jaringan penguat

Upload: dewa-ayu-putu-esaspri

Post on 13-Jul-2015

353 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JARINGAN PENGUAT Jaringan penguat disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang. Yang termasuk jaringan penguat adalah : 1. Jaringan Ikat Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks. Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh. Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua: a. Jaringan ikat longgar Ciri-ciri : sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Fungsinya untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraf. b. Jaringan ikat padat Nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia, ligamen dan tendon. Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang menyelimuti otot. Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung antar tulang. Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang, tulang dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh.

2. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh. Ada 3 macam jaringan tulang rawan : a.Kartilago hialin Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang.

Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas.Gbr. Kartilago hialin (dari embrio babi).

b.Kartilago fibrosa Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong.Gbr. Kartilago fibrosa (dari tulang lutut manusia).

c. Kartilago elastik Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat pada dawn telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan laring.

3. J aringan Tulang Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka. Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam : a. Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat. Contoh : tulang pipa.

b.

Tulang spons, bila matriksnya berongga. Contoh : tulang pendek.

4. Jaringan Darah Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan. Bagian-bagian dari jaringan darah adalah : a. Sel darah Dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

b.

Keping-keping darah (trombosit) Berfungsi dalam proses pembekuan darah.

c.

Plasma darah Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon, zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.

5. Jaringan Limfe/Getah Bening Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garamgaram, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit. Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.

I. EPITEL PELAPIS : Epitel ini dapat dikelompokan dan diberi nama berdasarkan patokan tertentu. 1. Berdasarkan bentuk sel epitel:

Epitelium squamousum dengan epiteliocytus squamous: pipih/gepeng Epitelium kuboideum dengan epiteliocytus cuboideus.: kuboid. Epitelium kolumnar dengan epiteliocytus columnaris: silindris.

Untuk melihat bentuk sel epitel tersebut tidak cukup melihat dari arah permukaan epitil yang kebanyakan berbentuk poligonal. Namun yang penting bentuk pada potongan tegak lurus permukaannya. Sel pipih/ gepeng/ squamous: Karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut sel squamuos. Dengan demikian ukuran tinggi/tebal kurang dari ukuran panjang dan lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang), epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Sedangkan apabila dilihat dari permukaan epitil tampak sel-selnya berbentuk poligonal

Gambar Epitel pipih selapis Sel kuboid: Mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sekarang nampak sebagai bujur sangkar. Biasanya inti berbentuk bulat terletak ditengah sel. Dari permukaan, epitel bentuk selnya nampak poligonal.

Gambar epitelium kuboid selapis. Sel kolumner/silindris: Mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitelnya nampak selnya berbentuk poligonal biasanya inti yang berbentuk oval terletak agak kearah basal.

Gambar epitel silindris selapis. 2. Berdasarkan Jumlah Lapisan Sel Epitel:

Epitelium simpleks: selapis (seperti contoh gambar di atas) Epitelium stratifikatum/kompleks: berlapis-lapis. Berlapis, hanya sel-sel dasar (basal) saja mencapai membrana basalis.

Gambar skematis tipe-tipe epitelium

Epitelium pseudostratifikatum/pseudokompleks: Semua berlapis. Melihat letak deretan inti sel-sel,seakan-akan epitel

ini berlapis,namun sebenarnya tidak berlapis, sebab semua sel bersandar pada membrana basilis : hanya ukuran tinggi sel-sel berbeda-beda.

Gambar Epitel Pseudokompleks bersilia.

Epitelium transitionale: Epitil peralihan. Jenis epitil ini terutama dimiliki oleh alat berongga yang dapat mekar jika bertambah isi. Oleh karena itu bentuk sel berlapis yang kolumner dapat berubah menjadi kuboid rendah jika alat penuh isi. Ciri khas epitil ini adalah bahwa lapisan permukaan yang membatasi lumen dilengkapi dengan selsel khusus,berbentuk bulat,yang akan menjadi sel payung jika alat mengembang. Contoh dijumpai pada ureter dan Vesika urinaria.

Gambar epitel transisional 3. Berdasarkan Jumlah dan Bentuk Sel Epitel dikenal:

Epitelium simpleks squamosum/epitel selapis pipih. Contoh : lapisan luar kapsula glomeruli pada ginjal, labyrinth, endotelium, permukaan dalam menbrana tympani, retetestis, vasa darah dan limfa, duktus alveolaris dan alveoli paru, mesotelium rongga tubuh,pars descendens ansa henle pada ginjal. Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan.

