3906-3896-1-pb

19
1 IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH DI MAN MODEL GORONTALO YULINDA MATO Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo PEMBIMBING I : Dr. Fadliah, M.Si PEMBIMBING II : Warni T. Sumar,S.Pd, M.Pd Abstrak Yulinda Mato, 2013. Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Di MAN Model Gorontalo. Skripsi Strata I. Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan; 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif; 3) Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif. Disarankan : 1) Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah; 2) Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah; 3) Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah; 4) Kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan. Kata kunci: Implementasi, Gaya, Kepemimpinan Transformasional, Kepala Madrasah.

Upload: rahim-pain

Post on 27-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 1

    IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

    KEPALA MADRASAH

    DI MAN MODEL GORONTALO

    YULINDA MATO

    Jurusan Manajemen Pendidikan

    Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

    PEMBIMBING I : Dr. Fadliah, M.Si

    PEMBIMBING II : Warni T. Sumar,S.Pd, M.Pd

    Abstrak

    Yulinda Mato, 2013. Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional

    Kepala Madrasah Di MAN Model Gorontalo. Skripsi Strata I. Jurusan Manajemen

    Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi

    gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo

    telah berjalan; 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional

    kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif; 3) Upaya

    penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional

    kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif. Disarankan : 1)

    Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan

    transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan

    sekolah; 2) Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam

    mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang

    diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah; 3) Bagi

    guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang

    dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah

    diprogramkan sekolah; 4) Kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan

    wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan

    menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen

    perubahan.

    Kata kunci: Implementasi, Gaya, Kepemimpinan Transformasional, Kepala

    Madrasah.

  • 2

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah

    Sekolah sebagai organisasi pendidikan didalamnya terhimpun unsur-unsur

    yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan

    hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur tersebut adalah kepala

    sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa dan orang tua siswa. Tanpa

    mengenyampingkan peran dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala

    sekolah dan guru merupakan personil intern yang sangat berperan penting dalam

    menentukan keberhasilan pendidikan.

    Salah satu model kepemimpinan yang diakui memberikan kontribusi besar

    dalam mengembangkan sekolah yang berkualitas adalah model kepemimpinan

    transformasional. Kepemimpinan transformasional mempermudah usaha kepala

    sekolah untuk melakukan percepatan pertumbuhan kapasitas guru-guru dalam

    mengembangkan diri, merumuskan visi secara bersama, menghargai nilai-nilai

    dan budaya sekolah, memacu siswa-siswa untuk lebih meningkatkan prestasi dan

    memberikan pembinaan ekstra terhadap staf tata usaha untuk dapat memberikan

    pelayanan sebaik mungkin dalam melayani kebutuhan siswa,memberikan

    perhatian pribadi terhadap permasalahan warga di sekolah, membangun keakraban

    antar anggota sekolah sehingga tercipta iklim yang kondusif dalam pencapaian

    tujuan sekolah. Selain itu berbagai informasi terkini dapat ditransformasikan

    kepada guru, tenaga administrasi, siswa dan orang tua melalui sentuhan

    persuasive, psikologis, dan edukatif dari kepala sekolah.

    Menurut Bursn ( dalam Danim dan Suparno 2009:52), bahwa

    mentransformasi kepemimpinan dimana yang ditransfromasi adalah

    kepemimpinannya dari pemimpin kepengikut. Transformasi esensinya adalah

    mengubah potensi menjadi energi nyata. Kepala sekolah yang mampu melakukan

    transformasi kepemimpinan berarti dapat mengubah potensi institusinya menjadi

    energi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa.

  • 3

    Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

    kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang lebih

    menekankan pada penggunakan komunikasi secara efektif, menampilkan dirinya

    sebagai agen perubahan, memiliki kemampuan dalam penanggulangan konflik,

    mendorong semua warga yang ada disekolah untuk dapat bekerja maksimal dalam

    rangka mencapai tujuan sekolah.

