3. laporan pendahuluan fraktur humerus

19
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR HUMERUS DI RUMAH SAKIT DR MOEWARDI SURAKARTA Disusun Oleh Muslikah P.17420113061

Upload: mus-likah

Post on 12-Jan-2016

630 views

Category:

Documents


133 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR HUMERUS

DI RUMAH SAKIT DR MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Oleh

Muslikah

P.17420113061

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2015

Page 2: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

I. KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa, trauma

yang menyebabkan tulang patah, dapat berupa trauma langsung dan dapat

berupa trauma tidak langsung (Hoppenfield, 2011).

Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh

benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung (de Jong, 2010).

B. KLASIFIKASI

Fraktur / patah tulang humerus terbagi atas :

1. Fraktur Suprakondilar Humerus

Jenis fraktur ini dapat dibedakan menjadi :

a. Jenis ekstensi yang terjadi karena trauma langsung pada humerus

distal melalui benturan pada siku dan lengan bawah pada posisi

supinasi dan lengan siku dalam posisi ekstensi dengan tangan

terfiksasi.

b. Jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada telapak

tangan dengan tangan dan lengan bawah dalam posisi pronasi dan siku

dalamposisi sedikit fleksi.

2. Fraktur Interkondiler Humerus

Fraktur yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondiler lateralis dan

fraktur kondiler medialis humerus.

3. Fraktur Batang Humerus

Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung yang mengakibatkan fraktur

transvesal atau gaya memutar tak langsung yang mengakibatkan fraktur

spiral (fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan

trauma rotasi)

4. Fraktur Kolum Humerus

Fraktur ini dapat terjadi pada kolum anatomikum ( terletak di bawah

kaput humeri) dan kolum sirurgikum ( terletak di bawah tuberkulum ).

Page 3: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

C. ETIOLOGI

Menurut Reksoprodjo (2010) fraktur humerus disebabkan oleh trauma di

ana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Trauma ada 2 jenis yaitu :

1. Trauma langsung, yaitu terjadi benturan pada tulang dan mengakibatkan

fraktur di tempat itu

2. Trauma tidak langsung yaitu terjadi benturan pada tulang dan titik tumpu

benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.

D. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Smeltzer & Bare (2002) tanda dan gejala dari fraktur

humerus adalah :

1. Nyeri

Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk

bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar

fragmen tulang.

2. Deformitas

Pergeseran fragmen pada fraktur menyebakan deformitas (terlihat

maupun terasa), deformitas dapat diketahui dengan membandingkan

ekstremitas yang normal.

3. Krepitus

Saat ekstremitas diperiksa, terasa adanya derik tulang dinamakan krepitus

yang terasa akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.

4. Pembengkakan dan perubahan warna. Pembengkakan dan perubahan

warna lokal pada kulit terjadi pembengkakan dan perubahan warna lokal

yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau

hari setelah cidera.

Page 4: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

E. KOMPLIKASI

Adapun komplikasi yang dapat terjadi:

1. Kekakuan sendi bahu (ankilosis). Lesi pada n.Sirkumfleksi aksilaris

menyebabkan paralisis m.Deltoid.

2. Apabila pada fraktur medial humerus disertai komplikasi cdera

n.Radialis, harus dilakukan operasi reduksi dan internal fiksasi dengan

plate screw untuk humerus disertai eksplorasi n.Radialis.

3. Sindroma kompartemen yang biasa disebut dalam 5 P (Pain, Pallor,

Pulselesness, Paraesthesia, Paralysis), terjepitnya a. Brakhialis yang akan

menyebabkan nekrosis otot-otot dan saraf.

4. Mal union cubiti varus (carrying angle berubah) dimana siku berbentuk

O, secara fungis baik, tapi kosmetik kurang baik. Perlu dilakukan koreksi

dengan operasi meluruskan siku dengan teknik French osteotomy.

F. PATOFISIOLOGI

Trauma yang terjadi pada tulang humerus dapat menyebabkan fraktur.

Fraktur dapat berupa fraktur tertutup ataupun terbuka. Fraktur tertutup tidak

disertai kerusakan jaringan lunak di sekitarnya sedangkan fraktur terbuka

biasanya disertai kerusakan jaringan lunak seperti otot tendon, ligamen, dan

pembuluh darah.

Tekanan yang kuat dan berlebihan dapat mengakibatkan fraktur terbuka

karena dapat menyebabkan fragmen tulang keluar menembus kulit sehingga

akan menjadikan luka terbuka dan akan menyebabkan peradangan dan

kemungkinan terjadinya infeksi.

Keluarnya darah dari luka terbuka dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.

Tertariknya segmen tulang disebabkan karena adanya kejang otot pada

daerah fraktur menyebabkan disposisi pada tulang sebab tulang berada pada

posisi yang kaku.

G. PATHWAYS

(TERLAMPIR)

Page 5: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan rontgen

Menentukan lokasi tempat terjadinya fraktur ini pada lateral atau medial

dsb.

2. Scan tulang, temogram, scan CT/MRI

Memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi

jaringan lunak.

3. Hitung darah lengkap

Hematokrit mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun

(perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma

multiple). Peningkatan jumlah sel darah putih adalah respon stres normal

steelah trauma.

4. Kratinin

Trauma pada otot meningkat beban kreatinin untuk klirens ginjal.

5. Profil koagulasi

Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse multiple atau

cedera hati.

I. PENATALAKSANAAN

Menurut Sjamsuhidajat (1998) prinsip pengelolaan patah tulang adalah

reposisi dan immobilisasi. Penatalaksanaan yang bisa dilakukan antara lain:

1. Proteksi saja, misal mitela untuk fraktur dengan kedudukan baik

2. Immobilisasi dengan fiksasi atau immobilisasi luar tanpa reposisi, tetapi

tetap memerlukan immobilisasi agar tidak terjadi diskolasi fragmen

3. Reposisi diikuti immobilisasi

4. Reposisi dengan traksi terus-menerus selama masa tertentu, diikuti

immobilisasi

5. Reposisi diikuti immobilisasi fiksasi luar

6. Reposisi secara non operatif diikuti dengan pemasangan fiksasi dalam

pada tulang secara operatif

Page 6: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

7. Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi patahan tulang dengan

pemasangan fiksasi internal

8. Eksisi fragmen patahan tulang dan menggantinya dengan prostetis

Pada prinsipnya pengobatan pada fraktur humerus dapat dilakukan

secara tertutup yaitu dengan cara :

1. Fragmen-fragmen dikembalikan pada posisi anatomis (reposisi)

2. Dilakukan imobilisasi sampai terjadi penyambungan fragmen-fragmen

tersebut (fiksasi atau immobilisasi)

3. Pemulihan fungsi (restorasi)

Hal diatas dilakukan karena toleransi yang baik terhadap pemendekan,

serta rotasi fragmen patahan tulang. Pengobatan secara tertutup dapat

dilakukan dengan traksi skelet.

Secara umum tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien

dengan fraktur tertutup antara lain :

1. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas seperti biasa segera mungkin

sepanjang memungkinkan

2. Ajarkan pasien dalam mengontrol pembengkakan dan nyeri

3. Dorong pasien untuk aktif sebatas kemampuan dalam situasi

immobilisasi fraktur

4. Lakukan latihan untuk mempertahankan kondisi otot yang tidak rusak

dan untuk meningkatkan kekuatan otot

5. Ajarkan pasien cara penggunaan alat bantu secara aman

6. Bantu pasien dalam memodifikasi lingkungan rumah mereka

7. Ajarkan pasien untuk perawatan mandiri, informasi pengobatan, monitor

potensial komplikasi dan kebutuhan pengawasan pelayanan kesehatan

lanjutan.

Page 7: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN.

1. Identitas klien, meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

asuransi, golongan darah, nomor registrasi, tanggal dan jam masuk

rumah sakit (MRS) dan diagnose medis.

Pada umumnya, keluhan utama pada kasus fraktur humerus adalah nyeri

yang bersifat menusuk. Pengkajian nyeri PQRST :

Provoking Incedent : Hal yang menjadi faktor presipitas nyeri adalah

trauma pada lengan atas.

Quality Of Plain: Klien yang merasakan nyeri yang menusuk.

Region,  Radiation, Relief: Nyeri terjadi dilengan atas. Nyeri dapat redah

dengan imobilitas atau istirahat. Nyeri tidak dapat menjalar atau

menyebar.

Severity (Scale) of Plain: secara subjektif, klien merasakan nyeri dengan

skala 2-4 pada rentang 0-4.

Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk

pada malam hari atau siang hari.