Gambar epitelium pipih selapis

Epitelium simpleks kuboideum/epitel kuboid selapis susunannya terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah. Contoh : pada plexus choroideus di ventriculus otak, folikel glandula thyroidea, epitel germinativum pada permukaan ovarium, epitel pigmentosa retinae, ductus exretorius beberapa kelenjar.

Gambar epitelium kubus selapis

Epitelium simpleks columnare/epitel silindris selapis: susunannya terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris dengan inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Contoh : pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, ductus exretorius beberapa kelenjar. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sebagai sekresi,karena diantarannya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Bahkan pada beberapa tempat terdapat hampir seluruh epitelnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala,sekarang dinamakan sel piala (goblet sel)

Gambar Epitelium silindris selapis dengan goblet sel

Epitelium squamosum compleks/epitelium stratificatum squamosum/epitel gepeng berlapis: Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang) terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya, walaupun disebut epitel gepeng. Yang berbentuk gepeng hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan,sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Diatas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel jenis ini sangat cocok untuk berfungsi proteksi,tetapi sebaliknya kurang cocok untuk fungsi sekresi. Oleh karena itu, apabila pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, bukanlah berasal dari epitil itu sendiri melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat dibawah epitil. Karena berlapis dan tebal,maka kemungkinan timbul gangguan nutrisi.Sekarang epitil jenis ini dibedakan 2 macam yaitu : Epitelium stratificatum squamosum noncornificatum/epitel gepeng berlapis tanpa keratin (tanpa penandukan). Epitel ini terdapat pada permukaan basal,misalnya pada covum oris,

oesofagus, cornea, conjuntiva, vagina dan urethrae feminina.

. Gambar epitel pipih berlapis tanpa penandukan

Epitelium stratificatum squamosum cornificatum/epitel gepeng berlapis berkeratin penandukan). Struktur epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali sel-sel permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut merupakan lapisan keratin. Jenis epitel ini diketemukan pada permukaan epidermis kulit.

Gambar epitel pipih berlapis yang mengalami penandukan Mempelajari epitel gepeng berlapis dapat dilihat lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit sebagai berikut :

Stratum basale : merupakan lapisan dasar,sel berbentuk silindris pendek atau kubus. Dalam sitoplasmannya terdapat butir-butir pigmen melanin. Stratum spinosum : lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Stratum granulosum : lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sunmbu panjangnya sejajar permukaan. Didalam sel-selnya terdapat butir-butir keratolin,oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahanperubahn faali. Stratum lusidum : lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yangtelah mati yang mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya. Stratum korneum : merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, bagianbagian epidermis dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum. Epitelium silindrikum kompleks/epitel silindris berlapis/stratified columnar epithelium.Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membrana basalis. Lapisan sel-sel dibawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Contoh : pada fornix conjunctiva, urethrae pars kavernosa, peralihan oropharynx ke larynx. Pada permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, misalnya pada facies nasalis falatum molle, larynx dan esofagus dari fetus.

Gambar epitel silindris berlapis (terlihat melapisi dinding lumen)

Epitelium kuboideum kompleks/epitel kubus berlapis.Merupakan epitil berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid.

Contoh : pada dinding antrum folikuli ovarii, duktus exkretorius glandula parotis.

Gambar Epitelium kuboid berlapis.

Epitelium cylindricum pseudocompleks/epitel silindris bertingkat/epitil silindris berlapis semu. Epitil ini sepintas lalu, mirip epitil berlapis, namun apabila diperhatikan secara seksama ternyata tidak berlapis. Epitil jenis ini pun mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitil ini disebut epitil silindris berlapis semu bersilia. Contoh : dijumpai pada trachea, broncus yang besar, ductus deferens.

Gambar Epitel silindris berlapis semu

EPITEL KHUSUS1.

2.

3. 4.