    Kenyataan yang ditemukan peneliti melalui observasi di lapangan bahwa

    implementasi gaya kepemimpinan transformasional Kepala Madrasah Aliyah

    Negeri Model Gorontalo, ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: dalam

    perumusan visi dan misi sampai pada pelaksanaan program belum dilaksanakan

    secara efektif, informasi baik berupa kebijakan maupun aturan yang disampaikan

    oleh kepala sekolah terkadang tidak bisa diterima dan dimengerti oleh warga

    sekolah (guru dan siswa ) serta konflik internal yang masih sering terjadi karena

    perbedaan pendapat antar warga sekolah ( guru dengan guru, guru dengan siswa ).

    Mengacu pada kondisi nyata yang telah digambarkan di atas, maka penulis

    terdorong untuk mengkaji dan meneliti masalah ini yang dirumuskan dengan judul

    penelitian yaitu Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala

    Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum rumusan

    masalah yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala madrasah sebagai agen perubahan di

    Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo?

    2. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam membangun

    komunikasi efektif di Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo?

    3. Bagaimanakah upaya penanggulangan konflik yang terjadi di Madrasah Aliyah

    Negeri Model Gorontalo?

  • 4

    Manfaat Penelitian

    Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu :

    1. Bagi Kepala Sekolah, dapat memberikan gambaran dan sebagai masukan

    tentang implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang efektif guna

    menunjang tercapainya tujuan sekolah.

    2. Bagi Komite Sekolah, sebagai informasi bagi masyarakat tentang gaya

    kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah sdalam pengembangan

    sekolah.

    3. Bagi Guru, dapat dijadikan bahan masukan berkaitan dengan berbagai

    kemampuan kepala sekolah dalam membangun komunikasi yang efektif

    dengan pihak lain.

    4. Bagi peneliti, sebagai ajang melatih diri penulis dalam berfikir ilmiah untuk

    menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

    KAJIAN PUSTAKA

    Pengertian Gaya Kepemimpinan

    Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan oleh seseorang

    pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang

    di lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan

    mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya dipengaruhi menjadi amat

    penting kedudukannya (Thoha,1995:49)

    Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari tidak terlepas dari

    dari gaya kepemimpinan yang diterapkan. Fiedler (dalam Masaong,2011:162),

    membedakan antara perilaku dan gaya kepemimpinan. Perilaku mengacu pada

    tindakan spesifik seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan

    kerja anggota kelompok. Sedangkan gaya kepemimpinan mengacu pada

    kebutuhan struktur pemimpin yang memotivasi perilaku dalam berbagai situasi

    antar pribadi. Intinya gaya kepemimpinan merupakan karakteristik kepribadian,

  • 5

    bukan perilaku, sedangkan perilaku kepemimpinan dari individu yang sama akan

    berbeda dari situasi ke situasi, sementara struktur perubahan yang mendorong

    perilaku itu konstan.

    Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan, bahwa gaya kepemimpinan

    adalah suatu pola perilaku yang dilakukan pemimpin dalam mendorong para

    bawahannya untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

    dengan tujuan yang disepakati bersama.

    Kepemimpinan Transformasional

    Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasikan

    oleh Burns (dalam Komariah & Triatna,2008:77), bahwa kepemimpinan

    transformasional sebagai sebuah proses dimana para pemimpin dan pengikut

    saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para

    pemimpin adalah seorang yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan

    kinerja manusia sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya

    secara utuh melalui pemotivasian terhadap staf dan menyerukan cita-cita yang

    lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan

    bukan didasarkan atas emosi, misalnya keserakahan, kecemburuan atau

    kebencian.

    Menurut Covey dan Peters (dalam Masaong 2011:180), seorang pemimpin

    transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistis tentang

    bagaimana orgnisasi di masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya telah

    tercapai. Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai organisasi

    sebagai nilai-nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf

    sehingga para staf mempunyai rasa memiliki dan komitmen dalam

    pelaksanaannya. Seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang

    mempunyai keahlian diagnosis, selalu meluangkan waktu dan mencurahkan

    perhatian dalam upaya memecahkan masalah dari berbagai aspek (Komariah dan

    Triatna, 2008:78).

  • 6

    Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

    kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah penampilan/perilaku atau

    kemampuan kepala sekolah dalam membangun perubahan dalam organisasi

    sekolah, memberdayakan seluruh komunitas sekolah melalui komunikasi yang

    terarah, menciptakan suasana yang kondusif agar para bawahan dapat bekerja

    lebih energik dan terfokus sehingga pembelajaran menjadi bersifat transformative

    bagi setiap orang. Dapat disimpulkan indikator kepemimpinan transformasional

    yaitu, (1) pembawa perubahan, (2) penggunaan komunikasi secara efektif, (3)

    mendorong kinerja bawahan, (4) mengharmoniskan lingkungan kerja(5)

    meningkatkan kemampuan terus menerus, (6) mempunyai kemampuan dalam

    penanggulangan konflik.

    Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

    Karakteristik pemimpin transformasional menurut Komariah dan Triatna

    (2008:78) adalah sebagai berikut: (1) pemimpin yang memiliki wawasan jauh

    kedepan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat

    ini tetapi dimasa datang, dan oleh karena itu pemimpin ini dapat dikatakan

    pemimpin yang visioner. (2) pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak

    sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah system kearah yang

    lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional

    karena ia berperan dalam meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada.

    Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat

    semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.

    Menurut Bass dan Aviola (dalam Komariah & Triatna,2008:79), terdapat

    empat dimensi dalam penerapan kadar kepemimpinan transformasional dengan

    konsep 4I , yaitu : (1) Idealized influence, (2) Inspirational motivasion, (3)

    Intellectual stimulation, (4) Individualized consideration.

  • 7

    Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional

    Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh prinsip

    untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis sebagaimana

    dibawah ini (Erik Rees : 2001):

    1. Simplikasi, keberhasilan dari sebuah kepemimpinan diawali dengan sebuah visi

    yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan

    dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu saja transformasional

    yang dapat menjawab kemana kita akan melangkah? menjadi hal pertama

    yang penting untuk kita implementasikan.

    2. Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang

    terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita

    lakukan. Pada saat pemimpin transformasional dapat menciptakan suatu

    sinergitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat pula

    mengoptimalkan, memotivasi dan memberi energy kepada setiap pengikutnya.

    Praktisnya dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang

    serta memberi peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses

    kreatif baik dalam hal memberi usulan ataupun mengambil keputusan dalam

    pemecahan masalah , sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi

    mereka sendiri.

    3. Fasilitasi, dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi

    pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok

    ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal

    intelektual dari setiap orang yang terlibat didalamnya.

    4. inovasi, yaitu kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab

    melakukan suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan

    dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan

    efisien setiap orang yang terlibat perlu mengantisipasi perubahan dan

    seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus

  • 8

    tertentu, pemimpin transformasional harus sigap merespon perubahan tanpa

    mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun.

    5. Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi

    dan memperkuat setiap orang yang terlibat didalamnya dalam mencapai visi

    dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut

    yang penuh dengan tanggung jawab.

    6. Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka

    sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.

    7. Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk

    menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk itu tentu perlu pula

    didukung oleh pengembangan disiplin spritualitas, emosi, dan fisik serta

    komitmen.

    Agen Perubahan

    Setiap organisasi perlu ada pembaharu atau Change Agent yaitu orang

    yang mampu melakukan perubahan dalam lingkungan organisasinya (sekolah).

    Schermerhorn yang dikutip Winardi (2008:3), Seorang agen perubahan yaitu

    seorang atau kelompok yang bertanggung jawab untuk mengubah pola perilaku

    yang ada pada orang tertentu atau system social tertentu.

    Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha memperbaharui

    pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dari uraian di atas, maka selaku

    kepala sekolah sebagai Change Agent, harus mendorong dan mengelola agar

    semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan

    tersebut. Upaya kepala sekolah sebagai agen perubahan bisa meliputi : (1)

    meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih

    baik. Misalnya kepala sekolah menyakinkan orang tua siswa untuk memupuk

    disiplin anak (2) mengingatkan akan tujuan akhir dari perubahan yang

    dilaksanakan. Cara boleh berubah, tetapi tujuan akhir harus tetap dipertahankan

  • 9

    (3) membantu kelancaran proses perubahan, khususnya menyelesaikan masalah

    yang muncul dan membina hubungan antara pihak-pihak yang terkait (4)

    menghubungkan orang dengan pemilik sumber dana/alat yang diperlukan.

    Keterampilan Komunikasi

    Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dalam

    bentuk symbol atau lambang yang melibatkan seseorang atau lebih yang terdiri

    dari pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) melalui suatu alat/media

    dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama (Danim dan Suparno,2009:17).

    Kepala sekolah harus mampu melakukan proses komunikasi yang efektif

    untuk memberdayakan dan membangun tingkah laku ideal dari subjek yang

    dipimpinnya. kepala sekolah dapat berkomunikasi secara efektif bila mampu

    membuat guru, tenaga administrasi, orang tua peserta didik dan peserta didik

    berpartisipasi melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan

    kegembiraan. Kondisi sekolah yang demikian dapat akan menunjang tercapainya

    visi dan misi sekolah.

    Penanggulangan Konflik

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai

    percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan

    sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang

    berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau

    membuatnya tak berdaya. Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau

    kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga

    salah satu atau keduanya saling terganggu (Nardjana 1994:45).

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah merupakan

    perbedaan, pertentangan, dan ketidak sesuaian kepentingan, tujuan, dan kebutuhan

    dalam situasi formal, sosial, dan psikologis, sehingga menjadi antagonis, dan

    emosional diantara individu dalam suatu kelompok atau organisasi.

  • 10

    Penelitian yang Relevan

    Beberapa kajian relevan mengenai kepemimpinan transformasional yang

    dilakukan oleh Fauzuddin(2011). Kepemimpinan traasformasional kepala sekolah

    (studi multikasus pada dua SMA negeri dan satu MA negeri berprestasi di kota

    Banda Aceh). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

    transformasional yang diterapkan oleh kepala sekolah sangat efektif dalam

    menciptakan sebuah sekolah menjadi berprestasi, yaitu melalui upaya-upaya yang

    dilakukan kepala sekolah, seperti: Pertama, dalam mengembangkan visi dan misi

    sekolah, kepala sekolah terlebih dahulu melakukan observasi dan mendalami

    budaya sekolah, mempelajari kekuatan dan kelemahan sekolah, melibatkan semua

    unsur sekolah dalam menciptaka visi dan misi sekolah, mensosialisasikan visi dan

    misi sekolah yang ingin dicapai, dan visi tersebut kemudian dioperasionalkan ke

    dalam misi dan diterjemahkan ke dalam tujuan yang jelas, serta dikomunikasikan

    kepada seluruh warga sekolah. Kedua, dalam melakukan berbagai perubahan

    disekolah kepala sekolah (1) menerapkan pola kepemimpinan yang demokratis,

    (2) mampu membangun jaringan kerjasama dengan seluruh personil sekolah dan

    pihak luar baik dalam upaya peningkatan prestasi siswa maupun dalam upaya

    peningkatan kualitas profesionalisme guru, (3) pelibatan staf dalam pengambilan

    keputusan, (4) memiliki keunggulan dalam membangun komunikasi yang baik

    dengan semua pihak, (5) membagun tim kerja (team work) yang kuat, (6) mampu

    menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, (7) menfasilitasi bawahannya

    dalam bekerja dan pengembangan diri, (8) memotivasi para guru dan siswa agar

    memiliki minat dan semangat untuk berkembang dan belajar lebih giat, (9)

    menciptakan atmosfir yang mendorong para siswa untuk belajar dengan suasana

    yang nyaman melalui penyediaan fasilitas belajar yang nyaman, layanan khusus,

    inovasi pembelajaran, penyelenggaraan kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang

    menyenangkan, dan (10) melakukan analisis SWOT dan sasaran strategis dengan

    cara melibatkan pihak-pihak yang terkait secara proporsional. Ketiga,dalam

    mendukung/membantu transformasi individu guru, kepala sekolah (1) melakukan

    pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru melalui program MGMP, (2)

