makalah penguat rf.fixdocx

23
1 MAKALAH ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI “ PENGUAT RF KELAS A, B, DAN C ” ISMAIL 322 13 070 2C TELKOM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D3 TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2014

Upload: ismail-al-masambi

Post on 08-Jul-2015

1.689 views

Category:

Engineering


4 download

DESCRIPTION

penguat RF kelas A, B, dan C

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah penguat rf.fixdocx

1

MAKALAH

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

“ PENGUAT RF KELAS A, B, DAN C ”

ISMAIL

322 13 070

2C TELKOM

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2014

Page 2: Makalah penguat rf.fixdocx

2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dan

kesempatannya kepada kita semua, Terutama kepada penulis. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan masalah ini.

Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah Elektronika Telkom

yang berjudul “Penguat Daya RF Kelas A, B dan C”. Penulis mengharapkan

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.

Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam

makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar.

Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para

pembaca.

Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga benar-benar

bermanfaat.

Makassar, 24 Oktober 2014

Penulis

Page 3: Makalah penguat rf.fixdocx

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….....i

Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………..……….……1

1.2 Rumusan Masalah………………………………..………………….….2

1.3 Tujuan……………………….…………………..……………………....2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penguat RF Kelas A………….………………………….…………….….3

2.1.1 Klasifikasi Penguat RF Kelas A……....…………………………..3

2.1.2 Sifat-Sifat Penguat RF Kelas A.…………………..…………..…..8

2.2 Penguat RF Kelas B…………………….………….……………………..9

2.3 Penguat RF Kelas C…………………….………………………………..12

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………..……..…...……...19

DAFTAR PUSTAKA …...……………………………………………………...20

Page 4: Makalah penguat rf.fixdocx

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum, suatu penguat adalah peralatan yang menggunakan

tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Ada

beberapa cara untuk mengungkapkan penguat. Penguat satu-tingkat terdiri

atas satu unsur penguat dan rangkaian pendukungnya. Secara umum, bila

beberapa unsur-unsur semacam itu digabungkan akan didapatkan penguat

banyak-tingkat.

Sedangkan penguat daya yaitu kombinasi dari dua tipe penguat di

atas. Meskipun pada kenyataannya semua penguat adalah penguat daya

karena tegangan tidak akan ada tanpa adanya daya kecuali jika

impedansinya tak terhingga. Efisiensi dari penguat daya didefinisikan

sebagai perbandingan dari daya yang diterima beban dengan daya yang

diberikan oleh catu daya.

Rangkaian penguat daya yang dibahas hanya penguat daya pada

bagian akhir dari rangkaian transmitter pada sistim komunikasi. Daya yang

akan dikirimkan ke antena harus mempunyai level yang cukup tinggi,

sehingga informasi yang dipancarkan antena ini, yang berupa gelombang

elektromagnetika, akan bisa merambat sampai ke tempat tujuannya

(receiver) yang terpisah jauh dari transmitter dan masih mempunyai level

daya tertentu yang memungkinkan adanya pendeteksian sinyal tersebut.

Page 5: Makalah penguat rf.fixdocx

5

B. TUJUAN

Adapun tujuannya adalah:

1. Memahami pengertian penguat daya, terutama penguat RF kelas A,

B dan C.

2. Memahami cara kerja penguat RF kelas A, B, dan C.

3. Memahami contoh dari penguat RF kelas A, B, dan C.

4. Memahami ciri-ciri dari penguat RF kelas A, B, dan C.

C. RUMUSAN MASALAH

Sebelum membahas Penguat RF Kelas A lebih lanjut, kita harus

mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penguat RF kelas A, B dan C ?

2. Apa contoh penguat RF kelas A, B dan C ?

3. Bagaimana cara kerja penguat RF kelas A, B dan C ?

4. Apa ciri dari penguat RF kelas A, B dan C ?

Page 6: Makalah penguat rf.fixdocx

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGUAT RF KELAS A

Penguat RF kelas A didefinisikan sebagaisuatu penguat yang

mempunyaikemampuan terbesar dalammereproduksi masukan dengan distorsi

yang terkecil, denganatautanpa rangkaian umpan balik negatif. Namun

demikian,efisiensi penguat kelas A adalahpaling kecil dibandingkandengan

penguat daya kelas lainnya. Rangkaian penguat kelasAdengan umpan balik

emitor ditunjukan dengan gambarberikut:

Gambar 2.1.1 Penguat kelas A

Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

o ICsat = VCC/RC+RE

o IB = VB/RB

o VCEcutoff = VCC

o VB = VCC.R2/R1+R2

o RB = R1.R2/R1+R2

2.1.1 Klasifikasi Penguat RF Kelas A

Berdasarkan titik kerjanya penguat daya kelas A diklasifikasikan sebagai

berikut :

Page 7: Makalah penguat rf.fixdocx

7

1) Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah garis beban

2) Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis

yang lain.

3) Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di

transistor.

Berdasarkan tipe pembiasannya yang dilakukan oleh penguat, penguat

daya kelas A diklasifikasikan sebagai berikut:

Penguat Daya kelas A : Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input

diatursedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalumengalir.

Penguat ini beroperasi pada daerah linear.

2.1.2 Sifat – Sifat Penguat RF Kelas A

1. Dirangakai Secara common emiter.

Contoh dari penguat kelas A adalah adalah rangkaian dasar common

emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus

bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya.

Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban

kurva VCE-IC dari rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik

A.

Apabila sebuah transistor mempunyai titik kerja Q di dekat tengah-

tengah garis beban DC, suatu sinyal AC yang kecil mengakibatkan

transistor bekerja didaerah yang aktif dalam seluruh siklusnya. Apabila

sinyal membesar, transistor terus bekerja didaerah aktif selama waktu

mencapai puncak-puncaknya sepanjang garis beban titik jenuh dan titik

pancung (cut off) tidak terpotong. Untuk membedakan cara operasi ini dari

jenis-jenis lainnya, operasi tersebut disebut dari kelas A. Pada gambar

2.1.1, titik Q diambil ditengah atau dipusat garis beban AC, dari sini kita

mendapatkan sinus output yang tak tergunting dengan kemungkinan yang

terbesar.

Page 8: Makalah penguat rf.fixdocx

8

Gambar 2.2.1 Garis beban CE kelas A

Dalam merancang penguat daya kelas A, titik kerja Q harus berada

ditengah-tengah garis beban, maka dapat diperoleh dengan langkah-

langakh berikut. Untuk garis beban DC

𝐼𝐶 (𝑠𝑎𝑡) =𝑉𝐶𝐶

(𝑅𝑐 + 𝑅𝐸)

𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐶

𝐼𝐶𝑄 =(𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 )

𝑅𝐸

𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 . (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 )

Untuk menggambar garis beban AC dapat dilakukan dengan cara

berikut:

Gambar 2.2.2 Garis beban AC

Dengan :

𝑅𝐿 = 𝑅𝐸//𝑅𝐿

Page 9: Makalah penguat rf.fixdocx

9

∆𝑉𝐶𝐸 = ∆ . 𝐼𝐶 . (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸)

𝐼𝐶𝐶 (𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐸𝑄 + 𝐼𝐶𝑄 . 𝑟𝐿

Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja

pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang

memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di

daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal

input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira

hanya 25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A,

sehingga walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0

Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan.

Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya

terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu

ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.

1) Digunakan Untuk Daya Yang Sedang < 10 Watt.

2) Input dan output berbeda 180

Selain ketiga sifat penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa sifat-sifat

penguat kelas A yang dijelas oleh Albert Paul Malvino, Ph. D. dalam

bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid Iantara lain sebagai

berikut :

1) Bati Tegangan dengan Beban

Di dalam penguat CE pada gambar 2.2.3, tegangan ac Vin

menggerakkan basis, menghasilkan tegangan keluar ac Vout. Bati

tegangan tanpa beban adalah :

𝐴 = −𝑅𝑐

𝑟𝑒

Page 10: Makalah penguat rf.fixdocx

10

Gambar 2.2.3Penguat CE

Karena resistansi yag dilihat oleh kolektor adalah

rC = RC // RL

Sehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap beban dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

c

cV

r

rA

'

Dimana :

r’c = Resistansi emiter ac

rc = Resistansi kolektor ac

RC = Resistansi kolektor dc

A = Bati Tegangan tanpa beban

RL = Resistansi beban

AV = Bati tegangan dengan beban

2) Bati Arus

Pada gambar 2.2.3, bati arus sebuah transistor adalah perbandingan

arus kolektor ac terhadap arus basis ac. Persamaannya adalah sebagai

berikut:

𝐴𝑖 =𝑖𝑐

𝑖𝑏

Dimana :

Ai = Bati arus

Page 11: Makalah penguat rf.fixdocx

11

ic = Arus kolektor ac

ib = Arus basis ac

3) Bati Daya

Pada gambar 2.2.3, daya masuk ac pada basis adalah

Pin=Vin Ib

Daya keluar ac dari kolektor adalah

Pout=-Vout Ic

Tanda minus (-) diperlukan karena adanya pembalikan fasa.

Perbandingan Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan ditulis dengan

Ap. dengan mengambil perbandingan tersebut, didapatkan:

𝐴𝑝 =𝑃𝑜𝑢𝑡

𝑃𝑖𝑛

= −𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑖𝑐

𝑉𝑖𝑛𝑖𝑏

Karena Av = Vout /Vin dan Ai = ic/ib , maka : Ap = - AvAi

Dimana :

Pin = Daya input ac

vin = Tegangan melintas pada resistansi emiter

ib = Arus basis ac

ic = Arus kolektor ac

vout = Tegangan keluar

Pout = Daya output ac

Ap = Bati daya

Av = Bati tegangan

Ai = Bati arus

2.2 PENGUAT RF KELAS B

Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya yang kerjanya

berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. penguat kelas B

bekerja dengan titik operasi yang terletak pada ujung kurva karakteristik (titik

cut off), sehingga daya operasi tenang (quescent power)-nya sangat kecil.

Page 12: Makalah penguat rf.fixdocx

12

Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada

dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas

0.6Volt (batas tegangan bias transistor). Penguat kelas B mempunyai efisiensi

yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena ada

batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level

sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal)

yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus

bagian atas dan bagian bawah.

Penguat kelas B ini memanfaatkan teknik push-pull yaitu dua

transistor yang bekerja saling komplementer. Kedua transistor tsb berbeda

tipe namun karakteristiknya sama atau matched. Keluaran push–pull atau

tarik–ulur adalah sebuah sirkuit elektronik yang dapat menggerakkan baik

arus positif ataupun negatif kepada beban. Keluaran push–pull adalah standar

untuk logika digital TTL dan CMOS serta beberapa jenis penguat, dan

biasanya terbuat dari pasangan transistor komplementer, salah satu

membenamkan arus dari beban ke catu negatif, sedangkan yang lainnya

menyuplai arus dari catu positif ke beban

Didalam aplikasinya, Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya

dengan 2 transistor yang mempunyai keuntungan-keuntungan penguatan daya

maks turun menjadi seperlima dari daya beban dan aliran arus tanpa sinyal

menjadi sekitar satu persen dari IC(sat). Keuntungan pertama sangat penting

terutama jika diperlukan daya beban yang besar misalnya pada pemancar

komunikasi, keuntungan kedua penting dalam sistem tenaga dengan baterei.

Dalam rangkaian penguat kelas B, transistor berada dalam daerah aktif untuk

setengah perioda. Selama setengah perioda yang lain, transistor tersebut cut-

off. Ini artinya arus kolektor mengalir untuk 180° dalam tiap transistor pada

rangkaian penguat kelas B.

Page 13: Makalah penguat rf.fixdocx

13

Gambar rangkaian dasar power amplifier kelas B push-pull

Power amplifeir kelas B push-pull dibuat menggunakan sumber

tegangan simetris karena penguatan sinyal input dibagi 2 bagian, penguat

sinyal puncak posistif dan penguat sinyal puncak negatif. Proses pemecahan

sinyal tersebut dilakukan oleh D1 dan D2. Untuk power amplifier kelas B

push-pull selalu dikonfigurasikan secara common-emitor yang bertujuan

untuk menghindari terjadinya distorsi sinyal.

Gambar Rangkaian dasar amplifier kelas B

Page 14: Makalah penguat rf.fixdocx

14

Pada amplifier kelas B, transistor bekerja hanya dalam daerah aktif

selama setengah periode. Selama setengah periode lainnya transistor tersebut

tersumbat (cut off). Titik kerja amplifier kelas B (Q) terletak di cut off pada

garis beban ac. Keuntungan dari amplifier kelas B adalah lebih kecilnya

kehilangan daya transistor, daya beban dan efisiensi penguatan yang lebih

besar.

Gambar Hubungan Daya Penguat Kelas B

Daya output maksimum utk rangkaian kelas B adalah :

PO(MAKS)= VRMSIRMS = 𝑉𝐶𝐸𝑄

√2

𝐼𝐶𝑄

√2=

𝑉𝐶𝐸𝑄𝐼𝐶𝑄

√2

Efisiensi Daya Maksimum Penguat Kelas B Penguat balans kelas B

sangat efisien sehingga banyak digunakan sebagai penguat daya. Untuk

rangkaian seperti gambar berikut, daya DC yang diberikan oleh catu kepada

transistor adalah :

PDC = VCCIDC

Dengan IDC adalah arus ke transistor yang dirata-ratakan dalam satu

siklus, yaitu:

Page 15: Makalah penguat rf.fixdocx

15

IDC = Ic(sat)

𝜋

sehingga :

PDC = 𝑉𝑐𝑐𝐼𝑐(𝑠𝑎𝑡)

𝜋

sedangkan:

VCEQ = 𝑉𝑐𝑐

2

Maka daya output AC maksimum untuk penguat kelas B adalah :

sehingga efisiensi daya maksimum dinyatakan :

Disipasi Daya Penguat Kelas B Disipasi daya maksimum pada

penguat kelas B dinyatakan sebagai berikut :

Karakteristik Penguat Kelas B

Efisiensi lebih tinggi (50 - 70)%.

Ada pemotongan sinyal maka penguat B dibuat B dibuat "push pull"

Phush pull/transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2

(PNP).

Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Adanya cacat silang (cros over).

Page 16: Makalah penguat rf.fixdocx

16

Tegangan power supply +, - dan ground.

Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor.

Batasan tegangan 0,6V.

2.2.3 PENGUAT RF KELAS C

Penguat kelas B perlu 2 transistor untuk bekerja dengan baik, maka

ada penguat yang disebut kelas C yang hanya perlu 1 transistor. Ada beberapa

aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 phase positif saja. Contohnya

adalah pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF

dan sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja aktif hanya pada phase

positif saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya

saja dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan

C. Tipikal dari rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada rangkaian

berikut ini.

Rangkaian Dasar Penguat Kelas C

Page 17: Makalah penguat rf.fixdocx

17

Rangkaian ini juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor

memang sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada

rangkaian tersebut akan ber-resonansi dan ikut berperan penting dalam me-

replika kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang

sama. Rangkaian ini jika diberi umpanbalik dapat menjadi rangkaian osilator

RF yang sering digunakan pada pemancar. Penguat kelas C memiliki efisiensi

yang tinggi bahkan sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih

rendah.

Tetapi sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari

penguat jenis ini. Karena posisi dari titik kerja di C yang berada di bawah

kaki dari karakteristik transistor, maka arus kolektor ada pada interval yang

lebih kecil dari setengah perioda. Efisiensi yang dicapai >85%. Untuk

mendapatkan sinyal sinus (dengan band untuk sinyal informasinya) pada

output penguat daya kelas C ini dipasangkan rangkaian resonansi.

Penggunaan tegangan DC yang dipasangkan secara serial dengan

tegangan RF yang akan diperkuat memungkinkan dipilihnya titik-titik kerja di

atas, yang akan mengklasifikasikan masing-masing penguat daya itu sesuai

dengan namanya. Di bab ini kita hanya akan membahas penguat daya kelas

C, yang juga merupakan penguat yang dipakai pada perangkat keras

transmitter. Mula-mula kita bahas dasar dari terjadinya pembentukan sinyal

yang tidak linier akibat pemilihan titik kerja di bawah kaki karakteristik

transistor, yang dilanjutkan dengan penurunan dari koefisien deret Fourier,

yang menggambarkan harmonis-harmonis yang muncul.

Penguat kelas C menghasilkan sinyal output kurang dari 180 derajat

dari sinyal input. Hal ini karena bias yang diberikan kepada transistor terletak

di bawah titik cut-off (mati). Untuk transistor NPN adalah dengan

memberikan tegangan VBE negatip. Efesiensi penguat kelas C menjadi

sangat tinggi, karena hidupnya transistor hanya sebentar saja. Penguat kelas C

banyak digunakan pada penguat dengan rangkaian ternala, misalnya pada

penguat akhir pemancar. Dengan menggunakan rangkaian ternala pada bagian

output penguat kelas C dapat diperoleh sinyal output bentuk sinus. Secara

Page 18: Makalah penguat rf.fixdocx

18

keseluruhan bentuk sinyal output yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB,

dan C dapat dilihat pada gambar 4.2. Secara keseluruhan bentuk sinyal output

yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB, dan C dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Bentuk gelombang kelas A, AB, B dan C

Page 19: Makalah penguat rf.fixdocx

19

Penguat kelas C dan tanggapan frekuensinya

Rangkaian tangki resonansi LC paralel, memiliki frekuensi resonansi

sebesar:

Pada saat sinyal input tertala pada frekuensi fr tegangan output akan

maksimum dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan sebesar Amax.

Untuk menganalisa rangkaian ini, pertama-tama dilakukan Rangkaian

ekivalen DC. Selanjutnya dilakukan pembuatan garis beban ditunjukkan pada

gambar berikut.

Rangkaian DC ekivalen dan garis beban DC dan AC

Page 20: Makalah penguat rf.fixdocx

20

Transistor tsb tidak ada pem-bias-an

VBE = 0 � IC = 0 untuk sinyal input < 0,7 V

titik Q akan cuttoff pada garis beban

RS : hambatan kolektor DC (resistansi induktor RF) � garis beban relatif

vertikal karena RS kecil.

Rangkaian ekivalen AC penguat CE ditunjukkan pada gambar berikut.

Rangkaian ekivalen AC

Pada penguat CE berlaku:

Dan

Pada penguat kelas C, ICQ = 0 dan VCEQ = VCC, sehingga:

Page 21: Makalah penguat rf.fixdocx

21

Seperti ditunjukkan pada garis beban di atas, dengan rc : hambatan kolektor

AC. Jadi pada penguat kelas C swing tegangan sebesar VCC dan arus saturasi

sebesar VCC/rc.

Titik kerja Penguat daya kelas C

Page 22: Makalah penguat rf.fixdocx

22

L

LR

VppP

8

2

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tentang penguat daya RF kelas A, B dan C diatas dapat

disimpulkan bahwa:

Penguat daya merupakan gabungan / kombinasi dari penguat tegangan

(penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan) denagn

penguat arus ( penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan)

Penguat daya mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara

penguat jenis yang lain.

Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang

menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal.

Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di

transistor.

Sistem bias penguat kelas A yang populer adalah system bias pembagi

tegangan dan sistem bias umpan balik kolektor.

Penguat kelas C hampir selalu mempunyai nilai Q rangkaian lebih

besar daripada 10. Artinya lebar pita lebih kecil daripada 10 %

frekuensi resonansi. Oleh karena itu, penguat kelas C disebut penguat

pita sempit (narrowband circuit). Penguat kelas C hanya dapat

memperkuat frekuensi resonansi dan frekuensi-frekuensi yang berada

di dekatnya.

Daya beban ac penguat kelas C diberikan oleh: