3 mortalitas dan morbiditas edit
TRANSCRIPT
Latar Belakang
Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99
diantaranya terjadi di negara berkembang1
Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang
dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka
mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka
kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya
memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka
mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan yang ada
AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai target Millenium
Development Goals (MDGs) Sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari
angka 300 per 100000 kelahiran pada tahun 2004 Namun berdasarkan Sasaran
Pembangunan Milenium atau (MDGs) kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103
per 100000 kelahiran pada tahun 20152
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat
tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak
faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini Persoalan kematian yang terjadi
lantaran indikasi yang lazim muncul Yakni pendarahan keracunan kehamilan yang disertai
kejang aborsi dan infeksi Namun ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting
Misalnya pemberdayaan perempuan yang tidak begitu baik latar belakang pendidikan sosial
ekonomi keluarga lingkungan masyarakat dan politik kebijakan juga berpengaruh45
WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun
berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti ) danatau komplikasi Salah satu cara yang
paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih2
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai sasaran
tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada peningkatan jumlah
jaringan dan kualitas Puskesmas yang disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas
MORTALITAS DAN MORBIDITAS
Hermanus J Lalenoh1 Emilzon Taslim2
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
tenaga kesehatan Dengan kebijakan ini fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan makin
dekat dan mudah terjangkau oleh masyarakat Demikian pula cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana terus ditingkatkan3
Di sini akan dibahas mengenai tinggginya angka kematian ibu penyebab tantangan
dalam menurunkan dan kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia dalam rangka mencapai target Millenium Development Goals
(MDGs) 2015 serta berbagai gabungan kepustakaan lain yang menunjang
Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (tujuan ke-5) yaitu meningkatkan
kesehatan ibu target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai frac34
risiko jumlah kematian ibu2
Hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus-menerus Dari semua target MDGs
kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah Angka kematian ibu
menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100000 kelahiran hidup pada tahun
2007 Diperlukan upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102 per
100000 kelahiran hidup2
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Gambar Kecenderungan nasional dan proyeksi Angka Kematian Ibu (1991-2025)
Sumber BAPPENAS 2010
Indikator Angka Kematian Ibu
Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya
dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015 ialah sebagai berikut
a Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100000 kelahiran hidup
b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan ()
c Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau
memakai alat keluarga berencana ()3
Keadaan dan Kecenderungan AKI
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per
100000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994
yang mencapai 390 kematian per 100000 kelahiran hidup Tetapi akibat komplikasi
kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani masih terdapat 20000
ibu yang meninggal setiap tahunnya Dengan kondisi ini pencapaian target MDGs untuk AKI
akan sulit dicapai BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163
kematian ibu melahirkan per 100000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sedangkan target
MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 1023
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih
intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di
Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di
Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih
tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga
mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka
kematian Ibu dan bayi sekaligus23
Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik
(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS
Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu
nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita
KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana
kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga
berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3
WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun
berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang
paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada
tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data
Sementara Riskesdas 2010)3
Penyebab Kematian Ibu
a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu
pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda
bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah
persalinan oleh tenaga kesehatan (723)
tempat Persalinan 60 di rumah
dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan
pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED
belum mencukupi45
b Faktor Yang Memperburuk
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
anemia gizi besi 401 ibu hamil
wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197
kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll
malaria dan TBC HIVAIDS45
c Penyebab Tidak Langsung
Perlindungan dan perilaku dalam keluarga
o kekerasan amp beban ganda
o perilaku konsumsi
o aborsi amp perawatan persalinan
o kawin muda
o pandangan budaya45
Pemenuhan hak reproduksi
o kesertaan KB
o akses dan kualitas pelayanan KB
o peran kesetaraan pria
Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45
d Faktor Dasar
keterbatasan pengetahuan
o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi
o pendidikan kesehatan reproduksi
o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45
Status Perempuan
o taraf pendidikan perempuan
o status sosial ekonomi perempuan
o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45
Kelembagaan
o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan
o Posyandu
o institusi pendidikan dan keagamaan45
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
25 Tantangan dalam menurunkan AKI
a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan
dan kepulauan (DTPK)
Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan
unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh
penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum
berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan
transportasi dan faktor budaya23
b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan
persebarannya terutama bidan
Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang
memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan
persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2
c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan
yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan
pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23
d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang
energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)
Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga
menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23
e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu
tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian
kontrasepsi 23
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu
yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan
penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan
melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23
26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23
a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas
dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta
revitalisasi posyandu
b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin
dan tertinggal
c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta
dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain
melalui posyandu dan poskesdes
d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan
menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang
memadai tepat pada waktunya
e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan)
f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan
terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan
masa kanakkanak
g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan
persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
tenaga kesehatan Dengan kebijakan ini fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan makin
dekat dan mudah terjangkau oleh masyarakat Demikian pula cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana terus ditingkatkan3
Di sini akan dibahas mengenai tinggginya angka kematian ibu penyebab tantangan
dalam menurunkan dan kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia dalam rangka mencapai target Millenium Development Goals
(MDGs) 2015 serta berbagai gabungan kepustakaan lain yang menunjang
Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (tujuan ke-5) yaitu meningkatkan
kesehatan ibu target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai frac34
risiko jumlah kematian ibu2
Hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus-menerus Dari semua target MDGs
kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah Angka kematian ibu
menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100000 kelahiran hidup pada tahun
2007 Diperlukan upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102 per
100000 kelahiran hidup2
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Gambar Kecenderungan nasional dan proyeksi Angka Kematian Ibu (1991-2025)
Sumber BAPPENAS 2010
Indikator Angka Kematian Ibu
Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya
dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015 ialah sebagai berikut
a Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100000 kelahiran hidup
b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan ()
c Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau
memakai alat keluarga berencana ()3
Keadaan dan Kecenderungan AKI
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per
100000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994
yang mencapai 390 kematian per 100000 kelahiran hidup Tetapi akibat komplikasi
kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani masih terdapat 20000
ibu yang meninggal setiap tahunnya Dengan kondisi ini pencapaian target MDGs untuk AKI
akan sulit dicapai BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163
kematian ibu melahirkan per 100000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sedangkan target
MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 1023
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih
intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di
Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di
Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih
tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga
mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka
kematian Ibu dan bayi sekaligus23
Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik
(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS
Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu
nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita
KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana
kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga
berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3
WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun
berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang
paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada
tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data
Sementara Riskesdas 2010)3
Penyebab Kematian Ibu
a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu
pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda
bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah
persalinan oleh tenaga kesehatan (723)
tempat Persalinan 60 di rumah
dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan
pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED
belum mencukupi45
b Faktor Yang Memperburuk
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
anemia gizi besi 401 ibu hamil
wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197
kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll
malaria dan TBC HIVAIDS45
c Penyebab Tidak Langsung
Perlindungan dan perilaku dalam keluarga
o kekerasan amp beban ganda
o perilaku konsumsi
o aborsi amp perawatan persalinan
o kawin muda
o pandangan budaya45
Pemenuhan hak reproduksi
o kesertaan KB
o akses dan kualitas pelayanan KB
o peran kesetaraan pria
Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45
d Faktor Dasar
keterbatasan pengetahuan
o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi
o pendidikan kesehatan reproduksi
o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45
Status Perempuan
o taraf pendidikan perempuan
o status sosial ekonomi perempuan
o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45
Kelembagaan
o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan
o Posyandu
o institusi pendidikan dan keagamaan45
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
25 Tantangan dalam menurunkan AKI
a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan
dan kepulauan (DTPK)
Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan
unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh
penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum
berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan
transportasi dan faktor budaya23
b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan
persebarannya terutama bidan
Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang
memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan
persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2
c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan
yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan
pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23
d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang
energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)
Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga
menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23
e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu
tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian
kontrasepsi 23
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu
yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan
penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan
melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23
26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23
a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas
dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta
revitalisasi posyandu
b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin
dan tertinggal
c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta
dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain
melalui posyandu dan poskesdes
d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan
menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang
memadai tepat pada waktunya
e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan)
f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan
terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan
masa kanakkanak
g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan
persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
Gambar Kecenderungan nasional dan proyeksi Angka Kematian Ibu (1991-2025)
Sumber BAPPENAS 2010
Indikator Angka Kematian Ibu
Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya
dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015 ialah sebagai berikut
a Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100000 kelahiran hidup
b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan ()
c Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau
memakai alat keluarga berencana ()3
Keadaan dan Kecenderungan AKI
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per
100000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994
yang mencapai 390 kematian per 100000 kelahiran hidup Tetapi akibat komplikasi
kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani masih terdapat 20000
ibu yang meninggal setiap tahunnya Dengan kondisi ini pencapaian target MDGs untuk AKI
akan sulit dicapai BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163
kematian ibu melahirkan per 100000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sedangkan target
MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 1023
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih
intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di
Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di
Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih
tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga
mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka
kematian Ibu dan bayi sekaligus23
Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik
(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS
Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu
nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita
KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana
kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga
berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3
WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun
berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang
paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada
tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data
Sementara Riskesdas 2010)3
Penyebab Kematian Ibu
a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu
pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda
bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah
persalinan oleh tenaga kesehatan (723)
tempat Persalinan 60 di rumah
dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan
pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED
belum mencukupi45
b Faktor Yang Memperburuk
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
anemia gizi besi 401 ibu hamil
wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197
kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll
malaria dan TBC HIVAIDS45
c Penyebab Tidak Langsung
Perlindungan dan perilaku dalam keluarga
o kekerasan amp beban ganda
o perilaku konsumsi
o aborsi amp perawatan persalinan
o kawin muda
o pandangan budaya45
Pemenuhan hak reproduksi
o kesertaan KB
o akses dan kualitas pelayanan KB
o peran kesetaraan pria
Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45
d Faktor Dasar
keterbatasan pengetahuan
o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi
o pendidikan kesehatan reproduksi
o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45
Status Perempuan
o taraf pendidikan perempuan
o status sosial ekonomi perempuan
o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45
Kelembagaan
o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan
o Posyandu
o institusi pendidikan dan keagamaan45
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
25 Tantangan dalam menurunkan AKI
a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan
dan kepulauan (DTPK)
Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan
unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh
penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum
berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan
transportasi dan faktor budaya23
b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan
persebarannya terutama bidan
Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang
memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan
persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2
c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan
yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan
pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23
d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang
energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)
Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga
menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23
e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu
tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian
kontrasepsi 23
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu
yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan
penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan
melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23
26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23
a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas
dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta
revitalisasi posyandu
b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin
dan tertinggal
c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta
dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain
melalui posyandu dan poskesdes
d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan
menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang
memadai tepat pada waktunya
e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan)
f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan
terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan
masa kanakkanak
g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan
persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih
intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di
Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di
Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih
tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga
mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka
kematian Ibu dan bayi sekaligus23
Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik
(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS
Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu
nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita
KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana
kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga
berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3
WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun
berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang
paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada
tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data
Sementara Riskesdas 2010)3
Penyebab Kematian Ibu
a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu
pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda
bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah
persalinan oleh tenaga kesehatan (723)
tempat Persalinan 60 di rumah
dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan
pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED
belum mencukupi45
b Faktor Yang Memperburuk
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
anemia gizi besi 401 ibu hamil
wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197
kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll
malaria dan TBC HIVAIDS45
c Penyebab Tidak Langsung
Perlindungan dan perilaku dalam keluarga
o kekerasan amp beban ganda
o perilaku konsumsi
o aborsi amp perawatan persalinan
o kawin muda
o pandangan budaya45
Pemenuhan hak reproduksi
o kesertaan KB
o akses dan kualitas pelayanan KB
o peran kesetaraan pria
Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45
d Faktor Dasar
keterbatasan pengetahuan
o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi
o pendidikan kesehatan reproduksi
o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45
Status Perempuan
o taraf pendidikan perempuan
o status sosial ekonomi perempuan
o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45
Kelembagaan
o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan
o Posyandu
o institusi pendidikan dan keagamaan45
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
25 Tantangan dalam menurunkan AKI
a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan
dan kepulauan (DTPK)
Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan
unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh
penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum
berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan
transportasi dan faktor budaya23
b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan
persebarannya terutama bidan
Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang
memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan
persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2
c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan
yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan
pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23
d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang
energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)
Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga
menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23
e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu
tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian
kontrasepsi 23
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu
yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan
penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan
melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23
26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23
a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas
dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta
revitalisasi posyandu
b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin
dan tertinggal
c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta
dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain
melalui posyandu dan poskesdes
d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan
menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang
memadai tepat pada waktunya
e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan)
f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan
terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan
masa kanakkanak
g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan
persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
anemia gizi besi 401 ibu hamil
wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197
kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll
malaria dan TBC HIVAIDS45
c Penyebab Tidak Langsung
Perlindungan dan perilaku dalam keluarga
o kekerasan amp beban ganda
o perilaku konsumsi
o aborsi amp perawatan persalinan
o kawin muda
o pandangan budaya45
Pemenuhan hak reproduksi
o kesertaan KB
o akses dan kualitas pelayanan KB
o peran kesetaraan pria
Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45
d Faktor Dasar
keterbatasan pengetahuan
o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi
o pendidikan kesehatan reproduksi
o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45
Status Perempuan
o taraf pendidikan perempuan
o status sosial ekonomi perempuan
o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45
Kelembagaan
o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan
o Posyandu
o institusi pendidikan dan keagamaan45
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
25 Tantangan dalam menurunkan AKI
a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan
dan kepulauan (DTPK)
Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan
unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh
penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum
berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan
transportasi dan faktor budaya23
b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan
persebarannya terutama bidan
Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang
memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan
persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2
c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan
yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan
pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23
d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang
energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)
Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga
menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23
e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu
tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian
kontrasepsi 23
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu
yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan
penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan
melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23
26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23
a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas
dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta
revitalisasi posyandu
b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin
dan tertinggal
c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta
dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain
melalui posyandu dan poskesdes
d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan
menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang
memadai tepat pada waktunya
e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan)
f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan
terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan
masa kanakkanak
g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan
persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
25 Tantangan dalam menurunkan AKI
a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan
dan kepulauan (DTPK)
Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan
unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh
penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum
berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan
transportasi dan faktor budaya23
b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan
persebarannya terutama bidan
Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang
memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan
persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2
c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan
yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan
pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23
d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang
energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)
Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga
menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23
e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu
tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian
kontrasepsi 23
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu
yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan
penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan
melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23
26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23
a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas
dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta
revitalisasi posyandu
b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin
dan tertinggal
c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta
dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain
melalui posyandu dan poskesdes
d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan
menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang
memadai tepat pada waktunya
e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan)
f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan
terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan
masa kanakkanak
g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan
persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu
yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan
penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan
melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23
26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23
a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas
dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta
revitalisasi posyandu
b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi
remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin
dan tertinggal
c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta
dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain
melalui posyandu dan poskesdes
d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan
menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang
memadai tepat pada waktunya
e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan)
f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan
terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan
masa kanakkanak
g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan
persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan
penerapan skema tenaga kesehatan kontrak
h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga
i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong
kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan
sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan
k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis
untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang
memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko
kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi
strategi-strategi safe motherhood yang efektif
l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta
pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin
Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi
dalam pelaksanaan program
m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum
(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)
Morbiditas dan Mortalitas Maternal
Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada
pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah
dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab
kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di
Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa
yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan
informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya
The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan
sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera
dan kematian masih dapat diperoleh6
Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut
dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana
diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik
dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar
142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20
tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-
Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab
tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar
laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang
berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali
jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas
maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang
berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan
nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan
risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi
termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan
tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi
pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di
Amerika6
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu
ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas
sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH
ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan
nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus
di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi
spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan
bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini
menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas
untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai
periode postoperatif dan bila memang perlu harus
ditambahkan dengan monitoring khusus6
Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan
anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai
menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai
meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka
kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat
jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada
sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering
adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt
penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa
kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6
Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus
diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk
penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan
perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang
lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan
cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya
fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran
tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak
neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan
anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada
perawatan anesthesia6
MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
Kesimpulan
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan
yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai
target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen
kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi
faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus
diperhatikan untuk menangani masalah ini6
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai
sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal
dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas
maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu
perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk
meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6
DAFTAR PUSTAKA
1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from
httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium
Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
MORTALITAS DAN MORBIDITASI
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-
5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals Jakarta Bappenas
6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook
Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC
2010 399-4
- Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
- Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
- 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
- 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
- 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
- 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
-