39514524-penguat-bertingkat
DESCRIPTION
PenguatTRANSCRIPT
INTISARI
Pada tanggapan penguatan terhadap frekuensi (frecuency response), yang
merupakan ketergantungan penguat terhadap frekuensi, semakin besar nlai
penguatannya, lebar pitanya semakin sempit, karena itu nilai penguatan yang sering
dipakai maksimum hanya beberapa puluh kali saja, dan penguatan menjadi harus
dilakukan dalam beberapa tahap.Pada praktikum ini, penguatan dilakukan dalam 3
tahap.Inti dari praktikum ini, seperti yang tertera pada tujuannya, yaitu memahami
prinsip rangkaian penyangga (buffer), menyadari pengaruh pembebanan terhadap
pengamat, dan menyadari, lalu mencari pengaruh penguatan terhadap lebar pita
frekuensi.
I. TUJUAN
♣ Memahami prinsip rangkaian penyangga
♣ Menyadari pengaruh pembebanan terhadap penguat
♣ Menyadari pengaruh penguatan terhadap lebar pita frekuensi
II. ALAT – ALAT DAN BAHAN
1. Tiga buah Op – Amp
2. Beberapa buah resistor
3. Catu daya bipolar
4. Signal Generator
III. TEORI DASAR
Seperti yang telah diketahui pada praktikum sebelumnya, op – amp adalah salah
satu dari penguat. Penguat ini disebuat penguat operasional, karena penggunaannya
sangat luas. Op – Amp merupakan penguat differensial dengan dua keluaran dan satu
masukkan. Pada praktikum ED. 2.1 , dirancang penguat pembalik, tak membalik,
penguat instrumentasi, dan penjumlah pembalik. Disini, kita akan memahami
rangkaian penyangga , pembebanan terhadap penguat, dan pengaruh penguatan
terhadap lebar lebar pita.
Jika digambarkan tanggapan terhadap frekuensi untuk berbagai nilai penguatan
akan diperoleh grafik yang semakin besar penguatan , frekuensinya akan semakin
kecil, dan demikian, lebar pita untuk penguatan makin besar , makin mengecil
(berbanding terbalik), misalkan untuk penguatan 1000 f didapatkan frekuensi 100 Hz,
penguatan 100 f , frekuensinya 10KHz, nilai penguatan yang maksimum hanya
beberapa puluh kali saja, oleh karena itu, penguatan dilakukan bertingkat (dalam
beberapa tahap).Misalnya penguatan dilakukan tiga tahap, sebut saja penguat awal,
penguat tahap kedua, dan penguat akhir.Namun muncul masalah baru, yaitu
munculnya efek pembebanan. Penguat yang dibelakang akan mempengaruhi
(membebani) penguat di depannya.
Gb. 2.1 Tanggapan penguat terhadap frekuensi
Misalkan kita mempunyai data penguatan sbb. :
Tabel 2.1
Penguat Awal Penguat Tengah
Penguat Akhir
Nilai penguatan Teg. 2 5 10Impedansi masukkan 2KΩ 2KΩ 2KΩImpedansi keluaran 1 KΩ 1 KΩ 1 KΩ
Jika sinyal 10 mV dengan hambatan ekivalennya 1 KΩ , maka secara ideal, setelah
melewati ketiga tahapan penguatan tersebut akan diperoleh tegangan keluaran 2 x 5 x
10 mV = 1 V, lalu perhatikan rangkaian berikut :
1000
100
10
100 1M10 K
F (Hz)
Gb. 2.2. Rangkaian ekivalen untuk analisis pengaruh pembebanan
Akan terlihat bahwa tegangan keluarannya :
Vo = ....................................................... (2.1)
Untuk setiap tahapan di atas dapat disimpulkan Z1 = 1KΩ dan Z2 = 2 KΩ sehingga
Vo = 2/3 Vi dengan demikian penguatan total ketiga tahapan = (2 x 2/3) x (5 x 2/3) x
(10 x 2/3) = 29,6 , dengan demikian tegangan keluarannya bukan 1 V melainkan 296
mV.
Kemudian jika dimisalkan bahwa tegangan 60 mV dijadikan masukkan pada
rangkaian gb. 2.2. dengan Z1 = 1KΩ dan Z2 = 2 KΩ , maka Vo = 40 mV, maka
upaya yang harus dilakukan agar Vo tidak jauh berbeda dari 60 mV , adalah dengan
membuat rangkaian seperti sbb. :
iVZZ
Z
21
2
+
Vi
Z1
Z in G ab
Z out
Z2Vo
b
a
PENGUAT
ViVo
Z1
Z2
Gb. 2.3 Pengaruh penguat yang baik
Dari bagian masukkan penguat terlihat bahwa :
......................................................... (2.2)
Maka agar Vab Vi maka dapat dipilih Zin >> Z1 , misalnya dipilih Zin = 1 MΩ
Pada bagian keluaran penguat terlihat bahwa :
Vo = ....................................................... (2.3)
Dari persamaan 2.3. jika dipilih Zout << Z2 idealnya Zout = 0 maka Vo G
Vab.Dengan demikian, jika dipilih Zin sangat besar, dan Zout sangat kecil, maka
diperoleh Vo G Vi . Dengan demikian suatu penguat yang baik memiliki input
impedansi besar dan output impedansi kecil, idealnya impedansi input suatu penguat
bernilai tak hingga, sedang impedansinya outputnya nol.
Selanjutnya, jika nilai penguatannya G = 1, penguat tersebut disebut sebagai penguat
penyangga (Buffer).
Rangkaian Buffer :
Vi +
VA - Vo
VB
Gb. 2.4
Vo = Kv (VA – VB)
Vo = Kv . V1
Buffer :
+
iin
inab V
ZZ
ZV
+=
1
≈
about
GVZZ
Z
+2
2
≈
≈
- Vo
Vi +
-
Gb. 2.5. Rangkaian Buffer
Karakteristik rangkaian Buffer :
1. Keluaran sama
2. Hambatan masukkan besar sekali
3. Hambatan keluaran kecil sekali
4. Umpan balik dengan memberikan hambatan untuk menstabilkan penguatan.
Pertambahan Lebar Pita
Umpan balik negatif dapat menambah lebar pita, penguatan pada loop terbuka jauh
lebih besar daripada penguatan dengan loop tertutup , jika penguatan diturunkan
dalam 3 dB, penguatan loop tertutup masih mendekati = 1/B.Ini berarti lebar pita dari
penguat keseluruhan > dari lebar pita dari penguat dalam.
IV . TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan sifat – sifat buffer dan untuk apa buffer tersebut digunakan ?
Sifat – sifat Buffer :
a. .Keluaran sama
b. Hambatan masukkan besar sekali
c. Hambatan keluaran kecil sekali
d. Umpan balik dengan memberikan hambatan untuk menstabilkan
penguatan.
Buffer digunakan sebagai penguat penyangga, yaitu jika suatu penguat yang baik
memiliki input impedansi besar dan output impedansi kecil, idealnya impedansi input
suatu penguat bernilai tak hingga, sedang impedansinya outputnya nol.maka, jika
nilai penguatannya G = 1 , rangkaian terssebut dinamakan rangkaian Buffer.
2. Jelaskan prinsip rangkaian ekivalen Thevenin
Pada penguat (Amplifier), memiliki dua gerbang, yaitu gerbang masukan (input) dan
gerbang keluaran (output), untuk memakainya kita harus mengetahui sifat input dan
output input dan output tersebut dapat diganti dengan rangkaian ekuivalennya,, sifat
terpenting dari input adalah resistivitas input, oleh karenanya input yang sebenarnya
dapat diganti dengan rangkaian ekuivalen untuk input yang terdiri dari satu resistor
antara kedua sambungan input saja.Output dari suatu penguat merupakan satu sumber
daya listrik, berarti satu arus dengan resistivitas dalam.Output dapat digambarkan
dengan rangkaian equivalen Thevenin .
Gb. 2.6. Rangkaian ekivalen untuk penguat dengan memakai rangkaian ekivalen Thevenin .Vo = A.
Vin.
3. Apa yang dimaksud dengan rangkaian Voltage Divider ?
Voltage Divider adalah pembagi tegangan.
4. Apa yang dimaksud dengan frequency respons ? Mengapa frekuensi respon
umumnya digambar pada kertas grafik bilog ?
Ri
Rd
Vo
Frequensi response atau ketergantungan frekuensi adalah ketergantungan frekuensi
dari suatu penguatan , biasanya terdapat hubungan antara besar penguatan dengan
frekuensi seperti tampak pada gambar 2.7 : terlihat penguatan turun pada frekuensi
kecil dan frekuensi besar,sedangkan pada frekuensi sedang, penguatannya akan lebih
besar.
Penguatan
Log f
Gb. 2.7. Hubungan antara penguatan dan frekuensi
Dari grafik diatas dapat dilihat mengapa, frekuensi respons biasanya digambarkan
pada kertas bilog atau semilog, hal ini dikarenakan hubungan penguatan dan
frekuensinya terdapat nilai logaritma, Log disini merupakan logaritma dari frekuensi
(log f).
V. PROSEDUR
1. Merancang bangun penguat inverting dengan penguatan 1000, kemudian
mengambil data untuk menggambarkan respons frekuensinya.
2. Membangun penguat inverting dengan R1 = 100 Ω dan R2 = 1 K Ω, kemudian
mengambil data untuk menggambarkan respon frekuensinya.
3. Membangunlah suatu penguat non – inverting dengan R1 = 10 KΩ , R2 = 100 K Ω,
kemudian mengambil data untuk menggambarkan respons frekuensi.
4. Memasang sebuah rangkaian buffer di depan rangkaian percobaan kedua,
kemudian mengambil data untuk menggambarkan respon frekuensinya.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Richard,Dipl.Phys, 2003. Dasar Elektronika. ANDI Yogyakarta.Yogyakarta
Qomarudin,M, DR.H. MS. , 2005.Diktat Praktikum Elektronika II . Unpad .Bandung