3.1. alternatif solusi bisnis - perpustakaan digital · pdf fileberinvestasi di iitc kopo,...
TRANSCRIPT
BAB 3 SOLUSI BISNIS
3.1. Alternatif Solusi Bisnis
Lynda dan Tong dalam bukunya The 4 Rs of Asian Shopping Centre Management
(2005:28) ditekankan 9 Variabel yang menentukan tingkat keberhasilan sebuah pusat
perbelanjaan, yaitu :
1. Lokasi
2. Visibilitas
3. Kemudahan Akses
4. Luas
5. Perencanaan dan Desain Ruang
6. Penyewa Utama
7. Keseimbangan Penyewa
8. Strategi Pembinaan Citra, Pemasaran, dan Manajemen
9. Pola Pikir Berorientasi Layanan Pelanggan
(Cassazza dan Spink, 1985; Landon, 1989; Muhlebach dan Alexander, 1989; Sternlieb dan
Hughes, 1981)
Faktor‐faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan harus didukung oleh
manajemen pusat perbelanjaan dengan menemukan rumus dan strategi pengelolaan
yang tepat sesuai dengan permintaan pasar yang ada. Beberapa dari variabel
tersebut telah ada dan tidak dapat dirubah lagi, seperti lokasi, visibilitas,
kemudahan akses, luas, serta perencanaan dan desain ruang.
Variabel lainnya merupakan hal yang masih dapat dikembangkan oleh manajemen
pusat perbelanjaan untuk mendapatkan solusi yang terbaik dalam strategi
pengelolaan bagi perusahaan.
Untuk itu, akan dikaji lebih dalam mengenai alternatif solusi bisnis menggunakan
model strategi bisnis, strategi pemasaran dan model strategi operasi.
39
3.1.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam proyek akhir ini mengikuti metodologi yang dapat
digambarkan dengan menggunakan diagram alir berikut:
Mulai
Identifikasi Masalah• Faktor‐faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan pendapatan IITC Kopo Mall • Bagaimana strategi operasi yang tepat untuk
berorientasi pelanggan dan mengoptimalkan sumber daya operasi
Tujuan Penelitian
Merumusakan Strategi Operasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan melalui sumber daya operasi
Studi Pustaka
Menggunakan kerangka Strategi Operasional Slack& Lewis
Pengumpulan & Pengolahan Data
Analisis Persyaratan Pasar Segmenting, Targeting,
Positioning (STP)
Analisis Lingkungan Industri
Penyusunan Matriks Strategi Operasi
Strategi Bisnis Perusahaan
Analisis Lingkungan Makro
Analisis Sumber Daya Operasi
Rencana Implementasi
Selesai
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
40
3.1.2. Strategi Bisnis Perusahaan
Menurut Michael Porter, strategi bisnis perusahaan dibagi 3 strategi yang menjadi
titik awal bagi pemikiran strategis, yaitu : keunggulan biaya secara keseluruhan,
diferensiasi, dan fokus.
• Keunggulan biaya (Cost Leadership)
Strategi untuk mencapai biaya produksi dan distribusi yang terendah sehingga
dapat menetapkan harga yang lebih rendah daripada para pesaing dan
mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan yang menggunakan
strategi itu harus terampil dalam perekayasaan (engineering), pembelian,
produksi dan distribusi fisik. Perusahaan tersebut memerlukan sedikit
keterampilan pemasaran
• Diferensiasi
Strategi dengan berkonsentrasi untuk mencapai kinerja yang unggul pada
wilayah manfaat pelanggan yang dinilai penting oleh sebagian besar pasar
sehingga menjadikan sesuatu yang unik dan berbeda dari apa yang ditawarkan
pesaing. Perusahaan berupaya untuk memperkuat sisi yang mendatangkan
diferensiasi.
• Fokus
Strategi memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit.
Perusahaan tersebut sangat memahami kebutuhan segmen itu dan mengejar
kepemimpinan biaya atau diferensiasi dalam segmen sasaran tersebut.