  • 11

    mendorong guru untuk mau mengikuti berbagai seminar, pelatihan, dan

    workshop, (3) mengajak guru untuk melakukan penelitian dan suka menulis

    sebagai tujuan dalam meningkatkan kualitas individu guru, (4) memberi

    kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan, (5) memberi kesempatan

    guru untuk membimbing kelompok kreativitas siswa, (6) menciptakan strategi

    atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif, (7) bersama-

    sama guru mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode

    mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, (8) melakukan

    perencanaan kebutuhan anggaran untuk pembinaan guru, dan melakukan

    supervise.

    Metode Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kuantitatif dengan metode deskriptif. Manfaat penelitian dengan metode

    deskriptif kuantitatif menurut Bungin (2005 : 36), adalah bertujuan untuk

    menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

    variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan

    apa yang terjadi. Jenis penelitian ini dipilih untuk memaparkan atau

    menggambarkan data temuan penelitian dalam bentuk presentasi atau pernyataan-

    pernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang ada. Sementara itu untuk

    mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan teknik observasi, dimana

    peneliti menjadi instrument untuk mendapatkan data penelitian. Instrument yang

    digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angket.

  • 12

    Hasil Penelitian

    Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Bertitik tolak dari rekapitulasi hasil penelitian tentang implementasi gaya

    kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo yang

    mencakup tiga indikator yaitu:

    1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Agen Perubahan

    Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator gaya kepemimpinan

    kepala sekolah sebagai agen perubahan, telah berjalan efektif hal ini dapat dilihat

    pada hasil skor rata-rata 136.5 atau ( 68.46%) berada pada kategori efektif.

    Namun perlu ditingkatkan lagi karena masih terdapat (32 %) yang dipengaruhi

    oleh beberapa orang guru belum melaksanakan program pembelajaran secara

    maksimal, serta tingkat disiplin guru yang masih rendah. Sehingga kepala sekolah

    perlu meningkatkan perannya sebagai agen perubahan yang mampu meningkatkan

    segala aspek kehidupan di sekolah yang dipimpinnya serta harus mendorong dan

    mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam

    perubahan tersebut.

    2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Membangun Komunikasi Efektif

    Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator gaya kepemimpinan

    kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif telah berjalan efektif, hal

    ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata 147.75 atau (74 %), berada pada kategori

    efektif. Namun perlu ditingkatkan karena masih terdapat (26%) dipengaruhi oleh

    tingkat pemahaman masing-masing guru yang berbeda baik jenjang pendidikan

    maupun latar belakang budaya dalam merespon informasi maupun aturan yang

    dibuat sehingga proses komunikasi yang dilakukan kepala sekolah perlu

    ditingkatkan lagi baik secara formal maupun informal dengan bahasa yang mudah

    dimengerti `serta menggunakan media atau alat komunikasi untuk menunjang

    efektifitas penyampaian informasi.

  • 13

    3. Upaya Penanggulangan Konflik

    Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator upaya penanggulangan

    konflik dalam implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala

    madrasah telah berjalan efektif hal ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata

    144.37 atau (72.62%) berada pada kategori efektif. Namun perlu ditingkatkan

    karena masih terdapat (27.38%) yang dipengaruhi oleh factor kecemburuan

    beberapa guru terhadap guru lain karena merasa diperlakukan secara tidak adil

    serta perbedaan keinginan dalam merumuskan tujuan bersama sehingga kepala

    sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyatukan berbagai

    pendapat, dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, mencari solusi terbaik

    atas setiap masalah secara bersama melalui musyawarah mufakat dan lebih

    mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.

