3 divers it as fauna ekhinodermata

Upload: nina-agustina-3100

Post on 17-Jul-2015

122 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2010) 36(3): 293-307

ISSN 0125-9830

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA DI PERAIRAN TERNATE MALUKU UTARAoleh EDDY YUSRON DAN SUSETIONO Pusat Penelitian Oseanografi LIPIReceived 10 February, Accepted 16 November 2010

ABSTRAKPenelitian ekhinodermata di perairan Ternate telah dilakukan pada bulan Juni 2009 di empat lokasi : Guraici, Maitara, Moti dan Sidangoli. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi kehadiran ekhinodermata di perairan Ternate, Maluku Utara. Pengambilan contoh biota dilakukan dengan menggunakan transek kuadrat ukuran 1m x 1m. Dari hasil penelitian di peroleh 23 jenis fauna ekhinodermata yang mewakili empat jenis Holothuroidea, tujuh jenis Echinoidea, lima jenis Asteroidea dan tujuh jenis Ophiuroidea. Kelompok bulu babi atau Echinoidea merupakan kelompok yang paling menonjol untuk daerah lamun. Berdasarkan hasil transek yang dilakukan di empat lokasi yang diamati, ternyata bahwa kelompok Bulu babi (Echinoidea) menempati tingkat kekayaan jenis relatif tinggi. Dari analisa kuantitatif diperoleh nilai indeks diversitas tertinggi ditemukan di lokasi Sidangoli (H = 0,97), nilai indeks kemerataan tertinggi terdapat pada lokasi Moti dan Sidangoli (J = 0,98) dan nilai indeks kekayaan jenis tertinggi didapatkan pada Guraici (D = 0,12). Secara umum baik dalam jumlah jenis ataupun jumlah individu, fauna ekhinodermata di perairan Ternate, Maluku Utara lebih miskin bila dibandingkan dengan di Teluk Saleh, Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Kata kunci : Ekhinodermata, Keanekaragaman, Ternate, Maluku - Utara.

YUSRON & SUSETIONO

ABSTRACTTHE DIVERSITY OF ECHINODERM FAUNA IN SOME COASTAL WATERS OF THE TERNATE, MALUKU UTARA. Observation on echinoderm diversity was carried out at coastal waters of Guraici, Maitara, Moti and Sidangoli in the West Part of Ternate Bay, Juni 2009. The purpose of the study is providing information about exsistense of echinoderm in Ternate Maluku Utara waters. Sampling was done using a transect quadrat of 1 m x 1 m. The results showed that there are 23 species of echinoderms, belonging to four species Holothuroidea, seven species of Echinoidea, five species Asteroidea and seven species Ophiuroidea. The Echinoidea were relatively common in the sea grass zone. On the basis of population density, Echinoidea was the dominant group and relatively highest in the individual density. The quantitative analysis on the abundance data revealed that the highest diversity index of faunal assemblage at Sidangoli (H = .,97), the highest evenness index was exhibited by the echinoderms from Moti and Sidangoli (J = 0.98), while the highest species richness was represented by them from Guraici (D = 0.12). In general the number of species of echinoderm fauna in the Ternate Bay is smaller than that in the Saleh Bay. Keywords : Echinoderm, Diversity, Ternate, North Maluku.

PENDAHULUANPerairan Guraici, Maitara, Moti dan Sidangoli yang termasuk dalam wilayah Perairan Ternate, Maluku Utara mempunyai tipe ekosistem perairan yang sama dari arah pantai ke laut yaitu ekosistem mangrove, lamun dan karang. Ekosistem terumbu karang merupakan habitat dari berbagai jenis fauna invertebrata, salah satunya kelompok ekhinodermata yang merupakan kelompok biota penghuni terumbu karang yang cukup menonjol (CLARK 1976, BIRKELAND 1989). Biota ini dapat hidup menempati berbagai macam habitat seperti zona rataan terumbu, daerah pertumbuhan alga, padang lamun, koloni karang hidup dan karang mati dan beting karang (rubbles dan boulders). Kehadiran dan peranan fauna ekhinodermata di ekosistem terumbu karang ini telah banyak dilaporkan oleh pakar, antara lain oleh CLARK (1976), LEWIS & BRAY (1983) dan BIRKELAND (1989). Beberapa studi lain mengenai aspek ekologi fauna ekhinodermata di perairan Indonesia telah dilaporkan oleh AZIZ & SUKARNO (1977), DARSONO et al. (1978), AZIZ & SUGIARTO (1994), ROBERT & DARSONO (1984), YUSRON (2003), YUSRON & WIDIANWARI (2004), YUSRON (2006) dan YUSRON (2009). Meningkatnya aktifitas nelayan lokal dalam pengumpulan berbagai jenis teripang, terutama di daerah rataan terumbu dan padang lamun kemungkinan telah

294

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA

menyebabkan menurunnya populasi ekhinodermata terutama kelompok teripang, maka dikhawatirkan akan mengganggu kelestariannya di perairan ke empat lokasi tersebut. Fauna ekhinodermata mempunyai peranan pada ekosistem terumbu karang sebagai jaringan makanan dan juga sebagai herbivora, karnivora, omnivora ataupun sebagai pemakan detritus telah dilaporkan oleh beberapa pakar seperti CLARK & ROWE (1971), BEST (1994), dan BIRKELAND (1989). Salah satu contoh adalah beberapa jenis teripang dan bulu babi merupakan sumber pakan untuk berbagai jenis ikan karang (SHIRLEY 1982; BIRKELAND 1989). Apabila terjadi peningkatan kelimpahan sejenis asteroid bisa membawa perubahan besar dalam struktur komunitas koral (ENDEAN 1973; MORAN 1986). Informasi mengenai kehadiran fauna ekhinodermata di perairan Ternate, Maluku Utara belum pernah dilaporkan. Beberapa informasi yang telah dilaporkan adalah di perairan Lombok Barat bagian Utara (AZIZ 1995), Lombok Barat bagian selatan (AZIZ & SUGIARTO 1994), Teluk Saleh Sumbawa Nusa Tenggara Barat (YUSRON 2006) dan perairan Selat Lembeh, Bitung Sulawesi Utara (YUSRON 2009). Untuk perairan Maluku telah diungkapkan oleh beberapa pakar yaitu JANGOUX & SUKARNO (1974), MEYER (1976), SOEMODIHARDJO et al. (1980) dan YUSRON & WIDIANWARI (2004). Penelitian ini bertujuan memberikan informasi untuk mengetahui potensi, kelimpahan, keseragaman dan keanekaragaman ekhinodermata di perairan Maluku Utara.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di perairan Guraici, Maitara, Moti dan Sidangoli yang termasuk wilayah Propinsi Maluku-Utara pada koordinat 1270 27 28 LU dan 1280 20 10 BT, pada bulan Juni 2009 (Gambar 1). Pengambilan contoh biota ekhinodermata pada setiap lokasi dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan metoda transek kuadrat. Tali transek ditarik tegak lurus dari posisi titik surut terendah ke arah tubir karang sepanjang 100 meter, dengan plot pengamatan (sampling) digunakan frame kerangka pralon berukuran 1 m x 1 m. Titik plot pengamatan dilakukan tiap jarak 10 meter sepanjang garis transek, pengamatan dilakukan pada saat air menjelang surut. Setiap fauna ekhinodermata yang terdapat dalam kerangka frame tersebut dicatat jumlah jenis dan jumlah individunya. Selain itu juga dicatat macam substrat untuk memberikan zonasi sebaran lokal fauna tersebut. Untuk melengkapi data kuantitatif ini juga dilakukan koleksi bebas dan pengamatan secara visual untuk memberikan gambaran mengenai sebaran lokal dan kekayaan jenis fauna ekhinodermata di lokasi pengamatan. Identifikasi jenis ekhinodermata dilakukan dengan bantuan kepustakaan ROWE (1969), ROWE & DOTY (1977), CLARK & ROWE (1971), COLIN & ARNESON