41
COMPETITIVE ADVANTAGE
Differentiation Lower Cost
Broad Target
COMPETITIVE SCOPE
Narrow Target
Gambar 3.2 Strategi Bersaing (Sumber; Porter 1990)
Dari pemetaan tersebut, didapat strategi yang sebaiknya digunakan oleh IITC Kopo
Mall adalah keunggulan biaya (Cost Leadership). Dengan kondisi industri properti
yang berkembang pesat dan banyaknya pesaing yang muncul, sasaran utama adalah
mengkaji ulang perhitungan biaya produksi, dalam hal ini investasi properti yang
akan dicapai, untuk mendapatkan harga yang kompetitif.
Dalam industri properti, dengan menaikkan investasi dari lahan yang bernilai
rendah menjadi lahan yang bernilai tinggi, dibutuhkan sedikit pengorbanan dari
pemasukan yang dicapai. Dengan kondisi yang sepi dan sedikitnya penyewa, arah
sasaran strategi yang sesuai adalah dengan menekan biaya sewa lahan menjadi
seminimal mungkin, dengan tujuan para penyewa menjadi lebih tertarik untuk
berinvestasi di IITC Kopo, sehingga dengan banyaknya unit toko yang buka
42
menjadikan tingginya tingkat huni, akan menarik pelanggan lebih banyak untuk
mencapai kondisi mall yang ramai dengan transaksi yang tinggi.
Setelah kondisi tersebut tercapai, barulah harga lahan bisa menjadi tinggi karena
telah menjadi lahan yang produktif bagi para penyewa. Di waktu inilah pemilik
properti akan menuai keuntungan yang lebih tinggi.
3.1.3. Strategi Operasi
Dalam Proyek Akhir ini akan digunakan kerangka Strategi Operasi yang
dikemukakan oleh Nigel Slack dan Michael Lewis (2002).
Gambar 3.3 Model Strategi Operasi (Sumber; Slack & Lewis, 2002)
Dengan menetapkan strategi operasi perusahaan berupa usaha‐usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertemukan antara persyaratan pasar
dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut untuk
memenuhi mendapatkan rekonsiliasi strategi operasi yang tepat. Lingkungan pasar
yang terus berubah membutuhkan strategi operasi yang harus dapat memenuhi
tantangan‐tantangan perubahan pasarnya. Strategi Operasi juga berhubungan
dengan pengembangan jangka panjang yang harus dilakukan perusahaan dari
sumber daya operasi dan proses‐prosesnya sehingga secara mendasar dapat
membangun keunggulan‐keunggulan perusahaan secara berkelanjutan.
43
3.2. Analisis Solusi Bisnis
3.2.1. Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)
Analisis kondisi strategis mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam bisnis serta
kekuatan dan kelemahan organisasi/perusahaan. Semua informasi tersebut memiliki
peran yang sangat penting dalam merancang strategi pemasaran, termasuk strategi
penentuan pasar sasaran dan penentuan posisi di pasar.
a. Segmenting
Pada awalnya segmentasi pasar untuk IITC Kopo Mall adalah para pedagang kios
kecil sebagai individual owner yang membeli unit kios/toko untuk berdagang.
Konsep trade center disini sangat kental untuk digunakan, karena memang
keuntungan dari penjualan unit kios/toko kecil mendapat porsi lebih besar daripada
unit kios/toko kecil. Semakin kecil unit kios/toko, maka semakin tinggi harga unit
per meter perseginya.
Namun unit toko besar yang disewakan sebagai Penyewa Utama (Anchor Tenant)
juga memiliki nilai tambah sebagai magnet dari sebuah pusat perbelanjaan tersebut.
Oleh karena itu IITC Kopo Mall menarik Penyewa Utama seperti Supermarket Super
Indo, Kentucky Fried Chicken, Hoka Hoka Bento, dan Fun World sebagai Penyewa
Utama untuk menjadi daya tarik pengunjung berbelanja di mall. Dalam skala bisnis,
adanya penyewa utama tersebut sebenarnya tidak mendatangkan keuntungan
finansial bagi perusahaan, karena selain harga sewa yang murah, bargaining power
sebuah penyewa utama sangat tinggi karena merasa dibutuhkan oleh sebuah pusat
perbelanjaan, sehingga beberapa keuntungan akan berpihak kepada mereka.