    Secara umum seluruh indikator implementasi gaya kepemimpinan

    transformasional kepala madrasah yang diukur, berada pada kategori efektif yang

    terlihat dalam skor rekapitulasi akhir dengan persentase 71.69%.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat

    dibuatlah kesimpulan sesuai indikator penelitian yaitu:

    1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada

    implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN

    Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman

    presentase berada pada kategori efektif.

    2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif

    pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di

    MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman

    presentase berada pada kategori efektif.

  • 14

    3. Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan

    transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan

    efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori

    efektif.

    Saran-Saran

    1. Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan

    transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan

    sekolah.

    2. Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong

    dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan

    sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah

    3. Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan

    transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam

    setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah.

    4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan

    mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan

    pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Avolio, B & Luthans, F. 2006. The High Impact Leader. New York: Mc Graw

    Hill, inc.

    Gamble, Teri Knapp and Michael Gamble. 2002. Commucation Work.New York:

    Random Hous Inc.

    Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Belajar. Jakarta : Bumi Aksara

    Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan

    Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.

    Komaria, Aan dan Triatna Cepi, 2008.Visionary Leadership, Menuju Sekolah

    Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

  • 15

    Masaong, Abd. Kadim dan Tilomi Arfan. 2011. Kemimpinan Berbasis Multiple

    Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk

    Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung : Alfabeta.

    Mulyasa, H.E.2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Rosda

    Karya.

    Riduan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

    Alfabeta

    Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo

    Sudrajat, Achmad.2008.Kepememimpinan Transformasional Kepala Sekolah.

    http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/15

    kepemimpinan%20transformasional%20kepala%20sekolah/. diakses tanggal

    5 maret 2013.

    Sulistiyani,Ambar Teguh 2008. Kepemimpinan Profesional. Yogyakarta: Gava

    Media.

    Sugiono, 2010. Metode Penelitian pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif,

    dan R&D. Bandung: Alfabeta.

    Thoha, Miftah.1995. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.

    Bandung : Angkasa.

    Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Jakarta. Depdiknas

    Widdah.dkk. 2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu

    Madrasah. Bandung : Alfabeta.

    Winardi, J. 2008. Manajemen Perubahan. Jakarta : Prenada Media Group

    Yulk, Garry. 1998. Kepemimpinan dalam organisasi. Edisi Bahasa Indonesia.

  • 16

  • 17

    Rangkuman hasil analisis persentase skor indikator gaya kepemimpinan kepala

    sekolah sebagai agen perubahan, ditampilkan pada tabel 4.15 berikut ini.

  • 18

    ABSTRAK

    Yulinda Mato, 2013. Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional

    Kepala Madrasah Di MAN Model Gorontalo. Skripsi Strata I. Jurusan

    Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo.

    Pembimbing I Dr. Fadliah, M.Si, Pembimbing II Warni T. Sumar, S.Pd, M.Pd.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Gaya Kepemimpinan

    Kepala Madrasah Sebagai Agen Perubahan di MAN Model Gorontalo, 2) Gaya

    Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Membangun Komunikasi Efektif di

    MAN Model Gorontalo, 3) Upaya Penanggulangan Konflik Yang Terjadi di MAN

    Model Gorontalo. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

    dengan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data angket dan

    wawancara dan teknik analisis data yang digunakan perhitungan dengan formula

    persentase.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan kepala

    sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan

    transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan

    efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif; 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada

    implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN

    Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase

    berada pada kategori efektif; 3) Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo

    telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada

    kategori efektif.

    Disarankan : 1) Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif

    bagi kemajuan sekolah; 2) Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan

    kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih

    dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan

    disekolah; 3) Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan

    transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap

    kegiatan yang telah diprogramkan sekolah; 4) Kepada peneliti selanjutnya untuk

    terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional

    dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen

    perubahan

    Kata kunci: Implementasi, Gaya, Kepemimpinan Transformasional, Kepala

    Madrasah

  • 19