2. Pemeriksaan fisik

a. Aktivitas/istirahat

Tanda : keterbatasan/kehilangan fungsi pada tulang humerus

(mungkin segera, atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan

jaringan, nyeri)

b. Sirkulasi

Tanda : takikardi (respons stress, hipovolemia), penurunan/tak ada

nadi pada bagian yang cedera, pengisian kapiler lambat, pucat pada

tulang humerus, pembekakan jaringan atau masa hematoma pada sisi

cedera.

c. Neurosensori

Gejala : hilang gerakan/sensasi, spasme ott, kebas/kesemutan

(oarestesis)

Page 8: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

Tanda : deformitas lokal : angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,

krepitasi (bunyi berederik), spasme otot, terlihat kelemahan/hilang

fungsi.

Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas atau trauma

lain)

d. Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri berat tiba-tiba pada saat ciderea (mungkin terlokalisasi

pada area jaringan/kerusakan tulang humerus, dapat berkurang pada

immabilisasi, tak ada nyeri akibat kerusakan saraf)

Spasme/kram otot (setelah immobilisasi)

e. Keamanan

Tanda : laserasi kulit, avulasi jaringan, perdarahan, perubahan warna

pembekakan lokal (dapat meningkat secara tertahap atau tiba-tiba)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang,

kompresi saraf, cedera neuromuscular, trauma jaringan, dan reflex

spasme otot sekunder.

2. Resiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan

aliran darah.

3. Resiko trauma berhubungan dengan kehilangan intergritas tulang

(fraktur)

4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, akan menjalani operasi,

status ekonomi, dan perubahan fungsi peran.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi

mengenai pengobatan dan penatalaksanaan perawatan dirumah.

6. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan diskontinuitas

jaringan tulang, nyeri sekunder akibat pergerakan fragmen tulang.

7. Resiko kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan immobilisasi

fisik.

Page 9: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

8. Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entrée

luka operasi pada lengan atas.

9. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuscular

dan penurunan kekuatan lengan atas.

Page 10: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

C. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri akut yang berhubungan

dengan pergerakan fragmen

tulang, kompresi saraf, cedera

neuromuscular, trauma jaringan,

dan reflex spasme otot sekunder.

2. Resiko disfungsi neurovaskuler

perifer berhubungan dengan

penurunan aliran darah.

3. Resiko trauma berhubungan

dengan kehilangan intergritas

tulang (fraktur)

4. Ansietas berhubungan dengan

krisis situasional, akan menjalani

operasi, status ekonomi, dan

perubahan fungsi peran.

5. Kurang pengetahuan

berhubungan dengan

Page 11: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

keterbatasan informasi mengenai

pengobatan dan penatalaksanaan

perawatan dirumah.

6. Hambatan mobilitas fisik yang

berhubungan dengan

diskontinuitas jaringan tulang,

nyeri sekunder akibat

pergerakan fragmen tulang.

7. Resiko kerusakan intergritas

kulit berhubungan dengan

immobilisasi fisik.

8. Risiko tinggi infeksi yang

berhubungan dengan adanya

port de entrée luka operasi pada

lengan atas.

9. Deficit perawatan diri

berhubungan dengan kelemahan

neuromuscular dan penurunan

kekuatan lengan atas.

Page 12: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus
Page 13: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

LAMPIRAN

PATHWAYS

Sumber : (Sylvia A, Price, 2006) dan (Nanda, 2005)

TRAUMA

Fraktur terbuka/tertutup

Fraktur humerus

Kerusakan jarinagan tubuhGerakan ligament tulang

NyeriPembedahan

Defisit pengetahuan

Ansietas

Perdarahan masif

Peningkatan tekan berlebihan

Trombus terbawa aliran darahKetekolamin merangsang

pembebasan asam lemak

Lemak dilepaskan ditulang

Penurunan aliran darah

Resiko tinggi disfungsi

neurovaskuler

Immobilasi fisik

Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

Kehilangan integritas kulit

Resiko tinggi terhadap trauma

Page 14: 3. Laporan Pendahuluan Fraktur Humerus

DAFTAR PUSTAKA

De Jong.2010.Buku Ajar Ilmu Bedah. Editor : Sjamsuhidajat. Jakarta:EGC.

Hoppenfield, Stanley.2011.Treatment and Rehabilitation of Fractures.Jakarta: EGC.

Reksoprodjo, S.2020.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Bagian Ilmu Bedah.Fakultas

Kedokteran UI.Jakarta

Smeltzer, S.C & Bare,B.G.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan

Suddarth.Jakarta:EGC.