Epitel bersilia: ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri contoh pada spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan oviduk. Silia tidak bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjangpanjang saling bergandengan melalui anastomosis yang fungsinya memperluas permukaan skretorik. Contoh pada duktus epididimis. Neuroepitelium: Sel epitel ini mengalami deferensiasi sehingga dapat menghantarkan stimulus, mempunyai rambut seperti silia. Contoh dapat dijumpai pada organ gustus (pengecap), epitel olfaktorius. Epitel berpigmen: epitel yang berfungsi dalam penangkapan sinar matahari. Contoh pada retina mata. Myoepitelium: epitel ini mengandung myofibril (serabut otot) sehingga dapat berkontraksi. Terbentuk dari sel mio-epitel, dimana sel ini terdapat antara kutub dasar sel epitel kelenjar dan membrana basalis, berbentuk bintang memeluk sel kelenjar, mengandung filamen kontraktil, sel ini dianggap ikut membantu memeras sekret keluar dari kelenjar. Disebut juga sebagai sel keranjang karena sel mioepitel diduga berfungsi membantu mendorong sekrit kelenjar ke dalam ductus excretorius, apalagi terlihat bahwa tonjolantonjolan sitoplasmanya yang panjang mengelilingi Pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.

5.

6.

7.

8.

Endotelium: Epitel ini mempunyai bentuk pipih selapis, menjadi dinding terdalam dari pembuluh darah dan limfe. Fungsi endotelium sebagai media pertukaran zat antara pembuluh darah dengan ruang jaringan ikat. Mesotelium: Bentuk epitel ini mirip dengan endotelium, yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu misalnya yang melapisi peritoneum, pleura dan pericardium. Retikuler epitelium: epitel ini membentuk jala / retikuler. Contoh dapat dijumpai pada timus dan organ-organ pembentuk darah. Synsisium: merupakan epitel dengan batas sel mengabur. Pada pembentukan epitel, batas samping sel-sel dapat mengabur, sukar dilihat, sehingga pada pemeriksaan preparat dengan pengecatan Haematoksilin-Eosin (HE), epitelnya hanya dapat dikenal dengan melihat inti-inti sel yang berderet-deret. Contoh pada vili choriales plasenta.

STRUKTUR KHUSUS PADA PERMUKAAN SEL EPITEL Pengkhususan struktur pada permukaan sel epitel merupakan modifikasi pada permukaan lateral, bagian basal dan bagian apeks. Terjadinya modifikasi untuk berbagai fungsi seperti mengikat epitelium yang satu dengan yang lainnya, difusi antar sel, untuk penghalang (barier) antar sel, masuknya zat-zat dari lumen yang dibatasi oleh jaringan dibawahnya, untuk komunikasi antar sel, untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu dan merambatkan listrik. Modifikasi pada permukaan lateral/ sisi sel epitel. Merupakan hubungan antar sel-sel epitel yaitu cara perlekatan satu sel dengan tetangga bermacam-macam disebut junctio intercellularis, ada 2 macam yaitu Junctio intercellularis simpleks dan Junctio intercellularis kompleks. Junctio intercellularis simpleks: sederhana, berupa gambaran serupa jari-jari kedua tangan yang saling terjalin disebut junctio intercellularis

digitiformis, yang berfungsi memperluas dan memperkuat perlekatan antar sel. Contoh pada epitelium pipih selapis. Sedangkan junctio-intercellularis kompleks merupakan bangunan yang cukup kompleks disebut Junctional Complex yaitu: Zonula occludens (Tight Junction), Zonula adhaerens (Intermediate junction), Desmosome (Macula adhaerens), Nexus (Gap junction). Istilah Macula merupakan daerah kecil berupa bercak sedangkan Zonula dimaksud apabila daerah tersebut melingkari sel sebagai gelang. Istilah Adhaerens dimaksudkan untuk struktur khusus pada membran sel yang berdekatan dengan jarak antara 200 A250 A, di dalam celah antara sel tersebut berisi bahan yang diduga berguna untuk melekatkan satu sama lain. Istilah Occludens diterapkan untuk sel-sel yang berhadapan sedemikian dekatnya sehingga masing-masing membran plasmanya berhimpitan langsung tanpa dipisahkan oleh celah. Gap junction merupakan bentuk hubungan antar sel yang dipisahkan oleh celah yang sempit sebesar 20 A. Zonula occludens/ Tight junction/ Pentalaminar junction: Terletak pada permukaan epitel, dimana celah antara 2 sel sangat sempit karena membran sel melebur. Mempunyai daya penutup, sehingga bahan ekstrasel tidak mungkin melintas dari bagian permukaan ke bagian dasar epitel. Jadi fungsi Zonula occludens rupanya untuk memisahkan celah ekstraselluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel bersangkutan. Dengan demikian pengangkutan bahan-bahan dari lumen haruslah melalui permukaan bebas sel. Zonula adhaerens/Intermediate junction: Letaknya di bawah zonula occludens, dimana ada suatu ruang yang memisahkan membran tersebut sebesar 150 A dan terisi oleh polisakarida yang padat. Fungsinya untuk perlekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel atau jaringan lain (sebagai rangka sel) dan membantu proses pengaliran zat-zat. Desmosome/ Macula adhaerens. Letaknya di bawah zonula adhaerens, biasanya berbentuk bulat atau oval. Bentuk hubungan tersebut memberikan kesan bahwa

