3-pembangunan permukiman yang berkelanjutan

10
Pendekatan Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman Pendekatan yang dilakukan dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman adalah Pertama : penyelenggaraan perumahan dan permukiman dilaksanakan berdasarkan azas TRIDAYA , yang secara prinsip bertujuan mendayagunakan komponen masyarakat; usaha; ekonomi dan prasarana dan sarana lingkungannya. Pendekatan ini dilakukan dengan memadukan kegiatan-kegiatan: 1. penyiapan masyarakat, 2. pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi komunitas, 3. serta pendayagunaan prasarana dan sarana lingkungan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kedua : Pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang menerus/berkelanjutan.

Upload: fitria-gita-ramadhina

Post on 30-Sep-2015

283 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

pemukiman berkelanjutan

TRANSCRIPT

  • Pendekatan Penyelenggaraan Perumahan dan PermukimanPendekatan yang dilakukan dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman adalah Pertama : penyelenggaraan perumahan dan permukiman dilaksanakan berdasarkan azas TRIDAYA, yang secara prinsip bertujuan mendayagunakan komponen masyarakat; usaha; ekonomi dan prasarana dan sarana lingkungannya. Pendekatan ini dilakukan dengan memadukan kegiatan-kegiatan: penyiapan masyarakat, pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi komunitas, serta pendayagunaan prasarana dan sarana lingkungan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

    Kedua : Pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang menerus/berkelanjutan.

  • KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPembangunan berkelanjutannya (sustainable development), yaitu pembangunan yang mengedepankan penghematan penggunaan sumber daya dan pertimbangan jauh ke depan. Pembangunan tidak hanya ditujukan untuk semata-mata memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga tidak boleh mengurangi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang. Oleh karenanya perlu dilakukan pendekatan secara komprehensif dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi (economic sustainability), keberlanjutan sosial (social sustainability) dan keberlanjutan lingkungan fisik (environmental sustainability). Perubahan salah satu aspek akan

  • Ketiga : Penyelenggaraan secara multisektoral dan terdesentralisasi. Pembangunan perumahan dan permukiman mencakup banyak kegiatan mulai penyediaan ruang, lahan, kelembagaan, teknis-teknologis, pembiayaan, sistem informasi dan lain sebagainya. Sehingga penyelenggaraan perumahan dan permukiman harus dilakukan secara multisektoral karena memerlukan koordinasi dengan berbagai bidang lain yang terkait dengan kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman. Dengan latar belakang kompleksitas dan karakter persoalan perumahan dan permukiman, cara penanganan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini, serta potensi yang ada di masyarakat maka penanganan, penyelenggaraan perumahan dan permukiman secara terdesentralisasi merupakan sebuah keharusan.

  • Keempat : pembangunan yang berwawasan kesehatan. Selain secara fisik perumahan harus memenuhi syarat rumah sehat (kesehatan), perilaku hidup sehat dari masyarakat sangat penting dan strategis. Disamping itu pembangunan yang berwawasan kesehatan ini sangat mendukung upaya penanganan permukiman kumuh (slum area) dan upaya pencegahan terjadinya lingkungan permukiman yang tidak sehat dalam rangka penciptaan lingkungan permukiman yang responsive.

  • Kelima: penyelenggaraan melalui pengembangan sistem insentif yang mendorong berbagai pihak baik lembaga formal maupun informal untuk terlibat secara aktif dalam penyelenggaraannya. Upaya itu dilakukan diantaranya melalui kegiatan program stimulan, dukungan pembiayaan dan bantuan teknis bagi daerah yang responsif dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Selain itu juga perlu disediakan sarana pendukung melalui pendampingan dalam penyiapan dan pemberdayaan masyarakat.

  • STRATEGI mengantisipasi BENCANA BANJIR Permasalahan:Pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tidak terkendali telah menimbulkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan jasa/industri dan parasarana perkotaan yang keseluruhan membentuk kawasan terbangun. Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air (retarding pond) dan bantaran sungai telah berubah menjadi daerah permukiman yang dihuni penduduk. Kondisi ini akhirnya meningkatkan volume air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai. Hal-hal tersebut diatas membawa dampak di satu pihak mengurangi kemampuan daya serap lahan atas air hujan yang turun, di lain pihak berdampak rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai, polder-polder, pompa-pompa, pintu-pintu pengatur) untuk mengalirkan air ke laut.

  • Pembangunan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman kota perlu dilakukan secara sinergis satu dengan yang lain sehingga dapat secara optimal mendukung kegiatan sosial ekonomi dan kelestarian lingkungan. Jaringan jalan dan jaringan drainase harus sinergis secara fisik agar aliran air dari permukiman dapat cepat mengalir ke sungai. pengelolaan sampah dan air limbah harus baik agar tidak menyumbat saluran dan merusak kualitas air permukaan dan air tanah. Dengan demikian sistem jaringan masing-masing prasarana dan program penanganannya harus mengacu kepada rencana tata ruang kota dan daya dukung lingkungan yang ada.

  • upayaDalam upaya mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan maka arah kebijakan penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang terkait dengan penanganan strategis bencana banjir adalah sebagai berikut:Pertama, penerapan tata lingkungan permukiman yang memperhatikan: a). arahanrencana tata ruang; b). aspek daya dukung dan keserasian lingkungan; dan c). pelembagaan Rencana induk Pengembangan Pembangunan Perumahan dan permukiman di Daerah (RP4D) sebagai acuan penyelenggaraan perumahan dan permukiman

  • Kedua, peningkatan kualitas permukiman, khususnya pada permukiman kumuh melalui: a). peningkatan prasarana dan sarana permukiman kumuh; dan b). peningkatan kualitas perumahan melaluiperbaikan rumah-rumah yang ada atau pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) termasuk pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) khususnya untuk daerah perkotaan. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman selama ini telah dikembangkan melalui program perbaikan lingkungan permukiman seperti KIP, pemugaran serta peremajaan lingkungan permukiman kumuh. Pada dasarnya kegiatan perbaikan dan peningkatan prasarana dan sarana lingkungan permukiman bertujuan untuk menjaga bahkan dalam meningkatkan kapasitas fungsi prasarana dan sarana lingkungan tersebut agar tetap dapat berfungsi sesuai kebutuhannya.

  • Ketiga, pengembangan prasarana dan sarana lingkungan permukiman skala besar melalui pola: a). kawasan siap bangun (Kasiba); dan b). lingkungan siap bangun (Lisiba). Untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman jangka menengah dan panjang perlu diusahakan pengembangan kawasan permukiman skala besar melalui penyediaan tanah siap bangun dan kaveling tanah matang yang sesuai dengan arahan rencana tata ruang wilayah Daerah Kabupaten dan Daerah Kota serta RP4D melalui penerapan subsidi silang, khususnya dalam rangka membatasi terjadinya spekulasi harga tanah dan meningkatkan efisiensi dalam penyediaan dan pemanfaatan tanah, prasarana dan sarana lingkungan, serta utilitas umum yang diperlukan. Pembangunan berskala besar tersebut dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi dengan program pembangunan daerah meliputi penyelenggraan Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba).