3 mortalitas dan morbiditas edit

18

Click here to load reader

Upload: se-candra

Post on 12-Aug-2015

455 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

Latar Belakang

Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan

kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99

diantaranya terjadi di negara berkembang1

Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang

dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka

mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka

kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya

memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka

mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan yang ada

AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai target Millenium

Development Goals (MDGs) Sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari

angka 300 per 100000 kelahiran pada tahun 2004 Namun berdasarkan Sasaran

Pembangunan Milenium atau (MDGs) kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103

per 100000 kelahiran pada tahun 20152

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat

tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak

faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini Persoalan kematian yang terjadi

lantaran indikasi yang lazim muncul Yakni pendarahan keracunan kehamilan yang disertai

kejang aborsi dan infeksi Namun ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting

Misalnya pemberdayaan perempuan yang tidak begitu baik latar belakang pendidikan sosial

ekonomi keluarga lingkungan masyarakat dan politik kebijakan juga berpengaruh45

WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun

berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti ) danatau komplikasi Salah satu cara yang

paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih2

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai sasaran

tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada peningkatan jumlah

jaringan dan kualitas Puskesmas yang disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Hermanus J Lalenoh1 Emilzon Taslim2

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

tenaga kesehatan Dengan kebijakan ini fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan makin

dekat dan mudah terjangkau oleh masyarakat Demikian pula cakupan dan kualitas pelayanan

kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana terus ditingkatkan3

Di sini akan dibahas mengenai tinggginya angka kematian ibu penyebab tantangan

dalam menurunkan dan kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menurunkan angka

kematian ibu di Indonesia dalam rangka mencapai target Millenium Development Goals

(MDGs) 2015 serta berbagai gabungan kepustakaan lain yang menunjang

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (tujuan ke-5) yaitu meningkatkan

kesehatan ibu target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai frac34

risiko jumlah kematian ibu2

Hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu

namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih

membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus-menerus Dari semua target MDGs

kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah Angka kematian ibu

menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100000 kelahiran hidup pada tahun

2007 Diperlukan upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102 per

100000 kelahiran hidup2

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Gambar Kecenderungan nasional dan proyeksi Angka Kematian Ibu (1991-2025)

Sumber BAPPENAS 2010

Indikator Angka Kematian Ibu

Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya

dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015 ialah sebagai berikut

a Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100000 kelahiran hidup

b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan ()

c Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau

memakai alat keluarga berencana ()3

Keadaan dan Kecenderungan AKI

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per

100000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994

yang mencapai 390 kematian per 100000 kelahiran hidup Tetapi akibat komplikasi

kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani masih terdapat 20000

ibu yang meninggal setiap tahunnya Dengan kondisi ini pencapaian target MDGs untuk AKI

akan sulit dicapai BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163

kematian ibu melahirkan per 100000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sedangkan target

MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 1023

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih

intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di

Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di

Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih

tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga

mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka

kematian Ibu dan bayi sekaligus23

Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik

(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS

Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu

nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita

KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana

kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga

berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3

WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun

berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang

paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada

tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data

Sementara Riskesdas 2010)3

Penyebab Kematian Ibu

a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu

pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda

bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah

persalinan oleh tenaga kesehatan (723)

tempat Persalinan 60 di rumah

dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan

pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED

belum mencukupi45

b Faktor Yang Memperburuk

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

anemia gizi besi 401 ibu hamil

wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197

kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll

malaria dan TBC HIVAIDS45

c Penyebab Tidak Langsung

Perlindungan dan perilaku dalam keluarga

o kekerasan amp beban ganda

o perilaku konsumsi

o aborsi amp perawatan persalinan

o kawin muda

o pandangan budaya45

Pemenuhan hak reproduksi

o kesertaan KB

o akses dan kualitas pelayanan KB

o peran kesetaraan pria

Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45

d Faktor Dasar

keterbatasan pengetahuan

o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi

o pendidikan kesehatan reproduksi

o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45

Status Perempuan

o taraf pendidikan perempuan

o status sosial ekonomi perempuan

o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45

Kelembagaan

o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan

o Posyandu

o institusi pendidikan dan keagamaan45

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

25 Tantangan dalam menurunkan AKI

a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang

berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan

dan kepulauan (DTPK)

Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif

(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan

unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh

penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum

berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan

transportasi dan faktor budaya23

b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan

persebarannya terutama bidan

Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang

memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan

persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2

c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan dan keselamatan ibu

Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan

yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan

pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23

d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil

Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang

energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)

Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga

menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23

e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need

Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu

tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian

kontrasepsi 23

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab

kematian ibu masih belum adekuat

Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat

langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu

yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan

penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan

melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23

26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23

a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas

dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta

revitalisasi posyandu

b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan

pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin

dan tertinggal

c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta

dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain

melalui posyandu dan poskesdes

d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan

menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang

memadai tepat pada waktunya

e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional

Kesehatan)

f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan

terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan

masa kanakkanak

g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan

persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 2: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

tenaga kesehatan Dengan kebijakan ini fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan makin

dekat dan mudah terjangkau oleh masyarakat Demikian pula cakupan dan kualitas pelayanan

kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana terus ditingkatkan3

Di sini akan dibahas mengenai tinggginya angka kematian ibu penyebab tantangan

dalam menurunkan dan kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menurunkan angka

kematian ibu di Indonesia dalam rangka mencapai target Millenium Development Goals

(MDGs) 2015 serta berbagai gabungan kepustakaan lain yang menunjang

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (tujuan ke-5) yaitu meningkatkan

kesehatan ibu target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai frac34

risiko jumlah kematian ibu2

Hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu

namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih

membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus-menerus Dari semua target MDGs

kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah Angka kematian ibu

menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100000 kelahiran hidup pada tahun

2007 Diperlukan upaya keras untuk mencapai target pada tahun 2015 sebesar 102 per

100000 kelahiran hidup2

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Gambar Kecenderungan nasional dan proyeksi Angka Kematian Ibu (1991-2025)

Sumber BAPPENAS 2010

Indikator Angka Kematian Ibu

Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya

dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015 ialah sebagai berikut

a Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100000 kelahiran hidup

b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan ()

c Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau

memakai alat keluarga berencana ()3

Keadaan dan Kecenderungan AKI

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per

100000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994

yang mencapai 390 kematian per 100000 kelahiran hidup Tetapi akibat komplikasi

kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani masih terdapat 20000

ibu yang meninggal setiap tahunnya Dengan kondisi ini pencapaian target MDGs untuk AKI

akan sulit dicapai BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163

kematian ibu melahirkan per 100000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sedangkan target

MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 1023

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih

intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di

Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di

Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih

tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga

mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka

kematian Ibu dan bayi sekaligus23

Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik

(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS

Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu

nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita

KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana

kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga

berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3

WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun

berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang

paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada

tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data

Sementara Riskesdas 2010)3

Penyebab Kematian Ibu

a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu

pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda

bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah

persalinan oleh tenaga kesehatan (723)

tempat Persalinan 60 di rumah

dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan

pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED

belum mencukupi45

b Faktor Yang Memperburuk

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

anemia gizi besi 401 ibu hamil

wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197

kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll

malaria dan TBC HIVAIDS45

c Penyebab Tidak Langsung

Perlindungan dan perilaku dalam keluarga

o kekerasan amp beban ganda

o perilaku konsumsi

o aborsi amp perawatan persalinan

o kawin muda

o pandangan budaya45

Pemenuhan hak reproduksi

o kesertaan KB

o akses dan kualitas pelayanan KB

o peran kesetaraan pria

Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45

d Faktor Dasar

keterbatasan pengetahuan

o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi

o pendidikan kesehatan reproduksi

o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45

Status Perempuan

o taraf pendidikan perempuan

o status sosial ekonomi perempuan

o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45

Kelembagaan

o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan

o Posyandu

o institusi pendidikan dan keagamaan45

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

25 Tantangan dalam menurunkan AKI

a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang

berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan

dan kepulauan (DTPK)

Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif

(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan

unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh

penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum

berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan

transportasi dan faktor budaya23

b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan

persebarannya terutama bidan

Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang

memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan

persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2

c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan dan keselamatan ibu

Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan

yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan

pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23

d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil

Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang

energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)

Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga

menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23

e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need

Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu

tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian

kontrasepsi 23

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab

kematian ibu masih belum adekuat

Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat

langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu

yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan

penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan

melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23

26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23

a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas

dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta

revitalisasi posyandu

b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan

pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin

dan tertinggal

c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta

dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain

melalui posyandu dan poskesdes

d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan

menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang

memadai tepat pada waktunya

e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional

Kesehatan)

f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan

terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan

masa kanakkanak

g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan

persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 3: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