dua sel yang berdekatan tersebut menempel satu sama lain. Di daerah tersebut membrana plasma dari kedua sel berjalan sejajar dengan jarak 200 A 250 A. Sitoplasma di dekat bangunan tersebut tampak lebih padat elektron, tetapi lebih ke dalam sitoplasmanya kurang padat dengan mengandung filamen. Diungkapkan bahwa filamen tersebut tidak berakhir dalam bagian yang padat elektron melainkan memutar kembali sebagai huruf U. Adanya bahan glikoprotein dalam celah ekstraseluler terbukti bahwa di daerah tersebut terwarnai. Di tengah-tengah celah tersebut terdapat lapisan padat elektron yang memisahkan, tetapi belum jelas bahan apa yang menyusunnya. Fungsi desmosome rupanya sebagai tempat penempelan mekanik antar 2 sel yang berdekatan. Sebagai contoh banyak dijumpai pada epitel berlapis yang banyak mengalami tekanan seperti pada epitel dermis dan pada cervix, juga epitel simpleks kolumner. Nexus/Gap junction/Macula communicans. Termasuk hubungan interseluler yang mempunyai katagori hubungan komunikasi antar sel. Terdapat sebagai celah antara sel endotel pada dinding kapiler. Sel ini banyak memiliki mikrofilamen kontraktil, sehingga diduga sel sendiri juga kontraktil. Ini berakibat bahwa lebar celah tersebut dapat diatur sesuai dengan keperluan pertukaran zat melalui dinding kapiler. Pada beberapa jaringan, penggandengan sel melalui nexus menunjukkan fungsi yang menonjol. Misalnya penggandengan secara listrik akan mensinkronkan kontraksi otot jantung dan otot polos yang perlu untuk peristaltik. Modifikasi pada permukaan basal sel epitel. Membrana basalis: Merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epitel, walaupun ketebalannya tidak selalu sama. Membrana basalis yang paling tebal terdapat di bawah epitel yang sering mengalami gesekan seperti misalnya epidermis kulit. Invaginasi basal: Merupakan bagian basal dari membran terlihat sebagai bangunan yang berkelok-kelok. Fungsinya untuk memperluas

permukaan sekresi dan absorbsi. Contohnya pada sel-sel tubuli ginjal. Caveolae: Pada bagian basal dari sel ada bangunan seperti tonjolan ke dalam. Hemidesmosome: Bangunan yang terdapat di bagian dasar sel epitelyang berdekatan dengan jaringan pengikat di bawahnya, dimana bentuknya menyerupai desmosome tetapi hanya separuh. Modifikasi pada permukaan apex/ permukaan bebas sel epitel. Mikrovili. Merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan bebas sel epitel. Tonjolan-tonjolan tersebut dinamakan berbeda-beda. Misalnya yang terdapat pada tubulus kontortus proksimalis, pleksus khoroideus dan plasenta sebagai brush border, karena berbentuk bulu sikat. Sedangkan tonjolan yang terdapat pada epitel usus dinamakan striated border, karena tampak bergaris-garis. Fungsi mikrovili yaitu memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat enzim yang berguna untuk memecahkan bahan-bahan makanan agar dapat diabsorbsi. Stereosilia. Merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan spermatozoa. Kinosilia. Biasanya dinamakan sebagai silia saja, merupakan tonjolan yang berbentuk sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Kemampuan bergerak tersebut disebabkan karena adanya struktur khusus yang berbeda dengan stereosilia. Sebuah silium tertanam dalam suatu bangunan yang dinamakan korpuskulum basale. Apabila dibuat potongan melintang melalui batang di luar sel, di dalamnya terdapat susunan mikrotubuli yaitu sepasang di

tengah dan 9 pasang di sekelilingnya. Silia dapat diketemukan pada epitel traktus respiratorius, oviduk dan uterus. Krusta. Merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya. Kuticula. Merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Ini dapat ditemukan sebagai kapsula lentis.SISTEM INTEGUMENT [ Kulit ] Sistem Integumen adalah salah satu materi Semester 4 akper manokwari, namun yang di bahas di sini adalah hanya sistem integumen KULIT saja. selamat membaca dan belajar CIRI-CIRI KULIT 1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan. 2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan. 3. Luas : 1,50 1,75 m. 4. Tebal rata rata : 1,22mm. 5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis.

ANATOMI FISIOLOG KULIT KULIT TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN: 1. EPIDERMIS Terbagi atas 4 lapisan: a. Lapisan basal / stratum germinativum * terdiri dari sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. * Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade. * Lapisan terbawah dari epidermis. * Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari sinar matahari.

b. lap. Malpighi/ stratum spinosum. * Lapisan epidermis yang paling tebal. * Terdiri dari sel polygonal * Sel sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.

c. lap. Granular / s. granulosum. * Terdiri dari butir butir granul keratohialinyang basofilik.

d. lapsan tanduk / korneum. * Terdiri dari 20 25 lapis sel tanduk tanpa inti.

Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi: 1. Mengusir mikroorganisme patogen. 2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh. 3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu : 1. Sel merkel. Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki. 2. Sel langerhans. Berperan dalam respon respon antigen kutaneus. Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints. 2. DERMIS.( korium) * merupakan lapisan dibawah epidermis. * Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen DAN Retikularis YG Terdapat banyak p. darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.

3. JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS.

* Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. * Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. * Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas. * Sebagai bantalan terhadap trauma. * Tempat penumpukan energi. KELENJAR KELENJAR PADA KULIT 1. Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak. 2. Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 kategori: a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit. Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll. b. kelenjar Apokrin. Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid. K.Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax). FUNGSI KULIT SECARA UMUM. 1. SEBAGAI PROTEKSI. * Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.) * Melindungi dari trauma yang terus menerus. * Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh. * Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak. * Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.

2. PENGONTROL/PENGATUR SUHU. * Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah meningkat terjadi penguapan keringat. 3 proses hilangnya panas dari tubuh: * Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah. * Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan dengan

tubuh. * Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi * Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.) 3. SENSIBILITAS * mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.

4. KESEIMBANGAN AIR * Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan. * Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa. 5. PRODUKSI VITAMIN. * Kulit yang terpejan sinar Uvakan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GANGGUAN SISTEM INTEGUMENT 1. BIOPSI KULIT. Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil bagian tengah jaringan. INDIKASI Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan bentuk yang tidak lazim. Pembentukan lepuh. 2. PATCH TEST Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus ( exclusive putches ) INDKASI Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah. Blister yang halus, papula dan gatal gatal yang hebat reaksi + sedang. Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat. Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test. Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl pelaksanaan. Sample masing masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi.( 20 30 buah.) Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel. Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit. 2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi.

4. Epitel Gepeng Berlapis (Epithelium Squamosum Complex) Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis hanya sel-sel yang lebih superfisial saja yang gepeng sedangkan lapisan yang lebih dalam mempunyai bentuk kuboid sampai silindris yang melekat pada membran basalis. Pada atas sel-sel silindris terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih . Epitel ini dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Epitel gepeng berlapis tanpa keratin Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada : cavum oris, oesophagus,cornea, vagina dan uretra feminina. b. Epitel gepeng berlapis berkeratin Struktur dari epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali pada sel-sel permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi batasbatas selnya. Lapisan permukaan tersebut merupakan lapisan keratin. Misalnya pada epidermis kulit. Untuk dapat melihat epitel gepeng berlapis berkeratin dapat dilihat lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit yaitu : 1) Stratum basale Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapis yang paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin. 2) Stratum spinosum Lapisan ini terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk polihedral. 3) Stratum granulosum Lapisan ini terdiri atas 2 4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam sel-selnya terdapat butir-butir keratohialin, pada lapisan ini mulai terjadi perubahan-perubahan faali. 4) Stratum lucidum Lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati yang mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya. 5) Stratum corneum Merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar lapisan ini, bagian-bagian epidermis dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum.