3 materi bintek manajemen kepegawaian

158
MATERI BINTEK MANAJEMEN KEPEGAWAIAN 1

Upload: insantama

Post on 27-Jun-2015

1.482 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

MATERI

BINTEK MANAJEMEN

KEPEGAWAIAN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

TAHUN 2009

1

Page 2: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

2

Page 3: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... 1

1. FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL....................................................... 2

2. PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL................................................ 12

3. KENAIKAN PANGKAT PNS .................................................................21

4. MUTASI KEPEGAWAIAN .................................................................33

5. PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL....................... 41

6. PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL........................ 57

7. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS.................................................... 60

8. PENGGAJIAN PNS .................................................................60

9. KESEJAHTERAAN PNS .................................................................65

- BAPERTARUM........................................................................................ 66

- TABUNGAN HARI TUA......................................................................... 69

- ASURANSI KESEHATAN (ASKES)...................................................... 72

10. CUTI PNS .................................................................76

11. PERATURAN DISIPLIN PNS .................................................................81

12. PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.......................................... 86

13. PEMBERHENTIAN PNS .................................................................94

14. PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL........................................................ 102

3

Page 4: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan suatu satuan

organisasi ditetapkan dalam suatu formasi untuk jangka waktu tertentu berdasarkan

jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan dengan tujuan agas unit

oeganisasai itu mampu melaksanakan tugasnya secara berdaya guna, berhasil guna

dan berkelangsungan. Sesuai dengan ketentuan Pasal 17 undang-undang Nomor 43

tahun 1999 Tentang Pokok-pokok kepegawaian, PNS diangkat dalam jabatan dan

pangkat tertentu. Dengan demikian, pengertian formasi termasuk di dalamnya jumlah

dan susunan jabatan PNS yang diperlukan suatu satuan organisasi Negara untuk

mempu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.

Agar satuan–satuan organisasi mempunyai jumlah, susunan pangkat dan mutu

Pegawai Negeri Sipil yang cukup sesuai dengan jenis, sifat dan besarnya beban

tugas, maka ditetapkan formasi Pegawai Negeri Sipil.

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, organisasi harus

selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan itu. Karena tugas pokok dapat berkembang dari waktu ke waktu,

maka jumlah dan mutu PNS yang diperlukan harus selalu disesuaikan dengan

perkembangan tugas pokok. Perkembangan tugas dapat mengakibatkan makin

besarnya jumlah PNS yang diperlukan.

2. DASAR HUKUM

a. Undang Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

b. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri

Sipil Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003

c. Keputusan Kepala BKN Nomor 26 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri

Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun

2003.

3. PENGERTIAN

Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil uang diperlukan

oleh suatu susunan organisasi untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka

waktu tertentu.

Formasi PNS Pusat adalah formasi bagi PNS yang bekerja pada suatu satuan

Organisasi Pemerintah Pusat.

Formasi PNS Daerah adalah formasi PNS yang bekerja pada suatu satuan Organisasi

pemerintah Daerah

Analisis Jabatan adalah proses, metoda dan teknik untuk memperoleh data jabatan,

serta mengolahnya menjadi informasi jabatan

4

Page 5: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Informasi Jabatan adalah uraian tentang hasil analisa jabatan yang berupa uraian

jabatan dan peta jabatan

Uraian Jabatan adalah uraian tentang hasil analisis jabatan yang berisi informasi

tentang nama jabatan, kode, unit organisasi ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja,

perangkat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, nama jabatan yang berada

dibawahnya, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, resiko bahaya, syarat jabatan

dan informasi jabatan lainnya

Penyediaan pegawai adalah upaya suatu satuan organisasi Negara untuk mencari,

mendapatkan dan mengembangkan pegawai sesuai dengan standar, kualifikasi dan

kompetensi jabatan dalam rangka memenuhi kebutuhan suatu satuan organisasi

negara.

4. TUJUAN

Tujuan ditetapkannya formasi adalah agar satuan organisasi negara mempunyai

jumlah dan mutu/kualitas pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan

tanggung jawab pada masing-masing satuan organisasi

5. PENYUSUNAN FORMASI

Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun berdasarkan analisa

kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia dengan

memperhatikan informasi jabatan yang disusun setiap tahun anggaran

Pejabat Pembina Kepegawaian menyusun formasi masing-masing satuan organisasi

Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah selambat-lambatnya akhir bulan

Januari setiap tahun angaran

Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan analisis terhadap:

a. Jenis pekerjaan

b. Sifat pekerjaan

c. Beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS

d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan

e. Peralatan yang tersedia

A. Jenis Pekerjaan

Yaitu macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu satuan organisasi

dalam melaksanakan tugas pokok.

B. Sifat Pekerjaan

Adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi yaitu sifat

pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu.

Sebagaimana diketahui ada pekerjaan yang penyelesaiannya dapat dilakukan pada

jam kerja saja dan ada pula pekerjaan yang harus dilakukan secara terus menerus

(selama 24 jam).

5

Page 6: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

C. Beban Kerja dan Perkiraan Kapasitas Seorang PNS

Adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu

tertentu. Memperkirakan beban kerja masing-masing satuan organisasi dapat

dilakukan berdasar perhitungan dan pengalaman

Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-masing satuan organisasi,

maka untuk dapat menentukan jumlah pegawai yang diperlukan, perlu ditetapkan

perkiraan kapasitas seorang PNS dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan kapasitas

seorang pegawai untuk melakukan suatu jenis pekerjaan tertentu dalam jangka

waktu tertentu diakukan berdasarkan perhitungan atau berdasarkan pengalaman.

D. Prinsip pelaksaan Pekerjaan

Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya pada penentuan formasi.

Sebagai contoh apabila suatu jenis pekerjaan akan dilakukan oleh satuan

organisasi sendiri maka organisasi tersebut harus diangkat pegawai untuk

melaksanakan tugas tersebut, namun bila suatu pekerjaan diborongkan pada fihak

lain maka tidak perlu mengangkat pegawai.

E. Peralatan yang tersedia

Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan tugas pokok akan mempengaruhi penentuan jumlah pegawai yang

diperlukan, kerena mungkin makin tinggi mutu peralatan yang digunakan dan

tersedia dalam jumlah yang memadahi mengakibatkan makin sedikit jumlah

pegawai yang dibutuhan.

F. Kemampuan Keuangan Negara/ Daerah

Faktor lain yang sangat penting untuk diperhitungkan adalah kemampuan

keuangan negara atau daerah.

6. PROSEDUR PENGUSULAN FORMASI PNS

Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS dibedakan antara PNS Pusat dan

Daerah.

a. Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS Pusat diatur sbb:

1) Pejabat Pembina Kepegawaian mengajukan usul penetapan formasi kepada

Menpan dan kepala BKN paling lambat akhir bulan Februari. Usul tersebut

dilampiri:

a). Penyusunan bezetting PNS (Jml kekuatan PNS yang ada)

b). Pengolahan formasi PNS dalam tahun anggaran yang bersangkutan

menurut golongan ruang;

c). Daftar usul formasi PNS menurut pangkat/ golongan ruang dalam tahun

anggaran yang bersangkutan;

d). Daftar kebutuhan PNS menurut jabatan pada tahun anggaran yang

bersangkutan;

6

Page 7: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

e). Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh PNS yang

memiliki golongan ruang IV/a ke atas;

f). Daftar usul formasi PNS pada Perwakilan RI di luar Negeri (home staff)

dalam tahun anggaran yang bersangkutan, bagi instansi yang memiliki

perwakilan di Luar Negeri an memiliki/ memerlukan PNS sebagai home

staff;

g). Daftar usul formasi Pegawai yang bekerja pada Perwakilan RI di Luar

Negeri (local staff) dalam tahun anggaran yang bersangkutan, bagi instansi

yang memiliki perwakilan di Luar Negeri dan memiliki/memerlukan

pegawai sebagai local staff;

h). Daftar keadaan PNS yang diperbantukan Perwakilan/ badan

Internasional;

i). Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran yang

bersangkutan;

j). Daftar keadaan Tenaga Guru dalam tahun anggaran yang bersangkutan;

k). Daftar keadaan PNS yang dipekerjakan dan diperbantukan pada daerah

Otonom, Yayasan Badan-badan Swasta, Badan lain yang ditentukan

Pemerintah;

l). Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari Daerah

Otonom/Instansi lain/ luar negeri ke Pusat dalam tahun anggaran yang

bersangkutan;

m). Daftar jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meningal dunia pada tahun

anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS yang mencapai BUP dalam tahun

anggaran yang bersangkutan;

n). Peta Jabatan; Apabila tahum anggaran sebelumnya telah melampirkan

maka tahun berikutnya tidak perlu melampirkan kembali, kecuali terjadi

perubahan organisasi.

2) Berdasarkan usul tersebut, Kepala BKN memberikan pertimbangan kepada

Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.

3) Pertimbangan Kepala BKN tersebut disampaikan setelah melalui pembahasan

dalam Tim Kerja Kepegawaian paling lambat akhir Mei. Tim Kerja

Kepegawaian ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKN.

b. Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS Daerah diatur sbb:

1) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) masing-masing Pemerintah Daerah

Kabupaten/ Kota mengajukan usul persetujuan formasi kepada Menteri yang

bertanggungjawab di bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala

BKN melalui Gubernur paling lambat akhir Bulan Februari;

2) Gubernur mengajukan persetujuan formasi Pemerintah Daerah Propinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota kepada Menteri yang bertanggungjawab

di bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala BKN paling lambat

akhir bulan Maret. Dalam penyampaian usul persetujuan formasi Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota, Gubernur dapat memberikan rekomendasi.

7

Page 8: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

a) Penyusunan bezetting (jumlah kekuatan PNS yang ada) dalam tahun

anggaran yang lalu menurut golongan ruang;

b) Pengolahan formasi PNS dalam tahun anggaran yang bersangkutan

menurut golongan ruang;

c) Daftar usul formasi PNS manurut pangkat/ golongan ruang dalam tahun

anggaran yang bersangkutan;

d) Daftar kebutuhan PNS menurut jabatan pada tahun anggaran yang

bersangkutan;

e) Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh PNS yang

memiliki golongan ruang IV/a ke atas;

f) Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran yang

bersangkutan;

g) Daftar kebutuhan Tenaga Guru tahun anggaran yang bersangkutan;

h) Daftar jumlah PNS yang dipekerjakan dan diperbantukan pada satuan

organisasi pemerintah lainnya, Yayasan, Badan-badan swasta dan badan

lain yang ditentukan Pemerintah menurut golongan yang bersangkutan;

i) Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari Daerah Otonomi

lain/ instansi lain ke Daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan;

j) Daftar jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia pada

tahun anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS yang mencapai BUP dalam

anggaran ybs;

k) Peta Jabatan. Apabila dalam tahun anggaran sebelumnya telah

melampirkan, maka untuk tahun berikutnya tidak perlu melampirkan

kembali, kecuali terjadi perubahan organisasi.

3) Usul persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Kabupaten/ Kota

diajukan oleh Gubernur kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang

pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN;

4) Usul pemerintah persetujuan formasi tersebut bersamaan dengan permintaan

persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Propinsi;

5) Berdasarkan usul dimaksud, Kepala BKN memberikan pertimbangan kepada

Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara;

6) Pertimbangan Kepala BKN tersebut disampaikan kepada Menteri yang

bertanggungjawab dibidang pendayagunaan aparatur negara setelah melalui

pembahasan dalam Tim kerja Kepegawaian (TKK) paling lambat akhir Bulan

Juni;

7) Menteri yang bertangungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara

memberikan persetujuan secara tertulis formasi PNS Daerah berdasar

pertimbangan tertulis Kepala BKN paling lambat Bulan Juni;

8) Dalam persetujuan formasi dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang

pendayagunaan aparatur negara, dicantumkan jumlah formasi untuk masing-

masing PEMDA (Propinsi, Kabupaten, Kota)

8

Page 9: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

9) Persetujuan formasi tersebut disampaikan oleh Menteri yang

bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara kepada

Gubernur dan tembusannya kepada Kepala BKN dan Kepala Kanreg BKN

sesuai dengan wilayah kerjanya. Selanjutnya Gubernur menyampaikannya

kepada masing-masing Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/

Kota paling lambat 7 hari kerja sejak diterimanya persetujuan tersebut.

7. PENETAPAN FORMASI PNS

Formasi PNS untuk masing-masing satuan organisasi pemerintah pusat ditetapkan

oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara

berdasarkan pertimbangan tertulis Kepala Badan Kepegawaian Negara paling lambat

Bulan juni.

Khusus untuk penetapan formasi PNS Luar Negeri harus memperhatikan pula

pertimbangan Menteri Luar Negeri.

Formasi PNS Daerah untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Daerah

Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah

Propinsi/ Kabupaten/ Kota yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan tertulis

dari menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara,

berdasarkan pertimbangan tertulis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara paling

lambat bulan Juli.

8. KETENTUAN LAIN-LAIN

Formasi yang telah ditetapkan berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan,

sehingga lowongan formasi yang tidak diisi pada tahun yang bersangkutan tidak

dapat digunakan untuk tahun anggaran berikutnya.

Penetapan formasi Pegawai negeri Sipil yang tidak sesuai dengan prosedur yang

berlaku, maka tidak dapat digunakan untuk pengangkatan Calon Pegawai Negeri

Sipil/Pegawai Negeri Sipil.

Dalam rangka perencanaan dan pengendalian jumlah Pegawai Negeri Sipil maka

setiap keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang penetapan formasi di

lingkungannya, tembusannya harus disampaikan kepada Menteri yang

bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN.

DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

NO UNIT KERJAJUMLAH TENAGA

DOKTER DRG PERAWAT BIDANNAKESLAIN

NONNAKES

PERAWAT

1PUSKESMASPERAWATAN

2 dr/PKM

1 drg/PKM

8 perawat/PKM

3 bidan/PKM

5 Nakes lain/PKM

1

2PUSKESMAS

NONPERAWATAN

1 drg/PKM

1 dr/3 PKM

5 perawat/PKM

3PUSKESMASPEMBANTU

1 perawat

9

Page 10: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

4 DESA1 dr / 10

TT1 bidan/

desaRUMAH SAKIT

1 RUMAH SAKIT1 dr / 10 /

TT3 drg /

RS2 perawat

/ TT1 Nakes

lain/ 3 TT

1/3 jml tenaga

kesehatan

Keterangan :

TT : Tempat Tidur

PKM : Puskesmas

Nakes Lain : Tenaga Kefarmasian, Kesehatan Masyarakat, Gizi, Keterapian

fisik, Keteknisan Medis

Non Nakes : Tenaga Administrasi yang menunjang pelayanan kesehatan

10

Page 11: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

STANDAR PENGHITUNGAN KEBUTUHAN GURU

1. Guru SD

Keterangan JGSD : Jumlah Guru SDJRB : Jumlah Rombongan BelajarGP : Guru Pendidikan Jasmani dan RohaniGA : Guru Agama

2. Guru SLTP dan SMU

KeteranganJGMP : Jumlah Guru Mata PelajaranJRB : Jumlah Rombongan BelajarW : Alokasi waktu seluruh mata pelajaran/minggu24 : jumlah jam wajib mengajar /minggu

3. Guru SMK

KeteranganJGMP : Jumlah Guru Mata Pelajaran yang dibutuhkanJP : Jumlah Jam Pelajaran/tahunJK : Jumlah Kelas tiap tingkat/paralelJW : Jam wajib mengajar/mingguKB : Kelompok Belajar

- Untuk Program Normatif dan Adaptif kelompok belajar = 1- Untuk Program Produktif kelompok belajar = 2

ME : Jumlah Minggun Efektif/tahun

4. Guru Konseling

KeteranganJGBK : Jumlah Guru Bimbingan KonselingJS : Jumlah Siswa150 : Jumlah siswa yang wajib dibimbing

11

JGSD = JRB + GP + GA

JGMP = JRB x W 24

JGMP = JP1 x JK1 + JP2 x jk2 + JPn x JKn ME1 ME2 MEn JW

JGBK = JS 150

Page 12: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

FORMULA PENGHITUNGAN JABATAN TEKNIS LAINNYA

I. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN PROSES KERJA

Rumus = Jumlah Waktu Penyelesaian Tugas

Standar Waktu

Contoh :Jabatan Perancang Grafik Peta Bumi

1) Jumlah Waktu Penyelesaian Tugas

Jumlah Waktu penyelesaian tugas jabatan Perancang Grafik Peta Bumi sebanyak

54.300menit (905 jam)

Standar Waktu Penyelesaian

Jumlah waktu standar penyelesaian tugas selama 1 (satu) tahun sebanyak 75.000

menit (1.250 jam)

Jumlah Pegawai yang dibutuhkan

54.300 / 75.000 = 0,75 pegawai

Sehingga jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) pegawai dengan

catatan ditambahkan beban kerja lain

II. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT KERJA

Rumus = Jumlah Satuan Perangkat Kerja

Standar Pegawai persatuan Perangkat Kerja

Contoh : Traktor pada Balai Latihan Kerja Departemen Pertanian dibutuhka Jabatan

Operator, Teknisi dan Tukang Oli

1. Standar Pegawai Per Satuan Perangkat Kerja

a. Operator = 3 orang

b. Teknisi = 1 orang

c. Tukang Oli = 2 orang

2. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan

a. Operator = 1 x 3 = 3 orang

b. Teknisi = 1 x 1 = 1 orang

c. Tukang Oli = 1 x 2 = 2 orang

III.PERHITUNGAN MENGGUNAKAN HASIL KERJA

Rumus = Volume Hasil Kerja

Standar Hasil Kerja Pegawai

Contoh: Agenda Surat adalah hasil kerja jabatan Agendaris

1. Hasil Kerja

1000 agenda surat

12

Page 13: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

2. Standar kemampuan prestasi rata-rata Pegawai

100 Agsenda surat/pegawai/hari

3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan

1000/100 = 10 pegawai

IV. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN OBJEK / BAHAN KERJA

Rumus = Jumlah Beban Kerja

Standar Penyelesaian Obyek / Bahan Kerja

Contoh : Bahan kerja surat diperlukan jabatan Agendari dan Caraka

1. Volume objek kerja

1000 surat

2. Standar kemampuan Pegawai per jabatan

a. Agendaris = 100 surat / hari

b. Caraka = 50 surat / hari

3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan

a. Agendaris = 1000 / 100 = 10 agendaris

b. Caraka = 1000 / 50 = 20 caraka

13

Page 14: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong.

Lowongannya formasi dalam suatu organisasi pada umumnya disebabkan oleh dua

hal, yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia

atau adanya perluasan organisasi

Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong,

maka penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah memenuhi syarat yang

ditentukan.

Pengadaan PNS harus didasarkan atas syarat-syarat objektif yang telah ditentukan,

dan tidak boleh didasarkan atas jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan atau

daerah.

2. DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999

b. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai negeri

Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun

2002

c. Keputusan kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2002 Tanggal 17

Juni 2002

3. PERENCANAAN, PENGUMUMAN, PERSYARATAN DAN PELAMARAN

a. Perencanaan

Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi:

1) Penjadwalan kegiatan, antara lain meliputi:

a. Inventarisasi lowongan jabatan yang telah ditetapkan dalam formasi serta

syarat jabatannya

b. Pengumuman akan dilaksanakannya pengadaan PNS

c. Penyiapan materi ujian

d. Penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan

e. Pelamaran

f. Pelaksanaan penyaringan

g. Pengangkatan menjadi CPNS sampai pengangkatan menjadi PNS

2) Penghitungan Biaya

Dalam perencanaan pengadaan PNS selain harus memperhitungkan

penyediaan anggaran gajinya, juga sekaligus diperhitungkan biaya yang

diperlukan untuk menyelenggarakan pengadaan PNS.

Perencanaan pengadaan PNS dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

Pengadaan PNS hanya diperkenankan dalam batas formasi yang telah

ditetapkan dengan memprioritaskan:

14

Page 15: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

1) Pegawai pelimpahan/penarikan dari Departemen/LPND/Pemerintah

Daerah yang kelebihan pegawai

2) Siswa / mahasiswa ikatan dinas setelah lulus dari pendidikannya

3) Tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan masa bakti

sebagai pegawai tidak tetap

b. Pengumuman

Setiap kegiatan pengadaan pegawai harus diumumkan seluas-luasnya melalui

media masa yang tersedia dan atau bentuk lainnya yang mungkin digunakan

sehingga kegiatan tersebut diketahui umum. Disamping itu untuk memberikan

kesempatan yang luas kepada setiap WNI untuk mengajukan lamaran, juga

memberikan lebih banyak kemungkinan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah untuk memilih calon PNS yang cakap dalam melaksanakan tugas yang

akan dibebankan kepadanya.

Pengumuman tersebut harus dilakukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

sebelumnya tanggal penerimaan lamaran. Dalam pengumuman tersebut

dicantumkan antara lain:

1) Jumlah dan jenis jabatan yang lowong

2) Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan

3) Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar

4) Alamat dan tempat lamaran diajukan

5) Batas waktu pengajuan lamaran

6) Waktu dan tempat seleksi

7) Dll

c. Persyaratan

Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah:

1) Warga Negara Indonesia. Apabila diragukan tentang kewarganegaraan

seorang pelamar, maka harus dimintakan bukti kewarganegaraannya, yaitu

Putusan Pengadila Negeri yang menetapkan ybs sebagai warga negara.

2) Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya

35 (tiga puluh lima) tahun.

Usia seorang pelamar ditentukan berdasarkan tanggal kelahiran yang

tercantum dalam STTB/Ijazah yang digunakan sebagai dasar pengangkatan

3) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu

tindak pidana kejahatan. Dalam ketentuan ini tidak termasuk bagi mereka

yang dijatuhi hukuman percobaan

4) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau

tidak dengan hormat sebagai PNS / anggota TNI/ anggota Kepolisian Negara

atau diberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Swasta.

5) Tidak berkedudukan sebagai calon/Pegawai Negeri

15

Page 16: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Seorang yang berkedudukan sebagai Calon/Anggota TNI dan Calon/Anggota

Kepolisian negara tidak dapat diterima untuk menjadi CPNS

6) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang

diperlukan

7) Berlakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Berkelakuan Baik

dari kepolisisan setempat

8) Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari

Dokter

9) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI atau Negara lain yang

ditentukan oleh pemerintah

10) Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan, termasuk syarat khusus

yang ditentukan instansi ybs.

Pengangkatan CPNS pada prinsipnya tidak boleh melebihi 35 (tiga puluh lima)

tahun. Pengangkatan sebagai CPNS dapat dilakukan bagi yang melebihi batas 35

(tiga puluh lima) tahun dengan ketentuan:

1) Telah mengabdi kepada instansi pemerintah baik pusat mauupun daerah

sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus sebelum PP 11 Tahun 2002

ditetapkan tanggal 17 April 2002

2) Masih melaksanakan tugas pada instansi tersebut

3) Pengangkatan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan khusus dan

dilakukan secara selektif serta tidak boleh melebihi usia 40 (empat puluh)

tahun

d. Pelamaran

Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tulisan

tangan sendiri ditujukan kepada pejabat pembina kepegawaian instansi yang

bersangkutan, yang dilampiri:

1) Foto copy STTB/Ijazah yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang

2) Kartu tanda pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja

3) Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan

1) PENYARINGAN

1. Pemeriksaan Administratif

Setiap surat lamaran yang diterima diperiksa dan diteliti sesuai dengan

persyaratan yang telah ditentukan dalam pengumuman. Pemeriksaan tersebut

dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian. Surat

lamaran yang tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada pelamar disertai

dengan alasan-alasannya, sedangkan yang memenuhi syarat disusun dalam daftar

untuk memudahkan pemanggilan.

16

Page 17: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

2. Panitia Ujian

Untuk melaksanakan ujian penyaringan, pejabat pembina kepegawaian dengan

surat keputusan membentuk panitia ujian yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang

dengan susunan :

1) seorang ketua merangkap anggota

2) seorang sekretaris merangkap anggota dan

3) seorang anggota

Tugas panitia adalah:

1) menyiapkan dan mengumpulkan bahan ujian

2) menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian

3) menentukan tempat dan jadwal ujian

4) menyelenggarakan ujian

5) memeriksa dan menilai hasil ujian

6) menyampaikan hasil ujian kepada pejabat kepegawaian yang disusun

berdasarkan nilai tertinggi sampai yang terendah

7) membuat laporan secara tertulis kepada pejabat kepegawaian

3. Materi Ujian

Materi ujian disusun sedemikian rupa sehingga pelamar yang akan diterima

benar-benar mempunyai kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang diperlukan.

Adapun materi ujian meliputi:

1) Test kompetensi, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan. Tes

Kompetensi meliputi:

a) Pengetahuan Umum

b) Bahasa Indonesia

c) Kebijaksanaan Pemerintah

d) Pengetahuan Teknis, yaitu pengetahuan yang diperlukan untuk jabatan yan

bersangkutan atau syarat jabatan

e) Pengetahuan lainnya

f) Penyusunan materi ujian harus didasarkan pada persyaratan jabatan yang

diperlukan

2) Psikotes, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan dan

kemampuan instansi masing-masing. Psikotes dilakukan untuk mengetahui

kepribadian, minat dan bakat bagi pelamar.

4. Pemanggilan Pelamar

Pelamar yang memenuhi syarat, dipanggil secara tertulis untuk mengikuti ujian

penyaringan. Pemanggilan dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang disertai

tugas urusan kepegawaian. Untuk menghindari keterlambatan atau tidak

diterimanya surat penggilan tersebut, maka disamping pemanggilan dilakukan

secara tertulis, juga dilakukan dengan pengumuman melalui media massa

17

Page 18: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

5. Ujian

Dalam rangka menjamin objektifitas penyelenggaraan ujian penyaringan

penerimaan pegawai, maka ujian penyaringan dilaksanakan secara tertulis.

Apabila diperlukan, dapat diadakan ujian lisan berupa wawancara, yang

merupakan pelengkap dari ujian tertulis. Bagi pelamar yang akan mengisi

lowongan tertentu, diadakan ujian ketrampilan, seperti operator komputer,

pengemudi dsb.

Selain ujian tertulis, ujian lisan dan ketrampilan, bagi pelamar yang akan mengisi

jabatan tertentu dapat diadakan ujian kepribadian (psikotes)

6. Pengumuman Pelamar Yang Diterima

Pejabat Pembina Kepegawaian setelah menerima daftar nama dan nomor serta

nilai ujian peserta dari Panitia Ujian, menetapkan pelamar yang dinyatakan

diterima berdasarkan urutan nilai tertinggi sesuai dengan jumlah lowongan dan

kualifikasi pendidikan yang tersedia.

Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat lain mengumumkan nomor peserta

ujian yang ditetapkan diterima melalui media massa dan bentuk lainnya. Selain itu

kepada pelamar yang diterima disampaikan pemberitahuan secara tertulis melalui

surat tercatat. Dalam pengumuman dan surat pemberitahuan tersebut,

diinformasikan kapan, dimana, kepada pejabat mana, dan batas waktu untuk

melapor bagi pelamar yang diterima. Apabila pelamar yang dipanggil sampai

batas waktu yang ditentukan tidak melapor, maka dianggap mengundurkan diri.

Batas waktu melapor sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung

mulai tanggal dikirimkannya surat pemberitahuan tersebut.

2) PENGANGKATAN

a) Pengangkatan Sebagai CPNS

Pelamar yang ditetapkan diterima, wajib melengkapi dan menyerahkan

kelengkapan administrasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau yang

ditunjuk olehnya. Apabila salah satu kelengkapan administrasi tidak dipenuhi,

maka yang bersangkutan tidak dapat diangkat sebagai CPNS.

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah menyampaikan daftar pelamar yang

dinyatakan lulus ujian penyaringan dan ditetapkan diterima untuk diangkat

sebagai Calon PNS kepada Badan Kepegawaian Negara untuk mendapat Nomor

Identitas Pegawai Negeri Sipil

Berdasarkan Nomor Identitas (NIP) PNS yang ditetapkan BKN, Pejabat Pembina

Kepegawaian menetapkan keputusan pengangkatan menjadi Calon PNS.

Pengangkatan Calon PNS dilakukan dalam tahun anggaran berjalan dan

penetapannya tidak boleh berlaku surut. Yang dimaksud dengan tahun anggaran

yang berjalan yaitu berdasarkan formasi yang ditetapkan tahun anggaran yang

18

Page 19: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

bersangkutan Penetapan berlakunnya pengangkatan calon PNS pada bulan

berjalan yang bersangkutan tersebut, yaitu pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya

setelah pemberian NIP. Dalam hal pemberian NIP dilakukan pada bulan terakhir

tahun anggaran berjalan, maka pengangkatan sebagai Calon PNS berlaku mulai

tanggal 1 bulan terakhir tahun anggaran yang bersangkutan.

Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya surat

keputusan pengangkatan CPNS, yang bersangkutan wajib melapor pada satuan

organisasi dan melaksanakan tugasnya.

b) Golongan Ruang

Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai CPNS adalah sbb:

1) Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya

memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat

2) Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya

memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTP atau yang setingkat

3) Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya

memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTA, Diploma I atau yang

setingkat

4) Golongan II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan

menggunkan STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II

5) Golongan II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan

menggunkan STTB/Ijazah Sarjana Muda, Akademi atau

Diploma III

6) Golongan III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki

dan menggunkan STTB/Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV

7) Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya

memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S 2)

atau Ijazah lain yang setara

8) Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya

memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Doktor (S 3)

Ijazah lain yang setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister

sebagaimana dimaksud di atas adalah yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi

yang bobot untuk memperolehnya setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan

Magister yang penetapan kesetaraannta dilaksanakan oleh menteri yang

bertanggung jawab di bidang Pendidikan Nasional

Ijazah sebagaimana dimaksud diatas adalah Ijazah yang diperoleh dari

Sekolah atau Perguruan Tinggi Negeri dan /atau Ijazah yang diperoleh dari

Sekolah atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi dan /atau telah

mendapat ijin penyelenggaraan dari Menteri yang bertanggungjawab di

19

Page 20: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

bidang Pendidikan Nasional atau pejabat lain sesuai Peraturan perundangan

yang berlaku

Ijazah yang diperoleh dari Sekolah atau Perguruan tinggi di luar Negeri hanya

dapat dihargai bila telah diakui dan ditetapkan sederajat dengan Sekolah atau

Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia oleh Menteri yang bertanggungjawab

dibidang Pendidikan Nasional atau pejabat lain sesuai Peraturan perundangan

yang berlaku

c) Penghasilan

Hak atas gaji CPNS adalah 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok PNS,

mulai berlaku pada tanggal yang bersangkutan secara nyata melaksanakan

tugasnya yang dinyatakan dengan surat pernyataan oleh Kepala Kantor atau

satuan organisasi yang bersangkutan. Surat pernyataan telah melaksanakan tugas

dibuat oleh Kepala Kantor atau satuan organisasi selambat-lambatnya 2 (dua)

bulan setelah yang bersangkutan secara nyata telah melaksanakan tugas

Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah durat pernyataan telah melaksanakan

tugas dibuat, Pejabat Pembuat Daftar Gaji sudah mengajukan usul pembayaran

gaji kepada Kepala KPKN/Kas Daerah

CPNS yang penempatannya jauh dari tempat tinggalnya, sudah dianggap nyata

melaksanakan tugas sejak ia berangkat menuju ke tempat tugasnya yang

dibuktikan surat perintah perjalanan/penugasan dari pejabat yang berwenang.

Bila pada saat pengangkatan pertama CPNS telah mempunyai masa kerja maka

dapat diperhitungkan sebagai masa kerja untuk penetapan gaji pokok. Masa kerja

yang dapat diperhitungkan penuh untuk penetapan gaji pokok dalam

pengangkatan pertama adalah:

1) Masa selama menjadi Calon /Pegawai Negeri kecuali masa menjalankan

CLTN

2) Masa selama menjadi pejabat Negara

3) Masa selama menjalankan tugas Pemerintahan, yang antara lain masa

penugasan sebagai:

a) Lokal staf pada perwakilan RI di luar negeri

b) Pegawai tidak tetap

c) Perangkat desa

d) Pegawai/tenaga pada Badan Inernasional

e) Petugas pada Pemerintahan lainnya yang penghasilannya dibebankan pada

APBN

4) Masa selama menjalankan kewajiban untuk membela negara, antara lain

sebagai Prajurit Wajib dan sukarelawan

5) Masa selama menjadi pegawai/karyawan Perusahaan milik pemerintah seperti

BUMN dan BUMD

20

Page 21: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Masa kerja yang diperhitungkan setengah adalah masa kerja sebagai

pegawai/karyawan dari Perusahaan yang berbadan hukum di luar lingkungan

Badan pemerintah (termasuk Perusahaan swasta asing yang berbadan hukum)

yang tiap kali tidak kurang dari 1 (satu) tahun dan tidak terputus, dengan

ketentuan bahwa masa kerja tersebut diperhitungkan sebanyak-banyaknya 8

(delapan) tahun

d) Masa Percobaan

Masa selama menjadi CPNS merupakan masa percobaan. Lamanya sekurang-

kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun yang dihitung sejak

tanggal yang bersagkutan diangkat sebagai CPNS.

e) Pengangkatan Menjadi CPNS

CPNS yang telah menjalankan masa percobaan diangkat menjadi PNS dalam

jabatan dan pangkat tertentu dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.

Pengangkatan tersebut ditetapkan apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Setiap unsur penilaian prestasi kerja / DP 3 sekurang-kurangnya bernilai baik

2) Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi

PNS

3) Telah lulus Pendidikan dan pelatihan Prajabatan

Tanggal mulai berlakunya keputusan pengangkatan menjadi PNS tidak boleh

berlaku surut

Calon PNS yang telah menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun

dan telah memenuhi syarat untk diangkat PNS, tetapi karena suatu sebab

belum diangkat menjadi PNS, maka hanya dapat diangkat menjadi PNS

apabila alasannya bukan karena kesalahan yang bersangkutan. Pengangkatan

menjadi PNS Pusat bagi CPNS Pusat yang menjalani masa percobaan lebih

dari 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.

Sedangkan bagi CPNS Daerah yang akan diangkat menjadi PNS Daerah yang

menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Pejabat

Pembina Kepegawaian daerah Propinsi /Kabupaten/Kota setelah mendapat

pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Regional BKN.

Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas diangkat menjadi PNS terhitung mulai

tanggal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan tewas. CPNS yang

cacat karena dinas, yang oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat

bekerja lagi dalam semua jabatan Negeri, diangkat menjadi PNS terhitung

mulai tanggal 1 (satu) pada bulan ditetapkannya surat keterangan Team

Penguji Kesehatan, dan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan

diberikanhak-hak kepegawaian sesuai dengan perundangan yang berlaku.

21

Page 22: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Pengangkatan menjadi PNS bagi CPNS yang tewas atau cacat karena dinas

ditetapkan dengan keputusan Kepala BKN/Kantor Regional BKN baik bagi

CPNS Pusat maupun Daerah (PP No 09 tahun 2003)

f) Pemberhentian Calon PNS

Calon PNS diberhentikan dengan hormat, apabila :

1) mengajukan permohonan berhenti

2) tidak memenuhi syarat kesehatan

3) tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan

4) tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas

5) menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat

mengganggu lingkungan pekerjaan

6) dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang

7) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik dan telah mengajukan

surat permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina

kepegawaian

8) 1 (satu) bulan setelah diterimanya keputusan pengangkatan Calon PNS

tidak melapor dan melaksanakan tugas, kecuali bukan karena kesalahan

yang bersangkutan.

Calon PNS diberhentikan dengan hormat, apabila :

1) Pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti

yang tidak benar. Yang dimaksud keterangan-keterangan atau bukti-bukti

yang tidak benar dalam ketentuan ini adalah apabila keterangan tersebut

mengakibatkan kerugian pada negara atau setelah diketahui kebnarannya

seharusnya tidak memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Calon PNS.

2) Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang

sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja

melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan

jabatan/tugasnya;

3) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat

4) Menjadi anggota dan/atau pengurus patai politik tanpa mengajukan surat

permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian

Pemberhentian Calon PNS ditetapkan dengan surat keputusan pejabat

pembina kepegawaian.

22

Page 23: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

KENAIKAN PANGKAT PNS

A. Umum

Kenaikan pangkat merupakan salah satu elemen penting dalam pembinaan karier

Pegawai Negeri Sipil, karena melalui kenaikan pangat yang tepat waktu dan sasaran,

diharapkan akan menumbuhkan semangat kerja bagi PNS yang bersangkutan.

Kenaikan pangkat merupakan penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS

terhadap negara, yang dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih

meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya

B. Dasar Hukum

1. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999

2. Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12

Tahun 2002

3. Keputusan Kepala BKN No. 12 Tahun 2002.

C. Pengertian

Yang dimaksud dengan :

Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai Negeri Sipil

berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan

sebagai dasar penggajian.

Kenaikkan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan

pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara.

D. Sistim, Masa Dan Susunan Pangkat PNS

Sesuai dengan Pasal 18 (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah

diubah dengan UndangUndang Nomr 43 tahun 1999, dinyatakan bahwa kenaikan

pangkat dilaksanakan dengan :

1. Sistim Kenaikan Pangkat Reguler

2. Sistim Kenaikan Pangkat Pilihan

Disamping itu, kepada Pegawai Negeri Sipil dapat diberikan :

1. Kenaikan Pangkat Anumerta bagi PNS yang tewas

2. Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi PNS yang :

1. Meninggal dunia;

2. Mencapai batas usia pensiun;

3. Cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri

Masa kenaikan pangkat PNS ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun

kecuali Kenaikan Pangkat Anumerta dan Kenaikan Pangkat Masa kerja untuk

kenaikan pangkat pertama PNS dihitung sejak pengangkatan sebagai calon Pegawai

Negeri Sipil.

23

Page 24: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Nama dan Susunan Pangkat serta Golongan Ruang PNS adalah sebagai berikut :

A Pangkat B. Golongan C. Ruang1234567891011121314151617

Juru MudaJuru Muda Tingkat1Juru Juru Tingkat 1Pengatur MudaPengatur Muda Tingkat 1PengaturPengatur Tingkat 1Penata MudaPenata Muda Tingakat 1Penata Penata Tingkat 1PembinaPembina Tingkat 1Pembina Tingkat 1Pembina Utama MudaPembina Utama MadyaPembina Utama

IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXXXIXIIXIIIXIVXVXVIXVII

abcdabcdabcdabcde

E. Kenaikan Pangkat Reguler

Kenaikan Pangkat Reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS yang

telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan.

Kenaikan Pangkat Reguler diberikan PNS yang :

1. Tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu

2. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural

atau fungsional tertentu

3. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induk dan tidak

menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau

jabatan fungsional tertentu.

Syarat-syarat kenaikan pangkat reguler adalah :

1. Bestatus Pegawai Negeri Sipil

2. Tidak melampaui pangkat atasan langsung

3. Masih dalam jenjang kepangkatan

4. Lulus ujian yang dipersyaratkan

5. Penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir

6. Sekurang-kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir

7. PNS yang dipekerjakan / diperbantukan diluar instansi induk secara penuh pada

proyek pemerintah, organisasi profesi, negara sahabat, Badan Internasional, atau

badan swasta yang ditentukan dapat diberikan kenaikan pangkat reguler

sebanyak-banyaknya tiga kali selama penugasan/perbantuan kecuali yang

dipekerjakan/diperbantukan pada lembaga pendidikan, sosial, kesehatan dan

perusahaan jawatan.

24

Page 25: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Kanaikan Pangkat Reguler diberikan kepada PNS sampai dengan jenjang

NO STTB/IJAZAH GOL RUANGPERMULAAN

GOL.RUANGTERTINGGI

1. SD I/a II/a2. SLTP I/c II/c3. SLTP Kejuruan I/c II/d4. SLTA

SLTA KejuruanDI

II/a III/b

5. Diploma II II/b III/b6. SGPLB II/b III/c7. Sarjana Muda

Diploma IIIAkademiBakaloreat

II/c III/c

8. Sarjana Diploma IV

III/a III/d

9 Dokter; S – 2Apoteker

III/b IV/a

10. Dokter III/c IV/b

F. Kenaikan Pangkat Pilihan

Kenaikan Pangkat Pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan

kepada Pegawai Negeri Sipil atas prestasi kerjanya yang tinggi.

Kenaikan Pangkat Pilihan diberikan kepada PNS yang :

1) Menduduki jabatan struktural/jabatan fungsional tertentu

2) Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keppres

3) Manunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya

4) Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara

5) Diangkat menjadi pejabat negara

6) Memperoleh STTB/Ijazah

7) Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau

fungsional tertentu

8) Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar

9) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang

diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau

jabatan fungsional tertentu.

1. Kenaikkan pangkat PNS yang menduduki jabatan struktural

a. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih

satu tingkat jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat

dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :

1) Telah satu tahun dalam pangkat terakhir

2) Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan struktural yang

didudukinya, yang dihitung sejak pelantikan.

3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir

25

Page 26: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural dan pangkatnya

masih satu tingkat dibawah jenjang pangkat terendah untuk jabatan yang

diduduki tetapi telah empat tahun atau lebih dalam pangkat terakhir yang

dimiliki, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi pada

periode kenaikan pangkat setelah pelantikan apabila setiap unsur penilaian

prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir

c. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya telah

mencapai jenjang pangkat terendah yang ditentukan telah mencapai jenjang

pangat terendah yang ditentuka untuk jabatan itu, dapat dipertimbangkan

kenaikan pangkat pilihan setingkat lebih tinggi apabila:

1) Sekurang-kurangnya telah empat tahun dala pangkat terakhir

2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam dua tahun terakhir

2. Kenaikan Pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu

PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu dapat dinaikkan pangkatnya setiap

kali setingkat lebih tinggi apabila :

- Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir

- Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan

- Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua

tahun terakhir.

3. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu yang

pengangkatannya ditetapkan dengan KEPRES

Kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya

ditetapkan dengan KEPRES diatur dengan peraturan perundangan tersendiri

4. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi yang luar biasa

baiknya

PNS yang menunjukkan prestasi luar biasa baiknya selama 1 (satu) tahun terakhir,

dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat jenjang pangat,

apabila:

- Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir

- Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 bernilai amat baik dalam 1 (satu) tahun

terakhir

Yang dimaksud prestasi kerja yang luar biasa baiknya disini adalah prestasi yang

sangat menonjol baiknya yang secara nyata diakui dalam lingkungannya, sehingga

PNS tersebut menjadi teladan bagi yang lain. Prestasi kerja yang luar biasa baiknya

tersebut dinyatakan dengan surat keputusan yang ditandatangani oleh Pejabat

Pembina Kepegawaian.

26

Page 27: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

5. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menemukan penemuan baru yang

bermanfaat bagi negara

PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara, dinaikan

pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat jenjang pangkat yang diberikan pada

saat yang bersangkutan telah 1 (satu) taun dalam pangkat terakhir dan penilaian baik,

dan tidak ada unsur yang bernilai kurang.

6. Kenaikan pangkat bagi PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara

a. PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan

organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi tanpa

terikat jenjang pangkat, apabila :

1) Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir

2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir

sekurang-kurangnya bernilai baik

b. PNS yang diangkat menjai Pejabat Negara tetapi tidak diberhentikan dari jabatan

organiknya, kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan jabatan organik

yang didudukinya, dengan ketentuan:

1)Bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu, kenaikan

pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk

pemberian kenaikan pangkat pilihan sesuai dengan jabatan yang

didudukinya.

2)Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu, kenaikan

pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk

pemberian kenaikan pangkat reguler

7. Kenaikan pangkat bagi PNS yang memperoleh STTB/Ijazah atau Diploma

Bagi PNS yang memperoleh:

a) STTB/Ijazah SLTp atau yang setingkat danmasih berpangkat Juru Muda Tingkat

I Gol. Ruang I/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Juru Gol.

Ruang I/c

b) STTB/Ijazah SLTA, Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru

Tingkat I Gol. Ruang I/D ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi

Pengatur Muda, Gol Ruang II/a.

c) STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda,

Gol. Ruang II/a ke bawah dapat dinaikan pangkatnya menjadi Pengatur Muda

Tingkat I, Gol. Ruang II/b

d) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih berpangkat Pengatur

Muda Gol. Ruang II/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur

Gol. Ruang II/c

e) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I

Gol. Ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda

Gol. Ruang III/a

27

Page 28: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

f) Ijazah Dokter (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang

III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Gol. Ruang III/c

Ijazah sebagaimana tersebut di atas adalah ijazah yang diperoleh dari sekolah atau

perguruan tinggi negeri dan atau ijazah dari yang diperoleh dari sekolah/perguruan

tinggi swasta yang terakreditasi dan atau telah mendapat izin penyelenggaraan dari

Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain

berdasarkan peraturan perundangan

Untuk ijazah yang diperoleh dari sekolah/perguruan tinggi di luar negeri dihargai

setelah di akui dan ditetapkan sederajat dengan ijazah dari sekolah atau perguruan

tinggi negeri yang ditetapkan Menteri yang bertanggungjawab dibidang pendidikan

nasional.

Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertimbangkan setelah

memenuhi syarat sbb:

a) Diangkat dalam jabatan/tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang

sesuai dngan ijazah yang diperoleh

b) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir

c) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 bernilai baik dalam 1 (satu) tahun

terakhir

d) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan

fungsional tertentu

e) Lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah ijazah yang

diperoleh sebagaimana tersebut di atas termasuk didalamnya ijazah yang

diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat sebagai PNS

8. Kenaikan pangkat bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya

menduduki jabatan tertentu

PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan

stuktural atau jabatan fungsional tertentu diberikan kenaikan pangkat setiap kali

setingkat lebih tinggi bila:

a) sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir

b) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2

(dua) tahun terakhir

kenaikan pangkat tersebut diberikan dalam jenjang pangkat yang ditentukan untuk

jabatan struktural/fungsional tertentu yang terakhir didudukinya.

28

Page 29: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

9. Kenaikan pangkat bagi PNS yang telah sesuai mengikuti dan lulus tugas belajar

PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh:

a) Ijazah SGPLB atau Diploma II, dan masih berpangkat Pengetur Muda Gol.

Ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I

Gol. Ruang II/b

b) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih berpangkat Pengatur

Muda Tingkat I, Gol. Ruang II/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi

Pengatur Gol. Ruang II/c

c) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I

Gol. Ruang II/d ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Gol.

Ruang III/a

d) Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S2) atau ijazah lain yang setara dan

masih berpangkat Penata Muda Gol. Ruang III/a ke bawah, dinaikkan

pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang III/b

e) Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang

III/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Gol. Ruang III/c

Kenaikan pangkat tersebut baru dapat dipertimbangkan bila:

a) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir

b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1

(satu) tahun terakhir

10. Kenaikan pangkat PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di

luar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah

ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu

PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya dan diangkat

dalam jabatan pimpinan yang ditetapkan persamaan eselonnya, dapat diberikan

kenaikkan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi bila:

a) Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir

b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 2 (dua) tahun terakhir

Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut diatas hanya dapat diberikan sebanyak-

banyaknya 3 (tiga) kali, kecuali bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada

lembaga kependidikan, sosial, kesehatan dan perusahaan jawatan

PNS yang diperbantukan/ dipekerjakan diluar instansi induk dan yang menduduki

jabatan fungsional tertentu yang untuk kenaikan pangkatnya harus memenuhi angka

kredit, disamping syarat-syarat lainnya sebagaimana dipersyaratkan untk kenaikan

pangkat PNS yang menduduki jabatan fungsional.

29

Page 30: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

G. Kenaikan Pangkat Anumerta

Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas, diberikan pangkat anumerta setingkat

lebih tinggi, yang berlaku mulai tanggal yang bersangkutan tewas.

Pemberian kenaikan pangkat anumerta harus diusahakansebelum PNS yang tewas

dimakamkan dan surat keputusan kenaikan pangkat anumerta tersebut hendaknya

dibacakan pada waktu upacara pemakaman. Untuk menjamin agar pemberian

kenaikan anumerta dapat diberikan sebelum PNS yang tewas itu dimakamkan, maka

ditetapkan sementara.

Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan sementara adalah Pejabat Pembina

Kepegawaian instansi masing-masing untuk semua PNS yang dinyatakan tewas

dalam pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e ke bawah. Apabila kedudukan

Pejabat Pembina Kepegawaian tersebut jauh dari instansi tempat bekerja PNS yang

tewas sehingga tidak memungkinkan diberikan kenaikan pangkat anumerta sebelum

PNS yang tewas itu dimakamkan, Camat atau Pejabat Pemerintah setempat lainnya

dapat mengeluarkan keputusan sementara.

Kepala Kantor atau Pimpinan Unit kerjanya membuat laporan tentang tewasnya PNS

sebagai sebagai bahan penetapan keputusan sementara oleh Camat atau Pejabat

lainnya. Berdasarkan laporan tersebut Camat atau Pejabat Pemerintah setempat

mempertimbangkan pemberian kenaikan pangkat anumerta, dan apabila menurut

pendapatnya memenuhi syarat sesuai peraturan perundangan yang berlaku, maka

pejabat tersebut menetapkan keputusan sementara tentang pemberian kenaikan

pangkat anumerta.

Pejabat yang menetapkan keputusan sementara selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari

kerja wajib melaporkan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian instansi PNS yang

tewas. Berdasarkan bahan-bahan kelengkapan administrasi yang disampaikan oleh

pejabat yang menetapkan keputusan sementara tersebut, maka Pejabat Pembina

Kepegawaian mempertimbangkan penetapan pemberian kenaikan pangkat anumerta.

Apabila terdapat alasan yang cukup untuk pemberrian kenaikan pangkat anumerta

maka:

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah menyampaikan usul kepada:

1) Presiden bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Pembina Utama

Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan disampaikan kepada Kepala

BKN sebagai bahan pertimbangan teknis kepada Presiden

2) Kepala BKN bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Juru Muda

Tingkat I golongan ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan ruang

IV/b

Apabila almarhum/almarhumah PNS yang dinyatakan tewas oleh Kepala BKN atau

Pejabat lain yang ditunjuk dalam lingkungannya dan diberikan dan diberikan

kenaikan pangkat anumerta dan uang duka tewas, maka keputusan sementara tentang

pemberian kenaikan pangkat anumerta ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh

pejabat yang berwenang, yaitu:

30

Page 31: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

1) Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi

Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas setelah mendapat

pertimbangan teknis dari Kepala BKN;

2) Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi

Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b ke atas sampai Pembina Tingkat I

golongan ruang IV/b;

Apabila almarhum/almarhumah PNS ternyata tidak memenuhi syarat untuk

dinyatakan tewas, maka keputusan sementara tentang pemberian kenaikan pangkat

anumerta tidak dapat ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh pejabat yang

berwenang, dan keputusan sementara tersebut tidak berlaku. Dalam hal yang

bersangkutan memenuhi syarat untuk mendapatkan kanaikan pangkat pengabdian

karena meninggal dunia dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian dengan

keputusan pejabat yang berwenang.

H. Kenaikan Pangkat Pengabdian

1. Kenaikan pangkat pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia atau akan

diberhentikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun.

PNS yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak

pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat

pengabdian setingkat lebih tinggi apabila:

a) Memiliki masa bekerja sebagai PNS selama:

1) Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara terus menerus dan

sekurang-kurangnya telah satu bulan dalam pangkat terakhir

2) Sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus dan

sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir

3) Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan

sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir

b) Setiap unsur Penilaian Prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam

1 (satu) tahun terakhir

c) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam satu

tahun terakhir.

d) Masa bekerja sebagai PNS secara terus menerus dimaksud dalam ketentuan

ini adalah masa kerja yang dihitung sejak diangkat menjadi CPNS atau PNS

sampai dengan yang bersangkutan meninggal dunia atau mencapai batas usia

pensiun dan tidak terputus statusnya sebagai PNS.

e) Kenaikkan pangkat Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia atau

mencapai BUP tersebut ditetapkan dengan:

1) Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan

pangkatnya menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c keatas

setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara

31

Page 32: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

2) Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara, bagi PNS Pusat an

Daerah yang dinaikan pangkatnya menjadi Juru Muda Tingkat I golongan

ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.

Kenaikan pangkat Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia berlaku terhitung

mulai tanggal PNS yang bersangkutan meninggal dunia

Kenaikan Pengabdian bagi PNS yang mencapai batas usia pensiun berlaku

terhitung mulai tangal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan diberhentikan

dengan hormat dengan hak pensiun.

2. Kenaikan Pangkat Pengabdian yang disebabkan cacat karena dinas

PNS yang oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan cacart karena dinas dan tidak

dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diberikan kenaikan pangkat

pengabdian setingkat lebih tinggi, yang berlaku mulai tanggal yang bersangkutan

oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat kerja

lagi dalam jabatan negeri.

Apabila oleh Team Penguji Kesehatan PNS tersebut dinyatakan cacat karena

dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan negeri, maka:

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah menyampaikan usul kenaikan

pangkat pengabdian kepada:

a. Presiden bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Pembina Utama

Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan disampaikan kepada Kepala

BKN sebagai pertimbangan teknis kepada Presiden

b. Kepala BKN bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Juru Muda

Tingkat I golongan I/b sampai dengan Pembina Tingkat I Golongan ruang

IV/b

Kenaikan pangkat pengabdian ditetapkan dengan:

a. Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat

menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas setelah mendapat

pertimbangan teknis dari Kepala BKN

b. Keputusan Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat

menjadi Juru Muda Tingkat I golongan ruang IV/b

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang oleh Team Penguji Kesehatan

dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan

negeri, diangkat menjadi PNS, dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian.

Pengangkatan menjadi PNS sebagaimana tersebut di atas terhitung mulai tanggal

1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak

dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri

I. Ujian Dinas

Pegawai Negeri Sipi yan berpangkat Pengatur Tingakt I golongan ruang II/d dan

Penata Tingkat I golongan ruang III/d yang akan naik pangkat wajib lulus ujian dinas.

32

Page 33: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Ujian dinas dibagi dalam dua tingkat, yaitu:

1. Ujian dinas tingkat I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur Tingkat I golongan

ruang II/d menjadi Penata Muda golongan ruang III/a;

2. ujian dinas Tingkat II untuk kenaikan pangkat dari Penata Tingkat I golongan

ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a.

Ujian dinas diikuti oleh PNS yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Memiliki pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d bagi ujian dinas Tingkat

I dan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d bagi ujian dinas Tingkat II

2. Tidak sedang dalam keadaan:

a. Diberhentikan sementara dari jabatan negeri;

b. Menerima uang tunggu; atau

c. Cuti diluar tanggungan negara

Ujian dinas dilaksanakan sebelum PNS yang bersangkutan dipertimbangkan kenaikan

pangkatnya ke dalam golongan yang lebih tinggi. Apabila ternyata PNS yang

bersangkutan tidak lulus dalam ujian dinas tyersebut, maka kepadanya diberikan

kesempatan untuk ikut serta dalam ujian dinas berikutnya pada tingkat yang sama.

Kepada PNS yang lulus ujian dinas diberikan Tanda Lulus Ujian Dinas yan gberlaku

sepanjang PNS yan bersangkutan belum naik pangkat.

PNS dikecualikan dari ujian apabila:

1. Akan diberikan kenaikan pangkat karena relah menunjukkan prestasi erja luar

biasa baiknya;

2. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan penemuan baru yang

bermanfaat bagi negara;

3. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena:

a. Meninggal dunia

b. Mencapai batas usia pensiun

c. Oleh karena Tim Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak

dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri

4. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sebagai

berikut:

a. Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV untuk ujian dinas tingkat I;

b. Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat IV untuk ujian dinas Tingkat II.

5. Telah memperoleh:

a. Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian dinas Tingkat I;

b. Ijazah Dokter, Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah lain yang setara atau

Doktor (S3), untuk ujian dinas Tingkat I atau ujian dinas Tingkat II.

6. Menduduki jabatan tertentu.

33

Page 34: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

MUTASI KEPEGAWAIAN

PENGERTIAN

Mutasi kepegawaian adalah segala perubahan mengenai seseorang Pegawai Negeri

Sipil, seperti pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, pemensiunan, perubahan

susunan keluarga dan lain-lain

RUANG LINGKUP MUTASI KEPEGAWAIAN

Rung Lingkup Mutasi Kepegawaian meliputi:

1. Mutasi Pegawai Baru

2. Mutasi CPNS: Pengangkatan CPNS

3. Mutasi PNS:

a. Pengangkatan PNS

b. BA Pengambilan Sumpah/Janji PNS

c. Karpeg

4. Mutasi Diklat:

a. Diklat Prajabatan

b. Diklat dalam jabatan: Diklatpim, Diklat Fungsional, Diklat Teknis

5. Mutasi Pendidikan:

a. Peningkatan Pendidikan

b. Tugas Belajar

6. Mutasi Jabatan

a. Pengangkatan dalam jabatan

b. Pembebasan dari Jabatan Organik

7. Mutasi Keluarga: Karis/Karsu/Anak/Perkawinan/Perceraian

8. Mutasi Penghargaan

9. Mutasi Hukuman Disiplin

10. Mutasi Pindah Wilayah Kerja

11. Mutasi Pindah Instansi

12. Mutasi Peninjauan Masa Kerja

13. Mutasi Kenaikan Pangkat

14. Mutasi Pemberhentian

15. Mutasi Pensiun

16. Mutasi Pengujian Kesehatan

17. Mutasi Status Kepegawaian:

a. Aktif

b. CLTN, Pengaktifan kembali setelah CLTN

c. Pemberhentian Sementara

d. Penerima Uang Tunggu

e. Pembebasan Sementara dari Jabatan Organik

f. Prajurit Wajib

g. Pejabat Negara

34

Page 35: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

h. Kepala Desa

i. Izin Perceraian dan Perkawinan

j. Tugas Belajar

k. Sedang dalam proses banding ke BAPEK

l. Masa Persiapan Pensiun

m. Titipan

35

Page 36: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENINJAUAN MASA KERJA

A. Peninjauan Masa Kerja Golongan

Calon/Pegawai Negeri Sipil yang memiliki pengalaman kerja pada

Pemerintah/Swasta yang Berbadan Hukum yang belum diperhitungkan sebagai masa

kerja golongan dapat ditinjau kembali/diperhitungkan untuk penetapan gaji pokok

Pegawai Negeri Sipil.

1. Syarat-syarat

a. Pengalaman masa kerja yang diperoleh dari Pemrintah.

1) Status sebagai Calon/Pegawai Negeri Sipil

2) Memiliki pengalaman kerja yang diperoleh pada Pemerintah yang belum

diperhitungkan sebagai masa kerja golongan.

3) Pengalaman kerja pada Pemerintah yang tidak menerima penghasilan

secara harian/bulanan atau sebagai peneriama upah yang bersifat tidak

tetap (pekerja borongan) atau kerja sukarela/magang, masa kerjanya tidak

dapat diperhitungkan

4) Masa kerja yang dapat diperhitungkan setinggi-tingginya ditetapkan

berdasarkan masa kerja maximum setelah dikurangi dengan 2 (dua) kali

Kenaikan Gaji Berkala yang terakhir dalam golongan ruang tersebut.

5) Pengalaman kerja yang dapat diperhitungkan sebagai masa kerja golongan

gaji adalah pengalaman kerja yang dapat dibuuktikan dengan Surat

Keputusan dari pejabat yang berwenang (berdasarkan KEP. KA. BKN

Nomor 11 Tahun 2002 cukup keterangan dan bukt lainnya).

6) Pengalaman kerja yang diperoleh dari Pemerintah dimaksud maliputi

(berdasarkan pasal 13 PP. 98 tahun 2000 jo. Kep. KA. BKN Nomor 11

Tahun 2002) yaitu:

a) Masa selama menjadi Calon/Pegawai Negeri kecuali masa selama

menjadi CLTN

b) Masa selama menjadi pejabat Negara

c) Masa selama menjalankan tugas pemerintahan yang antara lain

penugasan sebagai:

Lokal staff pada perwakilan RI di Luar Negeri

Pgawai tidak tetap, umpamanya masa bakti Dokter selama menjadi

PTT

Perangkat Desa

Pegawai/Tenaga pada Badan-badan Internasional

Petugas pada pemerintah lainnya yang penghasilannya dibebankan

pada APBN

d) Masa selama menjalankan kewajiban untk membela Negara, antara

lain masa selama manjadi Prajurit Wajib dan Sukarelawan

e) Msa selama manjadi Pgawai/karyawan Perusahaan Milik Pemerinta

meliputi BUMN dan BUMD

36

Page 37: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

2. Pengalaman masa kerja yang diperoleh dari swasta

a. Status sebagai Calon/Pegawai Negeri Sipil

b. Pengalaman Kerja pada swasta yang dapat diperhitunkan menjadi masa kerja

golongan adalah pengalaman kerja yang diperoleh dari swasta yang berbadan

hukum (misalnya, PT, CV dan sebagainya).

c. Pengalaman kerja pada swasta tersebut baru dapat diperhitungkan apabila

sekurang-kurangnya memiliki pengalaman kerja 1 (satu)

tahun dan didapat secara terus menerus tanpa terputus

Dari jumlah pengalaman kerja yang dimiliki hanya dihargai setengahnya dan

paling tinggi hanya dapat dihitung 8 (delapan) tahun

3. Bahan-bahan yang perlu dilampirkan dalam nota usul Formulir D-3/D.II.C

a. Daftar riwayat Hidup/Daftar Riwayat Pekerjaan

b. Salinan sah STTB/Ijazah/Diploma/Akta yang digunakan pada saat bekerja

dipemerintah/swasta

c. Salinan sah Surat Kewputusan Pengangkatan sebagai Calon pegawai Negeri

Sipil

d. Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan dan Pembentukan sebagai Bukti

Pengalaman Kerja yang diperoleh

4. Cara Pemeriksaan

Data / Lampiran Formulir model D-3 / D.II.C yang perlu diperiksa,

a. Data yang tercantum dalam Surat Keputusan Pengalaman Kerja harus sesuai

dengan data yang tertuang dalam Surat Keputusan Pengangkatan Pertama

sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

b. Pengalaman Kerja yang diperoleh dalam waktu yang bersamaan hanya

diperhitungkan satu kali perhiungan masa kerja.

Misalnya,

Tanggal 1 Juni 2000 sampai dengan 31 Agustus 2004 bekerja sebagai guru

tidak tetap SMA Swasta. Tanggal 1 September 1 sampai dengan 31 mei 2002

bekerja sebagai honorer pada Kantor Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa

Barat.

c. Kita membandingkan dengan STTB/Ijazah/Diploma/Akta yang dimiliki

berasal dari daerah mana dan bukti pengalaman kerja diperoleh dari daerah

mana.

Misalnya,

STTB SMA IPS tahun 1989 dari sekolah swasta di Pelembang, Ijazah

Akademi tahun 1993 dari Akademi Administrasi Niaga di Padang. Bukti

pengalaman kerja yang terlampir adalah dari tanggal 1 Januari 1990 sampai

dengan tanggal 31 Agustus 1999 diperoleh dari PT. Usaha industri Jakarta.

37

Page 38: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Bila ditemukan data-data yang demikian maka jelas bahwa salah satu data

tersebut atau keseluruhannya adalah palsu, karena tidak mungkin seseorang

dapat kuliah di Sumatra dan bekerja di Jakarta dalam waktu yang bersamaan

d. Perlu diperhatikan bahwa penetapan besarnya gaji pokok sesuai dengan status

pegawai yang bersangkutan. Apabila masih berstatus Calon diberikan 80%

dan apabila telah berstatus Pegawai Negeri Sipil ditetapkan 100% dari gaji

pokok.

e. Pengalaman kerja yang diperoleh sewaktu masih berpendidikan lebih rendah

dari pada pendidikan yang digunakan sebagai dasar pengangkatan sebagai

Pegawai Negeri Sipil, maka perhitungan masa kerja golongannya harus

dikenakan pengurangan secara horizontal sesuai dengan golongan ruang gaji

pegawai yang bersangkutan

f. Pengalaman kerja dari swasta yang Berbadan Hukum yang dapat

diperhitungkan adalah yang didalam Surat Keputusan / Surat Ketrangan

dicantumkan besarnya penghasilan dari pegawai yang bersangkutan dan

diberhentikan dengan hormat dari pekerjaannya / jabatannya dan atau

diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri. Apabila dalam Surat

Keputusan / Surat Keterangan yang menyatakan bahwa Pegawai yang

bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat atau diberhentikan bukan

atas permintaan sendiri, maka pengalaman kerja yang bersangkautan tidak

dapat diperhitungkan, bahkan pengangkatan yang bersangkutan sebagai

Calon Pegawai Negeri Sipil dapat ditinjau kembali/dibatalkan, apabila

pengangkatan yang bersangkutan dilaksanakan setelah berlakunya Peraturan

Pemerintah Nomor 98 Thun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun

2002

Cara pemeriksaan / penelitian adalah seperti pemeriksaan terhadap lampiran-

lampiran yang diajukan untuk usul mutyasi bidang kepangkatan dan penggajian.

5. Peninjauan Masa Kerja dari Masa Bhakti Veteran dan Masa Kerja sebagai

penghargaan dalam perjuangan.

Syarat-syarat

a. Status sebagai Calon /Pegawai Negeri Sipil

b. Calon/Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dinyatakan sebagai pejuang

bagi Negara Republik Indonesia

c. Bhakti Veteran yang diajukan untuk diperhitungkan 2 (dua) kali, hanya dapat

diperhitungkan apabila telah melalui heregrestrasi yang dilakukan oleh

Baminvet Puscadnas.

d. Masa Bhakti yang dapat diperhitungkan 2 (dua) kali, adalah:

1) Masa Bhakti Veteran perjuangan kemerdekaan antara tanggal 17 Agustus

1949 (maksimal 4 tahun 4 bulan x 2 = 8 tahun 8 bulan)

38

Page 39: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

2) Masa perjuangan integrasi dan selama menjadi pegawai pada Pemerintah

sementara Timor-Timor yaitu mulai tanggal 1 Juli 1974 sampai dengan

31 Juli 1976 (maksimal 2 tahun 3 bulan x 2 = 4 tahun 6 bulan)

B. Pengalaman Kerja yang Tidak Dapat Diperhitungkan Untuk Peninjauan Masa

Kerja Golongan

1. Pengalaman kerja yang sudah dihargai dengan uang pesangon/uang pesangon

yang bersifat untuk pensiun

2. Masa selama menjalani Cuti Diluar Tanggungan Negara

3. Diberhentikan dengan hormat bukan atas permintaan sendiri, pengangkatan CPNS

setelah berlakunya PP. 98 Tahun 2000 jo.PP. 11 Tahun 2002

4. Diberhentikan dengan tidak hormat

5. Pengalaman kerja yang diperoleh secara pararel hanya diperhitungkan 1

pengalaman

6. Pengalaman kerja di Swasta yang kurang dari 1 (satu) tahun

7. Pengalaman kerja yang diperoleh sebelum berusia 18 tahun

C. Contoh Soal dan Jawaban Peninjauan Masa Kerja

Contoh 1

Sdr. BUDIMAN, S.IP lahir 01 Mei 1972, dengan riwayat pendidikan sebagai berikut:

Berijazah D.III dari AAN tahun 1994, berdasarkan ijazah D.III tersebut ybs. Bekerja

pada PT sebuah perusahaan Keramik, dan sambil bekerja Sdr. BUDIMAN

melanjutkan pendidikan S.1 dan lulus pada tahun 2001. selanjutnya Sdr. BUDIMAN

melamar sebagai CPNS dan diangkat dalam golongan ruang III/a TMT. 1-12-2004,

dengan SK. Bupati Gunungkidul. Oleh Bupati Gunungkidul Peninjauan masa

kerjanya diajukan

Dalam hal ini bagaimana perhitungan masa kerjanya, seandainya Sdr. BUDIMAN

telah mengajukan berhenti dari PT Keramik tersebut pada akhir Agustus 2004.

Jawab

Pengalaman kerja dengan dasar pendidikan D.III dari,

1-1-1995 s/d 1-8-2004 = 9 tahun, 7 bulan

dihargai ½ = 4 tahun, 9 bulan

masa kerja segaris = 3 tahun

masa skerja golongan II = 7 tahun, 9 bulan

masa kerja golongan III = 2 tahun, 9 bulan

PINDAH WILAYAH KERJA (PWK)

Salah satu jenis mutasi Pegawai Negeri Sipil adalah pindah wilayah kerja Perpindahan

tugas dan / atau wilayah kerja tersebut meliputi:

a. Antar Departemen/ Lembaga;

b. Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen /Lembaga;

39

Page 40: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

c. Antar Daerah Propinsi;

d. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/kota Propinsi lainnya;

e. Antar Daerah kabupaten/Kota dalam satu Propinsi; atau

f. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Propinsi.

Perpindahan PNS antar instansi dapat terbagi dalam rangka usaha penyebaran tenaga ahli,

untuk kepentingan dinas atau sebab lainnya

Prosedur perpindahan dengan pindah instansi, diatur sebagai berikut:

a. Perpindahan harus didasarkan atas persetujuan dari instansi asal dan instansi

penerima sesuai dengan kebutuhan;

b. Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi yang membutuhkan mengeluarkan surat

persetujuan untuk menerima kepindahan PNS yang ditujukan kepada Pimpinan

instansi asal PNS asal untuk mendapat persetujuan;

c. Sebelum Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal, terlebih

dahulu harus mendapat pertimbangan dari Baperjakat

d. Apabila Pimpinan Instansi asal ybs. menyetujui, maka Pimpinan Instansi asal

membuat Surat Pernyataan Persetujuan

e. Berdasar Persetujuan Pimpinan Instansi asal, Instansi Penerima mengusulkan

kepada:

1)Kepaa BKN untuk mendapatkan penetapan pemindahan:

Antar Departemen/Lembaga

Antar Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen/Lembaga

Antar Daerah Propinsi

Antar Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/Kota Propinsi lainnya

2)Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi untuk mendapatkan penetapan

pemindahan:

Antar Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi

Antara Kabupaten/Kota dan daerah Propinsi

f. Berdasarkan Keputusan Kepala BKN atau Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah

Propinsi tersebut, Pimpinan Instansi penerima menerbitkan surat keputusan

pengangkatan dalam jabatan struktural

g. Persyaratan yang harus dipenuhi untk pengajuan SK PWk:

1) Surat pernyataan pindah instansi dari instansi dari instansi asal

2) Surat persetujuan dari instansi penerima

3) Surat rekomendasi dari Gubernur instansi penerima tentang kesanggupan

pembayaran gaji bagi PNS yang pindah

4) DP 3 terakhir

PENGAKTIFAN KEMBALI

40

Page 41: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Pengaktifan kembali adalah mutasi mengenai pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil

yang untuk sementara waktu dibebaskan dari organisasinya

Pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil tersebut antara lain:

a. Pegawai Negeri Sipil setelah selesai menjalani CLTN

b. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Pejabat negara

c. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Kepala Desa

PENGAKTIFAN KEMBALI PNS SETELAH SELESAI MENJALANI CLTN

PNS setelah menjalankan CLTN wajib melaporkan diri kepada instansi induknya untuk

ditempatkan kembali apabila ada lowongan

Pimpinan Instansi yang menerima laporan adanya PNS yang selesai menjalani CLTN

wajib:

a. Menempatkan dan mempekerjakan kembali

b. Bila tak ada lowongan melaporkan ke BKN untuk kemungkinan disalurkan ke

instansi lain

c. Bila tidak memungkinkan ditempatkan di tempat lain, atas dasar pemberitahuan dari

BKN tersebut Pimpinan Instansi Induk memberhentikan PNS ybs dari jabatan karena

kelebihan pegawai

d. Penempatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang selesai CLTN ditetapkan dengan SK

PYB setelah mendapat persetujuan Ka BKN

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk permintaan Nota Pertimbangan Pengaktifan

kembali

a. Surat Pengantar dari PYB

b. Blanko pengaktifan kembali dari CLTN (rangkap 5)

c. Nota permohonan CLTN maupun perpanjangan CLTN

d. Salinan SK Kenaikan Pangkat terakhir

e. Surat Nikah

PENGANGKATAN CPNS MENJADI PNS YANG TELAH MENJALANI MASA

PERCOBAAN LEBIH DARI DUA TAHUN

CPNS yang telah menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun dan elah memenuhi syarat

diangkat menjadi PNS, tetapu karena suatu sebab belum diangkat menjadi PNS, maka

hanya dapat diangkat menjadi PNS apabila alasannya bukan karena kesalahan yang

bersangkutan

Pengangkatan dari CPNS baik Pusat maupun CPNS Daerah yang akan diangkat menjadi

PNS yang menjalani masa percobaan lebih 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Pejabat

Pembina Kepegawaian masing-masing setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala

BKN

Persyaratan :

41

Page 42: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

a. SK CPNS

b. SPMT

c. STTPL Pra Jabatan

d. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter Penguji/Team penguji Kesehatan

e. DP 3

f. Ijazah

g. Blanko Nota Persetujuan dari Instansi (rangkap 5)

PERBANTUAN PNS PADA INSTANSI SWASTA BUMN/BUMD ATAU

LEMBAGA-LEMBAGA INTERNASIONAL

PNS yang diperbantukan pada instansi swasta, BUMN/BUMD atau lembaga-lembaga

internasional dihentikan/dibatasi kecuali:

a. Perbantuan PNS khusus untuk mengisi jabatan pimpinan yang telah dipersamakan

eselonnya

b. Perbantuan PNS atas permintaan Lembaga Internasional dengan persetujuan atas

penunjukan Pemerintah RI

c. Perbantuan Dosen atau Guru pada Yayasan/Perguruan Swasta

d. Perbantuan karena perluasan/penyederhanaan organisasi

PENGAKTIFAN KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI KEPALA

DESA

Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari jabatan

organiknya selama menjadi Pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai

Negeri

Pegawai Negeri Sipil yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai Kepala Desa

diperkerjakan kembali di instansi tempatnya bejerja semula.

Persyaratan:

a. Salinan sah Surat Keputusan dalam pangkat terakhir

b. Surat ijin untuk menjadi Kepala Desa dari Pimpinan Instansi yang bersangkutan

c. Salinan sah Surat Keputusan pengangkatan sebagai Kepala Desa

d. Salinan sah Surat Keputusan pemberhentian sebagai Kepala Desa dari Pejabat Yang

Berwenang

PERBAIKAN

Dalam proses penetapan nota persetujuan Kepala BKN, kemungkinan terjadi kesalahan

penetapan, sehingga untuk memperbaiki nota persetujuan tersebut perlu duajukan

perbaikan kepada Kepala BKN

42

Page 43: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL

A. UMUM

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan struktural antara lain

dimaksudkan untuk membina kareier PNS dalam jabatan struktural dan kepangkatan

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang

berlaku

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam satu jabatan dilaksanakan

berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan

jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang No 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No 43 Tahun 1999

b. Peraturan Pemerintah No 100 Tahun 2000 Jo. Peraturan Pemerintah No. 13

Tahun 2002

c. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,

Pemindahan dan Pemberhentian PNS

d. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 13 Tahun 2002 Tanggal

17 Juni 2002

2. Pengertian

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang

dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil;

Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional yang hanya dapat

diduduki oleh PNS;

Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,

wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin

suatu satuan organisasi negara

Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab,

wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam

pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu

serta bersifat mandiri

B. PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN

Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh ereka yang bestatus sebagai PNS. Calon

Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural. Anggota Tentara

Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara hanya dapat diangkat dalam

jabatan struktural apabila telah beralih status menjadi PNS, kecuali ditentukan lain

dalam peraturan perundangan

Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13 Tahun 2002

43

Page 44: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

NO ESELONJENJANG PANGKAT GOLONGAN RUANG

TERENDAH TERTINGGIPANGKAT GOL/RU PANGKAT GOL/RU

1 I Pembina Utama Madya

IVd Pembina Utama IVe

2 I Pembina Utama Muda

IVc Pembina Utama IVe

3 II Pembina Utama Muda

IVc Pembina Utama Madya

IVd

4 II Pembina Tingkat I IVb Pembina Utama Muda

IVc

5 III Pembina IVa Pembina Tingkat I IVb6 III Penata Tingkat I IIId Pembina IV a7 IV Penata IIIc Penata Tingkat I IIId8 IV Penata Muda Tingkat

IIIIb Penata IIIc

9 V Penata Muda IIIa Penata Muda Tingkat I

IIIb

Penetapan organisasi Eselon Va secara selektif, dengan memperhatikan:

a. kebutuhan organisasi;

b. rentang kendali;

c. kondisi geografis

d. karakteristik tugas pokok dan fungsi jabatan yang berhubungan langsung dengan

pelayanagn kepada masyarakat

1. Pengangkatan

Persyaratan

Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural, antara lain:

a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;

b. Serendah-rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah jenjang pangkat

yang ditentukan

c. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan

d. Semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir

e. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan

f. Sehat jasmani dan rohani

Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina Kepegawaian perlu memperhatikan

faktor:

a. Senioritas dalam kepangatan

b. Usia

c. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Jabatan

d. Pengalaman

Pelaksanaan Pengangkatan

Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I dilingkungan instansi pusat

ditetapkan dengan keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan tertulis

dari Komisi Kepegawaian Negara. Sedangkan pengangkatan dalam jabatan

struktural eselon II kebawah pada Instansi pusat ditetapkan Pejabat Pembina

44

Page 45: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Kepegawaian Pusat setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi

Pusat.

Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I di propinsi (Sekda) ditetapkan

Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi setelah mendapat persetujuan

Pimpinan DPRD Propinsi, setelah sebelumnya dikonsultasikan secara tertulis

kepada Menteri Dalam Negeri sedangkan pengangkatan dalam jabatan Struktral

eselon II kebawah ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi

setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Propinsi

Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II ke bawah di Kabupaten/Kota,

ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten / Kota setelah

mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota. Khusus

untuk pengangkatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat

persetujuan dari pimpinan DPRD Kabupaten/Kota, setelah terlebih dahulu

dikonsultasikan secara tertulis kepada Gubernur

Dalam setiap keputusan tentang pengangkatan dalam jabatan struktural, harus

dicantumkan nomor dan tanggal pertimbangan Baperjakat, eselon dan besarnya

tunjangan jabatan struktural

Pelantikan

PNS yang diangkat dalam jabatan struktural, termasuk PNS yang menduduki

jabatan struktural yang diangkatkan eselonnya, selambatnya 30 hari sejak

penetapan pengangkatan wajib dilantik dan diambil sumpahnya oleh pejabat yang

berwenang. Demikian juga yang mengalami perubahan nama jabatan aau

perubahan fungsi dan tugas jabatan maka PNS yang bersangkutan dilantik dan

diambil sumpahnya kembali

Pendidikan dan Pelatihan

PNS yang akan atau telah mendudki jabatan struktural harus mengikuti dan lulus

Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan

untuk jabatan tersebut. Artinya, PNS dapat diangkat daam jabatan struktural

meskipun yang bersangkutan belum mengikuti dan lulus Diklatpim. Namu n

demikian untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan menambah

wawasan, maka kepada PNS yang bersangkutan tetap diharuskan untuk mengikuti

dan lulus Diklatpim yang dipersyaratkan kompetensi jabatan struktural tertentu

dapat diberiakan sertifikat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh instansi

Pembina dan Instansi Pengendali serta dianggap telah mengikuti dan lulus

Diklatpim yang ditentukan untuk jabatan tersebut.

PNS yang menduduki jabatan struktural dapat diangkat dalam jabatan struktural

setingkat lebih tinggi apabila sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam

45

Page 46: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

jabatannya, kecuali pengangkatan dalam jabatan struktural yang menjadi

wewenang Presiden.

2. Perpindahan

Untuk kepentingan dinas dan dalam rangka memperluas pengalaman, kemampuan

dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, diselenggarakan perpindahan

tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja, khususnya bagi pejabat struktural

eselon III ke atas. Perpindahan bagi pejabat eselon III keatas tersebut

dimaksudkan bahwa Pejabat eselon III ke atas tersebut adalah jabatan yang

memimpin suuatu satuan organisasi tertentu, seperti Kepala Kantor/Badan/Dinas

Kabupaten/Kota, Kepala Kantor/Badan/Dinas Propinsi serta Sekretasi Daerah

Kabupaten/Kota/Propinsi dsb.

Perpindahan tugas dan/atau wilayah kerja tersebut meliputi:

a. Antar Departemen/Lembaga;

b. Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen/lembaga;

c. Antar Daerah Propinsi;

d. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/kota Propinsi lainnya;

e. Antar Daerah Kabupaten/Kota dalam sat propinsi; atau

f. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah propinsi;

Perpindahan jabatan dapat dilakukan secara:

a. Horizontal, yaitu perpindahan jabatan struktural dalam eselon yang sama

b. Vertikal, yaitu perpindahan dari eselon yang lebih rendah ke eselon yang lebih

tinggi

c. Diagonal, yaitu perpindahan dari jabatan struktural ke dalam jabatan

fungsional atau sebaliknya

Perpindahan jabatan struktural antar instansi dalam rangka usaha penyebaran

tenaga ahli atau untuk kepentingan dinas dilakukan dengan cara pindah instansi,

dipekerjakan, atau diperbantukan.

Prosedur perpindahan jabatan struktural dengan pindah instansi diatur sbb:

a. Perpindahan jabatan harus didasarkan atas persetujuan dari instansi awal dan

instansi penerima sesuai dengan kebutuhan jabatan;

b. Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal PNS asal

untuk mendapat persetujuan;

c. Sebelum Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal

terlebih dahulu harus mendapat pertimbangan dari Baperjakat

d. Apabila Pimpinan Instansi asal ybs menyetujui, maka pimpinan Instansi asal

membuat Surat Pernyataan Persetujuan

e. Perpindahan dalam jabatan dilakukan berdasarkan pesetujuan antara Pimpinan

Instansi asal dan Pimpinan Instansi Penerima

f. Berdasar persetujuan Pimpinan instansi asal, Instansi Penerima mengusulkan

kepada:

1) Kepala BKN untk mendapat penetapan perpindahan;

46

Page 47: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Antar Dpartemen/Lembaga

Anara Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen /Lembaga

Antar Daerah Propinsi

Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/Kota Propinsi

lainnya

2) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi untuk mendapat

penetapan pemindahan:

Antar Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi

Antara Kabupaten/kota dan Daerah Propinsi

g. Berdasarkan Keputusan Kepala BKN atau Pejabat Pembina Kepegawaian

Daerah Propinsi tersebut, Pimpinan Instansi penerima menerbitkan surat

keputusan pengangkatan dalam sruktural

Dalam hal perpindahan jabatan struktural bukan merupakan pindah instansi tetapi

hanya dipekerjakan, maka keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural

dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah menerima persetujuan pindah

dari instansi asal.

Dalam hal perpindahan jabatan struktural sifatnya diperbantukan, maka keputusan

dalam jabatan struktural dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah

menerima persetujuan pindah dari instansi asal untuk menjamin pembinaan karier

yang sehat, pada prinsipnya tidak diperbolehkan perpindahan jabatan struktural

dari eselon yang lebih tinggi kedalam eselon yang lebih rendah.

3. Pemberhentian

Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural karena:

a. Mengundurkan diri dari jabatan

b. Mencapai batas usia pensiun

c. Diberhentikan sebagai PNS

d. Diangkat dalam jabatan struktural lainnya atau jabatan fungsional

e. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti diluar tanggungan negara

karena persalinan

f. Tugas belaja rlebih dari 6 bulan

g. Adanya perampingan organisasi pemerintah

h. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani

i. Hal lain yang ditetapkan perundangan yang berlaku

Pemberhentian PNS dari jabatan struktural ditetapkan dengan keputusan pejabat

yang berwenang setelah melalui pertimbangan Komisi Kepegawaian

Negara/Baperjaka disertai alasan yang jelas atas pemberhentiannya

PNS yang meninggal dunia dianggap telah diberhentikan dari jabatan

strukturalnya.

4. Perangkapan Jabatan

47

Page 48: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Untuk optimalisasi kinerja, disiplin dan akuntabilitas pejabat struktural serta

menyadari akan keterbatasan kemampuan manusia, PNS yang menduduki jabatan

struktural tidak dapat menduduki jabatan rangkap, baik dengan jabatan struktural

lain maupun jabatan fungsional.

Rangkap jabatan hanya diperbolehkan apabila ketentuan perangkapan jabatan

tersebut diatur dengan Undang-undang atau peraturan pemerintah

C. KOMISI KEPEGAWAIAN NEGARA DAN BAPERJAKAT

1. Pembentukan

Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen PNS

dan memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk Komisi Kepegawaian Negara

(KKN). Pembentukan KKN dimaksudkan untuk menjamin kualitas dan

objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari

pejabat struktural eselon I di lingkungan Instanmsi Pusat dan jabatan lain yang

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya menjdi wewenang Presiden.

Sebelum KKN terbentuk pertimbangan pengangkatan, pemindahan dan

pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan struktural eselon I dilakukan

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin

kwalitas dan objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS

dalam dan dari jabatan srtuktural eselon II ke bawah, dibentuk Badan

pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Baperjakat terdiri dari:

a. Beperjakat Instansi Pusat, yang dibentuk Pejabat Pembina Kepegawaian Puat

b. Baperjakat Instansi Daerah Propinsi, yang dibentuk Pejabat Pembina

Kepegawaian Propinsi

c. Baperjakat Instansi daerah Kabupaten/Kota, yang dibentuk Pejabat Pembina

Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota

2. Kenggotaan

Susunan keanggotaan KKN adalah tersiri dari 2 (dua) Anggota Tetap yang

berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak

tetap yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

Ketua dan Sekretaris Kmisi Kepegawaian secara ex officio dijabat oleh Kepala

dan Wakil Kepala BKN.

Susunan Kenggotaan Baperjakat terdiri dari:

a. seorang ketua merangkap anggota

b. paling banyak 6 orang anggota

c. seorang sekretaris

Ketua dan Sekretaris Baperjakat Instansi Pusat adalah pejabat eselon I dan pejabat

eselon II yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang kepegawaian

dengan anggota pejabat eselin I lainnya. Bagi Instansi Pusat yang hanya terdapat

satu pejabat eselon I, Ketua dan Sekretaris Baperjakat adalah pejabat eselon II dan

48

Page 49: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

pejabat eselon III yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang

kepegawaian dengan anggota pejabat eselon II.

Ketua Baperjakat Instansi Daerah Propinsi adalah Sekretaris Daerah Propinsi

dengan anggota para pejabat eselon II dan Sekretarisdijabat oleh pejabat eselon III

yang membidangi kepegawaian.

Ketua Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota adalah Sekretaris Daerah

Kabupaten/Kota dengan anggota para pejabat eselon II dan Sekretaris dijabat oleh

pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian.

Untuk menjamin objektifitas dan kepastian dalam pengambilan keputusan,

anggota Baperjakat ditetapkan dalam jumlah ganjil

Masa keanggotaan Baperjakat paling lama 3 tahun dan dalat diangkat kembali

untuk masa kenggotaan berikutnya. Dalam hal Ketua Baperjakat Insansi Pusat dan

Daerah kosong, maka Pejabat Pembina Kepegawaian menunjuk salah seorang

anggota yang senior untuk menjadi ketua.

3. Tugas

Komisi Kepegawaian Negara bertugas memberikan pertimbangan kepada

Presiden dalam:

a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian;

b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan PNS;

c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan dan

pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi

wewenang Presiden.

Baperjakat Insansi Pusat dan Baperjakat Instansi Daerah Propinsi Kabupaten.Kota

bertugas memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian

dalam:

a. pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan

struktural eselon II kebawah

b. pemberian kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan truktural,

menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, atau menemukan

penemuan baru yang bermanfaat bagi negara

c. perpanjangan batas usia pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan struktural

eselon I dan eselon II

d. pengangkatan Sekretaris Propinsi/Kabupaten/Kota

D. TUNJANGAN

1. Pembayaran

PNS yang diangat dalam jabatan struktural berhak mendapat tunjangan jabatan

struktural setiap bulan, yang diberikan trhitung mulai tanggal satu bulan

berikutnya setelah pelantikan.

49

Page 50: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

2. Penghentian

Pembayaran tunjangan struktural dihentikan muai bulan berikutnya sejak PNS”

a. diberhentikan dari jabatan struktural

b. diberhentikan sementara

c. menjalani cuti diluar tanggungan negara

d. dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdsarkan putusan pengadilan yang

telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja

melakukan suatu tindak

e. menjalani cuti Besar

PNS yang diberhentikan dari jabatan strukturalnya karena belajar lebih dari 6

(enam) bulan, dihentikan pembayaran tunjangan jabatan strukturnya terhitung

mulai bulan berikutnya setelah yang bersangkutan dihentikan dari jabatannya.

3. Pembayaran kembali

Tunjangan jabatan struktur bagi PNS yang telah selesai menjalankan cuti bersama

diluar tanggungan negara karena persalinan dan cuti besar, dibayarkan kembali

terhitung mulai tanggal 1(satu) bulan berikutnya PNS yang bersangkutan telah

aktif melaksanakan tuigas yang dinyatakan dengan surat pernyataan dari pejabat

yang berwenang

Pembayaran kembali tunjangan jabatan struktural bagi PNS yang diberhentikan

sementara, dilakuakan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

4. Tunjangan Jabatan Struktural bagi PNS yang jabatannya mengalami

perubahan eselon

Apabila terjadi perubahan tingkat eselon suatu jabatan, maka pejabat yang

berwenang harus menetapkan surat keputusan pengangkatan dalam jabatan

strukturan PNS yang bersangkutan sesuai dengan jenjang eselon yang baru

sebagai dasar pembayaran tunjangan jabatan.

E. KETENTUAN LAI LAIN

PNS yang diangkat dalam jabatan struktural setelah berlakunya PP 100 tahun 2000

dan pangkatnya masih 2 (dua) tingat atau lebih dibawah jenjang pangkat dalam

jabatan yang ditentukan, keputusan dalam jabatan struktural tersebut dinyatakan tidak

sah dan harus dibatalkan.

PNS yang diangkat dalam jabatan struktural yang tingkat eselon jabatannya tidak

sesuai dengan eselon jabatan yang telah ditetapkan, keputusan pengangkatan dalam

jabatan struktural tersebut dinyatakan tidak sah dan harus dibatalkan.

50

Page 51: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENGANGKATAN

DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Latar Belakang

Kedudukan manusia dalam organisasi sangat penting dan menentukan. Disamping

sebagai aset utama dari rganisasi, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

penentu dari keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Bahkan suatu keunggulan

konpetitif akan mungkin sekali dapat dicapai mealui pengelolaan SDM yang baik. Oleh

karena itu sangat mudah bagi suatu organisasi untuk mengelola SDM-nya secara baik dan

benar.

Dalam organisasi negara, peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat

strategis. PNS merupakan unsur Aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan

pelayanan kepaa masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam

penyelenggaraan tugas Negara, pemerintah, dan pembangunan. Kelancaran

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional terutama tergantung dari

kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara tergantung dari

kesempurnaan PNS

Dengan kedudukan yang penting dan strategis tersebut, maka PNS perlu

dikelola/dimanage, dan dibina sehingga mampu bekerja secara optimal. Salah satu bentuk

dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah pembinaan kariernya.

Pembinaan karier yang baik adalah salah satu sendi organisasi yang baik, karena dengan

system pembinaan karier yang baik dan dilaksanakan dengan baik pula akan dapat

menimbulkan kegairahan bekerja, dan rasa tanggungjawab dari seluruh pegawai. (H.

Nainggolan 1985)

Dalam rangka pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil tidak dapat dipisahkan dari

pengangkatan mereka dalam satu jabatan, disamping masalah kenaikan pangkat dan

Pendidikan dan Pelatihan. Namun demikian masalah promosi dalam jabatan yang sering

mendapat sorotan.

Pada masa sekarang ini. Kesempatan organisasi untuk mengembangkan kareier PNSnya

melalui jalur promosi dalam jabatan sangat terbatas. Hal ini disebabkan adanya

kecnderunagn organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan kinrja melalui upaya

penyemitan struktur organisasi, atau sering diebut “miskin struktur kaya fungsi”. Oleh

karena itu maka jalur yang menungkinkan untuk suatu fungsional, yaitu dengan cara

membuka jabatan fungsional yang sesuai dengan yugas pokok dan fungsi dari organisasi

yang bersangkutan.

51

Page 52: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Kepegawaian sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai

Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003

3. Peraturan Pemerintah Tahun 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai

Negeri Sipil

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,

Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil

5. keputusan Presiden RI Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil

Jabatan Fungsional

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak

seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan

tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.

Pejabat fungsional pada hakekatnya adalah seorang yang mempunyai tanggungjawab

hasil pelaksaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas secara mandiri. Didalam

pelaksanaan tugas pejabat fungsional tidak mutlak harus bekerja sendiri, namun bisa

dibantu pejabat fungsional yang lain, hanya tanggungjawab hasil pelaksanaan tugas dan

kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat pada pejabat fungsional terebut.

Jabatan fungsional dapat dikategorikan menjadi dua yaitu Jabatan Fungsional

Ketrampilan dan Jabatan Fungsional Keahlian.

Jabatan Fungsional Ketrampilan adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan

tugasnya (PP 16 Tahun 1994)

1. Mensyaratkan kualifikasi teknis professional dan/atau penunjang professional

dengan pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau Sekolah

Menengah Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat Diploma III

2. Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep

atau metoda operasional dari suatu bidang profesi

3. Terikat pada etika perofesi tertentu yang ditetapkan, Jabatan fungsional

profesinya

Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, Jabatan fungsional ketrampilan terdiri

empat jenjang, yaitu:

a. Jenjang Penyelia

b. Jenjang Pelaksana Lanjutan

c. Jenjang Pelaksana

d. Jenjang Pelaksana Muda

52

Page 53: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Jabatan Fungsional keahlian adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan tugasnya:

1. Mensyaratkan kualifikasi professional dnan pendidikn serendah-rendahnya

berijazah sarjana (Strata 1);

2. meliputi kegiatan yan berkaitan dengan penelitian dan pengembanagn,

peningkatan dan penerapan konsep dan teori sertametoda operasional dan

penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan

fungsi jabatan fungsional jabatan fungsional yang bersangkutan;

3. terikat pada etika profesi tertentu yang ditetaokan oleh ikatan profesinya.

Berdasarkan penilaian terhadap bobot penilaian jabatan fungsional, jabatan fungsional

keahlian dibagi dalam empat jenjang yaitu:

a. Jenjang Utama

b. Jenjang Madya

c. Jenjang Muda

d. Jenjang Pertama

Untuk menetapkan jenjang jabatan pada setiap jenis jabatan fungsional, baik jabatan

dungsional keahlian maupun jabatan fungsional ketrampilan dilakukan melalui evaluasi

jabatan sesuai dngan factor-faktor penilaian yang ditetapkan dengan memperhatikan

karakterisik jabatan yan bersangkutan.

Jenjang jabatan keahlian dan ketrampilan mempunyai jalur jenjang jabatan yan berbeda

dan mempunyai jenjang pangkat yang berbeda pula satu sama lain.

Rumpun Jabatan Funsional

Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian dan/atau

jabatan fungsional ketrampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan erat

satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintahan. Menurut

Keppres Nomor 87 Tahun 1999 ada 25 rumpun jabatan fungsional,yang masing-masing

diantara terdiri dari jabatan-jabatan dungsional yang jumlahnya lebih dari 53 jabatan

fungsional

Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan tidak berdifat statis, tetapi dapat

berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga dapat terjadi

pemerkayaan jabatan di dalam suatu rumpun jabatan. Sebagai contoh pada awalnya

rumpun jabatan pendidikan hanya terdiri dari dosen dan guru.namun karena tingkat

kompleksitas kegiatan di bidang pendidikan timbul kebutuhan fungsional baru seperti

ahli kurikulum ahli pengujian dan sebagainya (penjelasan PP 16 Tahun 1996). Dapat pula

terjadi pengembangan jabatan dari spesialisasi kearah sub spesialisasi

Penetapan jabatan fungsional dalamsuatu unit organisasi dimungkinkan sepanjang

jabatanfungsional tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi dari organisasi yang

bersangkutan.

53

Page 54: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Pengangkatan Jabatan Fungsional

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengangkatan PNS dalam jabatan

fungsional antara lain:

1. Berstatus PNS.

Jabatan fungsional hanya dapat diduduki mereka yang berstatus sebagai PNS,

sehingga bagi mereka yang masih berstatus sebagai Calon PNS belum bias diangkat

dalam jabatan fungsional

2. Pendidikan Formal

Untuk diangkat dalam jabatanfungsional, ada beberapa jabatan fungsional yang

mempersyaratkan pendidikan formal untuk untuk pengangkatannya. Hal ini berkaitan

dengan kategori dan jenjang jabatan fungsional yang akan didudukinya, baik dalam

tingkatan ahli maupun terampil.

3. Diklat fungsional

Untuk meningkatkan kompetensi PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional, maka

perlu diikutsertakan dalam Diklat Fungsional sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

4. Usia

Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus mempertimbangkan usi, sehingga

potensi PNS tersebut masih bias dikembangkan.

5. Jenjang kepangkatan

Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus memperhatikan jenjang

kepangkatan minimal untuk jabata tersebut.

Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan dalam Jabatan Fungsional

1. Pembentukan Jabatan Fungsional

Pembentukan suati jabatan fungsional dibuat dan diusulkan oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang Aparatur Negara.

2. Pembinaan Jabatan Fungsional

Instansi Pembina Jabatan Fungsional adalah instansi yang menggunakan jabatan

fungsional yang mempunyai bidang kegiatan sesuai dengan tugas pokok instansi

tersebut atau instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang tugasnya dianggap

mampu untuk ditetapkan sebagai pembina jabatan fungsional.

Pembinaan jabatan fungsional meliputi penetapan dan pengendalian terhadap standar

profesi yang meliputi kewenangan penanganan, prosedur pelaksanaan tugas dan

metodologinya, termasuk didalamnya penetapan petunjuk teknisnya

54

Page 55: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

3. Pengangkatan

Pengangkatan pembebasan sementara dan pemberhentian PNS dalam jabatan

fungsional ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan dan

memberhentikan PNS dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.

Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan fungsional disamping perlu

mempertimbangkan lingkup tugas organisasi dengan rincian tugas jabatan fungsional,

harus pula mempertimbangkan beban kerja yang ada yang memberi kemungkinan

untuk pencapaian angka kredit bagi pejabat fungsional yang bersangkutan.

4. Tunjangan pejabat

Pejabat yang berwenang membuat usulan besarnya pemberian tunjangan jabatan

fungsional dalam lingkungan setelah dikonsultasikan dengan Menteri Keuangan,

sesuai pangkat dan jenjang jabatan yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan

Presiden (Keppres)

Setiap PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional mendapatkan tunjangan jabatan

fungsional yang besarnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam keppres tentang

jabatan fungsional tersebut.

Tunjangan jabatan fungsional mulai dibayarkan mulai tanggal 1 bulan berikutnya

setelah PNS yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas yang dikeluarkan

pejabat yang berwenang.

- Pembayaran tunjangan jabatan fungsional diberhentikan apabila:

- Diberhentikan dari jabatan fungsional

- Berhenti sebagai PNS

- Diberhentikan sementara dari jabatan fungsional

- Dijatuhi hukuman penjara atau hukuman kurungan berdasar keputusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

- Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan

5. Penetapan Angka Kredit (Pembuat PAK)

Pembentukan jabatan fungsional harus mempertimbangkan sistim kenaikan pangkat

sesuai jabatan fungsional dimaksud, yaitu apakah harus dengan angka kredit, siapa

yang berwenang menetapkan angka kredit dsb. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

Tim Penilai Angka Kredit harus dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang

Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit, diatur sebagai berikut :

a. Tim Penilai Pusat ditetapkan oleh pemimpin instansi Pembina jabatan fungsional.

yang dimaksud instansi jabatan Pembina jabatan fungsional adalah instansi yang

menggunakan jabatan fungsional yang mempunyai bidang kegiatan sesuai dengan

tugas pokok instansi tersebut atau instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang

tugasnya dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai Pembina jabatan fungsional.

55

Page 56: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Tim Penilai Instansi ditetapkan oleh pemimpin instansi pengguna jabatan

fungsional

c. Mekanisme pendelegasian wewenang ditetapkan oleh instansi Pembina

d. Tim Penilai Pusat mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat fungsional

golongan IV

e. Tim Penilai Instansi mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat fungsional

golongan II dan golongan III

6. Uraian kegiatan

Uraian mengenai kegiatan apa saja yang dapat dimaksudkan penilaian dalam

pembuatan angka kredit harus jelas dan terukur, sehingga PNS yangmengaku jabatan

fungsional tersebut tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan

memperoleh angka kredit yang dibutuhkan untuk keperluan kenaikan pangkat.

7. Kenaikan Pangkat

PNS yang naik pangkat harus memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan sesuai

jumlah yang dipersyaratkan untuk jenjang jabatan fungsional tersebut.

8. Angka kredit yang dipakai sebagai penilaian prestasi kerja merupakan salah satu

unsur dari daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, oleh

karenanya maka unsure-unsur lain yang dipersyartkan dalam DP3 bagi kenaikan

pangkat atau kenaikan jabatan perlu dipenuhi oleh pejabat fungsional.

56

Page 57: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Untuk mewujudkan kepemerintahan dan pembangunan yang baik dan menjawab

tuntutan masyarakat, diperlukan sosok PNS yang mempunyai kompetensi jabatan

dalam melaksanakan tugas.

Untuk menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi seperti dimaksud, diperlukan

peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan

bangsa dan Negara, semangat kesatuan dan persatuan dan pengembangan wawasan

PNS melalui Pendidikan dan Pelatihan jabatan yang merupakan bagian tak

terpisahkan dari usaha pembinaan PNS

Menurut Peraturan Pemeritah No.101 tahun 2000 Pendidikan dan Pelatihan PNS

(DIKLAT) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka

meningkatkan kemampuan PNS.

2. DASAR

a. Undang-undang No. 8 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang No.43 tahun 1999

b. Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2000

3. PENGERTIAN

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PNS adalah proses penyelenggaraan belajar

mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. Diklat mengandung dua

fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan.

4. SASARAN DAN TUJUAN

Sasaran Diklat PNS adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai

dengan persyaratan masing-masing jabatan.

Sedangkan tujuan Diklat adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk alat

melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan

etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.

b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat

persatuan dan kesatuan bangsa.

c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,

pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.

d. Menciptakan kesamaan Visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas

pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang

baik.

57

Page 58: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

5. JENIS DAN JENJANG

Diklat PNS terdiri dari 2 jenis:

- Diklat prajabatan

- Diklat dalam jabatan

a. Diklat prajabatan

Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan

CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib

mengikuti dan lulus diklat prajabatan CPNS wajib diikut sertakan dalam diklat

prajabatan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai

CPNS.

Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka

pembentukan wawasan kebangsaan, Kepribadian dan etika PNS, disamping

pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan pemerintah Negara,

Bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan

peranannya sebagai pelayan masyarakat.

Diklat prajabatan terdiri dari:

a. Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I

b. Diklat Prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II

c. Diklat Prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan III

b. Diklat dalam jabatan

Pendidikandan Pelatihan dalam jabatan terdiri dari:

- Diklat kepemimpinan

- Diklat fungsional

- Diklat Teknis

1) Diklat Kepemimpinan

Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim

dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan

aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang

diemban.

Kompetensi dalam Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan ini

merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi PNS yang diangkat

dalam jabatan struktural dalam rangka memenuhi kompetensi jabatannya

disamping syarat-syarat lain yang ditentukan.

Oleh karena diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan/sudah menduduki

jabatan structural, maka keikutsertaan PNS dalam diklat kepemimpinan

58

Page 59: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

sifatnya selektif dan siikuti atas dasar penugasan, dan bukan merupakan

fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta sebagai hak.

Hal ini disebabkan jabatan pada dasarnya merupakan penugasan dan

bukan sesuatu yang dapat diminta.

Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan terdiri dari empat jenjang yaitu:

a. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat IV, yaitu Diklat

Kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon V.

b. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat III, yaitu Diklat

kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon III

c. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat II, yaitu Diklat

kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon II

d. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat I, yaitu Diklat

kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon I

Meskipun Diklatpim berjenjang, namun keikutsertaan PNS dalam Diklat

kepemimpinan tingkat tertentu tidak dipersyaratkan mengikuti Diklatpim

tingkat dibawahnya.

2) Diklat fungsional

Diklat Fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai

persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan

fungsional masing-masing

Jenis dari jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan

fungsional tersebut ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional

yang bersangkutan.

3) Diklat teknis

Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai

persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas

PNS.

Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-

bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.

Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu

mengikuti Diklat teknis yang bekaitan dengan persyaratan kompetensi

jabatan masing-masing.

59

Page 60: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENGGAJIAN PNS

1. UMUM

Gaji adalah sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang. menurut

pasal 7 Undang-undang No. 8 Tahun 1974, setiap Pegawai Negeri berhak

memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya.

Pada dasarnya setiap Pegawai Negeri beserta kekeluargaan harus dapat hidup layak

dari gajinya, sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan perhatian dan

kegiatanna untuk melaksanakantugas yang dipercayakan kepadanya.

Dalam menentukan besarnya gaji, faktor kemampuan keuangan Negara adalah

merupakan faktor penentu. Karena walaupun telah dihitung secara rasional kebutuhan

minimum dan diatur system gaji yang baik, tetapi kalau kemampuan Negara tidak

memungkinkan, tidak dapat dilaksanakan juga.

Tetapi walaupun demikian, dalam batas-batas kemampuan Negara haruslah selalu

diusahakan memenuhi kebutuhan minimum, karena apabila Pegawai Negeri tetap

tertekn oleh gaji yang tidak cukup dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari, akan

dapat menimbulkan akibat-akibat negative.

2. GAJI PEGAWI NEGERI SIPIL

GAJI POKOK

Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberikan gaji

pokok berdasarkan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut.

Gaji pokok untuk CPNS adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok

yang diperuntukan untuk Pegawai Negeri Sipil terebut.

Apabila CPNS telah mempunyai masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk

menetapkan gaji pokok, diberikan gaji pokok segaris sesuai masa kerja yang diakui

sebagai masa kerja golongan.

Kepada seorang yang diangkat langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil apabila telah

mmpunyi pengalaman kerja yang dapat diperhitungkan untuk menetapakn gaji,

diberikan gaji pokok segaris dengan pengalaman kerja yang ditetapkan sebagi masa

kerja golongan.

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu pangkat lebih tinggi dari pangkat

lama, diberikan gaji pokok baru berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan gaji

pokok dan masa kerja golongan dalam golongan ruang menurut pangkat lama.

60

Page 61: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang diturunkan pangkatnya lebih rendah dari

pangkat lama, diberikan gaji pokok berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan

gaji pokok dan masa kerja golongan dalam golongan ruang menurut pangkat lama.

KENAIKAN GAJI BERKALA

Kenaikan gaji berkala diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil apabila memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

a. telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala

b. penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya

“cukup”

Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan dari Kepala

Kantor/Satuan Organisasi yang bersangkutan atas nama pejabat yang berwenang

kepada Kepala KPKN setempat sesuai dengan pasal 51 ayat (1) Keputusan Presiden

No. 16 Tahun 1994. Surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala tersebut disampaikan

dua bulan sebelum kenaikan gaji berkala tersebut berlaku.

Pegawai Negeri Sipil yang tidak memenuhi syarat kenaikan gaji berkala dapat ditunda

untuk paling lama satu tahun, dan apabila setelah penundaan tersebut Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan, maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali paling lama

untuk satu tahun. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan Surat Keputusan

Pejabat yang berwenang.

Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala

berikutnya.

KENAIKAN GAJI ISTIMEWA

Kepada Pegawai Negeri Sipil yang menurut Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

menunjukkan nilai amat baik sehingga ia patut dijadikan teladan, dapat diberikan

kenaikan gaji istimewa sebagai penghargaan dengan memajukan saat kenaikan gaji

berkala yang akan datang dan saat-saat kenaikan gaji berkala selanjutnya pada

pangkat yang dijabatnya pada saat pemberian kenaikan gaji istimewa.

pemberian kenaikan gaji istimewa sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan oleh

Menteri/Pimpinan lembaga yang bersangkutan.

3. SISTEM PENGGAJIAN

SISTEM BERKALA TUNGGAL

Yang dimaksud dengan sistem skala tunggal adalah system penggajian yang

memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau

kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggungjawab

yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

61

Page 62: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Keuntungan system skala tunggal

Adalah kesederhanaannya, karena hanya memerlukan satu peraturan yang mengatur

skala gaji untuk segenap Pegawai Negeri Sipil.

Kerugian system skala tunggal

Adalah dirasakan tidak adil bagi Pegawai Negeri Sipil yang memikul tanggungjawab

lebih berat.

SISTEM SKALA GANDA

Yang dimaksud dengan system skala ganda adalah system penggajian yang

menentukan besarnya gaji bukan saja didasarkan pada pangkat tetapi juga didasarkan

pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnya

tanggungjawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

Keuntungan sistem skala ganda

Adalah memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan kegairahan bekerja bagi

Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan beban tugas yang besar dan memikul

tanggungjawab yang berat.

Kerugian system skala ganda

Adalah menimbulkan ketidakadilan pada waktu mereka pension. Karena gaji pokok

adalah dasar penetapan pokok pensiun, maka pensiun pokok A akan berbeda dengan

pensiun pokok B, padahal pada waktu mereka sama-sama pensiun tidak ada lagi

perbedaan besarnya beban tugas dan perbedaan berat tanggungjawab.

SISTEM SKALA GABUNGAN

Untuk menghilangkan kerugian yang terdapat pada system skala tunggal dan system

skala ganda, maka sisem penggajian Pegawai Negeri Sipil yang akan digunakan

adalah Sistem Skala Gabungan yaitu gaji pokok bagi Pegawa Negeri Sipil yang

berpangkat sama ditetapkan sama, di samping diberikan tunjangan bagi Pegawi

Negeri Sipil yang berdasarkan penilaian melaksanakan beban tugas yang lebih besar

dan mamikul tanggungjawab yang lebih berat dibandingkan dengan yang lain.

4. TUNJANGAN

Untuk mendukung kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil beserta keluargannya

disamping gaji pokok diberikan pula berbagai macam tunjangan yaitu:

TUNJANGAN KELUARGA

Tunjangan keluarga diatur dalam Pasal 16 Peraturan Pemeritah Nomor 7 Tahun 1997,

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pegawai Negeri yang beristri/bersuami diberikan tunjangan isteri/suami sebesar

10% dari gaji pokok Pegawai Negeri Sipil dengan ketentuan apabila kedua-

62

Page 63: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

duanya berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan ini hanya

diberikan kepada yang mempuyai gaji pokok yang tertinggi.

b. Pegawai Negeri yang mempunyai anak atau anak angkat yang berumur kurang

dari 21 tahun, belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan

nyata menjadi tanggungan diberikan tunjangan sebesar 2% dari gaji pokok tiap-

tiap anak.

c. Ketentuan kurang dari 21 tahun dapat diperpanjang sampai umur 25 tahun apabila

anak tersebut masih besekolah.

d. Tunjangan yang diberikan sebanyak-banyaknya untuk dua orang anak termasuk

anak angkat, yaitu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994

tentang Pelaksanaan APBN Pasal 53 menyebutkan bahwa terhitung mulai tanggal

1 April 1995 tunjangan anak, tunjanagn beras untuk anak diberikan kepada

Pegawai Negeri Sipil dibatasi hingga sebanyak-banyaknya dua orang.

TUNJANGAN JABATAN

Berdasarkan pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 kepada Pegawai

Negeri Sipil yang menjabat jabatan tertentu diberikan tunjangan jabatan.

Yang dimaksud dengan jabatan tertentu adalah jabatan-jabatan structural (seperti

Direktur Jenderal, Direktur, Kepala Biro, Kepala Bagian dan sebagainya) dan jabatan

fungsional (seperti Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, Guru, Dosen, Peneliti dan

sebagainya)

Macam-macam jabatan serta tunjangan diatur denga Keputusan Presiden

Tunjangan jabatan structural diberikan menurut tingkatan eselon yang dijabat dari

pejabat yang bersangkutan. Besarnya tunjangan jabatan fungsional adalah berbeda-

beda untuk setiap jenis jabatan fungsional tersebut dan diatur dengan Keputusan

Presiden.

TUNJANGAN PANGAN

Tunjangan pangan diberikan kepada istri/suami dananak berupa beras sebanyak 10 kg

perjiwa/bulan

Tunjangan pangan dapat diberikan berupa beras atau dibayar dengan uang yang

besarnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

TUNJANGAN LAIN-LAIN

Selain tunjangan yang ditentukan seperti tersebut di atas, apabila ada alasan yang

kuat, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan tunjangan-tunjangan lain seperti

tunjangan kemahalan daerah, tunjanagn penyesuaian indek harga, tunjangan karena

resiko pekerjaan

63

Page 64: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

5. PEMOTONGAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Iuran Wajib

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1974 dan dirubah dengan

Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977 sebagai usaha kesejahteraan pegawai,

maka setiap Pegawi Negeri Sipil dipotong 10 % dari penghasilan sebulan.

Tabungan Perumahan

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1993 dan Keputusan Presiden

Nomor 46 Tahun 1994 setiap Pegawai Negeri Sipil aktif sejak 1 Januari 1993 menjadi

anggota Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil. Besarnya tabungan tiap bulan

adalah sebagai berikut:

a. Golongan I Rp. 3.000,-

b. Golongan II Rp.5000,-

c. Golongan III Rp.7000,-

d. Golongan IV Rp.10.000,-

Pembentukan Dana Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil ini dimaksudkan

untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, dengan cara membantu

membayar uang muka Pembelian rumah dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) dan membantu sebagai biaya membangun rumah untuk sebagian Pegawai

Negeri Sipil yang sudah memiliki tanah ditempatnya bekerja.

Pajak Penghasilan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 jo Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 636/KMK/04/1994 menyatakan bahwa pengenaan PPh Pasal 21

bagi pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Pensiunan termasuk

janda/duda dan atau anak-anaknya atas penghasilam berupa gaji kehormatan, gaji atau

uang pension, tunjangan yang terkait dengan gaji kehormatan yang tercantum dalam

daftar gaji/daftar pembayaran pensiunan atau daftar pembayaran lain.

Demikian juga terhadap honorarium, uang sidang, uang prestasi kerja, dan imbalan

lain denan nama apapun yang dibebankan pada keuangan negara dipotong PPh pasal

21 sebesar 15% jumlah bruto penghasilan.

64

Page 65: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

KESEJAHTERAAN PNS

Dalam organisasi Negara, peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat

strategis. PNS merupakan unsure Aparatur Negara, Abdi Negara danAbdi Masyarakat,

serta sebagai pelaksana pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan

pemnangunan dalam rangka mewujudkan tujuan Negara. Kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan

Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara

tergantung dari kesempurnaan PNS.

Dengan kedudukan yang penting dan strategis tersebut, maka PNS perlu diberikan

kesejahteraan yang memadahi, agar mereka dapat berkonsenjtrasi secara penuh kepada

tugasnya. Untuk itulah Pemerintan telah berupaya meningkatkan kesejahteraan PNS

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Undang-undang 43 tahun 1999 yang merupakan

perubahan dari Undang-undang Nomor 8 tahun 1974.

Pasal 32 UU. 43 tahun 1999

(1) Untuk meningkatkan kegairahan bekerja, sidelenggarakan usaha kesejahteraan

PNS

(2) Usaha kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) melputi program

pension dan tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan

asuransi pendidikan bagi putra-putri PNS

(3) Untuk…..dst sampai ayat (6)

Tujuan pemberian kesejahteraan yang memadahi bagi PNS adalah untuk memotivasi dan

mendorong PNS dan anggota keluarganya, tabungan perumahan dan program pensiun

serta tabungan hari tua.

65

Page 66: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

BAPERTARUM PNS

1. UMUM

Perumahan merupakan kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap manusia perlu

memenuhinya, termasuk didalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). namun demikian

kemampuan keuangan PNS terbatas sehingga perlu diupayakan cara agar kebutuhan

tersebut bias terpenuhi sesuai kemampuan PNS. untuk itulah perlu usah gotong-

royong berdasar kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan PNS melalui

tabungan perumahan.

2. PENGERTIAN

Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan PNS adalah salah satu program yang

dicanangkan Pemerintah dalam upaya membantu PNS untuk mendapatkan

perumahan

3. LANDASAN HUKUM

Keppres 14 Tahun 1993 Tentang Tabungan Perumahan PNS jo Keppres 46 Tahun

1994 tentang perubahan Keppres 14 Tahun 1993.

4. MAKSUD DAN TUJUAN

Taperum PNS dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan PNS dengan cara:

- membantu uang muka pembelian rumah

- membantu sebagian biaya pembangunan rumah bagi PNS yang sudah memiliki

tanah sendiri didaerah tempat kerja

Pengelolaan dana tabungan perumahan PNS ditangan BAPERTARUM

5. KEWAJIBAN

Pembayaran tabungan perumahan dilakukan dengan cara pemotongan gaji PNS tiap

bulan dimulai Bulan Februari 1993 yang disetor ke rekening Menkeu atas nama

Bapertarum PNS

Besarnya iuran adalah:

a. Golongan I sebesar Rp. 3.000,-

b. Golongan II sebesar Rp.5000,-

c. Golongan III sebesar Rp.7000,-

d. Golongan IV sebesar Rp.10.000,-

6. KETENTUAN UMUM

a. Yang berhak atas bantuan Taperum PNS aktif Gol Ruang I, II dan III dan

Golongan IV/a dan IV/b dengan prioritas Gol I dan II.

b. Belum memiliki rumah sendiri

c. Mempunyai masa kerja minimal 5 tahun

d. Diberikan sekali semasa menjadi PNS (aktif)

66

Page 67: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

e. Apabila suami PNS, yang berhak Taperum hanya salah Satu

f. Besarnya bantuan :

- Golongan I sebesar Rp. 1-200.000,-

- Golongan II sebesar Rp. 1.500.000,-

- Golongan III sebesar Rp. 1.800.000,-

- Golongan IV/a dan IV/b sebesar Rp. 2.100.00,-

g. Tabungan dikembalikan tanpa bunga kepada PNS yang berhenti kaena

pemrintaan sendiri/diberhentikan dan belum pernah menerima Taperum

h. Biaya renovasi rumah tidak termasuk dalam program Bapertarum

i. Bentuk bantuan berupa:

1) Bantuan uang muka KPR kepada PNS

2) Bantuan sebagai biaya membangun rumah diatas tanah yang dimiliki secara

syah dan berada dilokasi pemohon bekerja.

7. PERSYARATAN

a. BANTUAN UANG MUKA KPR

Mengisi formulir bantuan dilampiri:

Fc.KTP disyahkan Lurah dan Camat

Fc.KARPEG disyahkan institusi

Surat keterangan telah bekerja minimal 5 tahun

Surat keterangan belum memiliki rumah sendiri dari RT, RW, Lurah, Camat

dan Instansi kerja

Surat penegasan persetujuan penyediaan kredit dari Bank

Fc. SK CAPEG

Fc. Sk terakhir

b. BANTUAN SEBAGIAN BIAYA MEMBANGUN RUMAH DIAAS TANAH

MILIK SENDIRI

Mengajukan permohonan dilampiri:

Fc. KTP yang disyahkan

Fc. KARPEG

Fc. SK PNS pangkat terakhir yang disyahkan

Surket belum mamiliki rumah sendiri

Fc. IMB atau surat ijin mendirikan rumah tinggal

Fc. Bukti kepemilikan tanah

SPPT (pajak)

Bila tanah atas nama istri, dilengkapi surat nikah

Tanah benar-benar tidak ada bangunan

Sugguh-sungguh belum memiliki rumah

Bukan untuk biaya renovasi

67

Page 68: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

c. PENGAMBILAN TAPERUM BAGI PNS YANG BERHENTI KARENA

PENSIUN, MENINGGAL DUNIS ATA U BERHENTI BEKERJA, DAPAT

MELALUI PT. TASPEN (Persero)

SK Pensiun/Pemberhentian

Surat pengantar dari instansi tentang riwayat kepangkatan

Mengisi pernyataan belum penah menerima bantuan perumahan dari

BAPERTARUM

8. TATA CARA PENGAJUAN

(untuk uang muka KPR dan bantuan SBMR)

Mengambil formulir permohonan (Biro Kepg)

Mengisi formulir dan melengkapi persyaratan

Diajukan ke Biro Kepeg

Biro Kepeg mengusulkan PNS yang lulus seleksi ke Gubernur

Gubernur mengirim permohonan ke BAPERTARUM

Laporan PNS yang lolo seleksi ke Biro Kepeg untuk diketahui

9. TATA CARA PENYALURAN

a. Pembayaran bantuan uang muka KPR

- BTN cabang setempat diberi wewenang mengeluarkan persetujuan bantuan

uang muka KPR. BTN Pusat melaporkan realisasinya kpada BAPERTARUM

PNS

- Keter. Pendukung adalah KTP, SK KP terakhir , fc surat penegasan persetujuan

penyediaan kresit/surat perjanjian akat kredit dari BTN dan surat pernyataan

belum memiliki rumah dari PNS

b. Pembayaran bantuan sebagian mambangun rumah

- Bank penyalur menerima dana untuk bantuan SBMR dari BTN berdasar surat

perintah membayar dari BAPERTARUM PNS

- Bank penyalur menyampaikan dana pada PNS dengan data pendukung: KTP,

SK KP terakhir, fc IMB, pernyataan belum memiliki rumah

c. Pembayaran pengembalian tabungan perumahan

- Yang berhak menerima pengembalian adalah PNS yang pensiun, meninggal

dunia atau berhenti karena sebab lain dan belum pernah menerima fasilitas

uang muka KPR ataupun bantuan SBMR

- Keterangan pendukung: KTP, SK KGB/KP terakhir, SK Pensiun atau SK

pemberhentian, atau SK dari PYB bagi PNS yang meninggal dunis dan surat

ahli waris

d. Bagi PNS yang pensiun TMT 01-10-1994 tidak perlu mengajukan permohonan

karena secara otomatis akan diterimakan oleh PT. TASPEN (persero) bersamaan

dengan pembayaran pensiun pertama dan THT

68

Page 69: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

TABUNGAN HARI TUA

1. PENGERTIAN

THT merupakan suatu program asuransi yang terdiri dari asuransi dwiguna dan

asuransi kematian

Asuransi Dwi Guna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuanan

bagi peserta meninggal dunia

Asuransi kematian adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuntungan

pada peserta bila istri/suami, anak meninggal dunis atau kepada ahli waris bila

peserta meninggal dunia

2. TUJUAN

Memberikan jaminan keuangan bagi pserta pada saat berhenti bekerja baik dengan

hak pensiun ataupun tanpa hak pensiun, atau pada ahli warisnya pada saat peserta

meninggal dunis sebelum sesudah pensiun.

3. PESERTA

PNS (Pusat san Daerah)

PNS DPB/DPK BUMN/BUMD

Pejabat Negara

Pegawai beberapa BUMN/BUMD

4. KEWAJIBAN PESERTA

Membayar premi sebesar 3,25% kali penghasilan (gaji pokok + tunjangan

keluarga) setiap bulan yang secara langsung dipotong dari gaji

5. HAK PESERTA

a. Tunjangan Hari Tua (THT)

- Hak THT diberikan kepada peserta yang berhenti karena pensiun

- Hak nilai tunai THT diberikan kepada peserta yang berhenti/diberhentikan

dengan hormat/tidak dengan hormat

- Peserta yang meninggal sebelum BUP, diberikan kepada ahli waris

b. Asuransi Kematian(ASKEM)

Kepada peserta suami/istri/anak yang terdaftar/tertunjang yang meninggal dunia

diberikan asuransi kematian. Khusus untk ASKEM anak dibayarkan maksimum

tiga kali kematian anak

6. PERSYARATAN PENGURUSAN HAK THT

A. BAGI PNS YANG BERHENTI DENGAN HAK PENSIUN

- Mengisi formulir permohonan

- Blanko SP4-A sebanyak 3 lembar

69

Page 70: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

- Fc. SK Pensiun 2 lembar

- Fc. SKPP dari KPKN/Biro Keuangan 2 lembar

- Fc. SK CPNS 1 lembar

- Asli surat keterangan masih sekolah dari anak usia 21 – 25 tahun

- Perincian gaji suami/istri bila PNS

- Fc. KARIP istri/suami bila pensiunan

- Diajukan ke PT.TASPEN (Persero)

- Pembayaran bersamaan dengan pembayaran pensiun pertama

B. BAGI PNS YANG BERHENTI TANPA HAK PENSIUN

- Mengisi formulir permohonan

- Blanko SP4-A sebanyak 3 lembar

- Fc. SK Pemberhentian 2 lemar

- Fc. SKPP dari KPKN/Biro Keuangan 2 lembar

- Fc. Sk CPNS 1 lembar

- Asli surat keterangan masih sekolah dari anak usia 21 tahun – 25 tahun

- Fc. SK terakhir (KP/KGB)

C. PESERTA BERHENTI KARENA MENINGGAL DUNIA

(Peserta yang meninggal dunia sebelum pensiun memiliki masa iuran minimal

6 bulan)

- Blanko Akt-2 dan Akt-3

- Kutipan perincian gaji

- Fc. Surat Nikah

- Fc. Surat Kematian

- Fc. SK. CPNS

- Fc.SK terakhir (KP/KGB)

- Fc. Peserta Taspen

- Fc. KTP pemohon

- Surat keterangan masih sekolah bagi anak usia 21 – 25 tahun

- Fc. Usul SK pensiun janda

7. ASURANSI KEMATIAN (ASKEM)

a. Bila istri/suami, anak PNS meninggal dunia

b. Bila istri/suami, anak peneima pensiun meninggal dunia

8. PERHITUNGAN ANAK

Hak THT

- Rumus hak peserta berhenti karena pensiun

HAK = (0,60 x MI1 x P1) + {0,60 x MI2 x (P2 – P1)}

70

Page 71: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

- Rumus hak peserta yang berhenti karena meninggal dunia sebelum pensiun

HAK = (0,60 x Y1 x P1) + {0,60 x Y2 x (P2 – P1)}

- Rumus hak pension berhenti karena sebab lain

HAK = (Faktor1 x P1) + { Faktor2 x (P2 – P1)}

- Hak ASKEM

Peserta

HAK = {2 x (1 + 0,10 B/12)}P2

Suami/Istri Peserta

HAK = {1,5 x (1 + 0,10 C /12)}P2

Anak

HAK = {0,75 x (1 + 0,10 C/12)}P2

Keterangan:

MI masa iur adalah masa iur sejak diankat menjadi peserta sampai berhenti

MI1 Masa iur dari CPNS sampai dengan BUP

MI2 Masa iur sejak 1 Januari 2001 sampai dengan berhenti

P Penghasilan adalah penghasilan terakhir, terdiri dari gaji pokok,

tunjangan istri/suami dan anak

P1 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS menurut

Peraturan Gaji PP 6 Tahun 1997

P2 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS menurut

Peraturan Gaji PP 26 Tahun 2001

Y Adalah selisih BUP (56 th) dan usia saat menjadi peserta CPNS. Jika

usia saat meninggal dunia lebih dari 56 tahun, maka Y adalah selisih

antara saat meninggal dunia dengan usia menjadi peserta.

Y2 Adalah selisih antara BUP (56 tahun) sampau usia pada Januari 2001

B Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan

dengan hak pensiun sampai dengan peserta meninggal dunia. Apabila

peserta aktif meninggal dunia, maka B=0

C Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan

dengan hak pensun atau meninggal dunia sampai dengan tanggal

suami/istri/anak meninggal dunia. Bila meninggal dunia saat masih

aktih maka C=0

Faktor Adalah besaran yang nilainya tergantung masa iuran dan tahun berhenti

sebagai peserta

Faktor 1 Faktor yang dihitung berdasarkan MI1

Faktor 2 Faktor yang dihitung berdasarkan MI2

71

Page 72: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

ASURANSI KESEHATAN (ASKES)

1. LATAR BELAKANG

Setiap orang mempunai resiko yang sama untk terserang penyakit, termasuk di

dalamnya PNS. Oleh karena itu perlu perlindungan kesehatan bagi PNS, yang

meliputi pengobatan dan perawatan, sehingga mereka terjamin kesejahteraannya.

2. DESKRPSI

Asuransi Kesehatan (ASKES) adalah jaminan pemberian pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada PNS

3. SANTUNAN ASURANSI

A. Metode Sejumlah Uang

Dengan metode ini ganti rugi finansial diberikan kepada tertangging sesuai

dengan jumlah dana yang ditentukan sebelumnya ketika asuransi ditutup

1) Penanggung memberikan sejumlah uang santunan kesehatan setiap kali

tertanggung sakit, tanpa mengindahkan besar/kecilnya biaya pengobatan

2) Penanggung memberikan sejumlah uang santunan setiap kali tertanggung

sakit, sebesar dana yang tersedia

B. Metode Dana Sakit

Menurut metode ini santuna yang diberikan penanggung kepada

tertanggung disesuaikan dengan besar kecilnya biaya pengobatan(biaya

dokter, obat-obatan, rontgen dsb)

4. POLIS ASURANSI KESEHATAN

Kepada peserta diwajibkan membayar premi kepada penanggung sesuai jumlah dan

periode waktu yang ditentukan.

5. RESIKO YANG DIKECUALIKAN

Ada beberapa penyakit yang dikecualikan dari jaminan asuransi kesehatan, antara

lain:

a. Penyakit atau sakit yang disebabkan oleh kecelakaan

b. Penyakit yang terjadi kadena disengaja, seperti minum obat melebihi dosis

c. Penyakit karena mencoba bunuh diri

d. Penyakit karena penyalahgunaan obat, seperti narkotika dsb

e. Obat yang tidak berkaitan dengan penyakit, seperti minyak gosok dsb

f. Kaca mata, gigi buatan, alat bantu dengar

g. Penyakit yang disebabkan peperangan

h. Penyakit yang disebabkan inti atom atau nuklir/radio aktif

i. Penyakit yang disebabkan gas bumi, gas beracun dsb

j. Penyakit yang disebabkan karena bencana alam

72

Page 73: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

6. ASKES PNS/PENERIMA PENSIUN, VETERAN/PERINTIS

KEMERDEKAAN

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya kesehatan yang meliputi peningkatan,

pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Dalam rangka tersebut

pemerintah membentuk:

a. Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDKP) yang

diselenggarakan Badan Khusus dibawah Dep. Kesehatan

b. Perum husada Bhakti

c. PT. (Persero) Asuransi kesehatan ndinesia yang ditetapkan dengan PP. No 6

7. TUJUAN

Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berasuransi kesehatan dengan

mengembangkan sistem pemeliharaan dan oembiayaan kesehatan yang efisien dan

efektif

Meningkatkan status kesehatan PNS, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya

8. PESERTA

a. Peserta Wajib

1) PNS (CPNS, PNS, Pejabat Negara)

2) Penerima Pensiun

- PNS yang berhenti dengan hak pensiun

- Prajurit ABRI dan PNS dilingkungan HANKAM yang berhenti

dengan hak pensiun

- Pejabat negara berhenti dengan hak pensiun

- Janda/duda/anak yatim piatu dari PNS, Prajurit BRI, PNS HANKAM,

serta Pejabat Negara yang berhak pensiun

- Veteran

- Perintis kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan

pemeliharaan kesehatan

b. Peserata Sukarela

- Pegawai BUMN/BUMD dan swasta

- Pegawai badan lainnya

c. Masa kepesertaan

Masa kepesertaan sejak yang besangkutan membayar iuran

Bagi veteran dan Perintis Kemerdekaan sejak iurannya dibayar pemerintah

d. Penghentian dari kepesertaan

Sudah tidak lagi sebagai PNS atau Peneima Pensiun

Bagai Veteran dan Perintis Kemerdekaan, setelah iuran wajibnya tidak lagi

ditanggung Pemerintah

Bagi Pegawai BUMN dan Badan lain yang sudah tidak membayar

iurannya

73

Page 74: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

e. Kewajiban Peserta

PNS Penerima Pensiun dan Pejabat Negara wajib membayar 2% dari

penghasilan

Iuran Veteran dan Perintis Kemerdekaan ditanggung Pemerintah

Memberikan data diri dan keluarga

Wajibmemiliki tanda pengenal

Wajib mengetahui dan mentaati peraturan

Membayar biaya yang melebihi standar yang berlaku

f. Hak Peserta

Mendapatkan informasi dari PT. ASKES

Mendapatkan pelayanan non medis

Mendapatkan pelayanan pemeliharaan sesuai kebutuhan medis

Memperoleh pemeliharaan dan atau sesuai standar yang ditetapkan.

Standar pelayanan mencakup:

o Pelayanan kesehatan dasar

o Pelayanan kesehatan rujukan

o Pelayanan kesehatan penunjang

9. RUANG LINGKUP PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN

KESEHATAN

a. Rawat jalan tingkat pertama

- Tempat pelayanan di Puskesmas

- Persyaratan : menunjukkan kartu ASKES

- Pelayanan yang didapatkan:

- Pemeriksaan

- Laboratorium

- Tindakan sederhana

- Pemberian obat

- Surat rujukan

b. Rawat jalan tingkat lanjutan

- Tempat pelayanan di Rumah Sakit Pemerinta

- Persyaratan: menunjukkan kartu Askes dan fotokepynya

- Pelayanan yang diperoleh:

- Pemeriksaan doktor spesialis

- Laboratorium/pemeriksaan penunjang

- Tindakan di RS

- Obat DPHO atau Resep Askes

- Rujukan sesuai indikasi medis

c. Pelayanan Gawat Darurat

74

Page 75: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

- Tempat pelayanan: rumah sakit Pemerintah

- Persyaratan: manunjukkan kartu Askes dan fotocopynya

- Pelayanan yang diperoleh:

o Pemeriksaan dokter spesialis

o Laboratorium/penunjang diagnosa

o Tindakan di RS

o Obat DPHO atau Resep Askes

o Rujukan sesuai indikasi medis

d. Rawat Inap

- Tempat pelayanan di Rumah Sakit Pemerintah (RS Swasta hanya

santunan)

- Persyaratan: menunjukkan kartu Askes dan menyerahkan fotocopynya,

surat rujukan atau keterangan gawat darurat, mengurus surat jaminan

dalam waktu 3 x 24 jam

- Pelayanan yang diperoleh:

o Perawatan di ruangan

o Pemeriksaan dokter spesialis

o Laboratorium/penunjang diagnosa

o Tindakan di RS

o Obat DPHO atau Resep Askes

o Rujukan sesuai indikasi medis

e. Persalinan

- Tempat pelayanan: disemua fasilitas Pemerintah

- Persyaratan Kartu Askes dan fotocopynya, mengurus surat jaminan m

aksimum 3 x 24 jam. Hanya untuk persalinan anak pertama dan kedua

hidup.

- Pelayanan yang diperoleh:

o Perawatan di ruangan

o Pemeriksaan dokter spesialis

o Laboratorium/penunjang pemeriksaan

o Tindakan persalinan

o Obat DPHO atau Resep Askes

o Surat Rujukan

10. BUKAN HAK PERTAMA

- Mendapat pelayanan kesehatan yang tidak sesuai prosedur

- Pelayanan kesehatan/fasilitas yang tidak ditunjuk

- Pelayanan kesehatan di luar Negeri

- Pelayanan kesehatan yang dikelola dalam program/instansi lain seperti

general check up

75

Page 76: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

11. PREMIUM DAN COST SHARING

o Premium merupakan kewajiban bulanan bagi pesert Askes wajib atau

sukarela yang besarnya ditentukan berdasarkan benefit pelayanan yang akan

diterimakan. Besarnya premium wajib PNS adalah 2% dari penghasilan

o Cost sharing merupakan keadaan yang tidak mungkin dihindarkan dalam

pembiayaan secara asuransi, dimana tidak mungkin semua jenis dari besarnya

biaya pelayanan ditanggung secara tak terbatas.

76

Page 77: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

CUTI PNS

1. UMUM

Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rihani, maka kepada Pegawai

Negeri Sipil (PNS) setelah bekerja dalam waktu tertentu perlu diberikan cuti

A. DASAR HUKUM

1. Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999

2. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1976 Tentang Cuti PNS

3. Surat Edaran Kepala BAKN No. 01/SE/1977

B. PENGERTIAN

Cuti adalah tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waltu tertentu

C. TUJUAN

a. Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka menjamin

kesegaran jasmani dan rokhaninya

b. Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan

2. PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI

a. Pemimpin lembaga tertinggi /Tinggi Negara bagi pemimpin Kesekretariatan

Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara;

b. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Tertinggi Non

Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Negara/Lembaga

Tinggi Negara dan Pejabat lain yang ditentukan Presiden bagi PNS dalam

lingkungan kekuasaannya;

c. Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri

Pejabat sebagaimana tersebut diatas dapat mendelegasikan kewenanannya kapada

Pejabat lain dalam lingkungannya untuk memberikan cuti, kecuali ditentukan lain

3. JENIS CUTI

1. Cuti Tahunan

2. Cuti Besar

3. Cuti Sakit

4. Cuti Bersalin

5. CKAP

6. Cuti diluar tanggungan Negara

1. Cuti Tahunan

Setiap pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun

secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua

belas) hari kerja

77

Page 78: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah=pecah dengan ketentuan setiap bagian

tidak boleh kurang dari 3 (tiga) hari kerja

Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat diambil dalam

tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti

tahunan dalam tahun yang sedang berjalan

Cuti tahunan yang tidak diambil dalam kuruk waktu 2 (dua) tahun berturut-turut atau

lebih, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat)

hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan

Apabila cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka waktu

cuti tahunan dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari. Ketentuan ini

tidak berlaku bagi cuti tahunan yang diambil kurang dari 12 (dua belas) hari kerja

Untuk kepentingan dinas cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh

pejabat yang berwenang memberikan cuti tahunan. Penangguhan ini tidak boleh

lebih llama dari satu tahun. Apabila terjadi penangguhan maka cuti tahunan yang

ditangguhkan itu dapat diambil oleh PNS yang bersangkutan dalam tahun berikutnya

selama 24 (dua puluh empat) heri kerja termasuk cuti tahunan yang sdang berjalan.

2. Cuti Basar

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun

secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk cuti

tahunan dalam tahun yang bersangkutan

Yang dimaksud bekerja secara terus menerus adalah bekerja dengan tidak terputus

karena menjlankan cuti di luar tanggungan negara atau karena diberhentikan dai

jabatan negara dengan menerima uang tunggu.

Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya,

dapat diambil pada ahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambulan cuti

besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar kurang dari 3

(tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hapus

Apabila ada kepentingan dinas yang mendesak mala pelaksanaan cuti besar dapat

ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang demikian maka

waktu penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar

berikutnya.

3. Cuti Sakit

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit

PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari harus memberitahukan kepada

atasannya baik secara tertulis maupun dengan pesan melalui perantara orang lain.

PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari, harus

mengajukan permintaah cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang

memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter

pemerintah maupun dokter swasta.

78

Page 79: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, harus mengajukan permintaah cuti

sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan

melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter pemerintah maupun dokter swasta

yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

Cuti sakit tersebut diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan berdasarkan surat

keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh Menteri

Kesehatan

PNS yang telah menderita sakit selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan belum

sembuh dari penyakitnya, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang

ditunjuk oleh Menteri Kesehatan

Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut PNS yang bersangkutan:

1. Belum sembuh dari penyakitnya, yeyapi ada harapan sembuh dan dapat bekerja

kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan karena

sakit, dengan mndapat uang tunggu menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku

2. Belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan untuk dapat bekerja

kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS

dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

PNS wanita yang mengalami gugur kandunan berhak atas cuti sakit paling lama 1 ½

(satu setengah) bulan.

PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya

yang mengakibatkan PNS tersebut perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit

sampai sembuh.

4. Cuti Bersalin

PNS wanita berhak atas cuti bersalin untu persalinan anaknya yang pertama, kedua,

dan ketiga. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan pertama sejak yang

bersangkutan menjadi PNS. Sedangkan untuk persalinan anak yang keempat dan

seterusnya, kepada PNS wanita tersebut tidak diberikan cuti bersalin, tetapi dapat

diberikan Cuti di luar tanggungan negara.

Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan bersalin untuk yang keempat dan seterusnya,

apabila menjelang saat persalinan tersebut mempunyai hak atas cuti besar, dapat

menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan. Lamanya cuti besar adalah

1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan setelah persalinan.

Pegawai Negeri Sipil wanita yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan

negara untu persalinan, dengankeputusan pejabat yang berwenang diaktifkan kembali

dalam jabatan semula.

79

Page 80: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

5. Cuti Karena Alasan Penting

Pegawai Negeri Sipil dapat cuti karena alasan penting untuk paling lama 2 (dua)

bulan. Lamanya cuti karena alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian rupa,

sehingga benar-benar hanya untuk waktu yang diperlukan saja.

Yang dimaksud cuti karena alasan penting adalah cuti karena:

a. Ibu, bapak. Istri/suami, anak, adik, kkak, mertua, atau menantu sakit keras atau

meninggal dunia.

b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a diatas mninggal

dunia dan menurut ketentuan hukun yang berlaku PNS yang bersangkutan harus

mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang mninggal itu.

c. Melangsungkan perkawina pertama

d. Alasan penting lainnya yang ditetakan oleh Presiden

Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS harus mengajukan secara

tertulis dengan menyebutkan alasannya kepada pejabat yang berwenang memberikan

cuti, karena alasan penting diberikan dengan surat keputusan pejabat yang

berwenang.

Dalam hal mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu

keputusan dari pejabat yang berwenang, maka PNS tersebut dapat mengajukan

permintaan izin smentara kepada Kepala Pemerintahan setempat.

6. Cuti di Luar Tanggungan Negara

Cuti diluar negara dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-

kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus dan adanya alasan-alasan pribadi

yang penting dan mendesak

Yang dimaksud dengan alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak misalnya

seorang PNS wanita yang suaminya bertugas di luar negeri, sehingga mengharuskan

PNS wanita tersebut mendampingi suaminya di tempat tugas itu.

Cuti diluar tanggungan negara hanya dapat diberikan ddengan surat keputusan

pejabat yang berwenang memberikan cuti setellah mendapat persetujuan dati kepala

BKN.

Cuti diluar tanggungan negara bukanlah hak, karena itu permintaan cuti diluar

tanggungan negara dapat dikabulkan atau ditolak oleh pejabat yang berwenang, demi

kepentingan dinas.

Cuti diluar tanggunagn negara diambil untuk waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan

apabila ada alasan penting dapat diperpanjang untuk paling lama satu tahun.

Selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan

dibebaskan dari jabatannya, kecuali dalam hal PNS wanita menjalankan cuti diluar

tanggungan negara untuk persalinan yang keempat dan seterusnya. Jabatn yang

lowong karena pemberian cuti diluar tanggungan negara dapat diisi.

PNS setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib melaporkan diri

kepada instansinya induknya untuk ditempatkan kembali apabila ada lowongan, PNS

yang tidak melaporkan diri kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan

cuti diluar tanggungan negara, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.

80

Page 81: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Penghasilan PNS selama menjalankan Cuti

Selama menjalankan cuti diluar tanggunan negara PNS yang bersangkutan tidak

menerima penghasilan apapun dari negara. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang

bersangkutan tetap menerima gaji dan tunjangan keluarga, kecuali tunjangan jabatan (bila

ada).

81

Page 82: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PERATURAN DISIPLIN

PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Terselenggaranya Good Governance merupakan salah satu issue dan tuntutan

masyarakat saat ini. Masyarakat berharap adar dalam penyelenggaraa negara dan

pembangunan, Aparatur Negara mampu manjalankan tugas dan fungsinya secara

sungguh=sungguh, penuh tanggung jawab, efektif, efisien, bebas KKN dan selalu

memenuhi kaidah peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu unsur aparatur negara mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai apa yang

menjadi beban tugasnya, serta mampu memberkanpelayanan yang baik kepada

masyarakat. Untuk itulah kepada PNS, perlu diberikan pembinaan yang baik.

Salah satu elemen dalam pembinaan PNS adalah dengan ditetapkannya Peraturan

Disiplin PNS. Peraturan Disiplin PNS diundangkan dengan tujuan adag dapat

menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelasanaan tugas. Tata tertib

dimaksud dapat terwujud antara lain bilamana setiap PNS mengetahui dengan pasri

kewajiban-kewajiban yang harus dilakuakn dan larangan-larangan yang harus dijauhi

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil, mengatur tentang kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak

boleh dilanggar oleh setiap PNS

2. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok=pokok kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun 1999

b. PP No 30 Tahun 1980 2003 Tentang Peraturan Disiplin PNS

c. PP No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan dan

Pemberhentian PNS

d. SE Ka BAKN No. 23/SE/1980

3. Pengertian

Peraturan disiplim PNS adalah suatu peraturan yang memuat kewajiban larangan,

dan sanksi apanila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar.

Kewajiban yang harus ditaati oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang dalam

Pasal 2 PP No. 30 Tahun1980 sebanyak 26 butir dan larangan yang tidak boleh

dilanggar oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 ayat (1) PP. 30

Tahun 1980 ada sebanyak 18 butir.

Tulisan dalam pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk

tulisan maupun dalam bentuk gambar, karikatur, coretan dll yangserupa dengan itu.

Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan termasuk pelanggaran

disiplin adala setiap pernuatan memperbanyak, mengedarkan, memperontokkan,

menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yangbeisi

82

Page 83: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

anjuran atau berisikan hasutan untuk melanggar ketentuan dalam pasal 2 dan pasal 3,

kecuali hal itu dilakukan untk kepentingan dinas.

Dalam Pasal 3 ayat (2) PP Nomor 30 Tahun 1980, PNS yang berpangkat Penata TK I

golongan ruang III/d ke bawah yang akan melakukan usaha dagang baik secara resmi

maupun sambilan menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta wajib

mendapat izin tertulis dari pejabat yang berwenang.

Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang

melanggar ketentuan peraturan disiplin PNS, baik yang dilakuakn didalam maupun

diluar jam kedinasan.

4. Tujuan

Tujuan hukuman disiplin PNS adalah untuk mempernaiki, membina dan mandidik

PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, agas kembali memiliki sikap ketaatan

pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu setiap Pejabat

yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan seksama PNS

yang melakukan pelanggaran disiplin, sehingga dapat diketahui latar belakang dan

motif terjadinya pelanggaran disiplin, sehingga hukuman disiplin yang dijatuhkan

benar-benar sesuai dan memenuhi asas keadilan.

5. Hukuman Disiplin

Hukuman disiplin adalah hukuaman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar

peraturan disiplin PNS

Penjatuhan hukuman disiplin berdasarkan pada asas keadilan sesuai dengan

pelanggaran yang dilakukannya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pelanggaran disiplin yang dilakukan kemudian

diputuskan jenis hukuman disipilin yang setimpal dengan kesalahan yang dilakukan.

6. Tingkat dan Jenis Hukuman

Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a. Hukuman disiplin ringan

b. Hukuman disiplin sedang

c. Hukuman disiplin berat

Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:

a. Tegoran lisan

b. Tegoran tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

Jenis hukuman sedang erdiri dari:

a. Penundaan KGB untuk paling lam satu tahun

b. Penurunan gaji sebesar satu kali KGB untuk paling lama satu tahun

c. Penundaan keniakan pangkat untuk paling lama satu tahun

Jenis hukuman berat terdiri dari:

a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setinggat lebih rendah untuk paling

lama satu tahun

83

Page 84: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Pembebasan dari jabatan

c. Pemberhentian dengan hormat tidak aas permintaan sendiri

d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

7. Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disipil

A. Presiden

a. Bagi PNS yang berpangkat Pembina Utama Muda Golongan Ruang IV/c ke

atas (PP9/2003) untuk hukuman disiplin

1) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

2) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagi PNS

b. Pembebasan dari jabatan struktural eselon I dan jabatan lain yang wewenang

pengangkatan dan pemberhentian ditangan presiden.

B. Menteri/Jaksa Agung

Bagi PNS dalam lingkungan masing-masing untuk semua jenis hukuman disiplik

kecuali yang menjadi wewenang Presiden

C. Pimpinan Kesekretariantan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen bagi PNS dalam lingkungannya masing-

masing, kecuali jenis hukuman disiplin:

1) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

2) Pemberhentian yang menjadi wewenang Presiden

D. Kepala LPND dan Kepala Sekretariat Lembaga Negara

Semua jenis hukuman disiplin PNS dalam lingkungan masing-masing, kecuali

jenis hukuman didiplin yang menjadi kewenangan Presiden

E. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah

Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) berwenang

menjatuhkan hukuman disiplin bagi PNS Daerah dalam lingkungannya dengan

memperhatikan jenis dan tingkat hukuman disiplin serta pangkat dan jabatan

PNS yang akan dijatuhi hukuman disiplin, sesuai PP No. 9 Tahun 2003.

F. Kepala Perwakilan RI di luar Negeri

Bagi PNS yang dipekerjakan pada perwakilan RI di luar negeri

dipekerjakan/diperbantukan pada negara sahanat atau sedang menjalankan tgas

belajar di luar negeri, sepanjang mengenai hukuman disiplin ringan dan

pembebasan dari jabatan.

Wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin sebagaimana tersebut diatas,

dapat didelegasikan kepada pejabat di bawahnya dalam lingkungan masing-

masing. Kecuali untuk hukuman disiplin:

a. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS

b. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

8. Pemanggilan

PNS yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil oleh Pejabat yang

berwenang untuk diperiksa. Panggilan tersebut dilakuakn dengan lisan. Namun bila

dengan cara tersebut tidak hadir, mka panggilan dilakuakn scara tertulis

84

Page 85: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Apabila PNS yang disangka melakuakan pelanggaran tidak memenuhi panggilan

pertama, maka dibuat panggilan kedua. Dan apabila pada panggilan kedua PNS

tersebut tidak hadir, maka hal tersebut tidak menghalangi pejabat yang berwenang

untuk menjatuhkan hukuman dsidiplin.

9. Pemeriksaan

a. Pada dasarnya pemeriksaan harus dilakukan oleh Pejabat yang berwenang

menghukum. Pemeriksaan dapat dilakuakn secara lisan maupun tertulis.

Pada tahap pertama, pemeriksaan dilakukkan secara lisan apabila menurut

Pejabat yang Berwenang akan dijatuhi hukuman tingkat ringan.

Namun, apabila dari pemeriksaan awal menunjukkan bahwa PNS tersebut akan

dapat dijatuhi hukuman tingkat sedang dan berat, maka pemeriksaan dilakuakn

secara tertulis.

Proses pemeriksaan dapat didelegasikan kepada Pejabat lain yang pangkatnya

serendah-rendahnya sama dengan PNS yang diperiksa. Pemeriksaan terhadap

PNS yang wewenang penjatuhan hukuman disiplinnya ditangan Presiden

dilakuakn oleh Pemimpin Instansi yang bersangkutan.

10. Penjatuhan Hukuman

Bagi PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakuakn pelanggaran

yang sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat.

11. Tatacara Penjatuhan Kukuman

a. Tegoran lisan

1) Pejabat berwenang memberitahukan kepada PNS tentang pelanggaran

diiplin yang telah dilakuakn

2) Pernyataan tersebut dinyatakan secara tegas sebagai hukuman disiplin.

3) Penjatuhan hukuman disiplin tersebut wajib diberitahukan secara tertulis

oleh Pejabat yang berwenang kepada Pejabat yang mengurusi masalah

kepegawaian.

b. Tegoran Tertlis

Ditetapkan dengan surat keputsan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran

disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan.

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelangaran

disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.

d. Penundaan kenaikan gaji Berkala (KGB)

Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran

disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan

Ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 3 bulan dan untuk masa paling

lama 1 tahun

Masa penundaan gaji berkala dihitung penuh untuk masa kenaikan gaji

berkala (KGB) berikutnya.

85

Page 86: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

e. Penurunan Gaji

Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran

disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan

Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali gaji KGB

Masa penurunan sekurang-kurangnya 3 bulan dan paling lama 1 Tahun

Setelah masa hukuman selesai, maka gaji pokok PNS akan kembali seperti

semula

Masa penurunan gaji tersebut dihitung penuh untuk masa KGB berikutnya

Apabila dalan menjalani hukuman disipllin, PNS tersebut mempunyai hak

untuk KGB, maka KGB tersebut diberikan terhitung mulai bulan berikutnya

setelah berakhirnya menjalani hukuman.

f. Penundaan kenaikan pangkat

Ditetapkan dengan surat keputusan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran

yang dilakukan PNS yang bersangkutan. Penundaan kenaikan pangat

ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 bulan dan paling lama 1 tahun

terhitung mulai tanggal kenaikan pangakt yang bersangkutan dapat

dipertimbangkan.

g. Penurunan pangkat

Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran

yang dilakukan PNS yang bersangkutan

Ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 bulan dan paling lama 1 tahun

Setelah selesai menjalani hukuman, pangkat PNS yang bersangkutan otomatis

kembali ke pangkat semula

Masa dalam pangat terakhir sebelum dijatuhi hukuman, dihitung sebagai masa

kerja untuk kenaikan pangat berikutnya.

Kenaikan pangkat berikutnya baru dapat dipertimbangkan setelah PNS yang

bersangkutan sekurang-kurangnya telah 1 tahun dikembalikan pada pangkat

semula

h. Pembebasan jabatan

Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran

disiplin yang dilakuakn PNS yang bersangkutan

Setelah dijatuhi hukuman disiplin, PNS yang bersangkutan masih tetap

menerima penghasilan penuh kecuali tunjangan jabatan

PNS yang besngkutan baru dapat diangkat lagi dalam suatu jabatans ekurnag-

kurangnya 1 tahun menjalani hukuman

i. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS

Ditetapkan dengan surat keputusan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran

yang dilakukan PNS yang bersangkutan.

PNS yang diberhentikan sebagai PNS tidak atas permintaan sendiri diberikan

hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

j. Pemberhentian Tidak dengan Hormat segabai PNS

86

Page 87: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

k. Ditetapan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran

disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan. PNS yang diberhentikan

tidak dengan hormat sebagai PNS tidak diberikan hak-hak kepegawaiannya

kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.

12. Penyampaian Hukuman Disiplin

PNS yang dijatuhi hukuman disiplin dipanggil untuk menerima keputusan hukuman

disiplin. Apabila yang bersangkutan tidak hadir, maka dikirimkan panggilan yang

kedua. Apabila panggilan kedua tersebut tidak dipenuhi maka yang bersangkutan

dianggap telah menerima keputusan hukuman disiplin tersebut.

Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakuakn sendiri oleh pejabat yang

berwenang. Namun bila tempat antara PNS yang dijatuhi hukuman dengan pejabat

yang berwenang berjauhan, maka pejabat yang berwenang dapat menunjuk pejabat

lain dalam lingkungannya untuk menyampaikan hukuman tersebut. Khusus untuk

hukuman disiplin yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden, disampaikan kepada

PNS yang bersangkutan oleh pimpinan instansi induknya.

PNS yang dijatuhi hukuman disiplin yang tidak hadir pada waktu penyampaian

keputusan hukuman disiplin, dianggap telah menerima keputusan hukuman disiplin.

13. Keberatan

a. Yang tidak dapat diajukan keberatan

1) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden

2) Hukuman disiplin ringan yang dijatuhkan pejabat yang berwenang

3) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan

Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pejabat Pembina Kepegawaian

Daerah, terhadap jenis hukuman disiplin:

Penundaan kenaikan gaji berkala

Penurunan gaji

Penundaan Kenaikan pangkat

Penurunan Pangkat

b. Yang diajukan keberatan

PNS yang dujatuhi salah satu hukuman disiplin selain yang tersebut di atas (a),

dapat mengajukan jeberatan kepada atasan pejabat yang berwenang

menghukum, melalui saluran hirarki. Keberatan tersebut duajukan selambat-

lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal yang bersangkutan

menerima keputusan hukuman disiplin. Keberatan yang diajukan melebihi waktu

14 (empat belas) hari dianggap kadaluwarsa dan tidak bisa dipertimbangkan.

c. Yang dapat diajukan keberatan kepada BAPEK

PNS yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/b ke bawah yang dijatuhi

hukuman dusiplin Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

87

Page 88: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

sebagai PNS dan Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS dapat

mengajukan keberatan ke APEK

Keberatan tersebut dilakuakn secara hirarki dan tidak melebihi waktu 14 hari

terhitung mulai tanggal ia menerima keputusan hukuman Keberatan yang

diajukan setelah 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima

keputusan hukuman dianggap kadaluwarsa dan tidak dapat dipertimbangkan

14. Berlakunya keputusan Hukuman Sisiplin

a. Jenis hukuman disiplin ringan mulai berlaku tanggal disampaikan.

b. Keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Menteri, Jaksa Agung,

Pimpinan Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi Negara/Lembaga Tinggi

Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pejabat Pembina

Kepegawaian Daerah mulai berlaku sejak tanggal disampaikan kepada PNS

yang dijatuhi hukuman kecuali untuk jenis hukuman disiplin pemberhentian

dengan hormat sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai

PNS

c. Hukuman disiplin pembebasan dari jabatan berlaku sejak tanggal ditetapkan

d. Apabila tidak ada keberatan, maka \berlaku pada hari ke 15 (lima belas)

terhitung mulai tanggal disampaikan, untuk jenis hukuman disiplin:

1) Penundaan KGB;

2) Penurunan gaji;

3) Penundaan kenaikan pangkat;

4) Penurunan pangat;

5) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS;

6) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

e. Apabila ada keberatan, mulai berlaku sejak keputusan atas keberatan itu

ditetapkan oleh atasan pejabat yang berwenang menghukum atau oleh BAPEK

(sesuai jenis hukuman disiplin), untuk jenis hukuman disiplin:

1) Penundaan KGB

2) Penurunan gaji;

3) Penundaan kenaikan pangkat;

4) Penurunan pangkat;

5) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS;

6) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

f. Apabila PNS tidak hadir pada waktu penyampian eputusan hukuman disiplin,

maka hukuman disiplin tersebut mulai berlaku pada hari ke 30 (tiga puluh)

terhitung mulai tanggal yang ditentukan untuk penyampaian keputusan

hukuman tersebut.

88

Page 89: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

15. Lain-lain

PNS yang meninggal dunia atau mencapai Batas Usia Pensiun yang dijatuhi

hukuman disiplin Penundaan KGB, Penurunan gaji atau Penurunan pangkat,

dianggap telah selesa menjalani hukuman disiplin tersebut.

Calon PNS yang dijatuhi hukuman tingkat sedang atau berat tidak dapat diangkat

menjadi PNS dan diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat sebagi Calon PNS.

89

Page 90: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Dalam rangka untuk lebih menjamin objektifitas dalam pembinaan PNS berdasarkan

sisem karier dan sistem prestasi kerja, mka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 10

Tahun 1979, tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (P-3) PNS (conduite staat)

Hasil penilaian dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)

yang memuat hasil P-3 seorang PNS selama 1 (satu) tahun yang dibuat oleh pejabat

penilai.

Pejabat penilai adalah atasan langusng dari PNS yang bersangkutan

Dasar Hukum

Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian jo.

Undang undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1974

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil

Pengertian

Penilaian Pelaksana Pekerjaan adalah:

a. Penilaian individu mengenai pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja dan

kesanggupan untuk memperolah kemajuan secara sistematis (Moekijat, 1991:99)

b. Merupakan penilaian hasil kerja yang dicapai oleh pegawai, artinya meliputi

jumlah dan mutu yang dihasilkan sesuai standar yang ditetapkan (Mokhamad

Syuhadak, 1996:72)

Tujuan

Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbanan yang objektif dalam pembinaan PNS

berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja.

2. UNSUR YANG DINILAI:

a. Kesetiaan: adalah kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila, UUD-

45, Negara dan Pemerintah

Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mantaati, melaksanakan dan

mengamalkan sesuatu yang ditaati denan penuh kesadaran dan tanggungjawab.

Pengabdian adalah penyumbangan pikiran dan tenaga secara ikhlas dengan

mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan atau pribadi.

b. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang PNS dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh: kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan

kesungguhan PNS yang bersangkutan.

c. Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang PNS dalam menyelesaikakn

pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada

90

Page 91: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

waktunya serta berani memikul atas keputusan yang diambilnya atau tindakan

yang dilakukannya.

d. Ketaatan adalah kesanggupan ketulusan hati seorang PNS untuk mentaati segala

peraturan perundangan dan peraturan kedinasan yan berlaku. Mentaati perintah

kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk

tidak melanggar larangan yang ditentukan.

e. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas dan

kemapuan utnuk tidak menyalagunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

f. Kerjasama adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama

dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan sehingga

mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya

g. Prakarsa adalah kemampuan seorang PNS untu mengambil keputusn, langah-

langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan

tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan

h. Kepemiminan adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang lain

sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

(khusus untuk PNS yang berpangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a ke atas

yang memangku suatu jabatan)

i.

3. SIFAT DP-3

Sifat DP-3 adalah rahasia:

- Harus disimpan dan dipelihara dengan baik

- Hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai atasan, pejabat

penilai, atasan dari atasan pejabat penilai (sampai yang tertinggi) dan atau

pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia mengetahui

DP-3.

4. PENGGUNAAN DP-3

a. Dp-3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan atau

pengembangan karis PNS antara lain: dalam mempertimbangkan kenaikan

pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan dan lain-lain.

b. Nilai dalam DP-3 digunakan sebagai bahan pertimbanan untuk menetapkan suatu

mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya kecuali ada perbuatan tercela yang

dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat mengurangi atau meniadakan

nilai tersebut.

5. PEJABAT PENILAI

Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yng dinilai, dengan ketentuan:

a. Serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yangsetingkat denga itu,

kecuali ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan,

Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non

Departemen, dan Gubernus dalam lingkungan masing-masing.

91

Page 92: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi PNS

yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan, kecuali untuk suatu mutasi

kepegawaian maka pejabat penilai dapat melakuakn penilaian pelaksanaan

pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan oleh pejabat yang

lama.

c. Pejabat peniaia berkewajiban melakuakn penilaian terhadap PNS yang secara

langsung berada di bawahnya.

d. Penilai dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun, jangka waktu penilaian

mulai bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang bersangkutan.

6. KETENTUAN BAGI CPNS:

a. DP-3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan apabila sampai dengan

Desember telah 6 bulam CPNS.

b. Apabila belum 6 bulan menjadi CPNS, P-3 dilakukan dalam tahun berikutnya.

c. CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, P-3 dilakukan sekurang-kurangnya 1

tahun menjadi CPNS terhitung mulai secara nyata melaksanakan tugasnya sesuai

dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 Pasal 12 jo

Peraturan pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Pasal 14, sehingga tidak usah lagi

dibuat DP-3 nya pada Desember tahun yang bersangkutan.

7. KEWAJIBAN PEJABAT PENILAI

a. Melakukan P-3 terhadap PNS yang berada di bawahnya

b. Mengisi dan memelihara buku catatan penilaian yang memuat catatan tingkah

laku/perbuatan/tindakan PNS yang menonjol baik yang positif atau negatif selama

5 tahun. Buku catatan -3 PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara, sedang

menjalankan tugas belajar diperbantukan/dipekerjakan pada perusahaan milik

negara, organisasi profesi, badan swasta yang ditentukan, negara sahabat atau

badan internasional tetap dipelihara oleh Pejabat Penilai dari instansi induk

dengan menggunakan bahan-bahan dari pimpinan yang besangkutan di mana PNS

tersebut bekerja atau tugas belajar

8. TATA CARA PENILAIAN

Nilai dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut:

Amat baik : 91 – 100

Baik : 76 – 90

Sedang : 51 – 60

Kurang : 51 ke bawah

Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan:

Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979

Setiap unsur penilaian harus ditentukan dulu nilainya dalam angka kmudian

ditentukan dalam sebutan

Hasil penilaian dituangkan dalam DP-3

92

Page 93: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

9. PENYAMPAIAN DP-3

DP-3 yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat penilai diberikan secara

langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai. Apabila tempat bekerja antara

pejabat penilai dengan PNS yang dinilai berjauhan, maka DP-3 dikirimkan kepada

PNS yang dinilai. PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal penerimaan DP-3

yang dikirimkan kepadanya pada ruangan yangdisediakan. Apabila PNS yang dinilai

menyetujui penilaian terhadap dirinya, ia menendatangani DP-3 tersebut pada tempat

yang disediakan, kemudian mengembalikan DP-3 tersebut kepada pejabat penilai

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia menerima DP-3 itu. DP-

3 yang telah ditandatangani oleh PNS yang dinilai diteruskan oleh pejabat penilai

kepada atasan pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin untuk mendapatkan

pengesahan.

10. KEBERATAN TERHADAP NILAI DALAM DP-3

PNS yang merasa keberatan atas nilai yang tercantum dalam DP-3 yang bersangkutan

baik sebagian maupun keseluruhan nilai, dapat mengajukah keberatan secara tertulis

disertai alasan-alasan kepada atasan pejabat penilai melalui hirarki. Keberatan

dituliskan dalam DP-3 pada tempat yang telah disediakan. Keberatan tersebut harus

sudah diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia

menerima DP-3 itu. Keberatan yang diajukan melebihi batas waktu 14 (empat belas)

hari menjadi kadaluwarsa dan tidak dapat dipertimbangkan lagi. Walaupun PNS yang

bersangkutan keberatan terhadap nilai dalam DP-3 nya ia tetap harus menandatangani

D-3 tersebut. Pejabat penilai setelah menerima keberatan dari PNS yang dinilai

membuat tanggapan secara tertulis atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang

dinilai. Tanggapan tersebut dituliskan dalam DP-3 pada ruang yangtelah disediakan.

DP-3 yang telah ditandatangani oelh pejabat penilai dan PNS yang dinilai dikirimkan

oleh pejabat penilai kepada atasan pejabat penilai selambat-lambatnya 14 (empat

belas) hari terhitung mulai ia menerima kembli DP-3 itu dari PNS yang dinilai.

11. ATASAN PEJABAT PENILAI

Atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa DP-3 yang disampaikan kepadanya

baik ada keberatan meupun tidak ada keberatan dari PNS yang dinilai. Dalam hal ada

keberatan dari PNS yang dinilai, atasan pejebat penilai berkewajiban memeriksa dan

memperhatikan denan seksama keberatan yang diajukan dan tanggapan terhadap

keberatan tersebut. Apabila atasan pejabat peniai mempunyai alasan-alasan yang

cukup kuat, ia dapat mengedakan perubahan terhadap nilai yang diberikan oleh

pejabat penilai, baik dalam arti menaikkan nilai atau menurunkan nilai. Perubahan

nilai yang dibuat oleh atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat (tidak dapat

lagi diajukan keberatan). Perubahan nilai tersebut dicantumkan nilai yang baru. Nilai

lama yang dicoret harus tetap terbaca dan setiap coretan harus diparaf oleh atasan

pejabat penilai. DP-3 baru berlaku sah setelah ada pengesahan dari atasan pejabat

penilai.

93

Page 94: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

12. PEJABAT PENILAI YANG MERANGKAP MENJADI ATASAN PEJABAT

PENILAI

Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,

Pmpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Gubernur adalah pejabat penilai

dan atasan pejabat penilai tertinggi dalam lingkungan masing-masing. DP-3 yang

dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap menjadi atasan penilai sebagaimana

disebutkan di atas tidak dapat diganggu gugat.

13. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA

Pejabat penilai bagi PNSyang diangkat menjadi pejabat negara adalah pejabat penilai

dari instansi semula di mana PNS yang bersangkutan bekerja sebelum diangkat

menjadi pejabat negara. Bahan-bahan penilaian diminta dari pimpinan Badan atau

Dewan dimana PNS yang bersangkutan menjalankan tugasnya sebagai pejabat

negara.

Khusus bagi PNS yang diangat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dibebastugaskan dari jabatan organiknya,

bahan-bahan penilaian diberikan oelh Ketua Fraksi yang bersangkutan. Apabila PNS

yang bersangkutan menjabat ketua Fraksi maka bahan-bahan penilaian

dibuat/diberikan oleh salah seorang anggota Pimpinan Fraksi yang bersangkutan.

14. PENILAIAN BAGI YANG MENJALANKAN TUGAS BELAJAR

Bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar, pejabat penilai dari instansi semula

dimana PNS yang bersangkutan bekerja sebelum ia menjalankan tugas belajar.

Bahan-bahan penilaian dimintakan dari Pimpinan Perguruan Tinggi, sekolah atau

kursus yang bersangkutan. Khusus bagi PNS yang menjalankan tugas belajar diluar

negeri bahan-bahan penilaian diberikan oleh Kepala Perwakilan RI di negara yang

bersangkutan.

15. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIPERBANTUKAN/DIPEKERJAKAN PADA

DAERAH OTONOM ATAU INSTANSI PEMERINTAH LAINNYA

Pejabat penilai bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada Daerah Otonom atau

Instansi Pemerintah adalah pejabat penilai dari daerah Otonom atau dari Instansi

Pemerintah yang bersangkutan.

16. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIPERBANTUKAN/DIPEKERJAKAN PADA

BADAN-BADAN LAIN

Pejabat penilai bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada Perusahan Milik

Negara, Organisasi profesi, Badan swasta yang ditentukan, negara sahabat atau Badan

Internasional adalah pejabat peniai dari Instansi semula PNS yang bersangkutan

bejerja sebelum diperbantukan/dipekerjakan pada perusahaan, organisasi atau Badan

Internasional. Bahan-bahan penilaian diminta dari Pimpinan Perusahaan, organisasi

atau Badan yang bersangkutan.

94

Page 95: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

Khusus bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada negara sahabat atau Badan

Internasional bahan-bahan penilaian diminta dari Kepala Perwakilan Negara Ri di

negara yang bersangkutan.

17. ATASAN PEJABAT PENILAI YANG TERTINGGI

Apabila atasan pejabat penilai yang tertinggi mempunyai bukti-bukti yang cukup kuat

tentang adanya hal-hal yang tidak wajar mengenai nilai dalam DP-3, ia dapat

mengambil tindakan seperlunya untuk menyelesaikan hal-hal yang tidak wajar itu.

Ketentuan tersebut diatas berlaku juga bagi atasan pejabat penilai yang menjabat

eselon I, Pimpinan Instasni Vertikal Tingkat Propinsi, Bupati/Walokota termasuk kota

administratif di bawah Propinsi danPimpinan Instansi Vertikal Tingkat

Kabupaten/Kota.

18. MUTASI

Apabila seorang PNS pindah dari instansi yang satu ke instansi yang lain, maka

catatan penilaian dan DP-3 dikirimkan oleh pimpinan instansi lama kepada pimpinan

instasni baru, misalnya dari Departemen Dalam Negeri ke Departemen Luar Negeri

Apabila seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam satu instansi,

mak hanya buku catatan penilaian saja yang dikirimkab oleh pimpinan unti organisasi

yang lama kepada piminan unit organisasi yang baru, sedang Dp-3 tetap disimpan dan

dipelihara oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian.

19. PENYIMPANAN DP-3

DP-3 disimpan dan dipelihara dengan baik oleh pejabat yang diserahi urusan

kepegawaian. DP-3 disimpan selama 5 (lima) tahun, DP-3 yang lebih dari 5 (lima)

tahun tidak dapat digunakan lagi. DP-3 PNS yang berpangkat Pembina golongan

ruang IV/a keatas dibuat dalam rangkap 2 (dua) yaitu:

1(satu) rangkap untuk arsip instasni yang bersangkutan ,

1(satu) rangkap dikirim kepada Kepala BKN

DP-3 PNS yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah dibuat

1(satu) rangkap.

DP-3 dapat dibuat melebihi jumlah rangkap sebahai tersebut diatas sesuai dengan

ketentuan dari Menteri Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Tertinggi/Tinggi Negara, Pmpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan

Gubernur yang bersangkutan.

95

Page 96: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PEMBERHENTIAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yng berlaku, diberhentikan dengan hormat sebagai

PNS. Demikian pula Pegawai Negeri Sipil yang sebelum mencapai batas usia

pensiun mengajkan permohonan berhenti sebagai PNS atas permintaan/kemauan

sendiri, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan mendapat hak-hak

kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang

menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai PNS. Seorang

Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan sebagai PNS karena alasan sebagai

berikut:

a. Pemberhentian atas permintaan sendiri

b. Pemberhetian karena mencapai batas usia pensiun

c. Pemberhentian karena adanya penyeserhanaan organisasi

d. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tindak pidana/penyelewengan

e. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani (uzur)

f. Pemberhentian karena meninggalkan tugas

g. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang

h. Pemberhentian karena hal-hal lain

Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang

bersangkutan tidaklagi pada satu satuan organisasi negara, tetapi ia masih

mempunyai kedudukan sebagao PNS

Setiap pemberhentian dengan hormat sebagai PNS tidak harus diikuti pemberian

pensiun sepanang persyaratan lain tidak terpenuhi seperti usi, masa kerja dll

2. Pemberhentian atas permintaan sendiri

Pegawai Negeri Sipil yangmeminta berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai

PNS. Namun demikian, permintaan tersebut dapat ditunda untuk paling lama 1 (satu)

tahun apabila ada kepentingan dinas yang mendesak.

Permintaan berhenti seorang PNS dapat ditolak apabila yang bersangkutan terikat

pada ikatan dinas, sedang menjalani wajib militer dll yang serupa dengan itu sesuai

peraturan perundangan yang berlaku.

Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri

diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku, sebagai

contoh bila saat berhenti usia telah mencapai 50 tahun dan masa kerja telah 20 tahun

makakepadanya dibrikan hak pensiun.

96

Page 97: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

3. Pemberitahuan karena mencapai Batas Usia Pensiun

Bata usia seorang PNS adalah 56 (lima puluh enam) tahun. Namun demikian bagi

PNS yang menjabat jabatan tertentu dapat diperpanjanag sampai usia tertentu.

Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun diberhentikan dengan

hormat sebagai PNS dan kepadanya diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan

perundangan yang berlaku.

Pegawai Negeri Sipil yang menjabat jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila tidak menjabat lagi jabatan

tersebut, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS denan mendapat hak-hak

kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Pegawai Negeri Sipil yang manjabat jabatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila ia

diberhentikan dari jabatannyadan ada rencana dalam waktu singkat mengangkatnya

dalam hjabatan yang setingkat atau lebih tinggi, maka menunggu pengangkatannya

dalam jabatan baru, PNS yang bersangkutan tidak dibrhentikan sebagai PNS dan

dalam waktu 6 (enam) bulan sudah harus ada keputusan pengangkatan dalam jabatan

baru tersebut.

Selambat-lambatnya 15 (lima belas) bulan sebelum PNS mencapai batas usia

pensiun, pimpinan instansi wajib memebritahukan kepada PNS yang bersangkutan,

bahwa ia akan diberhentikan sebagai PNS. Berdasarkan pemeritahuan tersebut, PNS

mengajukan permohonan berhenti denan hak pensiun.

Pegawai Negeri Sipil yang telah mencaoai batas usia pensiun tetapi tidak

mengajukan permohonan berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS

dengan mendapat hak-hak kepegawaian sesuai pereturan perundangan yang berlaku

berdasarkan data yang berlaku brdasarkan data yang ada pada instansi yang

bersangkutan.

4. Pemberhentian karena Adanya Penyederhanaan Organisasi

Perubahan satuan-satuan organisasi asakalanya mengakibatkan kelebihan PNS.

Apabila terjadi hal yang demikian, maka PNS yang kelebihan itu disalurkan kepada

satuan organisasi negara lainnya.

Instansi yang karena disederhanakan organisasinya kemudian menyusun daftar PNS

tersebut dan menyampaikan kepada kepala BKN. Kemudian BKN mengatur

penyaluran kelebihan PNS tersebut setelah berkonsultasi dengan pimpinan instansi

yang membutuhkan

Apabila kelebihan PNS karena adanya penyederhanaan organisasi tidak mungkin

disalurkan kepada instansi lain maka PNS tersebut diberhentikan dengan hormat

sebagai PNS dengan hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

a. Apabila telah mencapai usia 50 (lima puluh) tahun, maka ia doberhentikan

dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun.

97

Page 98: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Apabila usia belum mencapai 50 (lima puluh) tahun dan atau belum memiliki

masa kerja 10 (sepuluh) tahun, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan

negeri dengan mendapat uang tunggu.

c. Uang tunggu tersebut diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun, dan

dapat diperpanjang tiap-tiap kali untuk paling lama 1 (satu) tahun, sengan

ketentuan tidak boleh lebih dari 5 (lima) tahun. Apabila pada saar berakhirnya

pemberian uang tunggu usia PNS telah mencapai 50 (lima puluh) tahun dan

memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun, maka ia

diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun.

d. Apabila PNS tersebut diatas pada saat berakhirnya uang tunggu belum mencapai

usia 50 (lima puluh) tahun tetapi telah memiliki masa kerja 10 (sepuluh) tahun

maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun yang

diberikan pada saat ia mencapai usia 50 tahun.

e. Apabila PNS tersebut diatas pada sat berakhirnya uang tunggi telah mencapai

usia 50 tahun tetapi masa kerja kurang dari 10 tahun maka ia duberhentikan

denan hormat sebagai PNS tanpa hak pensiun.

5. Pemberhentian karena Melakuakan Pelanggaran/Tindak Pidana

Pegawai Negri Sipil dapat diberhentikan tidak denan hormat sebagai PNS karena:

a. Melanggar sumpah/janji PNS, sumpah/janji jabatan atau pelanggaran disiplin

berat;

b. Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap, karena dengan sengaja melakukan tindakan pidana

kejahatan yang diancam pidana penjarasetinggi-tingginya 4 tahun atau ancaman

pidana lebih berat.

Pemberhentian sebagaimana tersebut diatas dapat dilakukan dengan hormat atau

tidak dengna hormat, tergantunf pertimbangan pejabat yang berwenang atas berat

atau ringannya perbuatan yang dilakukan dan besar atau kecilnya akibat

yangditimbulkan oleh perbuatan itu.

Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS apabila

dipidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap, karena:

a. Melakukan tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya denan jabata,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 413 sampai dengann 436 Kitab Undang-

undang Hukum Pidana

b. Melakukan tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104

sampai dengna 161 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

6. Pemberhentian karena Tidak Cakap Jasmani atau Rohani (Uzur)

Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak

kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila

berdasarkan Team Penguji Kesehatan dinyatakan:

a. Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena kesehatannya

98

Page 99: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Menderita penyakit/kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau

lingkungan kerjanya

c. Setelah berakhirnya cuti sakit belum mampu bekerja kembali.

7. Pemberhentian karena Meninggalkan Tugas

PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu 2 bulan secara terus-

menerus, dihentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga PNS meninggalkan

tugas secara tidak sah lebih dari 2 (dua) bulan tetapu kurang dari 6 )enam) bulan

melaporkan diri kepada pimpinan instansinya dapat:

a. Ditugaskan kembali apabila alasannya dapat diterima oleh pejabat yang

berwenang

b. Diberhentikan dengan hormat sebagai PNS, apabila penyebabnya karena

kelalaian PNS yang bersangkutan dan menurut pejabat yang berwenang akan

mengganggu seasana kerja jika ia ditugaskan kembali.

PNS yang selama 6 (enam) bulan atau lebih terus menerus meninggalkan tugasnya

secara tidak sah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS.

8. Pemberhentian karena Meninggal Dunia atau Hilang

Egawai Negeri Sipil yang meninggal dunia, dengan sendirinya dianggap

diberhentikan dengan hormat sebagai PNS

Pegawai Negeri Sipil yang hilang dianggap meninggal dunia pada akhir bulan ke 12

sejak ia dinyatakan hilang.

Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan hilang yang sebelum melewati 12 bulan

ditemukan kembali masih hidup dan sehat, dipekerjakan kembali sebagai PNS.

Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan hilang yang sebelum melewati 12 bulan

diketemukan klembali tetapi cacat, diperlakukan sebagai berilut:

a. Diberhentilan denagn hormat sebagai PNS denan hak ensium bila ia memiliki

masa kerja sekurangnya 4 tahun

b. Apabila hilamng dan cacatnya dalam dan karena menjalankan kewajiban

jabatannya, ia diberhentikan sebagai PNS sengan hak pensiun tanpa memandang

masa kerja

Pegawai Negeri Sipil yang elah dinyatakan hilang kemudian diketemukan kembali

setelah melewati waktu 12 buland diperlukan sbb:

a. Apabila ia masih sehat, dipekrjakan kembali

b. Apabila ia masih dapat bekerja kembali dalam semua jabatan negeri berdasarkam

suarat keteranan Team Penguji Kesehatan, diberhentikan dengan hormat sebagai

PNS dengan mendapatkan hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

99

Page 100: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

9. Pemberhentian karena Sebab Lain

Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali pada instansi induknya

setelah habis menjalankan Cuti Diluar Tanggungan Negara, diberhentikan dengan

hormat sebagai PNS

Pegawai Negeri Sipil yang terlambat melaporkan diri kembali kepada instans

induknya setelah habi Cuti Diluar Tanggungan Negara, maka:

a. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan, maka PNS yang

besangkutan dapat dipekerjakan kembali apabila alasan keterlambatan tersebut

dapat diterima oejabat yang berwenang dan ada lowongan setelah terlebih dahulu

mendapat persetujan dari kepala BKN

b. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan tetapi alasan

tentang keterlambatan itu tidak dapat diterima oleh pejabat yang berwenang,

maka PNS yang besangkutan diberhentikan denga hormat sebagai PNS

c. Apabila keterlambatan melaporkan diri lebih dari 6 bulan, maka PNS yang

bersangkutan harus diberhentikan sebagai PNS

10. Hak-hak Kepegawaian

A. Diberhentikan dengan hormat

1) Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sebagai akubat penyedrhanan

organisasi, diberhentikan denan hormat dengan diberikan hak-hak

kepegawaian sbb:

- Diberikan hak pensiun bila usia sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan

mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 10 (sepiluh) tahun;

- Diberhentikan dari jabatan negeri dengan diberikan uang tunggu, bila belum

memenuhi usia dan masa kerja dimaksud

2) Pegawai Negeri Sipil yang menurut surat Keterangan Team Penguji

Kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagidalam semua jabatan negeri

karena kesehatannya diberhentikan sebagai PNS dengan mendapat hak

pensiun apabila:

Tanpa terikat masa kerja pensiun, bila penyebabnya oelh dan karena

manjalankan kewajiban jabatan

Telah memiliki masa kerja 4 tahun bila bukan disebabkan oleh dan karena

menjalankan kewajiban jabatan.

B. Uang Tunggu

Yang berhak menerima Uang Tunggu adalah PNS yang diberhentikan dari

jabatan negeri karena:

1. Sebaai tenaga kelebihan akibat penyederhanaan organisasi dan tidak dapat

disalurkan ke instansi lain serta belum memenuhi syarat pensiun

2. Menderita penyakit uang membahayakan bagi diri dan oarng ain dan belum

memenuhi syarat pensiun

100

Page 101: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

3. Berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali dan belum memenuhi

syarat pensiun

4. Tidak dapt dipekerjakan kembai setelah berakhirnya cuti di luar yanggungan

negara dan belum memenuhi syarat-syarat pensiun

Lamanya pemberian uang tunggu 1 tahun dan dapat diperpanjaang setiap kali

paling lama 1 tahun, dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 5 tahun.

Besarnya uang tunggu:

- 80% dari gaji pokok tahun pertama

- 75% dari gaji pokok untuk selanjutnya

Selama menjalani uang tunggu, masih berstatus sebagai PNS, sehingga berhak

diberikan kenaikan gaji berkala, tunjanagn kelaurga, tunjangan pangan.

PNS yang selesai menjalani uang tunggu:

a. Telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan masa kerja sekurang-

lurangnya 10 tahun diehentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak

pensiun;

b. Telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun tetapi belum

mencapai usia 50, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS tetapi

pensiunnya baru diberikan terhitung mulai tanggal satu bulan berikutnya ia

mencapai usia 50 tahun.

c. Belum mencapai usia 50 tahun dan masa kerja kurang dari 10 tahun maka ia

diberhentikan denan hormat sebagai PNS tanpa hak pensiun

101

Page 102: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969b antara lain menyatakan bahwa

pensiun adalah jaminan dari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS yang telah

bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara

Selain dari pada itu Undang-undang No 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang Nomor 43

tahun 1999 juga menegaskan bahawa setiap PNS yang diberhentikan denan hormat

sebagai PNS dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan berhak atas pensiun

Pada pokoknya pensiun adalahmenjadi kewajiban dari setiap oramhuntk berusahan

menjamin hari tuanya, dan untuk itu setiap PNS wajib menjadikan peserta dari suatu

badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemeintah

Karena pensiun bukan hanya sebagai jaminan hari tua tetapi juga adalah sebagai

balas jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya kepada PNS. Iuran pensiun

PNS dan sumbangan pemerintah ersebut dipupuk dan dikelola oleh badan asuransi

sosial.

2. SYARAT-SYARAT PENSIUN

PNS berhak atas pensiun apabila:

a. Telah mencapai sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai masa kerja

pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun

b. Oelh tim penguji kesehatan pegawai negeri sipil dinyatakan tidak dapat bekerja

lagi dalam jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohani yang disebabkan oleh

dan karena menjalankan tugas kewajiban jabatan

c. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan oleh Tim Penguji

Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam

jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohaninya yangtidak disebabkan oleh dan

kerena menjalankan tugas kewajiban jabatanntannya

d. Diberhentikan denan hormat sebagai PNS atau dari jabatan negeri karena sebagai

tenaga kelebihan, apabila telah berusaha sekurang-kurangnya 50 tahun dan

memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun

e. Mencapai BUP menurut ketentuan Peraturan Pemerintahan No: 32 Tahun 1979

3. DASAR PENSIUN

Dasar pensiun yang dipakau untuk menentukan besarnya pensiun/pensiun pokok

ialah gaji pokok terakhir sebulan yang berhak diterima oleh PNS berdasarkan

peraturan gaji yang berlaku

Besarnya pensiun pegawai negeri sipil sebulan adalah 2,5% dari dasar pensiun untuk

tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan sbb:

a. Pensiun pegawai negeri sipil sebulan sebanyak-banayaknya 75% dan sekurang-

kurangnya 40% dari dasar pensiun;

102

Page 103: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Apabila PNS mengalami keuzuran jasmani/rohani oleh dan karena manjalankan

tugas kewajiban jabatannya, mnala besarnya pensiun yang diterima adalah 5%

dari dasar pensiun

c. Pensiun pegawa sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut

peraturan perundangundangan yang berlaku

4. MASA KERJA PENSIUN

Masa kerja yang dihitung untuk menetapkan hak dan besarnya pensiun adalah:

a. Waktu bekerja sebagai PNS

b. Waktu bekerja sebagai anggota ABRi

c. Waktu bekerja sebagai tenaga bulanan/harian dengan menerima penghasilan dari

Sngaran Negara, APBN atau Bank Negara

d. Masa selama menjalankan kewajiban sebagai pelajar dalam Pemerintahan RI

pada masa perjuangan phisik

e. Masa sebagai Veteran Pembela Kemedekaan

f. Masa sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan

g. Masa sebagai Veteran pegawai pada sekolah

5. PENSIUN JANDA/DUDA

Yang berhak menerima pensiun janda/duda adalah istri(istri-istri) PNS pria, atau

suami PNS wanita yang meninggal sunia/tewas, atu penerima pensiun pegawai

negeri yang meningal dunia dan mereka sebelumnya sudah terdaftar sebagai

istri/suami sah PNS yang bersangkutan.

Besarnya Pensiun Janda/Duda adalah 56% dari dasar pensiun dengan ketentuan:

a. Apabila terdapat lebih dari seorang yang berhak menerima pensiun janda

besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri adalah 36% dari dasar

pensiun dibagi rata antara istri-istri itu.

b. Besarnya pensiun janda/duda dimaksud diatas, tidak boleh kurang dari 75% dari

gaji pokok terendah menurut peratuan gaji yang berlaku bagi almarhum

suami/istrinya

Besarnya pensiun janda/duda PNS yang tewas adalah 72% dari dasar pensiun,

dengan ketentuan:

a. Apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak menerima pensiun maka

besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri 72%dari dasar pensiun

dibagi rata istri-istri

b. Jumlah 72% dari dasar pensiun termaksud diatas, tidak boleh kurang dari gaji

pokok terendah menurut peraturan gaji yang berlaku bagi almarhum suami/istri.

6. Pensiun Anak

Apabila PNS atau penerima pensiun meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai

istri/suami yang berhak menerima pensiun janda atau duda maka:

103

Page 104: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

a. Pensiun janda diberikan kepada anak/anak-anaknya, apabila terdapat satu

golongan anak yang seayah-seibu

b. Satu bagian pensiun janda diberikan kepada masing-masing golongan anak

seayah-seibu

c. Pensiunan duda diberikan kepada anak

Apabila PNS pria atau oenerima pensiun pria meninggal dunia, sedangkan ia

mempunyai istri (istri-istri) yang berhak menerima pensiun janda/bag pensiun janda

disamping anak dari istri yang telah meninggal dunia atau telah secari, mka bagian

pensiun janda diberikan kepada masing-masing istri dan golonga anak seayah seibu

Kepada anak (anak-anak) yang bu dan ayahnya berkedudukan sebagai PNS dan

kedua-duanya meninggal dunia, diberikan satu pensiun janda, bagian pensiun janda

atau duda atas dasar yang lebih menguntungkan.

Anak-anak sebagaimana sebagaimana dimaksud diatas ialah anak yang pada waktu

PNS atau penerima pensiun pegawai meningal dunia:

a. Berusi kurang dari 25 tahun atau

b. Tidak mempunyai penghasilan sendiri atau

c. Belum menikah/belum pernah manikah

7. Pensiun Orang Tua

Apabila seorang PNS/CPNS tewas, apabila tidak meninggalkan suami/isteri/anak

yang berhak menerima pensiun janda/duda, maka kepada orang tua almarhun

diberikan pensiun orang tua yang besarnya 20%dari pensiun janda/duda

Jika kedu orang tua telah bercerai, maka kepada mereka masing-masing diberikan

separoh dari jumlah dimaksud

8. Pemberian Pensiun

Pemberian pensiun PNS, Pensiun janda/duda dan bagian pensiun janda ditetapkan

oleh Pejabat yang berwenang memberhentikan PNS yang besangktutan, dibawah

pengawasan dan koordinasi Kepal Badan Kepegawaian Negara

9. Pendaftaran Isteri/suami/anak

Pendaftaran istri (istri-istri)/suami/anak sebagai yang berhak menerima pensiun

janda/duda harus dilakuakn PNS yang bersangkutan sesuai petunjuk kepala BKN.

Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus

dilakuakn dengan sepengethuan tiap-tiap isteri yang didaftarkan.

Jika hubungan perkawinan dengan isteri/suami yang telah terdaftar terputus, maka

terhitung mulai tanggal perceraian berlaku, sah istri/suami itu dihapus dari daftar

isteri/suami yang berhak menerima pensiun.

Anaka yang dapat didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima pensiun

anda/duda atau bagian pensiun janda adalah:

a. Anak-anak PNS atau penerima pensiun pegawai dari perkawinannya denga

isteri/suami yangdidaftar sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda

104

Page 105: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

b. Anak-anak PNS wanita atau penerima pensiun wanita

Yang dianggap dilahirkan dari perkawinan yangsah ialah kecuali anak-anak yang

dilahirkan selama perkawinan itu, juga anak yang dilahirkan selambat-lambatnya

300 hari sesudah perkawinan itu terputus

Pendaftaran isteri (istri/istri)/anak (anak-anak) sebagai yang berhak menerima

pensiun janda harus dilakuakan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah

perkawinan/kelahiran

10. Permintaan Pensiun Janda/Duda

Untuk memperoleh pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda, janda-janda/duda

yang bersangkutan mengajukan surat permintaan kepada pejabat yang berwenang

denga disertai:

a. Surat keterangan kematian atau salinannya uang disahkan oleh yang berwajib

b. Salinan surat nikah yang disahkan oleh yang berwajib

c. Daftar susunan keluarga uang disahkan oleh yang berwajib yang memuat nama,

tanggal kelahiran dan alamat mereka yang berkepentingan

d. Surat keputusan yang menetapkan pangat dan gaji terakhir pegawai yang

meninggal dunia

Pemberian pensiun janda/duda atau bagian pesiun-janda/duda atau bagian pensiun-

janda kepada anak (anak-anak) termaksud, dilakukan atas permintaan dari atau atas

nama anak (anak-anak) yang berhak menerimanya.

Permintaan dimaksud diatas harus dilengapi dengan:

a. Surat keteranan kematian atau salinannya yang disahkan oleh yang berwajib

b. Salinan kelahiran anak (anak-anak) atau daftar susunan keluarga pegawai yang

bersangkutan yang disahkan oleh yang berwajib, yang memuat nama, alamat dan

tanggal lahir dari mereka yang berkepentingan

c. Surat keteranagn dari yang berwajin yang menerangan bahwa anak (anak-anak)

itutidak pernah kawin dan tidak mempunyai penghasilan sendiri

d. Surat keputusan yangmenetapkan pangkat dan gaji pokok terakhir pegawai atau

penerima pensiun pegawai yang meninggal dunia

Kepala kantor dimana PNS yang meninggal dunia terakhir bekerja berkewajiban

untuk membantu agar mengirim surat-surat permintaan besarnya lmpiran-

lampirannya termaksud diatas terlaksana selekas mungkin

Pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda diberikan mulai berlaku pada bulan

berkutnya PNS atau penerima pensiun oegawai yang bersangkutan meninggal dunia

atau mulai bulan berikutnya hak atas pensiun janda/bagian pensiun janda itu

diperoleh oelh yang besangkutan. Bagi anak yang dilahirkan dalam batas waktu 300

hari setelah PNS atau penerima pensiun meninggal dunia, pensiun janda/bagian

pensiun janda diberikan mulai bulan berikutnya tanggal kelahiran anak itu

Berakhirnya pensiun janda/duda

Pemberian pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda berakhir pada akhir bulan:

105

Page 106: 3 Materi Bintek Manajemen Kepegawaian

a. Janda/duda yang bersangkutab meninggal dunia

b. Tidak lagi terdapat anak yang memenuhi syarat-syarat untuk menerimanya

Pembatalan Pensiun janda/duda

Pensiun janda/duda atau begian pensiun janda yang diberikan kepada janda

pensiun/duda yang tidak mempunyai anak, dibatalkan jika janda/duda yang

bersangkutab menikah lagi, terhitung mulai bulan berikutnya perkawainan out

dilangsungkan.

Apabila kemudian khusus dalam hal janda (janda-janda) perkawinan termaksud diatas

terputus, maka terhitung dari bulan berikutnya kepada janda yang bersangkutan

diberikan lagi pensiun janda tau bagian pensiun janda yang telah dibatalkan, atau jika

lebih menguntungkan, kepadanya diberikan pensiun janda yang dapat diperolehnya

karena perkawinan terakhir.

11. Hapusnya Pensiun Pegawai/Pensiun Janda/Duda

Hak untuk menerima pensiun pegawai atau pensiun janda/duda hapus:

1) Jika penerima pesiun tidak seizin pemerintah menjadi anggota tentara atau

Pegawai Ngeri suatu Negara asing;

2) Jika penerima pensiun pegawai/pensiun janda atau duda atau begian pensiun

janda menurut keputusan pejabat/badan Negara yang berwenang dinyatakan salah

melakukan tindakan atau terlibat dalam suatu gerakan yang bertentangan dengan

kesetiaan terhadap Negara dan haluan Negara yang berdasarkan pencasila;

3) Jika ternyata bahwa keterangan-keterangan yang diajukan sebagai bahan untuk

penetapan pemberian pensiun pegawai atau pensiun janda/duda atau begian

ppensiun tidak benar dan bekas PNS atau janda/duda/anak yang bersangkutan

sebaenarnya tidak berhak diberikan pensiun

Dalam hal-hal tersebut pada angka (1) dan (2), maka surat keputusan pemberian pensiun

dibatalkan, sedang dalam hal-hal tersebut angka (3) surat keputusan termaksud dicabut.

106