Gambar Kecenderungan nasional dan proyeksi Angka Kematian Ibu (1991-2025)

Sumber BAPPENAS 2010

Indikator Angka Kematian Ibu

Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya

dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015 ialah sebagai berikut

a Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100000 kelahiran hidup

b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan ()

c Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau

memakai alat keluarga berencana ()3

Keadaan dan Kecenderungan AKI

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per

100000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994

yang mencapai 390 kematian per 100000 kelahiran hidup Tetapi akibat komplikasi

kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani masih terdapat 20000

ibu yang meninggal setiap tahunnya Dengan kondisi ini pencapaian target MDGs untuk AKI

akan sulit dicapai BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163

kematian ibu melahirkan per 100000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sedangkan target

MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 1023

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih

intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di

Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di

Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih

tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga

mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka

kematian Ibu dan bayi sekaligus23

Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik

(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS

Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu

nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita

KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana

kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga

berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3

WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun

berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang

paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada

tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data

Sementara Riskesdas 2010)3

Penyebab Kematian Ibu

a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu

pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda

bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah

persalinan oleh tenaga kesehatan (723)

tempat Persalinan 60 di rumah

dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan

pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED

belum mencukupi45

b Faktor Yang Memperburuk

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

anemia gizi besi 401 ibu hamil

wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197

kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll

malaria dan TBC HIVAIDS45

c Penyebab Tidak Langsung

Perlindungan dan perilaku dalam keluarga

o kekerasan amp beban ganda

o perilaku konsumsi

o aborsi amp perawatan persalinan

o kawin muda

o pandangan budaya45

Pemenuhan hak reproduksi

o kesertaan KB

o akses dan kualitas pelayanan KB

o peran kesetaraan pria

Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45

d Faktor Dasar

keterbatasan pengetahuan

o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi

o pendidikan kesehatan reproduksi

o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45

Status Perempuan

o taraf pendidikan perempuan

o status sosial ekonomi perempuan

o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45

Kelembagaan

o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan

o Posyandu

o institusi pendidikan dan keagamaan45

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

25 Tantangan dalam menurunkan AKI

a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang

berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan

dan kepulauan (DTPK)

Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif

(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan

unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh

penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum

berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan

transportasi dan faktor budaya23

b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan

persebarannya terutama bidan

Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang

memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan

persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2

c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan dan keselamatan ibu

Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan

yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan

pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23

d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil

Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang

energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)

Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga

menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23

e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need

Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu

tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian

kontrasepsi 23

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab

kematian ibu masih belum adekuat

Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat

langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu

yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan

penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan

melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23

26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23

a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas

dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta

revitalisasi posyandu

b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan

pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin

dan tertinggal

c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta

dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain

melalui posyandu dan poskesdes

d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan

menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang

memadai tepat pada waktunya

e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional

Kesehatan)

f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan

terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan

masa kanakkanak

g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan

persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 4: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih

intensif untuk mempercepat laju penurunannya Risiko kematian ibu karena melahirkan di

Indonesia adalah 1 dari 65 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risiko 1 dari 1100 di

Thailand Selain itu disparitas kematian ibu antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih

tinggi Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terus mengalami peningkatan hingga

mencapai 7241 persen pada tahun 2006 (Susenas) Persalinan ini sangat memengaruhi angka

kematian Ibu dan bayi sekaligus23

Risiko kematian ibu semakin besar dengan adanya anemia kekurangan energi kronik

(KEK) dan penyakit menular seperti malaria tuberkulosis (TB) hepatitis serta HIVAIDS

Pada tahun 1995 misalnya prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 51 dan pada ibu

nifas 45 Sementara pada tahun 2002 terdapat 176 wanita usia subur yang menderita

KEK Tingkat sosial ekonomi tingkat pendidikan faktor budaya akses terhadap sarana

kesehatan transportasi dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan juga

berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu3

WHO memperkirakan bahwa 15-20 ibu hamil baik di negara maju maupun

berkembang akan mengalami risiko tinggi (risti) danatau komplikasi Salah satu cara yang

paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Persentase persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 667 pada tahun 2002 menjadi 7734 pada

tahun 2009 (Susenas) Angka tersebut terus meningkat menjadi 823 pada tahun 2010 (Data

Sementara Riskesdas 2010)3

Penyebab Kematian Ibu

a Faktor Penyebab Langsung Kematian Ibu

pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan persiapan persalinan informasi tanda

bahaya imunisasi pencegahan unwanted pregnancy ketersediaan darah

persalinan oleh tenaga kesehatan (723)

tempat Persalinan 60 di rumah

dukun 2 x lipat jumlah bidan menangani 315 persalinan

pelayanan obstetri emergency ketersediaan Puskesmas PONEK dan RS PONED

belum mencukupi45

b Faktor Yang Memperburuk

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

anemia gizi besi 401 ibu hamil

wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197

kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll

malaria dan TBC HIVAIDS45

c Penyebab Tidak Langsung

Perlindungan dan perilaku dalam keluarga

o kekerasan amp beban ganda

o perilaku konsumsi

o aborsi amp perawatan persalinan

o kawin muda

o pandangan budaya45

Pemenuhan hak reproduksi

o kesertaan KB

o akses dan kualitas pelayanan KB

o peran kesetaraan pria

Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45

d Faktor Dasar

keterbatasan pengetahuan

o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi

o pendidikan kesehatan reproduksi

o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45

Status Perempuan

o taraf pendidikan perempuan

o status sosial ekonomi perempuan

o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45

Kelembagaan

o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan

o Posyandu

o institusi pendidikan dan keagamaan45

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

25 Tantangan dalam menurunkan AKI

a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang

berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan

dan kepulauan (DTPK)

Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif

(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan

unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh

penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum

berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan

transportasi dan faktor budaya23

b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan

persebarannya terutama bidan

Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang

memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan

persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2

c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan dan keselamatan ibu

Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan

yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan

pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23

d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil

Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang

energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)

Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga

menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23

e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need

Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu

tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian

kontrasepsi 23

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab

kematian ibu masih belum adekuat

Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat

langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu

yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan

penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan

melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23

26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23

a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas

dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta

revitalisasi posyandu

b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan

pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin

dan tertinggal

c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta

dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain

melalui posyandu dan poskesdes

d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan

menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang

memadai tepat pada waktunya

e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional

Kesehatan)

f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan

terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan

masa kanakkanak

g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan

persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 5: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

anemia gizi besi 401 ibu hamil

wanita usia subur yang kekurangan energi kronik 197

kekurangan zat gizi mikro Vit A yodium dll

malaria dan TBC HIVAIDS45

c Penyebab Tidak Langsung

Perlindungan dan perilaku dalam keluarga

o kekerasan amp beban ganda

o perilaku konsumsi

o aborsi amp perawatan persalinan

o kawin muda

o pandangan budaya45

Pemenuhan hak reproduksi

o kesertaan KB

o akses dan kualitas pelayanan KB

o peran kesetaraan pria

Akses dan penggunaan pelayanan kesehatan45

d Faktor Dasar

keterbatasan pengetahuan

o pengetahuan dan budaya kesehatan reproduksi

o pendidikan kesehatan reproduksi

o pendidik metode dan pendekatan dalam pendidikan kesehatan reproduksi45

Status Perempuan

o taraf pendidikan perempuan

o status sosial ekonomi perempuan

o pengambilan keputusan di tingkat rumah tangga45

Kelembagaan

o kelembagaan KB dan pemberdayaan perempuan

o Posyandu

o institusi pendidikan dan keagamaan45

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

25 Tantangan dalam menurunkan AKI

a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang

berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan

dan kepulauan (DTPK)

Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif

(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan

unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh

penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum

berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan

transportasi dan faktor budaya23

b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan

persebarannya terutama bidan

Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang

memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan

persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2

c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan dan keselamatan ibu

Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan

yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan

pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23

d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil

Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang

energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)

Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga

menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23

e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need

Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu

tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian

kontrasepsi 23

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab

kematian ibu masih belum adekuat

Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat

langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu

yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan

penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan

melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23

26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23

a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas

dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta

revitalisasi posyandu

b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan

pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin

dan tertinggal

c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta

dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain

melalui posyandu dan poskesdes

d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan

menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang

memadai tepat pada waktunya

e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional

Kesehatan)

f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan

terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan

masa kanakkanak

g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan

persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 6: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

25 Tantangan dalam menurunkan AKI

a Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang

berkualitas terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal terpencil perbatasan

dan kepulauan (DTPK)

Penyediaan fasilitas pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif

(PONEK) pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED) posyandu dan

unit transfusi darah belum merata dan belum seluruhnya terjangkau oleh seluruh

penduduk Sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit juga belum

berjalan dengan optimal Ditambah lagi dengan kendala geografis hambatan

transportasi dan faktor budaya23

b Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah kualitas dan

persebarannya terutama bidan

Petugas kesehatan di DTPK sering kali tidak memperoleh pelatihan yang

memadai kadang-kadang kekurangan peralatan kesehatan obat-obatan dan

persediaan darah yang diperlukan untuk menangani keadaan darurat persalinan2

c Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga kesehatan dan keselamatan ibu

Beberapa indikator sosial ekonomi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan

yang rendah serta determinan faktor lainnya dapat memengaruhi tingkat pemanfaatan

pelayanan serta berkontribusi pada angka kematian ibu di Indonesia23

d Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil

Persentase perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami kurang

energi kronis masih cukup tinggi yaitu mencapai 136 persen (Riskesdas 2007)

Rendahnya status gizi selain meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil juga

menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) 23

e Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need

Tingginya angka kemtian ibu melahirkan dipengaruhi oleh usia ibu (terlalu

tua terlalu muda) tingginya angka aborsi dan rendahnya angka pemakaian

kontrasepsi 23

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab

kematian ibu masih belum adekuat

Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat

langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu

yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan

penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan

melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23

26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23

a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas

dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta

revitalisasi posyandu

b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan

pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin

dan tertinggal

c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta

dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain

melalui posyandu dan poskesdes

d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan

menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang

memadai tepat pada waktunya

e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional

Kesehatan)

f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan

terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan

masa kanakkanak

g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan

persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 7: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

f Pengukuran AKI masih belum tepat karena sistem pencatatan penyebab

kematian ibu masih belum adekuat

Sejak tahun 1994 AKI diperoleh dari perkiraan usia spesifik yang bersifat

langsung terkait kematian ibu yang didapat dari laporan dari saudara kandung ibu

yang masih hidup (SDKI) Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang akurat dan

penyebab kematian yang tepat dengan model statistik vital lengkap (dapat dilakukan

melalui registrasi kematian ataupun sensus penduduk) perlu segera diterapkan 23

26 Kebijakan Pemerintah dalam Menurunkan AKI

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi23

a Meningkatkan pelayanan outreach berbasis fasilitas dengan meningkatkan kualitas

dan jumlah puskesmas PONED PONEK2 rumah sakit sayang ibu dan bayi serta

revitalisasi posyandu

b Meningkatkan akses layanan keluarga berencana melalui pengembangan jaringan

pelayanan kesehatan reproduksi terpadu termasuk pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dan pelayanan KB berkualitas dengan perha1048991 an khusus pada daerah miskin

dan tertinggal

c Memperkuat fungsi bidan desa termasuk kemitraan dengan tenaga kesehatan swasta

dan dukun bayi serta memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat antara lain

melalui posyandu dan poskesdes

d Memperkuat sistem rujukan untuk mengatasi masalah tiga terlambat dan

menyelamatkan nyawa ibu ketika terjadi komplikasi melalui perawatan yang

memadai tepat pada waktunya

e Memperkuat dukungan finansial melalui PKH (Program Keluarga Harapan)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan BOK (Bantuan Operasional

Kesehatan)

f Meningkatkan pelayanan continuum of care yang mencakup penyediaan layanan

terpadu bagi ibu dan bayi dari kehamilan hingga persalinan periode postnatal dan

masa kanakkanak

g Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan baik jumlah kualitas dan

persebarannya (dokter umum spesialis bidan tenaga paramedis) terutama untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 8: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

melalui pre-service dan in-services training bagi tenaga kesehatan strategis dan

penerapan skema tenaga kesehatan kontrak

h Meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

tentang kesehatan dan keselamatan ibu ditingkat masyarakat dan rumah tangga

i Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi

j Menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi

stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan serta mendorong

kemitraan lintas program lintas sektor swasta dan masyarakat guna menerapkan

sinergi dalam advokasi dan penyediaan layanan

k Memperkuat sistem informasi dengan (i) memperkenalkan metode-metode analisis

untuk mengukur kematian ibu dengan memanfaatkan berbagai sumber data yang

memiliki kualitas berbeda (ii) fokus pada kelompok dan daerah yang memiliki risiko

