31150024 megalitikum

13
PreSeNtAsi SeJaRaH Created By : Darwin Setyono XB / 7 Eben Haezer XB / 10 Erlinda Gunawan XB / 14 Felicia Chrestella XB / 15 MegaLithiKum & ZamaN pEruNGGu

Upload: inooong

Post on 22-Jun-2015

886 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SLIDESHOW

TRANSCRIPT

Page 1: 31150024 megalitikum

PreSeNtAsi SeJaRaH

Created By :Darwin Setyono XB / 7

Eben Haezer XB / 10Erlinda Gunawan XB / 14Felicia Chrestella XB / 15

MegaLithiKum & ZamaN pEruNGGu

Page 2: 31150024 megalitikum

Megalitikum

Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar.

Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.

Page 3: 31150024 megalitikum

Peninggalan-peninggalan zaman Megalitikum banyak ditemukan di

wilayah Indonesia, terutama pada daerah Jawa, Sumatera, dan Bali.

Peninggalan kebudayaan pada zaman Megalitikum di Sumatera terdapat di

dataran tinggi Pasemah. Penyelidikan di Pasemah ini dilakukan oleh Dr.

van der Hoop dan Van Heine Geldern.

Peninggalan zaman Megalitikum di daerah Jawa terdapat di daerah

Besuki.Peninggalan-peninggalan ini berupa kuburan yang oleh penduduk

setempat disebut pandhusa (dolmien yang berisi kubur batu di bawahnya).

Kebudayaan zaman Megalitikum ditemukan di daerah Wonosari

(Yogyakarta), Cupu, dan Cirebon. Pada daerah mi ditemukan kubur-kubur

batu yang berisi kerangka rnanusia, alat-alat perunggu dan besi, dan

manik-manik. Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang utamanya menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan massif. Bangunan Megalithik ini dipergunakan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap arwah nenek moyang.

Kebudayaan Megalithikum muncul pada zaman Neolithikum dan berkembang luas pada zaman logam.

Page 4: 31150024 megalitikum

Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu :1.Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis. 2.Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.

Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan. Sampai sekarang, kebudayaan iini masih dipertahankan oleh beberapa suku di Indonesia seperti suku Nias.

Page 5: 31150024 megalitikum

Tabel ciri-ciri, fungsi, dan tempat ditemukannya hasil kebudayaan Megalithikum :

Page 6: 31150024 megalitikum

Zaman Perunggu

Pada zaman ini, penduduk yang menetap di Nusantara sudah dapat mengolah dan melebur logam. Namun, alat-alat batu dan gerabah juga masih tetep dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil-hasil kebudayaan:

Kapak Corong.

Kapak yang bagian atasnya berbentuk corong, hal tersebut berguna untuk

memasukan tangkai kayu. Kapak ini hampir ditemukan di seluruh daerah di

Indonesia. Candrasa merupakan kapak corong yang salah satu sisinya

memanjang.

Page 7: 31150024 megalitikum

NekaraGenderang besar yang terbuat dari perunggu, berpinggang di tengahnya dan tertutup diatasnya.Nekara ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Selayar, Roti dan Kep, Kei. Nekara terbesar di Indonesia terdapat di desa Intaran, daerah Pejeng, Bali.

Bejana PerungguBerbentuk bulat panjang dan terbuat dari perunggu yang berbentuk seperti tempat untuk ikan pada saat menangkap ikan. Hanya ditemukan dua di Indonesia, yaitu di daerah Sumatra dan Madura.

Arca-arca PerungguMemiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti bentuk, manusia ataupun hewan. Arca-arca tersebut dapat ditemukan di Bangkinang (Riau) dan di Limbangan (Bogor).

Page 8: 31150024 megalitikum

Benda-benda PerungguBenda-benda lain ini dapat berupa perhiasan seperti cincin dan gelang yang biasanya tanpa hiasan namun beberapa terdapat hiasan berupa pola hewan. Terdapat juga senjata berupa ujung tombak dan belati. Selain itu, ditemukan juga alat-alat lain seperti mata pancing, ikat pinggang, dan penutup lengan.

GerabahAlat ini sudah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Dapat ditemukan di daerah Bali, Bogor, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Page 9: 31150024 megalitikum

Teknologi :Pada zaman logam, benda-benda perunggu yang ditemukan dibuat

dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik bivalve dan teknik a cire perdue.

Teknik Bivalve (setangkap)

Teknik ini menggunakan 2 cetakan yang dapat dirapatkan, dibagian atas

cetakan tersebut terdapat lubang, dari lubang tersebut dituangkan

logam cair. Bila perunggu sudah dingin cetakan dibuka

Teknik A Cire Perdue (Cetakan lilin)Diawali dengan membuat bentuk pada logam dari lilin yang berisi tanah

liat sebagai intinya, lalu bentuknya dihias dengan berbagai bentuk pola hias, setelah itu dibungkus dengan tanah liat yang lunak. Pada bagian atas dan bawah diberi lubang, dari bagian atas dituangkan perunggu cair

dan dari bawah mengalirlah lilin yang meleleh. Bila perunggu sudah dingin, cetakan tersebut harus dipecah untuk mengambil bendanya yang

sudah jadi.

Page 10: 31150024 megalitikum

Manusia Pendukung.

Page 11: 31150024 megalitikum

Kehidupan social budayaMasyarakatnya ada yang hidup di desa-desa, daerah pegunungan,

dataran rendah, serta tepi Mata pencaharian utama pada jaman ini

tidaklah lagi, namun berburu masih tetap dilakukan.Yang utama adalah

bertani, bertani pun mereka tidak sepenuhnya bergantung pada hujan.

Seiring perkembangan jaman, peralatan meraka jauh lebih kompleks.

Maka dibutuhkanya skill untuk membuat alat tersebut. Karena hanya

beberapa orang yang memiliki skill tsb.Maka diadakanya pembagian

kerja, hingga munculah golongan undagi (tukang) yang terampil dalam

melakukan pekerjaan gerabah perhiasan.

Page 12: 31150024 megalitikum

Pelayaran

Salah satu kapal yang asli berasal dari Indonesia adalah “perahu

bercadik”. Pembuatanya dengan cara mengeruk isi pohon sehinnga

membentuk berupa lesung, lalu diberi cadik (sayap) di kanan dan di

kirinya sebagai penyeimbang, cadik ini berguna supaya perahu tidak

mudah terbalik oleh terpaan ombak.

Page 13: 31150024 megalitikum

Thank You