakaman jenazah (rambu solo) dan
rambu tuka (pesta syukuran) yang merupakan kalender tetap tiap tahun. Selain
event tersebut, para pengunjung bisa melihat dari dekat obyek wisata budaya
menarik lainnya seperti penyimpanan jenazah di penampungan mayat berbentuk
kontainer ukuran raksasa dengan lebar 3 meter dan tinggi 10 meter serta
39
Universitas Kristen Petra
tongkonan yang sudah berusia 600 tahun, kuburan bayi di atas pohon tarra,
pekuburan leluhur, seperti situs makam pahat di Lemo, makam goa purba di
Londa, perkampungan Kete Kesu yang begitu populer di kalangan turis karena di
sana ada tongkonan, lumbung padi dan megalit di antara persawahan, serta
makam aristokrat.
Kunjungan wisatawan ke Tana Toraja sangat berpengaruh pada
pertumbuhan perekonomian Tana Toraja khususnya pada Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dari sektok pariwisata. Pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata
diperoleh dari jasa-jasa seperti tarif objek wisata, pajak hotel dan restoran serta
pendapatan dari penjualan souvenir.
Untuk jumlah hotel dan kapasitas kamar di Kabupaten Tana Toraja, salah
satu daerah tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Selatan cukup memadai. hingga
saat ini terdapat lima hotel bitang di kabupaten Tana Toraja yang biasa digunakan
oleh wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Kelima hotel tersebut
adalah Hotel Sahid, Pantan Toraja Hotel, Hotel Puri Artha, Hotel Batupapan dan
Hotel Sangalla.
Meskipun belum tergolong hotel yang besar, namun dengan jumlah kamar
yang tersedia, masih mampu menampung seluruh wisatawan yang datang pada
masa liburan. Selain hotel, di Kabupaten Tana Toraja juga terdapat sejumlah
penginapan yang bisa digunakan oleh wisatawan dengan harga yang lebih
terjangkau.
Bukan hanya hotel atau penginapan yang disediakan oleh untuk para
pengunjung tetapi beberapa restoran dan rumah-rumah makan pun terdapat di
Kabupaten Tana Toraja dengan menyediakan hidangan baik yang khas dari daerah
Tana Toraja maupun dari daerah-daerah lainnya.
Pendapatan dari penjualan kamar dan makanan pada hotel dan restoran
dikenakan pajak yang akan menjadi sumber pendapatan asli daerah yaitu pajak
hotel dan restoran. Dan yang menjadi objek dari pajak hotel dan restoran yang ada
di Tana Toraja adalah sebagai berikut :
a. Fasilitas Penginapan
b. Fasilitas penunjang, antara lain :
- Telepon
40
Universitas Kristen Petra
- Laundry
- Seterika
- Taxi/angkutan yang disediakan untuk disewakan
- Fotocopy
- Telex
- Faximile
c. Fasiltas olahraga dan hiburan, antara lain :
- Kolam renang
- Karaoke
- Pub/diskotik
- Tennis
- Fitnes
- Golf
d. Persewaan ruangan, antara lain:
- Perkawinan
- Pertemuan rapat
e. Penjualan makanan dan minuman
Untuk mengurus pajak hotel dan restoran maka Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tana Toraja adalah unsur pelaksana pemerintah Kabupaten Tana
Toraja dibidang pendapatan daerah. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tana
Toraja dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada kepala daerah. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tana Toraja.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Tana Toraja mempunyai tugas:
a. Mengkoordinasikan penyusunan program Badan Pengelola Keuangan dan
Kekayaan Daerah dengan memberikan arahan kepada Sekretariat dengan
Kepala Bidang dengan mengacuh pada rencana.
b. Merumuskan kebijakan teknis inovasi Bidang Pengelola Keuangan dan
Kekayaan Daerah berdasarkan kewenangan yang ada dan kondisi obyektif
dilapangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
c. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidangnya berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
41
Universitas Kristen Petra
d. Membina bawahan dalam pencapaian program badan dengan memberikan
petunjuk pemecahan masalah agar bawahan mampu melaksanakan tugas
jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
f. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah.
g. Menyusun Laporan Keuangan yang merupakan pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD.
h. Menyimpan dan menata-usahakan bukti kepemilikan kekayaan Daerah.
i. Memberi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas melalui disposisi atau
secara lisan agar pekerjaan berjalan baik.
j. Memberi telahan staf kepada Bupati menyangkut pengelolaan keuangan
Daerah.
k. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan tugas Badan Pengelola
Keuangan dan Kekayaan Daerah.
l. Merumuskan kebijakan teknis mengenai tugas-tugas yang diserahkan oleh
Bupati sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan
memberi bimbingan/pembinaan untuk mencapai daya guna dan hasil guna.
m. Menginventarisir permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas
sekaligus mencari upaya pemecahannya.
n. Menilai prestasi dan semangat pengabdian bawahan sesuai ketentuan
dengan melihat hasil kerja dan kedisiplinan bawahan untuk pembinaan
karier.
o. Menyusun/membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Badan Pengelola
Keuangan dan Kekayaan Daerah sebagi bahan pertanggung jawaban atau
bahan evaluasi.
p. Melaksanakan tugas kedinasan lain sehubungan dengan pengelolaan
keuangn dan kekayaan daerah yang diperintahkan oleh Kepala Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut Organisasi Dinas
Pendapat
Daerah Kabupaten Tana Toraja yang dikepalai oleh seorang Kepala Dinas
didukung oleh sekertariat yang terdiri dari 4 Sub Bagian dan 6 Bidang 18 seksi
dan Kelompok jabatan Fungsional yang terdiri dari:
42
Universitas Kristen Petra
1. Sekretariat :
2. Bidang Pendataan dan Penerimaan
3. Bidang Penagihan dan Penerimaan
4. Bidang Anggaran
5. Bidang Perbendaharaan
6. Bidang akuntansi
7. Bidang Aset
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Bidang yang berperan dalam penetepan, penyetoran dan pelaporan pajak
hotel dan restoran adalah bidang pendataan dan penetapan,bidang penagihan dan
penerimaan dan bidang anggaran. Adapun tugas dari masing-masing bidang
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas merencanakan
operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tuga Bidang Pendataan
dan Penetapan. Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari :
1) Seksi Penetapan dan Pendaftaran yang mempunyai tugas
menghimpun, mengelola dan mencatat Objek Pajak dan Retribusi
Daerah, melakukan pemeriksaan lapangan dan membuat daftar
formulir SPT
2) Seksi Perhitungan yang mempunyai tugas merencanakan kegiatan,
memberi petunjuk, memberi tugas, membimbing,
memeriksa/mengecek dan membuat laporan tugas Seksi Perhitungan
3) Seksi Penetapan mempunyai tugas menghitung besarnya angsuran
atas permohonan wajib pajak dan retribusi serta menata usaha jumlah
ketetapan PBB yang penagihannya dilimpahkan kepada Daerah
bersarkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dalam Daftar Himpunan
Pokok Pembayaran (DHPP) PBB
b. Bidang Penagihan dan Penerimaan mempunyai tugas melaksanakan
Penagihan Pajak dan Retribusi Daerah yang telah melampaui batas waktu
jatuh tempo, melayani keberatan dan permohonan banding serta
mengumpulkan dan mengolah data sumber-sumber penerimaan Pajak
43
Universitas Kristen Petra
Daerah dan Retribusi Daerah. Bidang Penagihan dan Penerimaan terdiri
dari :
1) Seksi Penagihan mempunyai tugas menyiapkan dan mendistribusikan
surat menyurat dan dokumentasi yang berhubungan dengan penagihan
2) Seksi Keberatan mempunyai tugas menerima dan melayani surat
menyurat keberatan dan surat permohonan banding atas materi
Penetapan Pajak dan Retribusi Daerah, menyiapkan keputusan,
menerima dan menolak keberatan dan merumuskan penyelesaian
permohonan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak
3) Seksi Pengelolaan dan Penerimaan mempunyai tugas mengumpulkan
dan mengelola data diluar Pajak dan Retribusi daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Bidang Anggaran mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi,
memberi tugas, memberi petunjuk, mengatur, mengevaluasi dan
melaporkan penyelenggaraan tugas Bidang Anggaran. Bidang Anggaran
terdiri dari :
1) Seksi Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan mempunyai tugas
merencanakan, mengatur dan mempersiapkan serta menyusun
Anggran Pendapatan dan Pembiayaan
2) Seksi Anggaran Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas
merencanakan kegiatan, memberi petunjuk, memberi tugas,
membimbing, memeriksa/mengecek dan membuat laporan tugas Seksi
Anggaran Belanja Tidak Langsung
3) Seksi Anggaran Belanja Langsung mempunyai tugas merencanakan,
mengatur dan mempersiapkan serta menyusun anggaran dan
pengelolaan Anggaran Belanja Langsung.
4.2. Deskripsi Data Penelitian
Sebelum melakukan analisis, penulis akan menjabarkan data yang
diperoleh dalam penelitian baik data yang diperoleh dari kantor DIPENDA Tana
Toraja maupun data yang diperoleh dari Hotel dan Restoran “X” dan Wisma “Y’.
44
Universitas Kristen Petra
4.2.1. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran di Tana Toraja
Pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan restoran dilakukan oleh petugas
DIPAENDA bidang Pendataan dan Penetapan serta Bidang Penagihan dan
Penerimaan. Berikut adalah cara pemungutan pajak hotel dan restoran di
Kabupaten Tana Toraja,antara lain:
a. Petugas pendataan memberikan formulir Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah (SPTPD) kepada pengusaha hotel selaku wajib pajak untuk diisi.
b. Formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) tersebut diisi oleh
pihak wajib pajak dan memberikannya kembali kepada petugas pendataan
untuk diproses selanjutnya.
c. Formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD dibuat sebanyak tiga
rangkap. Satu rangkap untuk wajib pajak, satu rangkap untuk diarsipkan
sedangkan satu rangkap lagi diberikan kepada bagian penetapan untuk
diproses selanjutnya.
d. Bagian penetapan akan langsung menetapkan jumlah pajak yang harus
dibayar oleh wajib pajak bedasarkan angka yang tercantum dalam Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dengan membuatkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)
dibuat sebanyak dua rangkap. Satu rangkap formulir kwitansi, Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD),
e. Bagian bendaharawan menerima pembayaran pajak dari pihak wajib pajak
f. Setelah melakukan pembayaran, wajib pajak akan diberikan tanda bukti
pembayaran . lembar ini dibuat sebanyak tiga rangkap. Satu rangkap untuk
pembayar atau wajib pajak, satu rangkap untuk bendahara penerimaan dan
satu rangkap untuk arsip.
g. Bagian penetapan dan penerimaan akan membuat laporan pajak data hotel
dan restoran yang nantinya akan dicocokkan antara bidang penetapan
dengan penerimaan.
Sedangkan pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan restoran untuk rumah
makan atau cafe di Kabupaten Tana Toraja antara lain:
45
Universitas Kristen Petra
a. Petugas mendatangi rumah makan atau cafe untuk melakukan pendataan.
b. Petugas dan pengusaha rumah makan atau cafe kemudian melakukan
kesepakatan mengenai cara dan penetapan pajak untuk rumah makan
setiap bulannya
c. Cara dan penetapan pajak untuk rumah makan atau cafe adalah
menggunakan sistem karcis retribusi. Dimana untuk pembayaran pajaknya
menggunakan karcis pajak restoran dan rumah makan yang jumlah
pajaknya ditentukan dengan cara patok harga yang merupakan
kesepakatan antara petugas dan pengusaha rumah makan atau cafe. Jumlah
pajak yang dibayarkan akan sama untuk setiap bulannya sampai ada
kesepakatan selanjutnya untuk perubahan jumlah pajak yang akan
dibayarkan.
d. Setelah jumlah pajak ditetapkan maka pengusaha harus membayar pajak
yang terutang untuk tiap bulannya.
e. Untuk pembayaran pajaknya, petugas memberi kebebasan bagi pengusaha
apakah mereka akan membayar untuk setiap bulannya, tiap 2 bulan atau
ingin melunasi pajak terutangnya untuh 1 tahun.
f. Bukti pembayaran pajak yang dilakukan pengusaha warung makan atau
cafe adalah berupa karcis restoran/rumah makan/cafe.
Dalam pemungutan pajak Hotel dan Restoran digunakan beberapa
formulir. Berikut adalah cara pengisian formulir yang digunakan dalam
pemungutan pajak Hotel dan Restoran.
a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerh (SPTPD)
Surat Pemberitahuan Pajak Daerh (SPTPD) digunakan untuk perhitungan
atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
harta kewajiban sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Tana Toraja.
adapun cara pengisian Formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerh
(SPTPD) adalah :
- Mengisi nomor STPD, Masa Pajak dan Tahun Pajak
- Mengisi NPWPD dan alamat sesuai dengan NPWPD dan alamat wajib
pajak
46
Universitas Kristen Petra
- Pada bagian A-C khusus untuk data hotel dan bagian D-F khusus
untuk Restoran
- Untuk bagian A diisi sesuai dengan golongan Hotel, tarif dan jumlah
kamar serta golongan kamar, apakah menggunakan register atau tidak
dan apakah pengusaha hotel menggunakan pembukuan/pencatatan
- Untuk bagian A diisi sendiri oleh pengusaha hotel sedangkan bagian B
dan C pengusaha hotel harus memilih apakah menggunakan self
assessment atau official assessment system dalam perhitungan
pajaknya.
- Jika memilih self assessment system, maka pengusaha hotel hanya
mengisi bagian B dan E
- Pada bagian B nomor 1 diisi dengan masa pajak, DPP (jumlah
pembayaran yang diterima), tarif yang telah ditetapkan dan jumlah
pajak terutang pada masa pajak sebelumnya sedangkan nomor 2 diisi
dengan masa pajak, DPP (jumlah pembayaran yang diterima), tarif
yang telah ditetapkan dan jumlah pajak terutang untuk masa pajak
yang sedang dilaporkan
- Sedangkan jika memilih official assessment system, maka yang
mengisi bagian C adalah petugas dengan menuliskan masa pajak dan
DPP ( jumlah pembayaran yang diterima.
- Untuk bagian D diisi sendiri oleh pengusaha restoran dengan mengisi
jumlah meja yang tersedia, jumlah kursi serta jumlah pengunjung per
hari, menggunakan kas register/tidak dan mengadakan
pembukuan/pencatatan atau tidak
- Untuk pengisian secara self assessment system sama dengan pengisian
pada bagian B begitu juga dengan pengisian secara official assessment
sama dengan pengisian pada bagian C.
- Pada bagian G yang berisi pernyataan diisi oleh pengusaha sesuai
dengan tanggal pengisian SPTPD dan ditandatangani oleh wajib pajak
47
Universitas Kristen Petra
- Pada bagian H diisi oleh petugas penerima yang mengisi apakah
memakai self assessment system atau official assessment system,
kemudian mengisi tanggal sesuai dengan tanggal diterimanya SPTPD,
nama dan NIP petugas yang menerima serta tanda tangan petugas.
Gambar 4.1. Formulir SPTPD Masa Februari 2010
48
Universitas Kristen Petra
Untuk SPTPD yang kedua berisi mengenai objek-objek pajak hotel dan
restoran. SPTPD diisi oleh pengusaha hotel dan restoran sesuai dengan penjualan
yang dilakukan. Data pada SPTPD ini kemudian di pindahkan ke SPTPD yang
pertama sesuai jenis penerimaannya. SPTPD yang kedua diisi bersamaan dengan
SPTPD yang pertama kemudian ditandatangani oleh petugas hotel dan juga
pegawai DIPENDA
Gambar 4.2. Formulir SPTPD Masa Februari 2010
49
Universitas Kristen Petra
b. Surat Ketetapan Pajak (SKPD)
Surat Ketetapan Pajak (SKPD) digunakan untuk penetapan besarnya
jumlah pokok pajak. Adapun cara pengisian formulir Surat Ketetapan
Pajak (SKPD) adalah :
- Mengisi masa dan tahun pajak
- Mengisi biodata wajib pajak sesuai yang tercantum dalam formulir
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
- Mengisi tanggal jatuh tempo sesuai dengan tanggal yang telah
ditetapkan dalam peraturan.
- Mengisi rincian penerimaan, untuk kolom kode rekening diisi sesuai
rekening jenis pajak misalnya pajak hotel, pajak restoran, pajak cafe
dll.
- Kemudian jumlah ketetapan pajak diisi sesuai dengan jumlah
ketetapan pajak yang sudah ditetapkan dalam formulir Surat
Penetapan Pajak daerah (SPTPD) yaitu 10% dari jumlah penerimaan.
- Untuk sanksi denda dan bunga diisi sesuai dengan jumlah bunga dan
denda yang dikenakan untuk setiap pajak yang kurang atau tidak
dibayar sebesar 2% per bulan
- Tanda terima diisi sesuai nama,NPWPD dan alamat wajib pajak.
Tanda terima ini sebagai bukti bahwa wajib pajak telah membayarkan
pajaknya dengan ditandatangai oleh petugas yang menerima
pembayaran pajak.
50
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3. Formulir SKPD Masa Februari 2010
c. Tanda Bukti Pembayaran
Tanda bukti pembayaran ini digunakan sebagi bukti pembayaran atas
pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Tanda bukti pembayaran ini
51
Universitas Kristen Petra
diisi sesuai dengan jenis pajak yang dibaryarkan oleh wajib pajak dan tanggal
pembayaran pajak yang dilakukan.
Gambar 4.4. Tanda Bukti Pembayaran
52
Universitas Kristen Petra
4.2.2. Data Penelitian dari Kantor DIPENDA Tana Toraja
1. Laporan Pendapatan DIPENDA Tana Toraja
Dalam penetapan, penyetoran dan pelaporan pajak hotel dan restoran pada
kantor DIPENDA Tana Toraja melibatkan Bidang Pendataan dan Penetapan dan
Bidang Penagihan dan Penerimaan. Data yang digunakan oleh petugas dalam
penetapan, penyetoran dan pelaporan pajak hotel dan restoran adalah jumlah
penjulan kamar dan makanan pada hotel dan restoran selama tahun 2010. Adapun
data-data yang diperoleh dari kantor DIPENDA terkait pajak Hotel dan Restoran
di Kabupaten Tana Toraja, antara lain :
Tabel 4.1 LAPORAN PENDAPATAN DIPENDA
Tahun Anggaran 2010
Anggaran Realisasi Selisih
Pajak Hotel 78.100.000 48.573.277 29.526.723
- Hotel Bintang Tiga 53.100.000 28.041.000 25.059.000
- Hotel Bintang Dua 10.000.000 7.444.000 2.556.000
- Hotel Melati Tiga 15.000.000 8.217.881 6.782.119
- Hotel Melati Dua - 2.815.500 2.815.500
- Hotel Melati Satu - 2.054.000 2.054.000
Pajak Restoran 202.000.000 160.853.588 41.146.412
- Restoran “A” 125.000.000 72.111.435 52.888.565
- Restoran Hotel “B” 3.000.000 12.174.800 9.174.800
- Restoran Hotel “C” 10.000.000 7.315.400 2.684.600
- Restoran “X” 15.000.000 - 15.000.000
- Restoran “Y” 3.000.000 28.925000 25.925.000
- Restoran “Z” 84.000.000 40.346.953 43.653.047
Rumah Makan 47.112.000 57.859.000 10747.000
Cafe 27.888.000 4.970.738 22.917.000
Kantin 2.000.000 - 2.000.000
Total 657.200.000 481.702.572 193.497.428
Sumber : Kantor Dipenda Tana Toraja
53
Universitas Kristen Petra
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan pajak yang telah
dianggarkan untuk tahun 2010 sebagian besar belum tercapai. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu:
a. Masih banyak pengusaha hotel dan restoran yang belum membayarkan
pajak terutangnya.
b. Ada beberapa hotel dan restoran yang tidak melaporkan pajaknya secara
benar.
c. Ada beberapa hotel dan restoran yang telah tutup.
Dan untuk jumlah pendapatan pajak, jumlah pajak restoran lebih besar di
banding jumlah pendapatan pajak lainnya pada pendapatan pajak Hotel dan
Restoran di Kabupaten Tana Toraja.
2. Laporan Penetapan Pajak Hotel, Restoran dan Cafe/Karaoke Tahun 2010
pada DIPENDA Tana Toraja
Dasar penetapan untuk hotel, restoran dan cafe/karaoke pada tabel
dibawah adalah:
a. Untuk Hotel dasar penetapannya adalah 10% dari jumlah penjualan kamar
ditambah dengan fasilitas-fasiltas penunjang yang telah ditetapkan dalam
SPTPD.
b. Untuk Restoran dasar penetapannya adalah 10% dari jumlah penjulan
makanan dan minuman.
c. Untuk Cafe/karaoke dasar penetapannya adalah 10% dari jumlah penjulan
makanan dan minuman pada cafe/restoran
d. Untuk kategori rumah makan atau cafe dasar penetepannya adalah
berdasarkan patok harga yang merupakan kesepakatan antara petugas
dengan pengusaha rumah makan atau cafe untuk jumlah pajak yang akan
dibayarkan tiap bulannya.
Sedangkan untuk tanggal pelunasannya berdasarkan atas tanggal
pembayaran yang dilakukan oleh pengusaha pajak kepada petugas.
54
Universitas Kristen Petra
55
Universitas Kristen Petra
3. Penerimaan Pajak Hotel dan restoran pada kantor DIPENDA Kabupaten Tana
Toraja
Data berikut adalah data yang diperoleh dari kantor DIPENDA Tana Toraja
yang merupakan data penerimaan pajak hotel dan restoran dari Hotel dan
Restoran“X” dan Wisma “Y” yang ada di Tana Toraja.
Tabel 4.3. Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran “X”
Tahun 2010
Hotel/Kamar
(Rp)
Restoran
(Rp)
Cafe/Karaoke
(Rp)
Januari 695.500 550.250 -
Pebruari 577.500 219.050 -
Maret 799.000 328.300 109.850
April 894.500 587.600 13.650
Mei 981.500 111.500 -
Juni 1.234.000 373.200 -
Juli 953.500 274.100 -
Agustus 838.500 512.000 -
September 550.000 674.500 -
Oktober 990.000 1.016.500 -
November 1.161.500 1.050.400 -
Desember 1.905.500 1.618.00 -
TOTAL 11.581.000 7.315.400 123.500
Sumber : kantor DIPENDA Tana Toraja
56
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Penerimaan Pajak Wisma “Y”
Tahun 2010
Hotel/Kamar (Rp)
Januari 565.000
Pebruari 704.000
Maret 672.000
April 370.000
Mei 560.000
Juni 700.000
Juli 625.000
Agustus 445.000
September 370.000
Oktober 430.000
November 375.000
Desember 350.000
TOTAL 6.166.000
Angka yang tercantum pada tabel penerimaan pajak diatas merupakan
jumlah pembayaran yang dilakukan oleh pengusaha hotel dan restoran
berdasarkan angka yang terdapat dalam formulir Surat Ketetapan Pajak
Daerah(SKPD) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
4.2.3. Data Penelitian pada Hotel dan Restoran di Kabupaten Tana Toraja
1. Hotel dan Restoran “X”
Hotel dan Restoran “X” merupakan hotel bintang II dengan jumlah kamar
sebanyak 40 kamar yang berada di Makale, Tana Toraja. Data yang digunakan
sebagai dasar perhitungan dan pembayaran pajak Hotel dan Restoran “X” adalah
jumlah penjualan kamar, penjualan makanan dan minuman (restoran), fasilitas
hiburan ( karaoke, kolam renang, dll) dan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan
pelaksanaan perhitungan dan pembayaran pajak yang dilakukan oleh pengusaha
Hotel dan Restoran “X” antara lain :
a. Wajib pajak mengisi formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
yang diberikan oleh petugas sesuai dengan jumlah penjualan penjualan
57
Universitas Kristen Petra
kamar, penjualan makanan dan minuman (restoran), fasilitas hiburan (
karaoke, kolam renang, dll) dan fasilitas penunjang lainnya.
b. Setelah mengisi formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD),
kemudian petugas akan menetapkan pajak yang terutang dengan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
c. Wajib akan membayar pajak yang terutang sesuai dengan angka yang
tercantum dalam formulir Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) kepada
petugas.
d. Wajib akan diberikan Tanda Bukti Pembayaran setelah wajib pajak
melakukan pembayaran.
e. Setelah proses penetapan sampai dengan pembayaran pajak, wajib akan
menerima satu rangkap Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), satu
rangkap Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan satu rangkap Tanda
Bukti Pembayaran.
Setelah melihat proses penetapan dan pembayaran pajak hotel dan restoran
adapun data mengenai jumlah penjualan penjualan kamar, penjualan makanan dan
minuman (restoran), fasilitas hiburan ( karaoke, kolam renang, dll) dan fasilitas
penunjang lainnya pada Hotel dan Restoran “X” adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5. Pendapatan Hotel dan Restoran “X”
Tahun 2010
Penjualan Kamar (Rp) Restoran ( Rp) Kolam Renang (Rp)
Januari 32.550.000 15.220.609 2.054.000
Pebruari 19.525.000 9.934.222 4.040.000
Maret 30.705.000 2.478.165 2.406.500
April 23.850.000 12.846.250 959.000
Mei 14.600.000 915.885 1.683.500
Juni 18.060.000 5.013.130 246.500
Juli 27.445.000 1.418.420 385.500
Agustus 12.072.000 4.690.319 806.500
September 10.980.000 7.004.650 1.052.500
Oktober 19.660.000 8.515.305 595.500
Novenber 10.630.000 5.530.614 616.500
Desember 18.420.000 135.000 1.106.500
TOTAL 238.497.000 73.702.569 15.952.500
58
Universitas Kristen Petra
2. Data Penelitian pada Wisma “Y”
Wisma “Y” merupakan hotel melati II dengan jumlah kamar sebanyak 14
kamar yang berada di tengah kota Makale, Tana Toraja. Data yang digunakan
sebagai dasar perhitungan dan pembayaran pajak Wisma “Y” adalah jumlah
penjualan kamar. Sedangkan pelaksanaan perhitungan dan pembayaran pajak
dilakukan oleh pengusaha Hotel dan Restoran “X” antara lain :
a. Wajib pajak mengisi formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
yang diberikan oleh petugas sesuai dengan jumlah penjualan penjualan
kamar, penjualan makanan dan minuman (restoran), fasilitas hiburan (
karaoke, kolam renang, dll) dan fasilitas penunjang lainnya.
b. Setelah mengisi formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD),
kemudian petugas akan menetapkan pajak yang terutang dengan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
c. Wajib akan membayar pajak yang terutang sesuai dengan angka yang
tercantum dalam formulir Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) kepada
petugas.
d. Wajib akan diberikan Tanda Buktu Pembayaran setelah wajib pajak
melakukan pembayaran.
e. Setelah proses penetapan sampai dengan pembayaran pajak, wajib akan
menerima satu rangkap Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), satu
rangkap Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan satu rangkap Tanda
Bukti Pembayaran.
Setelah melihat pelaksanaan penetapan dan pembayaran pajak hotel dan
restoran adapun data mengenai jumlah penjualan penjualan kamar Wisma “Y”
adalah sebagai berikut :
59
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6. Pendapatan Wisma “Y”
Tahun 2010
Penjualan Kamar (Rp)
Januari 5.650.000
Pebruari 7.040.000
Maret 6.720.000
April 3.700.000
Mei 5.600.000
Juni 7.000.000
Juli 6.250.000
Agustus 4.450.000
September 3.700.000
Oktober 4.300.000
Novenber 3.750.000
Desember 3.500.000
TOTAL 61.660.000
Sumber : Wisma “Y”
4.3. Analisis dan Pembahasan
Setelah melakukan penelitian di kantor DIPENDA Kabupaten Tana Toraja
selaku pihak yang diberi wewenang dalam memungut pajak Hotel dan Restoran
dapat diketahuai bahwa prosedur pemungutan pajak hotel dan restoran
berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Rertribusi Daerah dan
Penerimaan Pendapatan Lain-lain sama dengan prosedur pemungutan pajak hotel
dan restoran menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Tahun 2003 sama.
Ini terbukti dari pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Tahun 2003
berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999
tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Rertribusi Daerah dan
Penerimaan Pendapatan Lain-lain. Tetapi untuk sistem pemungutan pajak hotel
dan restoran Tana Toraja menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja
Tahun 2003 memakai self assessment system.
60
Universitas Kristen Petra
Dan setelah melihat data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kantor
DIPENDA Kabupaten Tana Toraja belum menjalankan prosedur-prosedur sesuai
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Tahun 2003. Hal ini dapat
dilihat dari waktu dan jumlah pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak/pengusaha
hotel dan restoran. Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara
dengan petugas dan wajib pajak/pengusaha hotel dan restoran dan dengan melihat
data yang diperoleh dari kantor DIPENDA Tana Toraja diketahui bahwa waktu
penagihan pajak yang dilakukan oleh petugas tidak sesuai dengan prosedur yang
ada dimana di dalam prosedur pemungutan pajak hotel dan restoran, SPTPD harus
disampaikan selambat-lambatnya 15 hari setelah berakhirnya masa pajak namun
dalam kenyataannya SPTPD disampaikan di atas tanggal 15 atau bahkan pada
bulan berikutnya. Wajib pajak/pengusaha hotel dan restoran selalu berpatokan
pada jadwal petugas yang melakukan penagihan. Sehingga pembayaran pajak
setiap bulannya oleh wajib pajak/pengusaha hotel tidak sesuai dengan tanggal
pembayaran pajak.
Selain karena tidak menentunya jadwal penagihan oleh petugas, wajib
pajak/pengusaha hotel dan restoran tidak membayar pajak tepat pada waktunya
dengan alasan mereka belum menerima pembayaran dari konsumen atau mereka
menggabungkan pembayaran pajak untuk masa pajak 2-3 bulan dan dibayar pada
bulan-bulan berikutnya. Dan apabila terjadi keterlambatan pembayaran pajak,
wajib pajak/pengusaha hotel dan restoran tidak dikenakan sanksi apapun dari
petugas. Petugas tidak mengenakan sanksi kepada wajib pajak/pengusaha karena
petugas berpendapat bahwa pokok pajak yang seharusnya mereka bayar selalu di
tunda karena alasan belum terima pembayaran apalagi bila ditambah dengan
sanksi bisa jadi wajib pajak akan mencari-cari alasan untuk tidak akan membayar
pajaknya.
Selain waktu pembayaran yang tidak sesuai dengan prosedur, angka-angka
yang ada di kantor DIPENDA dan yang ada pada hotel dan restoran pun berbeda.
Bisa kita lihat dari hasil data yang diperoleh tetntang pajak hotel dan restoran
yang dibayar oleh pengusaha Hotel dan Restoran “X” dengan jumlah penjualan
kamar, penjualan makanan dan minuman (restoran), fasilitas hiburan ( karaoke,
kolam renang, dll) dan fasilitas penunjang lainnya terdapat berbedaan yang sangat
61
Universitas Kristen Petra
besar. Perbedaan ini terjadi karena pada saat petugas melakukan penagihan,
mereka tidak pernah mencocokkan angka yang tertulis di formulir Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dengan pembukuan yang ada di hotel dan
restoran “X”. Mereka memberikan kepercayaan penuh kepada wajib
pajak/pengusaha hotel dalm mengisi formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD). Berapun angka yang telah wajib pajak/pengusaha hotel tuliskan dalam
formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) maka itulah jumlah pajak
yang harus mereka bayar dengan menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) tanpa harus mencocokkan dengang pembukuan pada hotel dan restoran
“X”.
Pengisian formulir-formulir yang digunakan dalam penetapan, penyetoran
dan pelaporan pajak hotel dan restoran tidak diisi secara lengkap,dimana dari data
yang diperoleh kolom NPWPD dan juga kolom-kolom yang lain yang harusnya
diisi, tidak diisi oleh petugas. Begitu juga untuk kolom tarif jumlah kamar hotel
belum diisi sesuai dengan jumlah penjualan kamar. Dimana di formulir SPTPD
diisi tarif kamar Rp 50.000,- dan jumlah kamar 16. Sedangkan pada kenyataannya
jumlah kamar yang terjual adalah untuk tarif kamar Rp 50.000,- jumlah kamar
yang terjual 110 kamar dan yang untuk tarif Rp 70.000,- yang terjual 22 kamar.
Jadi total kamar yang terjual adalah 132 kamar.
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pemungutan
pajak yang ada di kantor DIPENDA dan pelaksanaan pembayaran pajak pada
Hotel dan Restoran di Tana Toraja tidak sesuai dengan prosedur pemungutan
pajak menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Tahun 2003 dilihat dari
waktu pembayaran dan jumlah pajak yang dibayarkan oleh pengusaha hotel dan
restoran. Selain itu,data yang telah diperoleh baik dari kantor DIPENDA dan dari
pengusaha Hotel dan Restoran dapat dilihat bahwa yang tidak melaporkan
pajaknya sesuai dengan jumlah omset yang diterima adalah Hotel dan Restoran
“X”. Terjadinya perbedaan angka pada pembayaran pajak hotel dan restoran ini
terjadi karena ketidakpatuhan para pengusaha hotel dan restoran dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Dikatakan patuh disini karena pembukuan mereka
jelas, bukti-bukti yang menujukkan omset lengkap maksudnya bukti yang berupa
nota penjualan dan buku penjualan jelas. Namun pembayaran pajak terutang
62
Universitas Kristen Petra
belum sesuai waktu yang ditetapkan, dengan kata lain mereka belum memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Letak
ketidakpatuhan disini bisa berbagai macam diantaranya :
1. Pengusaha Hotel dan Restoran tidak mau menunjukkan omset yang
sebenarnya, padahal untuk pengenaan pajak itu sendiri dihitung dari
omset dikalikan tarif
2. Tidak menggunakan nota saat pembayaran dilakukan. Jika tidak ada
nota sebagai tanda bukti pembayaran maka omset yang sebenarnya
tidak dapat diketahui.
3. Pembayaran pajak yang tidak sesuai dengan tarif. Disini biasanya
pengusaha menginginkan pembayaran pajaknya dengan sistem patok
harga.
4. Pajak terutang yang tidak dibayar atau tunggakan pajak yang tidak
kunjung dibayar.
Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pengawasan kepatuhan
pengusaha Hotel dan restoran antara lain:
Dari pihak Dipenda:
a. Keterbatasan personel dalam hal jumlah petugas pajak yang terbatas.
b. Keterbatasan waktu serta keahlian yang dimiliki.
c. Kurangnya sanksi yang tegas dalam menindak WP yang tidak patuh.
Dari pihak Wajib Pajak:
a. Wajib Pajak kurang memiliki kesadaran akan pentingnya pajak
sebagaai sumber penerimaan daerah
b. Wajib pajak tidak mematuhi peraturan yang berlaku.
c. Wajib pajak seringkali menyembunyikan omset yang sesungguhnya.
Selain pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan restoran yang tidak sesuai
dengan prosedur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Tahun 2003
juga terdapat penambahan formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).
Dimana formulir tambahan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
digunakan untuk melihat rincian penerimaan hotel dan restoran yang merupakan
obyek pajak hotel dan restoran.
63
Universitas Kristen Petra
Adapun prosedur yang tidak dijalankan oleh petugas dalam pemungutan
pajak hotel dan restoran adalah penggunaan SSPD dalam pembayaran pajak.
Dimana dalam pelaksanaannya pembayaran tidak menggunakan SSPD tetapi
menggunakan Tanda Bukti pembayaran sebagai bukti pembayaran pajak hotel dan
restoran.