kematian ibu terbesar dan (iii) menyusun berbagai model untuk mengidentifikasi

strategi-strategi safe motherhood yang efektif

l Memperkuat koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab fungsi pusat

dan daerah dalam rangka memperkuat survailans monitoring evaluasi serta

pembiayaan dengan penekanan intensitas sasaran pada daerah tertinggal dan miskin

Disamping itu kemitraan lintas program dan lintas guna menjamin terjadinya sinergi

dalam pelaksanaan program

m Meningkatkan upaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimum

(SPM) bidang kesehatan dalam rangka menjamin pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan di tingkat pusat dan daerah (kabupatenkota)

Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Informasi mengenai mortalitas maternal berasal dari beberapa sumber Pada

pertengahan abad dilakukan pendataan mortalitas maternal di Inggris dan telah

dipublikasikan dari sini diperoleh informasi terbaik mengenai insidens dan penyebab

kejadian tragis tersebut karena pencatatan masih dimandatkan pada tingkat nasional Di

Amerika Serikat dilaporkan tiga hal yang berdasarkan review data kematian dan beberapa

yang berhubungan dengan pencatatan medis yang terlihat Hal tersebut memberikan

informasi yang bermakna namun bukan sebagaimana registrasi di Amerika Pada akhirnya

The American Society of Anesthesiologists Closed Claims Project secara periodic melakukan

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 9: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

review penyebab berbagai kasus malpraktrik Sekalipun hal ini hanya menggambarkan

sejumlah trauma maternal (seperti yang menghasilkan masalah-masalah hukum) pola cedera

dan kematian masih dapat diperoleh6

Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths (CEMD) sekarang disebut

dengan Confidential Enquiry into Maternal and Child Health (CEMACH) sebagaimana

diaudit oleh badan Inggris menunjukkan pola perbaikan pada keseluruhan mortalitas obstetrik

dan mortalitas yang berhubugan dengan obstetrik anesthesia Pada tahun 1950 sekitar

142000 wanita yang meninggal karena aspirasi pada periode dan fase melahirkan Dalam 20

tahun terakhir sekalipun hanya 2 kasus aspirasi yang terlihat pada pencatatan ASA Closed-

Claims Sama halnya pada tahun 1980 kegagalan intubasi endotrakeal merupakan penyebab

tersering dari mortalitas maternal yang berkaitan anestesi Namun pada sebagian besar

laporan CEMACH yang meliputi tahun 2003-2005 terdapat enam kasus kematian yang

berkaitan dengan anestesi namun tidak ada yang berhubungan dengan gangguan kendali

jalan nafas pada saat induksi Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian mortalitas

maternal di Michigan di Amerika dari tahun 1985-2003 terdapat delapan kematian yang

berkaitan dengan kematian maternal namun tidak ada yang disebabkan oleh gangguan jalan

nafas selama induksi Peningkatan penggunaan regional anestesi kesadaran dari peningkatan

risiko kesulitan intubasi dalam obstetrik dan perbaikan algoritma jalan nafas emergensi

termasuk pertolongan menggunakan laryngeal airway mask juga berkaitan dengan perbaikan

tersebut Peningkatan risiko mortalitas maternal akibat anestesi adalah 16 kali lebih tinggi

pada anestesi umum dibanding anestesi regional dalam penelitian yang dilakukan di

Amerika6

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 10: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

Menurut laporan dari CEMACH dan Michigan perlu

ekstra hati-hati dalam melakukan penatalaksanaan jalan nafas

sesudah recovery dari anestesi Pada laporan CEMACH

ditemukan tiga kematian yang berkaitan dengan kegagalan jalan

nafas pada pasien morbid obes periode postpartum dua kasus

di antaranya sesudah anestesi umum dan satu sesudah anestesi

spinal Pada penelitian Michigan lima kematian menunjukkan

bahwa kehilangan jalan nafas periode postoperative Hasil ini

menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus pada jalan nafas

untuk kasus-kasus obstetrik yang harus diteruskan sampai

periode postoperatif dan bila memang perlu harus

ditambahkan dengan monitoring khusus6

Secara keseluruhan kasus mortalitas maternal (kecuali kasus yang berkaitan dengan

anestesi) terlihat bahwa penyebab tersering adalah komplikasi dari preeclampsia yang mulai

menurun pada periode dua decade terakhir serta tromboembolik yang secara umum mulai

meningkat Kematian akibat perdarahan dan emboli cairan ketuban tetap memiliki angka

kejadian yang sama Kematian yang berkaitan dengan penyebab anestesi adalah sangat

jarang karena lebih banyak etioloi obstetrik mayor tersebut Penelitian di Amerika pada

sekitar 15 miliar kelahiran dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa penyebab tersering

adalah sama dari tahun ke tahun yaitu preeclampsiagt emboli cairan ketubangt perdarahangt

penyakit jantunggt tromboembolik Pada kedua sumber yang meneliti disebutkan bahwa

kematian paling sering ditemukan pada operasi bedah sesar dibanding partus per vaginam6

Selain mortalitas angka morbiditas maternal yang cukup serius juga harus

diperhatikan ASA Closed Claims melaporkan dua kali dalam dua decade terakhir untuk

penyebab yang berkaitan dengan kasus obstetrik Laporan terkhir menunjukkan

perkembangan terbesar dibanding yang dilaporkan sebelum dan sesudah 1990 Fraksi yang

lebih kecil berhubungan dengan masalah jalan nafas dan aspirasi dan lebih berkaitan dengan

cedera saraf lebih berkaitan dengan regional dibanding anestesi umum lebih sedikitnya

fasilitas perawatan yang di bawah standar dan lebih sedikitnya pembayaran Pembayaran

tertinggi dibuat pada kasus kematian maternal kerusakan otak maternal dan kerusakan otak

neonatal Pada kasus cedera otak neonatal kurangnya komunikasi antara tim obstetrik dan

anestesiolog serta keterlambatan penatalaksanaan anestesi dihubungkan dengan cedera pada

perawatan anesthesia6

MORTALITAS DAN MORBIDITASIMORTALITAS DAN MORBIDITASI

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 11: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

Kesimpulan

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi Kecenderungan

yang ada AKI terus menurun namun perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai

target Millenium Development Goals (MDGs) Berdasarkan data dari departemen

kesehatan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini6

Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2004-2009 Untuk mencapai

sasaran tersebut kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada

peningkatan jumlah jaringan dan kualitas puskesmas yang disertai dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan6

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 12: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

Penatalaksanaan anestesi hanya sedikit kontribusinya pada mortalitas maternal

dan anestesiolog mengalami kemajuan dalam hal mengurangi angka mortalitas

maternal dan morbiditas mayor yang disebabkan oleh perawatan anestesi Perlu

perhatian yang lebih pada populasi obstetrik serta perawatan obstetrik untuk

meneruskan pengembangan teknik penatalaksanaan perioperatif yang lebih aman6

DAFTAR PUSTAKA

1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from

httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012

2 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 2010 Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Indonesia Jakarta Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium

Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI

MORTALITAS DAN MORBIDITASI

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4
Page 13: 3 Mortalitas Dan Morbiditas Edit

5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun

Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium

Development Goals Jakarta Bappenas

6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook

Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC

2010 399-4

  • Seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan persalinan dan nifas setiap menit Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kematian ibu diperkirakan sebanyak 500000 kematian setiap tahun 99 diantaranya terjadi di negara berkembang1
  • Mortalitas matermal serta angka morbiditas pada kasus-kasus obstetric masih jarang dilaporkan Sekalipun masih masih dalam tahap penilaian kembali pemantauan angka mortalitas dan morbiditas tersebut masih harus terus dikembangkan untuk mengurangi angka kejadiannya yang cukup bermakna Perubahan demografik dari populasi obstetrik seharusnya memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan guna mengendalikan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup bermakna1-6
  • 1 WHO Millennium Development Goals (MDGs) 2012 Download from httpwwwwhointmediacentre pada 05 Desember 2012
  • 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007 Laporan Pencapaian Millenium Development Goals 2007 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 4 Depkes RI 2010 Angka Kematian Ibu Melahirkan Jakarta Depkes RI
  • 5 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 2010 Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals Jakarta Bappenas
  • 6 Datta S et al Maternal Mortality and Morbidity Obstetric Anesthesia Handbook Datta S Kodali BS Segal S (Eds) 5th ed Springer Science+Busines Media LLC 2010 399-4