295

YUSRON & SUSETIONO

Pulau Maluku UtaraSt 4

#

#

St 2

Laut Halmahera

St 3

Maluku UtaraKeterangan : St 1. Guaraici St 2. Maitara St 3. Moti St 4. SidangoliN

#

St 1#

W

E

S

40

0

40

80 Miles

Gambar 1. Lokasi penelitian di perairan Ternate Maluku Utara. Figure 1. Position of research station at Ternate waters, North Maluku. (1995), GOSLINER et al. (1996), ALEN & STEENE (1999), COLEMAN (1994), MISKELLY (2002) dan YASIN et al. (2008). Untuk menghitung karakter komunitas yaitu, kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis ekhinodermata digunakan program Comm (GROSS, 1992) indeks Margalef (D), keragaman Pielou (J) dan kemerataan Shannon (H) sebagai berikut : Indeks Margalef (D) = S - 1 log N Indeks Shannon-Wiener (H) = - (ni/N) ln (ni/N) Indeks Pielou (J) = __H Log S dengan : S = Jumlah total jenis N=Jumlah total individu yang diamati ni = Jumlah individu jenis ke I

296

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi Guraici mempunyai substrat pasir halus dan relatif sama dengan Maitara, Moti dan Sidangoli, yaitu dimulai dengan zona pasir, diikuti oleh zona pertumbuhan lamun dan terumbu karang. Pada empat lokasi tersebut didapatkan banyak ditumbuhi berbagai jenis lamun diantaranya jenis Enhalus acoroides, Cymmodocea rotundata, Thalassia hemprichii dan Syringgodium isoetifolium. Di Guraici dan Moti banyak ditumbuhi berbagai jenis rumput laut diantaranya jenis Gracilaria lichenoides, Hypnea servicorni, Acanthopora specivera, Sargassum crispyfolium. Hypnea servicornis dan Eucheuma spinosum Komposisi Fauna Ekhinodermata Dari hasil pengamatan dan koleksi fauna ekhinodermata pada empat lokasi didapatkan empat kelompok kelas (holothuroid, echinoid, asteroid dan ophiuroid), sedangkan kelas crinoid tidak ditemukan pada semua stasiun penelitian, hal ini disebabkan biota tersebut biasanya tempat hidupnya di daerah tubir sehingga sulit untuk dikoleksi. Selama pengamatan di empat lokasi ditemukan 24 jenis fauna ekhinodermata yang termasuk dalam empat kelas (Tabel 1 dan 2). Kelas Holothuroidea (teripang) diwakili oleh empat jenis, kelas Echinoidea (bulu babi) diwakili oleh tujuh jenis, kelas Asteroidea (bintang laut) diwakili oleh enam jenis dan kelas Ophiuroidea (bintang mengular) diwakili oleh tujuh jenis. Kelompok yang paling tinggi kehadirannya dalam pengamatan ini adalah bintang mengular (Ophiuroidea), yaitu di lokasi Sidangoli yang banyak ditumbuhi lamun dan rumput laut dimana ditemukan empat jenis. Bila dibandingkan dengan kondisi fauna ekhinodermata di perairan terumbu karang sekitar pulau Derawan, Kalimantan Timur, maka kekayaan jenis fauna ekhinodermata di perairan Ternate, Maluku-Utara relatif miskin, terutama dari sisi jumlah jenis dan individu. AZIZ (1995) menemukan 32 jenis fauna ekhinodermata dari perairan Lombok Barat bagian Utara, DARSONO & AZIZ (2001) melaporkan sekitar 52 jenis fauna ekhinodermata ditemukan di perairan terumbu karang Pulaupulau Derawan, Kalimatan Timur. Kemudian YUSRON (2006) menemukan 27 jenis fauna ekhinodermata di perairan Teluk Saleh, Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Rendahnya kelimpahan fauna ekhinodermata di perairan Ternate disebabkan dari kelompok teripang banyak diambil oleh masyarakat setempat karena mempunyai harga jual tinggi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap stasiun penelitian mempunyai jumlah jenis antara 6 - 12 jenis dan jumlah individu antara 7 17, sedangkan untuk melihat pada setiap lokasi pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2. Secara kuantitatif data hasil transek disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan analisa kuantitatif diperoleh suatu gambaran bahwa nilai indeks diversitas (indeks Shannon) tertinggi ditemukan pada lokasi Guraici dan Sidangoli (H = 0,93), nilai indeks kemerataan tertinggi (nilai Pielou) terdapat pada lokasi Moti dan Sidangoli (J = 0,98), dan nilai indeks kekayaan jenis (indeks Margalef) tertinggi didapatkan pada

297

YUSRON & SUSETIONO

lokasi Guraici (D = 0,12). Pada semua lokasi yang diteliti, indeks kemerataan jenis relatif tinggi, berkisar antara 0,95 sampai dengan 0,98. Hal ini disebabkan kehadiran fauna ekhinodermata cukup beragam dan merata. Tidak ada jenis biota yang kehadirannya terlalu menyolok, kondisi ini sedikit berbeda bila dibandingkan dengan nilai indeks diversitas, indeks kemerataan dan indeks kekayaan jenis dari lokasi Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat, Selat Lembeh Sulawesi Utara dan Teluk Lampung (Tabel 3). Hasil penelitian YUSRON (2006) di perairan Teluk Saleh, Sumbawa Nusa Tenggara Barat pada dua lokasi masing-masing mempunyai nilai indeks diversitas (H = 1,23), indeks kemerataan (J = 0,96) dan indeks kekayaan jenis (D = 0,96), YUSRON (2009) di perairan Selat Lembeh, Bitung Sulawesi Utara pada empat lokasi masing mempunyai nilai indeks diversitas (H = 1,204), indeks kemerataan (J = 0,85) dan indeks kekayaan jenis (D = 0,29). Hasil penelitian DARSONO & AZIZ (2002) di perairan Teluk Lampung, Sumatera pada lima lokasi mempunyai nilai indeks diversitas antara (H = 1,359 2,450), indeks kemerataan (J = 0,838 0,973) dan indeks kekayaan jenis (D = 1,707 3,219). Tabel 1. Komposisi jenis fauna Ekhinodermata di perairan Ternate, Maluku. Table 1. Species composition of echinoderms at Ternate waters, Maluku.No. I. 1 2 3 4 II 5 6 7 8 9 10 11 III. 12 13 14 15 16 17 IV. 18 19 20 21 22 23 24 Class / Species HOLOTHUROIDEA Holothuria atra Holothuria scabra Holothuria hilla Bohadschia marmorata ECHINOIDEA Echinothrix calamaris Diadema setosum Diadema savignyi Mespilia globules Tripneutes gratilla Echinometra mathaei Echinothrix diadema ASTEROIDEA Linckia laevigata Archaster typicus Protoreaster nodosus Culcita novaeguineae Fromia milleporella Pentaster obtusatus* OPHIUROIDEA Ophiocoma erinaceus Ophiarachna incrassata Ophiothrix hybrida Ophiarthrum pictum Ophiarthrum elegans Ophiomastix variabilis Ophiolepis superba - = absent Guraici LOCATION Maitara Moti Sidangoli

+ + -

+ + -

+ -

+ +

+ + + -

+ + + +

+ -

+ + +

+ + + -

+ + + +

+ + -

+ + -

+ + * = free collection

+ +

+ + -

+ + + +

Remarks : + = present

298

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA

Ekhinodermata adalah merupakan salah satu komponen penting keanekaragaman fauna di daerah terumbu karang (BAKUS 1973; CLARK 1976). Hal ini karena terumbu karang berperan sebagai tempat berlindung dan sumber pakan bagi fauna ekhinodermata. Secara ekologi fauna ekhinodermata berperan sangat penting dalam ekosistem terumbu karang, terutama dalam rantai makanan (food web), karena biota tersebut umumnya berperan sebagai pemakan detritus dan predator (BIRKELAND 1989). Salah satu contoh jenis asteroid umumnya sebagai fauna predator, yaitu jenis Acanthaster planci yang merupakan sebagai pemangsa polip karang. Jenis ophiuroid dan holothuroid adalah pemakan detritus, tapi ada pula beberapa jenis echinoid yang bersifat herbivora. AZIZ (1981) membedakan empat macam habitat dari bentuk topografi daerah terumbu karang yaitu daerah zona pasir, zona pertumbuhan lamun dan rumput laut, zona terumbu karang dan zona tubir dan lereng terumbu. Tabel 2. Daftar jenis fauna Ekhinodermata dari lokasi transek di perairan Ternate, Maluku Utara. Table 2. List of species of Echinoderms from transect at Ternate waters, North Maluku.LOCATION No Kelas/jenis Guraici 1 I 1 2 3 4 II 5 6 7 8 9 10 11 III 12 13 14 15 16 HOLOTHUROIDEA Holothuria atra Holothuria scabra Holothuria hilla Bohadschia marmorata 2 0 1 0 2 1 0 0 0 Maitara 1 1 1 0 0 2 1 0 0 0 1 2 0 0 0 Moti 2 1 0 0 0 Sidangoli 1 2 0 1 0 1 0 0 0 2

ECHINOIDEA Echinothrix calamaris Diadema setosum Diadema savignyi Mespilia globules Tripneutes gratilla Echinometra mathaei Echinothrix diadema ASTEROIDEA Linckia laevigata Archaster typicus Protoreaster nodosus Culcita novaeguineae Fromia milleporella 0 2 3 0 1 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 3 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0

0 1 2 0 0

2 3 0 0 0

0 0 0 1 2

0 0 2 0 0

1 0 2 0 0

2 0 1 0 0

0 1 0 0 0

0 2 0 1 0

299

YUSRON & SUSETIONO

IV 17 18 19 20 21 22 23

OPHIUROIDEA Ophiocoma erinaceus Ophiarachna incrassata Ophiothrix hybrida Ophiarthrum pictum Ophiarthrum elegans Ophiomastix variabilis Ophiolepis superba Total species Total individual Diversity Index (H) Evennes index (J) Dominance index (D)

2 0 0 0 2 0 0 9 16 0.93 0.97 0.07

1 0 0 0 0 0 0 6 12 0.74 0.95 0.12

0 0 0 2 0 0 1 9

0 0 0 1 0 0 0 5

2 2 0 0 0 0 0 6 10 0.76 0.98 0.09

0 1 0 0 0 0 0 5 7 0.67 0.96 0.09

0 0 2 0 2 1 2 10 13 0.97 0.97 0.04

0 0 2 0 0 3 1 9 17 0.93 0.98 0.07

15 0.92 0.96 0.07

7 0.67 0.96 0.09

Tabel 3. Nilai indeks diversitas (H), kemerataan (J) dan dominansi (D) fauna Ekhinodermata dari perairan Indonesia. Table 3. Diversity, evenness and dominance index of Echinoderms in Indonesia waters.PARAMETER LOCATIONS SOURCE 2 3 D 0.96 0.29 3.219 YUSRON (2006) H 1.23 1.204 2.450 YUSRON (2009) J 0.96 0.85 0.973 DARSONO & AZIZ (2002) REMARK: 1. Teluk Saleh NTB; 2. Selat Lembeh SULUT; 3. Teluk Lampung 1