44
Seperti contoh adalah sewa lahan yang sangat murah, kebijakan tarif biaya
operasional yang lebih murah, perlakuan istimewa terhadap layanan operasi, dan
lain sebagainya. Adanya penyewa utama hanya sebagai daya tarik untuk menaikkan
nilai pusat perbelanjaan dengan nama besar para penyewa utama yang bergabung
di mall. Sehingga apabila penyewa utama terlalu banyak, akan tidak baik terhadap
pendapatan sebuah pusat perbelanjaan.
Oleh karena itu, segmentasi pasar IITC Kopo Mall lebih diarahkan pada
penyewa/pemilik kios kecil, dengan segmen para pedagang kelas menengah ke
bawah.
b. Targeting
Sasaran IITC Kopo Mall adalah para pedagang yang ingin berdagang secara
individu dengan konsep perdagangan eceran dengan membeli/menyewa unit kios
dengan tarif yang lebih murah di Bandung Selatan. Sebagian besar sasaran utama
adalah para pedagang menengah kelas trade center/pasar yang merupakan pemain
lama yang akan memperluas ekspansi perdagangannya ke daerah Bandung Selatan.
Dalam industri properti pusat perbelanjaan, rata‐rata setiap pedagang yang sukses
akan membuka unit toko cabangnya pada pusat perbelanjaan lain.
Dengan ekspansi para pedagang yang telah sukses, diharapkan akan membawa
dampak positif terhadap IITC Kopo Mall sendiri karena didukung oleh toko‐toko
yang sudah dikenal oleh pelanggan. Hal ini yang menjadi sasaran IITC Kopo Mall
untuk meraih pangsa pasar tersebut karena fasilitas pusat perbelanjaan di Bandung
Selatan masih belum ada.
45
c. Positioning
Posisi IITC Kopo Mall di industri properti pusat perbelanjaan berada di level
menengah dengan konsep Trade Mall, yang menggabungkan perdagangan sebuah
trade center dengan sebuah mall. Bauran penyewa/pemilik kios dari unit besar kelas
mall seperti Super Indo, KFC, Hoka Hoka Bento, Fun World dengan para pedagang
kios kecil menempatkan posisi yang unik bagi IITC Kopo Mall. Dengan posisi
sebuah pusat perbelanjaan sekelas mall namun menjual produk‐produk murah
sekelas trade center.
Menempatkan image berbelanja harga murah dengan konsep berbelanja trade center
namun dengan bauran suasana sebuah mall akan menempatkan image pengunjung
untuk dapat memilih IITC Kopo Mall sebagai pusat perbelanjaan yang perlu
dikunjungi.
3.2.2. Analisis Persyaratan Pasar
Dari permintaan dan harapan para Penyewa dan Pemilik kios/toko di IITC Kopo
Mall berdasarkan sumber wawancara kepada manajemen IITC Kopo Mall sebagai
sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pelayanan dan pengelolaan properti,
kemudian didapat pengelompokkan aspek pelayanan (aspek operasional) yang
diperlihatkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:
46
Tabel 3.1 Analisis Aspek Layanan Pengelolaan dan Kebutuhan Penyewa
No Aspek Layanan Pengelolaan Variabel
1. Tingkat Huni Pusat Perbelanjaan • Jumlah unit toko buka terhadap jumlah keseluruhan unit dalam mall
• Jumlah toko yang masih tutup 2. Keramaian dan Daya Beli Pelanggan • Jumlah pengunjung per hari
• Jumlah transaksi/omset toko per hari 3. Kualitas Produk dan Pelayanan • Kualitas unit kios/toko dan utilitas
• Penyelesaian layanan komplain 4. Tagihan • Keakuratan tagihan listrik sesuai pemakaian tiap
unit kios/toko • Kurangnya informasi dan pengetahuan konsumen
mengenai pola perhitungan tarif. 5. Iklan, Promosi serta Pameran &
Acara Pendukung • Media cetak, media promo, radio, flyer, spanduk,
dsb. • Jumlah Pameran dan Acara yang dilakukan
manajemen mall • Jumlah pengunjung rata‐rata pada setiap acara yang
dilakukan 6. Kecepatan Penanganan Keluhan • Lamanya waktu yang diperlukan pelanggan dari
penyampaian keluhan sampai penyelesaian keluhan 7. Kemudahan Penyewa/Pemilik Kios • Staff Tenant Relation dan Customer Service yang
siap melayani komplain, pembayaran, dan kegiatan lain dari penyewa/pemilik kios
8. Tarif • Biaya Operasional yang sesuai dengan kondisi perdagangan di mall, semakin ramai dan daya beli pelanggan tinggi, semakin tinggi biaya operasional yang ditagihkan
• Biaya service charge per m2 dari unit kios/toko
Dari 8 aspek dan variabel‐variabelnya di atas, kemudian dapat dianalisa variabel‐
variabel mana yang perlu perbaikan yang ditunjukkan pada tabel 3.2 dan variabel
yang perlu dipertahankan pada tabel 3.3.