Pada Tabel 4 terlihat umumnya kelompok biota menyukai mikrohabitat lamun (19 jenis), delapan jenis menempati mikrohabitat pasir dan tujuh jenis menempati mikrohabitat rumput laut. Dari kelompok teripang banyak menempati mikrohabitat lamun (empat jenis) dan pasir (tiga jenis). Hasil penelitian YUSRON (2003) di perairan Teluk Sekotong, Lombok Barat - Nusa Tenggara Barat mendapatkan biota ekhinodermata menyukai mikrohabitat rumput laut (21 jenis), delapan belas jenis menempati mikrohabitat lamun, lima belas jenis menempati mikrohabitat karang dan tujuh jenis menempati mikrohabitat pasir. GUSTATO & VILLARI seperti disetir oleh HERYANTO (1984) mengemukakan bahwa di daerah karang dan lamun cukup banyak ditemukan teripang. Banyaknya teripang di mikrohabitat tersebut oleh karena kebutuhan akan perlindungan dari sinar matahari. Masing-masing habitat tersebut didominasi oleh jenis-jenis ekhinodermata tertentu, seperti lili laut (Crinoidea) biasanya merupakan anggota kelompok ekhinodermata yang kehadiran cukup banyak di zona tubir karang dan lereng terumbu. Sebaran fauna ekhinodermata pada keempat habitat tersebut diduga terutama dipengaruhi oleh faktor makanan dan cara makan tiap jenisnya.

300

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA

Tabel 4. Penyebaran Ekhinodermata berdasarkan mikrohabitat di perairan Ternate, Maluku Utara. Table 4. Distribution of echinoderms base on nicrohabitats at Ternate waters, North Maluku.No I 1 2 3 4 II 5 6 7 8 9 10 11 III 12 13 14 15 16 17 IV 18 19 20 21 22 23 24 Class / Species HOLOTHUROIDEA Holothuria atra Holothuria scabra Holothuria hilla Bohadschia marmorata ECHINOIDEA Echinothrix calamaris Diadema setosum Diadema savignyi Mespilia globules Tripneutes gratilla Echinometra mathaei Echinothrix diadema ASTEROIDEA Linckia laevigata Archaster typicus Protoreaster nodosus Culcita novaeguineae Fromia milleporella Pentaster obtusatus* OPHIUROIDEA Ophiocoma erinaceus Ophiarachna incrassata Ophiothrix hybrida Ophiarthrum pictum Ophiarthrum elegans Ophiomastix variabilis Ophiolepis superba + + + + + + + + Sand Seagrass Algae

+ + -

+ + + + + + -

+ + -

+ + -

+ + + +

+

+ -

+ + + + +

+ + +

Remarks : + = Present - = Absent

301

YUSRON & SUSETIONO

KESIMPULANBerdasarkan hasil pengamatan di empat lokasi ditemukan 23 jenis fauna ekhinodermata yang termasuk dalam empat kelas yaitu kelas Holothuroidea (teripang) diwakili empat jenis, kelas Echinoidea (bulu babi) diwakili oleh tujuh jenis, kelas Asteroidea (bintang laut) lima jenis dan kelas Ophiuroidea (bintang mengular) tujuh jenis. Bila dibandingkan dengan kondisi fauna ekhinodermata di perairan Teluk Saleh, Sumbawa Nusa Tenggara Barat, maka kekayaan jenis fauna ekhinodermata di perairan Ternate, Maluku Utara relatif lebih miskin, terutama dalam jumlah jenis dan individu.

PERSANTUNANTulisan ini merupakan hasil dari proyek penelitian biodiversitas biota laut di perairan Ternate, Maluku-Utara dan merupakan proyek kerjasama UPT LKBL LIPI Bitung dan Stasiun Penelitian Lapangan Ternate dengan COREMAP Jakarta. Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan untuk melengkapi informasi biota laut dari perairan Indonesia. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Susetiono, M.Sc. selaku Direktur Program COREMAP II, yang melibatkan penulis untuk mendapatkan data.

DAFTAR PUSTAKAAZIZ, A. 1981. Fauna ekhinodermata dari terumbu karang Pulau Pari. Pulau-pulau Seribu. Oseanologi di Indonesia 14 : 41 50. AZIZ, A and SUKARNO. 1977. Preliminary observation living habits of Acanthaster planci (Linnaeus) at Pulau Tikus. Seribu Island. Mar. Res. Indonesia. 17 : 121 132. AZIZ, A. dan H. SUGIARTO. 1994. Fauna ekhinodermata padang lamun di pantai Lombok selatan. Dalam : W. KISWARA, M.K. MOOSA dan M. HUTOMO (eds.), Struktur Komunitas Biologi Padang Lamun di Pantai Selatan Lombok danKkondisi Lingkungannya. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta : 52 63. AZIZ, A. 1995. Beberapa catatan mengenai fauna ekhinodermata dari Lombok. Dalam : D.P. PRASENO; W.S. ATMADJA; I. SUPANGAT; RUYITNO dan B.S. SUDIBJO (eds.). Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi Kelautan : Potensi Biota, Teknik Budidaya dan Kualitas Perairan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI, Jakarta : 43 50.

302

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA

ALEN G.R. and R. STEENE. 1999. Indo-Pacific coral reef field guide. Tropical Reef Research. CSI, Australia. 378 pp. BAKUS, G. J. 1973. The biology and ecology of tropical holothurian, In : O.A. JONES & R. ENDEAN (eds.) Biology and Geology of Coral Reef. Vol 2, Academic Press, New York : 325 -357. BIRKELAND, C. 1989. The influence of echinoderm on coral reef communities. In : M. JANGOUX & J.M. LAWRENCE (eds.) Echinoderms Studies. Vol. 3. Balkema, Rotterdam, Netherland : 79 pp. BEST, M.B. 1994. Biodiversity of the coral reefs of south-west Sulawesi. Torani spec. issue 5 : 22 29. CLARK, A. M and F. W. E. ROWE. 1971. Monograph of shallow-water Indo West Pasific Echinoderms. Trustees of the British Museum (Natural History). London : 238 pp. CLARK, A. M. 1976. Echinoderm of coral reefs, In : O.A. JONES & R. ENDEAN (eds) Geology and Ecology of Coral Reefs. 3. Acad. Press, New York : 95 123. COLIN, P.L. and C. ARNESON. 1995. Tropical pacific invertebrates. The Coral Reef Research Foundation. CA,USA.296 pp. COLEMAN, N. 1994. Sea Stars of Australia and Their Relatives. Neville Colemans Underwater Geographic Pty Ltd, Australia. 64 pp. DARSONO, P; A. AZIZ dan A. DJAMALI. 1978. Pengamatan terhadap populasi bintang laut Archaster typicus (Muller & Troschel) di rataan terumbu gugus Pulau Pari. Pulau-pulau Seribu. Oseanologi di Indonesia 10: 33 41. DARSONO, P dan A. AZIZ. 2001. Fauna ekhinodermata dari rataan terumbu karang Pulau-pulau Derawan, Kalimatan Timur. Dalam : Pesisir dan Pantai Indonesia VI. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI. Jakarta : 213 225. DARSONO, P dan A. AZIZ. 2002. Fauna ekhinodermata dari beberapa pulau di Teluk Lampung. Dalam : A. AZIZ & M. MUCHTAR (eds.) Perairan Indonesia: Oseanografi, Biologi dan Lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI. Jakarta : 103 120. ENDEAN, R. 1973. Population explotions of Acanthaster planci and associated destruction of hermatypic corals in the Indo-West Pacific region. In : O.A