47
Tabel 3.2 Variabel‐variabel keputusan pelanggan yang perlu perbaikan pada setiap aspek layanan
No Aspek Layanan Pengelolaan Variabel
1. Tingkat Huni Pusat Perbelanjaan • Banyaknya unit toko yang tutup membuat penyewa menganggap mall gagal
2. Keramaian dan Daya Beli Pelanggan • Jumlah pengunjung sepi menurunkan omset sehingga penyewa tidak bersedia membayar biaya
• operasional
3. Kualitas Produk dan Pelayanan • Kualitas unit kios/toko dan utilitas yang kurang memadai
• Penyelesaian layanan komplain kurang tanggap 4. Tagihan • Tagihan listrik masih sering tidak akurat karena
kesalahan pencatatan KWH meter • Pemilik kios merasa biaya listrik di‐mark up oleh
pengelola gedung 5. Iklan, Promosi serta Pameran & Acara
Pendukung • Penyewa merasa iklan dan promosi kurang • Jumlah pameran dan acara dirasa kurang
mendatangkan penjualan yang baik bagi kios/toko tenant
6. Kecepatan Penanganan Keluhan • Keluhan masih lama untuk diselesaikan 7. Kemudahan Penyewa/Pemilik Kios • Staff Tenant Relation dan Customer Service
terbatas, sehingga penyewa enggan untuk menyampaikan masalah
8. Tarif • Biaya Operasional‐Service Charge terlalu tinggi tidak sebanding dengan kondisi mall yang masih sepi
Tabel 3.3 Variabel‐variabel keputusan pelanggan yang dianggap penting dan perlu dipertahankan pada setiap aspek layanan
No Aspek Layanan Pengelolaan Variabel
1. Tingkat Huni Pusat Perbelanjaan • Unit kios/toko sudah banyak terjual, namun oleh investor sehingga masih tutup untuk disewakan
2. Keramaian dan Daya Beli Pelanggan • Daya beli pelanggan tinggi, 3. Kualitas Produk dan Pelayanan • Kios/toko diberikan dengan standar sebuah mall
• Layanan dapat terselesaikan 4. Tagihan • Tagihan listrik sudah berdasarkan KWH meter
yang terpasang di unit kios • Perhitungan tagihan mengikuti standar
5. Iklan, Promosi serta Pameran & Acara Pendukung
• Kerjasama iklan radio dan surat kabar • Inovasi acara dan pameran sesuai tema tiap bulan
6. Kecepatan Penanganan Keluhan • Pendataan tiap keluhan secara resmi 7. Kemudahan Penyewa/Pemilik Kios • Staff cukup dikenal baik dan ramah 8. Tarif • Terdapat kebijakan manajemen untuk pemberian
diskon/revisi tarif yang berlaku
48
3.2.3. Analisis Sumber Daya Operasi
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu bisnis, perlu diidentifikasi
dan dievaluasi aspek‐aspek internal dari perusahaan. Aspek‐aspek tersebut terdiri
dari sumber daya yang berhubungan langsung dengan transformasi input menjadi
output perusahaan, misalnya fasilitas fisik & utilitas gedung, sumber daya manusia.
Aspek lain adalah sumber daya pendukung, seperti material, informasi & teknologi,
dan pelanggan.
a. Fasilitas Fisik dan Utilitas Gedung
IITC Kopo Mall mempunyai bangunan struktur tingkat tinggi (high rise) dan utilitas
yang sesuai dengan standar keamanan yang berlaku pada bangunan komersial
tingkat tinggi. Fasilitas yang ada dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Fasilitas Utilitas Gedung IITC Kopo Mall
Fasilitas Fisik Jumlah Keterangan
Parkir 1000 kendaraan Indoor dan outdoor Lobby/Hall/Atrium 3 buah @ 500m2 Di lantai dasar Lift/Elevator 2 buah Di tiap lantai Escalator 24 buah Di tiap lantai Air Conditioner Semua lantai ‐ Hydrant/Fire Fighting Semua lantai ‐ Smoke Detector ¤ Tiap unit kios ‐ Camera CCTV 20 unit Tersedia ruang kontrol Exhaust Fan 30 unit Di area Food Court Toilet 18 unit Di tiap lantai Sewage Treatment Plant 1 unit Bawah Tanah Generator 1 unit 2000 KVA Sumur Bor/Deep Well 1 unit Bawah Tanah Transformator 2 unit ‐ Panel SDP Telkom 1 unit Di ruang kontrol
49
Dalam melakukan pengelolaan perawatan gedung, IITC Kopo Mall menggunakan
peralatan manual dan prosedur sesuai standar operasional gedung komersial yang
ada.
b. Sumber Daya Manusia
Karyawan IITC Kopo Mall hingga tahun 2007 berjumlah 43 orang dengan tingkat
pendidikan mayoritas adalah S1. Sedangkan karyawan outsourcing berjumlah 129
orang.dengan tingkat pendidikan mayoritas adalah setara SMU. Komposisi
karyawan secara jelas diperlihatkan pada Gambar 3.4 berikut.
Gambar 3.4 Komposisi Karyawan IITC Kopo Mall dan Outsourcing berdasarkan
tingkat pendidikan
c. Penyewa/Tenant
Dari total 1035 unit, Penyewa/Tenant di IITC Kopo Mall terdiri dari penyewa,
pemilik(pembeli), peminjam. Dari ketiga tersebut dibandingkan terhadap kondisi
50
jumlah unit keseluruhan (terisi) dan yang masih kosong (vacant), serta kondisi buka
dan tutupnya.
Terlihat unit yang masih vacant sejumlah 535 unit sedangkan yang sudah terisi
sejumlah 500 unit. Dari jumlah unit masih kurang dari 50% yang sudah terisi.
Komposisi perbandingan diperlihatkan pada gambar 3.5 berikut.
Gambar 3.5 perbandingan unit kios/toko IITC Kopo Mall
d. Mitra Kerja/ Outsourcing
Dalam menjalankan proses bisnisnya, IITC Kopo Mall memiliki mitra kerja untuk
mendukung kegiatan operasional pelayanan kepada pelanggan. Dengan bekerja
sama dengan pihak perusahaan outsourcing, didapat efisiensi biaya karyawan yang
ditanggung sesuai dengan keahlian dan kapasitas pekerjaan yang ada.
Mitra kerja yang terlibat dalam mendukung operasional IITC Kopo Mall dapat
dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
51
Tabel 3.5 Mitra Kerja IITC Kopo Mall
Bidang Kerja Perusahaan Outsourcing
Jasa Parkir PT Sunparking
Jasa Cleaning Service PT Sandhy Putramakmur
Jasa Pengelolaan Toilet PT Sandhy Putramakmur
Jasa Pembasmi Hama PT Rentokil
Jasa Keamanan/Security PT Cakra Satya Internusa
3.2.4. Isi Strategi Operasi
Isi dari strategi operasi adalah sekumpulan keputusan‐keputusan yang dibuat
dalam area strategi yang berhubungan dengan rekonsiliasi atau penyatuan antara
sumber daya operasi dengan persyaratan pasarnya. Isi strategi operasi terdiri dari
tujuan kinerja (performance objectives) perusahaan dan area keputusan (decision area).
3.2.5. Tujuan Kinerja
Tujuan kinerja adalah dimensi dan kinerja suatu operasi untuk memuaskan atau
memenuhi persyaratan pasarnya sehingga dapat memenangkan pasar. Obyek
kinerja ini dapat pula diartikan dengan faktor‐faktor kompetitif perusahaan
terhadap para pesaingnya untuk memenangkan pasar. Objek kinerja merupakan
terjemahan dalam bahasa operasional bagi marketing untuk meninjau sudut
pandang pasar. Obyek kinerja tersebut secara garis besar dibagi dalam lima faktor,
yaitu : kualitas, kecepatan, Dependability, fleksibilitas. dan biaya.
• Kualitas: spesifikasi produk atau jasa yang sesuai dengan yang dijanjikan dan
sesuai harapan konsumen.
52
• Kecepatan: waktu yang dibutuhkan dari awal operasi sampai selesai, misalnya
dari saat konsumen membeli produk atau jasa sampai konsumen menerima
produk/ jasa tersebut.
• Dependability: berarti dapat diandalkan atau tetap menjaga mutu pelayanan
sesuai yang telah dijanjikan atau berhubungan dengan ketepatan waktu
memenuhi janji pelayanan.
• Fleksibilitas: dapat menyesuaikan dengan cepat dan baik apabila diperlukan
pada kondisi yang berbeda dari biasanya.
• Biaya: Biaya adalah obyek kinerja yang paling penting bagi suatu perusahaan.
Biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya operasi, biaya modal, dan
biaya modal kerja. Semakin besar perusahaan dapat menekan biaya produksi,
maka semakin murah harga yang dapat ditawarkan kepada konsumennya.
Gambar 3.6 Lima Tujuan Kinerja (Sumber; Slack & Lewis, 2002)
53
3.2.6. Area Keputusan
Area keputusan pada strategi operasi adalah kumpulan dari keputusan‐keputusan
yang dibutuhkan dan harus diatur dari sumber daya ‐ sumber daya opoerasi
perusahaan dalam jangka panjang. Area keputusan pada strategi operasi dan isu‐isu
yang berhubungan dengannya dapat dijelaskan dan dilihat pada Gambar 3.7 berikut
ini.
Gambar 3.7 Empat Kategori dari Area Keputusan dalam Strategi Operasi (Sumber; Slack & Lewis, 2002)
Area keputusan ini menyangkut sumber daya operasi yaitu:
Kapasitas, termasuk di dalamnya fasilitas secara umum.
Supply Network, termasuk di dalamnya pembelian dan logistik.
Teknologi, yaitu proses teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang
dan jasa.
Pengembangan dan Organisasi dari proses‐proses operasi.
54
55
Pada IITC Kopo Mall, kesesuaian antara kebutuhan pelanggan dengan sumber daya
yang ada dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut:
Setelah mengetahui persyaratan pasar serta sumber daya ‐ sumber daya operasi
yang dimiliki oleh perusahaan, kemudian disusun strategi operasi dengan cara
mempertemukan dan menyesuaikan kedua sudut pandang ini melalui proses
rekonsiliasi yang dijalankan terus menerus dan berulang‐ulang. Pada kenyataannya
persyaratan pasar dan sumber daya operasi berubah terus secara dinamis yang
menyebabkan proses rekonsiliasi ini menjadi kompleks dan prosesnya sangat
menantang. Gambar berikut menggambarkan proses rekonsiliasi antara sumber
daya yang dimiliki dengan persyaratan pasarnya.
3.2.7. Menyatukan Sudut Pandang Pasar dengan Sudut Pandang Sumber Daya
Gambar 3.8 Proses Rekonsiliasi antara Sumber Daya Operasi dengan Persyaratan Pasarnya dalam Strategi Operasi (Sumber; Slack & Lewis, 2002)
Performance Objectives
Market Positioning
Customer Needs
Competitors’ Actions
Required performance
Understanding markets
Operations Strategy
Decision Areas
Tangible and Intangible Resources
Operations Processes
Understanding resources and
processes
Strategic decisions
Operations Capabilities