303

YUSRON & SUSETIONO

.JONES & R. ENDEAN (eds.) Biology and Geology of Coral Reefs Vol 2 (Biol. 1) : 389 - 438 GROSS, O. 1992. A manual for use of the COMM program. Prepared for. Dr. D. Ellis. University of Victoria, B.C. Canada . 52 pp (unpublished). GOSLINER, T.M; D.W. BEHRENS and G.C. WILLIAMS. 1996. Coral reef animanls of the Indo-Pacific. Sea Challengers, CA, California. 314 pp. HERYANTO, 1984. (Suatu studi tentang kepadatan dan penyebaran berbagai jenis teripang (Echinodermata = Holothuroidea) di pesisir gugus Pulau Pari Teluk Jakarta) Karya Ilmiah Fakultas Perikanan IPB. Bogor : 70 hal. JANGOUX, M and SUKARNO 1974. The echinoderms collected during the Rumphius Expedition I. Oseanologi di Indonesia 1 : 36 38. LEWIS J.B. and R.B. BRAY. 1983. Community structure of Ophiuroids (Echinodermata) from three different habitats on a coral reef in Barbados, West indies. Mar. Biol. 73 : 171 176. MISKELLY, A. 2002. Sea Urchins of Australia and The Indo-Pasific. Capricornica Publications, Sydney, Australia. 179 pp. MEYER, D. I. 1976. The Crinoidea of the Rumphius Expedition II. Oseanologi di Indoensia 6 : 39 44. MORAN, P.J. 1986. The Acanthaster phenomenon. Oceanogr. Mar. Biol. Ann. Rev : 379 480. ROBERTS, D. and P. DARSONO. 1984. Zonation of reef flat echinoderm at Pari Island, Seribu Island. Indonesia. Oseanologi di Indonesia 17 : 33 41. ROWE, F.W. E. and J. E. DOTY. 1977. The Shallow - water Holothurian of Guam. Micronesica 13 (2) : 217 - 250. ROWE, F.W.E. 1969. A Review of family Holothuroidae (Holothuroidae = Aspidochirotida). Bull.Br. Mus. Nat. His. Zool. London : 117 170. SOEMODIHARDJO. S, BURHANNUDDIN, A. DJAMALI, V. TORO, A. AZIZ, SULISTIJO, O.K. SUMADIHARGA, G.A. HORRIDGE, P. CALS, D. F.DUNN dan J. SCHOCHET. 1980. Laporan Ekpedisi Rumphius III. Oseanologi di Indonesia 13 : 1 60. SHIRLEY, T.C. 1982. The importance of echinoderm in the diet of fishes of a sublittoral rock reef In : CHAPMAN and J. W. TUNEL (eds.), South Texas Fauna. Caesar Kleberg Wild Life Researches Institute : 49 55.

304

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA

YUSRON, E. 2003. Fauna ekhinodermata di daerah terumbu karang di Pulau-pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Dalam: Pesisir dan Pantai Indonesia VIII. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Jakarta : 135 140. YUSRON, E. dan P. WIDIANWARI 2004. Struktur komunitas teripang (Holothuroidea) di beberapa perairan pantai Kai Besar, Maluku Tenggara Makara, 8 (1): 15 20. YUSRON, E. 2006. Ekhinodermata di perairam Teluk Saleh, Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 34 (1) : 43 51. YUSRON, E. 2009. Biodiversitas fauna ekhinodermata di perairan Selat Lembeh, Bitung Sulawesi Utara. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 35 (2) : 225 237. YASIN, Z; S.Y, KWANG; A.T SHAU-HWAI and Y. SHIRAYAMA. 2008. Field guide to the Echinoderms (Sea Cucumbers and Sea Stars) of Malaysia. Kyoto University Press, Kyota Japan. 103 pp.

305

YUSRON & SUSETIONO

Holothuria atra

Holothuria scabra

Holothuria hilla

Bohadschia marmorata

Echinothrix calamaris

Diadema setosum

Diadema savignyi

Mespilia globules

Tripneutes gratilla

Echinometra mathaei

Echinothrix diadema

Echinothrix calamaris

306

DIVERSITAS FAUNA EKHINODERMATA

Archaster typicus

Protoreaster nodosus

Culcita novaeguineae

Fromia milleporella

Linckia laevigata

Pentaster obtusatus

Gambar 2. Beberapa contoh ekhinodermata di perairan Ternate, Maluku Utara. Figure 2. Echinoderms in Ternate waters, North Maluku.

307